Anda di halaman 1dari 91

KAPASITAS JALAN

Menurut Highway Capacity Manual 2000, kapasitas


jalan didefinisikan:
Kapasitas jalan adalah jumlah maksimum
kendaraan yang dapat melewati jalan pada suatu
ruas jalan selama periode waktu tertentu dengan
kondisi jalan dan lalu lintas saat itu
KAPASITAS JALAN

Kapasitas jalan berhubungan dengan volume lalu


lintas, artinya bahwa besarnya volume lalu lintas
berpengaruh terhadap kapasitas jalan yang dapat
melayani arus lalu lintas
KAPASITAS JALAN
• Ada 3 tinjauan mengenai kapasitas jalan :

• 1. Basic Traffic Capacity (Kapasitas Dasar Lalu


lintas) adalah jumlah maksimum volume kendaraan
yang dapat melewati satu titik yang terletak di jalur
jalan dalam kondisi arus lalu lintas yang ideal untuk
setiap jamnya
KAPASITAS JALAN

2. Possible Traffic Capacity (Kapasitas Lalu


lintas yang dapat dilayani) adalah jumlah
maksimum volume kendaraan tiap jam yang
dapat dilayani oleh jalan pada keadaan jalan saat
itu.
KAPASITAS JALAN

• 3. Practical/Applied Traffic Capacity (Kapasitas Lalu


Lintas-pelaksanaan) adalah jumlah maksimum
volume kendaraan yang melewati satu titik yang
terletak di jalur jalan tiap jamnya tanpa mengalami
gangguan atau hambatan.
Istilah yang berhubungan dengan kapasitas :
Control of Access (pengaturan jalan penghubung)
a. Full Control of Access :
Wewenang untuk mengatur akses dimana prioritas
pada lalu lintas menerus diberikan, dengan
menyediakan jalan penghubung dengan jalan-jalan
umum yang dipilih dan melarang persimpangan
langsung yang berhubungan dengan jalan pribadi.

Contoh : Jalan tol (jalan bebas hambatan)


b. Partial Control of Access :
Wewenang untuk mengatur akses dimana prioritas
pada lalu lintas menerus diberikan, dengan
menyediakan jalan penghubung dengan jalan-jalan
umum yang dipilih tetapi memungkinkan
persimpangan sebidang atau berhubungan langsug
dengan jalan pribadi pada lokasi tertentu.

Contoh : jalan arteri dan jalan kolektor


c. Uncontrolled Access :
Wewenang hukum pada jalan raya atau jalan
dengan tidak membatasi jumlah titik jalan keluar-
masuk, kecuali untuk mengatur pada penempatan
dan geometri dari persimpangan untuk kepentingan
keselamatan lalu lintas di lokasi tersebut.

Contoh : jalan kolektor dan jalan lokal


Istilah yang berhubungan dengan traffic operations :

a. Peak-hour Traffic :
Jumlah kendaraan tertinggi yang diperoleh yang
melalui section jalan selama 60 menit.
b. Rate of Flow :
Jumlah kendaraan yang melalui segmen suatu lajur
atau jalan yang ditentukan selama periode tertentu
yang kurang dari satu jam.
c. Interrupted Flow :
Kondisi dimana kendaraan berhenti pada suatu
section lajur atau jalan karena pengaturan arus lalu
lintas seperti traffic light pada persimpangan.
d. Uninterrupted Flow :
Kondisi dimana kendaraan tidak diperkenankan
berhenti pada section lajur atau jalan karena sebab
diluar arus lalu lintas.
e. Peak-hour Factor
Nilai perbandingan antara volume yang terjadi
selama waktu puncak (peak hour) dengan maximum
rate of flow selama periode waktu tertentu di dalam
peak hour.
• Hubungan antara volume arus lalu lintas tiap jam dan
jumlah maksimum arus lalu lintas pada jam tersebut
merupakan faktor jam puncak (peak hour factor) yang
dituliskan dalam persamaan berikut :
PHF =
V
dengan : 4xVm15
V = volume arus lalu lintas tiap jam (kend/jam)
Vm15 = volume arus lalu lintas maksimum tiap 15 menit
dalam 1 jam
PHF = peak-hour factor (faktor jam puncak)
KAPASITAS JALAN
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan adalah:
1. Faktor jalan :
- lebar jalan lebar lajur jalan lebar jalur

- kebebasan samping (lateral clearance) merupakan halangan-


halangan di sisi jalan yang terlalu dekat dengan batas jalan
akan mempengaruhi pergerakan kendaraan sehingga akan
mengurangi lebar efektif dari jalan. Batas minimal dengan tepi
jalan adalah 6 ft (1,80 m)
- ada / tidaknya bahu jalan
- ada / tidaknya trotoar dengan kereb
- kondisi permukaan jalan (rata, bergelombang atau berlubang)
KAPASITAS JALAN

• 2. Faktor lalu lintas :


- komposisi kendaraan dalam lalu lintas
- distribusi jalur/pemisahan arah
- variasi arus lalu lintas
- hambatan lalu lintas
KAPASITAS JALAN
• Pengaruh Karakteristik Jalan terhadap Kapasitas Jalan

Karakteristik jalan dapat mempengaruhi kapasitas dan


kinerja jalan, yakni seperti tipe jalan, lebar jalur lalu
lintas, ada atau tidaknya kereb, dan bahu jalan.
KAPASITAS JALAN
• Pengaruh Karakteristik Jalan terhadap Kapasitas Jalan

Pengaruh tipe jalan terhadap kapasitas dan kinerja jalan


adalah berbagai tipe jalan akan mempunyai kinerja
berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya
pada jalan terbagi (devided) dan jalan tak terbagi
(undevided) atau jalan satu arah.
KAPASITAS JALAN
• Pengaruh Karakteristik Jalan terhadap Kapasitas Jalan

Pengaruh lebar jalur lalu lintas terhadap kapasitas dan


kinerja jalan antara lain kecepatan arus bebas dan
kapasitas jalan meningkat dengan pertambahan lebar
jalur lalu lintas.
KAPASITAS JALAN

• Kereb sebagai batas antar jalur lalu lintas dan trotoar


berpengaruh terhadap dampak hambatan samping
pada kapasitas jalan dan kecepatan kendaraan.

