Makalah SPI Kel 5
Makalah SPI Kel 5
Di Susun Oleh :
Kelompok 5
Dhea Salsabila 201926010
Halimatus Saddiyah 201926011
Dosen Pengampu :
IAIN LHOKSEUMAWE
SEMESTER 3
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan karunia dan rahmat-Nya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Masuknya
Unsur Filsafat Yunani Ke Dalam Pendidikan Islam Serta Transformasi Ilmu
Dari Islam Ke Barat Melalui Islam Di Spanyol” dalam bentuk maupun isi nya
yang sangat sederhana, guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan
Islam.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
terkhusus dari Dosen Pengajar guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
kami untuk bisa menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat membantu dan menambah
pengetahuan kami dan bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Filssafat
B. Sejarah Masuknya Filsafat Yunani Ke Dunia Islam
C. Pengaruh Filsafat Yunani Terhadap Dunia Islam
D. Kemunculan Filosof Islam
E. Transformasi Ilmu Dari Islam Ke Barat Melalui Islam Di Spanyol
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A...Latar Belakang
Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang belum diketahui,
berfilsafat dapat diartikan sebagai berendah hati bahwa tidak semuanya dalam
semesta ini akan pernah diketahui. Filsafat memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu
pendobrak, pembebas, dan pembimbing.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philo yang berarti cinta dan Sophia
berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Sedangkan menurut istilah, filsafat diartikan
sebagai upaya manusia untuk memahami secara radikal dan integral serta
sistematik mengenai Tuhan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
dicapai oleh akal manusia dan bagaimana sikap seharusnya manusia itu setelah
mencapai pengetahuan tersebut.
B. Sejarah Masuknya Filsafat Yunani Ke Dunia Islam
. Sejarah pemikiran filosofis masuk ke dalam dunia Islam melalui filsafat
Yunani yang dijumpai ahli-ahli pikir Islam di Suriah, Mesopotamia, Persia dan
Mesir. Kebudayaan dan filsafat Yunani datang ke daerah-daerah itu dengan
ekspansi Alexander Yang Agung ke Timur di abad ke- 4 sebelum Kristus.1
Pusat pengkajian kebudayaan dibagi menjadi dua, yaitu di Barat (Athena dan
Roma) dan Timur (Mesir, Antioch di Suriah, Judisyapur di Mesopotamia, dan
Bactra di Persia).3 Baik bagian Barat dan Timur letaknya cukup strategis sehingga
1
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Press, 1985. Hal 46
2
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2002. Hal. 9
3
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Press, 1985. Hal. 46
dipilih menjadi pusat pengkajian kebudayaan dan berbagai ilmu pengetahuan.
Adanya pusat pengajaran ini banyak melahirkan para cendekiawan. Kota
Iskandariah di Mesir memiliki perpustakaan yang didalamnya terdapat banyak
karya dari para cendekiawan Yunani yang merupakan generasi pertama yang
membahas berbagai bidang ilmu pengetahuan. Adapun ilmu pengetahuan yang
dikaji seperti filsafat, teologi, sains, bahkan matematika.
Masuknya Filsafat Yunani ke dalam dunia Islam tidak terlepas dari adanya
usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang ilmu
pengetahuan ke dalam bahasa-bahasa timur, terutama syiria, persia dan kemudian
bahasa Arab. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam disebutkan bahwa usaha
penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap naskah-naskah berbahasa
Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah dari bebagai bahasa, seperti bahasa
Suryani, Persia, dan India.
4
Ibid, Hal. 10
ke dalam berbagai bahasa, terutama syiria. Dan para pelaku kegiatan
penerjemahan ini mula-mula oleh kalangan Kristen Nestorian yang banyak
bermukim di kawasan Syiria.5 Kegiatan penerjemahan mula-mula dan yang paling
utama dilakukan terhadap naskah-naskah Teologi, dan kemudian diikuti dengan
penerjemahan karya-karya di bidang logika. Hal itu dilakukan dan dianggap
sebagai suatu kebutuhan dalam rangka memahami secara lebih dalam konsep-
konsep teologi dan proses dialektis dalam diskursus Kristologi pada saat itu. 6
Dan adapun kecenderungan kaum Muslim kepada ilmu dan Filsafat Yunani
muncul bersamaan dengan terjadinya kontak-kontak ketika wilayah Islam
semakin meluas, yakni mencapai wilayah kekuasaan Romawi dan Persia.
