Anda di halaman 1dari 62

MODUL MTSL

SEKRETARIAT JENDERAL
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014
TENTANG HAK CIPTA

Pasal 1
(1) Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/
atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/
atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
MODUL MTSL
SEKRETARIAT JENDERAL

Penulis:
NUROHMA
SRI MULYATI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
2022
MODUL MTSL
SEKRETARIAT JENDERAL

Penulis:
NUROHMA
SRI MULYATI

BPSDM KUMHAM Press


Jalan Raya Gandul No. 4 Cinere-Depok 16512
Telepon (021) 7540077, 754124; Faksimili (021) 7543709, 7546120
Laman: http://bpsdm.kemenkumham.go.id

Cetakan I : Oktober 2022

Perancang Sampul : Maria Mahardhika


Penata Letak : Maria Mahardhika

Ilustrasi Sampul : freepik.com, www.atmago.com, www.hiclipart.com,


www.bisnisjakarta.co.id

x+50 hlm; 18 x 25 cm
ISBN: 978-623-5373-21-8

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip dan memublikasikan
sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin penerbit.

Dicetak oleh:
PERCETAKAN POHON CAHAYA

Isi di luar tanggung jawab percetakan


KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya review modul Pelatihan Muatan Teknis Substansi dan Lembaga (MTSL) berjudul
“MTSL Sekretariat Jenderal” sesuai Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia telah terselesaikan. Modul ini
disusun untuk membekali para peserta pelatihan dan pembaca agar mengetahui
dan memahami salah satu tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.

Modul “MTSL Sekretariat Jenderal” merupakan strategi pendokumentasian


pengetahuan tacit yang menjadi bagian dari aset intelektual organisasi. Langkah
ini dilakukan untuk memberikan sumber–sumber pengetahuan yang dapat
disebarluaskan sekaligus dipindahtempatkan atau direplikasi guna meningkatkan
kinerja individu maupun organisasi. Keberadaan modul “MTSL Sekretariat
Jenderal” dapat mendukung proses pembelajaran mandiri, pengayaan materi
pelatihan dan peningkatan kemampuan organisasi dalam konteks pengembangan
kompetensi yang terintegrasi (Corporate University) dengan pengembangan karir.

Modul “MTSL Sekretariat Jenderal” pada artinya dapat menjadi sumber


belajar guna memenuhi hak dan kewajiban pengembangan kompetensi paling
sedikit 20 Jam Pelajaran (JP) dalam 1 tahun bagi setiap pegawai. Hal ini sebagai
implementasi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Aparatur Sipil Negara (ASN).

v
Dalam kesempatan ini, kami atas nama Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak atas dukungan dan kontribusinya dalam penyelesaian modul
ini. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna meningkatkan kualitas
Pelatihan MTSL ini. Semoga modul ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
para pembacanya dan para pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.

Selamat Membaca. Salam Pembelajar.

vi MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan amanah dalam rangka
review modul dan bahan ajar Muatan Teknis Substansi dan Lembaga (MTSL)
Sekretariat Jenderal.

Keberagaman bidang tugas dan fungsi pada Kementerian Hukum dan HAM
terlihat dengan adanya 11 (sebelas) Unit Utama Eselon I dan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM sebagai perwakilan kementerian di daerah/
provinsi. Untuk bidang tugas dan fungsi diatur dalam Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, untuk melaksanakan pengembangan dan


peningkatan kompetensi sumber daya manusia perlu diselenggarakan Pelatihan
MTSL. Dalam pelaksanaan Pelatihan MTSL maka dilakukan review terhadap
modul dan bahan ajar pelatihan yang secara teknis penulisan mengacu pada
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan, dan substansi modul sesuai
dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021.

Demikian review modul dan bahan ajar MTSL Sekretariat Jenderal, dengan
harapan modul ini dapat bermanfaat serta meningkatkan kompetensi bagi peserta
pelatihan dan ASN di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

vii
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN........................................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat.......................................................................... 2
C. Hasil Belajar.................................................................................. 2
D. Indikator Hasil Belajar................................................................... 3
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok............................................ 3
F. Manfaat Hasil Belajar.................................................................... 3
G. Petunjuk Belajar............................................................................ 3
BAB II GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL............................... 5
A. Sejarah Singkat............................................................................ 5
B. Dinamika Peran, Tugas Pokok dan Fungsi................................... 9
C. Struktur Organisasi Dan Tata Laksana.......................................... 12
D. Latihan.......................................................................................... 22
E. Rangkuman................................................................................... 22
F. Evaluasi........................................................................................ 24
G. Umpan Balik.................................................................................. 25
BAB III SASARAN STRATEGIS DAN PELAYANAN
SEKRETARIAT JENDERAL............................................................................. 27
A. Visi Misi dan Sasaran Strategis Organisasi.................................. 27
B. Pelayanan Internal Administratif.................................................... 34
C. Latihan.......................................................................................... 44
D. Rangkuman................................................................................... 44
E. Evaluasi........................................................................................ 46
F. Umpan Balik.................................................................................. 46

ix
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 47
A. Simpulan........................................................................................... 47
B. Tindak Lanjut..................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 49

x MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan didiskusikan tentang latar belakang, deskripsi singkat,
tujuan pembelajaran, materi pokok, manfaat hasil belajar dan petunjuk belajar.

A. Latar Belakang
Keberadaan Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM tidak
terlepas dari latar belakang berdirinya Kementerian, karena sejak mula berdiri
Sekretariat Jenderal merupakan salah satu unit yang pertama dibentuk. Dimana
sejarah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dimulai pada hari-hari
pertama kemerdekaan Bangsa Indonesia, pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI
dalam sidangnya menetapkan hal-hal yang bersangkutan dengan struktur Negara
menurut Undang-Undang Dasar dengan menetapkan Kementerian Negara.

Melalui peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 1945 mengenai pembentukan


departemen-departemen di Indonesia. Pemerintahan Republik Indonesia dibagi
dalam 12 Kementerian, dengan menteri Kehakiman pertama dijabat oleh Prof. DR.
Mr. Supomo.

Selain itu, diatur pula diatur pula tugas pokok dan ruang lingkup Kementerian
Kehakiman yakni mengurus hal mengenai pengadilan, penjara, kejaksaan, dan
sebagainya. Pada waktu itu termasuk ruang lingkup tugas Kementerian ini antara
lain: Balai harta peninggalan dan pusat pendaftaran wasiat; notariat; catatan
sipil; ijin tinggal di Indonesia; kepenjaraan; persetujuan berdirinya perkumpulan;
peraturan mengenai hukum perdata dagang; dan semua peraturan mengenai
peradilan, daktiloskopi, pengurusan paspor ke luar negeri, dan lain-lain.

Selama kurun waktu tersebut hingga kini, Kementerian Hukum dan HAM
telah beberapa kali mengalami perubahan nomenklatur sekaligus ruang lingkup
tugas dan fungsinya. Kementerian Kehakiman RI dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 1945 tentang Pembentukan Kementerian-Kementerian
di Indonesia, kemudian menjadi Departemen Hukum dan Perundang-Undangan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. M.03.PR.07.10 Tahun 2000.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 1


kemudian pada tahun 2004 Nomenklatur Departemen Kehakiman Dan HAM RI
diubah menjadi Departemen Hukum Dan HAM RI seiring terbentuknya Kabinet
Indonesia Bersatu sebagaimana tercantum dalam Keppres RI tgl 20 Oktober 2004
No. 187/M Tahun 2004.

Jika diawal berdirinya, fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian ini adalah


memberi pelayanan administrasi dan teknis sekaligus. Kini seiring perkembangan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta makin bertambah luasnya ruang
lingkup tugas Kementerian, maka fungsi pelayanan Sekretariat Jenderal hanya
terfokus pada fungsi administrasi, dengan tujuan untuk lebih memudahkan proses
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kementerian secara keseluruhan. Hal
ini didasarkan pada keunikan yang sangat membedakannya dengan organisasi
publik lainnya, yakni banyaknya unit organisasi yang bernaung didalamnya.

Sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor


41 Tahun 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja, Kementerian Hukum dan HAM
memiliki 11 Unit Kerja Utama setingkat Eselon I dan 5 Staf Ahli setingkat Eselon I,
33 Kantor Wilayah, 821 Unit Pelaksana Teknis yang tersebar secara nasional. Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM antara lain: Balai
Harta Peninggalan, Balai Diklat, Lapas, Rutan, Balai Pemasyarakatan, Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), Kantor Imigrasi (Kanim) dan
Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).

B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan
gambaran umum Unit Eselon I Sekretariat Jenderal, sasaran strategis organisasi
dan fungsi pelayanan yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Mata Diklat disajikan melalui penggunaan perangkat teknelogi informasi
melalui model pembelajaran elearning dengan metode diskusi melalui elearning.

C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan
hal ikhwal tentang muatan substantif Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

2 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


D. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu:

1) Menjelaskan gambaran umum Sekretariat Jenderal;


2) Menjelaskan sasaran strategis dan pelayanan Sekretariat Jenderal.

