Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL USAHA PETERNAKAN

PERENCANAAN DAN EVALUASI AGRIBISNIS PETERNAKAN

Proyeksi Usaha Peternakan Ayam Ras

Petelur di Kabupaten Tasikmalaya

Oleh :
Ghanis Ginanjar Setya

Kp. Jinten, Ds. Sukarame, Kec. Sukarame, Kab. Tasikmalaya,


Email : ggstya@gmail.com
2018
I. DESKRIPSI USAHA

1. 1. Latar Belakang
Kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat dengan seiring berjalannya
waktu semakin meningkat. Salah satu hasil ternak yang memiliki tingkat konsumsi
yang tinggi adalah telur ayam ras. Kebutuhan pasar yang semakin meningkat dengan
harga pasar yang stabil membuat usaha ini terlihat memiliki potensi yang baik.
Harga jual untuk saat ini berkisar Rp 19.000 – Rp 20.000, khusus untuk
wilayah Tasikmalaya. Untuk menghasilkan produksi yang baik maka diperlukan
manajemen yang baik pula. Faktor manajemen sangat berpengaruh terhadap hasil
produksi dan keberlangsungan usaha. Beberapa kasus yang terjadi dilapangan, tidak
sedikit peternak yang menginvestasikan uangnya untuk usaha ayam petelur yang
berujung gulung tikar. Hal tersebut dikarenakan manajemen produksi yang tidak
dijalankan dengan baik. Upaya untuk meningkatkan manajemen produksi adalah
dengan meningkatkan kualitas SDM (peternak). Pengalaman adalah guru terbaik,
akan tetapi untuk mencapai hasil produksi yang baik, dibutuhkan juga mental serta
keterbukaan presepsi terhadap segala saran untuk perubahan yang positif untuk
meningkatkan usaha.
Oleh karena itu, usaha peternakan ayam petelur ini sangat berpotensi jika
melihat peluang pasar yang ada. Teknis pemeliharaan dan manajemen usaha yang
tidak akan terlihat rumit membuat usaha tersebut terlihat menjanjikan sebagai salah
satu usaha peternakan unggas.

1. 2. Tujuan
Tujuan dari usaha peternakan ayam petelur ini antara lain, adalah sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan manfaat dan membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat.
2. Memenuhi kebutuhan masayarakat akan kebutuhan telur sebagai salah
satu sumber protein hewani khususnya yang berasal dari ternak ayam ras
petelur.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran.

1. 3. Jenis Usaha
Jenis usaha yang didirikan adalah peternakan ayam petelur di lingkungan
wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

1. 4. Produk yang dihasilakan


Produk yang dihasilkan adalah telur ayam ras sebagai produk utama, ternak
afkir dan feses sebagai hasil ikutan produk.

1. 5. Kelebihan dan Kekurangan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur


A. Kelebihan Usaha
1. Tingkat permintaan pasar telur ayam ras cukup tinggi, serta harga pasar
yang relatif stabil.
2. Produksi telur ayam ras yang cukup tinggi yaitu 409 butir per hen housed.
3. Manajemen produksi yang tidak terlalu rumit.
4. Kondisi wilayah yang mendukung untuk usaha tersebut.

B. Kekurangan Usaha
1. Ternak rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim
2. Ketersediaan bibit yang terbatas.
3. Adanya wabah penyakit dapat dengan mudah menular ke unggas lainnya.

C. Kesempatan usaha
1. Permintaan pasar akan kebutuhan telur ayam ras khususnya yang semakin
meningkat.
2. Pangsa pasar yang cukup luas, harga pasar relatif stabil
3. Mempunyai prospek yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan
khususnya di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
D. Hambatan usaha
1. Kurangnya perhatian dan pendampingan dari pemerintah terkait
pengembangan usaha tersebut.
2. Sapronak (Sarana Produksi Ternak) lokal yang belum terjamin
kualitasnya.
3. Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat.
II. PASAR DAN PEMASARAN

2. 1 Gambaran Industri
Usaha peternakan ayam ras petelur memiliki waktu produksi yang cukup
panjang hingga 90 minggu. Produktivitas ayam ras petelur cukup baik, dalam jangka
waktu pemeliharaan selama 24 minggu, ayam ras petelur tersebut sudah dapat
memproduksi telur hingga 84%. Telur ayam ras banyak diminati oleh konsumen
karena harganya terjangkau dan mudah di dapat. Pola manajemen yang dilaksanakan
akan menentukan hasil produksi.