Pusat-pusat ilmu pengetahuan purbakala yang ada di Yunani dan Alexandria, dan
sebelumnya Mesir serta Babylonia maupun Persia, jatuh ke tangan kaum
muslimin. Kota-kota seperti Antioch, Harran dan Jundishapur menjadi bagian dari
5
C.A. Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
1991. Hal. 35
6
Majid Fakhry, A History Of Islamic Philosophy, New York : Columbia University Press, 1983.
Hal. 2
7
Ahmad Amin, Fajr Al-Islam, Mesir : Dar Al-Kutub, 1975. Hal. 131
Dar Al-Islam. Menjelang berakhirnya bani Umayyah dan permulaan periode bani
Abbasiyah, penerjemahan bahasa-bahasa purbakala mulai dilakukan ke dalam
bahasa Arab dengan bantuan orang-orang terpelajar dari berbagai pusat tersebut.
Proses penerjemahan memakan waktu hampir 150 hingga 200 tahun yang berhasil
menerjemahkan sebagian besar filsafat dan ilmu pengetahuan purbakala ke dalam
bahasa Arab dan untuk waktu 700 tahun berikutnya, bahasa Arab menjadi bahasa
ilmu pengetahuan yang paling penting di seluruh dunia.8
8
Fazlur Rahman, A Young Muslim’s Guide To The Modern World, Bandung : Mizan , 1994. Hal.
84
9
Muhammad ibn Ishaq al-Nadim, The Fihrist of al-Nadim, New York : Columbia University,
1970. Hal. 581
Al-Manshur memerintahkan penerjemahan banyak pada karya Yunani dalam
bidang filsafat dengan memberikan imbalan upah yang cukup besar kepada para
penerjemahnya. Dari Akademi Jundishapur, Khalifah ini terkesan dengan
kemahiran Georgius ibn Jabra’il dari keluarga Bakhtishu, yaitu seorang dokter
yang mengajar dan memimpin Akademi kedokteran tersebut. Sehingga akhirnya
Khalifah pun mengangkatnya menjadi dokter istana. 10
10
Majid Fakhry, A History Of Islamic Philosophy, New York : Columbia University Press, 1983.
Hal. 6
11
C.A. Qadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
1991. Hal. 38
12
Josef W. Meri, Medieval Islamic Civilization : An Encyclopedia, London : Routledge, 2005. Hal.
304.
terbaik pada abad pertengahan Islam, meliputi bidang matematika, astronomi,
kedokteran, alkimia dan kimia, zoologi, geografi dan kartografi. Juga dengan
mengambil literatur-literatur dari India, Yunani, dan Persia. Para ilmuwan disana
mampu mengumpulkan koleksi pengetahuan dunia secara masif, dan berdasarkan
itu semua mereka membuat penemuan-penemuan mereka sendiri. Pada
pertengahan abad ke-9 M Bait al-Hikmah telah menjadi repositori terbesar dari
buku-buku dunia.13
Adapun pengaruh dari proses penerjemahan ini dapat kita lihat pada
perkembangan dunia kedokteran, astronomi, matematika, hukum (qiyas dalam
ilmu fiqih), politik dan filsafat itu sendiri. Dalam kedokteran, kita mengenal Ibnu
Sina, politik pada al-Farabi, matematika pada al-Biruni, astronomi pada al-
Khawarizmi, sejarah peradaban pada Ibnu Khaldun dan masih banyak lagi para
sarjana muslim klasik yang telah menorehkan tinta emasnya bagi peradaban Islam
karena bersentuhan dengan karya-karya kebudayaan pra-Islam yang sudah
diterjemahkan. Dalam proses penerjemahan itu juga terjadi penyerapan bahasa
Yunani yang kemudian menjadi bahasa Arab, seperti kata al-falsafah, al-
musiqy, al-kimya, al-jugrafiyah dan lainnya.14
13
Jim Al-Khalili, The House of Wisdom: How Arabic Science Saved Ancient Knowledge and Gave
Us the Renaissance, New York : Penguin Press, 2011. Hal. 67
14
Jamal Shaliba, al-Falsafah al-‘Arabiyah, Beirut : Dar al- Kitab al-Lubnani, 1973. Hal. 112
D. Kemunculan Filosof Islam
Gerakan penerjemahan itu berlangsung sekitar satu setengah abad lamanya.
