Tugas UAS Andika Dwi Ayu
Tugas UAS Andika Dwi Ayu
Abstract. This paper is a scientific idea that aims to give an idea of the importance of
building the character of moral human resources, through the internalization of positive
values in the implementation of education. This is one way to be able to overcome various
issues, especially moral decadence among young people. The method used is literature
review. In general, the values that need to be developed and internalized in the
implementation of education in Indonesia, among others, religious, mutual cooperation,
togetherness, humility, refinement, hospitality, tolerance, so that the unity and unity of the
nation can be realized.
Abstrak. Tulisan ini merupakan gagasan ilmiah yang bertujuan untuk memberikan
gambaran akan pentingnya membangun karakter sumber daya manusia yang bermoral,
melalui internalisasi nilai-nilai positif dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut
merupakan salah satu cara untuk bisa mengatasi berbagai persoalan khususnya dekadensi
moral dikalangan generasi muda. Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan. Secara
umum, nilai-nilai yang perlu untuk terus dikembangkan dan diinternalisasikan dalam
pelaksanaan pendidikan di Indonesia antara lain religius, gotong royong, kebersamaan,
rendah hati, kehalusan budi, ramah-tamah, toleransi, sehingga dapat terwujud persatuan dan
kesatuan bangsa.
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057
Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun… 28
memudarnya kohesi dan integrasi sosial, dan senantiasa memberikan contoh-contoh tidak baik
melemahnya mentalitas positif. ke siswanya. Kondisi ini terus terang sangat
Dari sejumlah fakta positif atas modal memilukan dan mengkhawatirkan bagi bangsa
besar yang dimiliki bangsa Indonesia, jumlah Indonesia yang telah merdeka sejak tahun 1945.
penduduk yang besar menjadi modal yang paling Kondisi ini mencerminkan masalah
penting karena kemajuan dan kemunduran suatu moral yang memainkan peran cukup sgnifikan
bangsa sangat bergantung pada faktor yang mengharuskan adanya tindakan-tindakan
manusianya (SDM). Masalah-masalah politik, untuk mengatasinya. Jawaban yang paling
ekonomi, dan sosial budaya juga dapat kompleks yaitu melalui pendidikan baik formal,
diselesaikan dengan SDM. Namun untuk informal maupun non formal, sebagai upaya
menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan untuk membangun karakter SDM yang bermoral
menghadapi berbagai persaingan peradaban sehingga mampu membentuk pribadi yang kuat
yang tinggi untuk menjadi Indonesia yang lebih dan tangguh dalam menghadapi persaingan yang
maju diperlukan revitalisasi dan penguatan semakin ketat dimasa yang akan datang.
karakter SDM yang kuat. Salah satu aspek yang
dapat dilakukan untuk mempersiapkan karakter PEMBAHASAN
SDM yang kuat adalah melalui pendidikan. A. Pentingnya Pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya yang Disadari atau tidak, pendidikan
terencana dalam proses pembimbingan dan merupakan hal terpenting untuk membentuk
pembelajaran bagi individu agar berkembang kepribadian. Pendidikan itu tidak selalu berasal
dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, dari pendidikan formal seperti sekolah atau
bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan perguruan tinggi. Pendidikan informal dan non
berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani formal pun memiliki peran yang sama untuk
maupun ruhani. Manusia yang berakhlak mulia, membentuk kepribadian, terutama anak atau
yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut peserta didik. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun
untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa Indonesia 2003 kita dapat melihat ketiga perbedaan model
tidak hanya sekedar memancarkan kemilau lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan bahwa
pentingnya pendidikan, melainkan bagaimana Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dengan cara pembinaan, pelatihan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
dan pemberdayaan SDM Indonesia secara pendidikan tinggi. Sementara pendidikan
berkelanjutan dan merata. Ini sejalan dengan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
Sisdiknas yang mengatakan bahwa tujuan secara terstruktur dan berjenjang. Satuan
pendidikan adalah “.. agar menjadi manusia pendidikan nonformal terdiri atas lembaga
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
negara yang demokratis serta bertanggung Sedangkan pendidikan informal adalah jalur
jawab”. pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan
Melihat kondisi sekarang dan akan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga
datang, ketersediaan SDM yang berkarakter dan lingkungan dalam bentuk kegiatan belajar
merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini secara mandiri.
