Anda di halaman 1dari 4

PELATIHAN PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI TPA DAN IPLT

MODUL 2
PENGANTAR PENGAWASAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Jasa Konstruksi merupakan kegiatan masyarakat dalam mewujudkan bangunan yang berfungsi
sebagai pendukung atau prasarana aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan dan menunjang
terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Selain berperan mendukung berbagai bidang
pembangunan, Jasa Konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya
berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan secara
luas mendukung perekonomian nasional.

Undang-Undang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pelaksanaan


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 tentang Jasa konstruksi (selanjutnya disingkat UU 2/2017) terdiri dari 14 (empat belas) bab
dan 106 (seratus enam) pasal.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa konstruksi
(selanjutnya disingkat PP 22/2020) terdiri dari 9 (sembilan) bab dan 179 (seratus tujuh puluh
sembilan) pasal.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa konstruksi (selanjutnya disingkat PP 14/2021), terdiri dari 9
(sembilan) bab dan 343 (tiga ratus empat puluh tiga) pasal.

A. PEMAHAMAN UMUM DAN PENGENDALIAN PENGAWASAN KONSTRUKSI


Kata Konstruksi secara umum dipahami sebagai segala bentuk pembuatan atau pembangunan
infrastuktur seperti jalan, jembatan, gedung, perumahan, bendung, saluran irigasi dan lain lain,
serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur. Menurut Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa konstruksi, Pekerjaaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
Karakteristik Konstruksi
a. Kegiatan Kerja Konstruksi mempunyai karakteristik:
1) Suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan
2) Berjangka waktu pendek (memiliki keterbatasan waktu)
3) Proses yang mengolah sumber daya
4) Mengandung konflik yang cukup tinggi
b. Karakteristik tiga dimensi: Unik, melibatkan sumber daya, butuh organisasi.
c. Karakteristik tiga kendala: Sesuai spesifikasi, sesuai time schedule, dan sesuai biaya rencana.

B. TATACARA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI


Penjamin Mutu pada Unit Organisasi merupakan unsur pendukung pada struktur penyelenggara
proyek dan tidak terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan terkait pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, yang memiliki fungsi:
a. Perumusan kebijakan;
b. Pembinaan teknis; dan
c. Pengawasan pelaksanaan kebijakan.
Penjamin mutu memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun standar dan pedoman teknis yang berlaku pada masing- masing unit organisasi;
b. Melakukan bimbingan teknis;
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan

C. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Pengorganisasian Kegiatan Kerja Konstruksi atau Pengorganisasian pelaksanaan kontrak pekerjaan
konstruksi bertujuan untuk membentuk hubungan atau ikatan berbagai pihak yang terlibat dalam
pekerjaan konstruksi untuk mencapai tujuan yang sama (berkaitan dengan Biaya yang tersedia,
Mutu yang harus dicapai, Waktu yang telah ditetapkan).

Jadwal pengadaan sumber daya untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari jadwal
kebutuhan sumber daya manusia dan jadwal kebutuhan bahan.

Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) pekerjaan adalah salah satu dokumen kelengkapan yang
dibutuhkan dalam suatu operasional pelaksanaan pekerjaan, yang digunakan sebagai acuan/
pedoman operasional pelaksanaan pekerjaan.

Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) adalah dokumen telaah tentang Keselamatan
Konstruksi yang memuat uraian metode pekerjaan, rencana inspeksi dan pengujian, serta
pengendalian Subpenyedia Jasa dan pemasok, dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen

D. PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKEJAAN KONSTRUKSI


Lingkup Mobilisasi, meliputi:
1. Mendatangkan Personel Kontraktor dan Konsultan Supervisi
2. Mendatangkan Peralatan dan Kendaraan Berat yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
3. Sebelum mendatangkan peralatan/ kendaraan berat ke lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib
meneliti kondisi jalan, jembatan, gorong- gorong, dermaga, dll.

Tujuan pelaksanaan sosialisasi terutama adalah memberikan penjelasan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholder) setempat tentang rencana pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan agar
dicapai kesepahaman/ kesepakatan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Tujuan
Mutual Check 0 % adalah untuk mencapai kesepakatan antara direksi dan kontraktor tentang
kuantitas pekerjaan yang masuk dalam kontrak unit price sebelum kontrakdimulai.

Kajian Teknis / Review Design merupakan upaya untuk menyesuaikan produk original design
(gambar desain asli) akibat kondisi lapangan tidak sesuai. Perubahan tersebut perlu direspons
dengan melakukan kajian teknis /review design (justifikasi teknis) agar umur rencana tetap
tercapai sesuai rancangan awal. Rancangan ini berakibat bill of quantity berubah dibanding
dengan original design.

Dalam pengerjaan suatu proyek bangunan, kadangkala sering kita temukan gambar dengan label
Shop Drawing dan As Built Drawing, yang kalau kita amati terlihat sekilas tidak ada perbedaan dan
hampir mirip. Sebenarnya keduanya mempunyai perbedaan meskipun terlihat hampir sama.
Evaluasi volume dan harga merupakan kegiatan menghitung kembali volume pekerjaan
berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang telah dilakukan, yang kemudian dituangkan di
dalam gambar.

E. PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Kegiatan Pemeriksaan Bersama dimulai dari pembersihan lapangan yang dapat berupa Site
Clearing (Pembersihan lokasi), Stripping (Pengupasan), Grubbing (Pembongkaran), yang bertujuan
agar lokasi atau areal pekerjaan konstruksi terbebas dari rintangan sehingga dapat
mempermudah pemasangan patok. Langkah selanjutnya adalah pengukuran dan pemeriksaan
detail kondisi lapangan serta menyesuaikannya dengan desain. Apabila ditemukan
ketidaksesuaian kondisi lapangan dengan desain, atas persetujuan pengguna jasa, melalui berita
acara pemeriksaan bersama, penyesuaian dapat dilakukan dengan menuangkannya dalam
adendum kontrak. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi tidak diperkenankan melakukan kegiatan
sebelum memperoleh persetujuan dari pengguna jasa.

Penyedia jasa pekerjaan konstruksi harus menyampaikan permohonan ijin memulai pekerjaan
(request of work) terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan. Prosedur permohonan ijin
memulai setiap pekerjaan.

Pengawasan pekerjaan konstruksi dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa pekerjaan konstruksi telah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.

Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) betujuan untuk mengelola
sumber daya dengan seluruh upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai akibat dari
adanya kegiatan pembangunan.

F. PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PROSES PENYELESAIAN KONSTRUKSI


Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan penyerahan pekerjaan yang telah selesai 100% (seratus
perseratus) dari Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada Pengguna Jasa dalam kondisi dan
standar sebagaimana disyaratkan dalam kontrak. Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi wajib
memelihara hasil pekerjaannya selama masa pemeliharaan, sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap
berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. Masa Pemeliharaan paling singkat
untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen
selama 3 (tiga) bulan dan dapat melampaui tahun anggaran.

Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat mengajukan
permintaan tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir dengan terlebih dahulu menyerahkan
laporan pemeliharaan yang telah dilaksanakannya selama masa pemeliharaan dan sesuai dengan
rencana pemeliharaan yang telah disampaikan penyedia jasa pekerjaan konstruksi pada saat
penyerahan pertama pekerjaan

G. MANAJEMEN RISIKO
1. Manajemen Risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, menilai, mengelola, dan
mengendalikan peristiwa atau situasi potensial untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan organisasi.
2. Untuk mencapai tujuan manajemen risiko, yaitu untuk menciptakan dan melindungi nilai
organisasi, beberapa prinsip penerapan manajemen risiko, meliputi:
a. Terintegrasi
b. Terstruktur dan komprehensif
c. Disesuaikan atau proporsional
d. Inklusif
e. Dinamis
f. Ketersediaan informasi terbaik
g. Faktor manusia dan budaya
h. Perbaikan berkelanjutan
3. Proses manajemen risiko merupakan bagian terpadu dengan manajemen secara keseluruhan
yaitu perencanaan strategis, manajemen kinerja, dan penganggaran. Proses manajemen risiko
terdiri atas:
a. Komunikasi dan Konsultasi
b. Perumusan Ruang Lingkup, Konteks, dan Kriteria
c. Penilaian Risiko
d. Respon Risiko
e. Pemantauan dan Tinjauan
f. Pencatatan dan Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai