Anda di halaman 1dari 11

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No.

3, Maret 2012 105

Perancangan Tata Letak Gudang


dengan Metoda Class-Based Storage
Studi Kasus CV. SG Bandung
Nita Puspita Anugrawati Hidayat

Fakultas Rekayasa Industri,


Institut Teknologi Telekomunikasi Bandung, Jl.Telekomunikasi no.1 Bandung

E-mail: nita.ph@gmail.com

Abstrak - CV.XY-Bandung merupakan optimal utility and fulfillness of raw material


perusahaan konveksi yang memproduksi jilbab. demands faster. In this research, class-
Untuk dapat bersaing, perusahaan harus basedstorage method and shelf, separate fabrics
mampu meningkatkan produktivitas dan are based on type of fabric in raw material
mengurangi biaya operasional perusahaan. storage that able to improving storage capacity.
Dari hasil pengamatan, CV. XY-Bandung belum By proposes the design raw material storage
memiliki tata letak yang baik. Hal ini terlihat layout, it should be able to increasing storage
dari cara penyimpanan bahan baku di gudang capacity, thus, it will be able to give space for
yang belum mengikuti kaidah tata letak gudang. 1600 polybag.
Pada gudang bahan baku, kain diletakkan
secara acak sehingga menyulitkan pencarian, Keywords - layout, CRAFT algorithm, movement
kapasitas gudang bahan baku saat ini momen, class-based storage
dikeluhkan tidak mencukupi kebutuhan.
Parameter tata letak gudang bahan baku yang
baik adalah dipenuhinya ruang secara maksimal I. PENDAHULUAN
dan pemenuhan terhadap permintaan bahan
baku yang lebih cepat. Pada penelitian ini,
metode class-based storage dan penggunaan rak,
memisahkan kain berdasarkan jenis kain di
P ersaingan dunia usaha kini makin ketat, setiap
usaha dituntut untuk melakukan kegiatan usaha
secara efektif dan efisien. Dalam suatu pabrik,
gudang bahan baku mampu memberikan efektif dan efisien dapat dilihat melalui berbagai
peningkatan kapasitas gudang. Dengan aspek diantaranya sistem penyimpanan material.
rancangan tata letak gudang bahan baku usulan Misalnya gudang bahan baku, ketersediaan bahan
dapat meningkatkan kapasitas gudang, sehingga baku pada waktu yang tepat dan jumlah yang tepat
mampu memberikan ruang kosong untuk 1600 dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi.
polybag. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem penyimpanan
yang baik dalam gudang.

Abstract – CV. XY-Bandung is convection CV. XY merupakan perusahaan yang bergerak di


produsen that produce jilbab. To be able industri garmen dengan produk busana muslim.
competing with others, produsen has to keep Saat ini CV. XY-Bandung memiliki 5 pabrik yang
improving productivity and do cost efficiency. berlokasi di Bandung. Pabrik yang diamati pada
From observation, CV. XY-Bandung has not penelitian ini adalah pabrik yang memproduksi
had a good layout. It is shown from raw material aneka kerudung yang dilengkapi dengan gudang
inventory in storage that has not using storage bahan baku berupa kain. Gudang ini menyimpan
layout theory. In the storage of raw materials, dan menyuplai kebutuhan bahan baku kain untuk
fabrics are placed by random, make it difficult seluruh pabrik CV. XY. Saat ini tata letak gudang
to search, and the storage of raw materials menggunakan metode randomized storage, yaitu
capacity is unable to fulfill demand. The good kain ditempatkan secara acak tanpa aturan tertentu.
parameters for storage of raw materials are Hal ini menyebabkan proses pencarian kain
106 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012

