Anda di halaman 1dari 33

1

PROPOSAL KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH TENTANG


MANFAAT TEKNIK PERNAFASAN DALAM DAN RELAKSASI
OTOT PROGRESIF DALAM MENGATASI KECEMASAN
DI MTS FATHUL JANNAH KOTA PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh:
Kelompok 5
1. Indah Permata Sari 2017.C.09a.0844
2. Ivan Indrawan 2017.C.09a.0845
3. Jepri Gustinus 2017.C.09a.0846
4. Jufikri Akbar 2017.C.09a.0847
5. Kertelia M Febrianty 2017.C.09a.0848
6. Windari 2017.C.09a.0868

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018
2

PROPOSAL KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH TENTANG


MANFAAT TEKNIK PERNAFASAN DALAM DAN RELAKSASI
OTOT PROGRESIF DALAM MENGATASI KECEMASAN
DI MTS FATHUL JANNAH KOTA PALANGKA RAYA

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi


Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan II
Program Studi S1 Keperawatan

Di Susun Oleh:

Mahasiswa Kelompok 5
Tingkat II A
1. Indah Permata Sari 2017.C.09a.0844
2. Ivan Indrawan 2017.C.09a.0845
3. Jefri Gustinus 2017.C.09a.0846
4. Jufikri Akbar 2017.C.09a.0847
5. Kertelia M Febrianty 2017.C.09a.0848
6. Windari 2017.C.09a.0868

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018
3

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal pendidikan kesehatan ini disusun oleh kami yang bertanda tangan di
bawah ini:
Kelompok : V
Nama : 1. Indah Permata Sari
2. Ivan Indrawan
3. Jepri Gustinus
4. Jufikri Akbar
5. Kertelia M Febrianty
6. Windari

Program Studi : S1 Keperawatan

Tingkat : II A
Judul : Proposal Kegiatan Pendidikan Kesehatan Pada Anak Sekolah
Tentang Manfaat Teknik Pernafasan Dalam dan Relaksasi
Otot Progresif di MTs Fathul Jannah Kota Palangka Raya

Akan melaksanakan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
II pada Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka
Raya

PEMBIMBING PRAKTIK PENYULUHAN


4

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Pendidikan Kesehatan Tentang Manfaat Teknik Pernafasan Dalam dan Relaksasi
Otot Progresif di MTs Fathul Jannah Kota Palangka Raya” ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Proposal ini salah satu syarat untuk dapat melanjutkan terhadap
penelitian.
Penulis sangat menyadari bahwa pada penulisan ini masih menemukan
kesulitan, tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
penulis dapat memperbaiki dan melengkapinya sehingga terselesaikan dengan
baik.
Proposal ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep., Ns. selaku penanggung jawab mata kuliah
promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan II
2. Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. dan Ika Paskaria, S.Kep., Ns. selaku
dosen pembimbing kelompok 5 mata kuliah promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan II
3. Secara khusus kepala sekolah, guru-guru dan siswa-siswi MTs Fathul
Jannah Kota Palangka Raya
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Oktober 2018

Penyusun
5

DAFTAR ISI
Hal
Hal Sampul Depan .......................................................................................... i
Hal Sampul Belakang .................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ..................................................................................... iii
Halaman Kata Pengantar ............................................................................... iv
Halaman Daftar Isi ......................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 4
1.4.1 Teoritis .................................................................................................. 4
1.4.2 Praktis .................................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6


2.1 Pengertian Kecemasan ................................................................................ 6
2.2 Jenis-Jenis Kecemasan ................................................................................ 6
2.3 Tingkat Kecemasan .................................................................................... 8
2.4 Gejala-Gejala Kecemasan ........................................................................... 9
2.5 Reaksi Tubuh Saat Menghadapi Kecemasan ............................................... 9
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan .......................................... 10
2.7 Pengertain Relaksasi ................................................................................... 12
2.8 Jenis-Jenis Relaksasi ................................................................................... 12
2.9 Manfaat Relaksasi ...................................................................................... 13
2.10 Relaksasi Otot Progresif ............................................................................ 14
2.11 Teknik Pernafasan Dalam .......................................................................... 18
2.12 Waktu Yang Tepat Saat Melakukan Relaksasi Otot Progresif dan Teknik
Pernafasan Dalam .................................................................................... 19

BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN ......................................... 20


