Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PRAKTIS


PENGOLAHAN SIOMAY DAN OTAK-OTAK

OLEH

RUWENDI ALFAISYAL

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan tenggiri merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan
Indonesia. Ikan tenggiri merupakan ikan pelagis yang tersebar luas di
Indonesia. Ikan tenggiri tersebar pada seluruh wilayah perairan Pantai Utara
Jawa dan Madura. Menurut Fitriyani, et al. (2020) ikan tenggiri mengandung
asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan
tubuh manusia. Omega-3 terbukti memiliki manfaat untuk kesehatan jantung,
otak, dan sistem saraf. Dengan mengolah ikan tenggiri menjadi siomay, kita
dapat menciptakan hidangan yang menggabungkan kualitas gizi dan rasa yang
baik.
Ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) adalah salah satu jenis
ikan laut yang dikenal memiliki daging yang lezat, beraroma, dan
mengandung banyak protein (Accella, et al., 2022). Daging tenggiri juga
rendah lemak, sehingga cocok untuk diolah menjadi hidangan sehat seperti
siomay.
Siomay adalah salah satu jenis dim sum. Dalam bahasa Mandarin,
makanan ini disebut shaomai yaitu daging cincang yang dibungkus kulit yang
tipis dari tepung terigu yang dimatangkan dengan cara dikukus, siomai
dimakan dengan cuka atau kecap asin.
Siomay adalah salah satu jenis makanan selingan yang terbuat dari
daging giling dan bahan campuran lainnya seperti sayuran dan bumbu yang
dibungkus dengan kulit tipis dan dimasak dengan cara dikukus. Daging ikan
yang digunakan dalam pembuatan siomay adalah ikan tenggiri karena
memiliki rasa yang gurih, tekstur rapat, dan sedikit kenyal (Wardhani dan
Indrawati, 2016).
Selain siomay, otak-otak adalah hidangan tradisional yang populer di
Indonesia, khususnya di daerah pantai. Hidangan ini terbuat dari berbagai
bahan, termasuk ikan atau bahan baku lainnya, yang dicampur dengan bumbu,
kemudian dibungkus dan biasanya dipanggang atau dibakar. Otak-otak
biasanya disajikan sebagai makanan ringan atau pendamping nasi.
Otak-otak sering disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil
atau dalam bentuk roll, dan sering dihidangkan dengan sambal atau saus
sebagai pelengkap. Hidangan otak-otak adalah contoh bagus dari makanan
Indonesia yang lezat dan penuh dengan beragam rasa, mencerminkan
keanekaragaman kuliner di negara ini.
Dalam era ketika banyak orang lebih peduli akan makanan sehat dan
bergizi, siomay dan otak-otak ikan tenggiri dapat menjadi alternatif yang baik.
Ikan tenggiri adalah sumber protein yang sehat, rendah lemak jenuh, dan dapat
membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan penyakit terkait obesitas.
Pengolahan ikan tenggiri menjadi siomay dan otak-otak juga
memberikan variasi menu yang menarik di restoran, warung makan, atau toko
makanan. Ini membuka peluang bisnis dalam industri kuliner, serta
memberikan konsumen pilihan lebih banyak dalam memenuhi selera makan
mereka.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip pengolahan siomay dan otak otak berbahan dasar
tenggiri.
2. Mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi warna, rasa, aroma dan
tekstur pada s siomay dan otak-otak berbahan dasar tenggiri.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada Praktikum Pengolahan Soimay
dan Otak-Otak adalah daging ikan tenggiri, telur ayam, tepung tapioka, daun
bawang, bawang putih, merica bubuk, kaldu jamur, garam, gula, tepung
terigu, daun pisang, dan santan kara kecil.

2.2 Alat
Peralatan yang digunakan pada Praktikum Pengolahan Soimay dan
Otak-Otak yaitu panci pengukus, kompor, pisau, gunting, kulit pangsit,
chopper daging dan sendok.