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Materi Pokok
1.1. Gambaran Umum Sekretariat Jenderal.
1.2. Sasaran Strategis dan Pelayanan.
2. Materi Sub Pokok
2..1. Sejarah Singkat
2..2. Dinamika Peran, Tugas Pokok dan Fungsi.
2..3. Struktur Organisasi dan Tata Laksana.
2..4. Visi Misi dan Sasaran Strategis Organisasi
2..5. Pelayanan Internal Administratif

F. Manfaat Hasil Belajar


Dengan mempelajari modul ini peserta akan memperoleh pengetahuan
tentang keberadaan dan pelaksanaan peran, tugas pokok, fungsi dan pelayanan
dari Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sehingga diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas peserta.

G. Petunjuk Belajar
Untuk dapat menguasai modul ini, para peserta diklat perlu mengikuti
beberapa petunjuk belajar sebagai berikut:

1. Peserta harus membaca terlebih dahulu modul sebelum mengikuti


pembelajaran di kelas;
2. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan Widyaiswara dalam kelas
secara tertib dan aktif;
3. Peserta harus proaktif terlibat dalam diskusi pembahasan muatan
substantif Unit Eselon I Sekretariat Jenderal.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 3


BAB II
GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Setelah membaca Bab II, peserta Diklat diharapkan mampu menjelaskan sejarah singkat, dinamika
perang, tugas pokok dan fungsi serta stuktur organisasi dan tata laksana

Dalam Bab ini, Peserta akan mempelajari mengenai sejarah singkat tentang
cikal bakal keberadaan sekretariat jenderal dalam lingkup kementerian
lembaga pemerintah yang bertugas mengurusi bidang hukum dengan dinamika
perkembangan peran serta fungsinya dari waktu ke waktu.

A. Sejarah Singkat
Gambaran umum Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM tidak
terlepas dari latar belakang berdirinya Kementerian, karena sejak mula berdiri
Sekretariat Jenderal merupakan salah satu unit yang pertama dibentuk. Dimana
sejarah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, disingkat Kemenkumham,
dahulu bernama “Departemen Kehakiman” (1945-1999), “Departemen Hukum dan
Perundang- undangan” (1999-2001), “Departemen Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia” (2001-2004), “Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia” (2004-
2009), dimulai pada hari-hari pertama kemerdekaan Bangsa Indonesia, pada
tanggal 19 Agustus 1945, PPKI dalam sidangnya menetapkan hal-hal yang
bersangkutan dengan struktur Negara menurut Undang-Undang Dasar dengan
menetapkan Kementerian Negara.

Lewat peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 1945 mengenai pembentukan


departemen-departemen di Indonesia. Pemerintahan Republik Indonesia
dibagi dalam 12 Kementerian (kementerian), yaitu Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehakiman, Kementerian Keuangan,
Kementerian Kemakmuran, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pengajaran,
Pendidikan, dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Pertahanan,
Kementerian Penerangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan
Umum. Dengan menteri Kehakiman pertama dijabat oleh Prof. DR. Mr. Supomo

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 5


berdasarkan pada Pengumuman Pemerintah tanggal 19 Agustus 1945 tentang
Pembentukan Kabinet I.

Selain ditetapkan jumlah Kementerian telah diatur pula secara singkat


singkat tugas pokok dan ruang lingkup Kementerian yang bersangkutan. Adapun
tugas pokok Kementerian Kehakiman adalah mengurus hal mengenai pengadilan,
penjara, kejaksaan, dan sebagainya. Pada waktu itu yang termasuk ruang lingkup
tugas Kementerian antara lain: Balai harta peninggalan dan pusat pendaftaran
wasiat, notariat, catatan sipil, ijin tinggal di Indonesia, kepenjaraan, persetujuan
berdirinya perkumpulan, peraturan mengenai hukum perdata, dagang, dan semua
peraturan mengenai peradilan, daktiloskopi, pengurusan paspor ke luar negeri,
dan lain-lain.

Pada 1 Oktober 1945, keberadaan Departemen Kehakiman diperluas


menjadi beberapa departemen, yaitu: (1) Kejaksaan berdasarkan Maklumat
Pemerintah Tahun 1945 tanggal 1 0ktober 1945; (2) Jawatan Topograpi
berdasarkan Penetapan pemerintah Tahun 1945 Nomor 1/S.D. Sebaliknya
meski ada perluasan, keberadaan Mahkamah Islam Tinggi yang sebelumnya
di bawah tanggung jawab Departemen Kehakiman justru dikeluarkan dari
Departemen Kehakiman Republik Indonesia dan masuk ke Departemen Agama
Republik Indonesia berdasarkan penetapan pemerintah tahun 1946 Nomor 5/S.D.
Hal ini berlanjut ketika departemen Jawatan Topograpi yang sebelumnya berada di
dalam Departemen Kehakiman Republik Indonesia malah dikeluarkan dan masuk
ke Departemen Pertahanan berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946
nomor 8/S.D.

Pada tanggal 5 Juli 1959 keluar DEKRIT Presiden untuk kembali ke Undang-
undang Dasar 1945. Dengan keluarnya Dekrit Presiden tersebut, Departemen
Kehakiman mendapat tanggung jawab baru setelah Lembaga Pembinaan Hukum
Nasional (LPHN) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 194
tahun 1961 dipindahkan kedudukannya dari Perdana Menteri ke Departemen
Kehakiman Republik Indonesia.

Pada tanggal 31 Oktober 1964, tugas pokok dan fungsi Departemen


kehakiman semakin bertambah luas dengan memasukkan lembaga peradilan
di bawah tanggung jawabnya. Melalui Undang-Undang Pedoman Nomor 19

6 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Tahun 1964, Lembaran Negara Nomor 107 Tahun 1964 mengenai Ketentuan
Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman, berlaku 31 Oktaber 1964, dijelaskan bahwa
Peradilan Negara Republik Indonesia menjalankan dan melaksanakan hukum
yang mempunyai fungsi PENGAYOMAN yang dilaksanakan dalam lingkungan,
seperti Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata
Usaha Negara.

Penggabungan lembaga peradilan ke dalam departemen kehakiman ini


diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Organisasi Departemen
yang mengatur di dalamnya tentang Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi
Departemen, Susunan Organisasi Departemen, Tugas dan Fungsi Sekretariat
Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal, Staf Ahli dan unit-unit Vertikal
di Daerah.

Sementara untuk susunan Organisasi Departemen Kehakiman Republik


Indonesia diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun
1974, Lampiran 3, Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor
J.S.4/3/7 tahun 1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kehakiman Republik Indonesia.

Pada Tahun 1984, penerapan Sistem Holding Company ke Sistem


Integrated diberlakukan di lingkungan Departemen Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Persetujuan MENPAN Nomor B 477/I/MENPAN/7/
84 Tanggal 6 Juli 1984. Kemudian dikukuhkan lagi melalui KEPPRES RI Nomor
124/M Tahun 1984 dan KEPMENKEH RI Nomor M.05-PR.07.10 Tahun 1984
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman R.I.

Namun ketika Reformasi 1998 bergulir, keberadaan lembaga peradilan yang


selama ini berada di dalam departemen kehakiman pun dianulir. Lewat Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 136 tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen. Dipertegas lagi dalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 355/m tahun 1999 tentang
Pengangkatan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 7


Disusul dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 35 tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman makin memperkuat bahwa lembaga
Peradilan Umum secara resmi keluar dari Departemen Kehakiman Republik
Indonesia untuk kemudian bergabung di bawah naungan Mahkamah Agung
Republik Indonesia dengan masa transisi paling lama 5 (lima) tahun (lebih kurang
tahun 2003 sudah selesai).

Atas dasar itu, maka berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Negara


pendayaan Aparatur Negara Nomor 24/M.PAN/I/2000 dikeluarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor M.O3-
PR.07.10 Tahun 2000 tanggal 5 April 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Hukum dan Perundang- Undangan Republik Indonesia.

Guna merespon perkembangan dan kebutuhan organisasi maka pada 30


September 2015 format organisasi diperbaharui dalam Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 disempurnakan
kembali melalui Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 6 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. Dengan fungsi dan tugas pokok dari sekretariat jenderal meliputi;
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Kemudian, sesuai dengan kebijakan Presiden Joko Widodo pada pidato


pelantikan sebagai Preseden Republik Indonesia pada tahun 2019 bahwa birokrasi
pemerintah hanya ada 2 layer dan mengedepankan jabatan fungsional yang
mengedepakan keahlian atau lebih dikenal dengan kebijakan penyederhanaan
birokrasi dengan mengalihkan pejabat structural ke jabatan fungsional, maka pada
13 Desember 2021 format organisasi diperbaharui k e dalam Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2021 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 42

8 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Tahun 2021 tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.

Dengan tugas pokok dari sekretariat jenderal meliputi; menyelenggarakan


koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, dan menyelenggarakan fungsi; koordinasi kegiatan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia, koordinasi kegiatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia, pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan
fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi, koordinasi dan penyusunan peraturan
perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum, penyelenggaraan
pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pelayanan pengadaan barang/
jasa, dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

B. Dinamika Peran, Tugas Pokok dan Fungsi


Tahun demi tahun sesuai dengan perkembangan sejarah Republik Indonesia,
maka susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum
dan HAM mengalami perubahan dan penyempurnaan pula. Secara ringkas
perubahan berdasarkan fungsinya itu sebagai berikut:

1. Fungsi Administrasi dan Teknis


Periode sebelum tahun 1966, tepatnya pada tahun 1962, bentuk organisasi
atau wadah yang menjalankan fungsi Sekretariat Jenderal pada periode
ini bernama Kantor Pusat Kementrian dengan mempunyai ruang lingkup
yang sangat luas, disamping mengelola bidang administrasi juga mengelola
bidang teknis.