3.1 Metode........................................................................................................ 20
3.2 Media .......................................................................................................... 20
3.3 Tahapan Pelaksanaan .................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecemasan menurut Karen Horney dalam Alwisol, (2009: 134) kecemasan
adalah rasa takut, suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman
dan tak berdaya dalam dunia yang penuh ancaman, Sedangkan menurut Yusuf
(2009) adalah suatu reaksi terhadap ancaman yang tidak menentu, gejala
kecemasan ini tampak pada perubahan fisik, seperti gangguan pernafasan, detak
pada jantung meningkat, berkeringat. Kecemasan menurut Gunarsa (2001)
kecemasan merupakan perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya sendiri
yang timbul dari dalam tanpa adanya perangsang luar. Kecemasan adalah respon
terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup (Kaplan, Sandock
dan Grebb dalam Fauziah & Widuri, (2005: 73). Kecemasan merupakan persoalan
yang di miliki oleh setiap orang dan perasaan tersebut timbul dari bermacam
sebab. Kecemasan siswa saat menghadapi ujian nasional merupakan perasaan
takut apabila mengalami kegagalan, mendapatkan nilai yang jelek serta tidak
dapat mengerjakan ujian nasional. Kecemasan yang dialami oleh siswa saat ujian
nasional bisa berbentuk realitas, kecemasan neurotik atau kecemasan moral.
Masalah kecemasan tidak begitu mudah dimengerti, karena seringkali tidak
memiliki objek yang jelas serta sukar ditemukan penyebabnya. Kecemasan
merupakan proses yang sifatnya tidak tampak ke permukaan maka untuk
mengetahui kecemasan diperlukan penelaah yang seksama, dengan mengenali
gejala-gejalanya serta faktor-faktor yang melatarbelakangi dan mempengaruhinya.
Fenomena yang terjadi pada siswa kelas XII di SMA X Simo. Berdasarkan
hasil wawancara pada tanggal 25 Maret 2017 dengan beberapa guru bimbingan
konseling (BK) di SMA X Simo mengatakan bahwa kasus kecemasan siswa di
SMA X terjadi pada saat mendekati ujian nasional. Kecemasan tersebut terlihat
pada saat siswa mengikuti try out yang diadakan di sekolah terlihat bahwa
sebagian besar siswa mengalami kecemasan seperti kurang fokus ketika proses
pembelajaran di kelas, gugup pada saat diberi pertanyaan guru di kelas, jantung
7

berdebar – debar, gemetaran, keluar keringat dingin jika menyadari bahwa ujian
nasional semakin dekat. Ditambahkan dengan hasil wawancara yang dilakukan
peneliti dengan beberapa siswa kelas XII di SMA X Simo pada tanggal 29 Maret
2017. Beberapa siswa mengatakan bahwa mengalami kecemasan pada saat
mendekati ujian nasional. Siswa mengatakan pada saat menghadapi latihan ujian
siswa mengatakan tegang, gelisah, muncul pikiran buruk akan mendapatkan nilai
yang kurang baik, khawatir pada saat menjawab pertanyaan. Beberapa siswa
mengatakan kurang mampu menguasai pelajaran tertentu seperti matematika dan
bahasa inggris sehingga membuat siswa takut dan memiliki perasaan yang tidak
menyenangkan seperti mendapatkan nilai yang jelek. Hal tersebut membuat siswa
mengalami kecemasan pada saat menghadapi ujian nasional. beberapa siswa
terlihat kecemasan dalam menghadapi tes atau ulangan. Seperti perasaan tidak
mengenakkan atau merasa takut dan tegang, siswa kadang menyikapi ujian
sebagai suatu permasalahan dalam hidupnya, baik karena nantinya ia akan malu
karena tidak mendapat nilai yang bagus maupun karena merasa tidak percaya diri
dengan persiapan yang dimilikinya tidak mampu rileks, sering terkejut, dan ada
kalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau anggota tubuh yang berlebihan, saat
duduk terus menerus menggoyang-goyangkan kaki, meregangkan leher, dan
mengernyitkan dahi. Di MTS Fathul Jannah, ada beberapa siswa yang mengalami
kecemasan pada saat ingin menghadapi ujian ataupun ulangan tapi ada beberapa
siswa juga yang tidak mengalami kecemasan pada saat ujian ataupun ulangan.
Di sekolah, banyak faktor-faktor pemicu timbulnya kecemasan pada diri
siswa. Target kurikulum yang terlalu tinggi, iklim pembelajaran yang tidak
kondusif, pemberian tugas yang sangat padat, serta sistem penilaian ketat dan
kurang adil dapat menjadi faktor penyebab timbulnya kecemasan yang bersumber
dari faktor kurikulum. Begitu juga, sikap dan perlakuan guru yang kurang
bersahabat, galak, judes dan kurang kompeten merupakan sumber penyebab
timbulnya kecemasan pada diri siswa yang bersumber dari faktor guru.
Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar yang
dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam
berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Salah
satu bentuk perasaan seorang siswa ketika menghadapi ujian adalah terjadinya
8