• Jalan dengan kereb mempunyai kapasitas jalan lebih


kecil daripada jalan dengan bahu jalan.
KAPASITAS JALAN

• Jalan perkotaan tanpa kereb pada umumnya


mempunyai bahu jalan pada kedua sisi jalur lalu
lintasnya. Lebar dan kondisi permukaannya
mempengaruhi penggunaan bahu jalan, berupa
penambahan kapasitas jalan dan kecepatan
kendaraan.
KAPASITAS JALAN

• Komposisi Arus Lalu Lintas

Komposisi arus lalu lintas mempengaruhi hubungan


antara kecepatan kendaraan dan arus lalu lintas jika
arus lalu lintas dan kapasitas dinyatakan dalam
kend/jam, yaitu tergantung pada rasio sepeda motor
(motor cycle/MC) atau kendaraan berat (heavy
vehicle/HV) dalam arus lalu lintas.
KAPASITAS JALAN

• Komposisi Arus Lalu Lintas

Jika hubungan antara arus lalu lintas dan kapasitas


jalan dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
(smp), maka kecepatan kendaraan ringan (light
vehicle/LV) dan kapasitas jalan tidak dipengaruhi oleh
komposisi arus lalu lintas.
KAPASITAS JALAN
• Adapun komposisi arus lalu lintas menurut Manual Kapasitas
Jalan Indonesia tahun 1997 dari Direktorat Jenderal Bina
Marga terdiri atas :
- kendaraan ringan (light vehicle/LV) : kendaraan bermotor 2
sumbu beroda 4 dengan jarak antara sumbu roda 2,0 – 3,0
m
Contoh : mobil penumpang (sedan, station wagon/van), dan
mobil pick-up sesuai sistem klasifikasi Bina Marga
- kendaraan berat (heavy vehicle/HV) : kendaraan bermotor
2 as atau lebih dengan jarak antara sumbu roda lebih dari
3,0 m
Contoh : bis, truk 2 as, truk 3 as/ semi trailer dan truk 4
as/trailer sesuai sistem klasifikasi Bina Marga
KAPASITAS JALAN
- sepeda motor (motorcycle/MC) : kendaraan
bermotor beroda 2 atau 3
Contoh : sepeda motor dan sepeda motor dengan
side-passengers vehicle (kendaraan penumpang
samping)
- kendaraan tak bermotor (unmotorized vehicle/UM):
kendaraan beroda yang menggunakan tenaga
manusia/hewan
Contoh : sepeda, becak, kereta kuda dan kereta
dorong.

( Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 )


KAPASITAS JALAN

• Volume arus lalu lintas adalah jumlah dari


kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan di
jalan atau pada suatu lajur jalan selama interval
waktu tertentu. Satuan yang dipakai dalam
pengukuran volume arus lalu lintas adalah
kendaraan/jam. Basis pengukuran volume arus lalu
lintas adalah volume arus lalu lintas harian (daily
traffic volume).
KAPASITAS JALAN
• Ada 4 komponen pengukuran volume arus lalu lintas
harian, yaitu :
1. Average Daily Traffic (ADT) atau Volume Arus Lalu
Lintas Harian Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume
arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi jalan yang telah
ditentukan.

2. Average Weekday Traffic (AWT) atau Volume Arus Lalu


Lintas Mingguan Rata-rata, yakni jumlah rata-rata
volume arus lalu lintas selama 24 jam pada 1 minggu
pada lokasi jalan yang telah ditentukan.
KAPASITAS JALAN
3. Average Annual Daily Traffic (AADT) atau Volume Arus
Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahunan, yakni jumlah rata-
rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi jalan
yang telah ditentukan pada 1 tahun dibagi dengan 365 hari
(untuk tahun kabisat dibagi dengan 366 hari).

4. Average Annual Weekday Traffic (AAWT) atau Volume


Arus Lalu Lintas Mingguan Rata-rata Tahunan, yakni
jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam
tiap 1 minggu pada lokasi jalan yang telah ditentukan
pada 1 tahun dibagi dengan jumlah minggu selama 1
tahun.
KAPASITAS JALAN
• Pada pengukuran volume arus lalu lintas harian,
terdapat jam-jam tertentu yang mempunyai volume
arus lalu lintas tertinggi. Inilah yang disebut dengan
volume arus lalu lintas jam puncak (Peak Hourly
Traffic Volume).
KAPASITAS JALAN

• Volume arus lalu lintas jam puncak ini biasanya


dipakai sebagai dasar referensi atau acuan dalam
analisis perencanaan dan operasional dalam rekayasa
lalu lintas.