menjadi sulit. Selain itu, kain ditempatkan di Aktivitas yang umumnya dilakukan berkaitan
sembarang tempat seperti di jalur material dengan penyimpanan material dalam gudang,
handling, serta kapasitas yang dimiliki gudang adalah Receiving, Prepacking, Put-away, Storage,
belum dimanfaatkan secara optimal sehingga Order picking, Packaging, Sortation and
terjadi penurunan kapasitas gudang sebenarnya. accumulation, Packing and Shipping [2]. Dalam
Berdasarkan fakta tersebut perlu dilakukan perancangan tata letak gudang terdapat beberapa
perancangan kebijakan penyimpanan dan prinsip yang umum dijadikan sebagai acuan, yaitu:
perancangan tata letak gudang agar menjadi lebih Popularity, Similarity, Size, Characteristics dan
baik. Space utilization. Beberapa karakteristik komponen
yang penting yaitu: Perishable materials
Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang (komponen yang mudah rusak), Oddly shaped and
perbaikan tata letak gudang bahan baku dengan crushable items (komponen bentuk khusus dan
menggunakan metode class-based storage pada mudah rusak), Hazarduous materials (komponen
CV. XY dengan tujuan peningkatan utilisasi berbahaya), Security items (komponen dengan
kapasitas gudang dan percepatan pemenuhan pengamanan khusus) dan Compatibility
pemintaan kain. Metode class-based storage (kecocokan/kesesuaian).
digunakan dalam perbaikan tata letak gudang bahan
baku di CV. XY dengan pertimbangan kain yang Penempatan barang adalah kegiatan yang
disimpan di gudang bahan baku memiliki berhubungan dengan berdasarkan apa suatu barang
karakteristik tertentu yang mampu membedakan ditempatkan dalam gudang. Kebijakan penempatan
antara kain yang satu dengan lainnya. Sehingga barang ini berdampak pada waktu transportasi yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dibutuhkan dan proses pencarian atau penelusuran
pemilahan dan penyimpan bahan baku tersebut. barang. Berikut ini adalah jenis-jenis kebijakan
penempatan barang [1]:
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: a. Random storage
a. Data yang digunakan merupakan data produksi Yaitu penempatan barang berdasarkan tempat
yang berlangsung saat penelitian yaitu pada yang paling dekat dengan lokasi input barang,
bulan Juni-Desember 2010. implikasi kebijakan ini adalah waktu pencarian
b. Tidak melakukan perhitungan biaya perbaikan barang lebih lama. Random storage
tata letak. memerlukan sistem informasi yang baik,
c. Tidak melakukan perubahan terhadap sistem umumnya cara ini dilakukan pada sistem
produksi maupun urutan proses produksi. AS/RS (Automated Storage/Retrievel System).
d. Dalam perhitungan jarak menggunakan jarak
rektilinier. b. Fixed storage atau dedicated storage
e. Tidak ada penambahan atau pengurangan Aplikasi kebijakan yang menempatkan satu
fasilitas atau departemen selama penelitian jenis bahan atau material di tempat yang
berlangsung. khusus hanya untuk bahan atau material
f. Tidak ada penambahan jenis produk baru tersebut. Kebijakan ini akan mengurangi
selama penelitian berlangsung. waktu dalam pencarian barang, namun ruang
yang dibutuhkan menjadi kurang efisien
karena ruang kosong untuk satu bahan atau
II. TINJAUAN PUSTAKA material tidak diperbolehkan untuk ditempati
bahan atau material lainnya.
Gudang merupakan tempat penyimpanan material
yang diperlukan untuk proses produksi, material c. Class-based storage
tersebut akan terus disimpan hingga siap diproses Yaitu penempatan bahan atau material
sesuai dengan jadwal produksi atau order berdasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan
konsumen. Adapun tujuan dari kegiatan atau material kedalam suatu kelompok.
penyimpanan material adalah sebagai berikut [1]: Kelompok ini nantinya akan ditempatkan pada
a. Untuk menyeimbangkan antara kemampuan suatu lokasi khusus pada gudang. Kesamaan
produksi dengan demand konsumen bahan atau material pada suatu kelompok, bisa
b. Untuk memberikan suatu customer service dalam bentuk kesamaan jenis item atau
yang spesifik kesamaan pada suatu daftar pemesanan
c. Untuk menambah nilai pada produk konsumen.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 107

d. Shared storage Adapun tahapan dan urutan proses penelitian yang


Penempatan beberapa bahan atau material dilakukan sebagai berikut: pertama tahap
dalam satu area yang dikhususkan untuk bahan pendahuluan, yaitu pengamatan awal mengenai
atau material tersebut. Kebijakan ini permasalahan utama di lapangan hingga diperoleh
mengurangi jumlah kebutuhan luas gudang pendefinisian awal mengenai permasalahan yang
dan mampu peningkatkan utilisasi area diangkat serta melakukan studi tentang hal-hal yang
penempatan persediaan. terkait dengan tata letak gudang.

