Jurnal-perancangan-tata-letak-gudang-dengan-metode-Class-Based Storage
Jurnal-perancangan-tata-letak-gudang-dengan-metode-Class-Based Storage
E-mail: nita.ph@gmail.com
menjadi sulit. Selain itu, kain ditempatkan di Aktivitas yang umumnya dilakukan berkaitan
sembarang tempat seperti di jalur material dengan penyimpanan material dalam gudang,
handling, serta kapasitas yang dimiliki gudang adalah Receiving, Prepacking, Put-away, Storage,
belum dimanfaatkan secara optimal sehingga Order picking, Packaging, Sortation and
terjadi penurunan kapasitas gudang sebenarnya. accumulation, Packing and Shipping [2]. Dalam
Berdasarkan fakta tersebut perlu dilakukan perancangan tata letak gudang terdapat beberapa
perancangan kebijakan penyimpanan dan prinsip yang umum dijadikan sebagai acuan, yaitu:
perancangan tata letak gudang agar menjadi lebih Popularity, Similarity, Size, Characteristics dan
baik. Space utilization. Beberapa karakteristik komponen
yang penting yaitu: Perishable materials
Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang (komponen yang mudah rusak), Oddly shaped and
perbaikan tata letak gudang bahan baku dengan crushable items (komponen bentuk khusus dan
menggunakan metode class-based storage pada mudah rusak), Hazarduous materials (komponen
CV. XY dengan tujuan peningkatan utilisasi berbahaya), Security items (komponen dengan
kapasitas gudang dan percepatan pemenuhan pengamanan khusus) dan Compatibility
pemintaan kain. Metode class-based storage (kecocokan/kesesuaian).
digunakan dalam perbaikan tata letak gudang bahan
baku di CV. XY dengan pertimbangan kain yang Penempatan barang adalah kegiatan yang
disimpan di gudang bahan baku memiliki berhubungan dengan berdasarkan apa suatu barang
karakteristik tertentu yang mampu membedakan ditempatkan dalam gudang. Kebijakan penempatan
antara kain yang satu dengan lainnya. Sehingga barang ini berdampak pada waktu transportasi yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dibutuhkan dan proses pencarian atau penelusuran
pemilahan dan penyimpan bahan baku tersebut. barang. Berikut ini adalah jenis-jenis kebijakan
penempatan barang [1]:
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: a. Random storage
a. Data yang digunakan merupakan data produksi Yaitu penempatan barang berdasarkan tempat
yang berlangsung saat penelitian yaitu pada yang paling dekat dengan lokasi input barang,
bulan Juni-Desember 2010. implikasi kebijakan ini adalah waktu pencarian
b. Tidak melakukan perhitungan biaya perbaikan barang lebih lama. Random storage
tata letak. memerlukan sistem informasi yang baik,
c. Tidak melakukan perubahan terhadap sistem umumnya cara ini dilakukan pada sistem
produksi maupun urutan proses produksi. AS/RS (Automated Storage/Retrievel System).
d. Dalam perhitungan jarak menggunakan jarak
rektilinier. b. Fixed storage atau dedicated storage
e. Tidak ada penambahan atau pengurangan Aplikasi kebijakan yang menempatkan satu
fasilitas atau departemen selama penelitian jenis bahan atau material di tempat yang
berlangsung. khusus hanya untuk bahan atau material
f. Tidak ada penambahan jenis produk baru tersebut. Kebijakan ini akan mengurangi
selama penelitian berlangsung. waktu dalam pencarian barang, namun ruang
yang dibutuhkan menjadi kurang efisien
karena ruang kosong untuk satu bahan atau
II. TINJAUAN PUSTAKA material tidak diperbolehkan untuk ditempati
bahan atau material lainnya.
