Makalah Ok
Makalah Ok
Disusun oleh :
MUSLIADI PASARIBU
11682100570
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji Syukur Alhamdulillah, tidak lupa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena
atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya lah sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
bahwa sanya penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Guna melengkapi atau
Semoga makalah ini berguna dalam memperdalam ilmu pengetahuan kitasemua.Kritik dan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
C. TUJUAN........................................................................................................2
BAB 2...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. BRUNEI DARUSSALAM AWAL SEJARAH.........................................................3
B. KEDATANGAN ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM............................................6
C. ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM SEBELUM KOLONIAL.................................11
D. PUSAT PERKEMBANGAN ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM..........................21
E. KONTERPORER ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM.........................................22
F. PENDIDIKAN ISLAM DI BRUNEI DARUSSALAM.............................................24
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................29
A. KESIMPULAN...............................................................................................29
B. SARAN........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................30
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya Islam mengalami kemajuan yang sangat signifikan, meskipun pada
Negara tertentu mengalami fliktuasi, dan bahkan ada yang hamper punah seperti halnya di Spanyol.
Penyebaran islam terjadi dengan berbagai cara, diantaranya ialah orang – orang islam yang pergi
kesuatu daerah dengan tujuan berdakwah, selain itu ada pula yang bertujuan berdagang tetapi
Kemudian selain berdakwah dan berdagang, mereka juga melakukan perkawinan dengan
anak bangsawan, penguasa dan lain sebagainya. Karena Islam masuk kesuatu daerah tidak dengan
paksaan, Islam juga tidak mengenal pembagian kasta dalam masyarakat karena menganggap
kedudukan manusia itu sama di mata Tuhan, dan proses masuknya Islam yang berusaha membaur
dengan suatu adat istiadat disuatu daerah, membuat proses masuknya Islam menjadi mudah
Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara dikalangan sejarawan, khususnya
dalam aspek kebudayaan, masih belum terungkap secara sempurna. Menurut Azyumardi Azra hal ini
disebabkan antara lain karena kajian sejarah islam dengan berbagai aspeknya di Asia Tenggara, baik
itu dari kalangan orang asing maupun dari kalangan orang pribumi belum mampu merumuskan
suatu paradigm sejarah yang dapat dijadikan pegangan bersama yang kadang – kadang sulit untuk
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Brunei Darussalam.
3. Mendorong orang agar menceritakan kepada yang lain yang belum tahu sejarah islam di asia
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Negara Brunei Darussalam merupakan salah satu negara kecil di Asia Tenggara jika
dibandingkan dengan negara tetangganya (Malaysia dan Indonesia). Secara geografis Brunei
Darussalam terletak di pantai Barat Laut Kalimantan. yang di bagian Baratnya merupakan daratan
pantai yang berawa dan disebelah Timurnya berbukit. Nama Brunei Darussalam mengandung arti
suatu “negara yang penuh dengan kedamaian” dan beribu kotakan Bandar Sri Bagawan. Brunei
terbagi atas empat distrik atau bagian yaitu : Distri Brunei, Distrik Tutong, Distrik Belait, dan Distrik
Temburong. Dari berbagai sumber seperti Catatan Arab, Cina, dan Tradisi Lisan.
Banyak yang menyatakan bahwa Brunei merupakan Negara kerajaan tertua di Malayu dan
menjadikan Malayu sebagai bahasa utama. Dari berbagai catatan China, Brunei dikenal dengan
nama Po-li, Po-lo, Poni atau Puni dan catatan arab dikenal dengan istilah Dzabaj atau Ranjd.