• Jalan dan instrumen pengaturan lalu lintas harus


direncanakan atau didesain untuk dapat melayani dan
mengakomodasikan volume arus lalu lintas selama
waktu jam puncak, yakni waktu jam puncak pagi
maupun jam puncak sore.
Volume Lalulintas Harian :

1. Lalulintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT) / Average


Annual Daily Traffic (AADT)
- Volume rata-rata lalulintas 24 jam di suatu lokasi
observasi selama setahun (365 hari)
jumlah kendaraan yang lewat dalam 1 tahun
AADT =
jumlah hari dalam 1 tahun

2. Lalulintas Harian Rata-rata (LHR) / Annual Daily Traffic


(ADT)
- Volume rata-rata lalulintas 24 jam yang terjadi pada
waktu tertentu
jumlah kendaraan yang lewat dalam waktu tertentu
ADT =
jumlah hari dalam waktu tertentu
Volume Jam Perencanaan (VJP) / Design Hourly Volume -
DHV
- Volume lalulintas yang dipergunakan dalam hal
perencanaan atau analisis jalan
- Parameter perencanaan menggunakan data arus lalu
lintas pada jam tersibuk
- DDHV = AADT x K x D
dengan : K = proporsi lalulintas saat jam sibuk
D = distribusi arus lalulintas saat jam sibuk
KAPASITAS JALAN

• Tingkat Pelayanan Jalan


Tingkat pelayanan jalan berhubungan dengan kondisi
operasional jalan yang terjadi sesuai dengan fasilitas
pendukung yang ada untuk menampung volume lalu
lintas.
KAPASITAS JALAN

• Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan


jalan adalah :
- kecepatan dan waktu tempuh kendaraan
- ada / tidaknya hambatan-hambatan lalu lintas
- kebebasan pergerakan kendaraan
- kemudahan dan kenyamanan pengemudi
KAPASITAS JALAN
Menurut Highway Capacity Manual 2000,
Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service)
didefinisikan:
Tingkat pelayanan jalan adalah pengukuran kualitas
yang menggambarkan kondisi operasional dari arus
lalu lintas secara umum seperti kecepatan
kendaraan dan waktu perjalanan, kebebasan dalam
pergerakan, gangguan lalu lintas dan kenyamanan
dalam berlalu lintas.
KAPASITAS JALAN
Tingkat pelayanan jalan diberi skala A sampai F,
menggambarkan operasional jalan dari yang paling baik
sampai yang paling buruk pada tiap tipe jalan.
KAPASITAS JALAN
• Tipe dari tingkat pelayanan jalan :
1. Tipe A (DS < 0,8)
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- arus lalu lintas bebas
- volume dan kepadatan lalu lintas rendah
- kecepatan kendaraan tinggi
Contoh : jalan bebas hambatan (freeway)
KAPASITAS JALAN
2. Tipe B (DS < 0,8)
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- pengemudi kendaraan bebas memilih
kecepatan yang dikehendaki sesuai batas-batas
tertentu, karena adanya keadaan lalu lintas
tertentu yang menyebabkan penyesuaian
kecepatan kendaraan sehingga batas-batas
terendah kecepatan kendaraan dipakai untuk
perencanaan jalan luar kota
- arus lalu lintas stabil
Contoh : jalan luar kota
KAPASITAS JALAN

3. Tipe C (DS < 0,8)


mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- kecepatan dan pergerakan kendaraan terbatas,
karena adanya pertambahan volume lalu lintas yang
bertahap berbanding lurus dengan waktu (t)
Contoh : jalan arteri perkotaan
KAPASITAS JALAN
4. Tipe D (DS ≥ 0,8)
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- arus lalu lintas tidak stabil
- kecepatan kendaraan cenderung disesuaikan pada
batas-batas kecepatan tertentu
- sering terjadi pengurangan kecepatan kendaraan
secara drastis karena banyak gangguan dalam
perjalanan
- kebebasan pergerakan kendaraan sangat terbatas,
sehingga tingkat kemudahan dan kenyamanan dalam
perjalanan rendah sekali
Contoh : jalan kolektor atau jalan dari daerah-daerah
pemukiman menuju jalan arteri
KAPASITAS JALAN
5. Tipe E (DS > 0,8)
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- kecepatan kendaraan sangat rendah
- volume arus lalu lintas tinggi
- arus lalu lintas tidak stabil, sehingga sering
terjadi kemacetan
Contoh : jalan sub kolektor atau jalan lokal
KAPASITAS JALAN
Pengaruh tingkat mobilitas penduduk terhadap
perkembangan dan peningkatan segmen jalan dan
perubahan RTRK (Rencana Tata Ruang Kota):
Pengembangan jalan berupa pelebaran jalan dan
peningkatan segmen jalan berupa perkerasan ulang
(overlay), faktor-faktor yang mempengaruhi:
- Jumlah volume arus lalu lintas tinggi
- Tingkat pelayanan jalan dan kapasitas jalan rendah
- Tingkat kecenderungan pengguna jalan untuk
menggunakan segmen jalan sebagai jalur alternatif
sangat tinggi
KAPASITAS JALAN
Sehingga hal ini mempengaruhi terhadap Urban
Development Planning atau Rencana Tata Ruang
Kota (RTRK) di suatu kota tertentu
Dengan pengembangan segmen jalan akan
berakibat pada:
- berkembangnya tingkat mata pencarian penduduk
setempat
- semakin meningkatnya kecenderungan untuk
penggunaan segmen-segmen jalan baru
KAPASITAS JALAN
Dengan semakin meningkatnya kecenderungan untuk
penggunaan segmen-segmen jalan baru dapat
berpengaruh pada:
Perubahan tipe jalan dan pelayanannya, yakni:
Perubahan tipe jalan dari jalan lokal sekunder ke jalan
lokal primer, jalan kolektor sekunder ke jalan kolektor
primer…..
Dasar pengembangan tipe pelayanan jalan dengan
pelebaran jalan berdasarkan kapasitas jalan baru dari data
volume arus lalu lintas aktual
Kapasitas Jalan Perkotaan
• SCOPE AND OBJECTIVES
• Urban road segments:
• Having continuous development (such as factories
or village and commercial area) along all or almost
all of its length (at least one side of the road)
• Road in or near major urban centers of at least
100.000 population
• Road in urban areas of less than 100.000
population would also come into this category if
they have continuous permanent roadside
development.
• Indication: have the characteristic of morning and
evening peaks in traffic flows (with a higher
percentage of private cars and motor cycles
• With curb or road shoulder
Kapasitas Jalan Perkotaan