perasaan tidak mengenakkan atau merasa takut dan tegang. Beberapa siswa
kadang menyikapi ujian sebagai suatu permasalahan dalam hidupnya, baik karena
nantinya ia akan malu karena tidak mendapat nilai yang bagus maupun karena
merasa tidak percaya diri dengan persiapan yang dimilikinya. Perasaan takut atau
tegang dalam menghadapi suatu persoalan tersebut disebut kecemasan. Dari
definisi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa kecemasan merupakan bentuk
perasaan seseorang baik berupa perasaan takut, tegang ataupun cemas dalam
menghadapi ujian atau dalam melaksanakan pembelajaran dengan berbagai
bentuk gejala yang ditimbulkan. Salah satu intervensi yang telah terbukti efektif
untuk mengurangi kecemasan dan telah sering digunakan adalah teknik relaksasi.
Menurut Gunarsa (2008:79) ada beberapa teknik intervensi untuk mengatasi
kecemasan atlet, diantaranya adalah strategi relaksasi dan strategi kognitif.
Keadaan rileks adalah keadaan saat seorang berada dalam keadaan kondisi emosi
yang tenang, yaitu tidak bergelora dan tegang, dan untuk dapat mencapai keadaan
tersebut, diperlukan teknik-teknik tertentu melalui berbagai prosedur, salah
satunya adalah teknik relaksasi. Teknik relaksasi sendiri ada bermacam-macam,
beberapa diantaranya adalah teknik relaksasi progresif dari Yacobson, autogenic
relaxation, dan relaksasi pernafasan. . Teknik relakasasi otot progresif dibuktikan
mampu membantu mengatasi gangguan kecemasan. Penelitian yang dilakukan
oleh Wahyuni (2006) menunjukkan bahwa ada pengaruh dari proses relaksasi otot
untuk menurunkan tingkat kecemasan pada lansia. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Rasid (2002) menyatakan bahwa teknik relaksasi otot progresif
mampu menghasilkan efek menurunkan tingkat kecemasan pada murid-murid
sekolah menengah atas yang mengalami kecemasan dalam belajar. Latihan
pernafasan dan teknik relaksasi juga dapat menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan
siklus nyeri-kecemasan-ketegangan otot.
Jadi berdasarkan latar belakang diatas, penulis menyimpulkan bahwa
kecemasan merupakan persoalan yang di miliki oleh setiap orang dan perasaan
tersebut timbul dari bermacam sebab. Kecemasan siswa saat menghadapi ujian
nasional merupakan perasaan takut apabila mengalami kegagalan, mendapatkan
nilai yang jelek serta tidak dapat mengerjakan ujian nasional. Kecemasan yang
9

dialami oleh siswa saat ujian nasional bisa berbentuk realitas, kecemasan neurotik
atau kecemasan moral. Sehingga, penulis ingin melakukan pendidikan kesehatan
tentang manfaat teknik pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif untuk
mengatasi kecemasan di MTs Fathul Jannah Kota Palangka Raya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah
“Bagaimana manfaat teknik pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam
mengatasi kecemasan di MTs Fathul Jannah Kota Palangka Raya?”

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi tentang manfaat teknik pernafasan dalam
dan relaksasi otot progresif dalam mengatasi kecemasan.
1.1.1 Tujuan Khusus
1) Agar siswa/(i) memahami pengertian dari kecemasan
2) Agar siswa/(i) memahami pengertian dari relaksasi otot progresif
3) Agar siswa/(i) memahami pengertian teknik pernafasan dalam
4) Agar siswa/(i) mengetahui manfaat dari teknik pernafasan dalam
dan relaksasi otot progresif dalam mengatasi kecemasan

1.4 Manfaat Penulisan


1.1.2 Teoritis
Bahan masukan dan tambahan pengetahuan, serta informasi bagi perawat
dalam melaksanakan pendidikan kesehatan pada siswa/(i) tentang manfaat
teknik pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam mengatasi
kecemasan
1.1.3 Praktis
1.1.3.1 Bagi Anak Murid
1) Untuk menambah pengetahuan dan informasi kepada siswa/(i)
tentang teknik pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif
10

2) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa/(i) tentang


manfaat teknik pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam
mengatasi kecemasan
1.1.3.2 Bagi Mahasiswa
Mampu menambah pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan
mahasiswa dalam memberikan informasi tentang manfaat teknik
pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam mengatasi kecemasan
1.1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan serta
wawasan kepada mahasiswa/i STIKes Eka Harap serta dapat dijadikan
sebagai bahan edukasi atau pendidikan kesehatan dalam memberikan
informasi tentang manfaat teknik pernafasan dalam dan relaksasi otot
progresif dalam mengatasi kecemasan
11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kecemasan


Kecemasan menurut Greenberger dan Padesky (2004) merupakan salah satu
emosi yang paling menimbulkan stres yang dirasakan oleh banyak orang dan
kecemasan menggambarkan periode singkat perasaan gugup atau takut yang
dialami ketika dihadapkan pada pengalaman sulit di dalam kehidupan. Kecemasan
disertai dengan persepsi bahwa sedang dalam kondisi yang bahaya atau terancam
dan rentan dalam hal tertentu.
Namora Lumongga Lubis(2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan adalah
tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami
kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami
ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Sedangkan
Siti Sundari (2004:62) memahami kecemasan sebagai suatu keadaan yang
menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan.

2.2 Jenis-Jenis Kecemasan


Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar.
Mustamir Pedak (2009:30) membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan
yaitu :
1. Kecemasan Rasional
Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang
mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakutan ini
dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme
pertahanan dasariah kita.
2. Kecemasan Irrasional
Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan –
keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
12

3. Kecemasan Fundamental
Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang
mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.
Sedangkan Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi dua jenis
kecemasan, yaitu :
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar
dan ringan lama. Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan
kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi suatu
tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya. Kecemasan
ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar
terjadi padaindividu akibat situasi - situasi yang mengancam dan
individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul
kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk
lebihberhati - hati dalam menghadapi situasi -situasi yang sama di
kemudian hari. Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang
dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera mengatasi
penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebut akan
mengendap lama dalam diri individu.
2. Kecemasan Berat
Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar
secara mendalam dalam diri seseorang. Apabila seseorang mengalami
kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidak dapat mengatasinya.
Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau merugikan
perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi
dua yaitu kecemasanberat yang sebentar dan lama. Kecemasan yang
berat tetapi munculnya sebentar dapat menimbulkan traumatis pada
individu jika menghadapi situasi yang sama dengan situasi penyebab
munculnya kecemasan. Sedangakan kecemasan yang berat tetapi
munculnya lama akan merusak kepribadian individu. Halini akan
13

berlangsung terus menerus bertahun - tahun dan dapat meruak proses


kognisi individu. Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan
berbagai macam penyakit seperti darah tinggi,tachycardia (percepatan
darah), excited (heboh, gempar).

2.3 Tingkat Kecemasan


Menurut peplau, kecemasan dibagu menjadi 4 tingkatan, yaitu:
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan yaitu dihubungkan dengan ketegangan yang dialami
sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas,
menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan
mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang yaitu individu terfokus hanya pada pikiran yang
menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.
3. Kecemasan berat
Kecemasan berat yaitu lapangan persepi individu sangat sempit. Pusat
perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir
tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi
kecemasan dan perlu banyak perintah/arahan untuk terfokus pada hal
yang lain.
4. Panik
Panik yaitu individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian
hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak dapat mampu melakukan
apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas
motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain,
penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional. Biasanya
disertai dengan disorganisasi kepribadian.
14

2.4 Gejala-Gejala Kecemasan


Kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman, nyata ataupun khayal.
Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian di masa mendatang.
Salah satu definisi kecemasan adalah takut akan kelemahan. Adapun gejala dari
kecemasan yang lazim adalah:
1. Kejengkelan umum yaitu rasa gugup, jengkel, tegang, dan rasa panik.
Rasa cemas berkepanjangan bahwa suatu bencana yang tidak jelas
segera menyerang menyebabkan tidak bisa tidur dan siang hari merasa
lelah.
2. Sakit kepala karena ketegangan otot terutama didaerah tengkuk, dan
tulang punggung, mungkin menyebabkan sakit kepala atau rasa tidak
enak atau denyut kesakitan. Rasa sakitnya mungkin terdapat
dibelakang kepala di atasnya atau di sebelah depan.
3. Gemetaran pada seluruh tubuh khususnya di lengan dan tangan.
4. Aktivitas sistem otonomik yang meningkat sehingga akan
menyebabkan keringat menjadi bercucuran serta memenas dan
memerahnya wajah.

2.5 Reaksi Tubuh Saat Menghadapi Kecemasan


Menurut. Robert Priest pada saat menghadapi kecemasan, tubuh mengadakan
reaksi fisik meliputi:
1. Berdebar-debar
Ketika dibawah pengaruh stress, seseorang akan merasa jantung
terpacu dengan cepat.
2. Gemetar
Kadang seseorang merasakan goyah atau guncangan terutama ketika
mengalami shock.
3. Ketegangan
Tanda paling utama dari kecemasan adalah ketegangan.Seseorang
merasakan saraf dibelakang leher sangat kencang dan menegang, dan
ini menyebabkan rasa tersiksa.
15

4. Gelisah atau sulit tidur


Seorang akan merasakan sulit tidur atau mungkin akan tersandar
ataupun bangun beberapa lama sampai tengah malam.
5. Keringat
Beberapa orang yang mengalami kecemasan mengeluarkan keringat
terlalu banyak.
6. Tanda- tanda fisik yang lain
Tanda-tanda fisik adalah ketegangan yang dapat berupa gata-gatal
pada tangan dan kaki, juga kadang merasa ingin buang air kecil.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan


Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar
tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa atau
situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut
Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi
kecemasan, diantaranya yaitu :
1. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan
karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu
dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga
individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
2. Emosi yang ditekan
3. Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini,
terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
waktu yang sangat lama.
4. Sebab - sebab fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi
seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari
suatu penyakit. Selama ditimp kondisi - kondisi ini, perubahan -
16

perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan


timbulnya kecemasan.
Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa
penyebab dari kecemasan yaitu :
1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut,
karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran
2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini
sering pula menyertai gejala - gejala gangguan mental, yang kadang –
kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak
berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan
takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain
itu, keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya,
baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya.
Page (E lina Raharisti Rufaidah , 2009: 31 ) menyatakan bahwa faktor- faktor
yang mempengaruhi kecemasan adalah :
1. Faktor fisik
Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga
memudahkan timbulnya kecemasan.
2. Trauma atau konflik
Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu,
dalam arti bahwa pengalaman -pengalaman emosional atau konflik
mental yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala
– gejala kecemasan.
3. Lingkungan awal yang tidak baik
Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi
kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan
17

menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala


kecemasan.

2.7 Pengertian Relaksasi


Menurut Zen zainul, dengan proses relaksasi atau pengenduran, penyegaran
kembali (Refreshing) organ-organ tubuh akan sesekali mengalami fase istirahat.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi
adalah salah satu bentuk terapi yang berupa pemberian intruksi kepada seseorang
dalam bentuk gerakan-gerakan yang tersusun secara sistematis untuk merilekskan
pikiran dan anggota tubuh seperti otot-otot dan mengembalikan kondisi dari
keadaan tegang keadaan rileks, normal dan terkontrol, mulai dari gerakan tangan
sampai kepada gerakan kaki. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk
menurunkan tingkat kecemasan seseorang dan membawa suatu keadaan yang
lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis. Secara psikologis relaksasi
yang berhasil menghasilkan perasaan sehat, tenang dan damai, suatu perasaan
berada dalam kendali, serta penurunan dalam ketegangan dan kegelisihan.Secara
fisiologis relaksasi menghasilkan penurunan tekanan darah, pernafasan dan detak
jantung seharusnya muncul.Teknik relaksasi termasuk latihan bernafas, relaksasi
otot, dan beragam strategi mental, termasuk hayalan dan visualisasi. Kondisi yang
kondusif untuk mencapai tingkat yang rileks seperti lingkungan yang
tenang,posisi fisik yang nyaman, dan mata tertutup.
Tujuan teknik relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks, dengan
demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Untuk membantu
individu mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga ia saat berada
dalam situasi yang menegangankan.