2. Fungsi Administrasi dan Sebagian Teknis


Mulai tahun 1966 dengan dibentuk Inspektorat Jenderal, Direktorat
Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal
Pembinaan Badan-badan Peradilan Umum dan Perundang- undangan,

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 9


maka bentuk organisasi Kementerian kehakiman adalah holding company
type Masing-masing unit mengurus administrasi di unitnya dan mempunyai
bagian anggaran tersendiri.

Dengan keputusan Presidium Kabinet tertanggal 31 Agustus 1966 Nomor


15/U/Kep/8/1966 telah diatur mengenai kedudukan, tugas pokok, fungsi,
wewenang, dan tata kerja Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, dan
Inspektorat Jenderal. Sekretariat jenderal adalah badan staf yang berada di
bawah menteri dan dipimpin oleh sekretariat jenderal.

Tugas sekretariat jenderal adalah memberikan bantuan di bidang teknis dan


administrasi, dalam melaksanakan tugasnya sekretariat jenderal dibantu oleh
Kepala Biro. Adapun direktorat jenderal merupakan alat pelaksana utama
tugas Kementerian dipimpin oleh seorang direktur jenderal, sedangkan
sebagai alat pelaksana utama pengawasan Kementerian adalah inspektorat
jenderal yang dipimpin oleh inspektur jenderal.

3. Fungsi Administrasi
Berdasarkan Keppres RI No.27 tahun 1981 diadakan perubahan susunan
organisasi Kementerian Kehakiman dari bentuk holding company menjadi
Intergrated dengan tujuan konsep terpadu di bidang pembinaan hukum.
Fungsi sekretariat jenderal dalam usaha membina administrasi kehakiman
semakin ditingkatkan serta mulai mengembangkan sistem komputerisasi
untuk bidang-bidang substantif.

Selama kurun waktu tersebut, saat ini Kementerian Hukum dan HAM telah
beberapa kali mengalami perubahan nomenklatur. Kementerian Kehakiman
RI dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1945 tentang
Pembentukan Kementerian- Kementerian di Indonesia, kemudian menjadi
Kementerian Hukum dan Perundang-Undangan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehakiman No. M.03.PR.07.10 Tahun 2000.

Dengan terbentuknya Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana tercantum


dalam Keppres RI tgl 20 Oktober 2004 No. 187/M Tahun 2004 Nomenklatur
Kementerian Kehakiman Dan HAM RI diubah menjadi Kementerian Hukum
Dan HAM RI.

10 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Dapat ditinjau dari perubahan fungsi tersebut, bahwa keberadaan
Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM berkembang sejalan
dengan kebutuhan masyarakat dan bertambah luasnya ruang lingkup
tugas Kementeria, sehingga perlu memisahkan antara fungsi teknis dan
administrasi, agar lebih memudahkan proses penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi Kementerian secara keseluruhan.

Terlebih lagi sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam bidang hukum,


Kementerian Hukum dan HAM memiliki keunikan yang membedakannya
dengan organisasi publik lainnya, yakni banyaknya unit organisasi yang
bernaung didalamnya. Dalam hal ini, Kementerian Hukum dan HAM memiliki
sebelas (11) Unit Utama Eselon I, tiga puluh tiga (33) Kantor Wilayah, serta
delapan ratus dua puluh satu (821) Unit Pelaksana Teknis yang tersebar
secara nasional.

TABEL 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Hukum dan HAM RI

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

Dengan struktur organisasi yang besar ini, kedudukan Sekretariat Jenderal


Kementerian Hukum dan HAM sudah tentu dihadapkan pada tugas pokok
dan fungsi yang luas pula. Sebagaimana mengacu pada Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2021
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 11


Manusia Republik Indonesia, disebutkan bahwa:

1. Kedudukan Sekretariat Jenderal di bawah dan bertanggung jawab


kepada Menteri dan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (Pasal 5).
2. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Pasal 6).
3. Dalam melaksanakan tugas itu, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi (Pasal 7) :
a. koordinasi kegiatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan,
kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
d. pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan fasilitasi
pelaksanaan reformasi birokrasi;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan
serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara
dan pelayanan pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

C. Struktur Organisasi Dan Tata Laksana


Mengacu pada struktur organisasi Kementerian Hukum dan HAM
sebagaimana diatur dalam Permenkumham No. 41 Tahun 2021, dijelaskan bahwa
organisasi Kementerian Hukum dan HAM dipimpin pejabat setingkat menteri, yang
bertugas sebagai seorang manajemen puncak atau penentu kebijakan dalam
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Untuk selanjutnya secara administratif dijalankan oleh Sekretariat Jenderal


agar dapat diimplementasikan kepada Unit-Unit Utama Eselon I yang ada di
dalamnya. Sementara Kantor-Kantor Wilayah yang tersebar secara nasional

12 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


merupakan perwakilan Menteri di daerah maka dari itu langsung berhubungan
dengan Menteri Hukum dan HAM dengan difasilitasi oleh Sekretariat Jenderal.

Sehingga Tugas dan peran pokok seorang menteri dalam tataran teknis
operasional manajerial kebijakan sepenuhnya dibantu oleh keberadaan Sekretariat
Jenderal yang dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Dalam hal ini memastikan
terwujudnya manajemen organisasi yang akuntabel dengan penyelenggaraan
birokrasi dalam lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
professional.

Dengan demikian keberadaannya sangat vital dalam organisasi Kementerian


Hukum dan HAM yakni sebagai pengelola manajemen organisasi melalui koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi semua
Unit organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dam HAM. Artinya Sekretariat
Jenderal Kementerian Hukum dan HAM sebagai service unit yakni sebagai
administrator, manajer dan sekretaris dari organisasi.

Guna memenuhi tugas tersebut, sesuai dengan Keputusan Sekretaris


Jenderal Nomor SEK.1-PR.01.04-310 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis
Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun
2020-2024, Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM mencanangkan
target kinerja yang dituangkan dalam “Program Dukungan Manajemen dan
Tugas Teknis Lainnya” dengan Outcome “Meningkatnya layanan dukungan
manajemen di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM” dengan Indikator
Kinerja meliputi:

a. Target Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020


1. Meningkatnya citra positif Kementerian Hukum dan HAM;
2. Peningkatan kualitas pengelolaan Sumber Daya Manusia;
3. Tata kelola keuangan yang efektif dan efisien;
4. Meningkatnya Kualitas Program dan Penganggaran Kementerian
Hukum dan HAM;
5. Optimalisasi pengelolaan BMN di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM;
6. Meningkatnya kualitas pelayanan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Kementerian Hukum dan HAM; dan

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 13


7. Tersedianya layanan pengelolaan Administratif dan Fasilitatif
Kantor Wilayah Kemenkumham.
b. Target Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2021-2024
1. Terwujudnya organisasi lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM yang efektif dan efisien;
2. Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya manusia;
3. Optimalisasi Pengelolaan BMN di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM;
4. Meningkatnya kualitas pelayanan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Kementerian Hukum dan HAM;
5. Meningkatnya citra positif Kementerian Hukum dan HAM;
6. Terwujudnya layanan administratif dan fasilitatif Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM;
7. Meningkatnya Kualitas Program dan Penganggaran Kementerian
Hukum dan HAM; dan
8. Mewujudkan tata kelola keuangan yang efektif dan efisien.
Sejumlah Indikator itu sangat ditentukan oleh efektifitas peranan Sekretariat
Jenderal yakni seberapa optimal pelaksanaan tugas pada setiap unit di lingkungan
Sekretariat Jenderal melalui kegiatan dalam program-program kerja yang telah
ditetapkan. Untuk itulah pentingnya pemahaman atas tugas dan kemampuan
melaksanakan semua kegiatan dalam lingkup tanggungjawab masing-masing
ASN di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Dimana dengan didukung oleh enam (6) Biro dan satu (1) Pusat setingkat
eselon II di dalamnya, Sekretariat Jenderal memiliki tugas pokok dan fungsi atas
nama kementerian, dan tidak dibatasi pada fungsi yang bersifat teknis pelayanan
masyarakat. Sementara, unit utama eselon I Kementerian Hukum dan HAM
selain Sekretariat Jenderal yakni; Imigrasi, Pemasyarakatan, Kekayaan Intelektual,
Peraturan Perundangan, Administrasi Hukum Umum, Badan Pembinaan Hukum
Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia dipastikan terikat pada pelayanan yang
bersifat teknis kepada masyarakat.

14 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Keberadaan biro-biro setingkat eselon II tersebut menjadi sistem pendukung
tugas pokok dan fungsi dari Sekretariat Jenderal yang terdiri atas; (1) Biro
Perencanaan; (2) Biro Kepegawaian; (3) Biro Keuangan; (4) Biro Pengelolaan
Barang Milik Negara; (5) Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama;
(6) Biro Umum; dan (7) Pusat Data dan Teknologi Informasi.

TABEL 2.1 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

Untuk optimalisasi dan efektivitas kinerja dari biro-biro tersebut, masing-


masing biro di dukung oleh Kepala Bagian setingkat eselon III dan kelompok
Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut di bawah ini.

1. Biro Perencanaan, didukung oleh tiga (3) bagian dan kelompok jabatan
fungsional yang meliputi:
a. Bagian Program dan Anggaran, yang didukung oleh kelompok
jabatan fungsional;
b. Bagian Tata Laksana dan Tata Usaha, yang didukung oleh 1 (satu)
Subbagian yaitu, Subbagian Tata Usaha Biro;
c. Bagian Reformasi Birokrasi, yang didukung oleh kelompok Jabatan
Fungsional.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 15


TABEL 2.2 Struktur Organisasi Biro Perencanaan

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

2. Biro Kepegawaian, yang didukung oleh d u a ( 2 ) bagian dan kelompok


jabatan fungsional terdiri atas:
a. Bagian Perencanaan Sistem Informasi Kepegawaian, dan Tata
Usaha, didukung oleh 1 (satu) Subbagian yakni Subbagian Tata Usaha
Biro dan kelompok Jabatan Fungsional;
b. Bagian Pengembangan Karir Pegawai, yang dibawah tanggung
jawab kelompok Jabatan Fungsional;

16 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


TABEL 2.3 Struktur Organisasi Biro Kepegawaian

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

3. Biro Keuangan dibantu oleh dua (2) bagian dan kelompok jabatan fungsional
yang terdiri dari:
a. Bagian Pelaksanaan Anggaran dan Tata Usaha, yang didukung oleh
1 (satu) Subbagian yaitu, Subbagian Tata Usaha Biro dan kelompok
Jabatan Fungsional;
b. Bagian Akuntansi dan Pelaporan, yang dibawah tanggung
jawab kelompok Jabatan Fungsional;

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 17


TABEL 2.4 Struktur Organisasi Biro Keuangan

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

4. Biro Pengelolaan Barang Milik Negara yang didukung oleh tiga (3) bagian
dan kelompok jabatan fungsional yaitu meliputi:
a. Bagian Perencanaan Barang Milik Negara dan Tata Usaha Biro,
yang didukung oleh 1 (satu) Subbagian yaitu Subbagian Tata Usaha
Biro dan kelompok jabatan fungsional;
b. Bagian Layanan Pengadaan Barang Milik Negara, dibawah
tanggung jawab kelompok jabatan fungsional;
c. Bagian Penatausahaan Barang Milik Negara, dibawah tanggung
jawab kelompok jabatan fungsional;

18 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


TABEL 2.5. Struktur Organisasi Biro
Pengelolaan Barang Milik Negara

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

a. Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerja Sama dibantu


oleh satu (1) bagian dan kelompok jabatan fungsional yaitu, Bagian
Layanan Advokasi Hukum dan Tata Usaha, didukung oleh Subbagian
Tata Usaha Biro dan Kelompok Fungsional;

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 19


TABEL 2.6 Struktur Organisasi Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

5. Biro Umum didukung oleh t i g a ( 3 ) bagian dan kelompok jabatan


fungsional yang terdiri atas :
a. Bagian Tata Usaha Pimpinan, yang didukung oleh 3 (tiga) subbagian
yaitu Subbagian Tata Usaha Menteri dan Wakil Menteri, Subbagian
Tata Usaha Sekretaris Jenderal, dan Subbagian Tata Usaha Staf Ahli
dan Staf Khusus Menteri;
b. Bagian Rumah Tangga dan Tata Usaha, didukung oleh 3 (tiga)
subbagian yaitu, Subbagian Urusan Dalam, Subbagian Kendaraan
dan Perjalanan Dinas, dan Subbagian Tata Usaha Biro;
c. Bagian Protokol dan Pengamanan, didukung oleh 4 (empat)
subbagian yaitu, Subbagian Acara dan Tamu Pimpinan, Subbagian
Keprotokolan, Subbagian Pengamanan Pimpinan, dan Subbagian
Pengamanan Lingkungan, Instalasi, Dokumen dan Jalur Informasi;

20 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


TABEL 2.7 Struktur Organisasi Biro Umum

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

6. Terakhir, Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) adalah unsur


pendukung pelaksanaan tugas pokok Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia di bidang data dan teknologi informasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui
Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pusdatin dipimpin oleh Kepala Pusat dengan tugas pokok melaksanakan
fasilitasi teknologi informasi, pengelolaan data, pengembangan aplikasi,
jaringan, infrastruktur, pengamanan, penyusunan standar, evaluasi, dan kerja
sama teknologi informasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Pusdatin didukung oleh 1 bagian dan kelompok jabatan fungsional
yang terdiri atas :

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 21


a. Bagian Umum dan Tata Usaha, didukung oleh satu (1) subbagian
yaitu, Subbagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

TABEL 2.8 Struktur Organisasi Pusat Data Dan Teknologi Informasi

Sumber : Peraturan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Nomor : 41 Tahun 2021 Tanggal 13
Desember 2021 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia

D. Latihan
Kepada peserta diklat silahkan secara berkelompok (paling sedikit 3
orang) mendiskusi kembali tentang mengapa dan bagaimana bisa terjadi
pergeseran mengenai fungsi dan peran sekretariat jenderal tersebut? Apa yang
melatarbelakanginya?

E. Rangkuman
Berdasarkan uraian dalam Bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai rangkuman, sebagai berikut:

1. Keberadaan Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM


tidak terlepas dari latar belakang berdirinya Kementerian, karena
sejak mula berdiri, Sekretariat Jenderal merupakan salah satu unit
yang pertama dibentuk yakni dua hari setelah kemerdekaan Bangsa

22 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Indonesia dikumandangkan, pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI
dalam sidangnya menetapkan peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun
1945 mengenai pembentukan departemen-departemen di Indonesia.
Selain itu, diatur pula diatur pula tugas pokok dan ruang lingkup
Sekretariat Jenderal Kementerian Kehakiman yakni mengurus hal
mengenai pengadilan, penjara, kejaksaan, dan sebagainya. Pada
waktu itu termasuk ruang lingkup tugas Kementerian ini antara lain
: Balai harta peninggalan dan pusat pendaftaran wasiat, notariat,
catatan sipil, ijin tinggal di Indonesia, kepenjaraan, persetujuan
berdirinya perkumpulan, peraturan mengenai hukum perdata, dagang,
dan semua peraturan mengenai peradilan, daktiloskopi, pengurusan
paspor ke luar negeri, dan lain- lain.
2. Selama kurun waktu sejak dibentuk hingga sekarang, fungsi
pelayanan Sekretariat Jenderal mengalami perubahan dan
penyempurnaan pula. Dimulai pada tahun 1962, Sekretariat Jenderal
melaksanakan fungsi pelayanan administrasi dan teknis sekaligus
dengan nomenklatur Kantor Pusat Kementerian. Kemudian tahun
1966, setelah dibentuk unit eselon I lainnya yakni Inspektorat Jenderal,
Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-badan Peradilan Umum dan
Perundang-undangan, maka fungsi pelayanan yang dilaksanakan
oleh Sekretariat Jenderal sedikit terkurangi khususnya dalam fungsi
pelayanan teknis karena bentuk organisasi Kementerian kehakiman
adalah holding company type sehingga masing-masing unit mengurus
Sekretriat Jenderal administrasi di unitnya dan mempunyai bagian
anggaran tersendiri. Pergeseran terakhir dari fungsi pelayanan yang
dijalankan oleh Sekretariat Jenderal adalah melalui Keppres RI No.27
tahun 1981 yang lebih difokuskan pada pelayanan administrasi saja
karena susunan organisasi Kementerian Kehakiman diubah dari
bentuk holding company menjadi Intergrated.
3. Ketika Reformasi 1998 bergulir, keberadaan lembaga peradilan yang
selama ini berada di dalam departemen kehakiman pun dianulir. Lewat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 tahun 1999

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 23


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 355/m
tahun 1999 tentang Pengangkatan Menteri Hukum dan Perundang-
Undangan Republik Indonesia. Disusul dengan keluarnya Undang-
Undang Nomor 35 tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman makin mempertegas bahwa lembaga Peradilan
Umum secara resmi keluar dari Departemen Kehakiman Republik
Indonesia untuk kemudian bergabung di bawah naungan Mahkamah
Agung Republik Indonesia dengan masa transisi paling lama 5 (lima)
tahun (lebih kurang tahun 2003 sudah selesai). Hal ini membuat beban
dan porsi pelayanan dari Sekretariat Jenderal semakin berkurang
sehingga lebih memudahkan proses penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi Kementerian secara keseluruhan.
4. Untuk mendukung optimalisasi kinerja Sekretariat Jenderal, sebagai
service unit yakni sebagai administrator, manajer dan sekretaris
dari organisasi Kementerian Hukum dan HAM, maka dibentuklah
supporting system dengan enam (6) biro setingkat eselon II di
dalamnya. Keberadaan biro-biro setingkat eselon II tersebut menjadi
sistem pendukung tugas pokok dan fungsi dari Sekretariat Jenderal
yang terdiri atas; (1) Biro Perencanaan; (2) Biro Kepegawaian; (3) Biro
Keuangan; (4) Biro Pengelolaan Barang Milik Negara; (5) Biro Hukum,
Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama; dan (6) Biro Umum.