• Urban Road types


• 2/2 UD (two lane-two way undivided)
• 4/2 UD
• 4/2 D (divided)
URBAN ROAD
• Road segments defined as a length of road:
• Between an unaffected by signalized or major
unsignalized intersections
• Having similar characteristics along its length
• Example: Jl. Kertajaya can divided 5 segments

1
2
3 5
4
URBAN ROAD
• Type of calculation:
• Free flow speed
• Capacity
• Degree of saturation
• Speed at actual flow condition
• Traffic flow which can be accommodated by the given
road segment while maintaining a specified speed level
or degree of saturation
URBAN ROAD
• Traffic flow and composition
• Light vehicles (LV): two-axle motor vehicle on four
wheels with an axle spacing of 2-3 m (including
passenger car, micro bus, pick-up and micro truck)
• Heavy vehicles (HV): Motor vehicle with an axle spacing
of more than 3.5 m, normally with more than four
wheels (including bus, 2-axle truck, 3-axle trucks and
truck combinations)
• Motorcycles: motor vehicle with two or three wheels
(including motor cycle and 3 wheeled vehicles)
URBAN ROAD Kondisi dasar ideal jalan ini didefinisikan sebagai berikut :
▪ Lebar jalur 7 m

Base case for road type ▪ Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi

• 2/2 UD Tidak ada median
▪ Pemisahan arah 50 – 50
▪ Hambatan samping rendah
▪ Ukuran kota 1,0 – 3,0
▪ Tipe alinyemen datar

• 4/2 D Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut :


▪ Lebar lajur 3,5 m (lebar lajur lalu lintas total 14 m)
▪ Kerb (tanpa bahu jalan)
▪ Jarak antara kerb dan penghalang terdekat pada trotoar ? 2 m
▪ Median
▪ Pemisahan arah lalu lintas 50 – 50
▪ Hambatan samping rendah
▪ Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta
▪ Tipe alinyemen datar
URBAN ROAD
Tipe jalan ini meliputi semua jalan dua arah dengan lebar jalur lalu lintas lebih
dari 18 m dan kurang dari 24 m.

Base case for road type Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut :

• 6/2 UD
Lebar lajur 3,5 m (lebar lajur lalu lintas total 21 m)
▪ Kerb (tanpa bahu jalan)
▪ Jarak antara kerb dan penghalang terdekat pada trotoar ? 2 m
▪ Median
▪ Pemisahan arah lalu lintas 50 – 50
▪ Hambatan samping rendah
▪ Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta
▪ Tipe alinyemen datar

• Satu arah
Tipe jalan ini meliputi semua jalan satu arah dengan lebar jalur lalu lintas dari
5 m sampai dengan 10,5 m.
Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan sebagai berikut :
▪ Lebar jalur lalu lintas 7 m
▪ Lebar bahu efektif paling sedikit 2 m pada tiap sisi
▪ Jarak antara kerb dan penghalang terdekat pada trotoar ? 2 m
▪ Tidak ada median
▪ Hambatan samping rendah
▪ Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta
▪ Tipe alinyemen datar
URBAN ROAD
• FREE FLOW SPEED (FV)
• Is defined as the speed at flow level zero
• FV = (FVO + FVW) + FFVSF + FFVCS

FV : Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)


FVO : Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan (ditetapkan)
FVW : Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
FFVSF : Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu
Freeflow speed FFVCS : Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota

Speed (km.h)

Capacity
URBAN ROAD
• Kecepatan Arus Bebas Dasar u/ LV (FVo)
Kecepatan arus bebas dasar (FVo) (km/jam
Tipe Jalan LV HV MC Rata2
6/2D atau 3/1UD 61 52 48 57 Tabel 1
4/2D atau 3/1UD 57 50 47 55
4/2UD 53 46 43 51
2/2UD 44 40 40 42

Lebar lajur efektif (Wc) FVw


Tipe Jalan (m) (km/jam)
❑ Faktor Penyesuaian Lebar 4/2D atau satu arah per lajur
3.00 -4

Jalur (FVw) 3.25


3.50
-2
0
3.75 2
4.00 4
per lajur
4/2UD 3.00 -4
3.25 -2
3.50 0
Tabel 2 3.75 2
4.00 4
2/2UD total
5.00 -9.5
6.00 -3
7.00 0
8.00 3
9.00 4
10.00 6
11.00 7
URBAN ROAD
• Kelas Hambatan Samping (SFC)

Tipe Kejadian Hambatan Samping Simbol Bobot Jumlah kejadian/jam,200m Total


1 2 3 4 3x4=5
Pejalan kaki PED 0.5
Parkir, kendaraan berhenti PSV 1
Kendaraan keluar masuk EEV 0.7
Kendaraan lambat SMV 0.4
A
Total (A) SF
<100 VL
100-299 L
300-499 M
500-899 H
>900 VH
URBAN ROAD
• Penyesuaian Side Friction (FFVsf)

❑ Shoulder Tabel 3.a. ❑ Kerb Tabel 3.b.


