Arinda Damayanti - Hukum Pidana Internasional C
Arinda Damayanti - Hukum Pidana Internasional C
NIM : 190710101196
Kelas : Hukum Pidana Internasional C
1
Novalinda Nadya Putri, Penerapan Prinsip Aut Dedere Aut Judicare Dalam Penegakan Hukum Pidana
Internasional, Delegalata: Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 6, No. 1, Januari-Juli 2020, h. 141
2
Indah Sari, Kejahatan-Kejahatan Internasional (Tindak Pidana Internasional) dan Peranan Internasional
Criminal Court (ICC) Dalam Penegakan Hukum Pidana Internasional, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol.
06, No. 1, September 2015, h. 43
3
Danel Aditia Situngkir, Eksistensi Kedaulatan Negara Dalam Penerapan Yurisdiksi Mahkamah Pidana
Internasional, Jurnal Lex Librum, Vol. IV, No. 2, Juni 2018, h. 667
Negara sebagai subjek hukum internasional tentunya merupakan hal yang sudah banyak
diketahui, namun negara sebagai subjek hukum pidana internasional masih
diperdebatkan. Dalam konflik bersenjata dalam skala internasional baik melibatkan dua
negara atau lebih dalam bersengketa tidak menutup kemungkinan terjadinya
pelanggaran-pelanggaran hukum internasional yang berkaitan dengan aturan-aturan
perang. Pelanggaran-pelanggaran tersebut tentunya dilakukan oleh individu-individu
baik atas nama negara maupun nama pribadi. Menurut prinsip ILC tindak pidana
internasional yang dilakukan perseorangan baik sebagai pemerintah yang memegang
kekuasaan maupun bukan dapat dipertanggung jawabkan secara pidana. Maka
demikian negara tidak bertanggung jawab dalam hal terjadi tindak pidana internasional.
Pertanggung jawaban negara tidak bersifat pidana namun diselesaikan berdasarkan
hukum internasional pada umumnya seperti diplomasi dan negosiasi.
3. Badan-badan Hukum Swasta
Badan hukum swasta baik swasta nasional maupun swasta internasional atau
multinasional dapat menjadi subjek hukum pidana internasional dengan demikian dapat
menjadi subjek hukum pidana internasional hanya saja dalam ruang lingkup yang lebih
terbatas dibandingkan dengan individu.
Dalam hubungan hukum internasional dan hukum nasional secara mutasis mutadis juga
berlaku hubungan antara hukum pidana internasional dan hukum pidana nasional, meskipun
perkembangannya sudah tidak lagi relevan. Subjek hukum pidana internasional hanyalah
individu. Hal ini sudah tidak selaras lagi dengan paham monisme yang mengikat individu
secara kolektif sebagai subjek hukum internasional. Demikian juga dengan halnya paham
dualisme yang menyatakan subjek hukum internasional hanyalah negara. 4
Sumber :
Tolib Effendi, S.H., M.H., Hukum Pidana Internasional (Yogyakarta: Penerbit Medpress
Digital, 2014), h. 129-131
4
Eddy O.S Hiariej, Memahami ‘Trading in Influence’ Dalam Kerangka UNCAC Sebagai Instrumeen
Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Jurnal Hukum Pidana & Kriminologi, Vol. 1, No. 1, Oktober 2020, h. 61