Dan karena darah-darah semangat memajukan ilmu pengetahuan dari para
Khalifah Abbasiyah (periode pertama), yang memberikan dukungan dana dan
fasilitas maka berkembanglah filsafat dan beberapa ilmu lainnya seperti Sains,
Bahasa dan sastra Arab.15 Dan kegiatan penerjemahan tersebut juga meluas dan
bermanfaat bagi keluarga kerajaan serta masyarakat. Selain itu kegiatan ini juga
membangkitkan semangat masyarakat untuk menghargai ilmu pengetahuan dari
manapun itu sumber nya datang. Dan hal itu terbukti dengan banyaknya muncul
filosof muslim dan juga para penerjemah yang berasal bukan dari kalangan
muslim.
Karena sebagian besar kajian keilmuan yang berkembang pada saat itu
adalah mengenai persoalan-persoalan filsafat, maka tak diherankan pada masa itu
kemudian muncul filosof terkenal dari kalangan Islam sendiri. Diantara mereka
yang mula-mula dikenal sebagai filosof Muslim adalah Al-Kindi. Berikutnya
kemudian muncul filosof lainnya seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, Ar-Razi, Al-
Ghazali, Ibnu Miskawaih, Ibnu Thufail, Ibnu Rusy, Ibnu Bajjah dan lainnya.
1. Al-Kindi
Al-Kindi merupakan filosof Arab pertama yang mempelopori
penerjemahan sekaligus mengenalkan tulisan atau karya-karya para filosof
Yunani ke dalam dunia Islam. Al-Kindi telah berhasil membuka pintu-
pintu filsafat bagi para ilmuan muslim.
Dalam pengembangan filsafatnya Al-Kindi mengikuti falsafah Arestoteles.
Hal itu bisa dibuktikan dari buku-buku filsafat yang dikarang oleh al-Kindi
lebih banyak mengarah pada buku-buku karangan Aristotales. Filsafat al-
Kindi juga mengarah kepada al-Ilmu al-Insani Wa Ilmu al-Ilâhi, yang
mana bagi al-Kindi filsafat merupakan segala upaya untuk menyerupai
segala perbuatan Tuhan sesuai dengan batas kemampuan manusia. Dapat
disimpulkan bahwa al-Kindi merupakan filosof yang mengatakan bahwa
15
Harun Nasution, Islam Di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Press, 1985. Hal. 56-57
filsafat adalah larutan pewarna agama yang dengan demikian secara
sekilas ada korelasi atau keterkaitan antara agama dan filsafat. Pola filsafat
al-Kindi yang menyatukan antara agama dan filsafat, senada dengan
filosof yunani yaitu Arestoteles.
2. Al-Farabi
Al-Farabi yang merupakan al-Muallim al-Tsani yang mempunyai
nama lengkap Abu Nasr al-Faraby. Al-farabi memaknai filsafat sebagai
ilmu yang mengkaji tentang alam fisika sebagaimana keberadaannya. Ia
juga mengatakan bahwa tujuan filsafat adalah untuk mengetahui Tuhan
sebagai Dzat yang Esa dan tidak digerakkan dan Tuhan merupakan sebab
utama bagi segala sesuatu. Filsafat al-Farabi sedikit banyak dipengaruhi
oleh Arestoteles yang mana ia juga mengatakan bahwa adanya Tuhan
adalah yang menggerakkan dan tidak digerakan, dalam hal ini filsafat al-
Farabi lebih ditekankan pada disiplin ilmu filsafat (analisis filsafat).
3. Ibnu Sina
Filosof ketiga dari filosof masa pertengahan adalah Ibnu Sina, ia
terkenal dengan sebutan “al-syeikh al-rais”. Beliau merupakan seorang
ilmuwan muslim dunia yang berkontribusi besar di bidang kedokteran.
Ibnu Sina memaknai filsafat sebagai kreativitas pemikiran yang denganya
manusia memperoleh berbagai pengetahun tentang dirinya. Sehingga
dengan pengetahuan dirinya tersebut manusia bisa menentukan segala
amal perbuatan yang seharusnya ia lakukan untuk menjadikan dirinya
sebagai manusia yang mulia, logis sesuai dengan alam fisika dan
menyiapkan diri untuk meraih kebahagian di akhirat sesuai dengan batas
kemampuan manusia. Dengan pengertian tersebut, maka Ibnu Sina adalah
seorang filosof yang berusaha menyatukan antara analisa filsafat dan
aplikasinya. Untuk teori fisikanya, Ibnu Sina banyak menggunakan
metode eksperimen dan mengupas pembahasan dalam ranah kedokteran.