Gudang merupakan tempat penyimpanan material
yang diperlukan untuk proses produksi, material c. Class-based storage
tersebut akan terus disimpan hingga siap diproses Yaitu penempatan bahan atau material
sesuai dengan jadwal produksi atau order berdasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan
konsumen. Adapun tujuan dari kegiatan atau material kedalam suatu kelompok.
penyimpanan material adalah sebagai berikut [1]: Kelompok ini nantinya akan ditempatkan pada
a. Untuk menyeimbangkan antara kemampuan suatu lokasi khusus pada gudang. Kesamaan
produksi dengan demand konsumen bahan atau material pada suatu kelompok, bisa
b. Untuk memberikan suatu customer service dalam bentuk kesamaan jenis item atau
yang spesifik kesamaan pada suatu daftar pemesanan
c. Untuk menambah nilai pada produk konsumen.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 107
Tata Letak Karakteristik Aliran Jadual dan jumlah Tahap ketiga adalah analisa terhadap tata letak
Gudang Kain Bahan pemesanan serta
Existing permintaan kain
gudang bahan baku usulan yang telah diperoleh
dengan kebijakan penempatan yang baru
berdasarkan metode class based storage serta tata
Tata Letak Gudang letak fasilitas yang ada di gudang bahan baku.
Usulan Sehingga dapat memperlancar proses yang terdapat
di gudang bahan baku dan peningkatan kapasitas
gudang.
Peningkatan utilisasi gudang dan
percepatan pemenuhan permintaan kain
Terakhir adalah tahap Kesimpulan dan Saran, pada
tahap ini akan ditarik kesimpulan yang merujuk
Gambar 1. Model Konseptual kembali kepada tujuan dari penelitian ini. Selain
itu, akan diberikan saran untuk perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian
sejenis.
108 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012
Pengamatan
d. Administrasi
Awal Lapangan Bagian administrasi merupakan bagian yang
Pendefinisian Masalah
mengelola administrasi di gudang seperti data
Studi Tata Letak keluar dan masuknya kain di gudang bahan
Gudang
Pengumpulan & Pengolahan baku.
Data
4.2 Jadwal Pemasukan dan Pengeluaran Kain Tabel 1. Persediaan Bahan Baku CV. XY-Bandung
Periode Juni-Juli
Setiap harinya kain selalu datang dari supplier dan
juga keluar untuk diproduksi. Pengiriman dari Bulan
Jenis Nama
Juni-Juli
supplier dan pengiriman ke produksi berlangsung
Kaos balon Kaos balon printing Foil 3
setiap hari dan setiap waktu. Berikut ini adalah data
printing Emas c/Hitam (Gunawan)
persediaan kain saat ini, data keluar dan masuk kain Kaos blister Kos Blister c/Beidge- 1
di gudang bahan baku CV. XY-Bandung setiap Coklat (Gunawan)
bulan. (sumber: data internal CV. XY-Bandung). Kaos blister Kaos Blister c/Coklat 2
VH-Putih (Gunawan)
Selanjutnya, Data pada Tabel 1 akan digunakan Kaos blister Kaos Blister c/Hijau 1
untuk penentuan kapasitas gudang saat ini, Army-Putih (Gunawan)
sedangkan data pada Tabel 2 akan digunakan untuk Kaos blister Kaos Blister c/Sky Blue- 5
penentuan letak kain karena kain dengan Navy (Gunawan)
permintaan tertinggi harus diletakkan dekat dengan Kaos CF 043 Kaos CF 043 c/Biru Muda 1
(CGNP)
pintu keluar masuk gudang.
Kaos Kaos Corduray c/Abu 0
corduray (JvaEtnic)
Tabel 1, menunjukan jumlah persediaan bahan
baku untuk periode Juni-Juli, sementara tabel 2
adalah data pemakaian bahan baku selama periode Tabel 2. Pemakaian Bahan Baku CV. XY-Bandung
Juni-Juli. Dari data tersebut dapat terlihat status Periode Juni-Juli
persediaan bahan baku selama periode Juni-Juli
Bulan
Jenis Nama
4.3 Kebutuhan Produk Juni-Juli
Kaos Kaos Corduray c/Cokpi 14
Produk yang diproduksi oleh CV. XY-Bandung corduray (Raphatex)
melewati beberapa tahapan proses. Pada beberapa Kaos Kaos Corduray 9
tahapan proses, terdapat scrap yang tentunya akan corduray c/Hitam(Raphatex)
Kaos Kaos Corduray c/Hitam 24
menambah jumlah produk yang harus disiapkan.
corduray (Raphatex)
Data berikut ini akan menentukan kebutuhan
produk yang harus disiapkan dari awal produksi,
sehingga dapat memenuhi permintaan.