2.3 Prosedur Kerja


Pembuatan siomay:
1. Campur 400 gr daging ikan cincang, 100 gr tepung tapioka, 1 butir
telur, ½ sdt garam, ¼ sdt merica, dan 2 batang daun bawang dalam
wadah. Aduk rata.
2. Ambil selembar kulit pangsit, letakkan satu sendok makan adonan di
tengahnya, lalu lipat menjadi bentuk segitiga atau bulat.
3. Rebus air dalam panci besar dan didihkan. Kemudian, kukus siomay
selama 15- 20 menit atau hingga matang.
4. Lakukan uji organoleptik siomay yang telah matang.

Pembuatan otak-otak:
1. Campurkan 300 gr daging ikan tenggiri, 100 gr tepung tapioka, 75 gr
tepung terigu, 16 gr garam, 2 batang daun bawang, 15 gr bawang putih
bubuk, 16 gr gula, 3 gr pengenyal, dan 7 gr minyak goreng dalam
wadah. Aduk rata.
2. Ambil selembar daun pisang, letakkan sekitar 2 sendok makan adonan
di atasnya, lalu bungkus rapat-rapat.
3. Panggang otak-otak dalam alat pemanggang (grill) atau panggangan
hingga matang dan berwarna kecokelatan (sekitar 15-20 menit).
4. Otak-otak siap disajikan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Rata–Rata Uji Organoleptik Siomay dan Otak–Otak dengan 2


Perlakukan
Parameter
Sampel Perlakuan
Warna Aroma Rasa Tekstur Penampilan
Perlakuan 1 3,61 3,57 3,91 3,52 3,65
Siomay
Perlakuan 2 3,48 3,35 3,57 3,48 3,43
Otak - Perlakuan 1 3,22 3,39 3,43 3,3 3,39
Otak Perlakuan 2 3,3 3,39 3,52 3,43 3,57

3.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel yang telah tersaji bahwa tabel 1 merupakan tabel
hasil uji organoleptik pada Praktikum Pengolahan Siomay dan Otak-Otak.
Tabel uji organoleptik adalah alat yang berguna dalam industri makanan dan
minuman untuk mengukur, mendokumentasikan, dan memahami karakteristik
sensorik produk makanan, seperti rasa, tekstur, aroma, warna, dan penampilan
(Kusuma, et al., 2017). Tabel organoleptik biasanya mencakup parameter-
parameter seperti:

1. Rasa: Ini mencakup rasa utama produk, tingkat keasinan,


tingkat manis atau asam, serta rasa-rasa tambahan seperti
pedas, pahit, atau bumbu khusus.
2. Tekstur: Ini dapat mencakup sejauh mana produk itu lembut,
renyah, berair, atau berongga. Tekstur dapat bervariasi
tergantung pada jenis produk.
3. Aroma: Ini menggambarkan aroma yang dihasilkan oleh
produk. Aroma ini dapat berasal dari bahan-bahan utama atau
bahan tambahan tertentu.
4. Warna: Ini mengacu pada warna produk, baik itu warna
permukaan atau warna dalam produk.
5. Penampilan: Ini mencakup aspek-aspek fisik seperti ukuran,
bentuk, dan tampilan keseluruhan produk.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil dari uji


organoleptik siomay pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata uji warna
sebesar 3,61, rata-rata uji aroma sebesar 3,57, rata-rata uji rasa sebesar 3,91,
rata-rata uji tekstur sebesar 3,52 dan rata-rata uji penampilan 3,65. Sedangkan
hasil dari uji organoleptik siomay pada perlakuan 2 menghasilkan rata-rata uji
warna sebesar 3,48, rata-rata uji aroma sebesar 3,57, rata-rata uji rasa sebesar
3,57, rata-rata uji tekstur sebesar 3,48 dan rata-rata uji penampilan 3,43.