4. Al-Razi
Al-Razi merupakan seorang pakar sains dari Iran. Dan beliau juga
adalah salah satu ahli medis yang sangat hebat. Menurutnya, Allah itu
kekal karena Dia-lah yang menciptakan alam ini dari bahan yang telah ada
dan tidak mungkin Dia menciptakan alam ini dari ketiadaan.
5. Ibnu Miskawaih
Ibnu Miskawaih adalah salah seorang cendekiawan muslim yang
berkontribusi di bidang filsafat akhlak. Menurut Ibnu Miskawaih, Tuhan
adalah zat yang tidak berjizm, azali, pencipta, dan tidak ada satupun yang
setara dengan-Nya.
6. Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd adalah seorang dari keturunan keluarga terhormat yang
juga terkenal sebagai seorang ilmuwan. Beliau berpendapat bahwa Allah
adalah penggerak pertama, dan wujud Allah ialah Esa. Konsep Ibnu Rusyd
tentang ketuhanan diambil dari pemikiran Arestoteles, Plotinus, Al-Farabi,
dan Ibnu Sina.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan
untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Musa bin Nushair pun melibatkan
diri untuk membantu perjuangan Thariq. Selanjutnya, keduanya berhasil
16
Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta : LESFI, 2004. Hal. 69
17
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2005. Hal. 110
menguasai seluruh kota penting di Spanyol, seperti Cordova, Granada, Toledo dan
termasuk juga bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre. 18 Gelombang
perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn
Abdul Aziz tahun 99 H/717 M, dengan sasarannya menguasai daerah sekitar
pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari
penyerbuan kaum muslimin ini juga telah menjangkau seluruh Spanyol dan
melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.19
Dan sejak pertama kali Islam menginjakkan kakinya ditanah Spanyol hingga
jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana sekitar tujuh setengah abad lamanya,
Islam memainkan peranan yang sangat besar, baik dalam bidang kemajuan
intelektual (filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, bahasa dan sastra), dan
kemegahan pembangunan fisik (Cordova dan Granada). 21 Dan dalam masa lebih
dari tujuh abad itu, kekuasaan Islam di Spanyol membuat umat Islam telah
mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh dan
kemajuan yang kompleks. Bahkan, pengaruhnya mencapai hingga ke Eropa dan
dunia.
Adapun kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak
berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di
periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam
18
Carl Brockelmann, History of the Islami Peoples, London : Rotledge & Kegan Paul, 1980. Hal.
14
19
Bertol Spuler, The Muslim World : A Historical Survey, Leiden : E. J. Brill, 1960. Hal. 100
20
S. M. Imaduddin, Muslim Spain, Leiden : E. J. Brill, 1981. Hal.13
21
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana, 2005. Hal. 111
mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran yang
terpenting adalah Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa untuk menyerap
peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian, dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan
kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di
samping pembangunan fisik.22
Dan Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani
di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.24
Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
(renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklarung)
22
Philip K. Hitti, History of the Arab, London : Macmillan Press, 1970. Hal. 526
23
Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, Jakarta : Bulan Bintang, 1975. Hal. 148-149
24
K. Bartens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta : Kanisius, 1986. Hal. 32
pada abad ke-18 M.25 Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol
dengan cara yang sangat kejam, tetapi tak lupa bahwa Islam telah membidangi
gerakan-gerakan penting di Eropa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Depok: Komunitas
Bambu, 2008. Hal. 77
Fisalafat adalah upaya manusia untuk memahami, memikirkan dan meyelidiki
segala sesuatunya secara radikal dan sistematik serta mendalam dan sungguh-
sungguh sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa untuk menyerap
peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian, dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menyaksikan
kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran/intelektual
(filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, bahasa dan sastra) di samping
pembangunan fisik. Adapun kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat
ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang
berkembang di periode klasik.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tentu masih ada kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan, baik itu dari segi penulisannya dan juga buku yang
menjadi sumber kutipan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sekalian, dan terkhususnya kepada dosen
pengampu.
DAFTAR PUSTAKA