Faktor Penyesuaian Faktor Penyesuaian
Type Kelas Hambatan Lebar Bahu Efektif Rata-rata Ws (m) Type Kelas Hambatan Lebar Bahu Efektif Rata-rata Ws (m)
Jalan Samping (SFC) <0.5m 1m 1.5m >2m Jalan Samping (SFC) <0.5m 1m 1.5m >2m
Empat Sangat Rendah 1.02 1.03 1.03 1.04 Empat Sangat Rendah 1 1.01 1.01 1.02
lajur Rendah 0.98 1 1.02 1.03 lajur Rendah 0.07 0.98 0.99 1
terbagi Sedang 0.94 0.97 1 1.02 terbagi Sedang 0.93 0.95 0.97 0.99
(4/2D) Tinggi 0.89 0.93 0.96 0.99 (4/2D) Tinggi 0.87 0.9 0.93 0.96
atau jalan Sangat Tinggi 0.84 0.88 0.92 0.96 atau jalan Sangat Tinggi 0.81 0.85 0.88 0.92
Sangat Rendah 1.02 1.03 1.03 1.04 Sangat Rendah 1 1.01 1.01 1.02
Empat Rendah 0.98 1 1.02 1.03 Empat Rendah 0.96 0.98 0.99 1
lajur tak Sedang 0.93 0.96 0.99 1.02 lajur tak Sedang 0.91 0.93 0.96 0.98
terbagi Tinggi 0.87 0.91 0.94 0.98 terbagi Tinggi 0.84 0.87 0.9 0.94
(4/2UD) Sangat Tinggi 0.8 0.86 0.9 0.95 (4/2UD) Sangat Tinggi 0.77 0.81 0.85 0.9
Sangat Rendah 1 1.01 1.01 1.01 Sangat Rendah 0.98 0.99 0.99 1
Dua Rendah 0.96 0.98 0.99 1 Dua Rendah 0.93 0.95 0.96 0.98
lajur tak Sedang 0.9 0.93 0.96 0.99 lajur tak Sedang 0.87 0.89 0.92 0.95
terbagi Tinggi 0.82 0.86 0.9 0.95 terbagi Tinggi 0.78 0.81 0.84 0.88
(2/2 UD) Sangat Tinggi 0.73 0.79 0.85 0.91 (2/2 UD) Sangat Tinggi 0.68 0.72 0.77 0.82

❑ Untuk 6 lajur = FFVsf 6 lane = 1-0.8(1-FVsf 4 lane)


URBAN ROAD
• Penyesuaian Ukuran Kota (FFVcs)

Ukuran Kota (juta penduduk) Faktor Penyesuaian


<0.1 0.9
0.1-0.5 0.93 Tabel 4.
0.5-1.0 0.95
1.0-3.0 1
>3.0 1.03
URBAN ROAD
• Bila diketahui:

GEOMETRI:
Lebar lajur lalu lintas efektif 6 m
Lebar bahu efektif pada kedua sisi 1 m.

LALU LINTAS:
Pemisah arah 70-30

LINGKUNGAN:
Ukuran kota 700.000 penduduk
Banyak angkutan kota
Banyak pejalan kaki
Beberapa kendaraan menggunakan akses sisi jalan.
Banyak kendaraan berjalan pelan (slow moving vehicle)

❑ Ditanya: Free flow of speed LV dan


DS bila kecepatan rata-rata 30 km/jam
URBAN ROAD
• Geometri:
• 6 m = lebar lajur 3 m x 2 arah = 2/2UD
• Tabel 1. ➔ FVo LV = 44 km/jam
• Tabel 2. ➔ FVw = -3 m
❑ Lingkungan:
◼ Banyak pejalan kaki
◼ Banyak angkutan kota
High Side Friction
◼ Banyak kendaraan berjalan pelan
◼ Banyak kendaraan keluar masuk
◼ Tabel 3.a. ➔ Lebar bahu efektif = 1m ➔FFVsf = 0.86
❑ Ukuran Kota: 700.000 penduduk ➔ 0.5 - 1 juta
◼ Tabel 4. ➔ FVcs = 0.95

❑ Free Flow of Speed LV =


◼ FV LV = (Fvo+FVw) x FFVsf x FFVcs
◼ = (44 – 3) x 0.86 x 0.95 = 33.45 km/jam
KAPASITAS JALAN
• Kapasitas Jalan Perkotaan (Urban Roads and Arterial
Capacity)
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 dari
Direktorat Jenderal Bina Marga, persamaan dasar untuk
menentukan kapasitas jalan perkotaan adalah sebagai berikut :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
dengan :
C = kapasitas sebenarnya dari jalan perkotaan yang ditinjau
(smp/jam)
CO = kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu
(smp/jam)
FCW = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan
tak terbagi/undevided)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/
kereb
FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota
KAPASITAS JALAN
• Contoh soal 1 :
Diperoleh data survei volume lalu lintas di segmen jalan X pada
waktu jam puncak pagi (Pk. 07.00-09.00) yakni :
Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan
Sepeda Motor 1600
Mobil van / station wagon 280
Sedan 450
Pick-up 120
Mini bis 28
Bis 45
Truk 2-as 36
Truk 3-as 20
KAPASITAS JALAN
• Data pendukung :
- Survei dilakukan pada jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2-
UD)
- Lebar 1 jalur lalu lintas 4.50 m, total 2 arah adalah 9.00 m
- Lebar bahu jalan 1.50 m di sepanjang sisi jalan
- Pemisahan arah lalu lintas 50-50
- Tingkat hambatan samping sedang (ada pergerakan
kendaraan tak bermotor/Unmotorized Vehicle seperti becak,
dan sepeda)
- Ukuran penduduk kota tempat jalan yang ditinjau 1,0-3,0
juta
• Tentukan :
- Kapasitas dari jalan yang ditinjau tersebut (C)!
- Tingkat kinerja dari jalan yang dilakukan pengamatan
dalam bentuk derajat kejenuhan (DS) !
KAPASITAS JALAN