F. Evaluasi
1. Kapan dan apa yang menjadi dasar berdirinya sekretariat jenderal pada
saat awal kementerian hukum dibentuk pasca Indonesia merdeka?
2. Jelaskan apa yang melatarbelakangi dan menjadi dasar pemisahan
lembaga peradilan dari kementerian hukum dan Hak Asasi Manusia?
3. Apa saja tugas pokok dan ruang lingkup Sekretariat Jenderal sebelum
tahun 1966?
4. Sebutkan pergeseran tugas pokok dan ruang lingkup apa saja yang
terjadi pada Sekretariat Jenderal hingga sampai keadaan saat ini?
5. Poin-poin penting perubahan apa saja yang membedakan terkait

24 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


struktur, organisasi dan tata laksana antara Peraturan Menteri Hukum
dan HAM Nomor 29 Tahun 2015 dengan Peraturan Menteri Hukum
dan HAM Nomor 41 Tahun 2021?

G. Umpan Balik
Berdasarkan soal evaluasi dan soal latihan diatas, coba periksa kembali
apakah jawaban Anda sudah benar atau belum. Apabila Anda telah menjawab
dengan benar maka Anda telah memahami dan mampu menjelaskan dinamika
perkembangan dan perubahan kedudukan, tugas pokok, peran dan fungsi serta
struktur organisasi dan tata laksana sekretariat jenderal dari sejak berdiri sampai
saat ini. Namun apabila belum benar, coba pelajari kembali materi tersebut.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 25


BAB III
SASARAN STRATEGIS DAN PELAYANAN
SEKRETARIAT JENDERAL

Setelah membaca Bab II, peserta diharapkan mampu menjelaskan visi misi dan
sasaran strategis organisasi, serta pelayanan internal administratif

Di bab ketiga ini akan didiskusikan mengenai visi misi dan sasaran strategis
organisasi serta pelayanan internal administratif dari sekretariat jenderal
kementerian hukum dan hak asasi manusia sebagaimana yang tersaji di bawah
ini.

A. Visi Misi dan Sasaran Strategis Organisasi


Dalam Rencana Strategis (Renstra) sebagaimana yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 33 Tahun 2020 tanggal 23 Desember
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2020-2024
disebutkan bahwa strategi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menitik
beratkan pada :

1. Terpenuhinya peraturanperundang-undangan yang sesuai dengan


azas pembentukan peraturan perundang-undangan.
2. Mengoptimalkan peran dalam penghormatan, perlindungan, dan
pemenuhan HAM.
3. Memastikan pelayanan publik di bidang hukum sesuai dengan asas
penyelenggaraan pelayananpublik.
4. Memastikan penegakanhukum yang mampu menjadi pendorong
inovasi dankreatifitas dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
5. Ikut berperan serta dalam menjaga stabilitas keamanandan kedaulatan
NKRI.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 27


6. Meningkatkan kesadaranhukum masyarakat.
7. Meningkatkan kompetensi strategis Sumber Daya Manusia di Bidang
Hukum dan HAM.
8. Membangun budaya kerja yang berorientasi kinerja organisasi yang
berintegritas, efektif dan efisien.
Dengan bersandar pada Visi Kementerian Hukum dan HAM yaitu
“Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang Andal, Profesional, Inovatif,
dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk
Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden “Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Lalu Misi Kementerian Hukum dan HAM yaitu ;

1. Membentuk Peraturan Perundang-Undangan yang Berkualitas dan


Melindungi Kepentingan Nasional,
2. Menyelenggarakan Pelayanan Publik di Bidang Hukum yang
Berkualitas,
3. Mendukung Penegakan Hukum di Bidang Kekayaan Intelektual,
Keimigrasian, Administrasi Hukum Umum, dan Pemasyarakatan yang
Bebas Dari Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya
4. Melaksanakan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak
Asasi Manusia yang Berkelanjutan
5. Melaksanakan Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat
6. Ikut Serta Menjaga Stabilitas Keamanan Melalui Peran Keimigrasian
dan Pemasyarakatan
7. Melaksanakan Tata Laksana Pemerintahan yang Baik Melalui
Reformasi Birokrasi dan Kelembagaan
Guna melaksanakan Misi Kementerian Hukum dan HAM tersebut maka
kegiatan Kementerian Hukum dan HAM dipandu dengan nilai-nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif (PASTI). Diharapkan dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yaitu :

1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang harmonis yang


sejalan dengan kebutuhan hukum masyarakat dan kebijakan
pemerintah; dan terciptanya ketertiban dan keamanan dalam

28 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Mewujudkan layanan Kementerian Hukum dan HAM yang Prima.
3. Mendorong inovasi kreativitas masyarakat melalui peningkatan
permohonan kekayaan intelektual, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional melalui kemudahan pemberian ijin pendirianbadan
usaha, sekaligus memenuhi hak-hak warga binaanpemasyarakatan
serta membentuk Warga Binaan Pemasyarakatanagar menjadi
manusia seutuhnya, menyadari kesalahan,memperbaiki diri, tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperandalam pembangunan
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab serta memberikan jaminan perlindungan hak asasi
tahanan yang ditahan serta keselamatandan keamanan benda-benda
yang disita untuk keperluan barang bukti dan benda-benda yang
dinyatakan dirampas untuk negara danmencegah penyalahgunaan
dokumen keimigrasian oleh WNI dan WNA yang melintas dan tinggal di
Indonesia.
4. Terlindunginya hak asasi manusia.
5. Meningkatkan nilai-nilai dan sikap kesadaranhukum masyarakat serta
akses keadilan.
6. Menciptakan wilayahperbatasan yang aman dari perlintasan WNA/WNI
yang tidak mempunyai dokumen sesuai prosedur dan menciptakan
keamanandan ketertiban di seluruh Lapas/Rutan.
7. Mewujudkan ASN Kementerian Hukum dan HAM yang kompeten dan
terlaksananya reformasi Birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM.
Berkenaan dengan hal itu, Sekretariat Jenderal merumuskan tugasnya
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor SEK.1-
PR.01.04-310 Tahun 2021 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020-2024, sasaran
rencana strategis organisasi yakni :

1. Meningkatnya kepercayaan stakeholder terhadap pelayanan internal


Sekretariat Jenderal

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 29


2. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan pola hubungan kerja yang
dinamis dan berorientasi pada pelayanan prima
3. Meningkatnya akuntabilitas dan pengendalian internal secara
berkelanjutan
4. Meningkatnya kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi
5. Meningkatnya Intensitas dan kualitas publikasi kinerja
6. Terwujudnya ASN yang berkompeten, professional dan berintegritas
7. Perencanaan dan pengelolaan anggaran yang efisien efektif dan
akuntabel
Adapun visi, misi dan indikator kinerja Sekretariat Jenderal dapat dilihat pada
tabel (data) dibawah ini :
Tabel 3.1
Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM

VISI: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang Andal,


Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan
Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan
Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden “Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”
MISI: 1. Membentuk Peraturan Perundang-Undangan yang
Berkualitas dan Melindungi Kepentingan Nasional,
2. Menyelenggarakan Pelayanan Publik di Bidang Hukum
yang Berkualitas,
3. Mendukung Penegakan Hukum di Bidang Kekayaan
Intelektual, Keimigrasian, Administrasi Hukum Umum,
dan Pemasyarakatan yang Bebas Dari Korupsi,
Bermartabat, dan Terpercaya
4. Melaksanakan Penghormatan, Perlindungan dan
Pemenuhan Hak Asasi Manusia yang Berkelanjutan
5. Melaksanakan Peningkatan Kesadaran Hukum
Masyarakat
6. Ikut Serta Menjaga Stabilitas Keamanan Melalui Peran
Keimigrasian dan Pemasyarakatan
7. Melaksanakan Tata Laksana Pemerintahan yang Baik
Melalui Reformasi Birokrasi dan Kelembagaan

30 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Values :
PASTI
P rofesional
A kuntabel
S inergi
T ransparan
I novatif
GRAND a. Perspektif Pemangku Kepentingan Eksternal
STRATEGY b. Perspektif Bisnis Proses Internal
SEKRETARIAT c. Perspektif Bisnis Proses Internal
JENDERAL :
SASARAN 1. Terpenuhinya Peraturan Perundang-undangan
SEKRETARIAT yang sesuai dengan azas pembentukan
JENDERAL peraturan perundang-undangan
a) Meningkatnya kepercayaan stakeholder terhadap
pelayanan internal oleh Sekretariat Jenderal
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
Indeks kepuasan layanan internal di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM
2. Mengoptimalkan peran dalam penghormatan,
perlindungan, dan pemenuhan HAM
a) Meningkatnya kualitas kelembagaan dan pola
hubungan kerja yang dinamis dan berorientasi
pada pelayanan prima
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
1) Persentase Satker yang melaksanakan pola
hubungan kerja yang dinamis.
2) Persentase Satker yang mempunyai dan
mengimplementasikan standar pelayanan publik.
3) Persentase Satuan Kerja yang terselesaikan
penataan kelembagaannya sesuai analisa beban
kerja.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 31


