Proposal Usaha Peternakan Perencanaan Da
Proposal Usaha Peternakan Perencanaan Da
Oleh :
Ghanis Ginanjar Setya
1. 1. Latar Belakang
Kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat dengan seiring berjalannya
waktu semakin meningkat. Salah satu hasil ternak yang memiliki tingkat konsumsi
yang tinggi adalah telur ayam ras. Kebutuhan pasar yang semakin meningkat dengan
harga pasar yang stabil membuat usaha ini terlihat memiliki potensi yang baik.
Harga jual untuk saat ini berkisar Rp 19.000 – Rp 20.000, khusus untuk
wilayah Tasikmalaya. Untuk menghasilkan produksi yang baik maka diperlukan
manajemen yang baik pula. Faktor manajemen sangat berpengaruh terhadap hasil
produksi dan keberlangsungan usaha. Beberapa kasus yang terjadi dilapangan, tidak
sedikit peternak yang menginvestasikan uangnya untuk usaha ayam petelur yang
berujung gulung tikar. Hal tersebut dikarenakan manajemen produksi yang tidak
dijalankan dengan baik. Upaya untuk meningkatkan manajemen produksi adalah
dengan meningkatkan kualitas SDM (peternak). Pengalaman adalah guru terbaik,
akan tetapi untuk mencapai hasil produksi yang baik, dibutuhkan juga mental serta
keterbukaan presepsi terhadap segala saran untuk perubahan yang positif untuk
meningkatkan usaha.
Oleh karena itu, usaha peternakan ayam petelur ini sangat berpotensi jika
melihat peluang pasar yang ada. Teknis pemeliharaan dan manajemen usaha yang
tidak akan terlihat rumit membuat usaha tersebut terlihat menjanjikan sebagai salah
satu usaha peternakan unggas.
1. 2. Tujuan
Tujuan dari usaha peternakan ayam petelur ini antara lain, adalah sebagai
berikut:
1. Dapat memberikan manfaat dan membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat.
2. Memenuhi kebutuhan masayarakat akan kebutuhan telur sebagai salah
satu sumber protein hewani khususnya yang berasal dari ternak ayam ras
petelur.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran.
1. 3. Jenis Usaha
Jenis usaha yang didirikan adalah peternakan ayam petelur di lingkungan
wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
B. Kekurangan Usaha
1. Ternak rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim
2. Ketersediaan bibit yang terbatas.
3. Adanya wabah penyakit dapat dengan mudah menular ke unggas lainnya.
C. Kesempatan usaha
1. Permintaan pasar akan kebutuhan telur ayam ras khususnya yang semakin
meningkat.
2. Pangsa pasar yang cukup luas, harga pasar relatif stabil
3. Mempunyai prospek yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan
khususnya di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
D. Hambatan usaha
1. Kurangnya perhatian dan pendampingan dari pemerintah terkait
pengembangan usaha tersebut.
2. Sapronak (Sarana Produksi Ternak) lokal yang belum terjamin
kualitasnya.
3. Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat.
II. PASAR DAN PEMASARAN
2. 1 Gambaran Industri
Usaha peternakan ayam ras petelur memiliki waktu produksi yang cukup
panjang hingga 90 minggu. Produktivitas ayam ras petelur cukup baik, dalam jangka
waktu pemeliharaan selama 24 minggu, ayam ras petelur tersebut sudah dapat
memproduksi telur hingga 84%. Telur ayam ras banyak diminati oleh konsumen
karena harganya terjangkau dan mudah di dapat. Pola manajemen yang dilaksanakan
akan menentukan hasil produksi.
2. 2 Kondisi Pasar
Kondisi pasar pada saat ini khususnya untuk wilayah Tasikmalaya terbilang
stabil. Permintaan yang terus meningkat, dan fluktuasi harga yang rendah,
menjadikan usaha tersebut terlihat menjanjikan. Untuk menutupi kekurangan
permintaan penjual biasanya mengambil telur dari luar wilayah Tasikmalaya.
2. 3 Estimasi Pasar
Buangan untuk hasil produksi bisa dijual ke pengepul, penjual eceran, ataupun
minimarket maupun instansi yang membutuhkan. Kualitas telur yang baik juga akan
meningkatkan harga jual, seperti halnya telur ‘omega tiga’, yang memiliki warna
kecoklatan dan kuning telur yang berwarna kemerahan.
2. 4 Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar di sekitar wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Serta kedepannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pasar di sekitar wilayah Provinsi Jawa Barat. Produk yang nantinya dihasilkan akan
dipasarkan kepada para pengepul, penjual eceran, pasar-pasar, rumah makan ataupun
secara langsung kepada konsumen yang ingin membeli.
Jumlah ayam ras petelur 100 ekor dengan tingkat mortalitas 5% maka dapat
memproduksi telur adalah 85 butir per hari dengan tonase 5,5 kg (asumsi per butir 65
gram) dengan tingkat produktivitas 85%. Harga telur di wilayah tasikmalaya berkisar
Rp 18.000 – Rp 20.000/kg. Penetapan harga produk tersebut disesuaikan dengan
pengeluaran biaya dan harga yang telah disepakati dengan peternak lain.
III. ASPEK PRODUKSI
3.2.1 Kandang
Kandang yang digunakan dalam usaha peternakan ayam ras petelur adalah
kandang battery (lantai ceplos). Kandang yang akan digunakan merupakan
kandang yang dibuat sendiri dengan lahan milik pribadi. Kandang tersebut terbuat
dari bambu, kayu/kawat, pipa paralon dll. Lokasi kandang diusahakan jauh dari
pemukiman penduduk, dan pembangunan kandang harus disetujui oleh
masyarakat sekitar. Lahan yang digunakan untuk bangunan kandang per 100
ekor, dibutuhkan lebar 2.5 meter, panjang 5 meter, tinggi 3 meter , & tinggi kaki
dari dasar tanah 0,5 meter untuk kandang darat dan 1,5 meter untuk kandang di
atas kolam.
Total biaya
= Biaya Tetap+ Biaya Variable
= Rp 3.083.333,00+Rp 40.656.740,00
= Rp 43.740.073,00
4.3 Analisis Finansial
Asumsi jumlah ayam ras niaga petelur dan tingkat kematian ayam pada saat
pemeliharaan hingga afkir 5%
Total Panen Afkir
100 ekor x mortalitas 5 % = 95 ekor x 1,9 kg bobot badan
95 ekor x 1,8 kg = 180,5 kg x Rp 15.000 =Rp 2.707.500,00
Penerimaan dari hasil produksi telur untuk 1 periode produksi
100 ekor x 85% x 65 gram x Rp 18.500,00 x 511 hari =Rp 52.230.587,00
+
Total penerimaan =Rp 54.938.087,00
Penerimaan Rp 54.938.087,00
R/C = Total Biaya = Rp 43.740.073,00
= 1,25
𝐿𝑎𝑏𝑎
Rentabilitas = x 100 %
𝑛𝑣e𝑠𝑡𝑎𝑠+𝐵𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏e𝑙
𝑅𝑝 11.198.014,00
= x 100 %
𝑅𝑝 3.083.333 + 𝑅𝑝 40.656.740 .
= 25,60%
𝑅𝑝 40.656.740
= 2.823,2 𝐾𝑔 = Rp 14.400, 94
V. PENUTUP
yang jelas tentang usaha peternakan ayam ras niaga petelur yang akan dirintis.
Terima Kasih atas perhatiannya dan besar harapan, semoga usaha ini dapat