2. 2 Kondisi Pasar
Kondisi pasar pada saat ini khususnya untuk wilayah Tasikmalaya terbilang
stabil. Permintaan yang terus meningkat, dan fluktuasi harga yang rendah,
menjadikan usaha tersebut terlihat menjanjikan. Untuk menutupi kekurangan
permintaan penjual biasanya mengambil telur dari luar wilayah Tasikmalaya.

2. 3 Estimasi Pasar
Buangan untuk hasil produksi bisa dijual ke pengepul, penjual eceran, ataupun
minimarket maupun instansi yang membutuhkan. Kualitas telur yang baik juga akan
meningkatkan harga jual, seperti halnya telur ‘omega tiga’, yang memiliki warna
kecoklatan dan kuning telur yang berwarna kemerahan.

2. 4 Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar di sekitar wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Serta kedepannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pasar di sekitar wilayah Provinsi Jawa Barat. Produk yang nantinya dihasilkan akan
dipasarkan kepada para pengepul, penjual eceran, pasar-pasar, rumah makan ataupun
secara langsung kepada konsumen yang ingin membeli.
Jumlah ayam ras petelur 100 ekor dengan tingkat mortalitas 5% maka dapat
memproduksi telur adalah 85 butir per hari dengan tonase 5,5 kg (asumsi per butir 65
gram) dengan tingkat produktivitas 85%. Harga telur di wilayah tasikmalaya berkisar
Rp 18.000 – Rp 20.000/kg. Penetapan harga produk tersebut disesuaikan dengan
pengeluaran biaya dan harga yang telah disepakati dengan peternak lain.
III. ASPEK PRODUKSI

3.1 Lokasi Usaha


Penetapan lokasi usaha berdasarkan kondisi ternak. Kondisi ternak yang
mudah stress harus dijauhkan dari kebisingan sehingga produksi telurnya bisa
optimal serta penetapan lokasi harus memudahkan akses transportasi. Lokasi
peternakan juga harus bebas dari wabah penyakit, bukan daerah yang sering banjir
dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Penetapan lokasi usaha merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan karena akan menunjang pada keberlangsungan
dan perkembangan usaha, selain itu ketersediaan sumber daya alam yang
menunjang pada keberlangsungan usaha juga harus diperhatikan.

3.2 Fasilitas dan Sarana Produksi


Fasilitas dalam usaha ini terdiri dari perkandangan, pemeliharaan,
operasional dan sarana transportasi. Untuk sarana produksi meliputi pullet (ayam
yang siap bertelur umur 13-16 minggu), pakan, vaksin, dan obat-obatan.

3.2.1 Kandang
Kandang yang digunakan dalam usaha peternakan ayam ras petelur adalah
kandang battery (lantai ceplos). Kandang yang akan digunakan merupakan
kandang yang dibuat sendiri dengan lahan milik pribadi. Kandang tersebut terbuat
dari bambu, kayu/kawat, pipa paralon dll. Lokasi kandang diusahakan jauh dari
pemukiman penduduk, dan pembangunan kandang harus disetujui oleh
masyarakat sekitar. Lahan yang digunakan untuk bangunan kandang per 100
ekor, dibutuhkan lebar 2.5 meter, panjang 5 meter, tinggi 3 meter , & tinggi kaki
dari dasar tanah 0,5 meter untuk kandang darat dan 1,5 meter untuk kandang di
atas kolam.