• Penyelesaian :
a. Mencari kapasitas jalan yang ditinjau :
(i). Tentukan nilai dari kapasitas dasar jalan (CO) untuk
kondisi ideal pada tabel 4.1 sesuai dengan data hasil
survei yakni jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2-UD) dan
dari tabel 4.1 diperoleh nilai CO adalah 2900.
(ii). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian untuk lebar
jalur lalu lintas (FCW) pada tabel 4.2 menurut data hasil
survei yakni lebar 1 jalur lalu lintas 4.50 m dan total 2
arah 9.00 m, dari tabel 4.2 diperoleh nilai FCW adalah
1,25.
KAPASITAS JALAN
(iii). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian
pemisahan arah (FCSP) pada tabel 4.3 untuk data
hasil survei yakni jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi
(2/2-UD) dengan pemisahan arah lalu lintas 50-50,
dari tabel 4.3 diperoleh nilai FCSP adalah 1,00.
KAPASITAS JALAN

(iv). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian untuk


pengaruh hambatan samping dan bahu jalan (FCSF)
pada tabel 4.4a untuk data hasil survei lebar bahu jalan
1.50 m di sepanjang sisi jalan dan tingkat hambatan
samping sedang (ada pergerakan kendaraan tak
bermotor/Unmotorized Vehicle seperti becak, dan
sepeda), dari tabel 4.4a diperoleh nilai FCSF adalah
0,91.
KAPASITAS JALAN
(v). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian untuk
pengaruh ukuran kota pada kapasitas jalan perkotaan
(FCCS) pada tabel 4.5 untuk data hasil survei ukuran
penduduk kota tempat jalan yang ditinjau 1,0-3,0 juta,
dari tabel 4.5 diperoleh nilai FCCS adalah 1,00.
KAPASITAS JALAN

Setelah diperoleh nilai dari CO, FCW, FCSP, FCSF, dan


FCCS kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
sehingga,
C = 2900 x 1,25 x 1,00 x 0,91 x 1,00 x 2
C = 6597,5 smp/jam
Jadi kapasitas dari jalan yang ditinjau tersebut adalah
6597,5 smp/jam
KAPASITAS JALAN
• b. Menentukan tingkat kinerja dari jalan yang
ditinjau:
(i). Tentukan besarnya jumlah arus lalu lintas total
dari data hasil survei dan distribusikan menurut
komposisi arus lalu lintas. Dari data hasil survei
diperoleh :
- Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV), terdiri atas :
mobil van/station wagon = 280 kend/jam
sedan = 450 kend/jam
pick-up = 120 kend/jam
_____________+
850 kend/jam
KAPASITAS JALAN

- Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), terdiri atas :


mini-bis = 28 kend/jam
bis = 45 kend/jam
truk 2-as = 36 kend/jam
truk 3-as = 20 kend/jam
_____________+
129 kend/jam
- Sepeda motor (Motor Cycle/MC) = 1600 kend/jam
KAPASITAS JALAN

(ii). Setelah dicari jumlah dari masing-masing jenis kendaraan


menurut komposisi arus lalu lintasnya, kemudian jumlah
kendaraan ringan (Light Vehicle/LV) dalam kendaraan/jam,
jumlah kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) dalam
kendaraan/jam, dan jumlah sepeda motor (Motor Cycle/MC)
dalam kendaraan/jam harus dikonversikan ke dalam satuan
mobil penumpang/jam (smp/jam) atau passengers car
unit/hour (pcu/h).
KAPASITAS JALAN

Cara mengkonversikan adalah untuk jumlah kendaraan


ringan (Light Vehicle/LV) harus dikalikan faktor perhitungan
satuan mobil penumpang atau passengers car equivalent for
Light Vehicle (pceLV) sebesar 1,0. Kemudian untuk jumlah
kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) harus dikalikan
passengers car equivalent for Heavy Vehicle (pceHV)
sebesar 1,3 dan untuk jumlah kendaraan sepeda motor
(Motor Cycle/MC) harus dikalikan passengers car equivalent
for Motor Cycle (pceMC) yakni sebesar 0,5.
KAPASITAS JALAN
• Sehingga :
Untuk kendaraan ringan (Light Vehicle/LV) :
= 850 x pceLV
= 850 x 1,0
= 850 smp/jam
Untuk kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) :
= 129 x pceHV
= 129 x 1,30
= 167,70 smp/jam
Untuk sepeda motor (Motor Cycle/MC) :
= 1600 x pceMC
= 1600 x 0,50
= 800 smp/jam
Jadi QTOTAL = QLV + QHV + QMC
= 850 smp/jam + 167,70 smp/jam + 800 smp/jam
= 1817,7 smp/jam
KAPASITAS JALAN

• Maka nilai DS dapat dicari, yakni :


DS = Qtotal
C
1817 ,7
= 6597 ,5

= 0,28
• Nilai DS < 0,8 , jadi dapat dikatakan bahwa kondisi
kinerja jalan cukup baik, arus lalu lintas tidak terlalu
padat, dan pergerakan kendaraan lancar (LOS = B)
• HUBUNGAN Free Flow of Speed dan DS

