Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017 ISSN : 2580-1503

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DI STMIK


BALIKPAPAN BALIKPAPAN BERBASIS WEBSITE
M. NURFALAH SETIAWAN
Teknik Informatika STMIK Balikpapan
Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan
Email : nurfalahsetiawan@stmikbpn.ac.id

Abstrak keberhasilan dari keseluruhan program


pemilihan karyawan teladan terletak pada
Pemilihan karyawan teladan merupakan ketepatan dalam memilih karyawan yang
salah satu kegiatan yang terdapat dalam bersangkutan. Proses pemilihan merupakan
beberapa perusahaan. Seseorang yang akan suatu proses yang sangat menentukan dalam
menjadi karyawan teladan pada perusahaan mendapatkan karyawan yang kompeten yang
pada dasarnya memiliki tahapan proses yang dibutuhkan, karena pemilihan yang tepat akan
harus dilewati dan dalam rangkaian proses dapat membantu perusahaan atau instansi
tersebut memerlukan waktu yang cukup dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
panjang dan rumit dalam memilih calon Banyaknya pilihan calon karyawan
karyawan teladan yang akan dinyatakan teladan yang dicalonkan sehingga membuat
sebagai karyawan teladan Dengan berbagai para penilai kebingungan apabila dalam calon
segi penilaian yang dimiliki penguji yang karyawan teladan ini memiliki beberapa nilai
bertugas untuk menilai layak ataupun tidak yang memiliki hasil nilai terdekat atau
layak terkadang mengalami kendala yang mendekati hasil kesamaan. Walaupun hasil dari
kompleks. penilaian ini memiliki beberapa tahapan, tidak
luput dari kemungkinan pada calon karyawan
Dalam tugas akhir ini akan dibuat suatu teladan ini memiliki masalah nilai terdekat atau
sistem yang nantinya diharapkan dapat mendekati kesamaan.
membantu masalah-masalah tersebut diatas. Dengan Sistem Pendukung Keputusan,
Dengan menerapkan metode AHP (Analytical seorang manajer atau pimpinan dapat dengan
Hierarchy Process), metode yang bisa mudah mendapatkan suatu keputusan yang
digunakan untuk mengambil keputusan dengan dibutuhkan. Sistem Pengukung Keputusan
efektif atas persoalan yang kompleks dengan Pemilihan Peagawai Teladan STMIK
menyederhanakan dan mempercepat proses Balikpapan menggunakan metode AHP ini
pengambilan keputusan dengan memecahkan dapat dijadikan sebuah sistem yang
persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya. memberikan hasil pengambilan keputusan
untuk mengatasi masalah yang didalamnya
Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, memiilki nilai terdekat atau hampir memiliki
penilaian karyawan teladan, AHP, STMIK struktur kesamaan dan menimbulkan factor
Balikpapan kebingungan dalam pemilihan karyawan
teladan di STMIK Balikpapan karena
1. Pendahuluan
banyaknya karyawan yang dicalonkan.
Kegiatan pemilihan karyawan teladan Analytical Hierarchy Process (AHP)
dalam fungsi kekaryawanan, dimulai setelah adalah salah satu metode dalam proses
organisasi melaksanakan kegiatan penarikan pengambilan keputusan dengan peralatan
dan seleksi, yaitu pada saat seorang karyawan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional
yang dinyatakan sebagai Karyawan teladan dan dengan input utamanya persepsi manusia.
dilihat dari segi kinerja karyawan tersebut Dengan menggunakan hierarki, suatu masalah
selama ini. Namun ternyata permasalahannya yang kompleks dan tidak terstruktur diatur
tidak sesederhana itu, karena justru menjadi suatu bentuk hierarki. Oleh karena itu,