dilakukan untuk mempersiapkan tantangan Memperhatikan ketiga jenis pendidikan
global dan daya saing bangsa. Memang tidak di atas, ada kecenderungan bahwa pendidikan
mudah untuk menghasilkan SDM yang tertuang formal, pendidikan informal dan pendidikan non
dalam UU tersebut. Persoalannya adalah hingga formal yang selama ini berjalan terpisah satu
saat ini SDM Indonesia masih belum dengan yang lainnya. Mereka tidak saling
mencerminkan cita-cita pendidikan yang mendukung untuk peningkatan pembentukan
diharapkan. Misalnya untuk kasus-kasus aktual, kepribadian peserta didik. Setiap lembaga
masih banyak ditemukan siswa yang menyontek pendidikan tersebut berjalan masing-masing
di kala sedang menghadapi ujian, bersikap sehingga yang terjadi sekarang adalah
malas, tawuran antar sesama siswa, melakukan pembentukan pribadi peserta didik menjadi
pergaulan bebas, terlibat narkoba, dan lain-lain. parsial, misalnya anak bersikap baik di rumah,
Di sisi lain, ditemukan guru, pendidik yang namun ketika keluar rumah atau berada di
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057
Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun… 29
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057
Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun… 30
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057
Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun… 31
yang berbeda dengan orang lain seperti melalui pembelajaran yang berkaitan dengan
keterpercayaan, ketulusan, kejujuran, pendidikan agama sehingga generasi mendatang
keberanian, ketegasan, ketegaran, kekuatan bangsa kita menjadi bangsa yang beriman
dalam memegang prinsip, dan sifat-sifat unik berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia.
lainnya yang melekat dalam dirinya. E. Pentingnya Pendidikan Karakter Di Era
Secara lebih rinci, beberapa konsep Globalisasi
tentang manusia Indonesia yang berkarakter dan Berbicara pembentukan kepribadian
senantiasa melekat dengan kepribadian bangsa. tidak lepas dengan bagaimana kita membentuk
Ciri-ciri karakter SDM yang kuat meliputi (1) karakter SDM. Pembentukan karakter SDM
religious, yaitu memiliki sikap hidup dan menjadi vital dan tidak ada pilihan lagi untuk
kepribadian yang taat beribadah, jujur, mewujudkan Indonesia baru, yaitu Indonesia
terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, yang dapat menghadapi tantangan regional dan
dan toleran; (2) moderat, yaitu memiliki sikap global (Muchlas dalam Sairin, 2001). Tantangan
hidup yang tidak radikal dan tercermin dalam regional dan global yang dimaksud adalah
kepribadian yang tengahan antara individu dan bagaimana generasi muda kita tidak sekedar
sosial, berorientasi materi dan ruhani serta memiliki kemampuan kognitif saja, tapi aspek
mampu hidup dan kerjasama dalam afektif dan moralitas juga tersentuh. Untuk itu,
kemajemukan; (3) cerdas, yaitu memiliki sikap pendidikan karakter diperlukan untuk mencapai
hidup dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, manusia yang memiliki integritas nilai-nilai
terbuka, dan berpikiran maju; dan (4) mandiri, moral sehingga anak menjadi hormat sesama,
yaitu memiliki sikap hidup dan kepribadian jujur dan peduli dengan lingkungan.
merdeka, disiplin tinggi, hemat, menghargai Lickona (1992) menjelaskan beberapa
waktu, ulet, wirausaha, kerja keras, dan memiliki alasan perlunya Pendidikan karakter, di
cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan antaranya: (1) Banyaknya generasi muda saling
orientasi nilai-nilai kemanusiaan universal dan melukai karena lemahnya kesadaran pada nilai-
hubungan antarperadaban bangsa-bangsa (PP nilai moral, (2) Memberikan nilai-nilai moral
Muhammadiyah, 2009). pada generasi muda merupakan salah satu fungsi
Tidak dapat dipungkiri, arus globalisasi peradaban yang paling utama, (3) Peran sekolah
begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat sebagai pendidik karakter menjadi semakin
terutama di kalangan remaja. Pengaruh penting ketika banyak anak-anak memperoleh
globalisasi terhadap anak muda begitu kuat. sedikit pengajaran moral dari orangtua,
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat masyarakat, atau lembaga keagamaan, (4) masih
banyak anak muda kita kehilangan kepribadian adanya nilai-nilai moral yang secara universal
diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini masih diterima seperti perhatian, kepercayaan,
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, rasa hormat, dan tanggungjawab, (5) Demokrasi
misalnya dalam cara berpakaian, selera makan. memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan
Yang lebih memprihatinkan adalah pergaulan moral karena demokrasi merupakan peraturan
bebas antar remaja. dari, untuk dan oleh masyarakat, (6) Tidak ada
Pada Era globalisasi dewasa ini sesuatu sebagai pendidikan bebas nilai. Sekolah
dekadensi moral tidak hanya terjadi di kalangan mengajarkan pendidikan bebas nilai. Sekolah
remaja saja, namun banyak terjadi pula mengajarkan nilai-nilai setiap hari melalui
dikalangan orang dewasa. Hal ini tidak bisa kita desain ataupun tanpa desain, (7) Komitmen pada
pungkiri lagi, ternyata di negeri tercinta yang pendidikan karakter penting manakala kita mau
berdasarkan Pancasila ini telah menodai nilai- dan terus menjadi guru yang baik, dan (7)
nilai luhur dari Pancasila itu sendiri. Hal ini Pendidikan karakter yang efektif membuat
terbukti semakin maraknya korupsi oleh para sekolah lebih beradab, peduli pada masyarakat,
pemimpin bangsa ini mulia dari level yang dan mengacu pada performansi akademik yang
rendah sampai pada level yang tinggi. meningkat.
Oleh karena itu, satu hal yang perlu Alasan-alasan di atas menunjukkan
untuk dipahami bahwa karakter tidak dapat bahwa pendidikan karakter sangat perlu
dilepaskan dari konteks sosial budaya karena ditanamkan sedini mungkin untuk
karakter terbentuk dalam lingkungan sosial mengantisipasi berbagai persoalan akibat
budaya tertentu. Dalam hal ini para guru di pengaruh globalisasi yang semakin kompleks
sekolah dan orang tua harus saling mengisi seperti semakin rendahnya perhatian dan
untuk menumbuhkan karakter positip pada anak kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar,
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057
Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun… 32
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057
Inanna, Peran Pendidikan Dalam Membangun… 33
DAFTAR RUJUKAN
Asri, B, (2008). Pembelajaran Moral. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Darmiyati, Tri. Pengaruh Globalisasi terhadap
Nilai-Nilai Nasionalisme.
http://www.wikimu.com/News/DisplayN
ews.aspx?id=7124
Edi Subkhan, mahasiswa Program Pascasarjana,
S2 Universitas Negeri Jakarta dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2010/05/
23/mari-membangun-karakter-bangsa-
melalui-olah-pikir-olah-hati-olah-raga-
olah-rasa-dan-karsa/
Hamid, M, (2008). Peran serta Guru Profesional
dalam Turut Membentuk karakter
bangsa Melalui Jalur Pendidikan
Nonformal dan Informal. Jakarta:
disajikan dalam Seminar nasional
Lickona, Tom; Schaps, Eric, dan Lewis,
Catherine (2007). Eleven Principles of
Effective Character Education.
Character Education Partnership.
Munir, (2010). Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani,
Anggota IKPI
Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2009).
Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa.
Yogyakarta: PP Muhammadiyah
Wardani. 2008. Pendidikan sebagai Wahana
Pembentukan Karakter Bangsa. Jakarta:
disajikan dalam Seminar nasional
Wardoyo, Cipto.2007. Urgensi Pendidikan
Moral pada (http://www.nu.or.id
DOI: 10.26858/jekpend.v1i1.5057