Anda di halaman 1dari 12

VALIDITAS INSTRUMENT

Di Susun Oleh:

KELOMPOK VII
Hasma Novi (201926012)
Parida Hanum Siregar (201926025)
Rosiyana Nadia (201926031)

Dosen Pengampu :
Samsul Bahri, S.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah evaluasi pembelajaran ini. makalah ini dibuat sebagai Media untuk menambah
wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami


kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah evaluasi pembelajaran ini. Oleh
karena itu, saya berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana itu yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran yang meliputi
pengukuran, penilaian dan evaluasi dari proses pembelajaran tersebut.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa makalah yang saya
buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penempurnaan makalah
ini saya mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang telah
membimbing dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Lhokseumawe, 15 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C.Tujuan……………………………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN
A. Validitas suatu instrumen………………………………………………………..
B. Face validity …………………………………………………………………….
C. Content validity………………………………………………………………….
D. Contruct validity…………………………………………………………………
E. Predictive validity……………………………………………………………….
F. Validitas butir soal………………………………………………………………
G. Validitas faktor…………………………………………………………………
H. Validitas empiris…………………………………………………………………

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………………………
B.Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan
keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui
sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah
program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Evaluasi merupakan
salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau
peserta didik serta keberhasilan sebuah program.
Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah yang sering
digunakan, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah
pengukuran. Penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan.
Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan system yang terdiri
atas beberapa unsure, yaitu masukan, proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis
evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses
dan hasil pembelajaran.
1
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek
pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada
evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa pelaksanaan kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen
system pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan hasil
pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan sebagai
bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju keperbaikan
kualitas hasil pembelajaran.

4
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian validitas instrumen?
2. Apa maksud dari face validity?
3. Apa maksud dari content validity?
4. Apa maksud dari contructvalidity ?
5. Apa maksud dari predictitive validity?

B. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari validitas instrumen.
2.Untuk mengetahui maksud dari face validity.
3. Untuk mengetahui maksud dari content validity.
4. Untuk mengetahui maksud dari contructvalidity.
5. Untuk mengetahui maksud dari predictitive validity.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian validitas instrumen


Instrumen dikatan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan
“ketepatan” dengan alat ukur. Dengan instrumen yang valid akan menghasilkan data
yang valid pula. Atau dapat juga dikatakan bahwa jika data yang dihasilkan dari
sebuah instrumen valid, maka instrumen itu juga valid.
Istilah “valid” sangat sukar dicari penggantinya. Ada yang mengganti istilah
valid dengan “sahih”, sehingga validitas diganti dengan kesahihan. Ada juga yang
menerjemahkan istilah valid dengan kata “tepat”, walaupun istilah “tepat” belum
dapat mencakup semua arti yang tersirat dalam kata “valid”, sehingga istilah validitas
diganti dengan ketepatan. Istilah lain dari valid ada yang menggunakan istilah
“cermat”, sehingga validitas diterjemahkan dengan istilah “kecermatan”, sebagai
contoh apabila kita ingin mengetahui berat sebuah cincin emas, maka kita harus
menggunakan timbangan emas agar hasil ukur itu dapat dikatakan valid. Sebuah
timbangan beras memang mengukur “berat”,tetapi tidak cukup cermat untuk
mengukur berat emas. Karena itu, sebuah timbangan beras tidak valid dingunakan
untuk mengukur emas.
Demikian pula kita ingin menghitung waktu tempuh yang kita perlukan dari
suatu kota ke kota lainnya dengan mengendarai mobil, sebuah jam tangan biasanya
adalah valid untuk dingunakan. Tetapi, jam tangan yang sama tidak cukup valid untuk
mengukur waktu yang diperlukan seorang atlet pelari cepat dalam menempuh jarak
100 meter, karena kita memerlukan unit waktu terkecil sampai pada pecahan detik.1

B. Face validity
Validitas Muka (Face Validity). Validitas muka adalah tipe validitas yang paling
rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi
alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur
maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi (Arikunto, 1991:66). Validitas
muka bisa dikatakan juga sebagai validitas rendah dari validitas isi (Content Validity).
1
Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. Evaluasi Program Pembelajaran. Hal 128

6
Face Validity Face validity suatu tes adalah tingkat di mana nampak relevan,
penting dan menarik bagi peserta ujian. Guru ingin siswa menikmati dalam
melakukan tes dan merasakan bahwa mereka tidak menyia-nyiakan waktu mereka.
Yang penting adalah apakah kenyataannya siswa membuang-buang waktu mereka
pada tes yang tidak valid dan reliabel - tidak masalah bagaimana tes nampak relevan.
Meskipun begitu, untuk memotivasi dan hubungan yang baik adalah penting bagi
siswa dan orang tua merasa tes adalah penting. Keluhan untuk sekolah utama siswa
dapat dikurangi jika tes tidak nampak sepele dalam isi atau tidak menggunakan
bahasa yang rendah kepada siswa. Beberapa butir mungkin mempunyai face validity,
tapi kurang validitas empirik. Itu mungkin bagi siswa untuk menikmati pengambilan
pengalaman tanpa menggunakan tes. Mungkin juga mengukur validitas empiris, tapi
mempunyai face validity yang kecil. Sering menulis ulang butir-butir dapat membuat
butir nampak lebih relevan. Tes aritmatika dasar untuk siswa SMA yang lambat
sebaiknya menggunakan cara dewasa, contoh tes membaca untuk seleksi sekretaris
perlu menggunakan contoh praktis dan menghindari kepustakaan, tes matematika
dengan ilmu fisika kelas perlu menggunakan contoh dari ilmu fisika. Harus jelas
bahwa face validity adalah tidaklah penting ke bentuk validitas lain. Jika mungkin
bagaimanapun butir-butir perlu nampak relevan untuk peserta ujian sebab jika tes
nampak sepele dan kekanak-kanakan mungkin, validitas empiris mungkin lemah.