3. Memastikan pelayanan publik di bidang
hukum sesuai dengan azas penyelenggaraan
pelayanan publik
a) Meningkatnya akuntabilitas dan pengendalian
internal secara berkelanjutan
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
Persentase satuan kerja yang memiliki Nilai LAKIP
minimal BB.
4. Memastikan penegakan hukum yang mampu
menjadi pendorong inovasi dan kreativitas
dalam pertumbuhan ekonomi nasional
a) Meningkatnya kualitas pelaksanaan reformasi
birokrasi
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
Persentase satuan kerja yang mengimplementasikan
area perubahan Reformasi Birokrasi
5. Ikut berperan serta dalam menjaga stabilitas
keamanan dan kedaulatan NKRI
a) Meningkatnya Intensitas dan kualitas publikasi
kinerja.
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
1) Persentase opini positif terhadap pemberitaan
Kementerian Hukum dan HAM di media.
2) Persentase publikasi Kementerian Hukum dan
HAM yang terintegrasi
6. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
a) Terwujudnya ASN yang berkompeten,
profesional dan berintegritas
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
Prosentase pegawai yang memperoleh hak-hak yang
terdapat di dalam UU ASN mulai dari Recruitment
sampai dengan Retirement

32 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


7. Meningkatkan kompetensi strategis Sumber
Daya Manusia di bidang Hukum dan HAM
a) Perencanaan dan pengelolaan anggaran yang
efisien efektif dan akuntabel.
❑ Indikator Sekretariat Jenderal:
1) Persentase Satuan Kerja yang memiliki
Perencanaan Penganggaran berorientasi pada
hasil (SMART).
2) Persetase satuan kerja yang mendapatkan
Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
Kementerian di atas 93.
3) Persentase satuan kerja yang mempunyai
laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP)

Dengan demikian sebagai bagian penting dalam organisasi Kementerian


Hukum dan Hak Asasi Manusia, maka Sekretariat Jenderal memiliki tata nilai,
tujuan, dan sasaran pelaksanaan tugas yang mengacu pada Visi dan Misi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Dengan Misi Kementerian yang
terkait langsung dengan Sekretariat Jenderal yaitu melaksanakan tatalaksana
pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi dan kelembagaan.

Bersandar pada tata nilai yang dipedomani Sekretariat Jenderal dalam


mengemban tugas adalah Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan
Inovatif (PASTI).

Profesional adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan


organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjungtinggi etika dan
integritas profesi.

Akuntabel adalah setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan


pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.

Sinergi adalah komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan


kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 33


kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan
berkualitas.

Transparan adalah menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai.

Inovatif adalah kreativitas dan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan


dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

B. Pelayanan Internal Administratif


Sebelum mengurai dan menjelaskan tentang fungsi pelayanan dari Sekretariat
Jenderal, kiranya perlu disinggung sedikit tentang pengertian pelayanan. Secara
konseptual, ada dua istilah yang perlu diketahui, yaitu melayani dan pelayanan.
Pengertian melayani adalah

“membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang”.


Sedangkan pengertian pelayanan adalah “usaha melayani kebutuhan orang lain”
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995).

Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi


atau perorangan kepada konsumen (customer/yang dilayani), yang bersifat
tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Sementara untuk membedakan bentuk
pelayanan, Gonroos (1990) membaginya ke dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Core Service
core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang
merupakan produk utamanya. Misalnya untuk hotel adalah penyediaan kamar
dan untuk penerbangan adalah transportasi udara. Perusahaan mungkin
mempunyai beberapa core service, misalnya perusahaan penerbangan
menawarkan penerbangan dalam negeri dan penerbangan luar negeri.

b. Facilitating Service
facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada pelanggan,
misalnya pelayanan “front office” pada hotel atau pelayanan “check in” pada
transportasi udara. Facilitating service ini merupakan pelayanan tambahan
tetapi sifatnya wajib.

34 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


c. Supporting Service
seperti pada facilitating service, supporting service merupakan pelayanan
tambahan (pendukung) untuk meningkatkan nilai pelayanan atau untuk
membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak “pesaingnya”.
Misalnya hotel Restoran pada suatu hotel. Supporting adalah pelayanan
tambahan tetapi tidak wajib dan disediakan untuk meningkatkan daya saing.

Adapun Customer (pelanggan) yang dimaksudkan didalam modul ini dapat


berupa individu (perorangan), kolektif (organisasi), maupun masyarakat dalam arti
luas. Sehingga, pelanggan dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :

1. Pelanggan internal (internal customer) adalah pelanggan yang berasal


dari dalam organisasi (instansi) itu sendiri. Pelanggan internal dapat
dibagi kedalam dua bagian, yaitu a) pelanggan internal organisasi dan
b) pelanggan internal pemerintah. Pelanggan internal dapat dilihat dari
dalam lingkungan organisasi, sehingga meskipun bagian/unit kerja kita
berbeda, namun masih dalam lingkungan organisasi, maka pelanggan
tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggan internal.
2. Sedangkan pelanggan internal pemerintah adalah pelanggan yang
walaupun instansi kita berbeda, namun instansi pelanggan itu adalah
instansi pemerintah, pelanggan tersebut dapat dikategorikan sebagai
pelanggan internal pemerintah (pelanggan internal dalam skala
makro).
Mengacu dari pengertian konseptual di atas, dapat dipahami bahwa
kedudukan Sekretariat Jenderal dalam pelayanan lebih mengarah pada bentuk
pelayanan administratif. Karena core service (produk utama pelayanan) dari
Sekretariat Jenderal menitikberatkan pada fungsi administrasi umum agar dapat
mendukung kelancaran dan optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia secara menyeluruh dalam lingkup
internal kelembagaan baik secara vertikal maupun horisontal.

Dalam hal ini, fungsi dan peran pelayanan Sekretariat Jenderal dalam rangka
supervisi, fasilitasi dan koordinasi kegiatan unit-unit eselon 1, kantor wilayah
serta satuan kerja di bawahnya (UPT/ Unit Pelaksana Teknis). Pengertian ini telah
menempatkan jenis dan karakteristik pelayanan yang dilakukan oleh Sekretariat
Jenderal lebih dominan pada pelayanan internal.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 35


Meskipun dalam konteks tertentu fungsi pelayanan internal pemerintah
(eksternal) juga menjadi tanggung jawabnya, misalnya dalam hubungan koordinasi,
kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga tinggi negara seperti Kejaksaan,
Kepolisian, KPK, DPR, MA maupun Kementerian/ LND dan instansi vertikal lainnya
ataupun organisasi pemerintah negara- negara lain (asing) serta organisasi non
pemerintah seperti partai politik, media massa, LSM (NGO), organisasi profesi, dan
sebagainya.

Sebagaimana yang tercantum dan diatur dalam Peraturan Menteri Hukum


dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomoro 41 Tahun 2021 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia bahwa Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal
menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi kegiatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;


2) Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi Kementerian
hukum dan Hak Asasi Manusia;
4) Pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana dan fasilitasi
pelaksanaan reformasi birokrasi;
5) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan advokasi hukum;
6) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan
pelayanan pengadaan barang/jasa; dan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, Sekretariat Jenderal dipimpin oleh
satu orang Sekretaris Jenderal yang kedudukan adalah unsur pembantu Menteri
dan merupakan pejabat birokrat tertinggi di lingkungan Kementerian yang berada

36 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.

Sejauh ini jika dicermati, fungsi pelayanan tersebut relatif cukup berjalan
dengan baik, meskipun dalam beberapa sisi masih banyak ditemui kekurangan
dan masalah terutama menyangkut aspek citra dan pelayanan kelembagaan di
tengah hiruk pikuk tuntutan dan kebutuhan soal penegakan hukum dan reformasi
birokrasi di Indonesia. Selain itu, persoalan koordinasi baik secara internal maupun
eksternal masih perlu untuk ditingkatkan terus, sebab seringkali timbulnya masalah
pada suatu kegiatan karena terhambat dalam masalah koordinasi antar unit
organisasi.

