Case Release BCC Nef - 240113 - 212415
Case Release BCC Nef - 240113 - 212415
Case Energy
Distribution Festival
Collaboration With
Pusat Studi Energi UGM
CASE
DISTRIBUTION
YOUTH
ENERGY
National Energy Festival
CONGRESS
Materi National
Case Energy
Distribution Festival
Daftar
Isi
1 Cover Materi
2 Daftar Isi
3 Konteks
6 Challenge
8 Komponen Proposal
9 Our Sponsors
2
KONTEKS
Pemanfaatan energi dipahami sebagai suatu layanan, di mana
energi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hal
ini mencakup sektor produktif, transportasi, bisnis, dan lain
sebagainya. Pada tahun 2002, dalam World Summit on
Sustainable Development yang diselenggarakan oleh PBB, sektor
energi diakui sebagai syarat utama untuk mengatasi kemiskinan.
Pertemuan tersebut menyoroti peran energi sebagai pendorong
peningkatan produktivitas usaha, menciptakan lapangan kerja,
sumber pendapatan baru, dan peningkatan kualitas hidup,
terutama bagi ibu dan anak-anak. Hingga saat ini, isu
pemanfaatan energi dalam konteks mengurangi kemiskinan tetap
relevan, termasuk di Indonesia.
3
KONTEKS
Indonesia memiliki tujuan berupa kemandirian energi dan
ketahanan energi yang dicapai dengan mewujudkan 8 hal, yang
empat diantaranya adalah 1) pengelolaan sumber daya energi
secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan, 2) akses untuk
masyarakat terhadap energi secara adil dan merata, 3)
terciptanya lapangan kerja, serta 4) terjaganya fungsi lingkungan
hidup. Secara spesifik, PP RI No. 79/2014 juga menargetkan
beberapa hal penting seperti tercapainya rasio elektrifikasi
sebesar 85% pada tahun 2015 dan mendekati 100% pada tahun
2020 serta peran energi baru dan terbarukan dalam bauran
energi primer yang mencapai 23% pada 2025 dan 31% pada
2050 (Pemerintah Republik Indonesia, 2014).
4
KONTEKS
Potensi Implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Kondisi & Potensi
Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang mana
mendapatkan kebutuhan sinar matahari sepanjang tahun
merupakan sebuah potensi yang cukup besar untuk
pengembangan dan pengelolaan energi terbarukan khususnya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Berdasarkan data
Kementerian ESDM (2012), potensi energi surya di Indonesia
sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan
112.000 GWp.
Kesiapan
Indonesia sendiri dalam memulai pengembangannya dinilai
cukup lambat disebabkan project financing di Indonesia
tergolong mahal. Sesuai dengan data KESDM (2012), walaupun
dengan potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni
sekitar 4,8 KWh/m2 atau setara dengan 112,000 GWp, namun
yang baru temanfaatkan adalah sekitar 312,88 MWp dan
menargetkan menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga
tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50
MWp/tahun.
Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru
mampu melakukan produksi pada tahap hilir panel surya, yaitu
mengimpor lembaran besar sel surya kemudian
memproduksinya sebagai panel-panel surya berkapasitas
tertentu. Hal serupa berlangsung pada komponen termahal
dalam sistem PLTS, yakni baterai, di mana industri dalam
negeri hanya mampu membuat case dan memberikan merek
tertentu.
5
CHALLENGE
Dalam upaya memanfaatkan PLTS untuk meningkatkan elektrifikasi
di Indonesia dan/atau untuk sumber energi produksi bagi industri
kecil dan menengah, perlu dikembangkan solusi bisnis sebagai
rekomendasi, baik bagi PT PLN (Persero) maupun bagi pelaku
usaha.
6
CHALLENGE
2. Aspek Affordability
Aspek ini dilatarbelakangi oleh rata-rata biaya pembangkitan
listrik dari PLTS di Indonesia masih lebih tinggi dibanding
dengan PLTU yakni Rp1.034,52/kWh untuk PLTS dan
Rp737,52/kWh untuk PLTU. Terkait dengan aspek ini adalah
tentang bagaimana relasi antara PLN dan dunia usaha secara
legal-formal dan finansial agar keduanya dapat bersinergi untuk
meningkatkan penggunaan PLTS.
3. Aspek Profitability
Aspek ini dilatarbelakangi oleh keberlanjutan untuk pengelolaan
bisnis yang menguntungkan. Tercakup dalam aspek ini adalah
opsi-opsi pengembangan bisnis pengelolaan komoditas lokal
oleh masyarakat dalam bentuk sociopreneurship, baik melalui
BUMDES, Koperasi, maupun keterlibatan lembaga keuangan
perbankan/non-perbankan.
7
PROPOSAL SETIDAKNYA TERDIRI
ATAS KOMPONEN BERIKUT:
1.Deskripsi dan Analisis Permasalahan
Jelaskan secara rinci mengenai permasalahan yang dihadapi oleh PT PLN atau
pelaku usaha dalam merencanakan pengembangan bisni di bidang PLTS.
2. Solusi
Jelaskan secara rinci tentang solusi yang Anda tawarkan dalam mengatasi
permasalahan tersebut.
3. Model Bisnis
Gambarkan secara rinci model bisnis dari solusi yang Anda tawarkan. Jelaskan
pula bagaimana model bisnis tersebut akan menghasilkan pendapatan,
bagaimana mekanisme pengelolaan anggaran, serta bagaimana strategi
pemasaran yang akan digunakan.
4. Rencana Implementasi
Gambarkan secara rinci mengenai proses implementasi yang Anda
rencanakan.
5. SWOT Analysis
Identifikasi kelebihan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang akan terjadi
pada solusi yang Anda tawarkan.
6. Proyeksi
Sajikan proyeksi biaya yang dibutuhkan, kemungkinan pendapatan, break-even
analysis, hingga rencana jangka panjang Anda berdasarkan asumsi-asumsi
yang telah ditetapkan dan analisis pasar yang dilakukan.
8
OUR SPONSORS