Brunei zaman dahulu disebut dengan kerajaan Borneo dan kemudian berubah menjadi Brunei,
nama Borneo ini diduga merupakan nama lain dari pulau Kalimantan. Ada versi lain yang
mengatakan Brunei berasal dari kata Baru nah yang dalam sejarah dikatakan bahwa pada awalnya
ada rombongan Klan atau suku sakai yang dipimpin oleh Patih Berbia yang pergi ke Sungai Brunei
Setelah mendapatkan kawasan tersebut yang kedudukannya sangat strategis karena diapit oleh
bukit dan air sehingga bisa untuk transportasi dan kaya akan ikan sebagai sumber pangan yang
banyak di sungai. Dan merekapun mengucapkan kata Baru nah yang artinya tempat itu sangat baik,
berkenan dan sesuai hati mereka untuk mendirikan suatu negeri yang sesuai dengan yang mereka
inginkan.
3
Klan atau suku Sakai yang dimaksudkan di atas merupakan serombongan pedagang dari China
yang gemar berniaga dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan konon katanya pada awalnya
kerajaan Brunei merupakan pusat perdagangan orang – orang China. Brunei merupakan negara
termuda diantara negara – negara rumpun Malayu, karena Brunei Darussalam baru
diproklamatirkan sebagai suatu negara merdeka pada tanggal 1 Januari 1984. Brunei Darussalam
merupakan negara yang bersendikan ajaran – ajaran “ahlu al sunnah wal jamaah” dan Mazhab Syafi’i
ditetapkan sebagai Mazhab resmi negara dalam perlambangan negara. Bahkan didapatkan informasi
bahwa itu telah ditetapkan jauh sebelumnya yaitu sejak raja ke 24.
Sultan Abdul Momin pada tahun 1852 – 1885, sedangkan Mazhab lainnya dianggap sebagai
kegiatan akademik saja. Sehingga Brunei Darussalam merupakan satu – satunya negara di dunia
yang menetapkan dasar negara tidak hanya Islam tetapi juga Ahlussunnah Wal Jamaah bermazhab
Syafi’i. Islam masuk ke Brunei pada masa Raja ke 5, Sultan Bolkiah pada tahun 1485 – 1524setelah
Sebahagian ahli sejarah mengatakan bahwa Brunei sudah ada sejak abad ke-7 atau abad ke-8 M.
Kerajaan ini kemudian ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya pada awal abad ke-9 dan kemudian
dijajah lagi oleh Majapahit. Ketika Majapahit mulai runtuh, Brunei kemudian berdiri sendiri dan
mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan ke Lima Bolkiah yang berkuasa pada
tahun 1473 sampai 1521. Brunei pernah menguasai seluruh Pulau Kalimantan dan Filipina.
Pada tahun 1888 Inggris yang pada saat itu merupakan negara terkuat, masuk dan menjajah
Brunei. dan mulai saat itu Brunei menjadi sekutu Inggris dan pada saat yang bersamaan pula,
Malaysia juga dikuasai Inggris. Kemudian kedua penduduk dari negara tersebut bersatu dan
mengadakan perlawanan dan dalam rentan waktu yang panjang, kemudian kedua Negara tersebut
merdeka.
Malaysia merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957, dan ketika itu Brunei masih dinyatakan
bergabung dengan dengan Malaysia. Setelah kemerdekaannya keadaan Malaysia belum belum
4
begitu stabil terutama pada tahun 1960-an karena orang – orang China sering konflik dengan
masyarakat Malayu. Dan Brunei dan Malayu yang penduduknya rumpun melayu berusaha keras
dalam mengamankan negaranya. Setelah betul – betul aman, barulah Brunei memisahkan diri dari
Malaysia.
PM Syarifuddin sebagaimana yang dikutip oleh Ajid Thohir mengatakan dalam tulisannya yang
sangat menarik bahwa Brunei pada (lima abad lalu) warganya yang bermukim di Jerudong disebut
orang Kedayan, dan berasal dari Jawa. Leluhur mereka tiba di Brunei dimasa daulat Sultan Bolkiah.
Inilah suku pertama di Brunei. Situasi politik di Brunei sangat tenang dan sumber kekayaan utama
dihasilkan adlah minyak mentah, dan gas cair yang begitu melimpah. Tanahnya pun subur dan lahan
pertanian seperti karet, merica, dan rempah – rempah cukup menjanjikan. Kepala pemerintahannya
PM Syarifuddin sebagaimana yang dikutip oleh Ajid Thohir mengatakan dalam tulisannya yang
sangat menarik bahwa Brunei pada (lima abad lalu) warganya yang bermukim di Jerudong disebut
orang Kedayan, dan berasal dari Jawa. Leluhur mereka tiba di Brunei dimasa daulat Sultan Bolkiah.
Inilah suku pertama di Brunei. Situasi politik di Brunei sangat tenang dan sumber kekayaan utama
dihasilkan adlah minyak mentah, dan gas cair yang begitu melimpah. Tanahnya pun subur dan lahan
pertanian seperti karet, merica, dan rempah – rempah cukup menjanjikan. Kepala pemerintahannya
5
5. Bahasa resmi : Melayu
9. Penduduk : Perkiraan Juli 2008 : 381,371 jiwa dengan jumlah Kepadatan : 66/km2
a) Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa Islam mulai diperkenalkan di Brunei pada tahun
977 melalui jalur timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina. Islam menjadi
agama resmi negara semenjak Raja Awang Alak Betatar masuk Islam dan berganti nama menjadi
Perkembangan Islam semakin maju setelah pusat penyebaran dan kebudayaan Islam Malaka
jatuh ke tangan Portugis (1511) sehingga banyak ahli agama Islam pindah ke Brunei. Kemajuan dan
perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan ke-5), yang
wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, kepulauan Suluk, kepulauan Balabac samapai ke Manila.
Masuknya Islam di Brunei didahului oleh tahap perkenalan. Islam masuk secara nyata ketika raja
yang berkuasa pada saat itu menyatakan diri masuk Islam, lalu diikuti oleh penduduk Brunei dan
masyarkat luas. Sehingga cukup beralasan jika Islam mengalami perkembangan yang begitu cepat.
b) Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dikatakan bahwa agama Islam masuk ke Brunei pada
abad ke-15. Sejak itu, kerajaan Brunei berubah menjadi kesultanan Islam. Pada abad ke-16 Brunei
6
tergolong kuat di wilayahnya, dan daerah kekuasaannya meliputi pula beberapa pulau di Filipina
selatan.
Perubahan nama dari kerajaan menjadi kesultanan memberi informasi bahwa Islam di Brunei
mendapat perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Hal ini menjadi salah satu faktor sehingga
c) Di sumber lain dikatakan bahwa silsilah kerajaan Brunei didapatkan pada Batu Tarsilah yang
menuliskan silsilah raja-raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Batatar, raja yang mula-mula
memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin (Sultan Brunei ke-19,
memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807). Data ini menunjukkan sistim pemerintahan di Brunei
adalah kesultanan atau monarki mutlak Islam, dan semuanya sangat memeperhatikan Islam sebagai
d) Menurut Azyumardi Azra bahwa awal masuknya Islam di Brunei yaitu sejak tahun 977
kerajaan Borneo (Brunei) telah mengutus P’u Ali ke istana Cina. P’u Ali adalah seorang pedagang
yang beragama Islam yang nama sebenarnya yaitu Abu Ali. Pada tahun itu juga diutus lagi tiga duta
ke istana Sung, salah seorang di antara mereka bernama Abu Abdullah. Peran para pedagang muslim
e) John L. Esposito seorang orientalis yang pruduktif banyak menulis tentang sejarah Islam,
menurutnya bahwa Islam pertama kali datang di Brunei pada abad ke-15 dan yang pertama kali
Pendapat Esposito ini sejalan dengan pendapat lainnya bahwa pihak raja atau sultan yang lebih
awal menyatakan diri masuk Islam, lalu kemudian diikuti oleh masyarakatnya. Data dan informasi di
atas memberi penegasan bahwa raja Brunei sejak dahulu besar perhatiannya terhadap Islam dan
dapat diterima oleh lapisan masyarakat. Mereka dapat menerima Islam dengan baik ditandai dengan
Islam masuk di Brunei melalui suatu proses yang panjang tidak pernah berhenti. Menurut
Ahmad M. Sewang ada suatu proses yang dinamakan adhesi, yaitu proses penyesuaian diri dari
7
kepercayaan lama kepada kepercayaan baru (Islam). Proses tersebut juga disebut proses islamisasi
Kedatangan Islam di Brunei membolehkan rakyat menikmati sistem kehidupan lebih tersusun
dan terhindar dari adat yang bertentangan dengan akidah tauhid. Awang Alak Betatar adalah raja
Brunei pertama yang memeluk Islam dengan gelar Paduka Seri Sultan Muhammad Shah (sultan ke-1
Awang penganut Islam sunni lebih dipecayai dari pada Syarif Ali yang berketurunan ahl al-bait,
yang bersambung dengan keluarga Nabi Muhammad saw melalui pjalur cucunya Sayidina Hasan.