2.8 Jenis-Jenis Relaksasi


Ada beberapa jenis dari relaksasi, yaitu:
1. Relaksasi otot
Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan cara
melemaskan badan. Dalam latihan relaksasi otot individu diminta
menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta
18

untuk mengendurkannya.Sebelum dikendurkan penting dirasakan


ketegangan tersebut sehingga individu dapat membedakan antara otot
tegang dan otot lemas.
2. Relaksasi pernafasan Dalam
Teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi
alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik
maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan.
3. Relaksasi kesadaran indera
Teknik ini individu dapat diberi satu persatu diberi pertanyaan yang
tidak dijawab secara lisan tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa
yang dapat atau yang tidak dapat dalam individu pada waktu intruksi
diberikan pengembangan.
4. Relaksasi melalui hipnosa, yoga, dan meditasi
1) Hipnosa ialah kondisi yang menyerupai tidur lelap tetapi lebih
aktif, saat seseorang memiliki sedikit keinginan tahu dari
dirinya dan bertindak menurut sugesti dari orang yang
menyebabkan terjadinya kondisi tersebut.
2) Yoga yaitu sebuah sistematika baru yang mampu menjelaskan
manusia secara utuh, bagaiman menjalani hidup secara
berimbang serta bagaimana cara bertahan hidup jika tidak ada
keseimbangan.
3) Meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan
kesadaran pada satu objek stimulasiyang tidak berubah pada
waktu tertentu.

2.9 Manfaat Relaksasi


Untuk memberikan pengetahuan tentang manfaat relaksasi dengan cara lari-
lari kecil ditempat, mengatur nafas agar selalu rileks dalam mengerjakan sesuatu
di dalam kelas, dengan hal itu telah dijadikan menjadi beberapa manfaat yaitu:
19

1) Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang


berlebihan karena adanya stress.
2) Masalah-masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit
kepala, insomania dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi.
3) Mengurangi tingkat kecemasan.
4) Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stress
5) Mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan
kecemasan, seperti pada pertemuan penting, wawancara atau sebagainya.
6) Penelitian menunjukkan bahwa perilaku tertentu dapat lebih sering terjadi
selama periode stress, misalnya naiknya jumlah rokok yang dihisap,
konsumsi alcohol, pemakaian obat-obatan, dan makanan yang berlebih-
lebihan.
7) Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan penampilan fisik.Kelelahan,
aktivitas mental dan latihan fisik yang tertunda dapat di atasi dengan
menggunakan keterampilan relaksasi.

2.10 Relaksasi Otot Progresif


Relaksasi otot progresif adalah latihan terinstruksi yang meliputi
pembelajaran untuk mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara sistemik,
dimulai dengan kelompok otot wajah dan berakhirpada otot kaki. Tindakan ini
biasanya memerlukan waktu 15-30 menit., dapat disertai dengan intruksi yang
mengarahkan individu untuk memperhatikan kelompok otot yang direlaksasikan.
Selain itu manfaat teknik rileksasi progresif bagi pasien diantaranya mengurangi
ketegangan dan kecemasan.
Terapi latihan adalah gerak tubuh, aktifitas fisik yang dilakukan secara
sistematis dengan tujuan :
1. Menghilangkan rasa kecemasan
2. Memperbaiki atau meningkatkan aktifitas fungsional.
3. Menghindari atau tindakan preventif dari adanya penurunan derajat
4. Kesehatan dari faktor-faktor resiko.
5. Optimalisasi status sehat, kebugaran atau kondisi yang baik.
20

2.10.1 Langkah-Langkah Melakukan Relaksasi Otot Progresif


Ada beberapa langkah melakukan teknik relaksasi progresif adalah:
1. Genggam tangan sekuat-kuatnya sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi. Setelah itu lepas genggaman dan
rasakan relaksnya selama 10 detik.

2. Tekuk kedua lengan kebelakang sehingga otot di tangan bagian


belakang dan lengan bawah menegang.

3. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepala kemudian


membawa kedua kepalan kepuncak sehingga otot-otot bicep
akan menjadi tegang.
21

4. Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu


akan dibawa menyentuh kedua telinga.

5. Kerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya


keriput.

6. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan


disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
22

7. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga


ketegangan disekitar otot-otot rahang.

8. Bibir dimancungkan sekuat-kuatnya sehingga akan diarasakan


ketegangan disekitar mulut.

2.10.2 Manfaat Relaksasi Otot Progresif


Menurut Burn (dikutip oleh beech, dkk 2000), ada beberapa
keuntungan yang diperoleh dari relaksasi yaitu:
1. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari
reaksi yang berlebihan karena adanya stress
2. Masalah yang beruhubungan dengan stress seperti hipertensi,
sakit kepala, insomnia dapat diobati atau diatasi dengan
relaksasi
3. Mengurangi tingkat kecemasan
4. Mengontrol antixipatory anxiety sebelum situasi yang
menimbulkan kecemasan
23

5. Kelelahan, aktivitas mental, latihan fisik dapat diatasilebih


cepat dengan tehnik relaksasi
6. Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit
tertentu dan pasca operasi.

2.11 Teknik Pernafasan Dalam


Relaksasi pernafasan adalah sebuah metode terapi dengan mengatur irama
pernafasan secara teratur, dinamis dan harmonis, sehingga pemusatan pikiran dan
penghayatan dapat mempercepat proses penyembuhan atau menghilangkan stres
dan kecemasan serta memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Dalam relaksasi pernafasan terdapat 4 unsur yang harus ada dalam
pelaksanaannya, diantaranya adalah situasi yang tenang, posisi yang nyaman,
perangkat mental, dan sikap pasif. Dalam proses relaksasi pernafasan akan terjadi
penenangan nafas yang dikonsentrasikan (pemusatan dan imajinasi pikiran) untuk
mengembalikan kondisi tubuh dan jiwa menjadi lebih baik. Proses relaksasi ini
dilakukan pada posisi duduk bersila, badan tegak dengan kedua tangan diletakkan
dikedua lutut kaki, tubuh dalam keadaan rileks atau tidak ada pengejangan dan
mata terpejam. Tubuh dan mental dibiarkan dalam keadaan kosong dari segala
pikiran, perasaan, angan-angan atau jangan memikirkan apapun, baru setelah itu
lakukan pemusatan pikiran/ konsentrasi diiringi dengan irama pernafasan yang
teratur.
2.11.1 Langkah-Langkah Melakukan Teknik Pernafasan Dalam
Ada beberapa langkah melakukan teknik pernafasan dalam, yaitu:
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan terapi rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam secara perlahan-lahan dari hidung
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut
5. Menarik nafas lagi dari hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
6. Ulangi secara terus-menerus sampai perasaan menjadi lebih
tenang dan rileks
24

2.12 Waktu Yang Tepat Melakukan Relaksasi Otot Progresif dan Teknik
Pernafasan Dalam
Ada waktu yang tepat pada saat ingin melakukan relaksasi otot progresif
dan teknik pernafasan dalam, yaitu:
1. Relaksasi pernafasan dalam dapat dilakukan kapan saja ketika kita
merasakan kecemasan tiba-tiba bisa dilakukan dimana saja karena
relaksasi ini hanya dengan melakukan dengan gerakan yang tidak
terlalu rumit yaitu dengan cara melakukan dengan gerakkan menarik
nafas dan di hembuskan sampai kita benar-benar sudah tidak
merasakan kecemasan lagi minimal 3 kali tarikan nafas.
2. Relaksasi Otot Progresif dapat dilakukan ketika kita merasakan
kecemasan misalkan pada saat kita merasakan stress dengan relaksasi
ini bisa menghilangkan kecemasan sesorang secara perlahan-lahan dan
Relaksasi Otot Progresif bisa kita di gunakan ketika kita sedang
merasakan tingkat kecemasan yang berlebihan kita bisa melakukan
gerakkan ini sebelum melakukan aktivitas dengan cara berapa
gerakkan. Gerakkan Relaksasi Otot Progresif ini dilakukan di tempat
dengan keadaan yang tenang bisa dilakukan dirumah sebelum kita
belajar, ketika tidak ada kegiatan disekolah dan bisa kita lakukan di
saat kita ada waktu kosong dan pada saat sebelum pelajaran dimulai.
waktu nya sekitar 10 menit. Relaksasi Otot Progresif ini bermafaat
untuk menurukan tingkat kecemasan seseorang.
25

BAB 3
METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

Tahapan rencana kegiatan penkes, sebagai berikut:


1. Survei lokasi ke MTs Fathul Jannah Jalan RTA.Milono KM 1,5 pada
tanggal 31 Oktober 2018
2. Menentukan topik untuk penyuluhan
3. Menentukan judul penyuluhan yaitu manfaat teknik pernafasan dalam
dan relaksasi otot progresif
4. Melaporkan judul untuk penyuluhan dan tempat SMP yang akan
diadakan kegiatan penkes kepada PJMK
5. Melaporkan judul untuk penyuluhan dan tempat SMP yang akan
diadakan kepada pembimbing
6. Membuat Proposal
7. Mengkonfirmasi ulang ke MTs Fathul Jannah Jalan RTA.Milono KM
1,5 pada tanggal 01 November 2018
8. Pelaksanaan penkes direncanakan pada tanggal 02 November 2018
Pukul 08.00 WIB
9. Target siswa 20 orang

3.1 Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan promosi kesehatan ini yaitu:
1) Ceramah (Menjelaskan Materi)
2) Demonstrasi
3) Tanya Jawab