Kedua adalah tahap pengumpulan dan pengolahan


III. METODOLOGI PENELITIAN data. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data
yang mendukung dalam proses penelitian mengenai
Pada penelitian ini dibutuhkan data tata letak tata letak gudang bahan baku, diantaranya data tata
gudang bahan baku existing, karakteristik kain, data letak gudang existing meliputi luas dan tinggi
jadwal pemesanan dan permintaan kain, serta aliran gudang, alat-alat yang terdapat di gudang bahan
bahan di gudang bahan baku. Data tata letak baku beserta dimensinya. Data ini digunakan
gudang bahan baku digunakan untuk mengetahui sebagai data awal dalam evaluasi tata letak gudang
tata letak saat ini meliputi dimensi rak yang dan dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan. Data
digunakan, gang, peralatan material handling yang karakteristik kain di gudang, data ini menjabarkan
digunakan, dimensi mesin, serta kebijakan yang ciri-ciri yang dimiliki oleh kain seperti warna, jenis,
diterapkan dalam penempatan kain. Data supplier, dan dimensi dari bahan baku. Data ini
karakteristik kain adalah data mengenai ciri-ciri digunakan sebagai data masukan dalam perbaikan
yang dimiliki tiap kain yang disimpan. Data ini tata letak gudang bahan baku dengan metode class
digunakan untuk penentuan dalam penempatan based storage. Data aliran bahan di gudang bahan
dengan metode class based storage. Data jadwal baku, data ini menunjukkan aliran bahan baku di
dan jumlah pemesanan dan permintaan barang gudang bahan baku sejak masuk untuk disimpan
digunakan untuk mengetahui kain jumlah dan hingga digunakan. Data ini digunakan sebagai data
permintaan kain di gudang yang juga dapat masukan dalam perbaikan tata letak gudang bahan
mempengaruhi kebijakan penempatan barang. Data baku. Data jadwal dan jumlah pemesanan dan
aliran bahan digunakan untuk mengetahui aliran permintaan kain, data ini menunjukkan jumlah kain
kain sejak datang dari supplier hingga dikeluarkan yang disimpan dan penempatan kain di gudang
untuk diproduksi. Keempat data yang digunakan bahan baku . Data ini akan dijadikan sebagai data
dalam dalam perancangan tata letak gudang bahan masukan untuk perbaikan tata letak gudang. Pada
baku diperoleh melalui pengamatan dan pengolahan data dilakukan perancangan kebijakan
pengukuran langsung di lapangan, serta berdasarkan prinsip perancangan tata letak gudang,
berdasarkan data historis yang dimiliki perusahaan. analisis kebijakan yang akan digunakan dalam
penempatan kain pada tata letak gudang usulan.

Tata Letak Karakteristik Aliran Jadual dan jumlah Tahap ketiga adalah analisa terhadap tata letak
Gudang Kain Bahan pemesanan serta
Existing permintaan kain
gudang bahan baku usulan yang telah diperoleh
dengan kebijakan penempatan yang baru
berdasarkan metode class based storage serta tata
Tata Letak Gudang letak fasilitas yang ada di gudang bahan baku.
Usulan Sehingga dapat memperlancar proses yang terdapat
di gudang bahan baku dan peningkatan kapasitas
gudang.
Peningkatan utilisasi gudang dan
percepatan pemenuhan permintaan kain
Terakhir adalah tahap Kesimpulan dan Saran, pada
tahap ini akan ditarik kesimpulan yang merujuk
Gambar 1. Model Konseptual kembali kepada tujuan dari penelitian ini. Selain
itu, akan diberikan saran untuk perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian
sejenis.
108 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012

Pengamatan
d. Administrasi
Awal Lapangan Bagian administrasi merupakan bagian yang
Pendefinisian Masalah
mengelola administrasi di gudang seperti data
Studi Tata Letak keluar dan masuknya kain di gudang bahan
Gudang
Pengumpulan & Pengolahan baku.
Data

Gambar 3 pada lampiran menunjukan tata letak


Tata Letak Karakteristik Aliran Jadual
Gudang Kain Bahan order
awal dari gudang bahan baku pada CV. XY-
existing Bandung. Sedangkan Gambar 4 pada lampiran
menunjukkan diagram aliran bahan baku dalam
Tata Letak Gudang Usulan gudang. Dari gambar tersebut akan terlihat arah
pergerakan bahan baku saat memenuhi order
Analisa pengiriman ke lantai produksi.