3.2.2 Peralatan Kandang


Peralatan yang digunakan pada usaha pemeliharaan ayam ras niaga petelur
adalah tempat pakan, tempat minum, semprotan kandang, peti kayu (untuk telur),
timbangan duduk. Tempat pakan yang digunakan adalah pipa paralon yang dibuat
sedemikian rupa yang berbentuk palungan kecil memanjang. Sedangkan tempat
minum yang digunakan berbentuk botol kecil yang mengeluarkan air secara
otomatis atau bisa juga dengan menggunakan paralon dengan ukuran setengah
dari tempat minum. Tempat pakan dan minum terbuat dari bahan plastik. Alat-alat
lain yang digunakan adalah alat-alat sanitasi untuk menjaga kebersihan kandang.

3.2.3 Kapasitas Produksi


Kapasitas produksi adalah 85-96 butir per 100 ekor dengan luas kandang
12,5 m2.
3.2.4 Proses Produksi
Proses produksi dimulai dari proses pemeliharaan pullet (bibit ayam yang
siap bertelur) hingga ternak berproduksi. Proses pemeliharaan meliputi
pemberian pakan, minum serta sanitasi kandang sesuai dengan standar
manajemen. Pullet yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, nafsu
makan baik, jengger merah terang, bobot badan sesuai standar. Pakan untuk ayam
ras niaga petelur ditentukan berdasarkan kebutuhan ternak yang mengacu pada
standar manajemen. Jumlah pakan yang diberikan yaitu 110-115gram/ekor untuk
yang sudah produktif. Sedangkan air minum diberikan secara adlibitum (selalu
tersedia) dan pada tahap-tahap yang telah ditentukan perlu dicampur dengan
vitamin dan antibiotik.
Talaksana pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemeliharaan. Penggunaan bibit dan pakan yang berkualitas jika tidak disertai
manajemen pemeliharaan yang baik maka tidak akan mencapai suatu
keberhasilann produksi, maka perlu dilakukan pemeliharaan yang tepat dalam
usaha pemeliharaan ayam ras niaga petelur. Berikut hal-hal yang harus
diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan ayam ras niaga petelur :
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk menjaga timbulnya penyakit pada proses pemeliharaan,
kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap ayam perlu
dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Kontrol Bobot Badan


Pengontrolan bobot badan dilakukan setiap minggu dan apabila ada
ayam yang memiliki bobot d bawah standar, maka harus segera dipisahkan
dan diberi perlakuan berbeda agar dapat mengejar ayam yang memiliki
bobot normal. Pertambahan bobot yang tidak maksimal akan berpengaruh
terhadap produksi telur.
3. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan untuk ternak harus terjaga kualitasnya,
komposisi dan kandungan pakan harus dapat memnuhi kebutuhan
metabolism dan produksi ternak. Bentuk pakan ayam ras niaga petelur
terdapat beberapa jenis, yaitu: bentuk pellet, crumble (butiran) dan mash
(tepung). Pakan diberikan dua kali sehari pagi dan siang.
4. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi dilakukan secara berkala, dari umur 14 minggu – 21
minggu. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler), air
minum (peroral) atau injeksi (intramuskular). Pemberian obat dilakukan
sesuai jadawal yang telah ditentukan sebagai upaya pencegahan dari
penyakit. Sedangkan untuk vitamin diberikan 4 kali untuk setiap
minggunya.
Hal-hal diatas perlu diperhatikan karena akan sangat menunjang
keberhasilan usaha. Untuk proses pemasaran produk pada dasarnya tidaklah sulit
karena disamping jumlah permintaan tinggi, harga produk asal ternak pun relatif
stabil. Tujuan dari pemeliharaan ternak ayam ras niaga petelur ini ada tiga macam
, yaitu:
1. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit jenis ayam betina yang sehat
atau bebas dari penyakit.
2. Untuk produksi daging, khusus untu petelur afkir atau yang sudah tidak
produktif.
3. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit ayam betina yang
baik produksi telurnya dan ayam jantan yang sehat yang siap membuahi
ayam betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
Dari ketiga hal tersebut sudah sangat jelas bahwa proyeksi usaha
peternakan ayam ras niaga petelur di wilayah Kabupaten/Kota Tasikmalaya
memiliki prospek yang baik, dengan mengutamakan kualitas baik produk utama
dan hasil ikutan produk sebagai upaya menjaga eksistensi dan keberlangsungan
usaha.
IV. ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL

4.1 Biaya Tetap


 Pembuatan kandang 2,5 x 5 x 3,5 m (1 jalur + tempat makan dan minum)
,kandang battery tiga tingkat
=Rp 3.000.000,00
 Penyusutan (2 tahun)
(Rp 3.000.000 – Rp 1.000.000) / 24 bulan =Rp 83.333,00
+
Jumlah = Rp 3.083.333,00

4.2 Biaya Variable


 Pembelian Pullet Umur 16 minggu 100 ekor Jenis Isa Brown
 100 Ekor Betina x Rp 64.000,00 = Rp 6.400. 000,00
 Pakan 16-17 minggu 8,25 kg per hari, Jenis CP 522 (Grower)
 100 ekor x 8,25 Kg x 7 hari x Rp 6.500,00 = Rp 375.375,00
 Pakan 17-23 minggu 11,3 kg per hari, Jenis CP 324-1 (Layer)
 100 ekor , 11,3 Kg x 511 hari x Rp 5.550,00 = Rp 32.047.365,00
 Vitamin per periode produksi @Rp 16.000 /minggu x 74 = Rp 1.184.000,00
 Vaksin Rp 600 /ekor x 100 ekor x 2 (18-20 minggu) = Rp 480.000,00
 Biaya listrik per bulan Rp 10.000 x 17 bulan =Rp 170.000,00
+

Jumlah =Rp 40.656.740,00

Total biaya
= Biaya Tetap+ Biaya Variable
= Rp 3.083.333,00+Rp 40.656.740,00
= Rp 43.740.073,00
4.3 Analisis Finansial
Asumsi jumlah ayam ras niaga petelur dan tingkat kematian ayam pada saat
pemeliharaan hingga afkir 5%
 Total Panen Afkir
100 ekor x mortalitas 5 % = 95 ekor x 1,9 kg bobot badan
95 ekor x 1,8 kg = 180,5 kg x Rp 15.000 =Rp 2.707.500,00
 Penerimaan dari hasil produksi telur untuk 1 periode produksi
100 ekor x 85% x 65 gram x Rp 18.500,00 x 511 hari =Rp 52.230.587,00

+
Total penerimaan =Rp 54.938.087,00

Total keuntungan = Total penerimaan – Total biaya

= Rp 54.938.087,00 – Rp 43.740.073 ,00

= Rp 11.198.014,00 / per periode produksi

 Penerimaan Rp 54.938.087,00
R/C = Total Biaya = Rp 43.740.073,00

= 1,25

𝐿𝑎𝑏𝑎
 Rentabilitas = x 100 %
𝑛𝑣e𝑠𝑡𝑎𝑠+𝐵𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏e𝑙

𝑅𝑝 11.198.014,00
= x 100 %
𝑅𝑝 3.083.333 + 𝑅𝑝 40.656.740 .

= 25,60%

 Break Event Point (BEP)


𝐵𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏e𝑙
 Biaya variable per unit =
𝑇o𝑡𝑎𝑙 𝑏e𝑟𝑎𝑡 𝑡e𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛 𝑑ℎ𝑎𝑠𝑙k𝑎𝑛

𝑅𝑝 40.656.740
= 2.823,2 𝐾𝑔 = Rp 14.400, 94
V. PENUTUP

Demikian proposal ini kami ajukan, semoga dapat memberikan gambaran

yang jelas tentang usaha peternakan ayam ras niaga petelur yang akan dirintis.

Terima Kasih atas perhatiannya dan besar harapan, semoga usaha ini dapat

berjalan dengan baik dan lancar serta berkelanjutan untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai