Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia adalah individu yang mempunyai sub-sub sistem. Sub-sub sistem


tersebut adalah sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, sistem pencernaan, sistem
muskuloskeletal, sistem persyarafan, sistem perkemihan, dan sistem-sistem yang lainnya.
Keseimbangan antara semua sistem diatas itulah yang menyebabkan manusia dikatakan
sehat secara jasmani.Semua sistem tersebut melibatkan organ-organ dalam menjalankan
tugasnya, seperti sistem perkemihan yang melibatkan organ ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra.
Ginjal merupakan bagian utama dari saluran kemih yang terdiri dari organ-organ
tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urin) ke luar tubuh.
Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu batu
ginjal. Batu ginjal (renal lithiasis) adalah endapan kecil, keras, yang terbentuk di dalam
ginjal. Batu ginjal tersebut terbuat dari mineral dan garam asam. Batu ginjal dapat
disebabkan oleh banyak hal dan dapat mempengaruhi bagian dari saluran kemih, yaitu
dari ginjal sampai kandung kemih.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO

NYERI SAAT BAK

Seorang laki-laki berumur 40 tahun dating ke praktek dokter umum karena


mengeluh nyeri saat BAK sejak 3 hari yang lalu. Selain itu si pasien juga mengeluh
pinggangnya sakit terasa seperti menusuk serta menjalar ke perut. Mual muntah disangkal
namun menurut si pasien, ia merasa demam sejak kemarin tapi tidak terlalu tinggi. Pasien
juga mengeluhkan kencingnya sedikit-sedikit dan warnanya agak keruh. Si pasien
khawatir dan segera memeriksakan dirinya ke Dokter karena takut ginjalnya bermasalah
karena sadar dirinya sangat jarang minum air putih.

2.2 PERMASALAHAN
1. Embriologi Sistem Urinaria
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria
3. Vaskularisasi dan Inervasi Ginjal
4. Histologi Sistem Urinaria
5. Proses Pembentukan Urin
6. Proses Miksi
7. Mengapa sakitnya menjalar ke perut?

2.3 PEMBAHASAN PERMASALAHAN


1. Embriologi Sistem Urinaria
a. Sistem Ginjal
Selama jehidupan intrauterin, pada manusia terbentuk 3 sistem yang
sedikit tumpang tindih dalam urutan dari kranial ke kaudal: pronefros,
mesonefros, dan metanefros. Pronefros bersifat rudimenter dan nonfungsional;
mesonefros mungkin berfungsi dalam jangka pendek selam awal kehidupan janin;
metanefros membentuk ginjal permanen.
 Pronefros
Di awal minggu keempat, pronefros terdiri dari 7-10 kelompok sel padat di
regio servikal. Kelompok ini membentuk unit ekskretorik vestigial, nefrotom,
yang mengalami regresi sebelum kelompok yang terletak lebih ke kaudal
terbentuk. Pada akhir minggu keempat, semua tanda adanya sistempronefros
telah lenyap.
 Mesonefros
Mesonefros dan duktus mesonefrikus berasal dari mesoderm intermediet dari
segmen atas toraks hingga segmen atas lumbal (L3). Di awal minggu keempat
perkembangan, selama regresi sistem pronefros, muncul tubulus ekskretorik
pertama pada sistem mesonefros. Tubulus-tubulus ini memanjang dengan
cepat, membentuk lengkung berbentuk S, dan mendapat berkas kapiler yang
akan membentu sebuah glomerulus di ekstremitas medialnya. Disekitar
glomerulus, tubulus membentuk kapsula bowman, dan bersama-sama struktur
ini membentuk korpuskulum renis. Di lateral, tubulus masuk ke duktus
koligens longitudinal yang dikenal sebagai duktus mesonefrikus atau duktus
Wolffii.
Di pertengahan bulan kedua, mesonefros membentuk organ ovoid besar di
kedua sisi garis tengah. Karena gonad yang sedang berkembang terletak di sisi
medial, bubungan yang terbentuk oleh kedua organ dikenal sebagai urogenital
ridge. Sementara tubulus kaudal masih berdiferensiasi, tubulus kranial dan
glomerulus menunjukan perubahan degeneratif, dan pada akhir bulan kedua,
sebagian besar telah lenyap. Pada pria, beberapa tubulus kaudal dan duktus
mesonefrikus menetap dan ikut dalam pembentukan sistem genitalia, tetapi
struktur-struktur ini menghilang pada wanita.

 Metanefros
Organ urinaria ketiga, metanefros atau ginjal permanen, muncul di minggu
kelima. Unit eksretoriknya dibentuk dari mesoderm metanefros dengan cara
yang samaseperti pada sistem mesonefros. Perkembangan sistem duktusnya
berbeda dengan sistem ginjal lainnya.

b. Sistem Pengumpul
Duktus koligens pada ginjal permanen dibentuk dari tunas ureter, suatu
pertumbuhan keluar dari duktus mesonefrikud di dekat muaranya ke kloaka.
Tunas ini menembus jaringan metanefros, yang ujung distalnya berbentuk seperti
topi. Kemudian, tunas ini melebar, membentuk pelvis renalis primitif, dan
terbelah menjadi bagian kranial dan kaudal, yaitu bakal kaliks mayor.
Setiap kaliks membentuk dua tunas baru sambil menembus jaringan metanefros.
Tunas ini terus membelah hingga terbentuk 12 generasi tubulus atau lebih.
Sementara itu, di perifer, lebih banyak tubulus yang terbentuk hingga akhir bulan
kelima. Tubulus-tubulus ordo kedua membesar dan menyerap tubulus generasi
ketiga dan keempat, membentuk kaliks minor pelvis renalis. Selama
perkembangan selanjutnya, tubuli koligentes pada generasi kelima dan berikutnya
memanjang dan berkumpul di kaliks minor membentuk piramis renalis. Tunas
ureter membentuk ureter, pelvis renalis, kaliks major dan kaliks minor, serta
sekitar 1-3 juta tubuli koligentes.

c. Sistem Ekskretorik
Setiap tubulus koligens yang baru terbentuk, di bagian distalnya ditutupi oleh
tutup jaringan metanefros. Di bawah pengaruh induktif tubulus, sel-sel jaringan
penutup membentuk vesikel kecil, vesikel renal, yang nantinya akan membentuk
tubulus berbentuk S yang kecil. Kapiler-kapiler tumbuh ke dalam kantong di salah
satu ujung S dan berdiferensiasi menjadi glomerulus. Tubulus ini, bersama dengan
glomerulusnya, membentuk nefron, atau unit ekskretorik. Ujung proksimal setiap
nefron membentuk kapsula bowman, yang mengalami indentasi dalam oleh
glomerulus. Ujung distal membuat hubungan langsung dengan salah satu tubulus
koligens, yang membentuk saluran dari kapsula bowman ke unit pengumpul.
Pemanjangan tubulus ekskretorik secara terus menerus menyebabkan
pembentukan tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus
distal. Dengan demikian, ginjal terbentuk dari dua sumber, pertama dari
mesoderm metanefros, yang membentuk unit ekskretorik dan yang kedua dari
tunas ureter, yang membentuk sistem pengumpul.
Nefron terus terbentuk hingga saat lahir, yaitu terdapat sekitar 1 juta nefron pada
masing-masing ginjal. Produksi urin dimulai di awal kehamilan, segera setelah
diferensiasi kapiler glomelurus, yang mulai terbentuk pada minggu ke-10. Saat
lahir, ginjal tampak berlobus, tetapi gambaran berlobus ini hilang selama masa
bayi akibat pertumbuhan nefron lebih lanjut, meskipun jumlahnya tidak
bertambah.

d. Letak Ginjal
Ginjal pada awalnya berada di regio pelvis, kemudian bergeser ke posisi lebih
kranial di abdomen. Naiknya ginjal ini disebabkan oleh berkurangnya
kelengkungan tubuh dan oleh pertumbuhan tubuh di regio lumbal dan sakral. Di
pelvis, metanefros menerima suplai arterinya dari cabang pelvis aorta. Selama
proses naiknya ginjal ke rongga abdomen, ginjal divaskularisasi oleh arteri yang
berasal dari aorta yang terletak lebih tinggi. Pembuluh darah di bagian bawah
biasanya mengalami degenerasi, tetapi beberapa di antaranya mungkin menetap.

2. Anatomi dan Fisiologi Urinaria


Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:

 Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.


 Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
 Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
 Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

a. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal
wanita.
1. Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar
terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah
dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang
disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri
dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid
dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang


merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus
proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus
kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).

Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24


jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni
dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal
masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang
disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava
inferior.
2. Fungsi Ginjal
a. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh
akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine
yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga
susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.

b. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan


ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan
garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal
akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca
dan posfat).

c. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa


yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat
agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism
protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat
basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine
sesuai dengan perubahan pH darah.

d. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat


toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia
asing (pestisida).

e. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin


yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem
renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai
peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah
(eritropoiesis).

Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi


kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion
kalsium di usus.
b. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke


kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang
± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding abdomen terdiri dari:

1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)


2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap


5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung
kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter
yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran,
melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus


psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di


belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh
fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara
oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri
iliaka eksterna.

Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun


ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa
iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah
mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika
sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid
dan mesenterium.

Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum
pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri
hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak
miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.

Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang
oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter
berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut
lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas
dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh
akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari
vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan
berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian
atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya,
ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri
ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter
mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari
ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis
diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk
ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

c. Kandung Kemih ( Vesika Urinaria )

Adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai tempat


penyimpanan urin, pada laki – laki, kandung kemih terletak tepat di belakang
simfisis pubis dan di depan rectum.

Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan


vagina. Ukurannya sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong,
organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga
abdominopelvis jika penuh berisi urin.
Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan – lipatan
peritoneum dan kondensasi fasia.
a. Dinding kandung kemih terdiri dari 4 lapisan :
1. Serosa, adalah lapisan terluar, lapisan perpanjangan lapisan peritoneal
rongga abdomenopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis.
2. Otot destrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas
– berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Ini
untuk memastikan bahwa selama urinasi, kandung kemih akan
berkontraksi dengan serempak ke segala arah
3. Sub mukosa adalah lapisan yang terletak dibawah mukosa dan
menghubungkannya dengan muskularis.
4. Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel
yang tersusun dari epithelium transisional.
b. Trigonum, adlah area halus, triangular, dan relative tidak dapat
berkembang yang terletak secara internal di bagian dasar kandung kemih.
d. Uretra

Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung


kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

1. Uretra pria

Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-


tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus
tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki-laki
terdiri dari:

a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling
dalam), dan lapisan submukosa.

Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria


sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri
dari bagian-bagian berikut:

Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm,


berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis
sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.

Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling


pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di
antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea
menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di
belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea.
Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di
antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.

Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra


dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15
cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma
urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju
bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini
dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang.
Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa
navikularis uretra.

Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling


berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir
kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke
dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna.
Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus
uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna
yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan
lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung
kateter yang dilalui sepanjang saluran.

2. Uretra wanita

Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan


miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita
terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa
merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi.
Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia
diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra
bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars
uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya
berfungsi sebagai saluran ekskresi.

Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan


permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita
jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang
diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa
kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak
sinus venosus merip jaringan kaver.

3. Vaskularisasi dan Inervasi Ginjal

A. Vaskularisasi Ginjal

1. Arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-


masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang posterior dan anterior.
2. Cabang arterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri
interlobaris yang mengali diantara piramda-piramida ginjal.
3. Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara
korteks dan medulla.
4. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arkuata di sudut kanan dan
melewati korteks.
5. Arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen
membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus.
6. Arteriol aferen meninggalakan setiap glomerulus dan memebentuk jarring-
jaring kapiler lain, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal
dan distal untuk memberi nutrient pada tubulus tersebut dan mengeluarkan
zat-zat yang direabsorbsi.
 Arteriol aferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jarring-jaring
kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal pada
nefron tersebut.
 Arteriol aferen dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular memiliki
perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta
yang berdesenden ke dalam piramida medulla. Lekukan vasa recta
membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa henle. Lengkungan ini
memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa henle dan kapiler
serta memegang peranan dalam konsentrasi urin.
7. Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu
dan membentuk vena interlobularis.
8. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara
ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena
renalis. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena kava inferior.
B. Inervasi Ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf
ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluhdarah yang masuk ke ginjal. Fisiologi
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat
banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah
menyaring/membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit
atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120
ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus
sehingga akhirnya keluar dari kedua ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

4. Histologi Sistem Urinaria


1. Ginjal

Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5
cm, terletak retroperitoneal di sebelah atas rongga abdomen. Ginjal kanan terletak lebih
ke bawah dibandingkan ginjal kiri. Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul
jaringan lemak dan jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan
medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian
medula yang masuk ke korteks (prosesus Ferreini) dan ada bagian korteks yang masuk ke
medula (kolumna renalis Bertini). 1,2 Bangunan-bangunan yang terdapat pada korteks dan
medula ginjal adalah
1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan, yaitu
A. Korpus Malphigi (Korpus renalis) terdiri atas kapsula Bowman dan glomerulus.
B. Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus
distal.
2. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistem tubulus,
yaitu pars ascendens dan descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
koligens, dan duktus papilaris Bellini. 2

A. Tubulus Uriniferus

Tubulus uriniferus merupakan unit fungsional terkecil dalam ginjal. Tubulus


uriniferus terdiri dari nefron dan tubulus koligens. Nefron terdiri dari dua bangunan,
korpus renalis dengan tubulus renalis. Korpus renalis terdiri atas 2 macam bangunan
yaitu kapsul Bowman dan glomerulus.2 Kapsul Bowman merupakan pelebaran ujung
proksimal saluran keluar ginjal (nefron) yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi
oleh glomerulus. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars parietal) sedangkan
dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada
glomerulus. Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang Bowman yang berisi
cairan ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultrafiltrasi akan masuk ke dalam tubulus
kontortus proksimal.1
Glomerulus merupakan bangunan yang berbentuk khas, bundar dengan
warna yang lebih tua daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat.
Glomerulus merupakan pembuluh kapiler. Glomerulus ini akan diliputi oleh epitel
pars viseralis kapsul Bowman. Di sebelah luar terdapat ruang Bowman yang akan
menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke tubulus kontortus proksimal. 1
Kapsul Bowman lapis parietal pada satu kutub bertautan dengan tubulus
kontortus proksimal yang membentuk kutub tubular (urinary pole), sedangkan pada
kutub yang berlawanan bertautan dengan arteriol yang masuk dan keluar dari
glomerulus terdapat kutub yang disebut kutub vaskular. Arteriol glomerular aferent
masuk kemudian bercabang-cabang lagi menjadi sejumlah kapiler yang bergulung-
gulung. Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang disebut sel podosit. Sel
podosit ini dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Kapiler-kapiler ini kemudian
bergabung lagi membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari glomerulus dan
menjadi arteriol glomerular eferen.2

B. Aparatus Juksta-Glomerular 2
Sel-sel otot polos dinding arteriol aferent di dekat glomerulus berubah
sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel ini tampak terang dan di dalam sitoplasmanya
terdapat granula yang mengandung enzim renin, suatu enzim yang diperlukan dalam
mengontrol tekanan darah. Sel-sel ini dikenal sebagai sel juksta glomerular.
Sel-sel juksta glomerular di sisi luar akan berhimpitan dengan sel-sel makula
densa, yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus distal yang berjalan
berhimpitan dengan kutub vaskular. Pada bagian ini sel dinding tubulus tersusun
lebih padat daripada bagian lain. Sel-sel makula densa ini sensitif terhadap perubahan
konsentrasi ion natrium dalam cairan di tubulus kontortus distal. Menurunnya
konsentrasi ion natrium dalam cairan tubulus kontortus distal akan merangsang sel-
sel makula densa (berfungsi sebagai osmoreseptor) untuk memberikan sinyal kepada
sel-sel juksta glomerulus agar mengeluarkan renin. Sel makula densa dan juksta
glomerular bersama-sama membentuk aparatus juksta-glomerular.
Di antara aparatus juksta glomerular dan arteriol eferen glomerulus terdapat
sekelompok sel kecil-kecil yang terang disebut sel mesangial ekstraglomerular atau
sel polkisen (bantalan) atau sel lacis. Fungsi sel-sel ini masih belum jelas, tetapi
diduga sel-sel ini berperan dalam mekanisma umpan balik tubuloglomerular.
Perubahan konsentrasi ion natrium pada makula densa akan memberi sinyal yang
secara langsung mengontrol aliran darah glomerular. Sel-sel mesangial
ekstraglomerular diduga berperan dalam penerusan sinyal di makula densa ke sel-sel
juksta glomerular. Selain itu sel-sel ini menghasilkan hormon eritropoetin, yaitu
suatu hormon yang akan merangsang sintesa sel-sel darah merah (eritrosit) di
sumsum tulang.
C. Tubulus Ginjal
a. Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir
sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle).
Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar
dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama
lain. Sitoplasmanya bewarna kemerahan. Permukaan sel yang menghadap ke
lumen mempunyai mikrovili (brush border). Tubulus ini terletak di korteks
ginjal.
Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat
glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa
natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan direabsorpsi.
b. Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars
desendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens).
Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus
proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus
kontortus distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh
kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng,
sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu
lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal..
c. Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun
oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan
tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel
berdekatan. Sitoplasma sel bewarna kebiruan dan permukaan sel yang
mengahadap lumen tidak mempunyai mikrovili.
d. Tubulus koligen
Saluran ini mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal tetapi
dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Di
bagian medula yang lebih ke tengah beberapa tubulus koligen akan bersatu
membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini
disebut duktus papilaris (Bellini). Muara ke permukaan papil sangat besar,
banyak dan rapat sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa).
Fungsi tubulus koligen adalah menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter
dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH).

D. Sawar Ginjal

Sawar ginjal adalah bangunan-bangunan yang memisahkan darah kapiler


glomerulus dari filtrat dalam rongga Bowman. Sawar ini terdiri atas endotel kapiler
bertingkap glomerulus, lamina basal dan pedikel podosit yang dihubungkan dengan
membran celah (slit membran). Sel podosit adalah sel-sel epitel lapisan viseral
kapsula Bowman. Selain badan sel, sel ini mempunyai beberapa juluran mayor
(primer) yang meluas dari perikarion. Sebuah prosessus primer mempunyai beberapa
prosessus sekunder yang kecil atau pedikel. Pedikel podosit yang berdekatan saling
berselang-seling dalam susunan yang rumit dengan sistem celah yang disebut celah
filtrasi (Slit pores) di antara pedikel. Pedikel-pedikel ini berhubungan dengan suatu
membran tipis disebut membran celah (Slit membran). Di bawah membran slit ini
terdapat membran basal sel-sel sel endotel kapiler glomerulus.
Guna sawar ginjal ini adalah untuk menyaring molekul-molekul yang boleh melewati
lapisan filtrasi tersebut dan molekul-molekul yang harus dicegah agar tidak keluar
dari tubuh. Molekul-molekul yang dikeluarkan dari tubuh adalah molekul-molekul
yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sisa-sisa metabolisme atau zat-zat yang
toksik bagi tubuh. Molekul-molekul ini selanjutnya akan dibuang dalam bentuk urin. 2

2. Ureter
Secara histologi, ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia.
Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propria. Epitel
transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai
dari kuboid sampai gepeng. Sel-sel permukaan ini mempunyai batas cekung pada lumen
dan dapat berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria
terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin.
Lapisan muskularisnya terdiri atas atas serat otot polos longitudinal disebelah
dalam dan sirkular di sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos di saluran cerna).
Lapisan adventisia atau serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelsatin. Fungsi ureter
adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih.

3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia.
Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri
atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria
dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang
tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Di antara
berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas
jaringan fibroelastik. Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan
dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.
4. Uretra

Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan terbagi atas 3 bagian yaitu:
a) Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung
kemih hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini
bermuara 2 saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar
prostat.
b) Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot
rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus
kavernosus uretra.
c) Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glands penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya
epitel gepeng berlapis tanpa keratin pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar
yaitu di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah
epitel terdapat lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar.
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya.
Epitelnya bervariasi dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis
silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya
terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter.

5. Proses Pembentukan Urin


Nefron disebut unit fungsional dari ginjal karena merupakan komponen
struktural terkecil dari ginjal yang mampu memproduksi urin.
Tiga proses utama yang penting dalam pembentukan urin :
1. Filtrasi Glomerulus.

2. Reabsorpsi Tubulus

3. Sekresi Tubulus.(Philip, 2012)


1. Filtrasi

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi


di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali
sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan
kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino,
natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan
menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat
glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium,
dan garam-garam lainnya (Thibodeau,1987)

Glomerular filtration (Thibodeau GA, 1987)


2. Reabsorpsi Tubular

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap


kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. (Thibodeau,1987) Meresapnya zat pada
tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa
difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti
glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti
penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat
yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat
sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea. (Philip, 2012)
3. Sekresi Tubular

Sekresi tubular adalah penambahan zat terlarut di dinding nefron ke dalam


filtrat. Oleh karena itu, urin terdiri dari zat yang disaring melintasi membran
filtrasi dan yang disekresikan dari kapiler peritubular ke nefron, dikurangi dengan
zat yang diserap kembali. Proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi
di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju
rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika
kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan
sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa
substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin. (Philip, 2012)
6. Proses Miksi

a. Pengeluaran Urin
Urin yang dikeluarkan pada proses miksi adalah hasil dari filtrasi darah
yang masuk ke ginjal yakni Arteri renalis. Dalam ginjal banyak terdapat unit
penyaring yang disebut Nefron. Setiap Ren memiliki 1 juta nefron. Darah datang
dari Aorta Pars abdominalis melalui arteri renalis selanjutnya ke arteri arkuata dan
terus ke glomerulus. Glomerulus adalah suatu bangunan menyerupai jumbai.
Terdapat Capsula Bowman yang berperan sebagai unit penyaring . darah akan
disaring dan kemudian diteruskan ke arteriol efferent, untuk selanjutnya bersatu
dengan pangkal vena arkuata kembali ke vena renalis.
Dalam satu menit, ada sekitar 1 liter darah yang difiltrasi. Jika volume total
darah adalah 5 liter, ini berarti dalam waktu 5 menit seluruh darah telah difiltrasi
oleh glomerulus. Filtrasi ini terjadi karena adanya tekanan filtrasi yaitu selisih
tekanan hidrostatis dan tekanan onkotik trans kapiler glomerulus. Pada orang
dewasa normal, dari 1 liter darah difiltrasi oleh glomerulus akan menghasilkan
sebanyak 120 ml filtrate glomerulus dalam capsula Bowman. Pada dasarnya,
cairan filtrate glomerulus ini komposisinya sama dengan komposisi cairan
extrasel yang bebas protein dan sel darah.
Banyak zat yang dapat difiltrasi oleh glomerulus, tetapi akan diarbsorbsi
semuanya oleh Tubulus.
b. Transpor Urin dari Ginjal ke Vesica Urinaria melalui Ureter
Urin mengalir mengalir melalui ductus koligentes masuk ke kaliks renalis,
meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan pacemakernya, yang kemudian
mencetuskan kontraksi peristaltic yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian
turun sepanjang ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke
arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersyarafi oleh
saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada pleksus
intramural dan serat saraf yang meluas di seluruh panjang ureter. Seperti halnya
vescera yang lain, kontraksi peristaltic pada ureter ditingkatkan oleh
perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki vesica urinaria menembus otot detrusor di daerah trigonum
vesicae. Normalnya, ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa sentimeter
menembus dinding vesica urinaria. Tonus normal dari otot detrusor pada dinding
vesica urinaria cenderung menekan ureter, dengan demikian mencegah aliran
balik urin dari vesica urinaria waktu tekanan di vesica urinaria meningkat selam
berkemih atau sewaktu terjadi kompresi vesica urinaria. Setiap gelombang
peristaltic yang terjadi di sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam
ureter sehingga bagian yang menembus dinding vesica urinaria membuka dan
member kesempatan urin mengalir ke vesica urinaria.
c. Pengisian vesica urinaria dan Tonus Dinding Kandung Kemih.
Dalam diagram dibawah ini, diperlihatkan tekanan intravesicular selama
vesica urinaria terisi urin. Bila tidak ada urin dlam vesica urinaria, tekanan intra
vesicular sekitar 0, tapi pada saat ada 30 sampai 50 mililiter urin terkumpul,
tekanan meningkat menjadi 5 sampai 10 sentimeter air. Penambahan urin 20
sampai 300 ml dapat terkumpul dengan hanya meningkat sedikit tekanan; tingkat
tekanan yang konstan ini ditimbulkan oleh tonus intrinsic dari dinding vesica
urinaria itu sendiri. Namun, pengumpulan urin selebihnya, melebihi 300 sampai
400 ml, menyebabkan tekanan meningkat secara cepat.
12

10

0
1 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400 425 450 475 500
Volume
(ml)diperlihatkan gelombang tekanan akut (gelombang tajam yang
Gambar : Sistometrogram normal, juga
terputus-putus) disebabkan oleh reflex berkemih.