Kain yang datang dari supplier selanjutnya


Kesimpulan
ditimbang untuk memastikan antara berat serta
jenis yang ada di nota dengan yang dikirmkan.
Gambar 2: Tahapan Penelitian
Kain selanjutnya disimpan di sembarang tempat
yang tersedia untuk menunggu giliran pengecekan.
Selanjutnya, kain dicek dengan mesin inspeksi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN untuk melihat mutu dari kain yang dikirmkan. Jika
kain dianggap cacat dan harus dikembalikan, maka
Berikut ini adalah layout gudang bahan baku saat
kain akan diletakkan di bagian kain tidak lolos
ini:
inspeksi. Jika kain dianggap baik maka disimpan
pada tempat penyimpanan kain yang kosong.
Ukuran dari gudang bahan baku CV. XY-Bandung
adalah 45,6 m x 22,6 m x 3 m. Proses keluar masuk
4.1 Karakteristik Kain
bahan baku melalui sebuah pintu berukuran 2 m x
2,5 m. Selain itu, untuk menjamin kelancaran
Kain yang disimpan digudang bahan baku CV. XY-
kegiatan pergudangan dalam gudang bahan baku
Bandung secara garis besar terdapat 2 jenis kain
terdapat beberapa fasilitas. Fasilitas tersebut adalah
yaitu kain woven dan kain knitting. Kain-kain
sebagai berikut:
tersebut disimpan di dalam gudang dalam sebuah
a. Tempat penimbangan
polybag. Setiap polybag memiliki berat sebesar 25
Pada tempat ini merupakan lokasi penumpukan
kg dan berukuran 50 cm x 30 cm x 90 cm. Dalam
kain yang dikirim oleh supplier. Pada lokasi ini
penyimpanannya kain woven dan knitting tidak
terdapat alat timbang dengan dimensi 1,2 m x
memiliki perlakuan khusus. Kedua jenis kain
0,5 m x 1,42 m.
tersebut diletakkan di sembarang tempat yang
tersedia.
b. Inspeksi
Setelah kain ditimbang dan sesuai dengan nota
Untuk mendukung kegiatan aliran bahan di gudang
yang dikirim. Kain selanjutnya diinspeksi
bahan baku terdapat beberapa alat material
dengan menggunakan mesin inspeksi. Mesin
handling. Alat material handling yang digunakan
yang dimiliki berjumlah 5 mesin berdimensi 1,2
yaitu sebagai berikut:
m x 2,7 m x 1,5 m. Setiap mesin dilengkapi pula
a. 1 buah Kereta dorong dengan dimensi 2 m x 1
dengan sebuah meja dengan dimensi 2,7 m x 0,6
m x 80 cm.
m x 0,5 m.
b. 1 buah Handclift dengan dimensi 1 m x 70 cm
x 80 cm.
c. Penyimpanan kain
c. Manusia. Manusia yang dimaksud disini adalah
Tempat penyimpanan kain dibagi menjadi
semua tenaga kerja yang bekerja digudang.
beberapa bagian yaitu kain yang belum
Manusia digunakan jika kain yang dibawa tidak
diinspeksi, lolos inspeksi, dan kain yang tidak
terlalu banyak atau kereta dorong dan handclift
lolos inspeksi. Lokasi penyimpanan tersebar
sedang digunakan.
tanpa adanya ketentuan tertentu.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 109