Cara Menghitung Validitas

Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X
dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap
butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari
indeks validitasnya (Arikunto, 1999:78).

Tentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan
hasil tes yang terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama dengan menggunakan
rumus korelasi produk momen di bawah ini:

7
Rumus korelasi produk momen
Hitung koefisien validitas instrumen yang diuji (r-hitung), yang nilainya sama dengan
korelasi korelasi hasil langkah sebelumnya dikali koefisien validitas instrumen
terstandar.

Bandingkan nilai koefisien validitas dengan nilai koefisien korelasi Pearson / tabel
Pearson (r-tabel) pada taraf signifikansi a (biasanya dipilih 0,05) dan n = banyaknya
data yang sesuai.

Kriterianya adalah :

 Instrumen valid, jika r-hitung = r-tabel


 Instrumen tidak valid, jika r-hitung < r-tabel

Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada


pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956:145) sebagai
berikut:

0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)


0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik)
0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek)
rxy 0,00 tidak valid

8
C.Content validity
Validitas isi(Content validity) adalah validitass yang fokus kepada elemen-
elemen apa yang ada dalam ukur (Coaley, 2010), sehingga analisis rasional adalah
proses utama yang dilakukan dalam analisis validitas isi (Azwar, 2005).2
Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (contect validity) adalah insrument
yang berbrntuk tes untuk mengukur hasil belajar dalam aspek kecakapan akademik
(academic skills). Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir
dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional
perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Validitas isi mengukur derajat kemampuan
tes dalam mengukur cakupan substansi elemen yang ingin diukur (Azwar, 1997:74).
Validitas isi digunakan untuk mengukur kemampuan belajar, hasil belajar atau
prestasi belajar. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran.
Dengan kata lain untuk menguji validitas isi instrumen tes dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Untuk menyususn instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus
disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Pengembangan tes
menggunakan spesifikasi domain isi tes. Spesifikasi isi menjelaskan isi secara rinci,
dengan spesifikasi cakupan isi dan tipe butir soal.
Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan “sejauh mana butir tes mencakup
keseluruhan materi atau bahan yang ingin diukur” sejauh mana isi tes memiliki
validitas isi ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes, yang penilaiannya
didasarkan atas pertimbangan subjektif individual. Uji validitas sering dijelaskan
melalui validitas tampang dan validitas logis (Djemari Mardapi,2008:19-20).

D. Contruct validity
Validitas Konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir
tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep
khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk (construct)
berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat di amati
dan dapat di ukur (Kusaeri, 2012:81).

Validitas Konstruk dapat digunakan untuk mengukur sikap, minat konsep diri, lokus
2
https://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/viewFile/3557/2536

9
kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang
sifatnya performa maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat),
inteligensi (kecerdasan intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan
dalam tujuan pembelajaran atau mengukur sesuatu sesuai dengan definisi yang
dingunakan. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen
mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen.
Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang dingunakan. Oleh karena itu,
harus ada pembahasan mengenai teori yang menjadi dasar penentuan konstruk suatu
instrumen.
Untuk menguji validitas konstruk, dapat dingunakan pendapat para ahli
(expert judgement). dalam hal ini setelah instrumen di konstruksi tentang aspek-aspek
yang akan diukur dengan berlandaskan teroi tertentu maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen
yang telah disusun. Jumlah tenaga ahli yang dingunakan minimal tiga orang.

E.Predictitive validity
Memprediksi artinya memperkirakan atau meramal mengenai hal yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, jadi sekarang belum terjadi. Sebuah instrumen
dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
mengenai hal yang sama.
Validitas prediktif diperoleh apabila skor kriteria tidak bersamaan dengan skor tes.
Setelah subjek dikenai tes yang akan dicari validitas prediktifnya, lalu diberikan
tenggang waktu tertentu sebelum skor kriteria diambil dari subjek yang sama.

BAB III

10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang
berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat
pengukuran atau pengamatan.
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen
yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal
maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor
totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor
Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir
soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya (Arikunto, 1999:
78).

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan akan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini kami
memohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

http://violetatniyamani.blogspot.com/2007/09/teori-validitas.html

Tim pekerti -AA PPSPLPP Universitas sebelas maret. (2007). panduan evaluasi
pembelajaran. Solo: pusat pengembangan sistem pembelajaran lembaga
pengembangan pendidikan UNS.

http://khairul-anas.blogspot.com/2012/03/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html

Sugiono . (2007). metode penelitian pendidikan. Bandung :alfabeta

.https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-validitas/#:~:text=Istilah%20validitas
%20empiris%20memuat%20kata,bahwa%20orang%20tersebut%20memang
%20jujur.

ii

12

Anda mungkin juga menyukai