Bersama dengan perubahan tekanan tonik selama pengisian vesica urinaria


adalah peningkatan periodic akut pada tekanan yang berlangsung hanya beberapa
detik sampai lebih dari semenit. Puncak tekanan dapat meningkat hanya beberapa
sentimeter air atau dapat sampai melebihi 100 sentimeter air. Puncak – puncak
tekanan ini disebut gelombang kemih pada sistometrogram yang di timbulkan
pada reflex berkemih.
d. Refleks Berkemih
Dari Gambar, kita dapat melihat bahwa selama vesica urinaria terisi, banyak
yang menyertai kontraksi berkemih mulai tampak, seperti yang diperlihatkan oleh
gelombang tajam dengan garis putus-putus. Keadaan ini disebabkan oleh reflex
peregangan yang dimulai oleh receptor regang sensorik pada dinding vesica
urinaria, khususnya oleh reseptor pada urethra posterior ketika daerah ini mulai
terisi urin pada tekanan vesica urinaria yang lebih tinggi. Sinyal sensoris dari
reseptor regang vesica urinaria dihantarkan ke segmen sacral medulla spinalis
melalui nervus pelvicus dan kemudian secara reflex kembali lagi ke kandung
kemih melalui serat saraf parasimpatis melalui saraf yang sama.
Ketika vesica urinaria hanya terisi sebagian, kontraksi berkemih ini biasanya
secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor berhenti
berkontraksi dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung kemih
terus terisi, reflex berkemih menjadi bertambah sering dan menyebabkan
kontraksi otot detrusor lebih kuat.
Sekali reflex berkemih mulai timbul, reflex ini akan “menghilang sendiri” .
artinya , kontraksi awal vesica urinaria selanjutnya akan mengaktifkan reseptor
regang untuk menyebabkan peningkatan selanjutnya pada impuls sensorik ke
kandung kemih dan urethra posterior, yang menimbulkan peningkatan reflex
kontraksi kandung kemih lenih lanjut. Jadi, siklus ini berulang dan berulang lagi,
sampai vesica urinaria mencapai kontraksi yang kuat. Kemudian, setelah beberapa
detik samapai lebih dari semenit, reflex yang menghilang sendiri itu mulai
melemah dan siklus regenerative dari reflex miksi ini berhenti, menyebabkan
vesica urinaria berelaksasi. Sekali reflex berkemih terjadi, elemen saraf dari reflex
ini biasanya tetap dalam keadaan terinhibisi selama bebrapa menit sampai satu
jam atau lebih sebelum reflex berkemih lainnya terjadi. Karena vesica urinaria
semakin terisi, reflex berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat.
e. Perangsangan dan Penghambatan Berkemih
Reflex berkemih adalah reflex medulla sepinalis yang seluruhnya bersifat
autonomic, tetapi dapat di hambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat-
pusat ini antara lain
1) Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak
di pons,
2) Beberapa pusat yang terletak di korteks serebral yang terutama bekerja
sebagai penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.
Berkemih dibawah keinginan biasanya tercetus dengan cara sadar
mengkontraksikan otot-otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam
kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih
dan urethra posterior di bawah tekanan. Sehingga meregangkan dindingnya. Hal
ini menstimulasi reseptor regang, yang merangsang reflex berkemih dan
menghambat sfingter eksternus urethra secara stimultan. Biasanya, seluruh urin
akan keluar, terkadang lebih dari 5 sampai 10 ml urin tertinggal di vesica urinaria.

7. Mengapa sakitnya menjalar ke perut?


 Disebabkan terjadinya infeksi di dalam saluran kandung kemih. Proses terjadinya
nyeri / ISK disebabkan oleh supersaturasi. Supersaturasi adalah bagian yang
terdapat di dalam urine untuk melarutkannya yang disebut supermaturasi adalah
bahan yang mengandung bahan-bahan dari oksalat, asam urat, xantime. Apabila
kadar garam yang meniingkat disertai dengan pengurangan volume urine akan
mengakibatkan terjadinya instalasi.
 Sakitnya menjalar keperut karna batu makin besar dan menimbulkan sumbatan /
luka pada saluran kemih.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
1. F. Paulsen and J. Waschke. 2012. Sobota Atlas Anaomi Manusia. Jakarta : EGC
2. Guyton and Hall, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
3. Hall John.E & Guyton Arthur C. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.12. Jakarta: EGC
4. Mescher LA. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. 12th ed. California: Lange Medical
Publications; 2010
5. Gartner LP, Hiatt JL. Color Textbook of Histology. 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;
2006
6. Sloane, ethel. 2003. Anatomi Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC
7. Snell,Ricard S.2011.Anatomi Klinis.Jakarta:EGC hal 750-766
8. Referensi/sumber : sherwood lauralee.2011.fisiologi manusia.jakarta:egc (hlm : 558-580).
9. Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
10. Tate, Philip.2012 .Seeley’s principles of anatomy & physiology, second edition Thibodeau,
G. A. (1987). Anatomy and Physiology. St. Louis, MO: Times Mirror/Mosby College
Publishing. 813 pp.

Anda mungkin juga menyukai