Penilaian karakteristik pertama yaitu dari warna nya. Pada perlakuan 1


menghasilkan rata-rata sebesar 3,61 sedangkan pada perlakuan 2
menghasilkan rata-rata sebesar 3,48. Berdasarkan penilaian uji organoleptik,
perlakuan 1 lebih baik daripada perlakuan 2. Kemudian karakteristik kedua
yaitu dari aroma nya. Pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 3,57
sedangkan pada perlakuan 2 menghasilkan rata-rata sebesar 3,35.
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, perlakuan 1 lebih baik daripada
perlakuan 2 pada pengolahan siomay.

Penilaian karakteristik ketiga yaitu dari rasa nya. Rasa merupakan


komponen utama dalam penilaian. Pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata
sebesar 3,91 sedangkan pada perlakuan 2 menghasilkan rata-rata sebesar
3,57. Berdasarkan penilaian organoleptik, perlakuan 1 lebih baik daripada
perlakuan 2. Kemudian penilaian karakteristik keempat yaitu dari tekstur.
Pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 3,52 sedangkan pada
perlakuan 2 menghasilkan rata-rata sebesar 3,48. Berdasarkan penilaian
organoleptik, perlakuan 1 lebih baik daripada perlakuan 2.

Penilaian karakteristik yang terakhir yaitu dari penampilan nya. Pada


perlakuan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 3,65 sedangkan pada perlakuan 2
menghasilkan rata-rata sebesar 3,43. Berdasarkan penilaian uji organoleptik
siomay, perlakuan 1 lebih baik daripada perlakuan 2.
Perbedaan antara pengolahan siomay pada perlakuan 1 dan perlakuan
2 terletak pada banyaknya komposisi tepung tapioka. Pada perlakuan 1
pengolahan siomay menggunakan tepung tapioka lebih sedikit daripada pada
perlakuan 2 dalam pengolahan siomay. Pada perlakuan 1 memakai 100 gram
tepung tapioka sedangkan memakai 200 gram siomay pada perlakuan 2.
Perbedaan komposisi tepung tapioka pada siomay ikan mempengaruhi
organoleptiknya, pada komposisi yang lebih sedikt menghasilkan penilaian
organoleptik yang lebih baik.

Tepung tapioka biasanya digunakan untuk memberikan tekstur yang


kenyal atau lembut pada makanan. Jumlah tepung tapioka yang digunakan
dapat mempengaruhi tekstur akhir produk (Pratama, 2019). Jika
menggunakan lebih sedikit tepung tapioka, mungkin menghasilkan tekstur
yang lebih ringan atau lembut, sementara lebih banyak dapat memberikan
tekstur yang lebih kenyal atau padat.

Selain siomay, dalam praktikum juga dilakukan pengujian


organoleptik terhadap otak-otak. Pada otak-otak perlakuan 1 menghasilkan
rata-rata uji warna sebesar 3,22, rata-rata uji aroma sebesar 3,39, rata-rata uji
rasa sebesar 3,43, rata-rata uji tekstur sebesar 3,3 dan rata-rata uji penampilan
3,39. Sedangkan hasil dari uji organoleptik otak-otak pada perlakuan 2
menghasilkan rata-rata uji warna sebesar 3,3, rata-rata uji aroma sebesar 3,39,
rata-rata uji rasa sebesar 3,52, rata-rata uji tekstur sebesar 3,43 dan rata-rata
uji penampilan 3,57.

Penilaian karakteristik pertama yaitu dari warna nya. Pada perlakuan 1


menghasilkan rata-rata sebesar 3,22 sedangkan pada perlakuan 2
menghasilkan rata-rata sebesar 3,48. Berdasarkan penilaian uji organoleptik,
perlakuan 2 lebih baik daripada perlakuan 1. Kemudian karakteristik kedua
yaitu dari aroma nya. Pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 3,39
sedangkan pada perlakuan 2 menghasilkan rata-rata sebesar 3,39.
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, perlakuan 1 dan perlakuan 2
sama baik pada pengolahan siomay.
Penilaian karakteristik ketiga yaitu dari rasa nya. Rasa merupakan
komponen utama dalam penilaian. Pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata
sebesar 3,43 sedangkan pada perlakuan 2 menghasilkan rata-rata sebesar
3,52. Berdasarkan penilaian organoleptik, perlakuan 2 lebih baik daripada
perlakuan 1. Kemudian penilaian karakteristik keempat yaitu dari tekstur.
Pada perlakuan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 3,33 sedangkan pada
perlakuan 2 menghasilkan rata-rata sebesar 3,43. Berdasarkan penilaian
organoleptik, perlakuan 2 lebih baik daripada perlakuan 1.

Penilaian karakteristik yang terakhir yaitu dari penampilan nya. Pada


perlakuan 1 menghasilkan rata-rata sebesar 3,39 sedangkan pada perlakuan 2
menghasilkan rata-rata sebesar 3,57. Berdasarkan penilaian uji organoleptik,
perlakuan 2 lebih baik daripada perlakuan 1 pada pengolahan otak-otak.

Perbedaan hasil organoleptik otak-otak antara perlakuan 1 dan


perlakuan 2 juga terletak pada banyaknya komposisi bahan yang digunakan.
Pada perlakuan 1 jumlah daging ikan tenggiri yang dipakai sebanyak 300
gram dengan campuran tepung tapioka sebanyak 100 gram. Sedangkan untuk
perlakuan 2 jumlah daging ikan tenggiri hanya sebanyak 250 gram dengan
campuran tapioka sebanyak 150 gram.

Perbedaan komposisi ikan tenggiri dan tepung tapioka dalam otak-


otak dapat memengaruhi karakteristik organoleptik seperti rasa, tekstur, dan
penampilan. Komposisi dengan lebih banyak ikan tenggiri mungkin
memberikan rasa ikan yang lebih kuat dan kaya. Jumlah ikan yang lebih besar
dapat memberikan kelembutan dan kelezatan rasa ikan pada otak-otak.
Tepung tapioka biasanya bersifat netral dan tidak memiliki rasa yang
dominan. Jumlah yang lebih besar mungkin membantu dalam pembentukan
dan tekstur otak-otak, tetapi dapat memberikan rasa yang lebih ringan dan
kurang kaya.

Jumlah ikan yang lebih besar dapat memberikan tekstur yang lebih
lembut dan padat pada otak-otak. Ikan tenggiri dapat memberikan kekenyalan
dan kelembutan pada produk akhir. Tepung tapioka sering digunakan untuk
memberikan kekenyalan dan tekstur yang kenyal pada makanan. Jumlah yang
lebih besar mungkin menghasilkan tekstur yang lebih padat dan kenyal
Saptadinata, et al., 2021).

Pembahasan lanjutan terkait pengaruh bahan-bahan terkait proses


pengolahan siomay dan otak-otak. Fungsi penambahan telur dalam
pembuatan siomay dan otak-otak yaitu sebagai pengikat yang baik dalam
adonan. Kandungan protein dalam telur membantu menghubungkan dan
mengikat bahan-bahan lainnya, termasuk daging ikan, tepung, dan bumbu-
bumbu. Ini membantu membentuk adonan yang kohesif dan mudah dibentuk.

Telur dapat meningkatkan kekenyalan dan tekstur produk akhir. Saat


dimasak, telur mengalami koagulasi, membentuk struktur yang padat dan
memberikan kekenyalan pada adonan. Hasilnya adalah produk yang lebih
lembut dan kenyal (Yuliastuti, 2014). Selain berperan sebagai pengikat, telur
juga dapat membantu perekatan antara daging ikan dan bahan-bahan lainnya.
Ini membantu agar adonan dapat mempertahankan struktur dan bentuknya
ketika dimasak.

Bahan utana dalam pembuatan siomay dan otak-otak ini adalah daging
ikan tenggiri yang sudah dicincang. Ikan tenggiri memiliki tekstur daging
yang lembut dan padat, membuatnya cocok untuk dicampur dengan bahan
lainnya untuk membentuk adonan siomay atau otak-otak. Kandungan
lemaknya yang cukup tinggi dapat memberikan rasa yang lezat pada siomay
atau otak-otak.

Ikan tenggiri mengandung nutrisi penting seperti protein, omega-3


asam lemak, dan berbagai vitamin dan mineral. Ini memberikan nilai gizi
tambahan pada siomay atau otak-otak, menjadikannya pilihan makanan yang
sehat.

Penambahan tepung terigu dalam pembuatan otak-otak dan tidak


dalam pembuatan siomay bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
preferensi rasa, tekstur, dan tradisi kuliner regional. Tepung terigu dapat
memberikan kelembutan dan kekenyalan pada adonan otak-otak. Dalam
beberapa resep, tepung terigu berperan sebagai pengikat yang membantu
mempertahankan struktur dan tekstur otak-otak saat dimasak.

Siomay cenderung lebih mengandalkan daging ikan atau bahan


pengikat alami seperti tepung tapioka dan telur untuk mencapai tekstur yang
lembut dan kenyal. Beberapa resep siomay tidak memerlukan tambahan
tepung terigu.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktikum Pengolahan Soimay dan Otak – Otak yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perlakuan 1 pada pengolahan siomay lebih baik hasil penilaian uji
organoleptik dari segi warna, aroma, rasa, tekstur dan penampakan
dibandingkan perlakuan 2 pengolahan siomay.
2. Perlakuan 2 pada pengolahan otak-otak lebih baik hasil penilaian uji
organoleptik dari segi warna, aroma, rasa dan penampakan dibandingkan
perlakuan 1 pengolahan otak-otak.
3. Perbedaan komposisi pada setiap pengolahan baik siomay dan otak-otak
mempengaruhi organoleptik dari produk tersebut. Antara pengolahan
siomay dan otak-otak memiliki perbedaan komposisi baik telur untuk
siomay dan tepung terigu untuk otak-otak.

4.2 Saran
1. Disarankan untuk lebih memahami setiap proses dari pembuatan suatu
produk dan lebih teliti sehingga dapat memudahkan dalam pembuatan
produk yang diinginkan.
2. Diharapkan pada setiap pratikum agar lebih berhati-hati menggunakan alat
agar tidak ada terjadi kontaminasi terhadap bahan atau produk yang dibuat.
3. Diharuskan menaati SOP dalam praktikum yang dilakukan.
4.
DAFTAR PUSTAKA

Wardhani, M. L. A., dan V. Indrawati. 2016. Pengaruh Proporsi Tepung Maizena


Dan Puree Rumput Laut Terhadap Kualitas Produk Siomay Ikan Gabus
(Opiocephalus striatus). E-jurnal Boga 5(1): 148-157.
Fitriyani, E., N. Nuraenah., dan I. M. Deviarni. 2020. Perbandingan komposisi
kimia, asam lemak, asam amino ikan toman (Channa micropeltes) dan
ikan gabus (Channa striata) dari Perairan Kalimantan Barat. Manfish
Journa, 1(2): 71-82.
Accella, D., Y. H. Sipahutar., dan A. Maulani. 2022. Penerapan GMP dan SSOP
Pengolahan Pempek Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) di
UMKM Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Prosiding Simposium
Nasional Kelautan dan Perikanan 9 : 59-72.
Kusuma, T. S., A. D. Kurniawati., Y. Rahmi., I. H. Rusdan., dan R. M. Widyanto.
2017. Pengawasan mutu makanan. Universitas Brawijaya Press : Malang.
Pratama, M. D. 2019. Karakteristik Kamaboko Hasil Samping Olahan Ikan Lele
Dengan Perbandingan Tepung Tapioka (Cassava Flour) Dengan Tepung
Sagu (Metroxylon Sp) Dan Penambahan Karagenan. Skripsi. Fakultas
Teknik Unpas.
Saptadinata, A., D. Murniaty., Z. Nahdlah., dan R. P. Putra. 2021. Mixing Method
Tepung Tapioka Dan Tepung Pati Ganyong Dalam Pembuatan Otak-Otak
Bakar. Jurnal Sains Terapan Pariwisata 6(2): 127-136.
Yuliastuti, E. 2014. Olahan Ikan Layak Jual. DeMedia : Yogyakarta.
LAMPIRAN
Tabel 1. Data pengamatan uji organoleptik siomay kelompok 1
Parameter
Panelis
Warna Aroma Rasa Tekstur Penampakan
1 4 4 3 3 3
2 3 3 4 4 3
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 2 3
6 4 4 5 2 4
7 4 3 3 4 4
8 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4
11 4 4 5 4 5
12 3 3 4 4 3
13 4 4 4 4 4
14 3 4 4 3 4
15 3 3 5 3 3
16 4 4 4 4 4
17 4 4 4 3 3
18 4 4 5 4 4
19 2 2 2 2 3
20 4 3 3 3 4
21 3 2 4 4 4
22 3 3 3 4 3
23 3 4 4 4 3
Total 83 82 90 81 84
Rerata 3,61 3,57 3,91 3,52 3,65

Tabel 2. Data pengamatan uji organoleptik siomay kelompok 2


Parameter
Panelis
Warna Aroma Rasa Tekstur Penampakan
1 4 4 5 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 3 3 2 3 3
5 4 4 4 4 5
6 3 3 4 4 3
7 4 4 4 4 4
8 3 4 3 4 4
9 3 3 3 2 3
10 3 3 4 3 3
11 5 4 4 4 4
12 2 2 2 2 2
13 3 3 4 3 3
14 4 3 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4
17 3 3 2 4 2
18 3 3 3 3 3
19 3 3 4 3 3
20 5 4 4 4 4
21 2 2 2 2 2
22 3 3 4 3 3
23 4 3 4 4 4
Total 80 77 82 80 79
Rerata 3,48 3,35 3,57 3,48 3,43

Tabel 3. Data pengamatan uji organoleptik otak-otak kelompok 3


Parameter
Panelis
Warna Aroma Rasa Tekstur Penampakan
1 3 4 4 4 4
2 3 4 3 2 3
3 4 3 3 2 4
4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3
6 3 3 4 3 3
7 3 3 3 3 3
8 5 3 3 4 3
9 2 3 3 3 3
10 2 3 4 3 4
11 3 4 4 3 4
12 2 3 4 3 2
13 4 3 4 4 3
14 3 3 3 3 3
15 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 4 3 3 3 4
19 3 4 3 4 4
20 3 3 2 4 3
21 3 3 3 4 3
22 2 3 3 2 3
23 3 4 4 3 3
Total 74 78 79 76 78
Rerata 3,22 3,39 3,43 3,30 3,39

Tabel 4. Data pengamatan uji organoleptik otak-otak kelompok 4


Parameter
Panelis
Warna Aroma Rasa Tekstur Penampakan
1 4 4 4 4 4
2 4 3 4 4 4
3 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4
5 3 3 4 3 4
6 3 3 4 4 4
7 3 3 3 3 3
8 3 4 3 3 3
9 2 3 3 3 3
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4
12 3 4 4 4 3
13 3 3 4 4 3
14 2 2 3 2 3
15 3 4 3 3 4
16 4 4 4 4 4
17 4 4 3 3 4
18 3 3 4 3 4
19 3 3 3 3 3
20 3 4 3 4 4
21 3 3 3 2 3
22 4 3 4 3 3
23 3 3 3 4 3
Total 76 78 81 79 82
Rerata 3,30 3,39 3,52 3,43 3,57
No Gambar Keterangan

1. Persiapan bahan yang


digunakan dalam pembuatan
siomay

Pemotongan ikan tenggiri dan


pemisahan daging dari tulang
2. ikan tenggiri sekaligus
penghalusan daging ikan
tenggiri

Pencampuran bahan adonan


3.
kulit siomay
Pembentukan adonan dan
4. pengisian adonan menjadi
siomay

Pengukusan siomay ikan


5.
tenggiri

6. Hasil jadi siomay daging ikan


tenggiri

Anda mungkin juga menyukai