Untuk lengkapnya seperti apa bentuk dan detail pelayanan yang dilaksanakan
oleh Sekretariat Jenderal berikut ini terurai dalam tugas dan fungsi unit-unit eselon
II, III, dan IV yang berada di bawah lingkup sekretariat jenderal yang terdiri dari:

1. BIRO PERENCANAAN
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi
penyusunan rencana, program dan anggaran, kelembagaan, ketatalaksanaan,
koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi, serta penyusunan
evaluasi dan pengendali laporan Kementerian berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ditinjau dari tugas ini, biro ini
memiliki atau menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan pengolahan data perencanaan dan anggaran


Kementerian Hukum dan HAM;
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, jangka
menengah dan rencana tahunan;
c. Penyusunan program dan Nota Keuangan/Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), Rencana Kerja (Renja),
Rencana Kerja dan Anggaran, perubahan/revisi Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L);
d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis perencanaan kementerian
Hukum dan HAM;
e. Pelaksanaan pembinaan kelembagaan di lingkungan kementerian
Hukum dan HAM;

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 37


f. Pelaksanaan pembinaan ketatalaksanaan di lingkungan kementerian
Hukum dan HAM;
g. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi reformasi birokrasi di lingkungan
kementerian Hukum dan HAM;
h. Penyusunan dan evaluasi serta pengendali laporan kementerian
Hukum dan HAM; dan
i. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan Biro Perencanaan.
2. BIRO KEPEGAWAIAN
Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan
pengelolaan di bidang perencanaan kebutuhan pegawai, pembinaan dan
pengembangan karir, penilaian kinerja, pemberian perizinan, jaminan sosial,
perlindungan, dan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, terdiri dari: Bagian Perencanaan, dan
Sistem Informasi Kepegawaian dan Tata Usaha, Bagian Pengembangan
Karir Pegawai, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Dalam melaksanakan tugasnya Biro Kepegawaian menyelenggarakan


fungsi:

a. penyusunan rencana dan program Biro Kepegawaian;


b. koordinasi dan penyusunan rencana kebutuhan pegawai;
c. penyelenggaraan seleksi penerimaan pegawai, seleksi alih golongan,
pengangkatan, dan penempatan pertama pegawai;
d. pembinaan dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian;
e. pengelolaan data arsip kepegawaian;
f. penyelenggaraan pembinaan karir pegawai yang meliputi mutasi,
kepangkatan, pemberhentian, dan pensiun;
g. penyusunan rencana pengembangan kompetensi pegawai;
h. penyusunan rencana pengembangan karir pegawai;
i. penyusunan kebijakan dan pengendalian penilaian kinerja pegawai;
j. penyelenggaraan pembinaan penegakan disiplin dan kode etik
pegawai;
k. penyelenggaraan pemberian penghargaan pegawai;
l. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi perizinan

38 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


kepegawaian;
m. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan jaminan sosial pegawai;
n. penyelenggaraan pelayanan dan pengelolaan administrasi,
ketatausahaan, persuratan, kearsipan, dan kerumahtanggaan di
lingkungan Biro Kepegawaian; dan
o. penyusunan bahan evaluasi, monitoring dan pelaporan di lingkungan
Biro Kepegawaian.
3. BIRO KEUANGAN
Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengelolaan,
koordinasi, dan pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdiri
dari: Bagian Pelaksanaan Anggaran dan Tata Usaha, Bagian Akuntansi dan
Pelaporan, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas Biro Keuangan sangat erat hubungannya dengan Biro Perencanaan,


bahkan pada tahun-tahun sebelumnya bagian ini juga melakukan
penyusunan anggaran, saat ini koordinasi dilakukan menyangkut pencairan
dan pertanggungjawaban anggaran. Tugas masing-masing bagian juga
saling berkaitan.

Dalam melaksanakan tugas ini, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi-


fungsi pelayanan meliputi :

a. penyusunan rencana dan program Biro Keuangan;


b. penyiapan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. koordinasi, pembinaan, pengelolaan terhadap pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja negara di lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
d. penyusunan dan perumusan pelaksanaan daftar isian pelaksanaan
anggaran di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. penyusunan revisi daftar isian pelaksanaan anggaran di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
f. koordinasi dan pembinaan penatausahaan penerimaan negara bukan
pajak di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 39


g. pelaksanaan pengeluaran keuangan di lingkungan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
h. pelaksanaan pembinaan dan penatausahaan pengelolaan rekening
dan penerimaan hibah di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
i. pelaksanaan dan pengujian surat permintaan pembayaran dan
penerbitan surat perintah membayar Sekretariat Jenderal;
j. pelaksanaan urusan perbendaharaan;
k. pelaksanaan penatausahaan administrasi keuangan di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
l. pelaksanaan konsolidasi dan penyusunan laporan keuangan tingkat
Sekretariat Jenderal sebagai satuan kerja, Sekretariat Jenderal sebagai
eselon I, dan tingkat kementerian;
m. pelaksanaan pembinaan dan monitoring serta evaluasi akuntansi dan
pelaporan sesuai standar akuntansi pemerintahan;
n. pelaksanaan pengelolaan dan analisa data laporan keuangan di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
o. pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan;
p. pelaksanaan pendampingan prarekonsiliasi data laporan keuangan
tingkat kantor wilayah;
q. pelaksanaan rekonsiliasi nasional data laporan keuangan tingkat pusat
dan kantor wilayah;
r. pelaksanaan koordinasi tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksaan Keuangan dan Inspektorat Jenderal di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
s. pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan keuangan;
t. pelaksanaan penyelesaian kerugian negara; dan
u. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Biro
Keuangan.

40 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


4. BIRO PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
Biro Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengelolaan barang milik negara, serta menyelenggarakan
dukungan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian. Atas dasar
itu Biro Pengelolaan Barang Milik Negara memiliki fungsi:

a. penyusunan rencana dan program Biro Pengelolaan Barang Milik


Negara;
b. pengaturan dan pembinaan pengelolaan barang milik negara;
c. pembinaan informasi dan dokumentasi serta kebijakan pengelolaan
barang milik negara;
d. pembinaan dan penyusunan, evaluasi dan pelaporan rencana
kebutuhan barang milik negara;
e. penyiapan kebijakan, pengelolaan data informasi perencanaan
kebutuhan barang milik negara;
f. pengembangan kerjasama penyediaan barang milik negara;
g. pengelolaan pengadaan barang/jasa;
h. pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik dan data informasi
pengadaan barang/jasa;
i. pemberian bimbingan teknis jabatan fungsional pengadaan barang/
jasa dan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa;
j. pelaksanaan pendampingan, konsultasi, dan/atau bimbingan teknis
pengadaan barang/jasa;
k. pengadaan barang/jasa guna memenuhi kebutuhan unit kerja secara
tepat sesuai rencana kebutuhan barang milik negara;
l. pembinaan penatausahaan dan penyusunan laporan barang milik
negara Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
m. pelaksanaan pembinaan penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
dan penertiban barang milik negara;
n. pelaksanaan pembinaan administrasi pemindahtanganan,
pemusnahan dan penghapusan barang milik negara;
o. pengawasan dan pengendalian pengelolaan barang milik negara; dan
p. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Biro
Pengelolaan Barang Milik Negara.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 41


Sehingga dapat dikatakan Biro ini memberi pelayanan dan mengatur
penyediaan kebutuhan Kementerian, sarana dan prasarana seperti
pengadaan pakaian dinas, kendaraan pegawai, rumah dinas, ATK untuk
seluruh biro dan sebagainya. Sebagian besar kegiatan terkait pengadaan
barang dan jasa tiap tahunnya dalam alokasi yang cukup besar.

5. BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT, HUKUM, DAN KERJA SAMA


Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan hubungan masyarakat, advokasi hukum, serta
kerjasama dalam negeri dan luar negeri di lingkungan kementerian Hukum
dan HAM.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Hubungan Masyarakat, Hukum


dan Kerja Sama menyelenggarakan fungsi pelayanan yang meliputi:

a. penyusunan rencana dan program Biro Hubungan Masyarakat, Hukum


dan Kerja Sama;
b. pembinaan pelaksanaan hubungan masyarakat;
c. pembinaan pelaksanaan advokasi hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia;
d. pembinaan pelaksanaan kerja sama dalam negeri;
e. pembinaan pelaksanaan kerja sama luar negeri;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan; dan
g. urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Biro Hubungan
Masyarakat, Hukum, dan Kerja Sama.
6. BIRO UMUM
Biro Umum mempunyai tugas pokok pembinaan dan layanan ketatausahaan,
kesehatan, sikap mental pegawai, kerumahtanggaan, prasarana fisik,
penatausahaan barang milik negara Sekretariat Jenderal, keprotokolan,
dan pengamanan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Dengan
tugas pokok tersebut, Biro Umum memiliki fungsi pelayanan dalam hal:

a. penyusunan rencana dan program Biro Umum;


b. pembinaan dan layanan ketatausahaan di lingkungan Kementerian

42 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


Hukum dan Hak Asasi Manusia dan tata usaha Biro Umum;
c. pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan;
d. pelaksanaan layanan kesehatan dan pembinaan sikap mental pegawai;
e. pembinaan dan pelaksanaan pelaksanaan urusan kerumahtanggaan
Sekretariat Jenderal; dan
f. pembinaan dan pelaksanaan urusan keprotokolan dan pengamanan di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Atas dasar itu, saat ini biro umum mempunyai pegawai dalam jumlah yang
paling banyak, karena melakukan pemeliharaan operasional sehari-hari sekretariat
jenderal seperti pemeliharaan sarana fisik dan sarana lainnya, telepon, listrik,
air, taman, parkir, penggunaan rumah dinas/jabatan di lingkungan Kementerian,
penyiapan tempat rapat/pertemuan, poliklinik.

7. PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI


Pusat Data dan Teknologi Informasi, selanjutnya disingkat Pusdatin memiliki
tugas pokok melaksanakan fasilitasi, teknologi informasi, pengelolaan data,
pengembangan aplikasi, jaringan, infrastruktur, pengamanan, penyusunan
standar, evaluasi, dan kerja sama teknologi informasi di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pusdatin merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas pokok


kementerian di bidang data dan teknologi informasi kebijakan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal
dan dipimpin oleh seorang Kepala Pusat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pusdatin menyelenggarakan fungsi sebagai


berikut:

a. penyusunan rencana, program, dan anggaran Pusat Data dan


Teknologi Informasi;
b. koordinasi penyusunan kebijakan, perencanaan dan anggaran,
pengembangan, dan pengelolaan teknologi informasi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. penyusunan rencana, standardisasi, dan fasilitasi teknologi informasi;
d. koordinasi dan fasilitasi sistem pemerintahan berbasis elektronik

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 43


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. koordinasi dan kerja sama pengelolaan data, dan penyajian informasi;
f. pelaksanaan pengamanan dan pemeliharaan data, sistem, perangkat,
jaringan portal, dan infrastruktur teknologi informasi dengan unit terkait;
g. koordinasi dan fasilitasi pembangunan dan pengembangan aplikasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
h. pembinaan Pranata Komputer Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia;
i. pengelolaan sistem pengadaan dan informasi data manajemen
pengadaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia secara
elektronik;
j. pengelolaan sistem jaringan di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
k. pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, rumah
tangga, dan perlengkapan di lingkungan Pusat Data dan Teknologi
Informasi; dan
l. pengelolaan dokumentasi dan kearsipan.

C. Latihan
Setelah mempelajari materi pada bab ini, silahkan diskusi secara
berkelompok tentang bagaimana pelayanan yang telah diberikan oleh Sekretariat
Jenderal selama ini? Adakah pelayanan yang dirasa harus ditingkatkan agar lebih
efektif, efisien dan berkualitas?

D. Rangkuman
Berdasarkan uraian dalam Bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai rangkuman, sebagai berikut:

1. Sekretariat Jenderal sebagai sebuah organisasi setingkat unit eselon


I yang merupakan bagian dari organisasi Kementerian Hukum dan
HAM, tentu memiliki visi organisasi. Pemahaman ini adalah pijakan
konseptual bahwa semua fokus dan tujuan organisasi hingga misi
serta struktur organisasi diarahkan pada terwujudnya visi organisasi
secara keseluruhan. Adapun visi, misi dan indikator kinerja Sekretariat
Jenderal lebih merupakan refleksi dan pengejawatahan dari visi, misi

44 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


dan indikator kinerja Kementerian secara keseluruhan. Mengingat
kedudukan Sekretariat Jenderal adalah sebagai service unit dari
organisasi Kementerian. Dalam hal ini, Sekretariat Jenderal sebagai
administrator, fasilitator, manajer dan sekretaris dari organisasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait pelaksanaan
fungsi pelayanan secara teknis yang dilaksanakan oleh Unit-Unit
Utama Eselon I yang ada di dalamnya dan Kantor-Kantor Wilayah
yang tersebar secara nasional.
2. Mengacu dari pengertian konseptual tentang pelayanan, kedudukan
Sekretariat Jenderal dalam pelayanan lebih mengarah pada bentuk
pelayanan administratif. Karena core service (produk utama pelayanan)
dari Sekretariat Jenderal menitikberatkan pada fungsi administrasi
secara umum agar dapat mendukung kelancaran dan optimalisasi
pelaksanaan tugas dan fungsi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia secara menyeluruh dalam lingkup internal kelembagaan baik
secara vertikal maupun horisontal. Dalam hal ini, fungsi dan peran
pelayanan Sekretariat Jenderal dalam rangka supervisi, fasilitasi dan
koordinasi kegiatan unit-unit eselon 1, kantor wilayah serta satuan
kerja di bawahnya (UPT/ Unit PelaksanaTeknis).
3. Pengertian ini telah menempatkan jenis dan karakteristik pelayanan
yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal lebih dominan pada
pelayanan internal. Meskipun dalam konteks tertentu fungsi pelayanan
internal pemerintah (eksternal) juga menjadi tanggung jawabnya,
misalnya dalam hubungan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi
dengan lembaga tinggi negara seperti Kejaksaan, Kepolisian, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Mahkamah Agung (MA) maupun Kementerian/ LND dan instansi
vertikal lainnya ataupun organisasi pemerintah negara-negara lain
(asing) serta organisasi non pemerintah seperti partai politik, media
massa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/ NGO), organisasi
profesi, dan sebagainya.
4. Untuk mendukung tugas pokok, peran dan fungsi (pelayanan) tersebut,
Sekretariat Jenderal didukung penuh oleh enam (6) biro setingkat

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 45


eselon II di dalamnya. Keberadaan biro-biro setingkat eselon II
tersebut menjadi sistem pendukung utama dari tugas pokok dan fungsi
dari Sekretariat Jenderal yang terdiri atas; (1) Biro Perencanaan; (2)
Biro Kepegawaian; (3) Biro Keuangan; (4) Biro Pengelolaan Barang
Milik Negara; (5) Biro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja Sama;
dan (6) Biro Umum; serta satu Pusat yakni Pusat Data dan Teknologi
Informasi. Sebagaimana yang tercantum dan diatur dalam Peraturan
Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 41 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 42 Tahun 2021 Tentang
Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan
Tugas Koordinator Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM bahwa Sekretariat Jenderal mempunyai tugas pokok
dan fungsi atas nama kementerian, dan tidak dibatasi pada fungsi yang
bersifat teknis pelayanan masyarakat.

E. Evaluasi
1. Jelaskan dan terangkan apa saja visi misi dan indikator kinerja dari
Sekretariat Jenderal?
2. Jelaskan kedudukan Sekretariat Jenderal dalam fungsi
pelayanannya sebagai service unit dari, bagi dan untuk kementerian?
Dan terangkan tugas dan fungsi dari biro-biro yang ada di dalamnya?
3. Menurut Anda tugas, peran dan fungsi pelayanan apa saja yang
belum optimal dan dirasa belum mencerminkan model pelayanan
prima sekaligus tata kelola kepemerintahan yang baik dilakukan oleh
Sekretariat Jenderal dan mengapa hal itu bisa terjadi?

F. Umpan Balik
Berdasarkan soal evaluasi dan soal latihan diatas, coba periksa kembali
apakah jawaban Anda sudah benar atau belum. Apabila Anda telah menjawab
dengan benar maka Anda telah memahami dan mampu menjelaskan tentang
visi misi dan indikator kinerja serta tugas, peran dan fungsi pelayanan yang telah
dilakukan oleh Sekretariat Jenderal. Namun apabila belum benar, coba pelajari
kembali materi tersebut.

46 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


BAB IV
PENUTUP

Pada bab penutup ini akan didiskusikan kembali secara singkat hal-hal
utama yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya dalam bentuk simpulan
dan tindak lanjut. Berikut deskripsi secara detail:

A. Simpulan
Sesuai dengan tujuan instruksional umumnya, modul Muatan Substantif
Unit Utama Eselon I Sekretariat Jenderal diperuntukkan untuk para pegawai
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ini telah membahas dan
menguraikan mengenai sejarah singkat dan struktur organisasi serta tata
kerja dari sekretariat Jenderal. Selain itu, modul ini telah pula memberikan
penjelasan tentang visi misi dan sasaran strategis organisasi, serta
pengertian secara konseptual tentang pelayanan internal administratif yang
dilakukan oleh Sekretariat Jenderal.

Hal ini merupakan sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya


kemampuan mengetahui lebih detail sekaligus memahami lebih menyeluruh
tentang tugas pokok, fungsi dan peran dari Sekretariat Jenderal sebagai salah
satu Unit Utama Eselon I yang ada di dalam Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia sehingga dapat membantu dalam mendukung pelaksanaan
tugas dan ruang lingkup kerja sehari-hari dari pegawai Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia. Mengingat Sekretariat Jenderal mempunyai peran
sangat penting dalam organisasi Kementerian Hukum dan HAM sebagai
pengelola manajemen organisasi melalui koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi semua Unit organisasi
dilingkungan Kementerian Hukum dam HAM

B. Tindak Lanjut
Keseluruhan materi modul yang sederhana ini diharapkan dapat
menjadi bahan pembelajaran yang cukup memadai dan efektif dalam
meningkatkan kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik para
pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sehingga mampu

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 47


memiliki kemampuan memahami dan menerangkan hal ikhwal tentang
muatan substantif Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia kepada publik atau masyarakat.

48 MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan PerUndang-Undangan
1. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2020
Tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Tahun 2020-2024
2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun 2021
tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 42 Tahun
2021tentang Uraian Fungsi Organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
Dan Tugas Koordinator Jabatan Fungsional Di Lingkungan Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia
4. Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor SEK.1-PR.01.04-310 Tahun 2021
tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Tahun 2020-2024

Buku-Buku
Bell, Chip R (1996). Customers as Partners, Edisi Indonesia (1997), Pelanggan
Sebagai Mitra Usaha Menjalin Hubungan Yang Abadi, Jakarta: Profesional
Books.

Macaulay, Steve & Cook Sarah (1993). How to Improve Your Customer Service,
Edisi Indonesia (1997), Kiat Meningkatkan Pelayanan bagi Pelanggan,
Jakarta: Gramedia.

Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (2006). Pelayanan


Prima, Jakarta: LAN RI.

Walker, Dennis (1996), Customer First, Edisi Indonesia (1997), Mendahulukan


Pelanggan, Strategi untuk Memberikan Pelayanan Bermutu, Jakarta:
Gramedia.

MODUL MTSL SEKRETARIAT JENDERAL 49

Anda mungkin juga menyukai