4.2 Jadwal Pemasukan dan Pengeluaran Kain Tabel 1. Persediaan Bahan Baku CV. XY-Bandung
Periode Juni-Juli
Setiap harinya kain selalu datang dari supplier dan
juga keluar untuk diproduksi. Pengiriman dari Bulan
Jenis Nama
Juni-Juli
supplier dan pengiriman ke produksi berlangsung
Kaos balon Kaos balon printing Foil 3
setiap hari dan setiap waktu. Berikut ini adalah data
printing Emas c/Hitam (Gunawan)
persediaan kain saat ini, data keluar dan masuk kain Kaos blister Kos Blister c/Beidge- 1
di gudang bahan baku CV. XY-Bandung setiap Coklat (Gunawan)
bulan. (sumber: data internal CV. XY-Bandung). Kaos blister Kaos Blister c/Coklat 2
VH-Putih (Gunawan)
Selanjutnya, Data pada Tabel 1 akan digunakan Kaos blister Kaos Blister c/Hijau 1
untuk penentuan kapasitas gudang saat ini, Army-Putih (Gunawan)
sedangkan data pada Tabel 2 akan digunakan untuk Kaos blister Kaos Blister c/Sky Blue- 5
penentuan letak kain karena kain dengan Navy (Gunawan)
permintaan tertinggi harus diletakkan dekat dengan Kaos CF 043 Kaos CF 043 c/Biru Muda 1
(CGNP)
pintu keluar masuk gudang.
Kaos Kaos Corduray c/Abu 0
corduray (JvaEtnic)
Tabel 1, menunjukan jumlah persediaan bahan
baku untuk periode Juni-Juli, sementara tabel 2
adalah data pemakaian bahan baku selama periode Tabel 2. Pemakaian Bahan Baku CV. XY-Bandung
Juni-Juli. Dari data tersebut dapat terlihat status Periode Juni-Juli
persediaan bahan baku selama periode Juni-Juli
Bulan
Jenis Nama
4.3 Kebutuhan Produk Juni-Juli
Kaos Kaos Corduray c/Cokpi 14
Produk yang diproduksi oleh CV. XY-Bandung corduray (Raphatex)
melewati beberapa tahapan proses. Pada beberapa Kaos Kaos Corduray 9
tahapan proses, terdapat scrap yang tentunya akan corduray c/Hitam(Raphatex)
Kaos Kaos Corduray c/Hitam 24
menambah jumlah produk yang harus disiapkan.
corduray (Raphatex)
Data berikut ini akan menentukan kebutuhan
produk yang harus disiapkan dari awal produksi,
sehingga dapat memenuhi permintaan.
Tabel 4. Jumlah Kebutuhan Gudang
Jumlah yang diminta adalah permintaan dari Nama Kebutuhan
produk yang harus dipenuhi, sedangkan jumlah Kaos balon printing foil emas c/Hitam 3
yang disiapkan diperoleh dengan rumus sebagai (Gunawan)
berikut: Kaos blister c/Beige-Coklat (Gunawan) 1
Kaos blister c/Coklat VH-Putih 2
(Gunawan)
Jumlah yang harus disiapkan = [3] Kaos blister c/Hijau army-Putih 1
(Gunawan)
Kaos blister c/Sky blue-Navy (Gunawan) 4
Satuan produk yang dipindahkan dijabarkan dalam Kaos CF 043 c/Birumuda(CGNP) 1
2 satuan yaitu piecies dan polybag. Perpindahan Kaos curdoray c/Abu (Java Etnic) 10
Kaos curdoray c/Abu (Raphatex) 5
antar departemen dilakukan dalam satuan polybag.
Kaos curdoray c/Abu (Raphatex) 55
Dengan menggunakan rumusan tersebut dapat
diperloleh jumlah kebutuhan produk yang tertera di
tabel 3 pada lampiran. Dengan diketahui jumlah
4.4 Tata Letak Gudang Bahan Baku
kebutuhan produk dapat diketahui berapa jumlah
material yang harus disiapkan dan akhirnya akan
Saat ini kain yang diletakkan di gudang bahan baku
diperoleh jumlah kebutuhan gudang yang tertera
diletakkan secara acak dengan menempati ruang
pada tabel 4
kosong yang tersedia. Sehingga jarak yang
ditempuh untuk mengambil kain apapun jenisnya
pada kondisi saat ini adalah dari pintu keluar masuk
110 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012

ke seluruh lokasi penyimpanan kain lolos inspeksi Setiap rak penyimpanan disusun menjadi 2 tingkat
yaitu 827,48 m2. Jarak tempuh pada setiap jenis dengan tinggi penyimpanan maksimal untuk tingkat
kain adalah sama karena petugas gudang bahan 1 adalah 1,5 m sedangkan untuk tingkat 2 adalah
baku diasumsikan tidak mengetahui kain yang 1,2 m.
dicari, sehingga harus mencari pada gudang
keseluruhan. Kapasitas setiap rak penyimpanan diperoleh dengan
memperhitungkan dimensi dari polybag yang
Dalam penentuan kebutuhan ruang digunakan diletakkan secara horizontal.
jumlah pembelian, pengembalian, dan saldo awal
dari tiap jenis kain. Hal ini dikarenakan kain harus Rak penyimpanan 1 = (1,75/0,9) x (45,6/0,5) x
disimpan dalam jumlah yang besar mengingat jarak (2,7/0,3) = 1.642 polybag
dari pemesanan dari supplier sampai kain
dikirimkan kurang lebih selama 2 bulan. Rak penyimpanan 2 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
Selanjutnya dari tiap periode dirata-ratakan untuk (2,7/0,3) = 1.440 polybag
menentukan kapasitas yang dibutuhkan dalam
gudang. Kapasitas yang dibutuhkan diperoleh Rak penyimpanan 3 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
dengan menghitung jumlah polybag yang harus (2,7/0,3) = 1.440 polybag
disimpan.
Rak penyimpanan 4 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
Total keseluruhan jumlah polybag yang harus (2,7/0,3) = 1.440 polybag
disimpan adalah 8.930 polybag yang terdiri dari
kain knitting dan kain woven (data selengkapnya Rak penyimpanan 5 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x
terlampir). (2,7/0,3) = 1.440 polybag

Rak penyimpanan 6 = (1,75/0,9) x (40/0,5) x


4.5 Tata Letak Gudang Usulan (2,7/0,3) = 1.440 polybag

Dalam perancangan tata letak gudang usulan Rak penyimpanan 7 = (1,75/0,9) x (34/0,5) x
metode penyimpanan yang digunakan adalah class (2,7/0,3) = 1.224 polybag
based storage yang dikombinasikan dengan
randomized storage. Metode class based storage Rak penyimpanan 8 = (1,75/0,9) x (15/0,5) x
akan mengelompokkan kain berdasarkan jenis kain (2,7/0,3) = 540 polybag
yaitu kain woven dan kain knitting. Selanjutnya dari
tiap jenis kain tersebut dipecah lagi menjadi Area sebelum inspeksi = (1,75/0,9) x (6/0,5) x
beberapa jenis kain kembali. Dari lokasi (2,7/0,3) = 200 polybag
penyimpanan tiap jenis kain lalu ditetapkan metode
randomized storage, artinya kain dengan jenis yang Area retur = (2,7/0,9) x (25/0,5) x 3 = 450 polybag.
telah ditetapkan bebas ditempatkan dimana saja,
tanpa ada pemberian ruang yang lebih khusus.
Gang antar rak diberikan selebar 1,15 m. Hal ini
Dalam urutan peletakan jenis kain diurutkan berdasarkan lebar maksimal dari alat material
berdasarkan rata-rata permintaan dari tiap jenis handling yaitu 1 m, karena pada proses
kain. Jenis kain yang paling tinggi permintannya penyimpanan sebagian besar menggunakan kereta
diletakkan paling dekat dengan pintu keluar masuk. dorong atau handclift. Sedangkan pada proses
pengambilan kain sebagian besar menggunakan
Area pada gudang bahan baku selanjutnya dibagi tenaga manusia.
menjadi 6 area yaitu area penyimpanan kain lolos
inspeksi, area penyimpanan kain sebelum Tabel 5 dan 6 menunjukkan data mengenai
diinspeksi, area kain yang harus dikembalikan, area permintaan kain woven dan knitting, tabel 7
penimbangan, area administrasi, dan area mesin merupakan data kapasitas area penyimpanan kain.
inspeksi. Sedangkan lokasi pembuatan tudung Tabel 8 menunjukan area penyimpanan berupa
jilbab, dipindahkan ke area cutting gelaran karena kebijakan jenis kain yang dapat disimpan pada rak
masih terdapatnya ruang kosong yang tersedia. 3. Berdasarkan data-data tersebut dapat diketahui
kebutuhan area penyimpanan kain, yang pada
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 111

akhirnya memunculkan rancangan tata letak Tabel 8. Penempatan Kain


gudang usulan seperti gambar 5 pada lampiran.
Dalam penyimpanan kain prosedur yang dilakukan Area Penyimpanan JenisKain yang Disimpan
adalah sebagai berikut: Rak Penyimpanan 3 Kain TR Chenile
a. Kain disimpan secara berurut menurut Tabel 7 Kain Finex Polos 6399 L 44
Kain Hip Hop 58”
dalam tiap rak, dengan urutan pertama
Kain KCD
diletakkan paling depan dan dilanjutkan Kain PRSTN 24
hingga ke belakang. Kain CDB
b. Tiap jenis kain diisi dengan cara memenuhi Kaos rib cotton
ruang hingga keatas, setelah terpenuhi Kaos PE 30
selanjutnya mengisi kembali dari bawah. Kaos model striper/model
Setiap jenis kain diberi sekat untuk spandex
membedakan pengelompokan dengan jenis Kaos spandex balon
lainnya. Kaos jaquard salur motif 2
Kaos blister
Tabel 5. Permintaan Kain Woven Kaos jaquard salur motif
merak
Rata-rata
Jenis
Permintaan
Kain finedo 2408 L58” 1 4.6 Analisis
Kain jet black 1
Kain knitting burn out print 1 Dalam perancangan tata letak fasilitas dibutuhkan
Kain linen rami tipis (Makmur Jaya) 1 luas lantai yang sesuai untuk proses produksi jilbab.
Kain M2421 1 Kebutuhan ruangan turut memperhatikan allowance
Kain PCK 0311 1 yang dibutuhkan oleh tiap fasilitas seperti
Kain PCK 0312 1 allowance operator, material, dan material
Kain silk 1
Kain DYE 55289 2
handling. Allowance-allowance tersebut tentunya
Kain Java silver 2 juga membutuhkan sejumlah area untuk
menampungnya.

Tabel 6. Permintaan Kain Knitting Pada tata letak gudang bahan baku, total polybag
yang harus disimpan disimpan adalah 8.766
Rata-rata polybag. Dengan perancangan tata letak gudang
Jenis
permintaan bahan baku baru yaitu dengan penggunaan rak
Kaos model striper/model spandex 1 untuk pemanfaatan area vertical, dapat menampung
Kaos PE 30 1 11.256 polybag. Sehingga, dapat disimpulkan
Kaos Rib Cotton 1 bahwa dengan perancangan tata letak gudang bahan
Kaos blister 2 baku yang baru dapat memennuhi kebutuhan kain
Kaos jaquard salur motif 2 2 yang disimpan. Kelebihan area dapat dimanfaatkan
Kaos spandex baloon 2
untuk mengatasi pemesanan yang berlebih, melihat
Kaos jaquard motif merak 9
lamanya lead time dalam pemesanan kain.

Tabel 7. Kapasitas Area Penyimpanan Kain


V. KESIMPULAN
Area Penyimpanan Kapasitas
Rak penyimpanan 1 1.642 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat
Rak penyimpanan 2 1.440 disimpulkan bahwa pada tata letak gudang usulan
Rak penyimpanan 3 1.440 digunakan rak sebagai penyimpanan sehingga dapat
Rak penyimpanan 4 1.440 menambah kapasitas gudang. Dengan penggunaan
Rak penyimpanan 5 1.440 rak ini terdapat kapasitas cadangan gudang yaitu
Rak penyimpanan 6 1.440 sebanyak 1.600 polybag. Dengan kebijakan
Rak penyimpanan 7 1.224 penempatan class-based storage, kain
Rak penyimpanan 8 540
dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan diurutkan
Area sebelum inspeksi 200
Area retur 450 menurut jumlah permintaannya. Kain dengan
permintaan terbesar diletakkan paling dekat dengan
112 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012