Tabel 4. Jumlah Kebutuhan Gudang
Jumlah yang diminta adalah permintaan dari Nama Kebutuhan
produk yang harus dipenuhi, sedangkan jumlah Kaos balon printing foil emas c/Hitam 3
yang disiapkan diperoleh dengan rumus sebagai (Gunawan)
berikut: Kaos blister c/Beige-Coklat (Gunawan) 1
Kaos blister c/Coklat VH-Putih 2
(Gunawan)
Jumlah yang harus disiapkan = [3] Kaos blister c/Hijau army-Putih 1
(Gunawan)
Kaos blister c/Sky blue-Navy (Gunawan) 4
Satuan produk yang dipindahkan dijabarkan dalam Kaos CF 043 c/Birumuda(CGNP) 1
2 satuan yaitu piecies dan polybag. Perpindahan Kaos curdoray c/Abu (Java Etnic) 10
Kaos curdoray c/Abu (Raphatex) 5
antar departemen dilakukan dalam satuan polybag.
Kaos curdoray c/Abu (Raphatex) 55
Dengan menggunakan rumusan tersebut dapat
diperloleh jumlah kebutuhan produk yang tertera di
tabel 3 pada lampiran. Dengan diketahui jumlah
4.4 Tata Letak Gudang Bahan Baku
kebutuhan produk dapat diketahui berapa jumlah
material yang harus disiapkan dan akhirnya akan
Saat ini kain yang diletakkan di gudang bahan baku
diperoleh jumlah kebutuhan gudang yang tertera
diletakkan secara acak dengan menempati ruang
pada tabel 4
kosong yang tersedia. Sehingga jarak yang
ditempuh untuk mengambil kain apapun jenisnya
pada kondisi saat ini adalah dari pintu keluar masuk
110 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012
ke seluruh lokasi penyimpanan kain lolos inspeksi Setiap rak penyimpanan disusun menjadi 2 tingkat
yaitu 827,48 m2. Jarak tempuh pada setiap jenis dengan tinggi penyimpanan maksimal untuk tingkat
kain adalah sama karena petugas gudang bahan 1 adalah 1,5 m sedangkan untuk tingkat 2 adalah
baku diasumsikan tidak mengetahui kain yang 1,2 m.
dicari, sehingga harus mencari pada gudang
keseluruhan. Kapasitas setiap rak penyimpanan diperoleh dengan
memperhitungkan dimensi dari polybag yang
Dalam penentuan kebutuhan ruang digunakan diletakkan secara horizontal.
jumlah pembelian, pengembalian, dan saldo awal
dari tiap jenis kain. Hal ini dikarenakan kain harus Rak penyimpanan 1 = (1,75/0,9) x (45,6/0,5) x
disimpan dalam jumlah yang besar mengingat jarak (2,7/0,3) = 1.642 polybag
dari pemesanan dari supplier sampai kain
dikirimkan kurang lebih selama 2 bulan. Rak penyimpanan 2 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
Selanjutnya dari tiap periode dirata-ratakan untuk (2,7/0,3) = 1.440 polybag
menentukan kapasitas yang dibutuhkan dalam
gudang. Kapasitas yang dibutuhkan diperoleh Rak penyimpanan 3 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
dengan menghitung jumlah polybag yang harus (2,7/0,3) = 1.440 polybag
disimpan.
Rak penyimpanan 4 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
Total keseluruhan jumlah polybag yang harus (2,7/0,3) = 1.440 polybag
disimpan adalah 8.930 polybag yang terdiri dari
kain knitting dan kain woven (data selengkapnya Rak penyimpanan 5 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
terlampir). (2,7/0,3) = 1.440 polybag
Dalam perancangan tata letak gudang usulan Rak penyimpanan 7 = (1,75/0,9) x (34/0,5) x
metode penyimpanan yang digunakan adalah class (2,7/0,3) = 1.224 polybag
based storage yang dikombinasikan dengan
randomized storage. Metode class based storage Rak penyimpanan 8 = (1,75/0,9) x (15/0,5) x
akan mengelompokkan kain berdasarkan jenis kain (2,7/0,3) = 540 polybag
yaitu kain woven dan kain knitting. Selanjutnya dari
tiap jenis kain tersebut dipecah lagi menjadi Area sebelum inspeksi = (1,75/0,9) x (6/0,5) x
beberapa jenis kain kembali. Dari lokasi (2,7/0,3) = 200 polybag
penyimpanan tiap jenis kain lalu ditetapkan metode
randomized storage, artinya kain dengan jenis yang Area retur = (2,7/0,9) x (25/0,5) x 3 = 450 polybag.
telah ditetapkan bebas ditempatkan dimana saja,
tanpa ada pemberian ruang yang lebih khusus.