3.2 Media
Media yang digunakan dalam melaksanakan promosi kesehatan ini yaitu:
1) PPT
2) Leaflet
26

3.3 Tahapan Penkes


No. Tahapan Rincian Pelaksanaan Waktu Respon
Promkes
1. Pembukaan  Membuka kegiatan 5 Menit Mendengarkan
dengan dan
mengucapkan Memperhatikan
salam
 Memperkenalkan
diri
 Menjelaskan
tujuan penkes
 Menjelaskan
kontrak dan waktu
penkes
2. Penyampaian  menjelaskan 25 Menit Mendengarkan
Materi materi dan
menggunakan Memperhatikan
media PPT
 memperagakan
terapi relaksasi
otot progresif dan
latihan teknik
pernafasan dalam
 siswa
memperagakan
ulang cara-cara
teknik pernafasan
dalam dan terapi
relaksasi otot
progresif
 Tanya Jawab
27

3. Penutup  Evaluasi kegiatan 15 Menit Mendengarkan


dengan cara
menanyakan
kembali materi
yang telah
dijelaskan
 Salam penutup
28

DAFTAR PUSTAKA

Namora Lumongga Lubis. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis,.Jakarta: Kencana


Prenada Media Group
Paul Ekman. 2007. Membaca Emosi Orang (Panduan Lengkap Memahami,
Karakter Perasaan, Dan Emosi Orang). Yogyakarta
Ivancevich, M.John. 2006. Perilaku Dan Manajemen Organisasi. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Alex Sobur. 2015. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, Bandung: Penerbit
Pustaka Setia
Rudiansyah , Amirullah, Muhammad Yunus. 2016. UPAYA GURU DALAM
MENGATASI KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI TES
(PENCAPAIAN HASIL BELAJAR) SISWA. Banda Aceh: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah Volume 1, Nomor 1:96-109 Agustus 2016
Tyas Andriansyah , Eva Kartika Wulan Sari. 2017. Tingkat Kecemasan Siswa
dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Malang: Jurnal
Konseling Indonesia Vol. 2 No. 2, April 2017. hlm. 44 – 49.
29

LAMPIRAN
30

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : Manfaat Teknik Pernafasan Dalam dan Relaksasi


Otot Progresif Dalam Mengatasi Kecemasan
B. Sasaran
1. Program : Promosi Kesehatan
2. Penyuluhan : MTs Fathul Jannah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum : -Agar siswa/(i) memahami tentang manfaat teknik
pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam
mengatasi kecemasan
2. Tujuan Khusus : - Agar siswa/(i) memahami pengertian dari
kecemasan
- Agar siswa/(i) memahami pengertian dari
relaksasi otot progresif
- Agar siswa/(i) memahami pengertian teknik
pernafasan dalam
- Agar siswa/(i) mengetahui manfaat dari teknik
pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam
mengatasi kecemasan
D. Materi : Manfaat Teknik Pernafasan Dalam dan Relaksasi
Otot Progresif Dalam Mengatasi Kecemasan
E. Metode
a) Ceramah (Menjelaskan Materi )
b) Demonstrasi
c) Tanya Jawab
F. Media
a) PPT
b) Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Jum’at, 02 November 2018
2. Pukul : 08.00-08.45 WIB
3. Alokasi Waktu : 45 Menit

No Kegiatan Waktu Metode


1 Pembukaan
Perkenalan 5 Menit Ceramah
Menyampaikan Kontrak (Tujuan,
Materi dan Waktu)
2 Menyampaikan Materi 25 Menit Ceramah
Penyuluhan
31

3 Evaluasi 10 Menit Diskusi


4 Penutup 5 Menit Ceramah

H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : (Jufikri Akbar)
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : (Windari)
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : (Ivan Indrawan, Jepri Gustinus, Indah Permata Sari,
Kertelia M Febrianty)
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan
5. Membagikan konsumsi
I. TEMPAT
Setting Tempat
1. Setting Tempat :

Keterangan:

: Moderator dan Leader


32

: Fasilitator

: Peserta

J. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Akhir
1) Peserta diharapkan mampu memahami pengertian dari
kecemasan
2) Peserta diharapkan mampu pengertian dari teknik pernafasan
dalam dan relaksasi otot progresif
3) Peserta diharapkan mampu mengetahui manfaat dari teknik
pernafasan dalam dan relaksasi otot progresif dalam mengatasi
kecemasan
4) Peserta diharapkan mampu memperagakan teknik pernafasan
dalam dan relaksasi otot progresif
33

LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai