Anda di halaman 1dari 58

TATA CARA MENGHORMATI ILMU DAN PARA AHLI ILMU

Ketahuilah bahwa seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan mendapati manfaatnya
melainkan dengan cara menghormati ilmu dan para ahli ilmu dan menghormati guru serta menghargainya.
Dikatakan tidak akan seorang santri meraih cita-citanya (ilmu yang bermanfaat) melainkan dengan cara
menghormati para guru dan ilmunya. Dan tidak akan jatuh martabat seseorang melainkan olehnya
meninggalkan rasa hormat terhadap para gurunya.
Sayyidina Ali pernah berkata, Aku adalah budaknya orang yang telah mengajariku satu huruf.
Tata cara menghormati guru :
 Tidak berjalan di depan beliau
 Tidak menduduki tempatnya
 Tidak mendahului ketika berbicara
 Tidak banyak bicara
 Tidak bertanya manakala beliau sedang sibuk/galau
 Tidak mengetuk pintu kecuali memperhatikan waktu
 Menghormati putra guru
 Tidak duduk lebih dekat dengan guru
Tata cara menghormati kitab (buku) :
 Dalam keadaan suci ketika memegang kitab
 Tidak memanjangkan kaki ke kitab
 Meletakkan kitab tafsir di atas semua kitab
 Tidak meletakkan sesuatu di atas kitab
 Tidak menenteng kitab
 Menata dan meletakkan kitab degan baik
 Membaguskan tulisan
 Tidak memperkecil tulisan
 Tidak menulis dengan tinta merah

ILMU YANG WAJIB DICARI DAN DIPELAJARI

Menurut Imam Al-Ghozali ilmu yang wajib dicari / dipelajari ada tiga :

1. Ilmu tauhid
2. Ilmu yang berhubungan dengan hati
3. Ilmu syari'at

‫ه‬--‫ العلم المفروض في الجملة ثالثة علم التوحيد وعلم السر وهو ما يتعلق بالقلب ومساعيه وعلم الشريعة والذي يتعين فرض‬:‫قال الغزالي في المنهاج‬
‫ال‬-‫فات الكم‬-‫فا بص‬-‫ه متص‬-‫ريك ل‬-‫من علم التوحيد ما تعرف به أصول الدين وهو أن تعلم أن لك إلها قادرا عالما حيا مريدا متكلما سميعا بصيرا ال ش‬
‫ك اإلخالص‬-‫ل ل‬-‫تى يحص‬-‫ه ح‬-‫منزها عن دالالت الحدث متفردا بالقدم وأن محمدا رسوله الصادق فيما جاء به ومن علم السر معرفة مواجبه ومناهي‬
‫والنية وسالمة العمل ومن علم الشريعة كل ما وجب‬

()267 ‫ ص‬/ 4 ‫ (ج‬5264 ‫فيض القدير‬

(‫ة على )طلب العلم فريضة على كل مسلم‬--‫قد تباينت األقوال وتناقضت اآلراء وفي هذا العلم المفروض على نحو عشرين قوال وكل فرقة تقيم األدل‬
‫الة‬-‫ة الص‬--‫له وكيفي‬-‫وة رس‬--‫ ما ال مندوحة عن تعلمه كمعرفة الصانع ونب‬:‫علمها وكل لكل معارض وبعض لبعض مناقض وأجود ما قيل قول القاضي‬
‫ل‬--‫ل من علم الكالم ب‬--‫ك ال يحص‬--‫ة وذل‬--‫ المراد العلم باهلل وصفته التي تنشأ عنه المعارف القلبي‬:‫ونحوها فإن تعلمه فرض عين قال الغزالي في اإلحياء‬
…‫ال‬-‫ور إلى أن ق‬-‫دور ويمأل القلب من الن‬-‫رح الص‬-‫ا يش‬-‫ره بم‬-‫يكاد يكون حجابا مانعا منه وإنما يتوصل له بالمجاهدة فجاهد تشاهد ثم أطال في تقري‬
‫حح‬--‫يره ولم أص‬--‫ جمعت له خمسين طريقا وحكمت بصجته لغ‬:‫ ضعيف وإن كان معناه صحيحا إلى أن قال… وقال المصنف‬:‫سئل عنه النووي فقال‬
‫حديثا لم أسبق لتصحيحه سواه‬.

Artinya : (Mencari ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap muslim) Telah aku jelaskan Qoul-qoul dan
pertentangan pendapat tentang Ilmu yang diharuskan (mempelajarinya) sekitar 50 qoul, dan setiap golongan
berpegang pada dasar-dasar sesuai keilmuan, satu sama lainnya saling bertentangan.
1. Qismu Ta’lim 2019
Namun pendapat yang paling Indah, adalah dari Imam Al Qodli: “Setiap ilmu yang harus di pelajari (tidak ada
keleluasaan untuk tidak mempelajarinya) seperti mengetahui pencipta, kenabian Rosul-Nya, tata cara sholat dan
lainnya, karena mempelajarinya adalah kewajiban bagi setiap orang”.

Imam Ghozali dalam kitab Ikhya’ berkata: “Yang di kehendaki (dengan Ilmu yang diharuskan mempelajarinya)
adalah mengetahui (ma’rifat/Wushul) Alloh dan sifat-Nya, dimana dengan ilmu tersebut muncul pengetahuan
yang bersumber dari hati, dan hal itu tidak akan berhasil dari Ilmu Kalam (Tauhid/teologi), bahkan ilmu kalam
bisa menjadi penghalang dan penyegah mengetahui Alloh. Ma’rifat kepada Alloh hanya bisa berhasil dengan
mujahadah (bersungguh-sungguh beribadah kepada Alloh), bersungguh-sungguhlah maka engkau akan
menemukan ma’rifat kepada Alloh!”. Kemudian Imam Ghozali membeberkan keterangan tentang sesuatu yang
bisa melapangkan dada dan menerangi hati.

Pada waktu Imam Nawawi ditanya (tentang status) Hadist ini, beliau berkata : “(hadist ini) adalah hadist dloif
(lemah dipandang dari periwayat), walaupun Shohih dalam segi makna (maknanya benar). Imam Mushonnif
(pengarang kitab Jamiussoghir: Imam Suyuthi) berkata: “Aku mengumpulkan hadist ini (melalui) 50 periwayat
dan aku menghukumi (hadist ini) dengan Shohih Li Ghoirihi (Shohih dengan memandang periwayatan hadist
lain) dan aku tidak menghukumi shohih suatu hadist yang belum aku shohihkan selain hadist diatas”. Wallohu
a'lam

ILMU YANG WAJIB DICARI

Ilmu yang wajib dicari dijelaskan dalam kitab syarah misykatul mashobih ali al qori :

( ‫ أو‬: ) ‫ مفروض فرض عين ( على كل مسلم‬: ‫ الشرعي ( فريضة ) أي‬: ‫ ( طلب العلم ) أي‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫وعن أنس قال‬
‫ كفاية والتاء للمبالغة أي ومسلمة كما في رواية‬.

، ‫رض عين‬--‫ه ف‬--‫إن تعلم‬--‫ ف‬، ‫الة‬--‫ة الص‬--‫ المراد بالعلم ما ال مندوحة للعبد من تعلمه كمعرفة الصانع والعلم بوحدانيته ونبوة رسوله وكيفي‬: ‫قال الشراح‬
‫ وفيه تأمل‬. ‫ ويمكن أن يعم العلم ويحمل الكالم على المبالغة ا هـ‬: ‫ قال السيد‬. ‫ وأما بلوغ رتبة االجتهاد والفتيا ففرض كفاية‬.

‫ فكان فريق نزل الوجوب على العلم الذي بصدده ا هـ‬، ‫ واختلف في العلم الذي هو فرض وتحزبوا فيه أكثر من عشرين فرقة‬: ‫ قال األبهري‬.

Dari anas berkata, Rasululloh shollallohu alahi wasallam bersabda ( mencari ilmu) - maksudnya ilmu syar'i -
( wajib ) - maksudnya diwajibkan dengan fardhu ain- (bagi setiap orang islam lelaki ) - atau fardhu kifayah,
huruf ta' berfaedah mubalagoh, maksudnya orang islam perempuan sebagaimana dalam riwayat.

Pensyarah hadis berkata : yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu yang tidak boleh tidak / wajib bagi seorang
hamba untuk mempelajarinya misalnya ilmu untuk mengetahui sang pendipta, ilmu tentang ke esaan-Nya,
kenabian utusan-Nya dan caranya sholat karena sesungguhnya mempelajarinya hukumnya fardhu ain, adapun
mencapai derajat mujtahid dan berfatwa maka hukumnya fardhu kifayah.sayyid berkata : dan mungkin saja
maksudnya adalah semua ilmu dan sabda Rasul di tanggungkan atas mubalaghoh..

Al abhari berkata : ulama' berbeda pendapat ttg ilmu yang fardhu, mereka mengelompokkannya sampai lebih
dari 20 kelompok dan satu kelompok menempati wajibnya ilmu berdasarkan maksud tujuannya.

‫ال‬--‫د األعم‬--‫ا يفس‬--‫ات النفس وم‬--‫ة آف‬--‫ هو علم اإلخالص ومعرف‬: ‫ قيل‬. ‫ اختلف في هذا العلم الذي هو فريضة‬: ‫قال الشيخ العارف الرباني السهروردي‬
‫رق‬-‫ذلك يعلم الف‬-‫ وب‬، ‫ل‬-‫أ الفع‬-‫واطر هي منش‬-‫ معرفة الخواطر وتفصيلها فريضة ألن الخ‬: ‫ وقيل‬، ‫ فصار علمه فرضا آخر‬، ‫ألن اإلخالص مأمور به‬
‫ بين لمة الشيطان ولمة الملك‬،

‫رائض‬--‫ام علم الف‬--‫ وقي‬، ‫ا‬--‫ علم البيع والشراء والنكاح إذا أراد الدخول في شيء منه‬: ‫ وقيل‬، ‫ هو طلب علم الحالل حيث كان أكل الحالل واجبا‬: ‫وقيل‬
‫ب‬--‫ذي يكتس‬--‫و ال‬--‫ وه‬، ‫ا‬--‫د يقين‬--‫ه العب‬--‫زداد ب‬--‫ هو طلب علم الباطن وهو ما ي‬: ‫ وقيل‬، ‫ هو طلب علم التوحيد بالنظر واالستدالل والنقل‬: ‫ وقيل‬، ‫الخمس‬
‫ فهم وراث األنبياء صلوات هللا وسالمه عليهم أجمعين ا هـ‬، ‫ بصحبة الصالحين والزهاد المقربين‬.

Syeh al arif robbani as suhrawardi berkata :ilmu yang wajib dipelajari ini terjadi perbedaan pendapat, dikatakan
bahwa itu adalah ilmu ikhlas, ilmu untuk mengetahui bahayanya nafsu dan untuk mengetahui yang bisa
merusak amal, alasannya karena ikhlas itu diperintahkan maka ilmunya mejadi wajib.dikatakan bahwa untuk
mengetahui lintasan-lintasan hati dan perinciannya hukumnya wajib karena lintasan-lintasan hati ini adalah
2. Qismu Ta’lim 2019
tempat munculnya pekerjaan dan dengan itulah bisa diketahui perbedaan antara langkahnya syetan dan
langkahnya malaikat.

Dikatakan bahwa ilmu yang wajib dicari adalah ilmu tentang barang halal sebab makan barang halal hukumnya
wajib.dikatakan bahwa yang wajib adalah ilmu jual beli dan nikah ketika akan memasukinya, dan juga ilmu
mendirikan kewajiban yang lima. Dikatakan bahwa itu adalah mencari ilmu tauhid dengan berfikir, mengambil
dalil dan menukil.

Dikatakan bahwa itu adalah mencari ilmu batin yaitu ilmu yang bisa menambahkan keyakinan pada seorang
hamba yang bisa dicari dengan cara bergaul dengan para sholihin, ahli zuhud dan orang-orang yang dekat
dengan Allah, merekalah para pewaris nabi sholawatulloh wasalamuhu alaihim ajma'iin. Wallohu a'lam.

PENTINGNYA ILMU

‫ َقاَل علي بن أبي طالب‬:

‫َلْيَس اْلَج ـَم ـاُل ِبـَأْثَو اٍب ُتَز ِّيُنَها *** ِإَّن اْلَج َم ـاَل َج َم ـاُل اْلَع ْقِل َو اَألَد ِب‬

Sayyidina ALI BIN ABI THOLIB berkata:

Tidaklah cantik atau tampan seseorang karena memakai HIASAN

Tapi sejatinya kecantikan atau ketampanan sebab ilmu dan KESOPANAN

‫ه‬--‫وتعليم‬، ‫اد‬--‫ه جه‬--‫ والبحث عن‬،‫ ومدارسته تسبيح‬، ‫ وطلبه عبادة‬، ‫ تعلموا العلم فإن تعلمه خشية‬، ‫ لوال العلماء لصار الناس مثل البهائم‬: ‫وقال الحسن‬
‫راء‬-‫راء والس‬-‫ على الض‬...‫بر‬-‫دين والص‬-‫دليل على ال‬-‫ وال‬، ‫وة‬-‫احب في الخل‬-‫ والص‬، ‫دة‬-‫و األنيس في الوح‬--‫ وه‬، ‫ وبذله ألهله قربة‬،‫من ال يعلمه صدقة‬
‫ ومنار سبيل الجنة‬، ‫ والقريب عند الغرباء‬،

IMAM HASAN BASYRI berkata :

Andai tiada orang yang mengerti ilmu manusia tak ubahnya binatang,

Pelajarilah ILMU karena ;

Mempelajarinya berarti punya rasa takut pada Allah

Mencarinya bernilai ibadah

Mengulanginya berpahala tasbih pada Allah

Membahasnya berarti JIHAD kejalan Allah

Mengajarkannya pada yang belum tahu bernilai sodaqah

Menyerahkannya pada yang berhak bentuk pendekatan diri pada Allah

ILMU adalah penghibur kala kesendirian melanda

Petunjuk bagi kesempurnaan agama

Kesabaran di kala lara dan papa

Teman dekat kala tersesat

Rambu-rambu kejalan SURGA

3. Qismu Ta’lim 2019


‫ه‬-‫ريف ألجل‬-‫و ش‬-‫ا ه‬-‫ان بم‬-‫ان إنس‬-‫و العلم فاإلنس‬-‫ائم ه‬-‫ " إن الخاصية التي يتميز بها الناس عن سائر البه‬: ‫وقال اإلمام الغزالي رحمه هللا في اإلحياء‬
‫ه‬--‫ا من‬--‫وليس ذلك بقوة شخصه فإن الجمل أقوى منه وال بعظمه فإن الفيل أعظم منه وال بشجاعته فإن السبع أشجع منه وال بأكله فإن الثور أوسع بطن‬
‫وال ليجامع فإن أخس العصافير أقوى على السفاد منه بل لم يخلق إال للعلم‬

Berkata Imam Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Abu Hamid Al-Ghozali :

Sesungguhnya keistimewaan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah ILMU, manusia
dikatakan makhluk mulia hanya karena ilmunya

Bukan karena kekutannya, sebab bukankah unta lebih kuat ketimbang manusia ?

Bukan karena kebesarannya, sebab bukankah gajah lebih besar ketimbang manusia ?

Bukan karena keberaniannya, sebab bukankah binatang buas lebih berani ketimbang manusia ?

Bukan karena kemampuan makannya, sebab bukankah sapi jantan lebih besar perutnya ketimbang manusia ?

Bukan karena kuat setubuhnya, sebab bukankah paling hinanya burung pipit lebih kuat setubuhnya ketimbang
manusia ?

Manusia tiada tercipta kecuali untuk ilmu.... Ilmu dan ilmu........ [ Ihyaa 'Uluumiddiin I/7 ].

Karenanya tidak berlebihan bila Rosulullah Shallallaahu ‘Alaihi wasallam bersabda :

‫َم ْن َس َلَك َطِريًقا َيْطُلُب ِفيِه ِع ْلًم ا َس َلَك ُهَّللا ِبِه َطِريًقا ِم ْن ُطُر ِق اْلَج َّنِة‬

Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan dia di atas jalan di
antara jalan-jalan sorga (HR Muslim XXXVIII/2699)

Imam Atthoiby dalam kKitab Faidh AlQoodir mengartikan hadits diatas :

‫قة في‬--‫ل المش‬--‫ا فمن تحم‬--‫ال أحزمه‬--‫ل األعم‬--‫والمعنى سهل هللا له بسبب العلم طريقا من طرق الجنة وذلك ألن العلم إنما يحصل بتعب ونصب وأفض‬
‫طلبه سهلت له سبل الجنة سيما إن حصل المطلوب‬

“Sebab ilmu Allah memudahkan seseorang salah satu jalan yang menuju surga, hal ini karena ilmu dihasilkan
seseorang dengan jerih payah sedang paling utamanya amal ibadah mengukur kadar upaya seseorang dalam
mengikat keletihan, barangsiapa mau menanggung kesusahan dalam mencari ilmu maka Allah mudahkan
jalannya kesurga terlebih bila ilmu tersebut juga tercapai”. [ Faidh AlQadir VI/199 ].

KESIMPULANNYA : Mencari ilmu adalah JALAN SURGA, karenanya Ayoo Mengaji… !!!!

SEKELUMIT TENTANG ILMU DAN ULAMA

Semua ilmu sepanjang bersifat syariat dan pendukung terhadap ilmu syariat sejatiinya merupakan ilmu manfaat
menurut syariat.. ulama yang berilmu manfaat hanyalah ia yang mengamalkan ilmunya dalam pengabdian
kepada Allah swt dengan ikhlas.. mohon pencerahannya..

Ilmu yang bmanfat akn nampak pada seseorang dengan tanda-tandanya, yaitu:

1.Beramal dengannya.

2.Benci disanjung,dipuji dan takabbur atas orang lain.

3.Smkn btawadhu’ ktka ilmunya smkn banyak.

4.Mnghindar dari cinta kpmimpinan,ktenaran dan dunia.

4. Qismu Ta’lim 2019


5.Mnghindar untuk mngaku berilmu.

6.Bersu’udzan (buruk sangka) kepada dirinya dan husnudzan (baik sangka) kepada orang lain dalam rangka
mnghindari celaan kepada orang lain. (Lihat Fadl Ilm Salaf hal. 56-57 dan Hilyah Thalib Ilm hal. 71)

Sbliknya ilmu yang tidak bmanfaat juga akn nampak tanda-tandanya pada orang yang mnyandangnya yaitu:

1.Tambahnya sifat sombong,sngt brambisi dalam dunia dan blomba-lomba pdnya,sombong thadap
ulama,mndebat org-org bdoh,dan mmalingkan phatian manusia kepadanya.

2.Mengaku sbgai wali Allah Subhanahu wa Ta’ala,ato mrasa suci diri.

3.Tidak mau mnerima yang hak dan tunduk kepada kbenaran, dan sombong kepada orang yang mngucapkan
kbenaran jika drajatnya di bawahnya dalam pndangan manusia,srta ttap dalam kbatilan.

4.Mnganggap yang lainnya bdoh dan mencatat mreka dalam rangka mnaikkan dirinya diatas mereka.Bahkan
tkadang mnilai ulama tdahulu dengan kbodohan,lalai,ato lupa shgga hal itu mjadikan ia mncintai klebihan yang
dmilikinya dan bburuk sangka kepada ulama yang tdahulu. (Lihat Fadl Ilm Salaf: 53, 54, 57, 58). Wallahu
a’lam. Sumber : Majalah Syari’ah

Ilmu manfa'at ialah, ilmu yang membuat kita takut kepada Allah ta'ala , & ilmu yang membuat kita melihat
kesalahan2 kita sendiri..
ILMU MANFAAT Adalah yang menjadikan pemiliknya semakin mengenal kebesaran, keagungan serta
kesempurnaan kuasa Tuhannya.

‫ك‬--‫ذي يقرب‬--‫ذا ال‬--‫ فه‬، ‫ ما العلم النافع ؟ قال أن تعرف جاللي وعظمتي وكبريائي وكمال قدرتي على كل شئ‬: ‫أوحى هللا إلى داود تعلم العلم النافع قال‬
‫إلي‬.

Allah memberi wahyu pada Dadud As. “Carilah ilmu yang manfaat !”. “Apakah ilmu manfaat itu ? “ Tanya
Daud As pada Allah. ”Bila engakau mengenal kebesaranKu, keagunganKu, KemuliaanKu serta kesempurnaan
kuasaKu pada setiap hal, itulah ilmu yang membuatmu semakin dekat padaKu” jawab Allah Ta’aala. [ Faidh
alQadiir II/23 ].

‫ة‬--‫ارج عن والي‬-‫ العلم النافع هو ما يتعلق باآلخرة وهو علم أحوال القلب وأخالقه المذمومة والمحمودة وما هو مرضي عند هللا وذلك خ‬: ‫قال الغزالي‬
‫الفقيه‬

Imam alGhazali berkata “Ilmu manfaat adalah ilmu yang berhubungan dengan akhirat, ilmu untuk mengetahui
keadaan hati, tingkah laku pemiliknya termasuk tercela atau terpuji, mengetahui yang diridhai Allah, ilmu ini
sudah diluar ranah ilmu fiqih”. [ Faidh alQadiir IV/143 ].

‫دعوك من‬--‫ل علم ال ي‬--‫ وك‬، ‫دنيا‬--‫ وينقص من الرغبة في ال‬، ‫ وهو الذي يزيد في الخوف من هللا‬، ‫ وهذا وما قبله وما بعده في العلم النافع‬: ‫قال الغزالي‬
‫ فالجهل أعود عليك فيه فاستعذ باهلل من علم ال ينفع‬، ‫الدنيا إلى اآلخرة‬.

Faidh alQadiir VI/228

‫ومن عالمة العلم النافع القناعة بعلم هللا واالكتفاء بتظره وثمرة القناعة عدم المباالة بذم الناس ومدحهم وإقبالهم وأدبارهم اكتفاء بعلم هللا‬

Iiqaazh alHimam Matan Syarh alHikam I/229

‫ومن ثمرات العلم النافع خشية هللا ومهابته‬.

Faidh alQadiir V/670

(‫قال العالئي تضمن الحديث االستعاذة من دنئ أفعال القلوب وفي قرنه بين االستعاذة من علم ال ينفع ومن قلب ال يخشع )ومن دعوة ال يستجاب لها‬
‫إشارة إلى أن العلم النافع ما أورث الخشوع‬

Faidh alQadiir II/194

TANDA ILMU MANFAAT


5. Qismu Ta’lim 2019
Orang yang dikaruniai ilmu manfaat dalam dirinya akan tercermin :

• Semakin takut pada Allah

• Semakin khusyu' dalam ibadahnya

• Semakin berkurang kesenangannya pada dunia. Setiap ilmu yang tidak mengalihkan dirimu dari cinta dunia
pada cinta akhirat maka kebodohan kembali lagi padamu, berlindunglah pada Allah dari ilmu yang tidak
manfaat.

• Berjiwa Qana’ah (menerima apa adanya/sukarela) atas segala pemberian Allah

Tanda orang yang Qana’ah dengan ilmunya : Tidak memperdulikan pujian, cacian, tidak perduli saat disanjung
atau dikucilkan oleh orang lain karena dirinya begitu menikmati dan merasa cukup dengan anugerah berupa
‘ilmu Allah’. Wallahu A'lamu bis showaab..

AMALAN AGAR MUDAH MENGHAFAL DAN TIDAK CEPAT LUPA

Didalam kitab Durratu al-Nashihin terdapat keterangan sebagai berikut :

, ‫ة‬--‫ر والعالني‬--‫ ولثالثة التقوى في الس‬, ‫ والثانية دوام الوضوء‬, ‫ األولى صالة الليل ولوركعتين‬: ‫من اراد أن يحفظ العلم فعليه ان يالزم خمس خصال‬
‫ والخامسة السواك‬, ‫ والرابعة ان يأكل للتقوى الللشهوات‬.

Artinya : “ Barangsiapa yang ingin menghafal ilmu, maka ia mesti melakukan lima perkara : pertama , shalat
malam (Tahajjud) walaupun hanya dua raka’at, kedua terus menerus punya wudhu’ (menjaga wudhu’),ketiga
bertaqwa kepada Allah, baik ditempat sepi maupun ditempat yang ramai. Ke-empat, makan untuk
meningkatkan ketaqwaan, bukan karena mengikuti hawa nafsu. Kelima, rajin bersiwak “. (Kitab Durratu an-
Nashihin halaman 15).
Dan di dalam kitab Ta’limul Muta’allim terdapat keterangan sebagai berikut :

‫رآن‬--‫راءة الق‬--‫ظ من ق‬--‫ ليس شيء أزيد للحف‬: ‫ قيل‬, ‫ وقراءة القرآن من اسباب الحفظ‬, ‫ الجد والماظبة وتقليل الغذاء وصالة الليل‬: ‫وأقوى أسباب الحفظ‬
‫ نظرا‬.
Artinya : “ dan adapun sebab-sebab yang paling utama untuk kuat hafalan ialah bersungguh-sungguh, ulet,
tidak banyak makan, dan shalat malam. Adapun membaca al-Qur’an, termasuk penyebab kuat hafalan. Ada
Ulama’ yang berkata : tidak ada sesuatupun yang lebih menambah kuatnya hafalan dari pada membaca al-
Qur’an sambil melihat al-Qur’an “. (Kitab Ta’limul Muta’allim, halaman 54).

Dari penjelasan di atas dapat dipetik kesimpulan bahwa jika seseorang ingin kuat hafalan, maka ia harus
melakukan hal-hal berikut ini :
1. Rajin shalat tahajjud, sekalipun hanya dua raka’at. Setelah shalat tahajjud lalu berdo’a, memohon kepada
Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang supaya dikuatkan hafalan.
2. Terus – menerus punya wudhu’. Kalau batal segera berwudhu’ lagi.
3. Apabila makan hendaklah diniatkan untuk lebih semangat dalam beribadah, bukan karena dorongan hawa
nafsu semata.
4. Rajin bersiwak (membersihkan/menggosok gigi).
5. Serius dan ulet dalam menghafal, tidak cepat jemu.
6. Jangan terlalu banyak makan, bahkan lebih baik lagi kalau sering berpuasa, terutama hari senin dan kamis.
7. Rajin membaca al-Qur’an sambil melihat al-Qur’an.
8. Selalu bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,
baik ditempat ramai maupun ditempat sunyi.

Imam Syafi’i dalam salah satu gubahannya pernah berkata : “ saya telah mengadukan kepada imam Waki’,
tentang buruknya hafalanku. Lalu beliau memberi nasihat kepada ku agar meninggalkan segala macam maksiat,
karena bahwasanya hafal ilmu itu adalah karunia Allah, dan karunia Allah itu tidak akan dihadiahkan kepada
orang-orang yang berbuat maksiat “.

6. Qismu Ta’lim 2019


Menurut ahli psikologi : “ Orang yang menghafal suatu ilmu harus berada dalam kondisi badan yang sehat
sempurna sehingga saraf-saraf yang berada di otak dalam keadaan baik dan kuat “.

Dan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan agar hafalan itu benar-benar kuat dan lengket diotak ialah
sering mengulang-ngulang menghafalnya.
Ada pepatah dalam bahasa Arab yang mengatakan :

‫التكرار يفيد القرار‬

Artinya : “ mengulang-ulang itu dapat menjadikan kuat hafalan “.

Masih dalam Ta'limul Muta'alim, diterangkang tentang Penyebab Lupa :

‫ل‬-‫ه ال ينبغى للعاق‬-‫ا أن‬-‫د ذكرن‬-‫ وق‬،‫ وكثرة اإلشتغال والعالئق‬،‫ المعاصى وكثرة الذنوب والهموم واألحزان فى أمور الدنيا‬:‫وأما ما يورث النسيان فهو‬
‫ره فى‬--‫ر أث‬--‫ ويظه‬،‫ور فى القلب‬--‫و عن الن‬--‫رة ال تخل‬--‫وم اآلخ‬--‫ وهم‬،‫ وهموم الدنيا ال تخلو عن الظلمة فى القلب‬،‫أن يهتم ألمر الدنيا ألنه يضر وال ينفع‬
‫ وهم اآلخرة يحمله عليه‬،‫ فهم الدنيا يمنعه من الخيرات‬،‫الصالة‬
Penyebab lupa adalah laku maksiat, banyak dosa, gila dan gelisah karena urusan dunia. Seperti telah kami
kemukakan di atas, bahwa orang yang berakal itu jangan tergila-gila dengan perkara dunia, karena akan
membahayakan dan sama sekali tidak ada manfaatnya. Gila dunia tak lepas dari akibat kegelapan hati, sedang
gila akhirat tak lepas dari akibat hati bercahaya yang akan tersakan di kala shalat. Kegilaan dunia akan
menghalangi berbuat kebajikan, tetapi kegilaan akhirat akan membawa kepada amal kebajikan.

‫ كما قال الشيخ نصر بن الحسن المرغينانى فى قصيدة له‬،‫واإلشتغال بالصالة على الخشوع وتحصيل العلم ينفى الهم والحزن‬:

‫استعن نصر بن الحسن فــــــــى كل علم يحتـزن‬

‫ذاك الذى ينفى الحــزن وما سواه باطل ال يؤتمن‬

Membuat dirinya terlena melakukan shalat dengan khusu dan mempelajari ilmu pengetahuan itu dapat
menghilangkan kekacauan dalam hati, sebagaimana tersebut di dalam gubahan Syaikhul Islam Nasrhr Ibnul
Hasan Al-Marghibani :

Mohonlah inayah, oh Nasr putra Al-Hasan

Untuk mencapai ilmu yang tersimpan

Hanya itu, yang bisa membuang duka

Selain itu, jangan percaya

‫والشيخ اإلمام األجل نجم الدين عمر بن محمد النسفى قال فى أم ولد له‬:

‫سالم على مـــــــــن تيمتنى بظرفـها ولمعة خــــــــدها ولمحة طرفها‬

‫سبتنى وأصبتنى فـــــــــــــتاة مليحة تحيرت األوهام فى كـنه وصفها‬

‫ ذرينى واعذرينــــــــى فإننـى شغفت بتحصيل العلوم وكــشفها‬:‫فقلت‬

‫ولى فى طالب الفضل والعلم والتقى غنى عن غناء الغانيات وعرفها‬

Syaikhul Imam Najmuddin Umar bin Muhammad An-Nasafi dalam menyifati jariyah Ummi waladnya,
tergubah beberapa bait syi'ir :

Salamku buat si dia, yang membuatku terpesona karena lembut tubuhnya

Halus pipinya dan giuran kerdipan matanya

Si cantik molek, diriku jadi tertahan, hatikupun tertawan

7. Qismu Ta’lim 2019


Hati kebingungan, bila bermaksud tuk menggambarkan

Aku berkata : tinggalkan daku, maafkan aku

Karena kusibuk membuka jalan dan menuntut ilmu

Selama aku mencari utama dan taqwa

Tak perlu lagi, rayuan si cantik dan harum baunya

‫رور بين‬--‫ والم‬،‫ وقراءة الخط المكتوب على حجارة القبور‬،‫ والنظر إلى المصلوب‬،‫ والتفاح الحامض‬،‫ فأكل الكزبرة الرطبة‬:‫وأما أسباب نسيان العلم‬
‫ كلها يورث النسيان‬،‫ والحجامة على نقرة القفا‬،‫ وإلقاء القمل الحي على األرض‬،‫قطار الجمال‬
Sebab-sebab yang membuat mudah lupa, yaitu makan ketumbar, buah apel masam, melihat salib, membaca
tulisan pada kuburan, berjalan disela-sela unta terakit, membuang ke tanah kutu yang masih hidup, dan
berbekam pada tengkuk kepala. Singkirilah itu semua, karena membuat orang jadi pelupa.

HIKMAH DI BALIK UJIAN HIDUP

Kita selalu ingat bahwa diblik cobaan ada hikmah yang tersembunyi.. Orang bisa dikatakan ikhlas setelah dia
mendapatkan cobaan dan bersabar..
Berikut ini sebagian Hadist yang menjelaskan keutamaan sabar :
1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila
menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan
barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan
menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)
3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang
yang paling berat ujian dan cobaannya?”Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru mereka dan
yang meniru mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai
dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (berat). Seorang diuji terus-menerus sehingga
dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR.
Bukhari)
5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal
kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan
dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua
matanya dengan surga. (HR. Ahmad)
8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan
(kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya.
(HR. Bukhari)
9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang
mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)
10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya
itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan
menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi
berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Bukan dari golongan kamiorang yang
menampar-nampar pipi, mengoyak-ngoyak baju dan meratap dengan ratapan Jahiliyyah’,” (HR Bukhari [1294]
dan Muslim [103]).
Penjelasan : Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.
12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas
dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada
juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu
yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)

8. Qismu Ta’lim 2019


13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang)
menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)
14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau
dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya.
Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)
15. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak
dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)
16. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kamu
ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)
17. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu
beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR.
Al-Baihaqi)

AKHLAQ : MENOLONG SAUDARA YANG KESUSAHAN

Hukum menolong sodara kita yang sedang kesusahan itu bisa wajib dan bisa sunat.

‫ُّد ْنَيا‬-‫ َو َم ْن َيَّس َر َع َلى ُم ْع ِس ٍر َيَّس َر ُهللا َع َلْي ِه ِفي ال‬،‫ َم ْن َنَّفَس َع ْن ُم ْؤ ِم ٍن ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َرِب الُّد ْنَيا َنَّفَس ُهللا َع ْنُه ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َرِب َيْو ِم اْلِقَياَم ِة‬: ‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫ َو َم ْن َس َلَك َطِرْيقًا َيْلَتِم ُس ِفْيِه ِع ْلمًا َس َّهَل ُهللا ِب ِه‬.‫ َو َم ْن َس َتَر ُم ْس ِلمًا َس َتَر ُه ُهللا ِفي الُّد ْنَيا َو اآلِخ َرِة َو ُهللا ِفي َعْو ِن اْلَع ْبِد َم ا كَاَن اْلَع ْبُد ِفي َعْو ِن َأِخ ْيِه‬،‫َو اآلِخَرِة‬
‫ َو َح َّفْتُهُم‬،‫ َو َم ا اْج َتَم َع َق ْو ٌم ِفي َبْيٍت ِم ْن ُبُي ْو ِت ِهللا َيْتُل ْو َن ِكَت اَب ِهللا َو َيَتَداَر ُس ْو َنُه َبْيَنُهْم ِإَّال َن َز َلْت َع َلْيِه ْم الَّس ِكْيَنُة َو َغ ِش َيْتُهُم الَّرْح َم ُة‬،‫َطِرْيقًا ِإَلى اْلَج َّن ِة‬
)‫ َو َم ْن َبَطَأ ِفي َع َم ِلِه َلْم ُيْس ِر ْع ِبِه َنَس ُبُه (رواه مسلم‬،‫ َو َذ َك َر ُهُم ُهللا ِفْيَم ْن ِع ْنَد ُه‬،‫اْلَم َالِئَك ُة‬

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang
menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan
memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan
niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim
Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong
saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke
syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan
mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada
mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya.
Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. [ HR. Muslim ].

Abdul Basit

Kelak di akhirat Allah akan menanya pada para hambaNya.

Tuhan : hai fulan kenapa engkau tidak mau menolongKu ?

hamba : bagaimana hamba menolong sedang Tuan adalah Tuhan hamba

Tuhan : waktu di dunia telah Aku kirimkan seorang dari hambaKu untuk meminta tolong padamu dan engkau
telah menolaknya sedang engkau bisa

hamba : ?????... [ nggak bisa jawab

MENDAHULUKAN PERINTAH ORANG TUA ATAUKAH PERINTAH GURU

‫أقدم أستاذ علىنفسى والدى*وإن نالنى من والدى الفضلى والشرف‬

"Sbagian perkara yang bsa menjadikan manfaatnya ilmu yaitu:mendahulukan haknya ustad dan mengahirkan
hak ortu, walwpun fadlun yang kita dapat dari 0rg tua"

‫فدك مرب الروح والروح جوهر*وهذا مرب الجسم والجسم كالصدف‬

"Sebab ustad kita yang mengurus ruh kita, dan ruh diumpamakan intan, kalau 0rg tua kita yang mengurus raga
kita dan raga itu diumpamakan wadah intan"

9. Qismu Ta’lim 2019


‫رأيت أحق الحق حق المعلم*وأوجبه حفظا على كل مسلم‬

"Aku mlihat hak-hak yang lebih hak bgi smua 0rg yang cari ilmu adl kwajibany kepada ustad ngajiny,sebab
ustad tadi adl orang yang mmbrikan prkara benar"

‫لقد حق ان يهدى اليه كرمة*لتعليم حرف واحد الف درهم‬

"Lebih hak kewajiban kita memberi 1 dirham pada ustad walaw 1 huruf tapi faham

[ Ta'limu ta'alim ]. Semoga bermanfaat dan walloohu a'lam.

AKHLAQ : ADAB BERCAKAP

Beberapa Adad dalam Bercakap-cakap :

1. Ucapan Bermanfaat,
Dalam kamus seorang Muslim, hanya ada dua pilihan ketika hendak bercakap dengan orang lain. Mengucapkn
sesuatu yang baik atau memilih diam. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa mengaku beriman kepada Allah
dan hari pembalasan hendaknya ia berkata yang baik atau memilih diam." (HR. Bukhari).

2. Bernilai Sedekah
"Setiap tulang itu memiliki kewajiban bersedekah setiap hari. Di antaranya, memberi boncengan kepada orang
lain diatas kendaraannya, membantu mengangkatkan barang orang lain ke atas tunggangannya, atau sepotong
kalimat yang diucapkan dengan baik dan santun." (HR. Al-Bukhari).

3. Menjauhi Pembicaraan Sia-Sia


Sebaiknya menghindari pembicaraan berujung kepada kesia-siaan dan dosa semata. "Sesungguhnya orang yang
paling aku benci dan paling jauh jaraknya dariku pada hari kiamat adalah para penceloteh lagi banyak bicara."
(HR. At-Tirmidzi).

4. Tidak Terperangkap Ghibah


"..... Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh Allah Maha pererima tobat lagi Maha Penyayang". (Al-Hujurat 12).

5. Stop Mengadu Domba


Hudzaifah Radhiyallahu anhu meriwayatkn, saya mendengar Rasulullah saw brsbda; "Tak akan masuk surga
orang yang suka mengadu domba." (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Stop Berbohong
"Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkn kebaikn, dan kebaikan itu akan berujung kepada surga. Dan orang
yang senantiasa berbuat jujur niscaya tercatat sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu
mendatangkn kejelekn, dan kejelekn itu hanya berujung kepada neraka. Dan orang yang suka berbohong
niscaya tercatat disisi Allah sebagai seorang pendusta." (HR.Al Bukhari).

7. Menghindari Perdebatan
Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara. Meskipun boleh jadi kita berada dipihak yang
benar. Sebab Rasulullah telah menjamin sebuah istana disurga bagi mereka yang mampu menahan diri. "Aku
menjamin sebuah istana di halaman surga bagi mereka yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak
untuk itu." (HR. Abu Daud).

8. Tak Memotong Pembicaraan


Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ia langsung memotong
pembicaraan beliau dan bertanya tentang hari kiamat. Namun Rasulullah tetap melanjutkan hingga selesai
pembicaraanya. Setelah itu baru beliau mencari si penanya tadi. (HR. Bukhari).

9. Pandai Menjaga Rahasia


10. Qismu Ta’lim 2019
"Tiadalah seorang Muslim menutupi rahasia saudaranya di dunia kecuali Allah menutupi pula rahasianya pada
hari kiamat." (HR. Muslim.).

10. Stop Saling Mengolok dan Memanggil dengan Gelar yang buruk.

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kau yang lain, boleh jadi mereka itu
lebih baik dari mreka dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain. Karena
boleh jadi permpuan (diperolok olok) itu lebih baik dari prempuan (yang mengolok olok) itu. Janganlah kamu
saling mencela satu sama lain. Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah yang buruk (fasik) setlah briman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah
orang-orang yang zalim." (Al Hujurat 11).

PENAWAR HATI

OBAT PENAWAR HATI

‫رآن‬--‫راءة الق‬--‫ ق‬: ‫ياء‬--‫ دواء القلب خمسة أش‬: ‫ إبراهيم الخواص رضي هللا عنه‬، ‫ والمواهب واللطائف‬، ‫قال السيد الجليل صاحب الكرامات والمعارف‬
‫ ومجالسة الصالحين‬، ‫ والتضرع عند السحر‬، ‫ وقيام الليل‬، ‫ وخالء البطن‬، ‫بالتدبر‬.

Sayyid al-Jaliil Ibrahiim al-Khowwaash berkata, Penawar hati ada lima :

• Membaca alQuran dengan penuh perenungan

• Mengosongkan perut dengan berpuasa

• Mengisi malam dengan aneka pengabdian

• Merendahkan diri pada Sang Pencipta Alam disepertiga malam

• Bergaul dengan orang-orang shalih dan pilihan. [ Al-Adzkaar I/107 ].

Zaine Elarifine Yahya

Basuh jasadmu dengan mandi.... sucikan jasadmu dengan wudhu.. jernihkan hatimu dengan istighfar.. cerahkan
jiwamu dengan taubat.. enyahkan gelap hatimu dengan cahaya zikir.. lenyapkan kegalauanmu dengan
merenung kemahabesaran allah.. diantara khouf dan rojaa.. ada citarasa cinta tiada tara.. mengapa fungsi hati
tak beraktif dinamis sebagaimana mestinya ? gelap pekat nista dosa kemaksiatan dahsyat membuat hati rebah
terkulai di injak-injak nafsu dalam diri.. Kalahkan nafsu.. bangkitelah n taklukan nafsu dalam diri.
0770. Adab Bersendawa (Glegek'en)

ADAB BERSENDAWA :

• MERENDAHKAN SUARA

(‫ع) )إذا تجشأ أحدكم‬--‫مها (فال يرف‬--‫رها وض‬--‫من الجشإ بالضم وهو صوت مع ريح يخرج من الفم عند الشبع (أو عطس) بفتح الطاء ومضارعه بكس‬
‫ره‬--‫ان ويك‬--‫در اإلمك‬--‫ا ق‬--‫وته لهم‬--‫دب خفض ص‬--‫ه فين‬--‫زأ ب‬--‫ندبا (بهما الصوت) أي صوته (فإن الشيطان يحب أن يرفع بهما الصوت) فيضحك منه ويه‬
‫الرفع عمدا فإن تأذى بهما أحد اشتدت الكراهة بل قد تحرم‬

“Bila salah seorang diantara kalian bersendawa (glege’en-java-pent.) atau bersin maka janganlah mengeraskan
suaranya karena sesungguhnya syetan suka terhadap suara kerasnya” maka ia mentertawakan dan mengejekmu,
karenanya disunahkan sedapat mungkin merendahkan suara dan dimakruhkan mengeraskannya terlebih bila
menyakitkan orang lain maka hukumnya sangat makruh bahkan bisa menjadi haram. Sendawa ialah suara
disertai bau tidak sedap yang keluar dari mulut akibat kekenyangan. [ Faidh alQadiir I/405 ].

• JANGAN MENDONGAK KE ATAS

‫وإن تجشأ فينبغي أن ال يرفع رأسه إلى السماء وإن سقط رداؤه فال ينبغي أن يسويه وكذلك أطراف عمامته فكل ذلك مكروه إال لضرورة‬
11. Qismu Ta’lim 2019
Bila seseorang bersendawa sebaiknya jangan mengangkat kepala keatas meskipun karenanya mengakibatkan
serbannya jatuh, yang demikian makruh kecuali saat terpaksa. [ Ihyaa’ ‘Uluumiddiin I/189 ].

• SAAT SENDAWA DALAM SHALAT, ANGKATLAH KEPALA

‫ وقد َنَّص أحمد َع َلى أن من تجشأ ِفي صالته فإنه يرفع رأسه إلى السماء ؛ لئال يتأذى من إلى جانبه برائحة جشائه‬.

Imam Ahmad menetapkan bahwa orang yang bersendawa dalam shalatnya agar mengangkat kepalanya agar
tidak menyakiti orang yang ada di sekitarnya akan bau tidak sedap sendawa. [ Fath al-Baari III/409 ].

• SUNNAH MEMBACA HAMDALAH

‫ الحمد هلل على كل حال رفع هللا عنه سبعين داء أهونها الجذام‬: ‫وورد أن من عطس أو تجشأ فقال‬

Terdapat keterangan bahwa orang yang bersin dan sendawa kemudian mengucapkan “Segala puji bagi Allah
atas semua keadaan”. Allah menghilangkan darinya 70 penyakit yang paling ringannya adalah penyakit kusta.
[ Bughyah al-Mustarsyidiin I/173 ]. Wallaahu A’lamu Bis Showaab

DEFINISI TAQWA

Makna Taqwa ( ‫ ) تقوى‬menurut beberapa tokoh ISLAM. Adapun yang dapat di nukil dari Sabda Nabi SAW
adalah pernyataan beliau SAW :

“Makna TAQWA terkumpul dalam firman Allah : Sesungguhnya Allah memerintahkan agar berbuat adil dan
berbuat ihsan (baik)- serta menyantuni para kerabat, dan agar mencegah dari perbuatan keji dan munkar serta
perbuatan lacur. Allah menasehati kalian agar kalian dapat mengamb...il pelajaran”. (An- Nahl 90).

Ibnu Abbas RA berkata : ”Orang Muttaqyn itu seseorang yang menjaga diri dari syirik, dari dosa- dosa besar,
dan dari segala perbuatan keji”.

Ibnu Umar RA berkata: “Taqwa itu hendaknya kamu jangan memandang diri kamu lebih baik dibanding orang
lain”.

Al- Hasan, semoga Allah merahmatinya- dia berkata : “Orang bertaqwa itu adalah seseorang yang berkata
kepada setiap orang yang dia lihat: ”O,.. Orang ini lebih baik dariku”.

Umar bin Khottob RA berkata kepada Ka’ab Al- Ahbar : “Ceriterakan padaku tentang makna taqwa”, Ka’ab
balik bertanya: “Apakah anda pernah meliwati jalan yang penuh duri?”. Umar menjawab: “Tentu”. Ka’ab
meneruskan: “Apa yang anda lakukan?”. “Aku berhati- hati dan berusaha kuat agar tak kena duri”. Kata Ka’ab:
“Itulah makna taqwa”.

Kemudian Ka’ab membacakan sebuah syair:

‫خل الذنوب صغيرها وكبيرها فهو التقي‬

‫واصنع كماش فوق أر ض الشوك يحذر ما يرى‬

‫ال تحقرن صغيرة إن الجبال من الحصى‬

Hindari segala dosa- yang kecil dan yang besarnya- itulah ketaqwaan

Bertindaklah bagaikan seseorang melewati padang duri, dia berhati- hati kepada segala yang ia lihat.

Sungguh jangan menganggap remeh sebuah dosa kecil (Karena) sesungguhnya gunung pun tersusun dari
kerikil- kerikil.

12. Qismu Ta’lim 2019


Umar bin Abdul Aziz berkata : “Ketaqwaan itu bukan sekedar puasa disiang hari dan qiyam dimalam hari atau
melakukan keduanya itu. Tapi taqwa itu meninggalkan apa yang dilarang Allah, mengerjakan apa yang
difardhu kanNya, Maka yang Alloh anugerahkan selebihnya adalah kebaikan”.

Ditanyakan kepada Tholq bin Hubaib : “Terangkan untukku tentang taqwa”.

Maka Tholq berkata: “Taqwa itu ber-amal dengan penuh kebaktian pada Allah atas dasar petunjuk cahaya
Ilahiyyah, penuh harap atas pahala dari Allah, dan malu kepada Allah (bila sampai melalaikan kebaktian
kepada Allah). [ Dinukil dari AL-GHUNYAH - Syeikh 'Abdul Qoodir Al- Jilaniy ].

TAQWA
Ta : Tawadhu
Qof : Qona'ah
Wawu : Wira'i
Ya : Yaqin
Pengertian Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak
melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawadhu’ adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan
pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih
baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah
diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga
keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.

Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabbur (sombong),
ataupun sum’ah ingin diketahui orang lain amal kebaikan kita.

Qona'ah menurut bahasa artinya tenang, sedangkan makna terminologi syar’i yaitu tenang hatinya mengharap
ridho Allah semata serta mengambil dunia seperlunya sesuai dengan kebutuhan, sekira dapat digunakan untuk
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. dalam arti kata sabar dan nerimo ing pandume gusti
Allah..

Wira'i adalah meninggalkan segala perkara yang berbau syubhat... apalagi yang haram... yang meragukan saja
harap di jauhi apalagi yang di larang... (menjaga diri dari dosa dan masuknya barang yang tidak jelas kedalam
perut.

Yaqiin : meliputi Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Hakqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam
pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah Swt.

Di dalam Ilmul Yaqin segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah
maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta’ala.

Di dalam Ainul Yaqin, tatkala seseorang ‘arifiin’ telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh
Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah
Ta’ala yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari
gerak dan diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta’ala maka sama halnya ia merasakan
dan menyadari kehadiran Allah Ta’ala dekat sekali dengan dirinya. “Bukan menghadirkan Allah” akan tetapi
menyadari bahwa “Allah senantiasa Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam meliputi tiap2 sesuatu”.
“Wahuwa Ma’akum Ainama kuntum” (Dia Allah serta kamu di mana kamu berada).

Haqqul yaqin, adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat
dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam2nya pada dirinya bahwa : “segala sesuatu apapun yang
terlihat, tidak ada yang ada melainkan ilmu allah ta’ala, segala sesuatu apapun yang terdengar tidak ada yang
ada melainkan kalam allah ta’ala, dan tidak ada yang terasa maupun dirasakan melainkan sirrullah (zatullah)”.

Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra/meresap pada diri, maka Allah akan JAZBAH dirinya sehingga
sampailah ia pada maqom “KAMALUL YAQIN”.

Mengukur ketawadhu'an dari jiwa seseorang dan terkhusus bagi dirinya sendiri adalah dari perkataan yang di
lontarkan serta 'amaliyah yang dilakukan... baru dicocokkan dengan hati kecil ( bagi pribadi ), sudah benar
13. Qismu Ta’lim 2019
belum menata niat... apakah beramal karena ujub atau takabbur atau riya' atau memang datang dari kesadaran
sendiri..?? apalagi yang sering bersinggungan adalah masalah perkataan... sangat di tekankan untuk dijaga....

TINGKATAN KEIKHLASAN

Ada orang yang bertanya: apakah boleh kita membaca waqiah dengan tujuan meraih dunia (kelancaran rizki)?
Apakah hal ini tidak termasuk kategori Riya'. Permasalahan seperti ini bisa saja menggangu pikiran para
jamaah. Maka dalam kesempatan ini saya ingin meluruskan mengenai definisi riya, ikhlas dan tingkatannya
seperti berikut dan selanjutnya anda yang akan menjawab pertanyaan diatas dengan sendirinya. Dalam Risalah
qusyairiyah disebutkan :

)‫ا‬--‫ك هللا منهم‬--‫ واإلخالص أن يعافي‬،‫رك‬--‫اس ش‬--‫ل الن‬--‫ل من أج‬--‫ والعم‬،‫اء‬--‫اس ري‬--‫ل الن‬--‫ل من أج‬--‫رك العم‬--‫ (ت‬:‫وقال الفضيل بن عياض رحمه هللا تعالى‬
96 ‫ ـ‬95‫)["الرسالة القشيرية" ص‬

Fudhail bin iyadl Rahimahullah berkata: Meninggalkan Amal karena manusia itu namanya riya', beramal
karena manusia itu namanya syirik dan Ikhlas adalah jika engkau dijauhkan oleh Allah dari keduanya. Sedang
ibnu ajibah Rahimahullah berkata ;

‫ إخالص العوام والخواص وخواص الخواص‬:‫اإلخالص على ثالث درجات‬.

Ikhlas terdiri atas tiga tahapan:

‫ هو إخراج الخلق من معاملة الحق مع طلب الحظوظ الدنيوية واألخروية كحفظ البدن والمال وسعة الرزق والقصور والحور‬:‫فإخالص العوام‬.

(1) Ikhlas awam. yaitu, berbuat karena Allah semata, namun masih menginginkan bagian dunia dan akhirat,
seperti kesehatan dan kekayaan –Rizki yang melimpah , juga kemegahan di surga serta bidadari;

‫ طلب الحظوظ األخروية دون الدنيوية‬:‫وإخالص الخواص‬.

(2) Ikhlas Khusus. yaitu, hanya menginginkan bagian akhirat tanpa memperdulikan bagiannya di dunia;

‫ فعبادتهم تحقيق العبودية والقياُم بوظائف الربوبية محبة وشوقًا إلى رؤيته‬،‫ إخراج الحظوظ بالكلية‬:‫وإخالص خواص الخواص‬،

(3) Ikhlas khawasul khawas. yaitu, melepaskan seluruh keinginan atau bagian kesenangan serta balasan dunia
dan akherat, persembahan mereka semata-mata hanya untuk merealisasikan ubudiyah sekaligus melaksanakan
hak dan perintah Ke-Tuhanan (Rububiyah), karena cinta dan rindu untuk melihat Allah SWT. Dalam kitab
minhajul abidin terdapat permasalahan yaitu: Banyak masyayikh yang mengamalkan surat waqiah sewaktu
dilanda kesulitan (ayyamul usri), mereka membaca quran yang termasuk amalan akhirat tapi dengan
menghendaki harta dunia, apakah tidak termasuk riya'? Imam ghazali menjawab bahwa tujuan mereka adalah
dunia yang digunakan untuk kebaikan, mengajarkan ilmu, menolak ahli bid'ah, membela kebenaran, mengajak-
ngajak manusia menuju ibadah, dan mempermudah ibadah.

‫َفَهِذِه ُك ُّلَها إَر اَداٌت َم ْح ُم وَد ٌة اَل َيْدُخ ُل َش ْي ٌء ِم ْنَها ِفي َباِب الِّر َياِء ؛ إْذ اْلَم ْقُص وُد ِم ْنَها َأْم ُر اآْل ِخَرِة ِباْلَح ِقيَقِة‬

Ini semua adalah keinginan / tujuan yang terpuji yang tidak masuk kedalamnya sesuatupun dari unsur riya'.
Karena harta dunia (yang dicari dari surat waqiah) hakikatnya adalah berorientasi akhirat. Hal ini berlandaskan
pada hadits shohih; "innamal a'mal bin niyyaat " yang dijabarkan dalam sebuah hadits :

‫ وكم من عمل يتصور بصور اآلخرة فيصير من أعمال الدنيا بسوء النية‬,‫كم من عمل يتصور بصورة الدنيا فيصير من أعمال اآلخرة بحسن النية‬

Betapa banyak amal yang berbentuk amal dunia tetapi menjadi amal akhirat karena baiknya niat dan betapa
banyak amal yang berbentuk amal akhirat tetapi jadi amal dunia belaka karena jeleknya niat. [ by :
gusfathulbari ].

DEFINISI TAUFIQ, HIDAYAH, DAN BAROKAH

14. Qismu Ta’lim 2019


HIDAYAH

Hidayah ialah Jalan lurus yang dapat mencapaikan seseorang pada tujuan kehidupan bahagia di akherat.

‫ هي إبانة الطريق الموصل إلى السعادة والكمال‬:‫الهداية‬.

[ Aysiir at-Tafasiir Li Kalaam al’Aly II/263 ]

‫ وغاية هذه الحياة هي أن تصل إلى نعيم اآلخرة‬، ‫الهداية هي الطريق المستقيم الموصل إلى الغاية وهو أقصر الطرق‬

[ Tafsiir as-Sya’raawy I/383 ]

‫الهداية هى الداللة على ما يوصل الى البغية ال الداللة الموصلة اليها قطعا‬

[ Tafsiir al-Haqqy XVII/298 ]

TAUFIQ

Taufiq adalah sesuatu yang diciptakan oleh Allah Ta’alaa yang mendorong dan mempermudah seseorang untuk
melakukan ketaatan dalam beribadah

‫قال أصحابنا المتكلمون التوفيق خلق قدرة الطاعة والخذالن خلق قدرة المعصية‬

[ Syarh an-Nawaawy alaa Muslim I/173 ]

‫ وقيل خلقها فيه بالفعل‬،‫ وشرعًا خلق قدرة الطاعة في العبد‬.‫ جعل األسباب موافقة للمسببات‬:‫والتوفيق لغة‬

[ Daliil al-Faalihiin V/138 ]

‫ تسهيل سبيل الخير والطاعة‬:‫َو َم ا َتْو ِفيِقي ِإال ِباِهَّلل } والتوفيق‬

[ Tafsiir al-baghoowy IV/196 ]

‫ َو َع ْك ُسُه اْلِخ ْذ الُن‬, ‫ الَّتْو ِفيُق ِم ْن ِهَّللا َخ ْلُق ُقْد َر ِة الَّطاَع ِة َو َتْس ِهيُل َس ِبيِل اْلَخْيِر‬: ‫ َو َقاَل ِغ َذ اء‬.

[ Ghidza’ al-Baab II/370 ]

Dengan demikian semua manusia yang menganut agama Islam artinya telah mendapatkan hidayah dari Allah
Ta’ala (Jalan lurus yang dapat mencapaikan seseorang pada tujuan kehidupan bahagia di akherat) tetapi tidak
semua dari mereka mendapat taufiq untuk mengerjakan amal shaleh.

BARAKAH

Barakah artinya kian bertambah dan langgengnya suatu kebaikan

477 - (‫أي أراد أن يأكل ويحتمل جعله على ظاهره (طعاما) غير لبن (فليقل) ندبا (اللهم بارك لنا فيه) من البركة وهي زيادة الخير )إذا أكل أحدكم‬
‫نه وابن‬-‫ذي وحس‬-‫و داود والترم‬-‫ه) رواه أب‬-‫ل (من‬-‫ت على وزن أفع‬-‫ا ليس‬-‫ودوامه (وأبدلنا) بفتح الهمزة (خيرا) اسم تفضيل وأصله أخير فال يراد أنه‬
‫ماجه من حديث ابن عباس‬

Jika salah seorang diantara kalian makan, hendaklah dia mengucapkan: “ Ya Allah, berkahi-lah kepada kami
apa yang ada didalamnya dan berilah kami rizki berupa makanan yang lebih baik darinya “ …. (HR. Abu
Daud, at-Turmudzi dan Ibn Maajah). (Keterangan berkahi-lah kepada kami apa yang ada didalamnya) Baarik
diambil dari kata berkah, yang artinya kian bertambah dan langgengnya suatu kebaikan. [ Faidh al-Qadiir
I/138 ]. Wallaahu A’lamu Bis Showab

HAKIKAT SYUKUR
15. Qismu Ta’lim 2019
{ ‫ ( } َلِئْن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم‬7 ) ‫ فعل ينبئ عن تعظيم المنعم بسبب كونه منعمًا على الشاكر أو غيره سواء كان ذكرًا باللسان أو‬: ‫إبراهيم وهو لغة‬
‫عمًال باألركان أو اعتقادًا بالجنان‬

‫اعلم أن الشكر ينتظم من علم وحال وعمل فالعلم معرفة النعمة من المنعم والحال هو الفرح الحاصل بإنعامه والعمل هو القيام بما هو مقصود المنعم‬
‫الى‬--‫كر هلل تع‬-‫ار الش‬--‫ان فإظه‬-‫ا باللس‬--‫ق وأم‬-‫ة الخل‬--‫ماره لكاف‬-‫ير وإض‬-‫د الخ‬-‫القلب فقص‬--‫ا ب‬--‫ان أم‬-‫ومحبوبه ويتعلق ذلك العمل بالقلب وبالجوارح وباللس‬
‫بالتحميدات الدالة عليه وأما بالجوارح فاستعمال نعم هللا تعالى في طاعته والتوقي من االستعانة بها على معصيته‬

‫بيان الشكر في حق هللا تعالى‬

‫اعلم أن العبد ال يكون شاكرا لمواله إال إذا استعمل نعمته في محبته أي فيما أحبه لعبده ال لنفسه وأما إذا استعمل نعمته فيما كرهه فقد كفر نعمته كما‬
‫إذا أهملها وعطلها وإن كان هذا دون األول إال أنه كفران للنعمة بالتضييع وكل ما خلق في الدنيا إنما خلق إلة للعبد ليتوصل به إلى سعادته‬

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. 14:7).

Bersyukur kepada Allah itu ada tiga cara, yaitu bersyukur dengan hati, dengan lisan, dan bersyukur dalam sikap
perilaku (perbuatan)

1.Bersyukur dengan hati. Bersyukur di dalam hati ialah dengan cara membentuk keyakinan dan keinginan
dalam diri untuk menjalani kebajikan-kebajikan yang telah diperintahkan dan tidak gampang memperlihatkan
bentuk nikmat yang telah Allah berikan padanya terhadap setiap orang.

2.Bersyukur dengan lisan. Adapun syukur dengan lisan yaitu dengan memperbanyak puji syukur kepada Allah
sambil membaca Alhamdulillah.

3.Bersyukur dalam dalam sikap prilaku (Perbuatan). Adapun bersyukur dalam bentuk sikap tingkah laku dan
perbuatan adalah dengan menjadikan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan padanya sebagai sarana amal
ibadah serta menjaga diri sedapat mungkin dari tercebur dalam maksiat.

Ketahuilah… Seseorang tidak dikatakan bersyukur selagi belum mampu menjadikan nikmat yang telah ia
terima sebagai sarana untuk mahabbah (mencintai Allah) bukan untuk kesenangan-kesenangan yang bersifat
pribadi, bila ia menjadikan nikmatNya justru sebagai sarana terhadap hal-hal yang Allah murkai sesungguhnya
ia benar-benar telah mengkufuri nikmatNya sebagaimana bila ia menganganggurkan nikmat tersebut karena
artinya ia telah menyia-menyiakan kesempatan yang telah Allah berikan padanya untuk menggapai kehidupan
bahagia. [ Syarh al-Hikam al-‘Athooiyyah hal 64 dan Mau’izhoh al-Mu’miniin Min Ihyaa ‘Uluum ad-Diin
I/420 ].

Cara bersyukur

{ ‫ ( } َلِئْن َشَكْر ُتْم َأَلِزيَد َّنُك ْم‬7 ) ‫ فعل ينبئ عن تعظيم المنعم بسبب كونه منعمًا على الشاكر أو غيره سواء كان ذكرًا باللسان أو‬: ‫إبراهيم وهو لغة‬
‫عمًال باألركان أو اعتقادًا بالجنان‬

‫اعلم أن الشكر ينتظم من علم وحال وعمل فالعلم معرفة النعمة من المنعم والحال هو الفرح الحاصل بإنعامه‬

‫ا‬--‫ق وأم‬--‫والعمل هو القيام بما هو مقصود المنعم ومحبوبه ويتعلق ذلك العمل بالقلب وبالجوارح وباللسان أما بالقلب فقصد الخير وإضماره لكافة الخل‬
‫باللسان فإظهار الشكر هلل تعالى بالتحميدات الدالة عليه وأما بالجوارح فاستعمال نعم هللا تعالى في طاعته والتوقي من االستعانة بها على معصيته‬

‫بيان الشكر في حق هللا تعالى‬

‫اعلم أن العبد ال يكون شاكرا لمواله إال إذا استعمل نعمته في محبته أي فيما أحبه لعبده ال لنفسه وأما إذا استعمل نعمته فيما كرهه فقد كفر نعمته كما‬
‫إذا أهملها وعطلها وإن كان هذا دون األول إال أنه كفران للنعمة بالتضييع وكل ما خلق في الدنيا إنما خلق إلة للعبد ليتوصل به إلى سعادته‬

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. 14:7). Bersyukur
kepada Allah itu ada tiga cara, yaitu bersyukur dengan hati, dengan lisan, dan bersyukur dalam sikap perilaku
(perbuatan) :

1. Bersyukur dengan hati

16. Qismu Ta’lim 2019


Bersyukur di dalam hati ialah dengan cara membentuk keyakinan dan keinginan dalam diri untuk menjalani
kebajikan-kebajikan yang telah diperintahkan dan tidak gampang memperlihatkan bentuk nikmat yang telah
Allah berikan padanya terhadap setiap orang.

2. Bersyukur dengan lisan

Adapun syukur dengan lisan yaitu dengan memperbanyak puji syukur kepada Allah sambil membaca
Alhamdulillah.

3. Bersyukur dalam dalam sikap prilaku (Perbuatan)

Adapun bersyukur dalam bentuk sikap tingkah laku dan perbuatan adalah dengan menjadikan nikmat-nikmat
yang telah Allah berikan padanya sebagai sarana amal ibadah serta menjaga diri sedapat mungkin dari tercebur
dalam maksiat.

Ketahuilah… Seseorang tidak dikatakan bersyukur selagi belum mampu menjadikan nikmat yang telah ia
terima sebagai sarana untuk mahabbah (mencintai Allah) bukan untuk kesenangan-kesenangan yang bersifat
pribadi, bila ia menjadikan nikmatNya justru sebagai sarana terhadap hal-hal yang Allah murkai sesungguhnya
ia benar-benar telah mengkufuri nikmatNya sebagaimana bila ia menganganggurkan nikmat tersebut karena
artinya ia telah menyia-menyiakan kesempatan yang telah Allah berikan padanya untuk menggapai kehidupan
bahagia. [ Syarh al-Hikam al-‘Athooiyyah hal 64 dan Mau’izhoh al-Mu’miniin Min Ihyaa ‘Uluum ad-Diin
I/420 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab.

ADAB : ETIKA MENGUAP

Etika yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW saat seseorang menguap adalah :

▪Menahannya dengan sebisa mungkin dengan mengurangi makan yang dapat mengakibatkan menguap dan
ngantuk

▪Meletakkan tangan pada mulutnya (dengan punggung tangan kirinya atau perut tangan kanannya)

▪Jangan mengeluarkan suara semacam HAAHHH......!!!

> Fachrul Ibnu Zunurain

Sebagaimana sabda Baginda Rosululloh saw,’’ Menguap adalah perbuatan syaithon, apabila seseorang diantara
kalian menguap, hendaknya ia menahannya semampu mungkin.

Karna sesungguhnya apabila seseorang diantara kalian mengeluarkan suara HAH sewaktu menguap, syaithon
amat senang dengan perbuatannya itu’’. (HR. Bukhori-Muslim)

Kemudian Hadits Riwayat Imam Ibnu Majah dari Abu Hurairoh ra. ‘’Apabila seseorang diantara kalian
menguap, hendaknya ia meletakan tangan pada mulutnya, dan janganlah ia mengeluarkan suaranya, karena
sesungguhnya syaithon senang melihat hal tersebut’’.

Etika bagi orang yang menguap hendaknya ia menutup mulutnya, dan tidak mengeluarkan suaranya karena
sesungguhnya menguap itu merupakan pekerjaan syaithon, apabila seseorang tidak dapat menahan suaranya
ketika menguap, hendaknya menutupi mulutnya dengan tangannya sehingga suaranya dapat ditahan..

‫د‬--‫ز بن عب‬--‫د العزي‬--‫ عب‬: ‫ق‬--‫هـ) المحق‬852 : ‫ أبو الفضل أحمد بن علي بن محمد بن أحمد بن حجر العسقالني (المتوفى‬: ‫ فتح الباري المؤلف‬: ‫الكتاب‬
‫هللا بن باز ومحب الدين الخطيب‬

128 – ‫باب ِإَذ ا َتَثاَء َب َفْلَيَض ْع َيَد ُه َع َلى ِفيِه‬

6226- ‫ "ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب‬: ‫ِه َع ْن َأِبي ُهَر ْي َر َة َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل‬-‫َح َّد َثَنا َعاِص ُم ْبُن َع ِلٍّي َح َّد َثَنا اْبُن َأِبي ِذ ْئٍب َع ْن َسِع يٍد اْلَم ْقُب ِر ِّي َع ْن َأِبي‬
‫اْلُع َطاَس َو َيْك َر ُه الَّتَثاُؤ َب َفِإَذ ا َع َطَس َأَح ُد ُك ْم َو َحِم َد َهَّللا َك اَن َح ّقًا َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم َسِمَع ُه َأْن َيُقوَل َلُه َيْر َحُم َك ُهَّللا َو َأَّم ا الَّتَث اُؤ ُب َفِإَّنَم ا ُه َو ِم ْن الَّش ْيَطاِن َف ِإَذ ا‬
‫ ”َتَثاَء َب َأَح ُد ُك ْم َفْلَيُر َّد ُه َم ا اْسَتَطاَع َفِإَّن َأَح َد ُك ْم ِإَذ ا َتَثاَء َب َض ِح َك ِم ْنُه الَّش ْيَطاُن‬.
17. Qismu Ta’lim 2019
[ Fath al-Baari X/612 ].

__________________________

‫ غذاء األلباب شرح منظومة اآلداب‬: ‫الكتاب‬

‫ محمد بن أحمد بن سالم السفاريني الحنبلي‬: ‫المؤلف‬

‫ م‬2002 - ‫ هـ‬1423 – ‫ لبنان‬/ ‫ دار الكتب العلمية – بيروت‬: ‫دار النشر‬

‫ْط‬
‫ َو اْلُيْس َر ى ُمَع َّد ٌة ِل َد ْفِع‬, ‫ َو ِإَذ ا َو َض َع اْلُيْم َنى َفَب َنَه ا ; َألَّن ُه َأْبَل ُغ ِفي اْلِغ َط اِء‬, ‫َقاَل َو اْلِح ْك َم ُة ِفي َذ ِل َك ; َألَّن اْلُيْس َر ى ِلَم ا َخُبَث َو ال َأْخ َبَث ِم ْن الَّش ْيَطاِن‬
‫ْف‬ ‫ُن‬ ‫ْط‬ ‫ْل‬ ‫َظ‬ ‫َّط‬ ‫َذ‬ ‫َط‬ ‫َّش‬
‫ َو ِإ ا َغ ى ِب ْهِر ا ُيْس َر ى َفَب َها ُمَع ٌّد ِللَّد ِع‬, ‫ال ْي اِن‬

‫ اْنَتَهى‬.

‫ه‬-‫َفِإَّنك إْن َفَع ْلت َم ا ُأِم ْر ت ِبِه ِم ْن اْلَك ْظِم َح َسِب الَّطاَقِة ُثَّم َتْغ ِطَيِة اْلَفِم إَذ ا َلْم ُتِط ْق اْلَك ْظَم ( ُتِص ْب ) ِم ْن اِإل َص اَبِة َو ِهَي ِض ُّد اْلَخ َطِأ ( ِفي ) ِفْع ِلك اَّل ِذ ي َفَع ْلت‬
‫ ِقيَل ِهَي َفْتَر ٌة َتْعَتِر ي الَّشْخ َص َفَيْفَتُح ِع ْنَدَها َفاُه‬, ‫ ِو َزاُن َتَفاَع َل َتَفاُعال‬, ‫ ِم ْن اْلَك ْظِم َو الَّتْغ ِطَيِة ِفي ( َتَثاُؤ ٍب ) ِباْلَهْم ِز َتَثاُؤًبا‬.

Ghidzaa’ al-Baab Syarh Mandhiimah al-Adaab II/242

___________________________

> Masaji Antoro

‫ذي‬--‫بب ال‬--‫ذير من الس‬--‫راد التح‬--‫ والم‬،‫ أضيف التثاؤب إلى الشيطان ألنه يدعو إلى الشهوات إذ يكون عن ثقل البدن واسترخائه وامتالئه‬:‫وقال النووي‬
‫ه ألن‬--‫ك دفع‬--‫ه يمل‬--‫ه أن‬--‫راد ب‬--‫ وليس الم‬،‫ " فإذا تثاءب أحدكم فليرده ما استطاع" أي يأخذ في أسباب رده‬:‫ قوله‬.‫يتولد منه ذلك وهو التوسع في المأكل‬
‫ وقيل معنى إذا تثاءب إذا أراد أن يتثاءب‬،‫الذي وقع ال يرد حقيقة‬،

Dalam hadits diatas menguap disandarkan pada perbuatan syetan karena menguap mendorong pada syahwat
sebab ia ditimbulkan oleh beratnya tubuh, bermalas-malasan serta penuhnya isi tubuh.

Maksud hadits diatas adalah memberi peringatan agar seseorang menjauhi hal yang mengakibatkan menguap
yaitu berlebihan dengan makanan.

(keterangan bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin) artinya cegahlah hal yang dapat
mengakibatkan menguap yakni banyak makan bukan artinya mencegah menguap karena yang demikian ini tak
akan mampu ditolak hakikatnya, menurut sebagian pendapat arti ‘bila kalian ingin menguap’ adalah bila berasa
hendak menguap. [ Fath al-Baari X/612 ].

(‫ندبا حال التثاؤب (يده) أي ظهر كف يسراه كما ذكره جمع ويتجه أنه لألكمل وأن أصل السنة يحصل بوضع اليمين )أحدكم فليضع‬.

‫قيل لكنه يجعل بطنها على فيه عكس اليسرى (على فيه) سترا على فعله المذموم الجالب للكسل والنوم الذي هو من حبائل الشيطان‬.

(Keterangan ‘Apabila seseorang diantara kalian menguap, hendaknya ia meletakan tangan pada mulutnya’)
maksudnya punggung telapak tangan kirinya sebagaimana disebutkan segolongan ulama, sedang asal
sunnahnya dapat dihasilkan dengan meletakkan tangan kanannya, dikatakan hanya saja dengan menjadikan
perut telapak tangannya pada mulutnya kebalikan tangan kirinya diatas. [ Faidh al-Qadiir I/404 ].

(‫اقت على )ويكره التثاؤب‬--‫ألن العطاس يورث خفة الدماغ ويروحه ويزيل كدر النفس وينشأ عنه سعة المنافذ وذلك محبوب إلى هللا فإذا اتسعت ض‬
‫الشيطان وإذا ضاقت باألخالط والطعام اتسعت للشيطان وكسر منه التثاؤب فأضيف للشيطان مجازا فأمر العاطس بالحمد على ما منح من الخفة‬

(Dan makruh menguap) karena bersin mendatangkan keringanan dan penyegaran pada otak, menghilangkan
kotoran tubuh, melonggarkan rongga pernafasan dan yang demikian sangat disukai oleh Allah, saat segalanya
telah lapang sempitlah jalan bagi syetan namun saat yang demikian telah menyempit oleh segala kotoran dan
makanan maka terbukalah kembali jalan syetan, merasukinya menguap, karenanya menguap disandarkan pada
perbuatan syetan secara kiasan dan oleh karenanya diperintahkan bagi orang yang bersin mengucapkan
hamdalah sebagai bentuk rasa syukur atas keringanan yang telah diberikan. [ Faidh al-Qadiir IV/500 ].

18. Qismu Ta’lim 2019


Sedang bacaan/doa yang dianjurkan saat menguap tidak diketemukan dasar haditsnya meski sebagian pendapat
menganjurkan untuk membaca TA’AWWUD sebagai bentuk memohon perlindungan atas gangguan syetan.
Wallaahu A’lamu Bis Showaab

WASIAT ULAMA MENGENAI TAQWA

‫ة‬-‫ والهيب‬، ‫عار التعظيم هلل‬-‫ع استش‬-‫ م‬، ‫ًا‬-‫اهرًا وباطن‬-‫ه ظ‬-‫اب نواهي‬-‫ واجتن‬، ‫الى‬-‫ر هللا تع‬-‫ التقوى عبارة عن امتثال أوام‬: ‫قال العلماء رضوان هللا عليهم‬
‫ والخشية والرهبة من هللا‬.

‫كر فال‬--‫ ويش‬، ‫ى‬--‫ذكر فال ينس‬--‫ وي‬، ‫ هو أن يطاَع فال يعصى‬:]102:‫ (اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه)[ال عمرن‬: ‫وقال بعض المفسرين رحمهم هللا في قوله تعالى‬
‫ك في‬--‫ع ذل‬--‫ق جمي‬--‫و أنف‬--‫ه ول‬--‫ق تقات‬--‫ أن يتقي هللا ح‬، ‫ره‬--‫ر إلى عم‬--‫ و ألف ألف عم‬،‫ انتهى ولن يستطع العبد ولو كان له ألف ألف نفس إلى نفسه‬.‫يكفر‬
‫ و ارتفاع مجده‬، ‫ و علو كبريائه‬،‫ ولجالل عظمة هللا‬، ‫ وذلك لعظم حق هللا تعالى على عباده‬، ‫طاعة هللا ومحابه‬،

Berkata para ulama ridwanullahi alaihim,: taqwa adalah istilah dari ''melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya secara lahir dan batin seraya merasakan bahwa keagungan yang haqiqi hanyalah milik Allah ta'ala,
dan pemujaan, ketakutan, serta rasa cemas terhadap-Nya.

dalam menafsirkan ayat:'' bertaqwalah kepada Allah, sebenar-benar taqwa kepada-Nya'' sebagian mufassir
mengatakan, bahwa Allah ta'ala harus di ta'ati, tidak boleh dima'siati, harus di ingat, tidak boleh dilupakan,
harus di syukuri, tidak boleh di kufuri. dan tidak akan mampu seorang hamba bertaqwa kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, walaupun bagi hamba tersebut memiliki seribu diri selain dirinya dan
seribu umur selain umurnya, walaupun semua itu di gunakan untuk ta'at kepada-Nya dan mencintai-Nya, dan
hal itu lantaran amat besarnya haq Allah atas hamba-hamba-Nya, juga karena amat besarnya keagungan Allah,
amat mulia kedudukan-Nya dan tinggi kemulian-Nya.

‫((أعوذ‬: ‫اعترافًا بالعجز عن القيام بإحصاء الثناء على هللا‬، ‫ في دعائه‬-‫صَّلى هللا عليه وآله وسَّلم‬- ‫ محمد‬، ‫ وأكملهم‬،‫و قد قال أفضل القائمين بحِّق هللا‬
)) ‫ ال أحصي ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك‬، ‫ وأعوذ بك منك‬، ‫ وبمعافاتك من عقوبتك‬، ‫برضاك من سخطك‬

Rasulullah shalallahu 'alaihi was sallam, sebagai manusia yang sangat sempurna dalam menunaikan hak-hak
Allah Ta'ala, telah bersabda dalam sebuah do'anya, sebagai pengakuan atas ketidak mampuan beliau memenuhi
pujian kepada Allah ta'ala, beliau berdo'a ''aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari murka-Mu, dengan
ampunan-Mu dari pembalasan-Mu, aku tidak mampu menghitung pujian atas-Mu, sebagaimana Engkau
memuji atas Dzat-Mu sendiri''

‫ة‬--‫وم القيام‬--‫ان ي‬--‫إذا ك‬--‫ ف‬، ‫يره‬--‫تغلون بغ‬--‫ وال يش‬،‫ه‬--‫ترون عن‬--‫ ال يف‬،‫ديس‬--‫ وتسبيح وتق‬،‫وقد بلغنا أن هلل مالئكة لم يزالوا منذ خلقهم هللا في ركوع وسجود‬
))‫ ما عرفناك حق معرفتك و ال عبدناك حَّق عبادتك‬.‫ (( سبحانك ولك الحمد‬: ‫يقولون‬.

dan telah sampai kepada kita , bahwa Allah swt. menciptakan malaikat, yang sejak diciptakan senantiasa ruku'
sujud, bertasbih, dan mensucikan-Nya, tidak pernah lelah dan tidak pernah disibukan dengan pekerjaan lain
selain itu. kelak bila hari kiamat tiba, malaikat akan berkata:'' Maha suci Engkau wahai Tuhan, bagiMu segala
pujian. kami tiada mengenal-Mu sebenar-benarnya pengenalan, dan kami tidak beribadah kepada-Mu
sesungguh-sungguhnya ibadah''.

‫ال‬-‫ وق‬.]16:‫ابن‬-‫(َف اَّتُقوا َهَّللا َم ا اْس َتَطْع ُتْم )[التغ‬: ‫ه‬-‫وخ بقول‬-‫ منس‬،]102:‫ران‬-‫ (اَّتُق وا َهَّللا َح َّق ُتَقاِت ِه)[ال عم‬: ‫الى‬-‫ه تع‬-‫ إن قول‬: ‫وقد قال بعض العلماء‬
‫ وهذا هو الصواب إن شاء هللا تعالى‬، ‫االية الثانية مبينة للمراد من اآلية األولى ال ناسخة لها‬: ‫بعضهم‬

sebagian ulama berkata: bahwa firman Allah ta'ala yang berbunyi: ''bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar
taqwa kepada-Nya'' ayat ini telah mansukh (terhapus) oleh ayat lain yang berbunyi: ''maka bertaqwalah kepada
Allah menurut kesanggupanmu'' (at-taghabun:16)sebagian ulama yang lain berkata pula, bahwa ayat kedua ini
menerangkan maksud ayat pertama, dan bukan sebagai nasikh (penghapus). saya berharap, semoga pendapat
kedua inilah yang benar.

‫بحانه‬--‫ ألن له أن يفعل في ملكه وسلطانه ما شاء ؛ ولكنه س‬، ‫ وإن كان له ذلك لو أراده وأمربه‬، ‫ ال يكلف نفسًا إال وسعها‬- ‫ وله الحمد‬- ‫فإن هللا تعالى‬
:‫رة‬-‫ُد ِبُك ُم اْلُعْس َر )[البق‬-‫ُد ُهَّللا ِبُك ُم اْلُيْس َر َو ال ُيِري‬-‫(ُيِري‬.]28:‫اء‬-‫( ُيِر يُد ُهّللا َأن ُيَخ ِّفَف َعنُك ْم َو ُخ ِلَق اِإل نَس اُن َضِع يًفا)[النس‬: ‫ كما قال تعالى‬، ‫قد خفف ويسر‬
]185/2.

sesungguhnya Allah Ta'ala - dan baginya segala puji - tidak akan memberatkan seseorang melainkan sekedar
yang mampu dilakukannya, meski jika berkehendak, Dia berhak memerintahkan apa saja yang dikehendaki-
19. Qismu Ta’lim 2019
Nya. sebab Allah swt. berhak melakukan apa saja sekehendak-Nya di dalam kerajaan dan kekuasaan-Nya,
namun Dia senantiasa meringankan dan memudahkan. sebagaimana firman-Nya: '' Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah'' (an-Nisa:28) dan Firman-Nya: ''Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu'' (al-Baqarah:185)

‫ (ِهَّلِّل ما ِفي الَّسَم اواِت َو َم ا ِفي اَألْر ِض َوِإن ُتْبُدوْا َم ا ِفي َأنُفِس ُك ْم َأْو ُتْخ ُف وُه ُيَح اِس ْبُك م‬:‫ لما نزل قوله تعالى‬:))‫قال األمام الغزالي رحمه هللا في ((اإلحياء‬
]284/2:‫ِبِه ُهّللا )[البقرة‬.

‫ة‬--‫وا من االي‬--‫ق ! وفهم‬--‫ا ال نطي‬--‫ا م‬--‫ ُك ِّلفن‬، ‫ول هللا‬-‫ا رس‬--‫ ي‬: ‫الوا‬--‫ه وق‬--‫فجاء وا إلي‬، ‫شق ذلك على أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ورضي عنهم‬
‫وا‬--‫ينا ! ولكن قول‬--‫معنا وعص‬--‫ س‬: ‫رائيل‬--‫و إس‬--‫الت بن‬--‫ا ق‬--‫(( أتريدون أن تقولوا كم‬: ‫ فقال لهم عليه لسالم‬، ‫المؤاخذة والمحاسبة حتى على حديث النفس‬
‫ (آَم َن الَّرُسوُل ِبَم ا ُأنِز َل ِإَلْيِه ِم ن َّرِّبِه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ُك ٌّل آَم َن ِباِهّلل َو َم آلِئَك ِتِه َو ُكُتِب ِه‬: ‫ فأنزل هللا‬، ‫ فقالوا ذلك‬.))‫ غفرانك ربنا وإليك المصير‬،‫سمعنا وأطعنا‬
]285:‫َو ُرُس ِلِه َال ُنَفِّر ُق َبْيَن َأَحٍد ِّم ن ُّر ُس ِلِه َو َقاُلوْا َسِم ْعَنا َو َأَطْعَنا ُغ ْفَر اَنَك َر َّبَنا َو ِإَلْيَك اْلَم ِص يُر )[البقرة‬.

Imam ghazali ra. berkata dalam kitabnya Ihya ulumud diin, tatkala turun ayat ini:''kepunyaan Allah lah segala
apa yang ada di langit dan dibumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu, atau kamu
menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu''.(al-
Baqarah:284)

ketika ayat ini turun, para sahabat merasa gelisa, lalu mendatangi Rasulullah saw. seraya berkata, ''kami telah
dibebani sesuatu yang kami tak sanggup menghindarinya''

pemahaman mereka tentang maksud ayat tersebut ialah, bahwa Allah swt. akan membalas dan menghitung
segala apa yang mereka lakukan,hingga apa yang terlintas dalam hati mereka.Rasulullah saw. menyangga
pendapat tersebut dengan sabdanya:''apakah kamu hendak berkata sebagaimana yang dikatakan oleh kaum bani
israil, yaitu kami mendengar tetapi kami tidak mau patuh, jangan begitu! tetapi katakanlah ''kami mendengar
dan kami patuh, kami memohon ampunan-Mu wahai Tuhan. kepada-Mu jualah kami akan kembali''.para
sahabat pun mengatakan perkataan ini, dan untuk itu Allah swt. menurunkan ayat lain yang berbunyi : ''Rasul
telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman''. (al-Baqarah:285)

‫تجاب لهم‬-‫ فاس‬.‫ه عنهم‬-‫بر ب‬-‫ا أخ‬-‫ر م‬-‫ إلى آخ‬، ‫ر‬-‫ل عليهم اإلص‬-‫أن ال يحم‬, ،‫أ‬-‫يان والخط‬-‫بأن ال يؤاخذهم بالنس‬: ‫فحكى ذلك عنهم وما بعده من دعائهم‬
‫ فله الحمد كثيرًا‬،‫ وخفف ويسر ورفع الحرج‬.

‫ وما حدثوا به أنفسهم ما لم يقولوا أو يعلموا)) الحديث‬، ‫ ((تجوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكبر هوا عليه‬: ‫وبَّين ذلك عليه السالم بقوله‬

Allah swt. telah menceritakan kepada kita peristiwa orang-orang yang beriman tadi dalam ayat ini dan ayat-ayat
berikutnya. yakni, oleh sebab do'a mereka, Allah swt. tidak akan menganggap salah setiap perkara yang
dilakukan secara tidak sengaja atau sebab lupa, dan Allah tidak akan memberati mereka sesuatu yang tidak
mereka sanggupi, hingga akhir ayat yang diceritakan dalam surat al-Baqarah.sesungguhnya Allah swt. telah
mengabulkan do'a para sahabat dan memberi keringanan dan kemudahan, serta mengangkat beban yang mereka
risaukan itu. karena itu, kita wajib mengucapkan rasa syukur ke Hadirat Allah azza wa jalla.Rasulullah saw.
telah menerangkan maksud ini dalam sebuah hadist yang berbunyi: ''di ma'afkan atas umatku kesalaham dan
lupa serta perbuatan yang dipaksa, dan juga apa yang terlintas dalam hati, selagi mereka tidak mengatakan atau
mengamalkannya''

ETIKA CIUM TANGAN KYAI

Hukum mencium tangan orang ‘Alim, guru dan para kerabat yang lebih tua adalah sunnah dan dianjurkan
sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat pada baginda nabi berdasarkan hadits dengan sanad yang
shahih...

‫و‬--‫ا َر َو اُه أب‬--‫َو ُيْسَتَح ُّب َتْقِبيُل َيِد اْلَحِّي ِلَص اَل ٍح َو َنْح ِو ِه من اُأْلُم وِر الِّديِنَّيِة َكُزْهٍد َوِع ْلٍم َو َش َرٍف كما كانت الَّص َح اَبُة َتْفَع ُلُه مع النبي صلى ُهَّللا عليه وسلم كم‬
‫ُّد ْنَيا ِلَخ َب ِر من َتَو اَض َع ِلَغ ِنٍّي ِلِغ َن اُه َذ َهَب ُثُلَث ا‬-‫َداُو د َو َغْيُر ُه ِبَأَس اِنيَد َص ِح يَحٍة َو ُيْك َر ُه ذلك ِلِغ َناُه َو َنْح ِو ِه من اُأْلُم وِر الُّد ْنَيِوَّيِة َكَش ْو َك ِتِه َوَو َج اَهِتِه ِع ْنَد َأْه ِل ال‬
‫ِد يِنِه‬

Dan disunahkan mencium tangan orang yang masih hidup karena kebaikannya dan sejenisnya yang tergolong
kebaikan-kebaikan yang bersifat ‘diniyyah' (agama), kealimannya, kemuliaannya sebagaimana yang dilakukan

20. Qismu Ta’lim 2019


oleh para sahabat pada baginda nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Abu Daud
dan lainnya dengan sanad hadits yang shahih.

Dan dimakruhkan mencium tangan seseorang karena kekayaannya atau lainnya yang bersifat duniawi seperti
lantaran butuh dan hajatnya pada orang yang memiliki harta dunia berdasarkan hadits “Barangsiapa
merendahkan hati pada orang kaya karena kekayaannya hilanglah 2/3 agamanya”. [ Asnaa al-Mathaalib
III/114 ].

‫و َداُو د َو َغْي ُر ُه نعم ُيْس َتْثَنى اَأْلْم َر ُد‬--‫ِلَخ َبِر ما من ُم ْس ِلَم ْيِن َيْلَتِقَياِن َفَيَتَص اَفَح اِن إاَّل ُغ ِفَر َلُهَم ا قبل َأْن َيَتَفَّر َق ا َر َو اُه أب‬ ‫َو ُيْسَتَح ُّب َتَص اُفُح الَّرُج َلْيِن َو اْلَم ْر َأَتْيِن‬
‫َّر ْأِس َو اْلَو ْج ِه َو َل ْو‬--‫ُل في ال‬--‫ِبِه َعاَهٌة َك اَأْلْبَر ِص َو اَأْلْج َذ ِم َفُتْك َرُه ُمَص اَفَح ُتُه كما َقاَلُه اْلَع َّباِد ُّي َو ُتْك َرُه اْلُمَع اَنَقُة َو الَّتْقِبي‬ ‫اْلَجِم يُل اْلَو ْج ُه َفَيْح ُر ُم ُمَص اَفَح ُتُه َو َم ْن‬
‫كان اْلُم َقِّبُل أو اْلُم َقَّبُل َص اِلًحا‬

“ Disunnahkan bagi dua orang laki-laki atau perempuan bersalaman ketika berjumpa berdasarkan hadits “Tidak
dari dua orang muslim yang saat berjumpa kemudian saling bersalaman kecuali mereka diampuni dosanya
sebelum keduanya berpisah“ (HR. Abu Daud dan lainnya), dikecualikan saat berjumpa amraad (pria tampan
yang tidak berkumis) maka haram berjabat tangan dengannya, begitu juga orang orang yang sedang
menyandang penyakit menular, seperti lepra dan kusta maka makruh bersalaman dengannya sebagaimana yang
diterangkan oleh al-Ubbaadiy. Dan makruh saling berangkulan dan mencium kepala serta wajah saat bertemu
meskipun orang yang mencium/yang dicium adalah orang shalih“. [ Asnaa al-Mathaalib III/114 ].

KESIMPULAN

1.Yang dimaksud mencium tangan dalam ibarah diatas (ta’bir pertama saya) mencium tangan dengan bibir dan
ini sunnah karena yang dimakruhkan adalah mencium kepala serta wajah saat bertemu meskipun orang yang
mencium/yang dicium adalah orang shalih.

2.Kesunnahan mushofahah itu hanya berlaku bagi dua orang yang sama jenisnya, dan tidak berlaku bagi kedua
orang yang berlainan jenis meskipun ia seorang yang shalih.

Syaikh Ismail az-Azzain ditanya tentang seorang laki-laki yang berjabat tangan dengan perempuan,
bagaimanakah hukumnya?, dan jika haram, apakah dalam persoalan ini ada pengecualian?. Beliau menjawab:

207 :__‫ فان كان بحائل جاز ما لم يثر شهوة اه‬, ‫ان ذلك اذا كان بغير حائل حرام مطلقا من غير استثناء‬

"Jika jabat tangan tersebut tidak menggunakan penghalang (hail) hukumnya haram secara mutlak, jika
menggunakan penghalang maka boleh selama tidak membangkitkan syahwat”. [ Qurratul ‘Ain, hal, 207 ].

MEMUTUS TALI SILATURAHMI

Mendiamkan seseorang lebih dari 3 hari aja tidak boleh apa lagi sampe memutuskan silaturohmi...

> Sunde Pati

Batas-batas memutus tali silaturrohmi ada beberapa pendapat ulama yaitu :

1. Mengerjakan kejelekan kepada kerabat.

2. Meninggalkan kebaikan kepada kerabat.

3. Memutus kebiasaan-kebiasaan yang sudah dilakukan tanpa ada udzur syar’i.

Pengambilan ibarat : Is’adur Rofiq, juz II, hal. 117

‫ل ينبغى ان‬--‫ل ال ب‬--‫اءة وقي‬--‫ل ينبغى ان تختص باإلس‬--‫ا وقي‬--‫راد به‬--‫ف فى الم‬--‫رحم) واختل‬--‫(ومنها قطعية ال‬:‫ مانصه‬،117 ‫ ص‬2 ‫ ج‬،‫وفى اسعاد الرفيق‬
‫دها‬--‫ة ض‬--‫ان والقطعي‬--‫واع االحس‬--‫وع من ان‬--‫تتعدى الى ترك االحسان اذ األحاديث آمرة بالصلة ناهية عن القطيعة وال واسطة بينهما والصلة ايصال ن‬
‫وب‬-‫اش القل‬-‫ؤدى الى ايح‬-‫ه ي‬-‫رعى الن قطع‬-‫ذر ش‬-‫ير ع‬-‫ابق لغ‬-‫ريب من س‬-‫ه الق‬-‫ا الف‬-‫ع م‬-‫ا قط‬-‫فهو ترك االحسان واستوجه فى الزواجر ان المراد به‬
‫ اهـ‬.‫وتنفيرها‬

21. Qismu Ta’lim 2019


HUKUM MEMBOHONGI ANAK KECIL

Para ahli fiqih menetapkan bahwa hukum asal dari berbohong itu adalah haram, tetapi pada kasus-kasus tertentu
ada dalil yang memperbolehkan untuk berbohong. Dari Ummu Kultsum binti Uqbah mengabarkan bahwa dia
mendengar Rasulullah bersabda: “Bukanlah pendusta orang yang mendamaikan antara manusia (yang bertikai)
kemudian dia melebih-lebihkan kebaikan atau berkata baik”. [Muttafaqun 'Alaih]

“Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsah (keringanan) dari dusta yang
dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada
istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya”. [Dinukil dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas]

Dari Asma’ binti Yazid dia berkata, Rasulullah bersabda: “Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu)

- suami pada istrinya agar mendapat ridho istrinya

- bohong dalam perang

- dan bohong untuk mendamaikan diantara manusia”.

> Khodim Piss-ktb II

Merayu Anak Kecil Dengan Cara Membohongi. Ada beberapa prinsip dasar dalam pembahasan rukhsah
berbohong:

1. Tujuan yang terpuji ketika bisa dicapai baik dengan jujur maupun berbohong maka memilih berbohong
adalah haram.

2. Tujuan yang terpuji ketika hanya bisa dicapai dengan berbohong maka hukumnya mubah pada tujuan yang
mubah, dan wajib pada tujuan yang wajib.

3. Tujuan yang terpuji ketika bila bersikap jujur efek negatifnya lebih banyak dibandingkan sisi positif
tujuannya maka boleh berbohong.

4. Tujuan yang terpuji ketika bila bersikap jujur tidak terlalu berimbas negatif maka wajib jujur.

5. Tujuan yang terpuji ketika bila bersikap jujur efek negatifnya masih diragukan apakah lebih banyak atau
lebih sedikit maka lebih diutamakan jujur.

Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan rukhsah berbohong dalam tiga hal:

- dalam medan perang

- dalam keharmonisan suami-istri

- dan dalam mendamaikan orang yang bertikai (ishlah).

Membohongi anak kecil seolah termasuk dalam bab ishlah, namun hal itu tertolak dengan hadits lain yang
mengecamnya. Belum diketemukan penjelasan ulama mengapa kasus itu dibedakan, boleh jadi hal itu misalnya
karena menenangkan anak kecil tidak selalu harus dengan dibohongi, bisa dengan semisal mengalihkan
perhatian si kecil. Sesuai dengan prinsip pertama rukhsah di atas.

Referensi:

138-137‫ ص‬3‫ إحياء علوم الدين ج‬: ‫الكتاب‬

‫ذب‬--‫ه بالك‬--‫ل إلي‬--‫رام وإن أمكن التوص‬--‫فنقول الكالم وسيلة إلى المقاصد فكل مقصود محمود يمكن التوصل إليه بالصدق والكذب جميعا فالكذب فيه ح‬
‫إلى أن قال‬- ‫دون الصدق فالكذب فيه مباح إن كان تحصيل ذلك القصد مباحا وواجب إن كان المقصود واجبا‬-

22. Qismu Ta’lim 2019


‫دق فيجب‬-‫ود الص‬-‫ون من مقص‬-‫ود أه‬-‫ك المقص‬-‫ان ذل‬-‫ذب وإن ك‬-‫ه الك‬-‫ذب فل‬-‫رع من الك‬-‫فإذا علم أن المحذور الذي يحصل بالصدق أشد وقعا في الش‬
‫ة‬--‫ون الحاج‬--‫الصدق وقد يتقابل األمران بحيث يتردد فيهما وعند ذلك الميل إلى الصدق أولى ألن الكذب يباح لضرورة أو حاجة مهمة فإن شك في ك‬
‫مهمة فاألصل التحريم فيرجع إليه وألجل غموض إدراك مراتب المقاصد ينبغي أن يحترز اإلنسان من الكذب ما أمكنه‬

“Kami katakan, ucapan adalah perantara mencapai tujuan. Setiap tujuan terpuji yang memungkinkan dicapai
dengan jujur dan dusta maka hukum berdusta adalah haram. Ketika kemungkinannya dicapai hanya dengan
jalan berdusta bukan dengan jujur maka berdusta adalah mubah pada tujuan yang mubah, dan wajib pada tujuan
yang wajib.

Ketika telah diketahui bahwa efek negatif syar’i yang timbul dengan sikap jujur lebih banyak daripada dusta
maka boleh baginya berdusta. Bila perkara yang dikehendaki lebih remeh daripada tujuan bersikap jujur (yang
berefek negatif) maka wajib untuk tetap jujur. Bila keduanya sebanding yakni ketika bimbang di antara dua hal
tadi (remehnya tujuan dan efek negatif bersikap jujur) maka kecenderungan bersikap jujur adalah lebih utama,
sebab dusta hanya diperbolehkan karena dharurat ataupun hajat yang penting. Bila ragu apakah tujuan
perkaranya termasuk hajat yang penting maka hukum asal adalah haram berdusta. Kembalikanlah pada hukum
asal tersebut, besertaan karena memandang rumitnya menemukan pada derajat yang mana perkara yang ia tuju
sehingga lebih baik bagi seorang manusia untuk menjaga diri dari sikap dusta sebisa mungkin.”

229-228‫ ص‬13‫ عون المعبود شرح سنن أبي داود ج‬: ‫الكتاب‬

( ‫أي طلبتني وأنا صغير ( ورسول هللا صلى هللا عليه و سلم قاعد ) الجملة حالية ( فقالت ها ) للتنبيه أو اسم فعل بمعنى خذ ( تعال ) بفتح ) دعتني‬
‫ة ألن‬--‫كون التحتي‬-‫ه ) بس‬--‫ويت ( أن تعطي‬--‫يء ن‬-‫ا أردت ) أي أي ش‬--‫ا ( وم‬--‫ذوف أي أن‬-‫دأ مح‬--‫بر مبت‬-‫الالم بال ألف تأكيد ( أعطيك ) مرفوع على أنه خ‬
‫رة‬--‫ذال أي م‬--‫الصيغة للمخاطبة وعالمة نصبها حذف النون ( أما ) بالتخفيف للتنبيه ( كتبت ) بصيغة المجهول ( عليك كذبة ) بفتح الكاف وسكون ال‬
‫من الكذب أو بكسر الكاف وسكون الذال أي نوع من الكذب‬

‫ذا في‬--‫ذب ك‬--‫ل في الك‬--‫وفي الحديث أن ما يتفوه به الناس لألطفال عند البكاء مثال بكلمات هزال أو كذبا بإعطاء شيء أو بتخويف من شيء حرام داخ‬
‫اللمعات‬.

“[Ibu memanggilku] memintaku sewaktu aku masih kecil [sementara Rasulullah SAW. sedang duduk]
merupakan kalimat jumlah hal

[Lalu ibu berkata hei] untuk kalimat pengindah ataupun isim fi’il yang berarti ambillah [kemarilah] dengan
harakat fathah lam tanpa alif untuk penguat ucapan

[Ibu akan memberimu] i’rab rafa’ sebagai khabar dari mubtada ‘ana’ yang dibuang

[(Nabi berkata)terus apa yang kau kehendaki] apa yang kau niati

[Untuk kalian berikan padanya]dengan harakat sukun pada ‘ya’ karena sighatnya berupa mukhatabah, tanda
nashabnya dengan membuang nun

[Berhati-hatilah] dengan tanpa tasydid, berfungsi sebagai kalimat pengingat

[Bisa ditetapkan] dengan sighat majhul

[Padamu satu kali/satu macam dari sifat dusta] bila dengan fathah ‘kaf dan sukun ‘dzal’ berarti ‘satu kali dari
sifat dusta’, bila dengan kasrah ‘kaf’ dan sukun ‘dzal’ berarti satu macam dari sifat dusta.'

Dari hadits ini bisa diketahui bahwa apa yang biasa diremehkan orang-orang pada anaknya, ketika menangis
misalnya dengan kalimat rayuan atau tipuan hendak diiming-imingi sesuatu ataupun dengan cara ditakuti-takuti
maka hukumnya haram, termasuk dalam kategori berdusta.

Demikian dikatakan ad-Dahlawi dalam kitab al-Luma’at.

SIFAT KIKIR DAN TERAPY PENYEMBUHANNYA

Kikir/pelit / bakhil / medhit / kikir termasuk PENYAKIT HATI... Berikut teraphy penyembuhannya :

23. Qismu Ta’lim 2019


‫بيان عالج البخل‬

‫اعلم أن البخل سببه حب المال ولحب المال سببان‬

‫أحدهما حب الشهوات التي ال وصول إليها إال بالمال مع طول األمل‬

‫هوات‬-‫الج حب الش‬-‫ببها فيع‬-‫ادة س‬-‫ة بمض‬-‫ل عل‬-‫دمنا أن عالج ك‬-‫ره وق‬-‫ة عم‬-‫الثاني أن يحب عين المال ويلتذ بوجوده وإن علم أنه زائد عن حاجاته بقي‬
‫الج‬--‫دهم ويع‬--‫ياعه بع‬--‫ال وض‬--‫ع الم‬--‫ول تعبهم في جم‬--‫ران وط‬--‫وت األق‬--‫ر في م‬--‫بالقناعة باليسير وبالصبر ويعالج طول األمل بكثرة ذكر الموت والنظ‬
‫د أن‬--‫ده يري‬--‫التفات القلب إلى الولد بأن خالقه خلق معه رزقه وكم من ولد لم يرث من أبيه ماال وحاله أحسن ممن ورث وبأن يعلم أنه يجمع المال لول‬
‫ل من‬--‫ه على البخ‬--‫د هللا ب‬--‫يترك ولده بخير وينقلب هو إلى شر ويعالج قلبه أيضا بكثرة التأمل في األخبار الواردة في ذم البخل ومدح السخاء وما توع‬
‫يره‬--‫ل من غ‬--‫تقبح البخ‬--‫ل إال ويس‬--‫ا من بخي‬--‫العقاب العظيم ومن األدوية النافعة كثرة التأمل في أحوال البخالء ونفرة الطبع عنهم واستقباحهم له فإنه م‬
‫ال‬-‫د الم‬-‫ر في مقاص‬-‫أن يتفك‬-‫ا ب‬-‫ه أيض‬-‫الج قلب‬-‫ويستثقل البخيل من أصحابه فيعلم أنه مستثقل ومستقذر في قلوب الناس مثل سائر البخالء في قلبه ويع‬
‫إذا‬--‫ة والعلم ف‬--‫ة المعرف‬--‫ة من جه‬--‫ذه األدوي‬--‫ه فه‬--‫واب بذل‬--‫وأنه لماذا خلق فال يحفظ منه إال قدر حاجته والباقي يدخره لنفسه في اآلخرة بأن يحصل له ث‬
‫هوة فينبغي أن يجيب‬-‫ركت الش‬-‫إذا تح‬-‫اقال ف‬-‫ان ع‬-‫ذل إن ك‬-‫عرف بنور البصيرة أن البذل خير له من اإلمساك في الدنيا واآلخرة هاجت رغبته في الب‬
‫الخاطر األول وال يتوقف فإن الشيطان يعده الفقر ويخوفه ويصده عنه‬

Mengobati penyakit kikir

Penyakit kikir bermula dari HUBB al-MAAL (Terlalu cinta harta) yang asalnya dari dua sebab :

a. Mencintai nafsu-nafsu akan hal yang tiada tergapai kecuali dengan harta dengan disertai angan-angan muluk.

b. Merasa nikmat dengan harta meski ia sadar bahwa yang ia punya telah lebih dari cukup untuk kebutuhan-
kebutuhan selama hidupnya.

Seperti pada keterangan yang telah lewat, bahwa dalam rangka mengobati hati terlebih dahulu harus dapat
dikikis gejala dan sebab-sebabnya. Cinta harta dapat disembuhkan dengan rasa Qanaah (menerima
kesederhanaan) dan rasa kesabaran. Muluknya angan-angan dapat disembuhkan dengan memperbanyak ingat
akan kematian, kematian yang telah menimpa pada teman-teman sejawatnya yang kaya betapa susah payah
mereka mengumpulkan harta dan akhirnya mereka tinggalkan begitu saja.

Kecintaan harta yang disebabkan karena merasa perhatian dan tanggungjawab kepada anak dapat disembuhkan
dengan keyakinan bahwa Allah Sang Maha Pencipta tentu telah mengatur segala rizki mereka dengan sebaik-
baiknya, betapa banyak anak yang tidak mendapatkan harta warisan sepeninggal orang tuanya namun
keberadaannya jauh lebih mapan ketimbang anak yang mendapatkannya, dan belum tentu harta yang ia
tinggalkan untuk anak-anaknya kelak dapat mereka gunakan kejalan kebaikan seperti yang ia harapkan.

Sembuhkan juga penyakit kikir dalam hati dengan meneladani dalil-dalil akan tercelanya mereka yang kikir dan
terpujinya mereka yang dermawan serta ancaman Allah dengan siksaan yang amat pedih dan agung bagi
mereka yang kikir. Sebagian hal yang dapat menyembuhkan penyakit kikir dalam hati adalah dengan
mencermati orang-orag kikir, betapa mereka terkucilkan dari orang lain, tercemooh, digunjing dan sebagainya.

Sembuhkan juga penyakit kikir dalam hati dengan banyak berfikir akan kegunaan harta yang ia miliki, untuk
apa ? Sesungguhnya yang ia miliki hanyalah sebatas yang ia butuhkan sedang sisanya semestinya untuk
investasinya dengan limpahan pahala di akhirat kelak.

Demikianlah sarana teraphy untuk mengobati penyakit hati, bila ia telah mengetahuinya dengan hati nurani
yang bersih tentu ia sadar bahwa memberi demi kebaikan dunia dan akhirat tentu lebih utama ketimbang
menggenggam harta serapat-rapatnya dalam kekikiran. Ikutilah nurani suci, jangan berdiam diri sesungguhnya
syetan akan terus menakut-nakuti dengan kemiskinan dan kemlaratan. [ Mau’idhoh al-Mu’miniin I/342 ].
Wallaahu A’lamu Bis Showaab.

ANJURAN MENUTUPI AIB SESAMA MUSLIM

( ‫ا ) من ستر على مسلم‬--‫بة إلى من ليس معروف‬--‫ذا بالنس‬--‫ه وه‬--‫ذب عن معائب‬--‫وفي حديث بن عمر من ستر مسلما أي بدنه أو عيبه بعدم الغيبة له وال‬
‫بالفساد وإال فيستحب أن ترفع قصته إلى الوالي‬.....

24. Qismu Ta’lim 2019


‫أي لم يفضحه بإظهار عيوبه وذنوبه ) ستره هللا في الدنيا واآلخرة (‬

‫‪MAN SATARO ‘ALA MUSLIMIN SATAROLLOOHU FID DUNYAA WAL AKHIROH. Barangsiapa‬‬
‫‪menutupi atas orang muslim maka Allah akan menutupinya didunia dan diakhirat. Dalam redaksi hadits lain‬‬
‫‪menggunakan kata “MUSLIMAN” tidak ‘ALAA MUSLIM. Yang dimaksud menutupi adalah menutupi‬‬
‫‪badannya atau cela saudara muslim lainnya dengan tidak menggunjingnya atau membuka aib-aibnya. Yang‬‬
‫‪demikian berlaku bagi orang yang belum dikenal akan kejelekannya bila sudah maka dianjurkan dilaporkan‬‬
‫‪keberadaannya pada seorang Wali (penguasa).... Yang dimaksud “Allah akan menutupinya didunia dan‬‬
‫‪diakhirat” adalah Allah tidak akan membuka kejelekan-kejelekan dan dosa-dosanya. [ Tuhfah al-Ahwaadzi‬‬
‫‪IV/574 ].‬‬

‫قال القاضي يحتمل وجهين أحدهما أن يستر معاصيه وعيوبه عن اذاعته‪--‬ا في أه‪--‬ل الموق‪--‬ف ) ال يستر هللا عبدا في الدنيا إال ستره هللا يوم القيامة (‬
‫والثاني ترك محاسبته عليها وترك ذكرها قال واالول أظهر‬

‫‪Imam al-Qadhi berkata “Dalam hadits diatas dapat memberi kesan atas dua pengertian :‬‬

‫‪1. Menutupi maksiat-maksiat, aib-aib yang telah dilakukan saudara muslim lainnya dan tidak membeberkannya‬‬
‫‪pada orang lain.‬‬

‫‪2. Tidak mencari-cari, meneliti kesalahan orang lain serta tidak menuturkannya. [ Syarh an-nawaawi ala‬‬
‫] ‪Muslim 16/143‬‬

‫‪ETIKA TIDUR RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM‬‬

‫‪Berikut sedikit keterangan ETIKA TIDUR yang diterangkan dalam sebuah kitab (dengan pemotongan sana-‬‬
‫‪sini, maklum terlalu panjang keterangannya)...‬‬

‫آداب النوم‬

‫هذه الترجمة ساقطة في بعض النسخ (فإذا أردت النوم) فعليك بآدابه الثمانية األول االستقبال كما قال (فابسط فراشك مستقبل القبلة) واالستقبال على‬
‫ضربـين أحدهما استقبال المحتضر‪ ،‬وهو المستلقي على قفاه‪ ،‬فاستقباله أن يكون وجهه وأخمصاه إلى القبلة‪ ،‬وهذا االستلقاء مباح للرج‪--‬ال‪ ،‬ومك‪--‬روه‬
‫للنساء‪ ،‬وثانيهما وهو سنة ما ذكره بقوله (ونم على يمينك كم‪-‬ا يض‪-‬جع الميت في لح‪-‬ده) ويك‪-‬ون وجه‪-‬ك م‪-‬ع قبال‪-‬ة ب‪-‬دنك إلى القبل‪-‬ة وأم‪-‬ا الن‪-‬وم على‬
‫‪....‬الوجوه‪ ،‬فهو نوم الشياطين‪ ،‬وهو مكروه وأما النوم على اليسار‪ ،‬فهو مستحب عند األطباء ألنه يسرع هضم الطعام‬

‫والثاني مذكور بقوله (واعلم) أي تذكر عند إرادة النوم (أن النوم مثل الموت واليقظة مثل البعث) أي النشر (ولعل هللا تعالى يقبض روحك في ليلتك‬
‫فكن مستعدًا) أي متهيئًا (للقائه ب‪-‬أن تن‪-‬ام على طه‪-‬ارة) وه‪-‬ذا ث‪-‬الث اآلداب (و) الراب‪-‬ع أن (تك‪-‬ون وص‪-‬يتك مكتوب‪-‬ة تحت وس‪-‬ادتك) بكس‪-‬ر ال‪-‬واو أي‬
‫مخدتك‪ ،‬وفي نسخة تحت رأسك‪ ،‬أي فإنك ال تأمن القبض من النوم‪ ،‬فإن من مات بغير وصية ال يتكلم في مدة البرزخ‪ ،‬وإن األموات ي‪--‬تزاورون في‬
‫قبورهم سواه فيقول بعضهم لبعض‪ :‬ما بال هذا المسكين فيقال‪ :‬إنه مات بغير وصية‪ ،‬كذا نق‪-‬ل عن ابن الص‪-‬الح‪ .‬وق‪-‬ال البج‪-‬يرمي‪ :‬يمكن حم‪-‬ل ذل‪-‬ك‬
‫على ما إذا مات من غير وصية واجبة‪ ،‬بأن نذرها أو خرج مخرج الزجر عن ترك الوصية (و) الخامس أن (تن‪--‬ام تائب‪ً-‬ا من ال‪--‬ذنوب مس‪--‬تغفرًا) كم‪--‬ا‬
‫روي الترمذي عن أبـي سعيد الخدري عن النبـي صلى هللا عليه وسّلم ق‪--‬ال‪َ« :‬م ْن ق‪--‬اَل ِح يَن ي‪--‬أِو ي إلى ِفَر اِش ِه أْس َتْغ ِفُر هللا اَّل ِذ ي ال ِإل‪َ-‬ه ِإال ُه َو الَحُّي‬
‫‪ ...‬الَقُّيوُم َو َأُتوُب ِإَلْيِه ثالَث َم َّراٍت َغ َفَر ُهَّللا َتَع اَلى َلُه ُذ ُنوَبُه»‪( .‬عازمًا على أن ال تعود إلى معصية) إذا استيقظت‬

‫‪، ....‬السادس مذكور بقوله أن (ال تستجلب النوم تكلفًا) بأن ال تنام إذا لم يغلبك النوم إال إذا قصدت به االستعانة على القيام في آخر الليل )و(‬

‫و) السابع مذكور في قوله و(أعد) أي هيـىء (عند) إرادة (النوم) عند رأسك (سواكك وطهورك) أي ما تتطهر به من الماء ك‪--‬ذلك ك‪--‬ان يفع‪--‬ل بعض‬
‫السلف‪ .‬وروي عن رسول هللا صلى هللا عليه وسّلم أنه كان يستاك في كل ليلة مرارًا عند كل نوم‪-‬ة وعن‪-‬د التنبـيه منه‪-‬ا‪ ،‬وإن لم يتيّس ر ل‪-‬ك الطه‪-‬ارة‬
‫‪.....‬استحب لك مسح األعضاء بالماء‪ ،‬فإن لم تجد لتقعد ولتستقبل القبلة ولتشتغل بالذكر والدعاء‬

‫والثامن الدعاء عند النوم وعند التنبه كما قال (وقل عند نومك) أي اضطجاعك (باس‪--‬مك) الب‪--‬اء لالس‪--‬تعانة‪ ،‬وه‪--‬ذا متعل‪--‬ق بوض‪--‬عت (ربـي وض‪--‬عت‬
‫جنبـي وباسمك أرفعه فاغفر لي ذنبـي اللهم قني عذابك يوم تبعث عبادك) وفي نسخة يوم تجمع كما في اإلحي‪-‬اء (اللهم باس‪-‬مك أحي‪-‬ا وأم‪-‬وت وأع‪-‬وذ‬
‫بك اللهم من شركل ذي شر ومن شر كل دابة أنت آخذ بناصيتها إن ربـي على صراط مستقيم اللهم أنت األول)أي السابق على األش‪--‬ياء كله‪--‬ا (فليس‬
‫قبلك شيء وأنت اآلخر) أي الباقي بعد فناء الخلق (فليس بعدك شيء وأنت الظاهر) أي العالي كما قال‪--‬ه العزي‪--‬زي وه‪--‬و المناس‪--‬ب هن‪--‬ا (فليس فوق‪--‬ك‬
‫شيء وأنت الباطن) أي المتحجب عن الحواس بحجب كبريائه (فليس دونك) أي في قربك (شيء اقضي عني الدين وأغنني من الفقر‬

‫‪Etika tidur‬‬

‫‪Uraian berikut ini tidak terdapati di sebagian salinan kitab lain : “Bila engkau berkeinginan tidur maka‬‬
‫‪penuhilah delapan adab‬‬
‫‪25. Qismu Ta’lim 2019‬‬
1. MENGHADAP KIBLAT

Seperti dikatakan “Maka gelarlah permadanimu dengan menghadap kiblat”

Menghadap kiblat terbagi atas dua cara :

a. ISTIQBAL MUHTADHAR

Dengan cara seseorang telentang pada tengkuknya, wajah dan bagian lekuk kedua kakinya dihadapkan kiblat,
cara yang demikian bagi pria mubah dilakukan dan makruh bagi wanita.

b. Cara kedua :

“Tidurlah dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan sebagaimana orang yang meninggal diliang lahatnya”,
tidur dengan cara ini dengan menghadapkan wajah dan tubuh bagian depan kearah kiblat.

Tidur dengan bertumpu pada wajah adalah tidurnya syetan dan makruh sedang tidur miring kekiri dianjurkan
oleh para pakar kesehatan karena dapat mempermudah mencernakan makanan.

2. MEMPERBANYAK DZIKIR SAAT HENDAK TIDUR

“Sesungguhnya tidur laksana kematian dan terjaga laksana kebangkitan, bisa jadi Allah Ta’ala mengambil
ruhmu diwaktu tidur malammu, maka bersiap-siaplah...!”

3. TIDUR DALAM KONDISI SUCI

4. TULIS PESAN-PESANMU DIBAWAH BANTAL

Karena tidak ada jaminan saat tidur, nyawa tercabut, sesungguhnya orang yang meninggal tanpa meninggalkan
pesan wasiat dia sudah tiada dapat mengungkapkan lagi dialam barzah (alam kubur), dan penghuni alam kubur
saling mengunjungi dan saling menyapa dengan lainnya, sebagian mereka ada yang bertanya : “Apa yang
membuatnya begitu miskin ?”. Dijawab “Sungguh ia meninggal tanpa meninggalkan pesan wasiat”, demikian
yang dinukil daro Ibn Shalah. al-Bujairomi menegaskan “Pernyataan diatas kemungkinan arahnya adalah bagi
yang meninggal dunia sementara ia tidak berwasiat wajib, semisal nadzar yang pernah terucapkan atau ia
memberikan peringatan khusus agar tidak melanggar wasiat padaorang lain”.

5. TIDURLAH DALAM KONDISI MENTAUBATI DOSA

Seperti hadits riwayat at-Tirmidzi dari Abi Said al-Khudry, Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa saat bersiap-
siap keperaduannya berdoa :

‫أْسَتْغ ِفُر هللا اَّلِذ ي ال ِإلَه ِإال ُهَو الَح ُّي الَقُّيوُم َو َأُتوُب ِإَلْيِه‬

Tiga kali, Allah mengampuni dosa-dosanya”. Dengan berkeinginan kuat untuk kembali menjalani dosa yang
telah terbuat saat terjaga nanti.

6. JANGAN MEMAKSA TIDUR

Jangan memaksakan menidurkan saat tidak kantuk melanda kecuali dengan tujuan agar dapat bangun diakhir
malam.

7. PERSIAPKAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBERSIHKAN DIRI SAAT BANGUN


TIDUR

Para Ulama Salaf senantiasa mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri
mereka saat terbangun dari tidur, seperti sikat gigi, air dsb. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menggosok
gigi beliau disetiap malam berulang-ulang saat tidur dan bangun tidur, bila tidak memungkinkan bagimu

26. Qismu Ta’lim 2019


membersihkan diri (dengan mandi) maka upayakan dengan mengusap seluruh tubuh dengan air bila tidak
didapati air maka duduklah menghadap kiblat dan sibukkan dengan aneka dzikir dan doa.

8. BERDOA

Berdoalah saat hendak dan bangun tidur, banyak sekali rangkaian doa dan dzikir yang dapat dilakukan
diantaranya saat tidur ucapkan :

‫ركل‬-‫ك اللهم من ش‬-‫باسمك ربـي وضعت جنبـي وباسمك أرفعه فاغفر لي ذنبـي اللهم قني عذابك يوم تبعث عبادك اللهم باسمك أحيا وأموت وأعوذ ب‬
‫يء وأنت‬--‫دك ش‬--‫ر فليس بع‬--‫يء وأنت اآلخ‬--‫ك ش‬--‫تقيم اللهم أنت األول فليس قبل‬--‫ذي شر ومن شر كل دابة أنت آخذ بناصيتها إن ربـي على صراط مس‬
‫)الظاهر فليس فوقك شيء وأنت الباطن فليس دونك شيء اقضي عني الدين وأغنني من الفقر‬

[ Muraaqil ‘Ubuudiyyah Hal 1-3

HARI TERBAIK UNTUK MEMULAI BELAJAR

‫ ما من شيئ بدئ يوم األربعاء إال وقد تم‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

Rasulullah saw bersabda: “ Tiada lain segala sesuatu yang di mulai pada hari rabu, kecuali akan menjadi
sempurna.” (Ta'liimul Muta'allim)

Ada hadis yang mengatakan yang baik untuk mulai belajar adalah hari senin.

)140 ‫ ص‬/ 5 ‫ (ج‬- ‫أخبار أصبهان‬

، ‫وب‬--‫ى بن أي‬--‫ ثنا موس‬، ‫ بطرسوس‬، ‫ ثنا القاسم بن جعفر‬، ‫ ثنا صالح بن سهل بن المنهال‬، ‫ ثنا إسحاق بن محمد بن حكيم‬، ‫حدثنا أبو محمد بن حيان‬
‫ه‬--‫ فإن‬، ‫نين‬--‫وم االث‬--‫وا العلم ي‬--‫ « اطلب‬: ‫لم‬--‫ه وس‬--‫ قال النبي صلى هللا علي‬: ‫ قال‬، ‫ عن أنس‬، ‫ عن حميد‬، ‫ عن حمزة الزيات‬، ‫عن عثمان بن عبد الرحمن‬
‫ميسر لصاحبه‬

> Taufiq Alaika Salam

‫ﻓﺼﻞ ﻓﻰ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﺴﺒﻖ ﻭﻗﺪﺭﻩ ﻭﺗﺮﺗﻴﺒﻪ‬

Fasal vi permulan belajar ukuran belajar dan tata tertibnya.

Hari Mulai Belajar

‫ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﻪﻠﻟﺍ‬:‫ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺮﻭﻯ ﻓﻰ ﺫﻟﻚ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻭﻳﺴﺘﺪﻝ ﺑﻪ ﻭﻳﻘﻮﻝ‬،‫ﻛﺎﻥ ﺃﺳﺘﺎﺫﻧﺎ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺑﺮﻫﺎﻥ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﻪﻠﻟﺍ ﻳﻮﻗﻒ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﺴﺒﻖ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺭﺑﻌﺎﺀ‬
‫ ﻣﺎ ﻣﻦ ﺷﻴﺊ ﺑﺪﺉ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺭﺑﻌﺎﺀ ﺇﻻ ﻭﻗﺪ ﺗﻢ‬:‫ﺻﻠﻰ ﻪﻠﻟﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬

Guru kita Syaikhul Islam Burhanuddin memulai belajar tepat Pada hari rabu. Dalam hal ini beliau telah
meriwayatkan sebuah hadist sebagai dasarnya, dan ujarnya: (Rasulullah saw bersabda, “tiada lain segala
sesuatu yang di mulai pada hari rabu, kecualiakan menjadi sempurna.”)

‫ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺮﻭﻯ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻦ ﺃﺳﺘﺎﺫﻩ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻷﺟﻞ ﻗﻮﺍﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺷﻴﺪ ﺭﺣﻤﻪ ﻪﻠﻟﺍ‬.‫ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﺃﺑﻰ‬

Dan seperti ini pula yang dikerjakan Abu Hanifah.

Mengenai hadist di atas, beliau juga diriwayatkan dari guru beliau Syaikhul Imam Qawamuddin Ahmad bin
Abdur Rasyid.

‫ ﻛﺎﻥ ﻳﻮﻗﻒ ﻛﻞ ﻋﻤﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺭﺑﻌﺎﺀ‬،‫ ﺃﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻳﻮﺳﻒ ﺍﻟﻬﻤﺬﺍﻧﻰ ﺭﺣﻤﻪ ﻪﻠﻟﺍ‬،‫ ﻭﺳﻤﻌﺖ ﻣﻤﻦ ﺃﺛﻖ ﺑﻪ‬.

Saya mendengar dari orang kepercayaanku, bahwa Syekh Abu Yusuf Al-Hamdani juga menepatkan semua
perbuatan bagus pada hari rabu.

‫ ﻭﻫﻮ ﻳﻮﻡ ﻧﺤﺲ ﻓﻰ ﺣﻖ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺒﺎﺭﻛﺎ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ‬،‫ ﻭﻫﺬﺍ ﻷﻥ ﻳﻮﻡ ﺍﻷﺭﺑﻌﺎﺀ ﻳﻮﻡ ﺧﻠﻖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﻨﻮﺭ‬.

27. Qismu Ta’lim 2019


Demikianlah, karena pada hari rabu itu Allah menciptakan cahaya, dan hari itu pula merupakan hari sial bagi
orang kafir yang berarti bagi orang mukmin hari yang berkah. [ usfuriyyah.blogspot.com/2012/09/fasal-vi-
permulan-belajar-ukuran.html?m=1 ].

Pada hari rabu diciptakan cahaya

)122 ‫ ص‬/ 1 ‫ (ج‬- ‫أمالي ابن بشران‬

‫ أخبرني‬: ‫ قال ابن جريج‬، ‫ ثنا حجاج‬، ‫ حدثني أبي‬، ‫ ثنا عبد هللا بن أحمد بن محمد بن حنبل‬، ‫أخبرنا أبو علي محمد بن أحمد بن الحسن بن الصواف‬
: ‫ال‬--‫ أخذ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم بيدي فق‬: ‫ قال‬، ‫ عن أبي هريرة‬، ‫ عن عبد هللا بن رافع مولى أم سلمة‬،‫ عن أيوب بن خالد‬،‫إسماعيل بن أمية‬
‫وم‬--‫ور ي‬--‫ وخلق الن‬،‫ وخلق المكروه يوم الثالثاء‬،‫ وخلق الشجر فيها يوم االثنين‬، ‫ وخلق الجبال فيها يوم األحد‬،‫« خلق هللا عز وجل التربة يوم السبت‬
‫ر إلى‬--‫ا بين العص‬--‫ة فيم‬--‫اعات الجمع‬--‫ آخر الخلق في آخر ساعة من س‬، ‫ وخلق آدم بعد العصر يوم الجمعة‬، ‫ وبث فيها الدواب يوم الخميس‬،‫األربعاء‬
‫الليل‬

NUR TIDAK AKAN DATANG PADA ORANG BERMAKSIAT

Kutipan di kitab I'aanah tentang sya'ir nya Imam Syafi'i

‫شكوت إلي وكيع سوء حفظي ** وأرشدني إلي ترك المعاص وأخبرني بأن علم النور ** ونور هللا ال يهدى لعاص‬

Imam Syafi'i menuturkan bahwa sanya : Aku pernah mengadukan keluhan ku pada guruku Imam Waki' tentang
jeleknya hafalanku. Dan beliau membimbing ku ( menyuruhku) untuk meninggalkan ma'shiyat. Dan beliau
juga mengkhabarkan kepadaku bahwa sanya Ilmu itu Nuur (cahaya). Dan Nurullaah ( cahaya Allah ) tidak akan
datang petunjuk nya pada orang yang berma'shiyat

‫ َو ُهَو الَّراُن اَّلِذ ي َذ َك َر‬،‫ َو ِإْن َعاَد ِزيَد ِفيَها َح َّتى َتْع ُلَو َقْلَبُه‬،‫ َفِإَذ ا ُهَو َنَز َع َو اْسَتْغ َفَر َو َتاَب ُس ِقَل َقْلُبُه‬، ‫ِإَّن الَع ْبَد ِإَذ ا َأْخ َطَأ َخ ِط يَئًة ُنِكَتْت ِفي َقْلِبِه ُنْك َتٌة َس ْو َداُء‬
} ‫ُهَّللا» {َك اَّل َبْل َر اَن َع َلى ُقُلوِبِهْم َم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبوَن‬

“Sesungguhnya ketika seorang hamba melakukan satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam.
Ketika dia tinggalkan, memohon ampun, dan bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan. Jika dia mengulangi
lagi, maka akan ditambahkan titik hitam itu sampai menutupi hatinya. Itulah ar-Ran, yang telah Allah sebutkan
dalam firmannya:

‫َك اَّل َبْل َر اَن َع َلى ُقُلوِبِه ْم َم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبون‬

“Sekali-kali tidak, tetapi disebabkan ar-Ran yang menutupi hati mereka disebabkan apa yang telah mereka
lakukan.” (HR. Tumudzi )

Sya'ir imam syafi'i di atas adalah salah satu diantara syair2 beliau yang di nukil dalam I'aanah 2 /190.

Ma'shiat bisa mempengaruhi Nur ( cahaya Allah ) menjauh dari kita, dan dampak salah satunya adalah
lemahnya hafalan seperti yang di tutur kan beliau dalam kisahnya.. Padahal kita tahu bahwa beliau sebenarnya
orang yang hafalannya sungguh amat luar biasa.

Diriwayatkan dari Imam Asy Syafi’i, ia berkata, “Aku telah menghafalkan Al-Qur’an ketika berumur 7 tahun.
Aku pun telah menghafal kitab Al-Muwatho’ karangan guru ku Imam Malik ketika berumur 10 tahun. Ketika
berusia 15 tahun, aku pun sudah berfatwa.” (Thorh At-Tatsrib, 1: 95-96).

Sungguh luar biasa hafalan beliau. Namun kenapa hafalan beliau bisa terganggu? Ketika itu Imam Syafi’i
mengadukan pada gurunya Waki’. Beliau berkata:

“Wahai guruku, aku tidak dapat mengulangi hafalanku dengan cepat. Apa sebabnya?” Gurunya Imam Waki’
lantas berkata, “Engkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkan kembali.. !!!”

Imam Syafi’i pun merenung, ia merenungkan keadaan dirinya, “Dosa apa yang kira kira telah ku perbuat..???”
Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki
kendaraannya, lantas tersingkap pahanya [ada pula yang mengatakan: yang terlihat adalah mata kakinya].
Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya. Lantas keluarlah sya’ir yang diucapkan di atas.
28. Qismu Ta’lim 2019
Subhaanallaah, inilah tanda waro’ dari Imam Asy Syafi’i, yaitu kehati-hatian beliau dari maksiat. Beliau
melihat kaki wanita yang tidak halal baginya, lantas beliau menyebut dirinya bermaksiat. Sehingga ia lupa
terhadap apa yang telah ia hafalkan.

Hafalan beliau bisa terganggu karena ketidak-sengajaan. Itu pun sudah mempengaruhi hafalan beliau.
Bagaimana lagi pada orang yang senang melihat wajah wanita, aurat mereka atau bahkan melihat bagian dalam
tubuh mereka?! Sungguh, kita memang benar- benar telah terlena dengan maksiat. Lantas yang terjadi adalah
seperti hadits yang dikutip di atas, maksiat tersebut menutupi hati kita sehingga kita pun sulit melakukan
ketaatan, malas untuk beribadah, juga sulit dalam hafalan Al Qur’an dan hafalan ilmu lain nya.

Berikut apa yang pernah dialami oleh IMAM SYAFI'I yang mengeluhkan jeleknya hafalannya pada gurunya...

‫شكوت إلى وكيع سوء حفظي * * فأرشـدني إلى ترك المعـاصي‬

‫وأخــبرني بأن العلــم نور * * ونور هللا ال يهــدى لعاصي‬

Aku mengeluh kepada guruku Imam Waki’ tentang buruknya hafalanku

maka guruku memberi petunjuk untuk meninggalkan kemaksiatan.

Dan memberitahukan bahwasanya ilmu itu cahaya

sedangkan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada orang yang bermaksiat.

‫ قال وكيع) هو شيخ االمام الشافعي رضي هللا عنه‬:‫)قوله‬

(Imam waki' ) beliau adalah Guru imam Syafi'i radhia Allaahu anhu. [ I'aanatut Thoolibiin II/190 ].

Abdurrahman As-syafi'i

Wa'alaikum salam wr.wb. Menukilkan kitab ta'lim muta'alim hal 43 :

‫و اما اسباب نسيان العلم فاكل الكزبرة الرطبة و التفاح الحامض و النظر الى المصلوب و قراءة لوح القبور و المرور بين قطار الجمال‬

Adapun hal-hal yang bisa menyebabkan sifat lupa pada ilmu adalah :

- memakan ketumbar yang masih basah

- makan buah-buahan yang masam rasanya

- melihat orang yang disalib

- membaca tulisan di nisan pekuburan

- berjalan diantara gandengan unta

MAKNA TEMBANG "SLUKU-SLUKU BATHOK"

Tahukah Anda bahwa sejarah telah mencatat, para Wali songo di tanah air telah menggubah tembang dolanan
anak yang sarat akan makna. Ini hanya sekedar contoh, betapa besar perhatian para penegak agama kepada
anak. Anak adalah generasi penerus yang harus disibukkan belajar, bukan menyanyikan lagu orang dewasa.

Inilah salah satu lagu atau tembang dolanan gubahan para wali, sluku-sluku bathok beserta maknanya :

1. Sluku-sluku bathok, bathoke ela-elo

29. Qismu Ta’lim 2019


Usluk fa usluka bathnaka, bathnaka ila Allah Berjalan jalankan batinmu, batinmu kepada Tuhan. Ada juga yang
memaknaiGhuslu-ghuslu batnaka, bathnaka ila Allah Mandi sucikan jiwamu menuju kepada Allah dari segala
kesibukan hati selain mengingat-Nya, dari segala penyakit hati yang meranggaskan setiap kebaikan manusia.

2. Si Rama menyang Solo

Sharimi Yasluka artinya Petik dan ambillah satu jalan, dalam versi lain berasal dari kata Siru ma’a man
sholla,Berjalan bersama orang-orang yang menegakkan sholat yaitu orang yang tidak bosan-bosan berjuang di
jalan Allah.

3. Oleh-olehe payung mutha

Laailaha illaallah hayun wal mautamaknanya kurang lebih demikian Esakan Allah dari hidup sampai mati.
Ajakan untuk bertauhid dan berpegang teguh kepada agama Allah sampai akhir hayat. Istiqomah dengan
kalimat Lailaha illaAllah

4. Mak jenthit lolobah

Mandzalik muqarabah, Siapa yang mendekat bertaqarrublah tanpa henti. Selalu mendekat kepada Allah dalam
segala keadaan. Sabar saat diuji, syukur saat diberi nikmat.

5. Wong mati ora obah

Hayun wal mauta innalillah, Sungguh hidup dan mati hanyalah milik Allah. Dalam versi lain berasal dari
kataMan mata ra’a dzunubah, orang nang mati akan melihat dosanya. Oleh karena itu siapkanlah kematianmu
dengan terus berbuat baik kepada sesama dengan penuh cinta dan Taqwa kepada Allah SWT.

6. Yen obah medeni bocah

Mahabbatan mahrajuhu taubah, Maka, bercintalah dengan kecintaan menuju taubat. Selagi masih diberi
kesempatan oleh Allah untuk hidup di dunia ini. Jangan pernah putus asa dalam menggapai rahmat dan
maghfirah-Nya.

7. Yen urip goleka dhuwit

Yasrifu innal khalaqna insana min dhafiq,Ingatlah sungguh manusia diciptakan dari air yang memancar.
Maksudnya, manusia diciptakan dari ketiadaan dan kehinaan. Oleh karena itu untuk memperoleh kemulyaan
harus dengan berjalan di jalan Allah.

Kurang lebih demikian, semoga bermanfaat.

ARTI KAYA HATI

Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

‫ َو َلِكَّن اْلِغ َنى ِغ َنى الَّنْفِس‬، ‫َلْيَس اْلِغ َنى َع ْن َك ْثَرِة اْلَعَر ِض‬

"Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina') adalah hati yang selalu
merasa cukup." (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).

Ibnu Baththal berkata : "Hakikat kekayaan bukanlah dengan banyaknya harta, kerana kebanyakan manusia
yang dilapangkan hartanya tidak puas dengan harta yang telah dimilikinya, sehingga selalu berusaha untuk
menambah hartanya dan ia tidak perduli darimana mendapatkannya. Akan tetapi kekayaan sebenarnya adalah
kekayaan jiwa, iaitu orang yang merasa cukup terhadap apa yang telah diberikan kepadanya (qona'ah), redha,
dan tidak tamak dalam mencari harta. Maka ia adalah orang kaya yang sebenarnya". Diungkapkan oleh para
ulama pula :

‫ِغ َنى الَّنْفس َم ا َيْك ِفيك ِم ْن َس ّد َح اَج ة َفِإْن َز اَد َشْيًئا َعاَد َذ اَك اْلِغ َنى َفْقًرا‬
30. Qismu Ta’lim 2019
‫‪"Kaya hati adalah merasa cukup pada segala yang engkau butuh. Jika lebih dari itu dan terus engkau cari, maka‬‬
‫‪itu berarti bukanlah ghina (kaya hati), namun malah fakir (miskinnya hati)". ( Lihat Fathul Bari, Ibnu Hajar Al‬‬
‫‪Asqolani, 11 /272, Darul Ma'rifah).‬‬

‫‪An Nawawi rahimahullah mengatakan, "Kaya yang terpuji adalah kaya hati, hati yang selalu merasa puas dan‬‬
‫‪tidak tamak dalam mencari kemewahan dunia. Kaya yang terpuji bukanlah dengan banyaknya harta dan terus‬‬
‫‪menerus ingin menambah dan terus menambah. Karena barangsiapa yang terus mencari dalam rangka untuk‬‬
‫‪menambah, ia tentu tidak pernah merasa puas. Sebenarnya ia bukanlah orang yang kaya hati". (Al Minhaj Syarh‬‬
‫‪Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An Nawawi, 7 /140, Dar Ihya' At Turots.). Wallahu a'lam.‬‬

‫قال ابن بطال معنى الحديث ليس حقيقة الغنى كثرة المال ألن كثيرا ممن وسع هللا عليه في المال ال يقنع بما أوتي فهو يجتهد في االزدي‪--‬اد وال يب‪--‬الي‬
‫من أين يأتيه فكأنه فقير لشدة حرصه وإنما حقيقة الغنى غنى النفس وهو من استغنى بما أوتي وقنع ب‪--‬ه ورض‪--‬ي ولم يح‪--‬رص على االزدي‪--‬اد وال ألح‬
‫في الطلب ‪ ،‬فكأنه غني‬

‫‪Hakekat kaya bukan banyaknya harta , karena banyak orang yang diluaskan oleh Allah hartanya tidak qona'ah‬‬
‫‪(nerimo) dengan apa yang telah diberikan , maka ia berusaha dengan sungguh-sungguh agar hartanya‬‬
‫‪bertambah dan ia tak perduli dari mana datangnya harta , seakan-akan ia adalah orang faqir karena serakahnya ,‬‬
‫‪hakekat kaya adalah kaya hati yaitu orang yang merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah , ia qona'ah‬‬
‫‪(nerimo) dengannya dan rela (puas) dan tidak serakah agar hartanya bertambah banyak dan ia tidak juwet-juwet‬‬
‫‪(jawa red) dalam mencari harta , seakan-akan ia adalah orang kaya yang kecukupan. Juwet-juwet : setengah‬‬
‫‪memaksa, istilah jawa yang lain ngedrel. Lihat Fathul Bari Ibnu Hajar al-'Asqolani :‬‬

‫باب الغنى غنى النفس وقول هللا تعالى أيحسبون أن م‪-‬ا نم‪-‬دهم ب‪-‬ه من م‪-‬ال وب‪-‬نين إلى قول‪-‬ه تع‪-‬الى من دون ذل‪-‬ك هم له‪-‬ا ع‪-‬املون ق‪-‬ال ابن عيين‪-‬ة لم‬
‫يعملوها ال بد من أن يعملوها‬

‫حدثنا أحمد بن يونس حدثنا أبو بكر حدثنا أبو حصين عن أبي صالح عن أبي هريرة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال ليس الغنى عن كثرة ‪6081‬‬
‫العرض ولكن الغنى غنى النفس‬

‫الحاشية رقم‪1 :‬‬

‫قوله ( باب ) بالتنوين الغنى غنى النفس ) أي سواء كان المتصف بذلك قليل المال أو كثيره والغنى بكسر أوله مقصور وقد م‪--‬د في ض‪--‬رورة الش‪--‬عر‬
‫وبفتح أوله مع المد هو الكفاية‬

‫قوله وقال هللا ‪ -‬تعالى ‪ : -‬أيحسبون أنما نمدهم به من مال وبنين ‪ -‬إلى قوله ‪ -‬هم لها ع‪--‬املون في رواي‪--‬ة أبي ذر " إلى ع‪--‬املون " وه‪--‬ذه رأس اآلي‪--‬ة‬
‫التاسعة من ابتداء اآلية المبدأ بها هنا واآليات التي بين األولى والثانية وبين األخيرة والتي قبلها اعترضت في وصف المؤم‪--‬نين والض‪--‬مير في قول‪--‬ه‬
‫بل قلوبهم في غمرة من هذا للمذكورين في قوله نمدهم والمراد به من ذكر قبل ذلك في قوله فتقطعوا أمرهم بينهم زب‪--‬را والمع‪--‬نى أيظن‪--‬ون أن الم‪--‬ال‬
‫الذي نرزقهم إياه لكرامتهم علينا ؟ إن ظنوا ذلك أخطئوا بل هو استدراج كما قال ‪ -‬تعالى ‪ -‬وال يحسبن الذين كفروا أنما نملي لهم خير ألنفس‪--‬هم إنم‪--‬ا‬
‫نملي لهم ليزدادوا إثما واإلشارة في قوله بل قلوبهم في غمرة من هذا أي من االستدراج المذكور وأما قوله ولهم أعمال من دون ذلك هم لها عاملون‬
‫فالمراد به ما يستقبلون من األعمال من كفر أو إيمان وإلى ذلك أشار ابن عيينة في تفسيره بقوله لم يعملوها ال بد أن يعلموها وقد سبقه إلى مثل ذل‪--‬ك‬
‫أيضا السدي وجماعة فقالوا المعنى كتبت عليهم أعمال سيئة ال بد أن يعملوها قبل موتهم لتحق عليهم كلمة العذاب ثم مناسبة اآلية للحديث أن خيرية‬
‫المال ليست لذاته بل بحسب ما يتعلق به وإن كان يسمى خيرا في الجملة وكذلك صاحب المال الكثير ليس غنيا لذاته بل بحسب تصرفه فيه فإن ك‪--‬ان‬
‫في نفسه غنيا لم يتوقف في صرفه في الواجبات والمستحبات من وجوه البر والقربات وإن كان في نفسه فقيرا أمسكه وامتنع من بذل‪--‬ه فيم‪--‬ا أم‪--‬ر ب‪--‬ه‬
‫خشية من نفاده فهو في الحقيقة فقير صورة ومعنى وإن كان المال تحت يده لكونه ال ينتفع به ال في الدنيا وال في األخرى بل ربما كان وباال عليه‬

‫قوله حدثنا أبو بكر ) هو ابن عياش بمهملة وتحتانية ثم معجمة وهو القارئ المشهور وأبو حصين بفتح أوله اسمه عثمان ‪ .‬واإلسناد كله كوفيون إلى‬
‫‪ .‬أبي هريرة‬

‫قوله عن كثرة العرض بفتح المهملة والراء ثم ضاد معجمة أما عن فهي سببية وأما العرض فهو ما ينتفع به من متاع الدنيا ويطل‪--‬ق باالش‪--‬تراك على‬
‫ما يقابل الجوهر وعلى كل ما يعرض للشخص من مرض ونحوه وقال أبو [ ص‪ ] 277 :‬عبد الملك البوني فيما نقله ابن ال‪--‬تين عن‪--‬ه ق‪--‬ال اتص‪--‬ل بي‬
‫عن شيخ من شيوخ القيروان أنه قال العرض بتحريك الراء الواحد من العروض التي يتج‪-‬ر فيه‪-‬ا ق‪-‬ال وه‪-‬و خط‪-‬أ فق‪-‬د ق‪-‬ال هللا ‪ -‬تع‪-‬الى ‪ : -‬يأخ‪-‬ذون‬
‫عرض هذا األدنى وال خالف بين أهل اللغة في أنه ما يعرض فيه وليس هو أحد العروض التي يتج‪-‬ر فيه‪-‬ا ب‪-‬ل واح‪-‬دها ع‪-‬رض باإلس‪-‬كان وه‪-‬و م‪-‬ا‬
‫سوى النقدين وقال أبو عبيد ‪ :‬العروض األمتعة وهي ما سوى الحيوان والعقار وما ال يدخل‪-‬ه كي‪-‬ل وال وزن وهك‪-‬ذا حك‪-‬اه عي‪-‬اض وغ‪-‬يره وق‪-‬ال ابن‬
‫فارس ‪ :‬العرض بالسكون كل ما كان من المال غير نقد وجمعه عروض وأما بالفتح فما يصيبه اإلنسان من حظه في الدنيا قال ‪ -‬تع‪--‬الى ‪ : -‬تري‪--‬دون‬
‫عرض الدنيا وقال ‪ :‬وإن يأتهم عرض مثله يأخذوه‬

‫‪31. Qismu Ta’lim 2019‬‬


‫قوله إنما الغنى غنى النفس في رواية األعرج عن أبي هريرة عند أحمد وس‪--‬عيد بن منص‪--‬ور وغيرهم‪--‬ا " إنم‪--‬ا الغ‪--‬نى في النفس " وأص‪--‬له في مس‪--‬لم‬
‫والبن حبان من حديث أبي ذر " قال لي رسول هللا ‪ -‬صلى هللا عليه وسلم ‪ -‬يا أبا ذر أترى كثرة المال هو الغ‪--‬نى ؟ قلت نعم ‪ .‬ق‪--‬ال وت‪--‬رى قل‪-‬ة الم‪--‬ال‬
‫هو الفقر ؟ قلت نعم يا رسول هللا قال إنما الغنى غنى القلب والفقر فقر القلب قال ابن بطال معنى الح‪--‬ديث ليس حقيق‪--‬ة الغ‪--‬نى ك‪--‬ثرة الم‪--‬ال ألن كث‪--‬يرا‬
‫ممن وسع هللا عليه في المال ال يقنع بما أوتي فهو يجتهد في االزدياد وال يبالي من أين يأتيه فكأنه فقير لشدة حرصه وإنما حقيق‪--‬ة الغ‪--‬نى غ‪--‬نى النفس‬
‫‪ .‬وهو من استغنى بما أوتي وقنع به ورضي ولم يحرص على االزدياد وال ألح في الطلب ‪ ،‬فكأنه غني‬

‫وقال القرطبي ‪ :‬معنى الحديث أن الغنى النافع أو العظيم أو الممدوح هو غنى النفس وبيانه أنه إذا استغنت نفسه كفت عن المط‪--‬امع فع‪--‬زت وعظمت‬
‫وحصل لها من الحظوة والنزاهة والشرف والمدح أكثر من الغنى الذي يناله من يكون فقير النفس لحرصه فإنه يورطه في رذائل األمور وخس‪--‬ائس‬
‫‪ .‬األفعال لدناءة همته وبخله ويكثر من يذمه من الناس ويصغر قدره عندهم فيكون أحقر من كل حقير وأذل من كل ذليل‬

‫والحاصل أن المتصف بغنى النفس يكون قانع‪--‬ا بم‪--‬ا رزق‪--‬ه هللا ال يح‪--‬رص على االزدي‪--‬اد لغ‪--‬ير حاج‪--‬ة وال يلح في الطلب وال يلح‪--‬ف في الس‪--‬ؤال ب‪--‬ل‬
‫يرضى بما قسم هللا له فكأنه واجد أبدا والمتصف بفقر النفس على الضد منه لكونه ال يقنع بما أعطي بل هو أبدا في طلب االزدياد من أي وجه أمكنه‬
‫ثم إذا فاته المطلوب حزن وأسف فكأنه فقير من المال ألنه لم يستغن بما أعطي فكأنه ليس بغ‪--‬ني ثم غ‪--‬نى النفس إنم‪--‬ا ينش‪--‬أ عن الرض‪--‬ا بقض‪--‬اء هللا ‪-‬‬
‫تعالى ‪ -‬والتسليم ألمره علما بأن الذي عند هللا خير وأبقى فهو معرض عن الحرص والطلب وما أحسن قول القائل‬

‫غنى النفس ما يكفيك من سد حاجة فإن زاد شيئا عاد ذاك الغنى فقرا‬

‫وقال الطيبي ‪ :‬يمكن أن يراد بغنى النفس حصول الكماالت العلمية والعملية وإلى ذلك أشار القائل‬

‫ومن ينفق الساعات في جمع ماله مخافة فقر فالذي فعل الفقر‬

‫أي ينبغي أن ينفق أوقاته في الغنى الحقيقي وهو تحصيل الكماالت ال في جمع المال فإنه ال يزداد بذلك إال فقرا انتهى وه‪-‬ذا وإن ك‪-‬ان يمكن أن ي‪-‬راد‬
‫لكن الذي تقدم أظهر في المراد وإنما يحصل غنى النفس بغنى القلب بأن يفتقر إلى ربه في جميع أموره فيتحقق أنه المعطي المانع فيرض‪-‬ى بقض‪-‬ائه‬
‫ويشكره على نعمائه ويفزع إليه في كشف ضرائه فينشأ عن افتقار القلب لربه غنى نفسه عن غيره وبه ‪ -‬تعالى ‪ -‬والغ‪--‬نى ال‪--‬وارد في قول‪--‬ه ووج‪--‬دك‬
‫عائال فأغنى يتنزل على غنى النفس فإن اآلية مكية وال يخفى ما كان فيه النبي ‪ -‬ص‪-‬لى هللا علي‪--‬ه وس‪-‬لم ‪ -‬قب‪--‬ل أن تفتح علي‪--‬ه خي‪--‬بر وغيره‪--‬ا من قل‪-‬ة‬
‫المال وهللا‬

‫‪MAKNA BIRRUL WAALIDAIN‬‬

‫‪Coba baca Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim 9 Oktober 2010 di PP.Al Hikam Bangkalan.‬‬

‫‪Deskripsi : Dengan menikah tentunya seseorang bertambah orang tuanya yaitu yang disebutnya dengan mertua,‬‬
‫‪sehingga kesemuanya menjadi tiga yaitu orang tua, mertua dan guru yang terhadap keseluruhanya seseorang‬‬
‫‪wajib berbakti. Pertanyaan :‬‬

‫‪a. Bagaimana batasan berbakti kepada mertua ? Jika seorang menantu durhaka kepadanya apakah sebagaimana‬‬
‫? ‪durhaka terhadap orang tuanya‬‬

‫‪b. Jika antara orang tua, mertua dan guru berselisih, haruskah memilih salah satunya ataukah malah tidak‬‬
‫)‪diikuti kesemuanya ? (LBM PWNU‬‬

‫‪Jawaban : Berbakti pada mertua adalah sebagaimana bermuasyarah dengan mahram yang lain, sehingga‬‬
‫‪durhaka kepadanya tidak sama dengan durhaka terhadap orang tua.‬‬

‫‪Dasar Pengambilan :‬‬

‫‪Ittihaf al Saadah al Muttaqien. 1 hal 335-336‬‬

‫الوظيفة األولى الشفقة على المتعلمين وان يجريهم مجرى بنيه‪ .‬قال صلى هللا عليه وسلم إنم‪--‬ا ان‪--‬ا لكم مث‪--‬ل الوال‪-‬د لول‪-‬ده ب‪--‬أن يقص‪-‬د انق‪-‬اذهم من ن‪--‬ار‬
‫األخرة وهو أهم من انقاذ الوالدين ولدهما من نار الدنيا ولذلك صار حق المعلم اعظم من حق الوالدين – الى ان قال – واذا تأملت األمر فى الش‪--‬اهد‬
‫وجدت نفع المصطفى صلى هللا عليه وسلم أعظم من نفع األباء واألمهات وجميع الخلق فانه انق‪-‬ذك وانق‪-‬ذ ابائ‪--‬ك من الن‪--‬ار وغاي‪--‬ة أم‪--‬ر ابوي‪--‬ك انهم‪--‬ا‬
‫اوجداك فى الحس فكانا س‪--‬ببا إلخراج‪--‬ك الى دار التكلي‪--‬ف والبالء والمحن ويلح‪--‬ق ب‪--‬ه ص‪--‬لى هللا علي‪--‬ه وس‪--‬لم ك‪--‬ل معلم لطريقت‪--‬ه على وج‪--‬ه اإلرش‪--‬اد‬
‫‪.‬واإلصالح والهداية‬

‫‪Yas’alunaka juz 4 halaman 95‬‬

‫‪32. Qismu Ta’lim 2019‬‬


‫ق‬--‫ة الح‬--‫تاذ فى معرف‬-‫ع األس‬--‫دان م‬--‫اوى الوال‬--‫ا اذا تس‬--‫ه خصوص‬--‫ه وابي‬--‫ان ألم‬--‫ة االنس‬--‫الصحة لقول من يقول ان طاعة االنسان ألستاذه أهم من طاع‬
‫ وال‬.‫ان‬--‫والتوجيه الى الخير واألمر بالطاعة والعمل الصالح وذلك ألن طاعة األنسان لوالديه فيما أوجب هللا او شرع واباح فرض واجب على األنس‬
‫دين‬--‫ة الوال‬--‫ينبغى لألنسان ان تكتفى فى هذا الجمال بمجرد الطاعة للوالدين بل يجب عليه اإلحسان اليهما فى المعاملة ألن القرأن الكريمة جعل منزل‬
‫بعد منزلة العبادة هلل‬.

Yang diutamakan adalah orang tua kecuali dalam urusan ilmu akhirat, maka yang diutamakan adalah guru,
lebih-lebih orang tua yang juga menjadi gurunya.

Dasar Pengambilan :

Ittihaf al Saadah al Muttaqien Juz 1 Halaman 336

‫ (ولذلك صار حق المعلم ) لطريق األخرة (أعظم من حق الوالدين) إذا تعارضا‬...‫ «ِإَّنَم ا َأَنا َلُك ْم ِم ْثُل الَو اِلِد ِلَو َلِدِه» إلي أن قال‬: ‫قال رسول هللا‬،

Abjad al Ulum Juz 1 halaman 88

‫اة‬-‫د للحي‬-‫و المفي‬-‫ا المعلم ه‬-‫ وإنم‬،‫دائم‬-‫ة األب إلى الهالك ال‬-‫ل من جه‬-‫ا حص‬-‫اق م‬-‫وال المعلم النس‬-‫ ول‬.‫دين‬-‫ق الوال‬-‫ولذلك صار حق المعلم أعظم من ح‬
‫ كما أن الوالد سبب الوجود الحاضر الفاني‬،‫األخروية الدائمة‬

‫ع أن‬--‫ه م‬--‫د ب‬--‫دة التقيي‬--‫إذا مات المسلم وفي رواية ابن آدم انقطع عمله إال من ثالث صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح أى مسلم يدعو له وفائ‬
٣/١٥٧ ‫ إعانة الطالبين‬.‫دعاء الغير ينفعه تحريض الولد على الدعاء ألصله‬

Yang dimaqsud Walad Shaleh dalam hadits di atas ada Muslim yang mendo'akan. Faedahnya dalam hadits di
atas menyebut Walad Shaleh adalah memberi motivasi pada anak untuk mendo'akan pada orang tuanya.
Wallaahu A'lam.

HUKUM MENDENGARKAN GHIBAH (GOSIP)

Membicarakan keburukan orang lain (ghibah/gosib) hukumnya adalah haram baik itu yang melakukan maupun
yang mendengarkan.

١٢٣ ‫ ـ‬١٢٢ ‫إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص‬

‫ ومن ذلك ما تقدم مما هو كالغيبة والنميمة وسائر األقوال المحرمة إذ المستمع شريك القائل وهو أحد المغتابين‬.... ‫ـ‬

Oleh karena itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang demikian itu (mendengarkan) hukumnya
sama dengan ghibah, namimah (adu-adu:jw) dan perkataan perkataan lain yang diharamkan, karena orang yang
mendengarkan adalah berarti telah bersekutu dengan orang yang melakukannya dan menjadi salah satu orang
yang mengolok-olok [ Is'adur Rofiq II / 122 - 123 ]. Wallaahu A'lam [ IT ]

Tentang ghosip
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. 12 Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian
yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang.(Al-Hujurat 11-12).

Tak penting PAS asal laku” ungkapan sederhana tapi banyak di peminat. Ngerasani wong salah satu yang
dianggap seru, apalagi waktu ngumpul dan tak ada kerjaan dan dikala ada yang negur, jawabnya pasti ”eh ini
kenyataan”. Namun perlu di ingat, seru bukan berarti halal.
33. Qismu Ta’lim 2019
٦٨ ‫ص‬/‫مرقاه صعود التصديق‬

‫ه‬--‫ه اوفى فعل‬--‫به اوفى خلق‬--‫ه اوس‬--‫ه بنقص فى بدن‬--‫ومن معاص اللسان الغيبة بكسر الغين وهى ذكرك اخاك المسلم بما يكرهه اى ولو بلغه سواء ذكرت‬
‫اوفى قوله اودينه الى ان قال وان كان اى المذكور بلسانك موجودا فيه اى اجيك المسلم لقوله صلى هللا عليه وسلم اغتبتم اخاكم قالوا يارسول هللا قلنا‬
‫ما فيه قال ان قلتم ما ليس فيه فقد بهتموه‬.

Dan sebagian dari maksiatnya lisan adalah ghibah/gosip(membicarakan kejelekan orang lain) yang di maksud
ghibah adalah penuturanmu tentang kejelekan muslim yang lain yang ia(orang yang digosipi) tidak suka jika
kejelekannya itu disebut-sebut, sekalipun ia mendengar dengan apa yang kamu tuturkan. Baik kejelekan itu
terdapat pada badanya, nasabnya, tingkah lakunya, perbuatanya, ucapanya, atau agamanya. Dan walaupun yang
kau tuturkan cocok dengan kenyataan yang sebenarnya, karena ada hadis Rosul Saw ”Apakah kamu sekalian
sedang membicarakan kejelekan orang lain ? Sohabat menjawab ”kenyataannya memang seperti itu ya rosul!
Rosul berkata ”jika bukan kenyataan itu namanya membuat-buat”.

٧٠‫ص‬/٢‫ج‬/‫اسعاد الرفيق‬

‫ومن الذى ذكره العلماء من معاصى اللسان الغيبة والسكوت عليها وضابها اوتقريرا وهى الغيبة بمعنى حدها كمايوءخذ من الحديث مع ما صرح به‬
‫االءمة ذكرك اخك المسلم وكذا الذمي على ماياتي المعين للسامع سواء الحي والميت‬.

Dan salah satu yang diterangkan Ulama’ bahwa gosip(membicarakan kejelekan orang lain) adalah maksiatnya
lisan dan dosa pula mendengarkannya dan ia(orang yang mendengarkan) menyetujuinya. Ghibah itu melalui
yang diterangkan Aimmah seperti dalam hadis adalah ”Apa yang kamu bicarakan tentang saudaramu yang
muslim, ataukah kafir dzmmi dan kamu jelaskan kepada orang yang mendengarkan siapa yang kamu bicarakan,
baik orang itu masih hidup atau sudah mati. [ Is’adur Rofiq/juz 2/hal 70 ].

TIPS MENGENDALIKAN EMOSI

Sikap Emosional adalah sikap yang sering kali membuat seseorang menjadi salah dalam menetapkan sesuatu
didalam problematika kehidupannya. Seseorang yang emosional cenderung akan menjawab segala
permasalahan dengan amarahnya. Seolah-olah hanya dengan sikap emosi semua hal akan dapat teratasi dan
terselesaikan di dalam menjalani hidup ini. Hal semacam itu adalah merupakan cara yang sangat keliru, sebab
sikap yang emosional akan membuat terhambatnya seseorang untuk mengambil hikmah dari proses hidup yang
dijalani. Beberapatips ketika sedang emosi:

1. Meyakini bahwa setiap masalah ataupun kesulitan yang kita hadapi adalah merupakan bentuk ujian yang
diberikan oleh Allah Swt kepada setiap hambaNya untuk menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya di
antara kita. Sebab pada dasarnya manusia diciptakan adalah untuk diuji. Sebagaimana Allah Swt telah
berfirman : “Dialah Allahyang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 2)

2. Menyadari bahwa segala hal persoalan atau permasalahan yang diselesaikan dengan sikap emosional tidak
akan memberikan hasil yang positif. Justu akan memberikan hasil yang negatif yang sering kali memanjakan
diri dengan pemikiran penuh kebencian, kekesalan, ataupun kemarahan.

3. Bersabar terhadap segala kondisi yang sedang dialami. Karena kesabaran akan membuat seseorang dapat
berfikir dengan jernih dan mampu mengambil suatu tindakan yang lebih bijak. Setelahkesabaran telah
mendamaikan diri dan dapat terkendali sepenuhnya, kita pun bisa memikirkan suatu cara yang bisa memberikan
solusi.

4. Mempercerdas emosi yang salah satu caranya adalah dengan menyingkirkan amarah ataupun aura-aura
sejenisnya yang pada dasarnya tidak mendukung dan justru menjerumuskan seseorangkepada hal yang salah.

5. Wajah berseri, pancaran wajah sangatlah penting. Pancaran wajah adalah merupakan cerminan yang bisa
terlihat sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya. Sungguh sangatlah berbeda pancaran wajah dari orang
yang sedang emosi yang terlihat seram (tidak enak dipandang) dibandingkan dengan orang yang sedang
bahagia yang terlihat berseri. Oleh karena itu, perlihatkanlah pancaran wajah yang berseri karena hal itu
merupakan salahsatu amalan yang sangat baik. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda : Dari Abu
34. Qismu Ta’lim 2019
Hurairah Radliyallaahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta kalian tetapi kalian akan cukup
memberikan kepada mereka dengan wajah yang berseri dan akhlak yang baik.” (Riwayat Abu Ya’la. Hadits
shahih menurut Hakim).

6. Mencari solusi terbaik dengan penuh pertimbangan yang maksimal dan nantinya dapat memberikan hasil
baik

HUKUM MENJENGUK ORANG SAKIT DENGAN MEMBAWA BUAH ATAU BUNGA

Hukumnya bisa sunnat, termasuk shodakoh itu. Memang sebagai bentuk keprihatinan juga dukungan moril
serta motifasi dan do'a, ada baiknya ketika menjenguk ada buah tangan berupa bunga atau buah-buahan (kitab
fawaaidul makiyyah hal:151).

151 ‫هـ الفوائد المكيه ص‬.‫ا‬...‫قال بعض األئمة ويستصحب معه ما يستروح به كريحان اوفاكهة‬

ADAB TATA CARA MUSHOFAHAH [ BERSALAMAN ]

Cara bersalaman yang lebih sempurna adalah dengan saling berpegang erat-erat dan bersentuhanya telapak
tangan. Bersalaman dengan menggoyang-ngoyangkan tangan maka dosa-dosanya berguguran.

٢/٢٣٣ ‫الدراية‬

٨/٢٢٦ ‫و كذا في البحر الرائق‬

.‫ه‬--‫ه ذنوب‬--‫اثرت عن‬--‫ده تن‬--‫رك ي‬--‫لم وح‬--‫اه المس‬--‫ من صافح أخ‬:١٣٣ : ‫ ص‬: ‫ سبعة كتب مفيدة‬.‫و تحصل سنة المصافحة بماسة الكفين و التقابض أكمال‬
‫الطبراني في األوسط و البيهقي في الشعب من حديث حذيفة رفعه إن المؤمن إذا لقي عليه وأخذ بيده فصافحه تناثرت خطاياهما‬.

Tata cara mushofahah (bersalaman) sebagaimana dalam Kitab Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah
37/363-364:

‫افحة‬--‫ون المص‬--‫وا في ك‬--‫واختلف‬. ‫احبه‬--‫ف ص‬--‫فح ك‬--‫ه في ص‬--‫فح كف‬--‫ل ص‬--‫ع الرج‬--‫أن يض‬--‫كيفية المصافحة المستحبة وآدابها تقع المصافحة في األصل ب‬
‫ل من‬--‫ق ك‬--‫أن يلص‬--‫ك ب‬--‫ وذل‬، ‫دين‬--‫ا الي‬--‫ون بكلت‬--‫افحة أن تك‬--‫ فذهب الحنفية وبعض المالكية إلى أن السنة في المص‬، ‫المستحبة بكلتا اليدين أم بيد واحدة‬
‫ ويجعل بطن كف يساره على ظهر كف يمين اآلخر‬، ‫المتصافحين بطن كف يمينه ببطن كف يمين اآلخر‬

‫إلى أن قال‬

‫ ويتحقق بمجرد إلصاق صفح الكف بالكف‬، ‫وذهب آخرون إلى أن كيفية المصافحةالمشروعة ال تتعدى المعنى الذي تدل عليه في اللغة‬

WALLOHU A'LAM

HUKUM MENEPATI JANJI DENGAN UCAPAN INSYAA ALLAH

Merupakan adab yang baik bagi muslimin, ketika akan mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang dengan
mengucapkan "Insya Allah", karena tidak seorang pun bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa datang.
- Tafsir Ibnu Katsir

( ) 24 ( ‫ ) إال أن يشاء هللا واذكر ربك إذا نسيت وقل عسى أن يهدين ربي ألقرب من هذا رشدا‬23 ( ‫) وال تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا‬

‫ز‬-‫ ع‬- ‫يئة هللا‬-‫ك إلى مش‬-‫رد ذل‬-‫ أن ي‬، ‫تقبل‬-‫ه في المس‬-‫يء ليفعل‬-‫زم على ش‬-‫ إلى األدب فيما إذا ع‬، ‫هذا إرشاد من هللا لرسوله صلوات هللا وسالمه عليه‬
‫ وما لم يكن لو كان كيف كان يكون‬، ‫ الذي يعلم ما كان وما يكون‬، ‫ عالم الغيوب‬- ‫وجل‬

- Tafsir Qurthuby Asbab nuzul ayat tersebut :


35. Qismu Ta’lim 2019
‫قوله تعالى ‪ :‬وال تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا إال أن يشاء هللا واذكر ربك إذا نسيت وقل عسى أن يه‪--‬ديني ربي ألق‪--‬رب من ه‪--‬ذا ] ص‪[ 345 :‬‬
‫رشدا‬

‫‪ :‬قوله تعالى ‪ :‬وال تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا إال أن يشاء هللا فيه مسألتان‬

‫األولى ‪ :‬قال العلماء عاتب هللا ‪ -‬تعالى ‪ -‬نبيه ‪ -‬عليه السالم ‪ -‬على قوله للكفار حين سألوه عن ال‪--‬روح والفتي‪--‬ة وذي الق‪--‬رنين ‪ :‬غ‪--‬دا أخ‪--‬بركم بج‪--‬واب‬
‫أسئلتكم ; ولم يستثن في ذلك ‪ .‬فاحتبس الوحي عنه خمسة عشر يوما حتى شق ذلك عليه وأرجف الكفار به ‪ ،‬فنزلت عليه هذه السورة مفرجة ‪ .‬وأمر‬
‫في هذه اآلية أال يقول في أمر من األمور إني أفعل غدا كذا وكذا ‪ ،‬إال أن يعلق ذلك بمشيئة هللا ‪ -‬عز وجل ‪ -‬حتى ال يكون محققا لحكم الخ‪--‬بر ; فإن‪--‬ه‬
‫إذا قال ‪ :‬ألفعلن ذلك ولم يفعل كان كاذبا ‪ ،‬وإذا قال ألفعلن ذلك إن شاء هللا خرج عن أن يك‪--‬ون محقق‪--‬ا للمخ‪--‬بر عن‪--‬ه ‪ .‬والالم في قول‪--‬ه لش‪--‬يء بمنزل‪--‬ة‬
‫‪ .‬في ‪ ،‬أو كأنه قال ألجل شيء‬

‫الثانية ‪ :‬قال ابن عطية ‪ :‬وتكلم الناس في هذه اآلية في االستثناء في اليمين ‪ ،‬واآلية ليست في األيمان وإنم‪-‬ا هي في س‪-‬نة االس‪-‬تثناء في غ‪-‬ير اليمين ‪.‬‬
‫وقوله ‪ :‬إال أن يش‪-‬اء هللا في الكالم ح‪-‬ذف يقتض‪-‬يه الظ‪-‬اهر ويحس‪-‬نه اإليج‪-‬از ; تق‪-‬ديره ‪ :‬إال أن تق‪-‬ول إال أن يش‪-‬اء هللا ; أو إال أن تق‪-‬ول إن ش‪-‬اء هللا ‪.‬‬
‫‪ .‬فالمعنى ‪ :‬إال أن تذكر مشيئة هللا ; فليس إال أن يشاء هللا من القول الذي نهي عنه‬

‫‪Dalam hal di atas hukumnya sunah saja untuk memenuhi menurut mayoritas ulama', sedang menurut imam‬‬
‫‪Malik hukumnya wajib untuk memenuhi bila adanya janji tersebut ada penyebabnya, dan menurut imam‬‬
‫‪Taqiuddin Assubkiy dari kalangan Assyafi'iyah hukumnya wajib memenuhi :‬‬

‫ترشيح المستفيدين شرح فتح المعين للسيد علوي السقاف ‪.‬ص ‪( .263‬تتمة) أجمعوا على أّن الوفاء بالوعد في الخير مطل‪-‬وب وه‪-‬ل ه‪-‬و مس‪-‬تحّب أو‬
‫واجب ذهب الثالثة الى االّول وإّن في تركه كراهة شديدة وعليه أكثر العلماء‪ ,‬وقال مالك إّن اشتراط الوعد بسبب كقوله تزّو ج ولك ك‪--‬ذا ونح‪--‬و ذل‪--‬ك‬
‫وجب الوفاء به وإن كان الوعد مطلقا لم يجب اه‪ .‬رحمة‪ ,‬وإختار وجوب الوفاء بالوعد من الشافعّية تقي الّد ين السبكي كما مّر ذلك في البيع في بي‪--‬ان‬
‫‪.‬بيع العهدة اه‬

‫‪PEMBAGIAN JAHL ATAU BODOH‬‬

‫‪Jahl ada dua :‬‬

‫‪1. Jahil Murakkab. Yaitu seseorang yang tidak mengetahui sesuatu secara keseluruhan.‬‬

‫‪2. Jahil Basith. Yaitu seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap sesuatu perkara yang berlawanan dengan‬‬
‫‪hakekat sebenarnya. Dalam artian keliru memahami sesuatu sehingga kebalikan dari sesuatu itu yang‬‬
‫‪dikatakan / dikerjakan.‬‬
‫‪- Mukhtashar at Tahrir Syarh al Kaukab al Munir juz 1 hal. 77 :‬‬
‫ولما انتهى الكالم على العلم ‪ ،‬وكان الجهل ضدا ل‪--‬ه اس‪--‬تطرد الكالم إلى ذك‪--‬ره ‪ ،‬وذك‪--‬ر م‪--‬ا يتن‪--‬وع إلي‪--‬ه ‪ ،‬فق‪--‬ال (واالعتق‪--‬اد الفاس‪--‬د) من حيث حقيقت‪--‬ه‬
‫(تصور الشيء على غير هيئته ‪ ،‬و) من حيث تسميته (هو الجهل المركب) ألنه مركب من عدم العلم بالشيء ‪ ،‬ومن االعتقاد الذي هو غ‪--‬ير مط‪--‬ابق‬
‫لما في الخارج ‪ .‬والجهل نوعان ‪ :‬مركب ‪ ،‬وهو ما تقدم (و) الثاني من نوعي الجهل هو (البسيط) وهو (عدم العلم) وهو انتفاء إدراك الشيء بالكلي‪--‬ة‬
‫‪ .‬فمن سئل ‪ :‬هل تجوز الصالة بالتيمم عند عدم الماء ؟ فقال ‪ :‬ال ‪ ،‬ك‪-‬ان ذل‪-‬ك جهال مركب‪-‬ا من ع‪-‬دم العلم ب‪-‬الحكم ‪ ،‬ومن الفتي‪-‬ا ب‪-‬الحكم الباط‪-‬ل ‪ ،‬وإن‬
‫قال ‪ :‬ال أعلم ‪ ،‬كان ذلك جهال بسيطا (ومنه) أي ومن الجهل البسيط (سهو ‪ ،‬وغفلة ‪ ،‬ونسيان) والجميع (بمعنى) واحد عند كثير من العلماء (و) ذلك‬
‫المعنى (هو ذهول القلب عن معلوم) قال الجوهري ‪ :‬السهو الغفلة ‪ ،‬وقال في القاموس ‪ :‬سها في األمر ‪ :‬نسيه وغفل عن‪--‬ه ‪ ،‬وذهب قلب‪--‬ه إلى غ‪--‬يره ‪،‬‬
‫فهو ساه وسهوان ‪ ،‬وقال ‪ :‬غفل عنه غفوال ‪ :‬تركه وسها عنه ‪ ،‬انتهى‬

‫‪- Al Mausu'ah al Fiqhiyyah juz 17 hal. 207 :‬‬

‫ينقسم الجهل إلى قسمين ‪ :‬أوال ‪ -‬الجهل الباطل الذي ال يصلح عذرا ‪ :‬وهذا القسم ال يصلح أن يكون عذرا في اآلخرة وإن ك‪--‬ان ق‪--‬د يص‪--‬لح ع‪--‬ذرا في‬
‫أحكام الدنيا كقبول عقد الذمة من الذمي حتى ال يقتل ‪ ،‬ولكن ال يكون عذرا في اآلخرةحتى أنه يعاقب فيها ‪ .‬ومن أمثلة ذلك جهل الكف‪--‬ار بص‪--‬فات هللا‬
‫تعالى وأحكام اآلخرة ‪ ،‬فإنه ال يصلح عذرا أصال ‪ ،‬ألنه مكابرة وعناد بعد وضوح الدالئل على وحداني‪--‬ة هللا تع‪--‬الى وربوبيت‪--‬ه ‪ ،‬بحيث ال يخفى على‬
‫أحد من حدوث العالم المحسوس ‪ ،‬وكذا على حقية الرسول من القرآن وغيره من المعجزات ‪ .‬وكذا جهل صاحب الهوى الذي يقول بحدوث ص‪--‬فات‬
‫هللا تعالى ‪ ،‬أو يقول بعدم إثبات صفة له سبحانه ‪ .‬هذا ما قاله الحموي ‪ ،‬وقال الزركش‪-‬ي ‪ :‬الجه‪--‬ل بالص‪-‬فة ه‪--‬ل ه‪--‬و جه‪--‬ل بالموص‪-‬وف مطلق‪-‬ا أو من‬
‫بعض الوجوه ؟ المرجح الثاني ‪ ،‬ألنه جاهل بالذات من حيث صفاتها ال مطلقا ‪ ،‬ومن ثم ال نكفر أحدا من أهل القبلة ‪ .‬ومن هذا القسم أيضا جه‪--‬ل من‬
‫خالف في اجتهاده الكتاب أو السنة المشهورة أو اإلجماع ‪ ،‬أو عمل بالغريب على خالف الكتاب أو السنة المشهورة فإن‪--‬ه ليس بع‪--‬ذر أص‪--‬ال ‪ .‬ثاني‪--‬ا ‪-‬‬
‫الجهل الذي يصلح عذرا ‪ :‬الجهل الذي يصلح أن يكون عذرا هو الجهل الذي يكون في موضع االجتهاد الص‪--‬حيح ‪ ،‬ب‪--‬أن ال يك‪--‬ون مخالف‪--‬ا للكت‪--‬اب أو‬
‫السنة أو اإلجماع ‪ ،‬وذلك كالمحتجم إذا أفطر على ظن أن الحجامة مفطرة ال تلزمه الكفارة ‪ ،‬ألن جهله في موضع االجتهاد الصحيح‬

‫‪Wallohu a'lam bis showab.‬‬

‫‪36. Qismu Ta’lim 2019‬‬


HUKUM DAN PENGERTIAN SIFAT BOROS

Dalam surat al isra' ayat 29 : Allah ta'ala berfirman :

‫َو ال َتْج َع ْل َيَدَك َم ْغ ُلوَلًة ِإَلى ُع ُنِقَك َو ال َتْبُس ْطَها ُك َّل اْلَبْس ِط َفَتْقُعَد َم ُلوًم ا َم ْح ُسوًرا‬

"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (pelit/kikir) dan jangan pula engkau terlalu
mengulurkannya (sangat pemurah/ terlalu berlebihan dalam memberi) nanti kamu menjadi tercela lagi
menyesal."
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :

‫تفسير ابن كثير‬

‫يقول تعالى آمرا باالقتصاد في العيش ذاما للبخل ناهيا عن السرف‬

Allah ta'ala berfirman (dalam ayat tsb) memerintahkan untuk berbuat sedang sedang saja dalam kehidupan,
mencela terhadap kekikiran dan mencegah dari terlalu berlebihan.

( ‫أي ال تكن بخيال منوعا ال تعطي أحدا شيئا ) وال تجعل يدك مغلولة إلى عنقك‬

(Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya adalah janganlah engkau menjadi
orang yang pelit, kikir dan tidak memberikan sesuatu kepada seseorang.

( ‫أي وال تسرف في اإلنفاق فتعطي فوق طاقتك وتخرج أكثر من دخلك فتقعد ملوما محسورا ) وال تبسطها كل البسط‬

(dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya) maksudnya dan janganlah kamu terlalu berlebihan dalam
berinfaq dengan memberikan diatas batas kemampuanmu dan mengeluarkan lebih banyak daripada
pemasukanmu, maka bisa menyebabkan engkau tercela lagi menyesal.

‫فتقعد إن بخلت ملوما يلومك الناس ويذمونك ويستغنون عنك ومتى بسطت يدك فوق طاقتك قعدت بال شيء تنفقه فتكون كالحسير‬

Jika engkau pelit maka engkau akan tercela, orang orang mencelamu dan tidak membutuhkanmu.jika engkau
terlalu berlebihan dalam memberi diatas batas kemampuanmu maka engkau akan menjadi tidak punya apa apa
untuk kau infakkan dan engkau menjadi seperti al hasiir ( al chasir adalah hewan yang sudah tidak mampu lagi
untuk berjalan dia sudah lemas dan tidak mampu ) maksudnya adalah menyesal.

‫هكذا فسر هذه اآلية بأن المراد هنا البخل والسرف ابن عباس والحسن وقتادة وابن جريج وابن زيد وغيرهم‬

Seperti inilah Ibnu Abbas, Al Hasan, Qotadah , Ibnu Juraij , Ibnu Zaid dan yang lainnya menafsiri ayat ini
dengan pelit dan terlalu berlebihan.
Surat al isra' ayat 26 -27 :

‫َو آِت َذ ا اْلُقْر َبٰى َح َّقُه َو اْلِم ْس ِكيَن َو اْبَن الَّسِبيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ يًرا‬

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros

‫ِإَّن اْلُمَبِّذ ِر يَن َك اُنوا ِإْخ َو اَن الَّش َياِط يِن ۖ َو َك اَن الَّش ْيَطاُن ِلَر ِّبِه َك ُفوًرا‬

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya.
Penjelasan dalam tafsir al qurtubi :

‫ ومن أنفق ربح ماله في شهواته وحفظ األصل أو الرقبة‬. ‫ من أنفق ماله في الشهوات زائدا على قدر الحاجات وعرضه بذلك للنفاد فهو مبذر‬: ‫الثالثة‬
‫ف‬--‫هوات إال إذا خي‬--‫ه في الش‬--‫ه إن بذل‬--‫ وال يحجر علي‬، ‫ ويحجر عليه في نفقته الدرهم في الحرام‬، ‫ ومن أنفق درهما في حرام فهو مبذر‬. ‫فليس بمبذر‬
‫ عليه النفاد‬.
Masalah yang ke 3 : Barang siapa yang membelanjakan hartanya dalam kesenangan yang melebihi kadar
kebutuhannya serta menggunakan harta tsb dgn tujuan menghabiskan maka dia termasuk orang yang boros.
Barang siapa yang membelanjakan keuntungan hartanya untuk kesenangan dan menyimpan modalnya maka
37. Qismu Ta’lim 2019
tidak termasuk pemboros. Barang siapa yang membelanjakan hartanya satu dirham dalam keharaman maka
termasuk pemboros, dan seseorang dilarang untuk membelanjakan dirhamnya dalam hal keharaman tetapi tidak
dilarang menggunakan dirhamnya untuk membelanjakan dalam kesenangan kecuali jika dikhawatirkan sampai
habis dirhamnya. Wallohu a'lam.

Disebutkan dalam Kitab Ianah Ath-Thalibin juz 2, hal. 157 asy-syamilah :

{‫السرف مجاوزة الحد}فائدة‬

Sarof (boros) yaitu melampaui (melewati) batas

‫ويقال في النفقة التبذير وهو اإلنفاق في غير حق‬

Dalam hal nafaqah, (sarof) disebut dengan tabdzir yaitu menginfaqkan (mengalokasikan harta) pada hal yang
tidak benar (haq)

‫فالمسرف المنفق في معصية وإن قل إنفاقه‬

Musrif (orang yang boros) yaitu orang yang berinfaq dalam kemaksiatan meskipun penginfaqkannya sedikit.

‫وغيره المنفق في الطاعة وإن أفرط‬

Ghoiru musrif (orang yang tidak boros) adalah orang yang berinfaq dalam ketaatan meskipun berlebihan.

‫قال ابن عباس رضي هللا عنهما ؛ ليس في الحالل إسراف وإنما السرف في ارتكاب المعاصي‬

Abdullah bin Abbas rodliyallohu anhuma berkata : tidak ada isrof (boros) dalam hal yang halal, sarof (boros)
hanya ada pada perbuatan ma'shiat.

‫قال الحسن بن سهل ؛ ال سرف في الخير كما ال خير في السرف‬

Al-Hasan bin Sahl berkata : tidak ada sarof (boros) dalam kebaikan sebagaimana tidak ada kebaikan dalam
sarof (boros).

‫وقال سفيان الثوري ؛ الحالل ال يحتمل السرف‬

Sufyan ats-tauri berkata : perkara hala tidak memuat sarof (boros).

‫وا لم‬--‫ذين إذا أنفق‬--‫الى { وال‬--‫ه تع‬--‫يئتين ثم تال قول‬--‫نة بين الس‬--‫ قال ؛ الحس‬، ‫وقال عبد الملك بن مرولن لعمر بن عبد العزيز حين زوجه ابنته ؛ ما نفقتك‬
‫يسرفوا ولم يقتروا } اآلية اهـ‬

Abdul Malik bin Marwan berkata Umar bin Abdul Aziz ketika menikahkannya dengan putrinya : apa
nafaqahmu ?, Um Abdul Aziz menjawab : kebaikan di antara dua keburukan, kemudian membacakan firman
Allah ta'ala :

‫ اآلية‬، ‫والذين إذا أنفثوا لم يسرفوا ولم يقتروا‬

- Asy-Ayarhu Al-Kabir li Ar-Rofi'i juz 10, hal. 283-284. asy-syamilah.

‫ود‬--‫ال إلى وج‬--‫رف الم‬--‫ذرا وص‬--‫ون مب‬--‫ال أن ال يك‬--‫الح الم‬--‫ ومن إص‬، ‫والمراد من الصالح في الدين أن ال يرتكب من المحرمات ما تسقط به العدالة‬
‫الخير في الصدقات وفك الرقاب وبناء المساجد والمدارس وما أشبهها ليس بتبذير وال سرف في الخيركما ال خير في السرف‬

‫دا لم نحكم‬-‫غ مقتص‬-‫ا بل‬--‫د م‬--‫ك بع‬-‫ه ذل‬-‫رض ل‬--‫ذر وإن ع‬--‫و مب‬--‫وه فه‬-‫ذه الوج‬--‫اق في ه‬-‫رط في اإلنف‬-‫و مف‬--‫وعن الشيخ أبي محمد ؛ أن الصبي إذا بلغ وه‬
‫بصيرورته مبذرا‬

‫وتضييع المال بإلقائه في البحر أو باحتمال الغبن الفاحش في المعامللت ونحويها تبذير وكذا اإلنفاق في المحرمات‬

‫ ألن‬، ‫ثرون ؛ ال‬--‫وصرفه إلى األطعمة النفسية التي ال يليق اتخاذها بحاله هل يكون سفها وتبذيرا ؟قال اإلمام وصاحب الكتاب ؛ نعم للعادة وقال األك‬
‫ وكذا القول في التجمل بالثياب الفاخرة واإلكثار من شراء الغانيات والستمتاع بهن وما أشبه ذلك‬، ‫المال يطلب لينتفع به ويلتذ به‬
38. Qismu Ta’lim 2019
‫وبالجملة فالتبذير على ما نقله معظم األصحاب محصور في التضيعات واإلنفاق في المحرمات‬

‫‪Secara global, tabdzir menurut mayoritas ashab yaitu terbatas pada penyia-nyiaan (harta) dan mengalokasikan‬‬
‫‪pada hal-hal yang diharamkan. Wallohu a'lam‬‬

‫‪- Ihya' Ulumiddin juz 3, hal. 57 asy-syamilah :‬‬

‫والذي يدل على أن المطلوب هو الوسط في األخالق دون الطرفين ‪ ،‬أن السخاء خلق محمود شرعا وه‪--‬و وس‪--‬ط بين ط‪--‬رفي التب‪--‬ذير والتقت‪--‬ير ‪ ،‬وق‪--‬د‬
‫أثنى هللا تعالى عليه فقال ؛ والذين إذا أنفقوا لم يسرفوا ولم يقتروا وكان بين ذلك قواما ‪ ،‬وقال تعالى ؛ وال تجعل يدك مغلول‪-‬ة إلى عنق‪-‬ك وال تبس‪-‬طها‬
‫كل البسط ‪ ،‬وكذلك المطلوب في شهوة الطعام االعتدال دون الشرة والجمود ‪ ،‬قال تعالى ؛ وكلوا واشريوا وال تسرفوا إنه ال يحب المسرفين ‪ ،‬وق‪--‬ال‬
‫في الغضب ؛ أشداء على الكفار رحماء بينهم ‪ ،‬وقال صلى هللا عليه وسلم ؛ خير األمور أوسطها‪ .‬حديث خ‪-‬ير األم‪-‬ور أوس‪-‬طها أخرج‪-‬ه ال‪-‬بيهقي في‬
‫شعب اإليمان من رواية مطرف بن عبد هللا معضال ‪ ،‬وهذا له سر وتحقيق وهو أن السعادة منوطة بسالمة القلب عن عوارض ه‪-‬ذا الع‪-‬الم ‪ ،‬ق‪-‬ال هللا‬
‫تعالى ؛ إال من أتى هللا بقلب سليم ‪ ،‬والبخل من عوارض الدنيا ‪ ،‬والتبذير أيضا من عوارض الدنيا ‪ ،‬وشرط القلب أن يكون سليما منهما أي ال يكون‬
‫ملتفتا إلى المال وال يكون حريصا على إنفاقه وال على إمساكه ‪ ،‬ف‪--‬إن الح‪--‬ريص على اإلنف‪--‬اق مص‪--‬روف القلب إلى االنف‪--‬اق ‪ ،‬كم‪--‬ا أن ح‪--‬ريص على‬
‫اإلمساك مصروف القلب إلى اإلمساك‪ .‬فكان كمال القلب أن يصفو عن الوصفين جميعا ‪ ،‬وإذا لكن ذلك في الدنيا طلبنا ما هو األشبه لع‪--‬دم الوص‪--‬فين‬
‫وأبعد عن الطرفين وهو الوسط ‪ ،‬فإن الفاتر ال حار وال بارد بل هو وسط بينهما ‪ ،‬فكأنه خال عن الوصفين ‪ ،‬فك‪--‬ذلك الس‪--‬خاء بين التب‪--‬ذير والتقت‪--‬ير ‪،‬‬
‫والشجاعة بين الجبن والتهور ‪ ،‬والعفة بين الشره والجمود‬

‫‪Tafsir At Tabary surat Al furqon ayat 67 :‬‬

‫َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َأْنَفُقوا َلْم ُيْس ِرُفوا َو َلْم َيْقُتُروا َو َك اَن َبْيَن َٰذ ِلَك َقَو اًم ا‬
‫‪"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan‬‬
‫" ‪adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.‬‬

‫ُثَّم اْخ َتَلَف َأْهُل الَّتْأِويِل ِفي الَّنَفَقِة اَّلِتي َعَناَها ُهَّللا ِفي َهَذ ا اْلَم ْو ِض ِع ‪َ ،‬و َم ا اِإْل ْس َر اُف ِفيَها َو اِإْل ْقَتاُر ‪َ .‬فَقاَل َبْعُضُهُم ‪ :‬اِإْل ْس َر اُف َم ا َك اَن ِم ْن َنَفَق ٍة ِفي َم ْع ِص َيِة‬
‫ِهَّللا‬

‫‪Para ahli ta'wil berbeda pebdapat mengenai pembelanjaan yang dimaksud oleh Allah dalam tempat ini, apa‬‬
‫‪yang dimaksud dengan berlebihan/ boros dan apa yang dimaksud dengan kikir. Sebagian ulama' berkata " boros‬‬
‫" ‪adalah pembelanjaan apa saja dalam kemaksiatan kepada Allah‬‬

‫َو َقاَل آَخ ُروَن ‪ :‬الَّس َر ُف ‪ :‬اْلُمَج اَو َز ُة ِفي الَّنَفَقِة اْلَح َّد‬
‫"‪Ulama' yang lainnya berkata " boros adalah pembelanjaan melebihi batasnya.‬‬

‫‪َ .‬و َقاَل آَخ ُروَن ‪ :‬اِإْل ْس َر اُف ُهَو َأْن َتْأُك َل َم اَل َغْيِرَك ِبَغْيِر َح ٍّق‬

‫"‪Ulama' yang lainnya berkata " boros adalah engkau memakan harta selainmu tanpa hak.‬‬

‫َقاَل َأُبو َج ْع َفٍر ‪َ :‬و الَّص َو اُب ِم َن اْلَقْو ِل ِفي َذ ِلَك ‪َ ،‬قْو ُل َم ْن َقاَل ‪ :‬اِإْل ْس َر اُف ِفي الَّنَفَقِة اَّلِذ ي َع َن اُه ُهَّللا ِفي َه َذ ا اْلَم ْو ِض ِع ‪َ :‬م ا َج اَو َز اْلَح َّد اَّل ِذ ي َأَباَح ُه ُهَّللا‬
‫ِلِعَباِدِه ِإَلى َم ا َفْو َقُه‬

‫‪Abu Ja'far berkata " yang benar dari pendapat tersebut adalah pendapat orang yang mengatakan bahwa boros‬‬
‫‪dalam pembelanjaan yang di maksud oleh Allah dalam tempat ini adalah pembelanjaan yang melebihi batas‬‬
‫"‪sampai di atas yang di perbolehkan oleh Allah bagi hambanya.‬‬

‫َفِإْن َقاَل َقاِئٌل ‪َ :‬فَهْل ِلَذ ِلَك ِم ْن َح ٍّد َم ْعُروٍف ُتَبِّيُنُه َلَنا ؟ ِقيَل ‪َ :‬نَعْم َذ ِلَك َم ْفُهوٌم ِفي ُك ِّل َش ْي ٍء ِم َن اْلَم َط اِع ِم َو اْلَم َش اِر ِب َو اْلَم اَل ِبِس َو الَّص َد َقِة َو َأْع َم اِل اْلِب ِّر‬
‫َو َغْيِر َذ ِلَك ‪َ ،‬نْك َرُه َتْطِويَل اْلِكَتاِب ِبِذ ْك ِر ُك ِّل َنْو ٍع ِم ْن َذ ِلَك ُم َفَّص اًل َغْيَر َأَّن ُج ْم َلَة َذ ِلَك ُهَو َم ا َبَّيَّنا َو َذ ِلَك َنْح َو َأْك ِل آِكٍل ِم َن الَّطَع اِم َفْو َق الِّش َبِع َم ا ُيْض ِع ُف‬
‫‪َ ،‬بَدَنُه ‪َ ،‬و ُيْنِهُك ُقَو اُه َو َيْش َغ ُلُه َع ْن َطاَع ِة َر ِّبِه ‪َ ،‬و َأَداِء َفَر اِئِضِه ; َفَذ ِلَك ِم َن الَّس َر ِف‬

‫"? ‪Jika ada yang mengucapkan " apakah itu ada batasan yang bisa diketahui yang engkau jelaskan kepsda kami‬‬
‫‪dikatakan : " iya, dan ini bisa di pahami dalam setiap sesuatu misalnya dari makanan, minuman, pakaian,‬‬
‫‪shodaqoh , amal amal kebaikan dan selainnya. Kami tidak suka memperpanjang kitab dengan menyebutkan‬‬
‫‪setiap bagian tsb secara terperinci, tetapi secara global hal tu sebagaimana yang saya jelaskan, misalnya seorang‬‬
‫‪yang makan sampai melebihi kenyang bahkan sampai melemahkan tubuhnya , merusak kekuatannya dan‬‬
‫‪menyibukkannya dari taat kepada Rabnya serta menjalankan kewajiban kewajibannya maka ini termasuk boros.‬‬
‫‪39. Qismu Ta’lim 2019‬‬
‫َفَأَّم ا اِّتَخ اُذ الَّثْو ِب ِلْلَج َم اِل َيْلَبُسُه ِع ْنَد اْج ِتَم اِعِه َم َع الَّناِس ‪َ ،‬و ُحُضوِر ِه اْلَم َح اِفَل َو اْلُج َم َع َو اَأْلْع َي اَد ُد وَن َث ْو ِب ِم ْهَنِت ِه ‪َ ،‬أْو َأْك ِل ِه ِم َن الَّطَع اِم َم ا َق َّواُه َع َلى‬
‫ِعَباَد ِة َر ِّبِه ‪ِ ،‬مَّم ا اْر َتَفَع َع َّم ا َقْد َيُس ُّد اْلُجوَع ‪َ ،‬فَذ ِلَك َخ اِر ٌج َع ْن َم ْعَنى اِإْل ْس َر اِف ‪َ ،‬بْل َذ ِلَك ِم َن اْلَقَو اِم ‪َ ،‬أِلَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقْد َأَم َر ِبَبْع ِض َذ ِلَك‬
‫‪َ ،‬و َح َّض َع َلى َبْع ِضِه ‪َ ،‬كَقْو ِلِه ‪َ " :‬م ا َع َلى َأَحِد ُك ْم َلِو اَّتَخ َذ َثْو َبْيِن ‪َ :‬ثْو ًبا ِلِم ْهَنِتِه ‪َ ،‬و َثْو ًبا ِلُج ُمَعِتِه َوِع يِدِه " َو َكَقْو ِلِه ‪ِ " :‬إَذ ا َأْنَع َم ُهَّللا َع َلى َع ْبٍد ِنْع َم ًة َأَح َّب َأْن‬
‫‪َ .‬يَر ى َأَثَر َها َع َلْيِه " َو َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ِم َن اَأْلْخ َباِر اَّلِتي َقْد َبَّيَناَها ِفي َم َو اِضِعَها‬

‫‪Adapun memakai pakaian untuk keindahan bukan pakaian sehari hari, yang digunakan ketika berkumpul‬‬
‫‪bersama orang orang , menghadiri perayaan, pertemuan dan hari hari raya ,atau memakan makanan yang‬‬
‫‪menguatkan utk ibadah kepad Rabnya dari makanan yang bisa menghilangkan rasa lapar maka ini tidaklah‬‬
‫‪disebut boros bahkan inilah yang sederhana. Karena Nabi shollallohu alaihi wasallam telah memerintahkan‬‬
‫‪sebagian hal tersebut dan mendorong sebagian yang lain misalnya sabda Nabi " Tiada mengapa bagi salah‬‬
‫‪seorang dari kalian jika mempunyai dua buah baju, satu baju utk kesehariannya dan satu baju utk hari jum'at‬‬
‫‪dan hari rayanya." dan sabda Nabi " ketika Allah memberikan kenikmatan kepada seorang hamba suatu nikmat‬‬
‫‪maka Allah suka melihat bekasnya pada hamba-Nya." dan hadis-hadis yang semisal yang telah kami jelaskan‬‬
‫‪pada tempatnya. Wallohu a'lam‬‬

‫)‪Haram hukumnya jika didalamnya ada nilai tabdzir maal (menyia-nyiakan harta benda‬‬

‫وعبارتها‪( - :‬الباجوري عل فتح القريب في باب الحجر) ‪/‬أحكام الفقهاء ص‪96‬‬

‫من التبذير وهو السرف مترادفان على صرف المال في غير مصارفه كما يقتضيه كالم الغزالي ويوافقه قول غ‪--‬يره م‪--‬ا ال يقتض‪--‬ي )والمبذر لماله(‬
‫محمدة عاجال وال أجرا آجال ‪ -‬قال هللا تبارك وتعالى ‪{ :‬إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين}‬

‫‪USWATUN HASANAH PADA NABI SHOLLALLOHU ALAIHI WASALLAM‬‬

‫تفسير بن كثير‬

‫هذه اآلية الكريمة أصل كبير في التأسي برسول هّللا صلى هّللا عليه وسلم‪ ،‬في أقواله وأفعاله وأحواله‪ ،‬ولهذا أمر تبارك وتعالى الناس بالتأسي ب‪--‬النبي‬
‫صلى هّللا عليه وسلم في صبره ومصابرته ومرابطته ومجاهدته‪ ،‬ولهذا قال تعالى للذين تضجروا وتزلزل‪--‬وا واض‪--‬طربوا في أم‪--‬رهم ي‪--‬وم األح‪--‬زاب‪:‬‬
‫‪ {،‬لقد كان لكم في رسول هّللا أسوة حسنة} أي هال اقتديتم به وتأسيتم بشمائله صلى هّللا عليه وسلم‬

‫‪Ayat ini menjadi pokok yang utama dalam seruan mensuri tauladani Rosulillah SAW baik dalam‬‬
‫‪ucapan,pekerjaan dan tingkah laku beliau.Dan karena ayat ini Allah menyeru sekalian manusia untuk‬‬
‫‪mencontoh rosul dalam kesabarannya juga perjuangan beliau yang tak kenal lelah dan pantang menyerah dalam‬‬
‫‪misi Li i'la_i Kalimatillah‬‬

‫تفسير الجاللين‬

‫بكسر الهمزة وضمها { حسنة } اقتداء به في القتال والثبات في مواطن‪--‬ه { لمن } ب‪--‬دل من لكم { ك‪--‬ان يرج‪--‬و } لقد كان لكم في رسول هللا أسوة {‬
‫‪.‬هللا } يخافه { واليوم اآلخر وذكر هللا كثيرا } بخالف من ليس كذلك‬

‫تفسير القرطبي‬

‫فيه مسألتان‪ :‬األولى‪ :‬قوله تعالى‪ { :‬لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة} هذا عتاب للمتخلفين عن القت‪--‬ال؛ أي ك‪--‬ان لكم ق‪--‬دوة في الن‪--‬بي ص‪--‬لى هللا‬
‫عليه وسلم حيث بذل نفسه لنصرة دين هللا في خروجه إلى الخندق‪ .‬واألسوة القدوة‪ .‬وقرأ عاصم "أسوة" بضم الهمزة‪ .‬الباقون بالكسر؛ وهم‪--‬ا لغت‪--‬ان‪.‬‬
‫والجمع فيهما واحد عند الفراء‪ .‬والعلة عنده في الضم على لغة من كسر في الواحدة ‪ :‬الف‪-‬رق بين ذوات ال‪-‬واو وذوات الي‪-‬اء؛ فيقول‪-‬ون كس‪-‬وة وكس‪-‬ا‪،‬‬
‫ولحية ولحى‪ .‬الجوهري ‪ :‬واألسوة واإلسوة بالضم والكسر لغتان‪ .‬والجمع أسى وإسى‪ .‬وروى عقبة بن حسان الهج‪--‬ري عن مال‪--‬ك بن أنس عن ن‪--‬افع‬
‫عن ابن عمر { لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة} قال ‪ :‬في جوع النّبي صلى هللا عليه وسلم؛ ذكره الخطيب أبو بكر أحمد وقال ‪ :‬تفرد به عقبة‬
‫بن حسان عن مالك‪ ،‬ولم أكتبه إال بهذا اإلسناد‪ .‬قوله تعالى‪ { :‬أسوة} األسوة القدوة‪ .‬واألسوة ما يتأسى به؛ أي يتعزى به‪ .‬فيقتدى به في جميع أفعال‪--‬ه‬
‫ويتعزى به في جميع أحواله؛ فلقد شج وجهه‪ ،‬وكسرت رباعيته‪ ،‬وقتل عمه حمزة‪ ،‬وجاع بطنه‪ ،‬ولم يلف إال صابرا محتسبا‪ ،‬وشاكرا راض‪--‬يا‪ .‬وعن‬
‫أنس بن مالك عن أبي طلحة قال ‪ :‬شكونا إلى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الجوع ورفعنا عن بطوننا عن حجر حجر؛ فرفع رس‪--‬ول هللا ص‪--‬لى هللا‬
‫عليه وسلم عن حجرين‪ .‬خرجه أبو عيسى الترمذي وقال فيه ‪ :‬ح‪-‬ديث غ‪-‬ريب‪ .‬وق‪-‬ال ص‪-‬لى هللا علي‪-‬ه وس‪-‬لم لم‪-‬ا ش‪-‬ج ‪( :‬اللهم اغف‪-‬ر لق‪-‬ومي ف‪-‬إنهم ال‬
‫‪.‬يعلمون) وقد تقدم‬

‫‪40. Qismu Ta’lim 2019‬‬


Ayat ini diturunkan sebagai celaan terhadap orang-orang yang tidak mengikuti perang tanpa udzur, mereka
(yang tidak ikut perang) seharusnya mencontoh rosul betapa beliau menyerahkan jiwa raganya demi tegaknya
agama Allah dan keluar untuk menyongsong perang khondak.Diriwayatkan dari anas bin malik dari abi tholhah
: Kami mengadu kepada Rosul tentang rasa lapar,dan kami menyingkap pakaian kami agar rosul tahu,karena
lapar ini kami telah mengganjal perut kami dengan satu batu,kemudian Rosul menyingkap pakaiannya dan di
dapati bahwa rosul telah mengganjal perutnya dengan dua batu.
- Tafsir Thobary :

:‫اؤه‬--‫ّل ثن‬--‫ول لهم ج‬--‫ يق‬،‫ه‬--‫نين ب‬--‫ من المؤم‬،‫ وهذا عتاب من هللا للمتخلفين عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وعسكره بالمدينة‬،‫ وُأخوة‬،‫ ُأسوة‬:‫يقولون‬
‫ وال تتخَّلفوا عنه‬،‫ أن تتأسوا به وتكونوا معه حيث كان‬:)‫(لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة‬

Dalam Tafsir Thobary diterangkan,dalam asbab nuzulnya ayat ini seruan bagi mereka yang tidak ikut
perang,untuk selalu mentauladani Rosul dalam segala hal dan jangan memisahkan diri dari Rosul. Tentu ini
seruan pula bagi muslimin muslimat pada umumnya agar senantiasa mensuri tauladani Rosul dalam segala hal.
Wallahul MUwaafiq

Yang perlu ditiru adalah ucapan ucapan, pekerjaan, tingkah laku serta tabi'at beliau shollallohu alaihi wasallam.
Lihat Tafsir ibnu katsir :

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجو َهَّللا َو اْلَيْو َم اآْل ِخَر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا‬

‫ه‬--‫هذه اآلية الكريمة أصل كبير في التأسي برسول هللا صلى هللا عليه وسلم في أقواله وأفعاله وأحواله ; ولهذا أمر الناس بالتأسي بالنبي صلى هللا علي‬
‫وم‬--‫ا إلى ي‬--‫ه دائم‬--‫المه علي‬--‫لوات هللا وس‬--‫ ص‬، ‫ل‬--‫ز وج‬--‫ ع‬، ‫ه‬--‫ في صبره ومصابرته ومرابطته ومجاهدته وانتظاره الفرج من رب‬، ‫وسلم يوم األحزاب‬
‫ هال‬: ‫نة ) أي‬--‫وة حس‬--‫ول هللا أس‬--‫ ( لقد كان لكم في رس‬: ‫الدين; ولهذا قال تعالى للذين تقلقوا وتضجروا وتزلزلوا واضطربوا في أمرهم يوم األحزاب‬
) ‫ ( لمن كان يرجو هللا واليوم اآلخر وذكر هللا كثيرا‬: ‫ اقتديتم به وتأسيتم بشمائله ؟ ولهذا قال‬.
Dalam tafsir Al-qurtuby yang perlu ditiru menurut Ibnu Umar adalah laparnya Nabi shollallohu alaihi
wasallam. Sedangkan menururt imam qurtuby yang perlu diikuti adalah semua af'al dan achwalnya Nabi
shollallohu alaihi wasallam seperti sabar, syukur, dan ridho .

‫ه‬--‫لى هللا علي‬-‫ في جوع النبي ص‬: ‫وروى عقبة بن حسان الهجري عن مالك بن أنس عن نافع عن ابن عمر لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة قال‬
‫ ولم أكتبه إال بهذا اإلسناد‬، ‫ تفرد به عقبة بن حسان عن مالك‬: ‫ وسلم ; ذكره الخطيب أبو بكر أحمد وقال‬.

‫د‬--‫ه ; فلق‬--‫ع أحوال‬--‫ فيقتدى به في جميع أفعاله ويتعزى به في جمي‬. ‫ واألسوة ما يتأسى به ; أي يتعزى به‬. ‫ ( أسوة ) األسوة القدوة‬: ‫ قوله تعالى‬: ‫الثانية‬
‫ وشاكرا راضيا‬، ‫ ولم يلف إال صابرا محتسبا‬، ‫ وجاع بطنه‬، ‫ وقتل عمه حمزة‬، ‫ وكسرت رباعيته‬، ‫ شج وجهه‬.

HAL-HAL YANG MEMBUAT HAFAL DAN MUDAH LUPA

Tanya perkara apa yang menbuat kita menjadi pelupa !?? Dan apa saja yang mewariskan kita jadi pintar . .?

Bismillahirrohmanirrohiim, berikut kutipan Kitab Ta'limul Muta'alim :

‫فصل فيما يورث الحفظ وفيما يورث النسيان‬

[ FASAL XII ] HAL-HAL YANG MEMBUAT HAFAL DAN MUDAH LUPA

Beberapa Sebab Kuat Hafalan

‫رأن‬-‫راءة الق‬-‫ظ من ق‬-‫د للحف‬-‫يئ أزي‬-‫ ليس ش‬:‫قيل‬.‫ وقراءة القرآن من أسباب الحفظ‬،‫ وصالة الليل‬،‫ وتقليل الغذاء‬،‫ الجد والمواظبة‬:‫وأقوى أسباب الحفظ‬
‫ أعظم أعمال أمتى قراءة القرآن نظرا‬:‫ والقراءة نظرا أفضل لقوله عليه الصالة والسالم‬،‫نظرا‬
Yang paling kuat menyebabkan mudah hafal adalah kesungguhan, kontinuitas, mengurangi makan dan shalat di
malam hari. Membaca Al-Qur'an termasuk penyebab hafalan seseorang, ada dikatakan : "Tiada sesuatu yang
lebih bisa menguatkan hafalan seseorang, kecuali membaca Al-Qur'an dengan menyimak. "

Membaca Al-Qur'an yang dilakukan dengan menyimak itu lebih utama, sebagaimana sabda Nabi saw :
"Amalan umatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur'an dengan menyimak tulisannya.

41. Qismu Ta’lim 2019


‫ أى شيئ وجدته أنفع؟ قراءة القرآن نظرا‬:‫ فقال ألخيه‬،‫ورأى شداد بن حكيم بعض إخوانه فى المنام‬.

Syaddad bin Hakim pernah bermimpi ketemu temannya yang mati, lalu bertanya:

"Perbuatan apakah yang engkau rasakan lebih bermanfaat? Jawabnya : "membaca Al-Qur'an dengan menyimak
tulisannya."
‫ل‬--‫دد ك‬--‫ ع‬،‫ز العليم‬--‫وة إال باهلل العلى العظيم العزي‬--‫ول وال ق‬--‫ ال ح‬،‫بر‬--‫ وهللا اك‬،‫ه إال هللا‬--‫د هلل وال إل‬--‫ بسم هللا وسبحان هللا والحم‬:‫ويقول عند رفع الكتاب‬
‫ وكفرت بما سواه‬،‫ وحده ال شريك له‬،‫ آمنت باهلل الواحد األحد الحق‬: ‫ ويقول بعد كل مكتوبة‬.‫حرف كتب ويكتب أبد اآلبدين ودهر الداهرين‬

Termasuk penguat hafalan lagi, yaitu waktu mengambil buku berdo'a: Bimillahi wasubhanallohi
walhamdulillahi wala illaha illallohu wallohu akbar wala haula wala kuwwata illa billahil a'liyyil a'zhimil a'jijil
a'limi a'dada kulli harfin kutiba wayuktabu abadal abidina wadahroddahirina.

Artinya : (Dengan menyebut Asnma Allah, Maha suci Allah, segal puji milik Allah dan tiad tuhan selain Allah
yang Maha Agung, tiada daya dan kekuatan selain atas pertolongan Allah Yang Maha Mulya Agung Luhur
Lagi Mah Mengetahui, sebanyak huruf yang tertulis dan akan di tulis, berabad-abad dan sepanjang masa). Dan
setiap selesai menulis berdo'a : Amantu billahil wahidi wahdahu lasyarika lahu wakapartu bima
siwahu.Artinya: (Aku beriman kepada Allah Yang Tunggal, Maha Esa, berkesendirian tiada teman dalam
ketuhannaNya, dan saya hindari dari bertuhan kepad selainNya.)

‫رك‬--‫دنى] إلى ت‬--‫] شكوت إلى وكيع سوء حفظى [فأرش‬:‫ [قال الشافعى رضى هللا عنه‬.‫ويكثر الصالة على النبى عليه السالم فإن ذكره رحمة للعالمين‬
‫المعاصى فإن الحفظ فضل مــــــــن هللا وفضل هللا ال يعطى لعاصـــــى‬

Dan dengan banyak membaca shalawat Nabi saw. Karena shalawatlah yang menjadi dzikir seluruh alam. Syi'ir
disebutkan :

Aku laporkan kepada ki Waki', hafalanku lemah. Ia menunjuki, agar kutinggal laku maksiat. Hafalan itu,
sebagai anugrah dari sisi Tuhan. Orang yang maksiat tak diberi anugrah dari Tuhan

‫راض‬-‫والسواك وشرب العسل وأكل الكندر مع السكر وأكل إحدى وعشرين زبيبة حمراء كل يوم على الريق يورث الحفظ ويشفى من كثير من األم‬
‫ وكل ما يزيد فى البلغم يورث النسيان‬،‫ وكل ما يقلل البلغم والرطوبات يزيد فى الحفظ‬،‫واألسقام‬.

Bersiwak, minum madu, makan kandar (kemenyan putih), bercampur gula dan menelan buah zabib merah 21
butir setiap hari, kesemuanya dapat mempermudah hafal lagi dapat mengobati berbagai macam penyakit.
Segala sesuatu yang bisa mengurangi pelendiran dahak dan mengurangi pelemakan kulit badan yang
diakibatkan terlalu banyak makan, adalah juga bisa memperkuat hafalan. Sesuatu yang memperbanyak lendir
dahak, akan membuat orang jadi pelupa.

Penyebab Lupa

‫ل‬-‫ه ال ينبغى للعاق‬-‫ا أن‬-‫د ذكرن‬-‫ وق‬،‫ وكثرة اإلشتغال والعالئق‬،‫ المعاصى وكثرة الذنوب والهموم واألحزان فى أمور الدنيا‬:‫وأما ما يورث النسيان فهو‬
‫ره فى‬--‫ر أث‬--‫ ويظه‬،‫ور فى القلب‬--‫و عن الن‬--‫رة ال تخل‬--‫وم اآلخ‬--‫ وهم‬،‫ وهموم الدنيا ال تخلو عن الظلمة فى القلب‬،‫أن يهتم ألمر الدنيا ألنه يضر وال ينفع‬
‫ وهم اآلخرة يحمله عليه‬،‫ فهم الدنيا يمنعه من الخيرات‬،‫الصالة‬

Penyebab lupa adalah laku maksiat, banyak dosa, gila dan gelisah karena urusan dunia. Seperti telah kami
kemukakan di atas, bahwa orang yang berakal itu jangan tergila-gila dengan perkara dunia, karena akan
membahayakan dan sama sekali tidak ada manfaatnya. Gila dunia tak lepas dari akibat kegelapan hati, sedang
gila akhirat tak lepas dari akibat hati bercahaya yang akan tersakan di kala shalat. Kegilaan dunia akan
menghalangi berbuat kebajikan, tetapi kegilaan akhirat akan membawa kepada amal kebajikan.

‫ر بن‬--‫تعن نص‬--‫ اس‬:‫ه‬--‫يدة ل‬--‫انى فى قص‬--‫ن المرغين‬--‫ر بن الحس‬--‫ كما قال الشيخ نص‬،‫واإلشتغال بالصالة على الخشوع وتحصيل العلم ينفى الهم والحزن‬
‫الحسن فــــــــى كل علم يحتـزن ذاك الذى ينفى الحــزن وما سواه باطل ال يؤتمن‬

Membuat dirinya terlena melakukan shalat dengan khusu dan mempelajari ilmu pengetahuan itu dapat
menghilangkan kekacauan dalam hati, sebagaimana tersebut di dalam gubahan Syaikhul Islam Nasrhr Ibnul
Hasan Al-Marghibani :

42. Qismu Ta’lim 2019


Pohonlah inayah, oh Nasr putra Al-Hasan. Untuk mencapai ilmu yang tersimpan. Hanya itu, yang bisa
membuang duka. Selain itu, jangan percaya

‫ سالم على مـــــــــن تيمتنى بظرفـها ولمعة خــــــــدها ولمحة طرفها سبتنى‬:‫والشيخ اإلمام األجل نجم الدين عمر بن محمد النسفى قال فى أم ولد له‬
‫ ذرينى واعذرينــــــــى فإننـى شغفت بتحصيل العلوم وكــشفها ولى فى طالب‬:‫وأصبتنى فـــــــــــــتاة مليحة تحيرت األوهام فى كـنه وصفها فقلت‬
‫الفضل والعلم والتقى غنى عن غناء الغانيات وعرفها‬

Syaikhul Imam Najmuddin Umar bin Muhammad An-Nasafi dalam menyifati jariyah Ummi waladnya,
tergubah beberapa bait syi'ir :

Salamku buat si dia, yang membuatku terpesona karena lembut tubuhnya. Halus pipinya dan giuran kerdipan
matanya. Si cantik molek, diriku jadi tertahan, hatikupun tertawan. Hati kebingungan, bila bermaksud tuk
menggambarkan. Aku berkata : tinggalkan daku, maafkan aku. Karena kusibuk membuka jalan dan menuntut
ilmu. Selama aku mencari utama dan taqwa. Tak perlu lagi, rayuan si cantik dan harum baunya

‫رور بين‬--‫ والم‬،‫ وقراءة الخط المكتوب على حجارة القبور‬،‫ والنظر إلى المصلوب‬،‫ والتفاح الحامض‬،‫ فأكل الكزبرة الرطبة‬:‫وأما أسباب نسيان العلم‬
‫ كلها يورث النسيان‬،‫ والحجامة على نقرة القفا‬،‫ وإلقاء القمل الحي على األرض‬،‫قطار الجمال‬

Sebab-sebab yang membuat mudah lupa, yaitu makan ketumbar, buah apel masam, melihat salib, membaca
tulisan pada kuburan, berjalan disela-sela unta terakit, membuang ke tanah kutu yang masih hidup, dan
berbekam pada tengkuk kepala. Singkirilah itu semua, karena membuat orang jadi pelupa ..

AKIBAT JIKA SERING MELAKUKAN HAL YANG MAKRUH

Mudawamah/ terus menerus melakukan hal yg mubah bisa merubah hal itu menjadi makruh, dan terkadang
malah bisa merubah hal itu menjadi dosa kecil sebagaimana penjelasan imam ghozzali.
- kitab al muwafaqot imam syatiby (1/209)

‫َو الَّثاِلُث‬:
‫ َأْو ِفي َح اَلٍة‬،‫ َفِإَذ ا ُفِع َل َيْو ًم ا َم ا‬، ‫ َأْو َغْيِر َها؛ َفِم ْثُل َهَذ ا ُمَباٌح ِباْلُج ْز ِء‬، ‫ َو الَّلِع ِب اْلُمَباِح ِباْلَحَّم اِم‬،‫ والغناء المباح‬،‫ وسماع تغريد الحمام‬،‫َك الَّتَنُّز ِه في البساتين‬
.‫ َو ِإَلى اِإْل ْس َر اِف ِفي ِفْع ِل َذ ِلَك اْلُمَباِح‬،‫ َو ِإَلى ِخ اَل ِف َم َح اِس ِن اْلَع اَداِت‬, ‫ َو ُنِسَب َفاِع ُلُه ِإَلى ِقَّلِة اْلَع ْقِل‬،‫ َفِإْن ُفِع َل َداِئًم ا َك اَن َم ْك ُروًها‬,‫َم ا؛ َفاَل َح َر َج ِفيِه‬
:‫َو الَّراِبُع‬
‫ُأ‬ ‫َل‬ ‫ْل‬ ‫ْه‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫َخ‬
‫ َو ْج ِر ي‬،‫َدُح ِإ َبْع َد ُيَع َص اِح ُبَها اِر ًجا َع َهْيَئاِت ِل ا َع َدا ِة‬ ‫َّد‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫اَّل‬ ‫ْق‬ ‫َت‬ ‫اَل‬ ‫َّن‬ ‫َف‬ ‫ًة‬
‫ُمَباَح ؛ ِإ َها‬ ‫ْت‬ ‫َكاَن‬ ‫ْن‬‫َك اْلُمَباَح اِت ا ِتي َدُح ِفي ا َع َدا ِة ا ُم َداَو َم ِة َع ْيَها َو ِإ‬
‫َل‬ ‫ْل‬ ‫َل‬ ‫ْل‬ ‫ْق‬ ‫َت‬ ‫َّل‬
‫ َك َم ا َّن‬،‫ "ِإَّن ا ُم َداَو َم َة َع َلى ا ُمَباِح َقْد ُتَص ِّيُر ُه َصِغ يَر ًة‬: ‫ َو َقْد َقاَل ا َغ َّز اِلُّي‬،‫ َو َم ا َذ ِلَك ِإاَّل ِلَذْنٍب ا َتَر َفُه َشْر ًعا‬، ‫ َوِإْن َلْم َيُك ْن َك َذ ِلَك‬،‫َص اِح ُبَها ُم ْج َر ى اْلُفَّساِق‬
‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْق‬
، "‫اْلُم َداَو َم َة على الصغيرة تصيره َك ِبيَر ًة‬

Itu tadi yang mubah, bagaimana dengan yang makruh ? jika mudawamah/terus menerus melakukan hal yang
makruh maka sifat keadilannya tercela dan persaksiannya tidak diterima. Wallohu a'lam.

- kitab al muwafaqot (1/212-213)

‫َفْص ٌل‬:
‫َأْل‬ ‫ْث‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْط‬ ‫َّل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫ َفِإَّن ِم َل َهِذِه ا ْش َياِء ِإَذ ا َو َقَع ْت‬، ‫ َو َس َم اِع ا ِغ َناِء ا َم ْك ُروِه‬،‫ِإَذ ا َك اَن ا ِفْعُل َم ْك ُروًها ِبا ُج ْز ِء َك اَن َم ْم ُنوًعا ِبا ُك ِّل؛ َك ال ِع ِب ِبالِّش َر ْنِج َو الَّنْر ِد ِبَغْيِر ُم َقاَم َر ٍة‬
‫ َقاَل ُمَحَّم ُد ْبُن َع ْبِد اْلَح َك ِم‬، ‫ َو َذ ِلَك َد ِليٌل َع َلى اْلَم ْنِع ِبَناًء َع َلى َأْص ِل اْلَغ َّز اِلِّي‬،‫ َفِإْن َداَو َم َع َلْيَها؛ َقَد َح ْت ِفي َعَداَلِتِه‬،‫َع َلى َغْيِر ُم َداَو َم ٍة؛ َلْم َتْقَد ْح ِفي اْلَع َداَلِة‬
،1‫ َو َك َذ ِلَك الَّلِع ُب اَّلِذ ي َيْخ ُرُج ِبِه َع ْن َهْيَئِة َأْهِل اْلُم ُروَءِة‬،"‫ " ِإْن َك اَن ُيْك ِثُر ِم ْنُه حتى يشغله عن الجماعة؛ لم ُتْقَبْل َش َهاَد ُتُه‬:‫ِفي الَّلِع ِب ِبالَّنْر ِد َو الِّش ْطَر ْنِج‬
.‫ َو َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك‬، ‫َو اْلُح ُلوُل ِبَم َو اِط ِن الُّتَهِم ِلَغْيِر ُع ْذ ٍر‬

HUKUM MENDENGARKAN GHIBAH (GOSIP)

Membicarakan keburukan orang lain (ghibah/gosib) hukumnya adalah haram baik itu yang melakukan maupun
yang mendengarkan.

١٢٣ ‫ ـ‬١٢٢ ‫إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص‬

43. Qismu Ta’lim 2019


‫ ومن ذلك ما تقدم مما هو كالغيبة والنميمة وسائر األقوال المحرمة إذ المستمع شريك القائل وهو أحد المغتابين‬.... ‫ـ‬

Oleh karena itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang demikian itu (mendengarkan) hukumnya
sama dengan ghibah, namimah (adu-adu:jw) dan perkataan perkataan lain yang diharamkan, karena orang yang
mendengarkan adalah berarti telah bersekutu dengan orang yang melakukannya dan menjadi salah satu orang
yang mengolok-olok [ Is'adur Rofiq II / 122 - 123 ]. Wallaahu A'lam [ IT ]

TENTANG GHOSIP

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.(Al-Hujurat 11-12).

Tak penting PAS asal laku” ungkapan sederhana tapi banyak di peminat. Ngerasani wong salah satu yang
dianggap seru, apalagi waktu ngumpul dan tak ada kerjaan dan dikala ada yang negur, jawabnya pasti ”eh ini
kenyataan”. Namun perlu di ingat, seru bukan berarti halal.

٦٨ ‫ص‬/‫مرقاه صعود التصديق‬

‫ومن معاص اللسان الغيبة بكسر الغين وهى ذكرك اخاك المسلم بما يكرهه اى ولو بلغه سواء ذكرته بنقص فى بدنه اوسبه اوفى خلقه اوفى فعله‬
‫اوفى قوله اودينه الى ان قال وان كان اى المذكور بلسانك موجودا فيه اى اجيك المسلم لقوله صلى هللا عليه وسلم اغتبتم اخاكم قالوا يارسول هللا قلنا‬
‫ما فيه قال ان قلتم ما ليس فيه فقد بهتموه‬.

Dan sebagian dari maksiatnya lisan adalah ghibah/gosip(membicarakan kejelekan orang lain) yang di
maksud ghibah adalah penuturanmu tentang kejelekan muslim yang lain yang ia(orang yang digosipi) tidak
suka jika kejelekannya itu disebut-sebut, sekalipun ia mendengar dengan apa yang kamu tuturkan. Baik
kejelekan itu terdapat pada badanya, nasabnya, tingkah lakunya, perbuatanya, ucapanya, atau agamanya. Dan
walaupun yang kau tuturkan cocok dengan kenyataan yang sebenarnya, karena ada hadis Rosul Saw ”Apakah
kamu sekalian sedang membicarakan kejelekan orang lain ? Sohabat menjawab ”kenyataannya memang seperti
itu ya rosul! Rosul berkata ”jika bukan kenyataan itu namanya membuat-buat”.

٧٠‫ص‬/٢‫ج‬/‫اسعاد الرفيق‬

‫ومن الذى ذكره العلماء من معاصى اللسان الغيبة والسكوت عليها وضابها اوتقريرا وهى الغيبة بمعنى حدها كمايوءخذ من الحديث مع ما صرح به‬
‫االءمة ذكرك اخك المسلم وكذا الذمي على ماياتي المعين للسامع سواء الحي والميت‬.

Dan salah satu yang diterangkan Ulama’ bahwa gosip(membicarakan kejelekan orang lain) adalah
maksiatnya lisan dan dosa pula mendengarkannya dan ia(orang yang mendengarkan) menyetujuinya. Ghibah
itu melalui yang diterangkan Aimmah seperti dalam hadis adalah ”Apa yang kamu bicarakan tentang
saudaramu yang muslim, ataukah kafir dzmmi dan kamu jelaskan kepada orang yang mendengarkan siapa yang
kamu bicarakan, baik orang itu masih hidup atau sudah mati. [ Is’adur Rofiq/juz 2/hal 70 ].

TIPS MENGENDALIKAN EMOSI

Sikap Emosional adalah sikap yang sering kali membuat seseorang menjadi salah dalam menetapkan sesuatu
didalam problematika kehidupannya. Seseorang yang emosional cenderung akan menjawab segala
permasalahan dengan amarahnya. Seolah-olah hanya dengan sikap emosi semua hal akan dapat teratasi dan

44. Qismu Ta’lim 2019


terselesaikan di dalam menjalani hidup ini. Hal semacam itu adalah merupakan cara yang sangat keliru, sebab
sikap yang emosional akan membuat terhambatnya seseorang untuk mengambil hikmah dari proses hidup yang
dijalani. Beberapatips ketika sedang emosi:

1. Meyakini bahwa setiap masalah ataupun kesulitan yang kita hadapi adalah merupakan bentuk ujian yang
diberikan oleh Allah Swt kepada setiap hambaNya untuk menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya di
antara kita. Sebab pada dasarnya manusia diciptakan adalah untuk diuji. Sebagaimana Allah Swt telah
berfirman : “Dialah Allahyang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 2)

2. Menyadari bahwa segala hal persoalan atau permasalahan yang diselesaikan dengan sikap emosional tidak
akan memberikan hasil yang positif. Justu akan memberikan hasil yang negatif yang sering kali memanjakan
diri dengan pemikiran penuh kebencian, kekesalan, ataupun kemarahan.

3. Bersabar terhadap segala kondisi yang sedang dialami. Karena kesabaran akan membuat seseorang dapat
berfikir dengan jernih dan mampu mengambil suatu tindakan yang lebih bijak. Setelahkesabaran telah
mendamaikan diri dan dapat terkendali sepenuhnya, kita pun bisa memikirkan suatu cara yang bisa memberikan
solusi.

4. Mempercerdas emosi yang salah satu caranya adalah dengan menyingkirkan amarah ataupun aura-aura
sejenisnya yang pada dasarnya tidak mendukung dan justru menjerumuskan seseorangkepada hal yang salah.

5. Wajah berseri, pancaran wajah sangatlah penting. Pancaran wajah adalah merupakan cerminan yang bisa
terlihat sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya. Sungguh sangatlah berbeda pancaran wajah dari orang
yang sedang emosi yang terlihat seram (tidak enak dipandang) dibandingkan dengan orang yang sedang
bahagia yang terlihat berseri. Oleh karena itu, perlihatkanlah pancaran wajah yang berseri karena hal itu
merupakan salahsatu amalan yang sangat baik. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda : Dari Abu
Hurairah Radliyallaahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta kalian tetapi kalian akan cukup
memberikan kepada mereka dengan wajah yang berseri dan akhlak yang baik.” (Riwayat Abu Ya’la. Hadits
shahih menurut Hakim).

6. Mencari solusi terbaik dengan penuh pertimbangan yang maksimal dan nantinya dapat memberikan hasil
baik

HUKUM MENJENGUK ORANG SAKIT DENGAN MEMBAWA BUAH ATAU BUNGA

Hukumnya boleh bahkan bisa sunnat, termasuk shodakoh itu. Memang sebagai bentuk keprihatinan juga
dukungan moril serta motifasi dan do'a, ada baiknya ketika menjenguk ada buah tangan berupa bunga atau
buah-buahan (kitab fawaaidul makiyyah hal:151).

151 ‫هـ الفوائد المكيه ص‬.‫ا‬...‫قال بعض األئمة ويستصحب معه ما يستروح به كريحان اوفاكهة‬

ADAB/ TATA CARA MUSHOFAHAH [ BERSALAMAN ]

Cara bersalaman yang lebih sempurna adalah dengan saling berpegang erat-erat dan bersentuhanya telapak
tangan. Bersalaman dengan menggoyang-ngoyangkan tangan maka dosa-dosanya berguguran.

٢/٢٣٣ ‫الدراية‬

٨/٢٢٦ ‫و كذا في البحر الرائق‬

.‫ من صافح أخاه المسلم وحرك يده تناثرت عنه ذنوبه‬:١٣٣ : ‫ ص‬: ‫ سبعة كتب مفيدة‬.‫و تحصل سنة المصافحة بماسة الكفين و التقابض أكمال‬
‫الطبراني في األوسط و البيهقي في الشعب من حديث حذيفة رفعه إن المؤمن إذا لقي عليه وأخذ بيده فصافحه تناثرت خطاياهما‬

45. Qismu Ta’lim 2019


‫‪Tata cara mushofahah (bersalaman) sebagaimana dalam Kitab Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah‬‬
‫‪37/363-364:‬‬

‫كيفية المصافحة المستحبة وآدابها تقع المصافحة في األصل بأن يضع الرجل صفح كفه في صفح كف صاحبه ‪.‬واختلفوا في كون المصافحة‬
‫المستحبة بكلتا اليدين أم بيد واحدة ‪ ،‬فذهب الحنفية وبعض المالكية إلى أن السنة في المصافحة أن تكون بكلتا اليدين ‪ ،‬وذلك بأن يلصق كل من‬
‫المتصافحين بطن كف يمينه ببطن كف يمين اآلخر ‪ ،‬ويجعل بطن كف يساره على ظهر كف يمين اآلخر‬

‫إلى أن قال‬

‫وذهب آخرون إلى أن كيفية المصافحةالمشروعة ال تتعدى المعنى الذي تدل عليه في اللغة ‪ ،‬ويتحقق بمجرد إلصاق صفح الكف بالكف‬

‫‪HUKUM MENEPATI JANJI DENGAN UCAPAN INSYAA ALLAH‬‬

‫‪Merupakan adab yang baik bagi muslimin, ketika akan mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang dengan‬‬
‫‪mengucapkan "Insya Allah", karena tidak seorang pun bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa datang.‬‬

‫‪- Tafsir Ibnu Katsir‬‬

‫) وال تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا ( ‪ ) 23‬إال أن يشاء هللا واذكر ربك إذا نسيت وقل عسى أن يهدين ربي ألقرب من هذا رشدا ( ‪( ) 24‬‬

‫هذا إرشاد من هللا لرسوله صلوات هللا وسالمه عليه ‪ ،‬إلى األدب فيما إذا عزم على شيء ليفعله في المستقبل ‪ ،‬أن يرد ذلك إلى مشيئة هللا ‪ -‬عز‬
‫وجل ‪ -‬عالم الغيوب ‪ ،‬الذي يعلم ما كان وما يكون ‪ ،‬وما لم يكن لو كان كيف كان يكون‬

‫‪- Tafsir Qurthuby Asbab nuzul ayat tersebut :‬‬

‫قوله تعالى ‪ :‬وال تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا إال أن يشاء هللا واذكر ربك إذا نسيت وقل عسى أن يهديني ربي ألقرب من هذا ] ص‪[ 345 :‬‬
‫رشدا‬

‫‪ :‬قوله تعالى ‪ :‬وال تقولن لشيء إني فاعل ذلك غدا إال أن يشاء هللا فيه مسألتان‬

‫األولى ‪ :‬قال العلماء عاتب هللا ‪ -‬تعالى ‪ -‬نبيه ‪ -‬عليه السالم ‪ -‬على قوله للكفار حين سألوه عن الروح والفتية وذي القرنين ‪ :‬غدا أخبركم بجواب‬
‫أسئلتكم ; ولم يستثن في ذلك ‪ .‬فاحتبس الوحي عنه خمسة عشر يوما حتى شق ذلك عليه وأرجف الكفار به ‪ ،‬فنزلت عليه هذه السورة مفرجة ‪ .‬وأمر‬
‫في هذه اآلية أال يقول في أمر من األمور إني أفعل غدا كذا وكذا ‪ ،‬إال أن يعلق ذلك بمشيئة هللا ‪ -‬عز وجل ‪ -‬حتى ال يكون محققا لحكم الخبر ; فإنه‬
‫إذا قال ‪ :‬ألفعلن ذلك ولم يفعل كان كاذبا ‪ ،‬وإذا قال ألفعلن ذلك إن شاء هللا خرج عن أن يكون محققا للمخبر عنه ‪ .‬والالم في قوله لشيء بمنزلة‬
‫‪ .‬في ‪ ،‬أو كأنه قال ألجل شيء‬

‫الثانية ‪ :‬قال ابن عطية ‪ :‬وتكلم الناس في هذه اآلية في االستثناء في اليمين ‪ ،‬واآلية ليست في األيمان وإنما هي في سنة االستثناء في غير اليمين ‪.‬‬
‫وقوله ‪ :‬إال أن يشاء هللا في الكالم حذف يقتضيه الظاهر ويحسنه اإليجاز ; تقديره ‪ :‬إال أن تقول إال أن يشاء هللا ; أو إال أن تقول إن شاء هللا ‪.‬‬
‫‪ .‬فالمعنى ‪ :‬إال أن تذكر مشيئة هللا ; فليس إال أن يشاء هللا من القول الذي نهي عنه‬

‫‪Dalam hal di atas hukumnya sunah saja untuk memenuhi menurut mayoritas ulama', sedang menurut imam‬‬
‫‪Malik hukumnya wajib untuk memenuhi bila adanya janji tersebut ada penyebabnya, dan menurut imam‬‬
‫‪Taqiuddin Assubkiy dari kalangan Assyafi'iyah hukumnya wajib memenuhi :‬‬

‫ترشيح المستفيدين شرح فتح المعين للسيد علوي السقاف ‪.‬ص ‪( .263‬تتمة) أجمعوا على أّن الوفاء بالوعد في الخير مطلوب وهل هو مستحّب أو‬
‫واجب ذهب الثالثة الى االّول وإّن في تركه كراهة شديدة وعليه أكثر العلماء‪ ,‬وقال مالك إّن اشتراط الوعد بسبب كقوله تزّو ج ولك كذا ونحو ذلك‬
‫وجب الوفاء به وإن كان الوعد مطلقا لم يجب اه‪ .‬رحمة‪ ,‬وإختار وجوب الوفاء بالوعد من الشافعّية تقي الّد ين السبكي كما مّر ذلك في البيع في بيان‬
‫بيع العهدة اه‬

‫‪HUKUM DAN PENGERTIAN SIFAT BOROS‬‬

‫‪Alloh berfirman :‬‬

‫‪46. Qismu Ta’lim 2019‬‬


‫َو ال َتْج َع ْل َيَدَك َم ْغ ُلوَلًة ِإَلى ُع ُنِقَك َو ال َتْبُس ْطَها ُك َّل اْلَبْس ِط َفَتْقُعَد َم ُلوًم ا َم ْح ُسوًرا‬

"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (pelit/kikir) dan jangan pula engkau terlalu
mengulurkannya (sangat pemurah/ terlalu berlebihan dalam memberi) nanti kamu menjadi tercela lagi
menyesal."

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :

‫تفسير ابن كثير‬

‫يقول تعالى آمرا باالقتصاد في العيش ذاما للبخل ناهيا عن السرف‬

Allah ta'ala berfirman (dalam ayat tsb) memerintahkan untuk berbuat sedang sedang saja dalam kehidupan,
mencela terhadap kekikiran dan mencegah dari terlalu berlebihan.

( ‫أي ال تكن بخيال منوعا ال تعطي أحدا شيئا ) وال تجعل يدك مغلولة إلى عنقك‬

(Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya adalah janganlah engkau menjadi
orang yang pelit, kikir dan tidak memberikan sesuatu kepada seseorang.

( ‫أي وال تسرف في اإلنفاق فتعطي فوق طاقتك وتخرج أكثر من دخلك (فتقعد ملوما محسورا) ) وال تبسطها كل البسط‬

(dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya) maksudnya dan janganlah kamu terlalu berlebihan dalam
berinfaq dengan memberikan diatas batas kemampuanmu dan mengeluarkan lebih banyak daripada
pemasukanmu, maka bisa menyebabkan engkau tercela lagi menyesal.

‫فتقعد إن بخلت ملوما يلومك الناس ويذمونك ويستغنون عنك ومتى بسطت يدك فوق طاقتك قعدت بال شيء تنفقه فتكون كالحسير‬

Jika engkau pelit maka engkau akan tercela, orang orang mencelamu dan tidak membutuhkanmu.jika engkau
terlalu berlebihan dalam memberi diatas batas kemampuanmu maka engkau akan menjadi tidak punya apa apa
untuk kau infakkan dan engkau menjadi seperti al hasiir ( al chasir adalah hewan yang sudah tidak mampu lagi
untuk berjalan dia sudah lemas dan tidak mampu ) maksudnya adalah menyesal.

‫هكذا فسر هذه اآلية بأن المراد هنا البخل والسرف ابن عباس والحسن وقتادة وابن جريج وابن زيد وغيرهم‬

Seperti inilah Ibnu Abbas, Al Hasan, Qotadah , Ibnu Juraij , Ibnu Zaid dan yang lainnya menafsiri ayat ini
dengan pelit dan terlalu berlebihan.

Surat al isra' ayat 26 -27 :

‫َو آِت َذ ا اْلُقْر َبٰى َح َّقُه َو اْلِم ْس ِكيَن َو اْبَن الَّسِبيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ يًرا‬

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros

‫ِإَّن اْلُمَبِّذ ِر يَن َك اُنوا ِإْخ َو اَن الَّش َياِط يِن ۖ َو َك اَن الَّش ْيَطاُن ِلَر ِّبِه َك ُفوًرا‬

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya.

Penjelasan dalam tafsir al qurtubi :

‫ ومن أنفق ربح ماله في شهواته وحفظ األصل أو الرقبة‬. ‫ من أنفق ماله في الشهوات زائدا على قدر الحاجات وعرضه بذلك للنفاد فهو مبذر‬: ‫الثالثة‬
‫ وال يحجر عليه إن بذله في الشهوات إال إذا خيف‬، ‫ ويحجر عليه في نفقته الدرهم في الحرام‬، ‫ ومن أنفق درهما في حرام فهو مبذر‬. ‫فليس بمبذر‬
‫عليه النفاد‬

Masalah yang ke 3 : Barang siapa yang membelanjakan hartanya dalam kesenangan yang melebihi kadar
kebutuhannya serta menggunakan harta tsb dgn tujuan menghabiskan maka dia termasuk orang yang boros.
Barang siapa yang membelanjakan keuntungan hartanya untuk kesenangan dan menyimpan modalnya maka
47. Qismu Ta’lim 2019
tidak termasuk pemboros. Barang siapa yang membelanjakan hartanya satu dirham dalam keharaman maka
termasuk pemboros, dan seseorang dilarang untuk membelanjakan dirhamnya dalam hal keharaman tetapi tidak
dilarang menggunakan dirhamnya untuk membelanjakan dalam kesenangan kecuali jika dikhawatirkan sampai
habis dirhamnya.

> Ibnu Al-Ihsany

Disebutkan dalam Kitab Ianah Ath-Thalibin juz 2, hal. 157 asy-syamilah :

‫السرف مجاوزة الحد‬

Sarof (boros) yaitu melampaui (melewati) batas

‫ويقال في النفقة التبذير وهو اإلنفاق في غير حق‬

Dalam hal nafaqah, (sarof) disebut dengan tabdzir yaitu menginfaqkan (mengalokasikan harta) pada hal yang
tidak benar (haq)

‫فالمسرف المنفق في معصية وإن قل إنفاقه‬

Musrif (orang yang boros) yaitu orang yang berinfaq dalam kemaksiatan meskipun penginfaqkannya sedikit.

‫وغيره المنفق في الطاعة وإن أفرط‬

Ghoiru musrif (orang yang tidak boros) adalah orang yang berinfaq dalam ketaatan meskipun berlebihan.

‫قال ابن عباس رضي هللا عنهما ؛ ليس في الحالل إسراف وإنما السرف في ارتكاب المعاصي‬

Abdullah bin Abbas rodliyallohu anhuma berkata : tidak ada isrof (boros) dalam hal yang halal, sarof (boros)
hanya ada pada perbuatan ma'shiat.

‫قال الحسن بن سهل ؛ ال سرف في الخير كما ال خير في السرف‬

Al-Hasan bin Sahl berkata : tidak ada sarof (boros) dalam kebaikan sebagaimana tidak ada kebaikan dalam
sarof (boros).

‫وقال سفيان الثوري ؛ الحالل ال يحتمل السرف‬

Sufyan ats-tauri berkata : perkara hala tidak memuat sarof (boros).

‫ قال ؛ الحسنة بين السيئتين ثم تال قوله تعالى { والذين إذا أنفقوا لم‬، ‫وقال عبد الملك بن مرولن لعمر بن عبد العزيز حين زوجه ابنته ؛ ما نفقتك‬
‫يسرفوا ولم يقتروا } اآلية اهـ‬

Abdul Malik bin Marwan berkata Umar bin Abdul Aziz ketika menikahkannya dengan putrinya : apa
nafaqahmu ?, Um Abdul Aziz menjawab : kebaikan di antara dua keburukan, kemudian membacakan firman
Allah ta'ala :

‫ اآلية‬، ‫والذين إذا أنفثوا لم يسرفوا ولم يقتروا‬

- Asy-Ayarhu Al-Kabir li Ar-Rofi'i juz 10, hal. 283-284. asy-syamilah.

‫ ومن إصالح المال أن ال يكون مبذرا وصرف المال إلى وجود‬، ‫والمراد من الصالح في الدين أن ال يرتكب من المحرمات ما تسقط به العدالة‬
‫الخير في الصدقات وفك الرقاب وبناء المساجد والمدارس وما أشبهها ليس بتبذير وال سرف في الخيركما ال خير في السرف‬

‫وعن الشيخ أبي محمد ؛ أن الصبي إذا بلغ وهو مفرط في اإلنفاق في هذه الوجوه فهو مبذر وإن عرض له ذلك بعد ما بلغ مقتصدا لم نحكم‬
‫بصيرورته مبذرا‬

‫وتضييع المال بإلقائه في البحر أو باحتمال الغبن الفاحش في المعامللت ونحويها تبذير وكذا اإلنفاق في المحرمات‬

48. Qismu Ta’lim 2019


‫وصرفه إلى األطعمة النفسية التي ال يليق اتخاذها بحاله هل يكون سفها وتبذيرا ؟قال اإلمام وصاحب الكتاب ؛ نعم للعادة وقال األكثرون ؛ ال ‪ ،‬ألن‬
‫المال يطلب لينتفع به ويلتذ به ‪ ،‬وكذا القول في التجمل بالثياب الفاخرة واإلكثار من شراء الغانيات والستمتاع بهن وما أشبه ذلك‬

‫وبالجملة فالتبذير على ما نقله معظم األصحاب محصور في التضيعات واإلنفاق في المحرما‬

‫‪Secara global, tabdzir menurut mayoritas ashab yaitu terbatas pada penyia-nyiaan (harta) dan mengalokasikan‬‬
‫‪pada hal-hal yang diharamkan. Wallohu a'lam‬‬

‫‪- Ihya' Ulumiddin juz 3, hal. 57 asy-syamilah :‬‬

‫والذي يدل على أن المطلوب هو الوسط في األخالق دون الطرفين ‪ ،‬أن السخاء خلق محمود شرعا وهو وسط بين طرفي التبذير والتقتير ‪ ،‬وقد‬
‫أثنى هللا تعالى عليه فقال ؛ والذين إذا أنفقوا لم يسرفوا ولم يقتروا وكان بين ذلك قواما ‪ ،‬وقال تعالى ؛ وال تجعل يدك مغلولة إلى عنقك وال تبسطها‬
‫كل البسط ‪ ،‬وكذلك المطلوب في شهوة الطعام االعتدال دون الشرة والجمود ‪ ،‬قال تعالى ؛ وكلوا واشريوا وال تسرفوا إنه ال يحب المسرفين ‪ ،‬وقال‬
‫في الغضب ؛ أشداء على الكفار رحماء بينهم ‪ ،‬وقال صلى هللا عليه وسلم ؛ خير األمور أوسطها‪ .‬حديث خير األمور أوسطها أخرجه البيهقي في‬
‫شعب اإليمان من رواية مطرف بن عبد هللا معضال ‪ ،‬وهذا له سر وتحقيق وهو أن السعادة منوطة بسالمة القلب عن عوارض هذا العالم ‪ ،‬قال هللا‬
‫تعالى ؛ إال من أتى هللا بقلب سليم ‪ ،‬والبخل من عوارض الدنيا ‪ ،‬والتبذير أيضا من عوارض الدنيا ‪ ،‬وشرط القلب أن يكون سليما منهما أي ال يكون‬
‫ملتفتا إلى المال وال يكون حريصا على إنفاقه وال على إمساكه ‪ ،‬فإن الحريص على اإلنفاق مصروف القلب إلى االنفاق ‪ ،‬كما أن حريص على‬
‫اإلمساك مصروف القلب إلى اإلمساك‪ .‬فكان كمال القلب أن يصفو عن الوصفين جميعا ‪ ،‬وإذا لكن ذلك في الدنيا طلبنا ما هو األشبه لعدم الوصفين‬
‫وأبعد عن الطرفين وهو الوسط ‪ ،‬فإن الفاتر ال حار وال بارد بل هو وسط بينهما ‪ ،‬فكأنه خال عن الوصفين ‪ ،‬فكذلك السخاء بين التبذير والتقتير ‪،‬‬
‫والشجاعة بين الجبن والتهور ‪ ،‬والعفة بين الشره والجمود‬

‫‪Tafsir At Tabary surat Al furqon ayat 67 :‬‬

‫َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َأْنَفُقوا َلْم ُيْس ِرُفوا َو َلْم َيْقُتُروا َو َك اَن َبْيَن َٰذ ِلَك َقَو اًم ا‬

‫‪"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan‬‬
‫" ‪adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.‬‬

‫ُثَّم اْخ َتَلَف َأْهُل الَّتْأِويِل ِفي الَّنَفَقِة اَّلِتي َعَناَها ُهَّللا ِفي َهَذ ا اْلَم ْو ِض ِع ‪َ ،‬و َم ا اِإْل ْس َر اُف ِفيَها َو اِإْل ْقَتاُر ‪َ .‬فَقاَل َبْعُضُهُم ‪ :‬اِإْل ْس َر اُف َم ا َك اَن ِم ْن َنَفَقٍة ِفي َم ْع ِصَيِة‬
‫ِهَّللا‬

‫‪Para ahli ta'wil berbeda pebdapat mengenai pembelanjaan yang dimaksud oleh Allah dalam tempat ini, apa‬‬
‫‪yang dimaksud dengan berlebihan/ boros dan apa yang dimaksud dengan kikir. Sebagian ulama' berkata " boros‬‬
‫" ‪adalah pembelanjaan apa saja dalam kemaksiatan kepada Allah‬‬

‫َو َقاَل آَخ ُروَن ‪ :‬الَّس َر ُف ‪ :‬اْلُمَج اَو َز ُة ِفي الَّنَفَقِة اْلَح َّد‬

‫"‪Ulama' yang lainnya berkata " boros adalah pembelanjaan melebihi batasnya.‬‬

‫َو َقاَل آَخ ُروَن ‪ :‬اِإْل ْس َر اُف ُهَو َأْن َتْأُك َل َم اَل َغْيِرَك ِبَغْيِر َح ٍّق‬

‫"‪Ulama' yang lainnya berkata " boros adalah engkau memakan harta selainmu tanpa hak.‬‬

‫َقاَل َأُبو َج ْع َفٍر ‪َ :‬و الَّص َو اُب ِم َن اْلَقْو ِل ِفي َذ ِلَك ‪َ ،‬قْو ُل َم ْن َقاَل ‪ :‬اِإْل ْس َر اُف ِفي الَّنَفَقِة اَّلِذ ي َعَناُه ُهَّللا ِفي َهَذ ا اْلَم ْو ِض ِع ‪َ :‬م ا َج اَو َز اْلَح َّد اَّلِذ ي َأَباَح ُه ُهَّللا‬
‫ِلِعَباِدِه ِإَلى َم ا َفْو َقُه‬

‫‪Abu Ja'far berkata " yang benar dari pendapat tersebut adalah pendapat orang yang mengatakan bahwa boros‬‬
‫‪dalam pembelanjaan yang di maksud oleh Allah dalam tempat ini adalah pembelanjaan yang melebihi batas‬‬
‫‪sampai di atas yang di perbolehkan oleh Allah bagi hambanya.‬‬

‫َفِإْن َقاَل َقاِئٌل ‪َ :‬فَهْل ِلَذ ِلَك ِم ْن َح ٍّد َم ْعُروٍف ُتَبِّيُنُه َلَنا ؟ ِقيَل ‪َ :‬نَعْم َذ ِلَك َم ْفُهوٌم ِفي ُك ِّل َش ْي ٍء ِم َن اْلَم َطاِع ِم َو اْلَم َش اِر ِب َو اْلَم اَل ِبِس َو الَّصَد َقِة َو َأْع َم اِل اْلِبِّر‬
‫َو َغْيِر َذ ِلَك ‪َ ،‬نْك َرُه َتْطِويَل اْلِكَتاِب ِبِذ ْك ِر ُك ِّل َنْو ٍع ِم ْن َذ ِلَك ُم َفَّص اًل َغْيَر َأَّن ُج ْم َلَة َذ ِلَك ُهَو َم ا َبَّيَّنا َو َذ ِلَك َنْح َو َأْك ِل آِكٍل ِم َن الَّطَع اِم َفْو َق الِّش َبِع َم ا ُيْض ِع ُف‬
‫َبَدَنُه ‪َ ،‬و ُيْنِهُك ُقَو اُه َو َيْش َغ ُلُه َع ْن َطاَع ِة َر ِّبِه ‪َ ،‬و َأَداِء َفَر اِئِضِه ; َفَذ ِلَك ِم َن الَّس َر ِف‬

‫‪Jika ada yang mengucapkan " apakah itu ada batasan yang bisa diketahui yang engkau jelaskan kepsda‬‬
‫‪kami ?" dikatakan : " iya, dan ini bisa di pahami dalam setiap sesuatu misalnya dari makanan, minuman,‬‬
‫‪pakaian, shodaqoh , amal amal kebaikan dan selainnya. Kami tidak suka memperpanjang kitab dengan‬‬
‫‪menyebutkan setiap bagian tsb secara terperinci, tetapi secara global hal tu sebagaimana yang saya jelaskan,‬‬
‫‪49. Qismu Ta’lim 2019‬‬
misalnya seorang yang makan sampai melebihi kenyang bahkan sampai melemahkan tubuhnya , merusak
kekuatannya dan menyibukkannya dari taat kepada Rabnya serta menjalankan kewajiban kewajibannya maka
ini termasuk boros.

‫ َأْو َأْك ِلِه ِم َن الَّطَع اِم َم ا َقَّواُه َع َلى‬، ‫ َو ُحُضوِر ِه اْلَم َح اِفَل َو اْلُج َم َع َو اَأْلْع َياَد ُد وَن َثْو ِب ِم ْهَنِتِه‬، ‫َفَأَّم ا اِّتَخ اُذ الَّثْو ِب ِلْلَج َم اِل َيْلَبُسُه ِع ْنَد اْج ِتَم اِعِه َم َع الَّناِس‬
‫ َأِلَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقْد َأَم َر ِبَبْع ِض َذ ِلَك‬، ‫ َبْل َذ ِلَك ِم َن اْلَقَو اِم‬، ‫ َفَذ ِلَك َخ اِر ٌج َع ْن َم ْعَنى اِإْل ْس َر اِف‬، ‫ ِمَّم ا اْر َتَفَع َع َّم ا َقْد َيُس ُّد اْلُجوَع‬، ‫ِعَباَد ِة َر ِّبِه‬
‫ " ِإَذ ا َأْنَع َم ُهَّللا َع َلى َع ْبٍد ِنْع َم ًة َأَح َّب َأْن‬: ‫ َو َثْو ًبا ِلُج ُمَعِتِه َوِع يِدِه " َو َكَقْو ِلِه‬، ‫ َثْو ًبا ِلِم ْهَنِتِه‬: ‫ " َم ا َع َلى َأَحِد ُك ْم َلِو اَّتَخ َذ َثْو َبْيِن‬: ‫ َكَقْو ِلِه‬، ‫ َو َح َّض َع َلى َبْع ِضِه‬،
‫ َيَر ى َأَثَر َها َع َلْيِه " َو َم ا َأْش َبَه َذ ِلَك ِم َن اَأْلْخ َباِر اَّلِتي َقْد َبَّيَناَها ِفي َم َو اِضِعَها‬.

Adapun memakai pakaian untuk keindahan bukan pakaian sehari hari, yang digunakan ketika berkumpul
bersama orang orang , menghadiri perayaan, pertemuan dan hari hari raya ,atau memakan makanan yang
menguatkan utk ibadah kepad Rabnya dari makanan yang bisa menghilangkan rasa lapar maka ini tidaklah
disebut boros bahkan inilah yang sederhana. Karena Nabi shollallohu alaihi wasallam telah memerintahkan
sebagian hal tersebut dan mendorong sebagian yang lain misalnya sabda Nabi " Tiada mengapa bagi salah
seorang dari kalian jika mempunyai dua buah baju, satu baju utk kesehariannya dan satu baju utk hari jum'at
dan hari rayanya." dan sabda Nabi " ketika Allah memberikan kenikmatan kepada seorang hamba suatu nikmat
maka Allah suka melihat bekasnya pada hamba-Nya." dan hadis-hadis yang semisal yang telah kami jelaskan
pada tempatnya. Wallohu a'lam

Haram hukumnya jika didalamnya ada nilai tabdzir maal (menyia-nyiakan harta benda)

96‫أحكام الفقهاء ص‬/ )‫ (الباجوري عل فتح القريب في باب الحجر‬- :‫وعبارتها‬

(‫من التبذير وهو السرف مترادفان على صرف المال في غير مصارفه كما يقتضيه كالم الغزالي ويوافقه قول غيره ما ال يقتضي )والمبذر لماله‬
}‫ {إن المبذرين كانوا إخوان الشياطين‬: ‫ قال هللا تبارك وتعالى‬- ‫محمدة عاجال وال أجرا آجال‬

Wallohu a'lam bis showab

MEMILIH IBADAH YANG LEBIH UTAMA

utamakan ibadah yang paling banyak menimbulkan mashlahat

‫ األشباه والنظائر‬:

‫ أن أفضل الطاعات على قدر المصالح الناشئة عنه‬: ‫ثم اختار تبعا للغزالي في اإلحياء‬

Wallohu a'lam bis showab.

HUKUM DAN ADAB MELUDAH

Hukum meludah jika di masjid maka haram, untuk menghindarinya bisa meludah di pucuk baju sebelah kiri
misalnya pada lengan baju. Jika di selain masjid maka tidak haram meludah ke tanah dan boleh ke arah kiri di
bajunya atau di bawah telapak kakinya dan lebih utama di bajunya, makruh jika ke arah kanan atau ke arah
depan.

- kitab majmu' :

‫ وإن كان في غير‬، ‫ بل يبصق في طرف ثوبه من جانبه األيسر ككمه وغيره‬، ‫وإذا عرض للمصلي بصاق فإن كان في مسجد حرم البصاق فيه‬
، ‫ ويحك بعضه ببعض أو يدعه‬، ‫ أو تحت قدمه أو بجنبه وأواله في ثوبه‬، ‫المسجد لم يحرم البصاق في األرض فله أن يبصق عن يساره في ثوبه‬
‫ويكره أن يبصق عن يمينه أو تلقاء وجهه وإذا بصق في المسجد فقد ارتكب الحرام وعليه أن يدفنه واختلفوا في دفنه فالمشهور أنه يدفنه في تراب‬
‫ المراد بالدفن‬: ‫ وقيل‬، ‫ فإن لم يكن أخذه بعود أو خرقة أو نحوهما أو بيده وأخرجه من المسجد‬، ‫المسجد ورمله إن كان له تراب أو رمل ونحوهما‬
‫ ومن رأى من يبصق في المسجد لزمه اإلنكار‬، ‫ حكاه صاحب البحر في باب االعتكاف‬، ‫ وال يكفي دفنها في ترابه‬، ‫إخراجها من المسجد مطلقا‬
‫ عليه ومنعه منه إن قدر ومن رأى بصاقا أو نحوه في المسجد فالسنة أن يزيله بدفعه أو رفعه وإخراجه ويستحب تطييب محله‬.

- syarah muntahal irodat :

50. Qismu Ta’lim 2019


‫أن يبصق ونحوه ( بغير مسجد عن يساره وتحت قدمه ) زاد بعضهم ‪ :‬اليسرى ‪ ،‬لحديث { فإذا تنخع أحدكم فليتنخع عن يساره ‪ ،‬أو تحت ) ويباح (‬
‫قدمه }‬

‫‪Mubah / boleh meludah dan semisalnya pada selain masjid ke arah kiri dan di bawah telapak kaki. Wallohu‬‬
‫‪a'lam bis showab‬‬

‫? ‪ILMU SATU BAB DIAMALKAN ATAU BANYAK ILMU TIDAK DIAMALKAN‬‬

‫‪Tergantung, untuk ilmu yang berkaitan tentang kewajiban maka harus dicari berapapun banyak babnya,‬‬
‫‪sebagaimana kewajiban mengamalkanya, adapun selain dari itu ulama berbeda pendapat, ada yang berpendapat‬‬
‫‪seyogyanya seseorang menyibukkan diri mengamalkan ilmu yang telah dikuasainya, dan ada yang berpendapat‬‬
‫‪lebih utama menyibukkan diri menambah ilmu setelah tidak ada kekurangan dalam melaksanakan‬‬
‫‪kewajibannya. Pendapat kedua adalah yang ashoh.‬‬

‫ثم تكلم الناس فى طلب الزيادة قال بعضهم اذا تعلم من العلم مقدار ما يحتاج اليه ينبغى ان يشتغل بالعمل به ويترك التعلم وقال بعض الناس اذا‬
‫اشتغل بزيادة العلم فهو افضل بعد ان ال يدخل النقصان فى فرائضه وهذاالقول اصح بستان العارفين ‪4‬‬

‫‪Tetap lebih utama menambah/belajar ilmu :‬‬

‫‪ :‬المجموع شرح المهذب‬

‫وعن ابن عمر عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال ‪ { :‬مجلس فقه خير من عبادة ستين سنة } ‪،‬وعن عبد الرحمن بن عوف رضي هللا عنه أن‬
‫‪ ،‬رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال ‪ { :‬يسير الفقه خير من كثير العبادة }‬

‫وعن أنس رضي هللا عنه قال ‪ :‬قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ‪ { :‬فقيه واحد أفضل عند هللا من ألف عابد } ‪ ،‬وعن ابن عمر عن النبي صلى‬
‫‪ ،‬هللا عليه وسلم قال { أفضل العبادة الفقه } [ ص‪] 44 :‬‬

‫وعن أبي الدرداء ‪ ( :‬ما نحن لوال كلمات الفقهاء ؟ ) ‪ ،‬وعن علي رضي هللا عنه ‪ ( :‬العالم أعظم أجرا من الصائم القائم الغازي في سبيل هللا ) ‪،‬‬
‫وعن أبي ذر ‪ ،‬وأبي هريرة رضي هللا عنهما قاال ‪ ( :‬باب من العلم نتعلمه أحب إلينا من ألف ركعة تطوع ‪ ،‬وباب من العلم نعلمه عمل به أو لم‬
‫يعمل ‪ ،‬أحب إلينا من مائة ركعة تطوعا‬

‫‪MAKSUD DARI ILMU YANG BERMANFAAT‬‬

‫‪tentang ilmu yang bermanfa'at, silahkan kitabkifayatul atqiya' halaman 67 :‬‬

‫هو ما يزيد في خوفك من هللا وفي تبصيرك بعيوب نفسك ويقلل من رغبتك في الدنيا ويزيد في رغبتك في االخرة ويفتح بصيرتك بافات اعمالك‬
‫حتى تخترز منها ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره‬

‫‪- kitab bidayatul hidayah imam ghozali :‬‬

‫والعلم النافع هو ما يزيد في خوفك من هللا تعالى‪ ،‬ويزيد في بصيرتك بعيوب نفسك‪ ،‬ويزيد في معرفتك بعبادة ربك‪ ،‬ويقلل من رغبتك في الدنيا‪،‬‬
‫ويزيد في رغبتك فني اآلخرة‪ ،‬ويفتح بصيرتك بآفات أعمالك حتى تحترز منها‪ ،‬ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره‪ ،‬وكيفية تلبيسه على علماء‬
‫السوء‪،‬ن حتى عرضهم لمقت هللا تعالى وسخطه؛ن حيث أكلوا الدنيا بالدين‪ ،‬واتخذوا العلم ذريعة ووسيلة الى أخذ اموال السالطين‪ ،‬وأكل أموال‬
‫االوقاف واليتامى والمساكين‪ ،‬وصرفوا همتهم طول نهارهم إلى طلب الجاه والمنزلة في قلوب الخلق‪ ،‬واضطرهم ذلك إلى المراءاة والممراة‪،‬‬
‫‪.‬والمشاقة في الكالم والمباهاة‬

‫‪Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa menambah dalam ketakutanmu kepada Allah ta'ala, bisa‬‬
‫‪menambah pengetahuan batinmu tentang cacatnya dirimu, bisa menambah ma'rifatmu dalam beribadah kepada‬‬
‫‪Tuhanmu, bisa mengurangi rasa cintamu terhadap dunia, dan menambah rasa cinta terhadap akherat, bisa‬‬
‫‪membuka mata hatimu untuk melihat bahayanya amalmu sehingga engkau bisa menjaga dari bahaya tsb, bisa‬‬
‫‪memperlihatkanmu terhadap tipu daya setan, bisa memperlihatkanmu caranya menyamarkannya setan terhadap‬‬
‫‪ulama' su' yang menjdikan mereka mendapatkan Murka Allah ta'ala, yaitu ulama' yang memakan dunia dengan‬‬
‫‪51. Qismu Ta’lim 2019‬‬
agamanya, mereka mengambil ilmu sebagai perantara untuk mendapatkan harta dari raja, memakan harta
wakaf, anak yatim dan orang miskin, dan mereka menggunakan waktu panjang siangnya untuk mencari pangkat
dan derajat di hati makhluq, yang menjadikan mereka menjadi pamer, adu domba berlebihan dalam ucapan dan
jg sombong.

(Ilmu manfaat) yaitu ilmu yang menambah rasa takutmu pada Allah, menambah perhatianmu pada aib-aib diri
kamu, meminimalisir rasa cintamu pada dunia. (memaksimalkan rasa cintamu) pada akhirat. dan membuka
pandanganmu akan akibat buruk dari amal yang telah kamu lakukan sehingga lubang-lubang yang kamu
lakukan dari amal kamu. dan memperlihatkan padamu terhadap bisikan, rekayasa dan tipudaya setan. Coba
perhatikan pula tafsir dari ayat

‫ إنما يخشى هللا من عباده العلماء‬.

HUKUM TAJASSUS DAN GHOSOB

1. Apakah ada hukumnya bagi orang yang berbuat ingin tahu rahasia orang lain hingga menjadi cerita menarik
dan ghibah?

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اْج َتِنُبوا َك ِثيًرا ِم َن الَّظِّن ِإَّن َبْع َض الَّظِّن ِإْثٌم َو اَل َتَج َّسُسوا َو اَل َيْغ َتْب َبْعُض ُك ْم َبْعًضا َأُيِح ُّب َأَح ُد ُك ْم َأْن َيْأُك َل َلْح َم َأِخ يِه َم ْيًتا َفَك ِرْهُتُم وُه‬
‫َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َتَّواٌب َر ِح يٌم‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al
Hujurat: 12).

Ringkasan Tafsir Al Qurthubi

Pada ayat ini terdapat beberapa masalah yang dapat dibahas :

1. Firman Allah ,"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka"

Menurut satu pendapat, ayat ini diturunkan tentang 2 orang sahabat Nabi SAW yang menggunjing seorang
temannya. Peristiwa itu bermula dari kebiasaan Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan, dimana Rasulullah
SAW selalu menggabungkan seorang lelaki miskin kepada dua orang lelaki kaya, dimana lelaki miskin ini
bertugas untuk melayani mereka.

Dalam kasus ini, Rasulullah SAW kemudian menggabungkan Salman kepada dua orang lelaki kaya. Singkat
cerita, pada saat 2 orang lelaki kaya tersebut lapar (tidak ada lauk maupun makanan yang dpt dimakan) maka
mereka menyuruh Salman untuk meminta makan kepada Rasulullah SAW Setelah bertemu Rasulullah SAW,
Beliau berkata kepada Salman, "Pergilah engkau kepada Usamah bin Zaid, katakanlah padanya, jika dia
mempunyai sisa makanan, maka hendaklah dia memberikannya kepadamu"

Setelah bertemu dengan Usamah, beliau mengatakan bahwa beliau tidak memiliki apapun. Akhirnya Salman
kembali kepada kedua lelaki kaya tersebut dan memberitahukan hal itu (tidak adanya makanan). Namun kedua
lelaki tersebut berkata, "Sesungguhnya Usamah itu mempunyai sesuatu, tapi dia itu kikir". Selanjutnya mereka
mengutus Salman ketempat sekelompok sahabat, namun Salman tidak menemukan apapun di tempat mereka.

52. Qismu Ta’lim 2019


Akhirnya kedua lelaki tersebut memata-matai Usamah untuk melihat apakah Usamah memiliki sesuatu atau
tidak. Tindakan mereka ini akhirnya terlihat oleh Rasulullah SAW dan Beliau bersabda, "Mengapa aku melihat
daging segar di mulut kalian berdua?" Mereka berkata, "Wahai Nabi Allah, demi Allah, hari ini kami tidak
makan daging atau yang lainnya." Rasulullah SAW bersabda, "Tapi, kalian sudah memakan daging Usamah
dan Salman". Maka turunlah ayat ini, "Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa". Demikianlah yang dituturkan Ats-Tsa'labi.

Maksud Firman Allah diatas adalah : Janganlah kalian mempunyai dugaan buruk terhadap orang yang baik, jika
kalian tahu bahwa pada zahirnya mereka itu baik.

2. Dalam Shohih Al Bukhari dan Shahih Muslim terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,

"Janganlah kalian berprasangka (curiga), karena sesungguhnya prasangka itu pembicaraan yang paling dusta.
Janganlah kalian saling mencari-cari berita atau mendengarkan aib orang, janganlah kalian mencari-cari
keburukan orang, janganlah kalian saling menipu, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling
membenci, janganlah kalian saling memboikot, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara" (Lafaz
hadits ini milik Al Bukhari)

Para Ulama (Mazhab Maliki) berkata, "Dengan demikian prasangka (yang dimaksud) disini, juga pada ayat
tersebut, adalah tuduhan (kecurigaan) dan adanya sesuatu yang perlu diwaspadai. Tuduhan (kecurigaan) yang
terlarang adalah tuduhan yang tidak ada sebabnya, seperti seseorang dituduh berzina atau mengkonsumsi
khamr, misalnya, padahal tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan pada tuduhan tersebut dalam dirinya.

Bukti bahwa prasangka disini berarti tuduhan (kecurigaan) adalah Firman Allah Ta'ala, "Dan janganlah
mencari-cari kesalahan orang lain". Hal itu disebabkan sejak semula pada diri orang yang berprasangka itu
sudah ada tuduhan (kecurigaan), kemudian dia berusaha mencari tahu, memeriksa, melihat dan mendengar
berita mengenai hal itu, guna memastikan tuduhan/kecurigaan yang ada pada dirinya itu. Oleh karena itu
Rasulullah SAW melarang hal itu.

Jadi intinya, prasangka yang terlarang/dilarang adalah prasangka yang tidak memiliki tanda dan sebab yang
pasti. Maksudnya, bila orang yang kita curigai itu pada zahirnya baik, tidak ada cerita/informasi sebelumnya
tentang keburukan yang dia pernah lakukan, maupun tabiatnya yang memang tercela, serta memang orang
tersebut adalah orang yang "baik" maka kita tidak boleh berprasangka buruk kepada orang tersebut. Berbeda
bila orang tersebut memang terkenal akan keburukannya, suka menipu, suka berbuat onar, mencari masalah,
yang pada intinya orang tersebut memang terkenal dengan tabiat buruknya, suka berbuat keburukan terang-
terangan, maka diperbolehkan kita berhati-hati dan tidak mudah/langsung percaya terhadap apa yang
dikatakannya/informasinya (harus dilakukan cek dan ricek kebenaran berita tersebut)

3. Prasangka (dugaan) itu memiliki kondisi :

a. Kondisi yang diketahui dan diperkuat oleh salah satu dari sekian banyak bukti/dalil, sehingga hukum dapat
ditetapkan dengan prasangka (dugaan) pada kondisi ini.

b. Kondisi dimana terdapat sesuatu (asumsi/dugaan) didalam hati tanpa ada petunjuk (manakah yang lebih kuat:
apakah sesuatu tersebut ataukah lawannya), sehingga sesuatu itu tidak menjadi lebih baik dari lawannya. Ini
adalah Keraguan. Hukum sesuatu tidaklah boleh ditetapkan dengan keraguan ini. Inilah yang terlarang.

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian menyanjung saudaranya, maka hendaklah
dia mengatakan: 'Saya kira anu, dan saya tidak menyucikan (menganggap suci) seseorang kepada Allah (HR
Bukhari, tentang larangan menyanjung jika itu berlebihan dan dikhawatirkan akan menimbulkan Fitnah atas
tersanjung, HR Abu Dawud, HR Ibnu Majah, dan HR Ahmad)

53. Qismu Ta’lim 2019


Mayoritas Ulama berpendapat bahwa memiliki prasangka buruk terhadap orang yang zahirnya baik adalah
tidak boleh. Namun tidak masalah mempunyai dugaan buruk terhadap orang yang zahirnya buruk. Demikianlah
yang dikatakan Al Mahdawi.

4. Firman Allah Ta'ala "Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain"

Makna ayat tersebut adalah: Ambilah apa yang nampak, dan janganlah kalian membuka aurat kaum muslimin.
Maksudnya, salah seorang dari kalian tidak boleh mencari aib saudaranya hingga menemukannya setelah Allah
menutupinya. Dalam kitab Abu Daud, terdapat hadis dari Mu'awiyah, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda, "Sesungguhnya jika engkau mencari-cari aib manusia, maka engkau telah menghancurkan
mereka, atau hampir menghancurkan mereka" (HR Abu Daud)

Diriwayatkan dari Abu Barzah Al Aslamai, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Wahai sekalian orang-
orang yang lidahnya telah menyatakan beriman namun keimanan belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah
kalian menggunjing kaum muslimin, dan jangan pula mencari-cari kesalahan mereka. Sebab barangsiapa yang
mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya. Dan, barangsiapa yang
kesalahannya dicari-cari Allah, maka Allah akan membukakan kesalahannya itu di rumahnya" (HR Abu Daud)

Abdurrahman bin Auf berkata, "Suatu malam, aku meronda bersama Umar bin Al Khathab di Madinah. Tiba-
tiba, terlihatlah oleh kami pelita di dalam rumah yang pintunya disegani oleh orang-orang. Mereka
mengeluarkan suara yang keras dan ribut. Umar berkata, "Ini adalah rumah Rabi'ah bin Umayah bin Khalaf,
dan sekiranya mereka sedang minum-minum. Bagaimana menurutmu?" Aku menjawab, "Menuruntuku
sesungguhnya kita telah melakukan apa yang dilarang oleh Allah. Sebab Allah Ta'ala berfirman: "Janganlah
mencari-cari kesalahan orang lain dan kini kita telah mencari-cari kesalahan orang lain". Umar pun kemudian
pergi dan meninggalkan mereka.

Amr bin Dinar berkata, 'Seorang penduduk Madinah mempunyai seorang saudara yang sedang sakit. Dia
menjenguk saudarinya itu, lalu saudarinya itu meninggal dunia. Maka dia pun memakamkannya. Dia turun ke
dalam makam saudarinya, namun kantungnya yang berisi uang terjatuh. Maka dia meminta keluarganya untuk
menggali makam saudarinya. Dia mengambil kantung itu lalu berkata, 'Sungguh, akan kubuka (makamnya)
agar dapat kulihat bagaimanakah keadaannya.' Dia kemudian membongkar makam saudarinya itu, dan ternyata
makam itu penuh dengan nyala api. Dia kemudian mendatangi ibunya dan berkata, 'Beritahukanlah padaku apa
yang telah dilakukan saudariku?' Ibunya berkata, 'Saudarimu sudah meninggal dunia. Lalu, mengapa engkau
bertanya tentang perbuatannya?; Lelaki itu terus mendesak ibunya, hingga ibunya berkata, 'Diantara
perbuatannya adalah mengakhirkan shalat dari waktunya. Apabila para tetangga tidur, dia berangkat ke rumah
mereka, menempelkan telinganya di rumah mereka, mencari-cari keburukan mereka, dan menyebarkan rahsia
mereka' Orang itu berkata, 'Karena inilah saudariku celaka'".

5.Firman Allah Ta'ala, "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain"

Allah 'azza wa Jalla melarang menggunjing, yaitu engkau menceritakan seseorang sesuai dengan apa yang ada
pada dirinya. Tapi jika engkau menceritakan tidak sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, maka itu
merupakan sebuah kebohongan.

Pengertian itu terdapat dalam sebuah hadis Riwayat Muslim, Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Tahukan kalian apakah menggunjing itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Baginda
bersabda, "Engkau menceritakan hal-hal yang tidak disukai saudaramu". Ditanyakan kepada Rasulullah SAW:
"Bagaimana pendapatmu jika apa yang kau katakan memang terdapat pada saudaraku?" Rasulullah SAW
menjawab, "Jika apa yang engkau katakan terdapat padanya, maka sesungguhnya engkau telah
menggunjingnya. Tapi jika apa yang engkau katakan tidak terdapat padanya, maka sesungguhnya engkau telah
berdusta kepadanya" (HR Muslim)

Al Hasan berkata, "Menggunjing itu ada 3 macam, dan semuanya terdapat dalam kitab Allah :

a) Ghibah (menggunjing), Ghibah adalah engkau menceritakan apa yang ada pada diri saudaramu.
54. Qismu Ta’lim 2019
b) Ifk (cerita bohong), ifk adalah engkau menceritakannya sesuai dengan berita yang sampai padamu
tentangnya.

c) Buhtaan (berdusta), Buhtaan adalah engkau menceritakan apa yang tidak ada padanya.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Ma'iz Al Aslami datang kepada Rasulullah SAW dan mengaku berzina,
kemudian Rasulullah SAW merajamnya. Rasulullah SAW kemudian mendengar dua lelaki dari sahabatnya,
salah satunya berkata kepada yang lainnya, "Lihatlah orang yang dilindungi Allah itu. Dia tidak membiarkan
dirinya, hingga dirinya dirajam seperti dirajamnya anjing." Rasulullah SAW tidak mengomentari kedua orang
itu, lalu Rasulullah SAW berjalan beberapa saat, hingga bertemu dengan bangkai keledai yang mengangkat
kakinya. Baginda bertanya, "Dimana si fulan dan si fulan?" Kedua orang itu menjawab, "Ini kami wahai
Rasulullah". Rasulullah SAW bersabda, "Turunlah kalian makanlah bangkai keledai ini!". Keduanya berkata,
"Wahai Rasulullah, siapa yang akan memakan bangkai (keledai) ini". Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang
telah kalian nodai dari kehormatan saudaramu adalah lebih menjijikan daripada memakan bangkai keledai itu.
Demi Zat yang jiwaku berada di dalam kekuasaan Nya, sesungguhnya dia sekarang ini telah berada di sungai
syurga, dimana dia menyelam ke dalamnya" (HR Abu Daud).

6. Firman Allah Ta'ala, "Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?"

Allah menyerupakan menggunjing dengan memakan bangkai. Sebab orang yang sudah mati tidak mengetahui
dagingya dimakan, sebagaimana orang yang masih hidup tidak mengetahui gunjingan yang dilakukan orang
yang menggunjingnya.

Ibnu Abbas berkata, "Allah membuat perumpamaan ini untuk menggunjing, karena memakan bangkai itu
haram lagi jijik. Demikianlah pula menggunjingpun diharamkan dalam agama dan dianggap buruk di dalam
jiwa (manusia).

Di dalam Kitab Abu Daud, dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Ketika aku melakukan Mi'raj, aku
bertemu dengan suatu kaum yang memiliki kuku-kuku yang terbuat dari tembaga. Mereka mencakari wajah dan
dada mereka. Aku berkata, "Siapakah mereka itu wahai Jibril?". Jibril Menjawab, "Mereka adalah orang-orang
yang memakan daging manusia (menggunjing) dan menodai kehormatan mereka" (HR Abu Daud).

Diriwayatkan dari Al Mustaurid, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakan makanan
karena (menggunjing) seorang muslim, maka Allah akan memberinya makanan yang serupa dengan makanan
itu dari api neraka Jahannam. Barangsiapa yang diberikan pakaian/penghargaan karena (menjelek-jelekan)
seorang muslim, maka Allah akan memberinya pakaian yang serupa dengan pakaian itu dari api neraka.
Barangsiapa yang mendirikan seseorang di sebuah tempat karena ingin mendapatkan reputasi baik dan riya,
(dimana dia menyifatinya dengan baik, bertakwa dan mulia, dan dia pun mempopularkannya dengan sifat itu,
juga menjadikannya sebagai wasilah untuk mendapatkan tujuan pribadinya), maka Allah akan mendirikannya
di tempat orang-orang yang ingin mendapatkan reputasi baik dan riya pada hari kiamat kelak" (HR Abu Daud)

Maimun Bin Siyah tidak pernah menggunjing seseorang, dan diapun tidak pernah membiarkan seseorang
menggunjing seseorang lain di dekatnya. Dia melarangnya. Jika orang itu berhenti, (maka itu yang terbaik).
Tapi jika tidak, maka diapun berdiri (untuk pergi).

Umar bin Al Khathab berkata, "Janganlah kalian menceritakan manusia, sebab itu merupakan penyakit.
Berzikirlah kepada Allah, sebab itu merupakan ubat/penawar".

7. Bergunjing termasuk kezaliman yang harus mendapatkan maaf dari saudaranya (penghalalan dari
saudaranya) karena mencakup masalah agama dan dunia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "Barangsiapa
yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya, maka hendaklah dia meminta penghalalan pada saudaranya itu
dari kezaliman tersebut" (HR Bukhari).

55. Qismu Ta’lim 2019


8. Perbuatan ini (membicarakan orang lain/berprasangka buruk kepada orang lain) merupakan dosa besar, dan
orang yang membicarakan hal ini (bergunjing) harus bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla.

9. Menggunjing/membicarakan orang lain yang diperbolehkan adalah membicarakan orang yang fasik, yang
terang-terangan dan menampakkan kefasikannya.

Juga diperbolehkan membicarakan orang lain yang ditujukan kepada seorang hakim, dimana hendak meminta
bantuannya untuk mengambil haknya dari orang yang menzalimi tersebut, seperti contoh :"Fulan telah
menzalimiku, merampas (sesuatu) dariku, mengkhianatiku, memukulku, menuduhku berzina, atau melakukan
kejahatan terhadapku. Adalah termasuk dalam sesuatu yang dihalalkan (bila menceritakan keburukan
seseorang) saat meminta fatwa, seperti ucapan Hindun kepada Nabi SAW, "Sesungguhnya Abu Sufyan adalah
orang yang sangat kikir. Dia tidak memberiku nafkah yang dapat mencukupi aku dan anakku, sehingga aku
harus mengambil (hartanya) tanpa sepengetahuannya". Nabi SAW kemudian bersabda kepadanya, "Ya
Ambillah"

Demikian pula (diperbolehkan menceritakan keburukan seseorang) jika menceritakan keburukannya itu
mengandung suatu faedah, seperti sabda Rasulullah SAW: "Adapun Mu'awiyah, dia orang yang miskin tidak
mempunyai harta. Adapun Abu Jahm, dia tidak dapat meletakkan tongkatnya dari tengkuknya (ringan tangan)".
Ucapan Baginda ini adalah sesuatu yang dibolehkan, sebab maksud Baginda adalah agar Fatimah Binti Qais
tidak terkecoh oleh keduanya. Semua itu dikatakan oleh Al Muhasibi.

Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir

Allah Ta'ala melarang hamba-hamba Nya yang beriman dari banyak prasangka, yaitu melakukan tuduhan dan
pengkhianatan terhadap keluarga dan kaum kerabat serta ummat manusia secara keseluruhan yang tidak pada
tempatnya, karena sebagian dari prasangka itu murni menjadi perbuatan dosa.

Oleh karena itu, jauhilah banyak berprasangka sebagai suatu kewaspadaan. Amirul Mukminin 'Umar bin Al
Khathab RA pernah berkata, "Janganlah kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara
Mukminmu kecuali dengan prasangka baik. Sedangkan engkau sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan
itu mengandung kebaikan."

Malik meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulllah SAW bersabda, "Jauhilah prasangka, karena
prasangka itu adalah sedusta-dusta perkataan. Janganlah kalian meneliti rahasia orang lain, mencuri dengar,
bersaing yang tidak baik, saling dengki, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian ini sebagai
hamba-hamba Allah yang bersaudara." (hadis ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, dan Muslim, juga Abu
Dawud)

Pada ayat ini juga terdapat pemberitahuan tentang larangan berghibah (penjelasannya sama dengan Ringkasan
dari Tafsir Al Qurthubi). Ghibah masih diperbolehkan bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat, seperti
misalnya dalam Jarh (menilai cacat dalam masalah hadits), Ta'dil (menilai baik/peninjauan kembali dalam
masalah hadits), dan nasihat, seperti perkataan Nabi SAW kepada Fatimah binti Qais ketika dilamar oleh
Mu'awiyah dan Abul Jahm (seperti diterangkan dalam penjelasan sebelumya dalam Ringkasan Tafsir Al
Qurthubi).

Adapun bagi orang-orang yang berghibah/menggunjing orang lain, diwajibkan bertaubat atas kesalahannya, dan
melepaskan diri darinya (bergunjing) serta berkemauan keras untuk tidak mengulanginya lagi.

Kemudian ada sebagian ulama yang menambahkan syaratnya, bahwa bagi yang suka
bergunjing/menggunjingkan orang lain, maka dia harus meminta maaf kepada orang yang digunjingkannya,
atau dia harus memberikan sanjungan kepada orang yang telah digunjingkannya di tempat-tempat dimana ia
telah mencelanya. Selanjutnya, ia menghindari gunjingan orang lain atas orang itu sesuai dengan
kemampuannya. Sehingga gunjingan dibayar dengan pujian.

- Tafsir Qurthuby :

56. Qismu Ta’lim 2019


‫قوله تعالى ‪ :‬يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم وال تجسسوا وال يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا‬
‫‪ .‬فكرهتموه واتقوا هللا إن هللا تواب رحيم‬

‫‪ :‬فيه عشر مسائل‬

‫األولى ‪ :‬قوله تعالى ‪ :‬يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن قيل ‪ :‬إنها نزلت في رجلين من أصحاب النبي ‪ -‬صلى هللا عليه وسلم ‪ -‬اغتابا‬
‫رفيقهما ‪ .‬وذلك أن النبي ‪ -‬صلى هللا عليه وسلم ‪ -‬كان إذا سافر ضم الرجل المحتاج إلى الرجلين الموسرين فيخدمهما ‪ .‬فضم سلمان إلى رجلين ‪،‬‬
‫فتقدم سلمان إلى المنزل فغلبته عيناه فنام ولم يهيئ لهما شيئا ‪ ،‬فجاءا فلم يجدا طعاما وإداما ‪ ،‬فقاال له ‪ :‬انطلق فاطلب لنا من النبي ‪ -‬صلى هللا عليه‬
‫وسلم ‪ -‬طعاما وإداما ‪ ،‬فذهب فقال له النبي ‪ -‬صلى هللا عليه وسلم ‪ : -‬اذهب إلى أسامة بن زيد فقل له إن كان عندك فضل من طعام فليعطك وكان‬
‫أسامة خازن النبي ‪ -‬صلى هللا عليه وسلم ‪ ، -‬فذهب إليه ‪ ،‬فقال أسامة ‪ :‬ما عندي شيء ‪ ،‬فرجع إليهما فأخبرهما ‪ ،‬فقاال ‪ :‬قد كان عنده ولكنه بخل ‪.‬‬
‫ثم بعثا [ ص‪ ] 300 :‬سلمان إلى طائفة من الصحابة فلم يجد عندهم شيئا ‪ ،‬فقاال ‪ :‬لو بعثنا سلمان إلى بئر سميحة لغار ماؤها ‪ .‬ثم انطلقا يتجسسان‬
‫هل عند أسامة شيء ‪ ،‬فرآهما النبي ‪ -‬صلى هللا عليه وسلم ‪ -‬فقال ‪ ( :‬ما لي أرى خضرة اللحم في أفواهكما ) فقاال ‪ :‬يا نبي هللا ‪ ،‬وهللا ما أكلنا في‬
‫يومنا هذا لحما وال غيره ‪ .‬فقال ‪ ( :‬ولكنكما ظلتما تأكالن لحم سلمان وأسامة ) فنزلت ‪ :‬يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم‬
‫‪ .‬ذكره الثعلبي ‪ .‬أي ‪ :‬ال تظنوا بأهل الخير سوءا إن كنتم تعلمون من ظاهر أمرهم الخير‬

‫‪dan seterusnya.....‬‬

‫‪- Tafsir Jalalain :‬‬

‫‪،‬يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم» أي مؤثم وهو كثير كظن السوء بأهل الخير من المؤمنين«‬

‫‪HUKUM MERUNDUK, NGESOT, DSB SEBELUM BERSALAMAN DENGAN KYAI / GURU‬‬

‫‪Hukumnya Tafshil dan khilaf :‬‬


‫‪1.Menurut Syaikh Al-Bujairimi dalam kitabnya, membungkukkan badan kepada orang yang mulia hukumnya‬‬
‫)‪haram, namun apabila bermaksud mengagungkan sebagaimana mengagungkan terhadap Allah (Sujud-rukuk‬‬
‫‪maka kafir‬‬

‫‪2.Menurut Asy-Syarbiny dalam kitabnya, hukumnya makruh bagi orang yang membungkukkan tulang‬‬
‫‪belakang secara mutlak terhadap setiap manusia, dan sujud terhadap manusia adalah haram‬‬

‫‪3.Menurut An-Nawawi dalam kitab Majmu'nya, hukumnya sunah, dengan diqiyaskan pada kesunahan‬‬
‫‪mencium tangan ataupun kaki orang orang sholih, orang 'alim, maupun ahli zuhud karena ta'dhim‬‬
‫‪kepada mereka, berdasarkan tujuan dan niatnya sepanjang tidak diniati sebagai ibadah seperti halnya‬‬
‫‪beribadah kepada Allah SWT (sujud, dsb dengan niat menyembah).‬‬

‫‪Referensi :‬‬
‫‪Tidak ada perbedaan antara ngesot dengan membungkuk, tinggal qiyaskan saja, karena dita'bir atas‬‬
‫‪illatnya terletak pada penta'dimannya, buktinya jika tidak seperti menta'dimi Allah, maka tidak kafir,‬‬
‫‪terutama pendapatnya Al-Bujairimi di dalam Hasyiyahnya :‬‬

‫وقال البجيرمي في حاشيته ‪ :‬االنحناء لمخلوق كما يفعل عند مالقاة العظماء حرام عند اإلطالق أو قصد تعظيمهم ال كتعظيم هللا‪ ،‬وكفر إن‬
‫‪.‬قصد تعظيمهم كتعظيم هللا تعالى‪ .‬اهـ‬

‫‪Menundukkan kepala kepada makhluk sebagaimana yang dilakukan ketika bertemu dengan orang mulia‬‬
‫‪hukumnya adalah haram secara mutlak, apalagi bermaksud mengagungkan sebagaimana mengagungkan‬‬
‫‪terhadap Allah (Sujud-rukuk) maka kafir‬‬

‫‪Di Mughnil Muhtaj juga begitu :‬‬

‫‪.‬وقال الشربيني في مغني المحتاج ‪ :‬يكره حني الظهر مطلقا لكل أحد من الناس ‪ ,‬وأما السجود له فحرام‪ .‬اهـ‬

‫‪57. Qismu Ta’lim 2019‬‬


Hukumnya adalah makruh bagi orang yang membungkukkan tulang belakang secara mutlak terhadap
setiap manusia, dan sujud terhadap manusia adalah haram

: ‫ وقد روي عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه « قيل له‬، ‫ والركوع عبادة ال تجوز إال هلل‬، ‫ال يجوز االنحناء في السالم ؛ ألن ذلك ركوع‬
‫ انتهى‬....» ‫ ال‬: ‫ الرجل يلقى أخاه أينحني له؟ قال‬: ‫يا رسول هللا‬.

Illatnya bisa di baca diatas ini, yakni 'rukuk dalam artian membungkukkan tulang belakang' karena itu
adalah ibadah yang hanya boleh dilakukan terhadap Allah, sebagaimana riwayat Nabi Saw ketika ada
yang bertanya terhadap beliau bahwa apakah boleh bagi seseorang yang bertemu saudaranya kemudian
dia membungkuk? Rosulullah menjawab : Tidak.

Ngesot ketika mau sungkeman atau salaman hukumnya boleh dengan pertimbangan diperbolehkannya
cium kaki dan tempat-tempat mulia atau barokah :

- Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab IV / 516 Cet Beirut :

‫ وأما تقبيل يده لغناه وشوكته ووجاهته عند أهل‬.‫يستحب تقبيل يد الرجل الصالح والزاهد والعالم ونحوهم من أهل اآلخرة‬:‫المسألة الرابعة‬
‫الدنيا بالدنيا ونحو ذلك فمكروه شديد الكراهة‬

"Masalah ke empat : Disunahkan mencium tangan (dengan maksud tabarruk) orang orang sholih, ahli
zuhud, orang 'alim, dan sebagainya dari kalangan ulama ahli akhirat. Adapun mencium tangan
seseorang karena kekayaannya, atau kekuatannya, atau karena pangkatnya yang berhubungan dengan
dunia dan sebagainya maka hukumnya adalah sangat makruh" .
- Bughyatul Mustarsyidin halaman 296 :

‫ وتقبيل األماكن الشريفة على قصد التبرك وأيدي الصالحين وأرجلهم حسن محمود باعتبار القصد والنية اهـ‬:‫وقال الحافظ العراقي‬

"Imam Al-Hafidz Al-Iraqi R A berkata: Mencium badan, tangan atau kaki orang-orang yang dianggap
mulia dengan maksud mendapatkan berkah, adalah perbuatan baik dan terpuji berdasarkan tujuan dan
niatnya". Wallaahu A'lam.

58. Qismu Ta’lim 2019

Anda mungkin juga menyukai