Gang antar rak diberikan selebar 1,15 m. Hal ini
Dalam urutan peletakan jenis kain diurutkan berdasarkan lebar maksimal dari alat material
berdasarkan rata-rata permintaan dari tiap jenis handling yaitu 1 m, karena pada proses
kain. Jenis kain yang paling tinggi permintannya penyimpanan sebagian besar menggunakan kereta
diletakkan paling dekat dengan pintu keluar masuk. dorong atau handclift. Sedangkan pada proses
pengambilan kain sebagian besar menggunakan
Area pada gudang bahan baku selanjutnya dibagi tenaga manusia.
menjadi 6 area yaitu area penyimpanan kain lolos
inspeksi, area penyimpanan kain sebelum Tabel 5 dan 6 menunjukkan data mengenai
diinspeksi, area kain yang harus dikembalikan, area permintaan kain woven dan knitting, tabel 7
penimbangan, area administrasi, dan area mesin merupakan data kapasitas area penyimpanan kain.
inspeksi. Sedangkan lokasi pembuatan tudung Tabel 8 menunjukan area penyimpanan berupa
jilbab, dipindahkan ke area cutting gelaran karena kebijakan jenis kain yang dapat disimpan pada rak
masih terdapatnya ruang kosong yang tersedia. 3. Berdasarkan data-data tersebut dapat diketahui
kebutuhan area penyimpanan kain, yang pada
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 111
Tabel 6. Permintaan Kain Knitting Pada tata letak gudang bahan baku, total polybag
yang harus disimpan disimpan adalah 8.766
Rata-rata polybag. Dengan perancangan tata letak gudang
Jenis
permintaan bahan baku baru yaitu dengan penggunaan rak
Kaos model striper/model spandex 1 untuk pemanfaatan area vertical, dapat menampung
Kaos PE 30 1 11.256 polybag. Sehingga, dapat disimpulkan
Kaos Rib Cotton 1 bahwa dengan perancangan tata letak gudang bahan
Kaos blister 2 baku yang baru dapat memennuhi kebutuhan kain
Kaos jaquard salur motif 2 2 yang disimpan. Kelebihan area dapat dimanfaatkan
Kaos spandex baloon 2
untuk mengatasi pemesanan yang berlebih, melihat
Kaos jaquard motif merak 9
lamanya lead time dalam pemesanan kain.
Lampiran
Penyimpanan Kain
5,6 m
Mesin Pembuat
6,2 m
TudungJilbab
2,5 m
MESIN INSPEKSI
3,6 m
3,6 m
MESIN INSPEKSI
40 m
Penyimpanan Kain
Penyimpanan
kain
2,1 m
MESIN INSPEKSI
KAIN TIDAK LOLOS
Penyimpanan Kain
INSPEKSI
MESIN INSPEKSI
MESIN INSPEKSI
TEMPAT
3,6 m
3,8 m
PENYIMPANAN
PLASTIK KAIN
60 cm
3m
3,2 m
penimbangan
1,8 m
2,25 m
administrasi
11 m
DIAGRAM ALIRAN
Penyimpanan Kain
Mesin Pembuat
TudungJilbab
MESIN INSPEKSI
MESIN INSPEKSI
Penyimpanan Kain
Penyimpanan
kain
MESIN INSPEKSI
Penyimpanan Kain
INSPEKSI
2
MESIN INSPEKSI
1
4
1
MESIN INSPEKSI
TEMPAT
PENYIMPANAN
PLASTIK KAIN
penimbangan
1
administrasi
1,75 m 1,15 m 1,75 m 1,75 m 1,15 m 1,75 m 1,75 m 1,15 m 1,75 m 1,75 m 1,75 m
Rak penyimpanan 8
Rak penyimpanan 1
Rak penyimpanan 4
Rak penyimpanan 5
Rak penyimpanan 2
Rak penyimpanan 3
Rak penyimpanan 6
Rak penyimpanan 7
40 m
2,7 m 2,7 m
45,6 m
Mesin Inspeksi
Kain Retur
25 m
Kain Sebelum
Inspeksi
6m
Penyimpanan
Plastik
Administrasi Penimbangan