pintu keluar masuk. Sehingga mempercepat DAFTAR PUSTAKA


pencarian kain karean tidak perlu mencari ke
seluruh gudang, melainkan cukup mencari pada rak [1] Dwiyanto, A.,Perancangan Tata Letak Gudang
dimana jenis kain ditempatkan. Barang Jadi di PT. Toa Galva Industries, Bandung:
Institut Teknologi Bandung, 2008.
[2] Tompkins, J. A., White, J. A., & Tanchoco, J.
M.,Facilities Planning (Fourth ed.), USA: John
Wiley & Sons, Inc., 1996.
[3] Wignjosoebroto, S.,Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan, Surabaya: Guna Widya, 1996.

Lampiran

Tabel 3. Kebutuhan Produk

Jumlah yang Jumlah yang


Scrap
No. Nama Departemen Diminta Disiapkan
(%)
Pcs Polybag Pcs Polybag
1 Gudang bahan baku 0 4.203 45 4.203 45
2 Departemen cutting 3 4.080 44 4.203 45
3 Departemen sablon 0 788 8 788 8
4 Departemen loading 0 4.111 44 4.111 44
5 Tempat jilbab setengah jadi 1 0 2.250 24 2.250 24
6 Tempat jilbab setengah jadi 2 0 1.861 20 1.861 20
7 Departemen sewing 2 4.000 43 4.080 44
8 Departemen neci 0 4.000 43 4.000 43
9 Bartek 0 3.000 32 3.000 32
10 Pemasangan tali 0 750 8 750 8
11 Departemen bordir 0 4.000 43 4.000 43
12 Pembersihan bordir 0 4.000 43 4.000 43
13 Steam 0 250 3 250 3
14 QC final 0 4.000 43 4.000 43
15 Departemen finishing 0 4.000 43 4.000 43
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 113

3,,6 m 3,6 m 3,6 m

Penyimpanan Kain
5,6 m

Mesin Pembuat

6,2 m
TudungJilbab

2,5 m

MESIN INSPEKSI
3,6 m
3,6 m

MESIN INSPEKSI
40 m

Penyimpanan Kain
Penyimpanan
kain

2,1 m

MESIN INSPEKSI
KAIN TIDAK LOLOS
Penyimpanan Kain
INSPEKSI

MESIN INSPEKSI
MESIN INSPEKSI

TEMPAT
3,6 m
3,8 m

PENYIMPANAN
PLASTIK KAIN
60 cm

3m
3,2 m

penimbangan
1,8 m
2,25 m

administrasi

11 m

Gambar 3. Tata Letak Gudang Bahan Baku


114 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012

DIAGRAM ALIRAN

Nama Obyek : Jilbab Rabbani


Nomor Peta :9
Dipetakan Oleh : Frida
Tanggal Dipetakan : 03Januari 2011

Penyimpanan Kain
Mesin Pembuat
TudungJilbab

MESIN INSPEKSI
MESIN INSPEKSI
Penyimpanan Kain
Penyimpanan
kain

KAIN TIDAK LOLOS

MESIN INSPEKSI
Penyimpanan Kain
INSPEKSI

2
MESIN INSPEKSI
1
4

1
MESIN INSPEKSI

TEMPAT
PENYIMPANAN
PLASTIK KAIN

penimbangan

1
administrasi

Gambar 4. Diagram Aliran Gudang Bahan Baku


Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 3, Maret 2012 115

1,75 m 1,15 m 1,75 m 1,75 m 1,15 m 1,75 m 1,75 m 1,15 m 1,75 m 1,75 m 1,75 m

Rak penyimpanan 8
Rak penyimpanan 1

Rak penyimpanan 4

Rak penyimpanan 5
Rak penyimpanan 2

Rak penyimpanan 3

Rak penyimpanan 6

Rak penyimpanan 7
40 m

2,7 m 2,7 m
45,6 m

Mesin Inspeksi

Kain Retur

25 m
Kain Sebelum
Inspeksi
6m

Penyimpanan
Plastik

Administrasi Penimbangan

Gambar 5. Tata Letak Gudang Usulan

Anda mungkin juga menyukai