DS = 0.31
• HUBUNGAN Free Flow of Speed dan DS
Kapasitas Jalan (C)
• Memerlukan Road Geometric Inventory Survey
• C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
• C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)
• Co : Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu
(smp/jam)
• FCW : Penyesuaian lebar jalan
• FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah
(hanya untuk jalan tak terbagi)
• FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping dan
bahu jalan / kerb
• FCCS : Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
Kapasitas Dasar Jalan (C0)

Kapasitas Dasar (SMP/


Type Jalan Catatan
jam)
• Empat Lajur terbagi 1600
1650 Per lajur
atau jalan satu arah
• Empat lajur tak 1500 Per lajur
terbagi
• Dua lajur tak terbagi 2900 Total 2 arah
Sumber: MKJI, 1997
Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (FCW)

Type Jalan Lebar Lalu Lintas FCW (km/jam)


Efektif (WC ), m
Empat lajur terbagi (4/2D) Per lajur
atau jalan satu arah 3.00 0.92
3.25 0.96
3.50 1.00
3.75 1.04
4.00 1.08
Empat lajur tak terbagi Per lajur
(4/2UD) 3.00 0.91
3.25 0.95
3.5 1.00
3.75 1.05
4.00 1.09
Total
Dua lajur tak terbagi (2/2 5 0.56
UD) 6 0.87
7 1.00
8 1.14
9 1.25
10 1.29
11 1.34
Sumber: MKJI, 1997
Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCSP)

Pemisahan arah, SP% 50-50 60-40 70-30 80-20 90-10 100-0


2/2 1.00 0.94 0.88 0.82 0.76 0.70
FCSP
4/2 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88 0.85
Sumber: MKJI, 1997
Faktor Penyesuaian Terhadap Hambatan Samping (FCSF)
Faktor Penyesuaian
Type J alan Kel as Hambatan
Lebar B ahu Efektif Rata-rata Ws (m)
Sampi ng (S FC)
<0.5m 1m 1.5m >2m
Sangat Rendah 0.96 0.98 1.01 1.03
Empat lajur terbagi Rendah 0.94 0.97 1.00 1.02
Sedang 0.92 0.95 0.98 1.00
(4/2D)
Tinggi 0.88 0.92 0.95 0.98
Sangat Tinggi 0.84 0.88 0.92 0.96
Sangat Rendah 0.96 0.99 1.01 1.03
Rendah 0.94 0.97 1.00 1.02
Empat lajur tak terbagi
Sedang 0.92 0.95 0.98 1.00
(4/2UD)
Tinggi 0.87 0.91 0.94 0.98
Sangat Tinggi 0.80 0.86 0.90 0.95
Sangat Rendah 0.94 0.96 0.99 1.01
Rendah 0.92 0.94 0.97 1.00
Dua lajur tak terbagi
Sedang 0.89 0.92 0.95 0.98
(2/2 UD) atau jalan
Tinggi 0.82 0.86 0.90 0.95
satu arah
Sangat Tinggi 0.73 0.79 0.85 0.91
Sumber: MKJI, 1997
Kelas Hambatan Samping

Jumlah berbobot
SFC Kode kejadian per 200m Kondisi Khusus
per jam (2 sisi)
• Daerah pemukiman, jala n
Sangat Rendah VL <100 dengan jalan samping
• Daerah pemukiman,
Rendah L 100-299 beberapa kendaraa n
umum
• Daerah industri, beberapa
Sedang M 300-499 toko di sisi jalan
• Daerah komersial,
Tinggi H 500-899 aktivitas sisi jalan tinggi
• Daerah komersial denga n
Sangat Tinggi VH >900 aktivitas pasar di samping
jalan
Sumber: MKJI, 1997
Kelas Hambatan Samping

Hambatan Samping Hambatan Samping


Sangat Tinggi Sangat Rendah
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCCS)

Ukuran Kota (juta Faktor Penyesuaian


penduduk)
<0.1 0.9
0.1-0.5 0.93
0.5-1.0 0.95
1.0-3.0 1.00
>3.0 1.03
Sumber: MKJI, 1997
Karakteristik Tipe Jalan
Tipe Jalan Kode
2 lajur 1 arah 2/1
2 lajur 2 arah tak terbagi 2 / 2 UD
4 lajur 2 arah tak terbagi 4 / 2 UD
4 lajur 2 arah terbagi 4/2D
6 lajur 2 arah terbagi 6/2D

Bila diketahui: Jl. A.Yani Surabaya Type:6/2D


Lebar lajur 3.5m
Hambatan samping= VH (very high)
Pemisahan Arah= 50:50
Maka kapasitas C=3x1650x1x1x0.96x1.03=4792 smp/jam

Jumlah Co Fcw Fcsp Fsf Fccs


Lajur
INTERURBAN ROAD
◼ Kondisi Dasar Jalan Luar Kota
No Kriteria Tipe jalan
Jalan 2/2 UD Jalan 4/2 UD Jalan 4/2 D Jalan 6/2 D
1 Lebar jalur efektif 7m 14m 2 x 7m 2 x 7m
2 Lebar efektif bahu 1,5m 1,5m 2m 2m
3 Median Tidak ada Tidak ada Ada Ada
4 Pemisah arah lalu lintas 50%-50% 50%-50% - -
5 Tipe alinyemen Datar Datar Datar Datar
6 Tata guna lahan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan
samping jalan samping jalan samping jalan samping jalan
7 Kelas hambatan samping Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
8 Kelas fungsional jalan Jalan arteri Jalan arteri Jalan arteri Jalan arteri
9 Kelas jarak pandang A A A A
Sumber : MKJI 1997
INTERURBAN ROAD
◼ Alignment Type
Tipe Alinyemen Naik + Turun Lengkung horizontal
(m/km) (rad/km)
Datar < 10 < 1,0
Bukit 10 – 30 1,0 – 2,5
Gunung > 30 > 2,5
Sumber : MKJI 1997

◼ Side Distance Class


Kelas jarak pandang % segmen dengan jarak pandang min. 300 m
A > 70 %
B 30% – 70 %
C < 30%
Sumber : MKJI 1997
INTERURBAN ROAD
◼ Side Friction Class
Kelas hambatan Frekuensi kejadian Kondisi khas
samping ( kedua sisi )
Sangat rendah < 50 Pedesaan : pertanian atau belum
berkembang
Rendah 50 – 100 Pedesaan : beberapa bangunan dan
kegiatan samping jalan
Sedang 150 – 250 Kampung : kegiatan permukiman
Tinggi 250 – 350 Kampung : beberapa kegiatan
pasar
Sangat tinggi > 350 Hampir perkotaan : banyak pasar/
kegiatan niaga
INTERURBAN ROAD

◼ Vehicle Type
❑ Light Veh. (LV)
❑ Middle Heavy Vehicle (MHV): truk dua gandar, bus kecil
❑ Large Bus (LB)
❑ Large Truck (LT): truk tiga gandar dan truk gandengan
❑ Motorcycle (MC)
INTERURBAN ROAD
• FREE FLOW SPEED (FV)
• Is defined as the speed at flow level zero
• FV = (FVo + FVw) + FFVsf + FFVrc

FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)


FVo = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan
FVW = penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas
FFVSF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu
FFVRC = faktor penyesuaian akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan
INTERURBAN ROAD
• FREE FLOW SPEED BASE CONDITION (FVo)

Naik + Kecepatan arus bebas dasar LV jalan 2/2 UD (km/jam)


Turun Lengkung horisontal (rad/km)
(m/km) < 0,5 0,5 - 1 1-2 2-4 4-6 6-8 8 – 10
5 68 65 63 58 52 47 43
15 67 64 62 58 52 47 43
25 66 64 62 57 51 47 43
35 65 63 61 57 50 46 42
45 64 61 60 56 49 45 42
55 61 58 57 53 48 44 41
65 58 56 55 51 46 43 40
75 56 54 53 50 45 42 39
85 54 52 51 48 43 41 38
95 52 50 49 46 42 40 37
Sumber: MKJI 1997
INTERURBAN ROAD
• FREE FLOW SPEED BASE CONDITION (FVo)

Naik + Kecepatan arus bebas dasar LV jalan 2/2 UD (km/jam)


Turun Lengkung horisontal (rad/km)
(m/km) < 0,5 0,5 - 1 1-2 2-4 4-6 6-8 8 – 10
5 68 65 63 58 52 47 43
15 67 64 62 58 52 47 43
25 66 64 62 57 51 47 43
35 65 63 61 57 50 46 42
45 64 61 60 56 49 45 42
55 61 58 57 53 48 44 41
65 58 56 55 51 46 43 40
75 56 54 53 50 45 42 39
85 54 52 51 48 43 41 38
95 52 50 49 46 42 40 37
Sumber: MKJI 1997
SINGLE WEAVING
• JALINAN TUNGGAL
• BIASANYA UNTUK ANALISA JALINAN AKIBAT BUKAAN MEDIAN (U-TURN)
• KINERJA JALINAN:
• DS = QSMP / C
• C = CO x FCS x FRSU
• CO = 135 x Ww1,3 x (1+WE/Ww)1,5 x (1-pw/3)0,5 x (1+Ww/Lw)-1,8
• FCS = faktor terhadap ukuran kota
• FRSU = faktor terhadap hambatan samping
SINGLE WEAVING
• CO = 135 x WW1,3 x (1+WE/WW)1,5 x (1-pw/3)0,5 x (1+Ww/Lw)-1,8
• Ww = lebar jalinan
Jika WapprA>Ww maka WapprA=Ww
Jika WapprD>Ww maka WapprD=Ww
• WE = lebar rata-rata pendekat WA dan WD
• LW = panjang jalinan
• pw = rasio jalinan A B
W apprA

pw = (QA-C + QD-B) / QTOT WW


W apprD
D C
L
W E = (WA + W D) / 2
FCS = faktor terhadap ukuran kota

Ukuran Kota Penduduk Fcs


(CS) (juta)
Sangat kecil <0.1 0.82
Kecil 0.1-0.5 0.88
Sedang 0.5-1 0.94
Besar 1-3 1
Sangat Besar >3 1.05
FRSU = faktor terhadap hambatan samping

Kelas tipe lungkungan jalan Kelas hambatan samping Rasio kendaraan tak bermotor (Pum)
RE SF 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 >0.25
Commercial Area High 0.93 0.88 0.84 0.79 0.74 0.7
Medium 0.94 0.89 0.85 0.8 0.75 0.7
Low 0.95 0.9 0.86 0.81 0.76 0.71
Residential Area High 0.96 0.91 0.86 0.82 0.77 0.72
Medium 0.97 0.92 0.87 0.82 0.77 0.73
Low 0.98 0.93 0.88 0.83 0.78 0.74
Restricted Access High/Med/Low 1 0.95 0.9 0.85 0.8 0.75

Anda mungkin juga menyukai