74
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017 ISSN : 2580-1503

metode AHP digunakan dalam Sistem Pada satu tingatan (Level), proses akan
Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan berakhir pada perhitungan nilai prioritas lokal.
Teladan di STMIK Balikpapan. Bila semua opsi (di setiap level) pada hirarki
2. Analisis Sistem telah diperoleh nilai prioritas lokalnya, proses
Untuk mengidentifikasikan masalah yang dilanjutkan pada tahapan metode AHP, yakni
dihadapi oleh STMIK Balikpapan, maka sistem perhitungan prioritas global dari setiap
yang dibangun adalah menggunakan Analytical alternatif dipandang dari atributnya (parent
Hierarchy process (AHP) untuk pengambilan atribut) yang bersesuaian dengan melibatkan
keputusan. Yaitu salah satu teknik pengambilan nilai prioritas lokal dari alternatif maupun
keputusan / optimasi multikriteria yang atribut. Prioritas global dari setiap alternatif
digunakan dalam analisis kebijaksanaan. inilah yang nantinya digunakan sebagai
Pada hakekatnya AHP merupakan suatu landasan penentuan alternatif terbaik. Dimana
model pengambil keputusan yang alternatif inilah yang nantinya digunakan
komprehensif dengan memperhitungkan hal- sebagai landasan penentuan alternatif terbaik.
hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dimana alternatif dengan nilai prioritas global
Dalam model pengambilan keputusan dengan terbesar diasumsikan sebagai alternatif terbaik
AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua yang dapat digunakan dalam pengambilan
kekurangan dari sistem dan lingkungan keputusan.
kedalam komponen saling berinteraksi dan Tujuan dari perancangan sistem ini
kemudian menyatukan mereka dengan adalah untuk menangani proses pemilihan
mengukur dan mengatur dampak dari karyawan Rumah Sakit Restu Ibu di
komponen kesalahan sistem. (Saaty, 2001) Balikpapan dengan menggunakan metode
Peralatan utama dari model ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
sebuah hirarki fungsional dengan input memberikan solusi keputusan kepada user.
utamanya adalah persepsi manusia. Jadi
perbedaan yang mencolok model AHP dengan
model lainnya terletak pada jenis-inputannya.
Dalam presentasi sistem ini nantinya akan
dibawakan beberapa kriteria pemilihan antara
lain : absensi, masa kerja, kinerja, kepribadian.
Data yang akan dibawakan tidak lain ialah
merupakan sebuah data simulasi dan bersifat
temporary.
Sistem ini akan memberikan
pertimbangan alternatif terbaik dari beberapa Gambar 1. Hirarki Keputusan
alternatif yang ada, yang kemudian dapat
diambil sebagai suatu keputusan. Penentuan
suatu alternatif terbaik diperoleh dari suatu Gambar di atas menerangkan hirarki
proses perhitungan sistematis di dalam metode permasalahan dan telah ditentukannya kriteria
AHP yang meliputi proses pembobotan dari dan alternatif dan untuk pencapaian hasil dari
suatu proses perhitungan sistematis di dalam permasalahan adalah karyawan 1 atau
metode AHP yang meliputi proses pembobotan karyawan 2 atau juga karyawan 3 yang berhasil
pada kuisioner (perbandingan opsi), dalam pengambilan keputusan untuk diangkat
perhitungan priority weight sebagai pemberi sebagai karyawan teladan.
nilai prioritas lokal, perhitungan consistency Perbandingan antara elemen kriteria
ratio (CR) sebagai indikator apakah proses dengan memperhatikan pengaruh elemen pada
kuisioner (pembobotan) dapat diterima atau level diatasnya. Pembagian pertama dilakukan
ditolak sehingga proses kuisioner harus untuk elemen-elemen pada level kriteria
diulang. dengan memperhatikan level diatasnya yaitu
goal atau tujuan utama permasalahan. Pada

75
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017 ISSN : 2580-1503

level dua terdiri dari absensi, masa kerja, Salah satu fungsi utama yang terdapat
kinerja, kepribadian, Pembandingan dilakukan pada sistem pendukung keputusan pemilihan
dengan menggunakan skala 1-9 dan memenuhi karyawan teladan di STMIK Balikpapan yaitu
aksioma - aksioma pada metode AHP. penilaian dalam bentuk matriks pair wise.
Yang mana user dihadapkan langsung pada
user interface pembobotan alternatif untuk
keseluruh kriteria dan akan dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan hasil prioritas
rangking global.

Tabel 1. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki


Untuk semua Kriteria
Selanjutnya unsur-unsur pada tiap kolom
dibagi dengan jumlah kolom yang
bersangkutan, yang akan diperoleh bobot
Gambar 3. Prioritas Global Rangking
relatif yang dinormalkan. Perhitungan
Karyawan
kemudian diselesaikan sehingga dapat
diimplementasikan kedalam sistem. 4. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan
sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai
3. Implementasi
berikut :
Halaman utama dapat diakses setelah
A. Telah dibangun sebuah Sistem
pengguna berhasil melewati halaman portal
Pendukung Keputusan Pemilihan
sebelumnya. Pada halaman ini terdapat menu
Karyawan Teladan Berbasis Website Di
navigasi terdiri dari Beranda (halaman kepala),
STMIK Balikpapan dengan
About ( halaman tentang program guna sebagai
menggunakan metode Analytical
petunjuk kepada user akan tidak memahaminya
Hierarchy Process (AHP)
apa itu sistem pendukung keputusan dan
menjelaskan program ini bekerja dengan B. Sistem ini mengadopsi fasilitas Content
pendekatan metode analytical hierarchy Management System (CMS) sehingga
process (AHP) dan penjelasan), system user dapat menentukan kriteria yang
penilaian ( merupakan navigasi antarmuka ingin digunakan.
program dan terdapat halaman Arsip dan C. Sistem yang sangat sederhana dan mudah
halaman Logout). untuk digunakan pada penentuan kriteria
apa saja yang akan diterapkan. Sistem ini
diharapkan dapat digunakan sebagai
fungsi back-up (bantuan) pada organisasi
atau departement mana saja yang dapat
membantu pengambilan keputusan dalam
memilih karyawan teladan.
Pembuatan aplikasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat
Gambar 2. Halaman Utama & Input Kriteria diharapkan untuk mencapai kesempurnaan
aplikasi tersebut.

76
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017 ISSN : 2580-1503

5. Daftar Pustaka
[1] Kusrini, 2007, Konsep & Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
[2] Latifah, Siti, 2005, Prinsip-prinsip Dasar
Analytical Hierarchy Process, Penerbit
Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara.
[3] Kadir, Abdul, 2002, Pengenalan Sistem
Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
[4] Hartono, Jogiyanto, 2001, Analisis dan
Desain Sistem Informasi, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
[5] Amborowati, Armadyah, 2008. Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan
Karyawan Berprestasi
Berdasarkan Kinerja Studi kasus
pada STMIK AMIKOM Yogya-karta.
E-Jumal. Jogjakarta.

[6] Saaty, T.L.1988. Multicriteria Decision


Making The Analytic Hierarchy
Process. University of Pittsburgh,
RWS Publication, Pittsburgh

[7] Siti Lathifah. 2008. “Prinsip prinsip


dasar Analitycal Hierarchy
Process‖.

[8] Thomas L Saaty. Int J Services Sciences.


2008. “Decision Making with the
analytic hierarchy process‖ Vol 1,
No. 1

77

Anda mungkin juga menyukai