Syarif Ali dikawinkan dengan putri Sultan Muhammad Shah, setelah itu ia dilantik menjadi raja
Brunei atas persetujuan pembesar dan rakyat. Sebagai raja dan ulama, Syarif Ali gigih
Satu hal yang menarik untuk diketahui bahwa meskipun Syarif Ali berketurunan ahl al-bait,
tetapi tidak menjadikan pola pemerintahan yang berdasarkan pola kepemimpinan Syiah yang
dikenal immah, justru ia melanjutkan konsep kepemimpinan yang sudah ada yaitu sunni. Raja-raja
Brunei sejak dahulu kala secara turun temurun adalah kerajaan Islam dan setiap raja bergelar sultan.
Di samping itu, kerajaan Brunei dalam kunstitusinya secara tegas menyatakan bahwa kerajaan
Brunei adalah negara Islam yang beraliran sunni (ahl al-sunnah wa al-jama‘ah).
Islam berkembang di Brunei karena pihak kesultanan menjadikan sunni sebagai prinsip
ketatanegaraan dan pemerintahan dalam Islam. Menurut Hussin Mutalib bahwa pihak Sultan pernah
memperingatkan agar hati-hati terhadap Syiah. Aliran Syiah di Brunei tidak mendapat posisi penting
untuk berkembang bahkan menjadi ancaman bagi Sultan. Pada masa Sultan Hassan (sultan ke-9
2) menyusun adat istiadat yang dipakai dalam semua upacara, di samping itu menciptakan atribut
8
Pada tahun 1967, Omar Ali Saifuddin III (sultan ke-28 tahun 1950-1967) telah turun dari
tahta dan melantik putra sulungnya Hassanal Bolkiah menjadi sultan Brunei ke-29 (1967-sekarang).
Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunei Town telah diubah namanya menajdi Bandar
Seri Begawan untuk mengenang jasa Baginda yang meninggal dunia tahun 1986.
Usaha-usaha pengembangan Islam diteruskan oleh Yang Mulia Paduka Seri Baginda Sultan
Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Wadaulah. Di antara usahanya yaitu pembinaan masjid,
pendidikan agama, pembelajaran al-Qur’an dan perundang-undangan Islam. Setelah Brunei merdeka
penuh tanggal 1 Januari 1984, Brunei menjadi sebuah negara Melayu Islam Braja.
Melayu diartikan sebagai negara Melayu yang memiliki unsur-unsur kebaikan dan
menguntungkan. Islam diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dianut negara yang bermazhab ahl
al-sunnah wa al-jama’ah sesuai dengan kontitusi cita-cita kemerdekaan, sedang Braja diartikan
Penduduk Brunei yang mayoritas Melayu dan penganut agama Islam terbesar di Brunei
tentu saja merekalah yang menentukan tatanan negara dengan tetap memperhatikan kemajuan
Islam yang berhaluan ahl al-sunnah wa al-jama‘ah dan menjaga kelestarian dan mempertahanakan
adat istiadat yang berlaku. Islam sebagai agama resmi negara Brunei dan agama mayoritas, namun
Kementerian agama Brunei berperan besar dalam menentukan kebijaksanaan dan aturan
bagi penduduknya. Buku-buku keagamaan harus lebih dahulu melalui sensor kementerian itu
sebelum boleh beredar di masyarakat. Segala bentuk patung dilarang, walaupun patung Winston
Hukum Islam berpengaruh besar pada undang-undang di negara itu. Kementerian agama
sangat berhati-hati terhadap unsur-unsur yang dapat merusak akidah tauhid, sehingga buku pun
harus disensor dan tidak lagi diizinkan pembangunan patung yang dianggap juga dapat merusak
iman seseorang. Selain itu, yang perlu juga diketahui bahwa Brunei sebagai negara Islam di bawah
pemimpin sultan ke-29 yaitu Sultan Hassanal Bolkiah. Sultan ini telah banyak melakukan usaha
9
penyempurnaan pemerintahan antara lain dengan melakukan pembentukan majelis Agama Islam
Majelis ini bertugas menasehati Sultan dalam masalah agama Islam. Usaha lain yang
dilakukan yaitu menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan
satu-satunya idiologi negara. Untuk itu, dibentuklah jabatan Hal Ehwal Agama yang bertugas
Pada tanggal 16 September 1985 didirikan pusat dakwah, yang juga bertujuan melaksanakan
program dakwah serta pendidikan kepada pegawai-pegawai agama dan masyarakat luas dan pusat
pameran perkembangan dunia Islam. Atas dasar itu, sehingga secara kuantitas masyarakat Muslim di
Brunei sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim dan Sultan menjadikan Islam
sebagai idiologi negara, telah banyak melakukan aktifitas baik bersifat nasional maupun internasioal.
Di bulan Juni 1991, Brunei sebagai tuang rumah penyelenggaraan Pertemuan Komite Eksekutif
Dewan Dakwah Islam Asia Tenggara dan Pasific, di bulan Oktober 1991, Sultan menghadiri
pembukaan Budaya Islam di Jakarta, di bulan Desember 1991, Sultan menghadiri pertemuan
Organisasi Konfrensi Islam (OKI) yang diselenggarakan di Qatar, di bulan September 1992, didirikan
lembaga yang bergerak di bidang finansial yaitu Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB), lembaga
keuangan ini dikelola secara profesional sesuai dengan prnsip dasar Islam.
Data sejarah ini menunjukkan bahwa Sultan memiliki perhatian dan semangat besar untuk
mengembangkan Islam dan menyejahtrakan kehidupan umat Islam Brunei. Untuk menjaga keutuhan
dan keharmonisan umat Islam Brunei, Sultan dalam sambutannya dalam peringatan Isra’ dan Mi’raj
Nabi Muhammad saw. tahun 1991 mengeluarkan dekrit yang isinya melarang organisasi al-Arqm
melakukan kegiatan yang dapat mengancam keutuhan dan keharmonisan umat Islam yang selama
10
ini sudah terbina dengan baik. Organisasi al-Arqm dianggap organisai yang akan memeceh belah
Dalam satu sumber dikatakan bahwa di Brunei seluruh pendidikan rakyat mulai dari tingkat
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi ditanggung oleh negara atau diberikan secara gratis.
Perhatian negara terhadap peningkatan sumber daya manusia menjadi prioritas, utamanya
Salah satu langkah yang ditempuh dalam peningkatan ini yaitu negara mengirim sejumlah
kaum muda untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri atas biaya negara, sehingga jumlah
siswa yang dikirim setiap tahunnya mencapai angka 2000 orang. Pendidikan gratis di semua
tingkatan, menunjukkan bahwa Brunei adalah negara kaya. Meskipun Brunei yang luas wilayahnya
tergolong kecil, menempati urutan 148 di dunia (setelah Siprus dan sebelum Trinidad dan Tobago)
Anggota ASEAN ini merupakan salah satu negara makmur di dunia dengan tingkat income
percapita masuk 10 besar dunia. Karena itu, sangat beralasan bila agama Islam di negara ini
mengalami perkembangan yang cepat dan mempunyai istana besar dan megah. Perdagangannya
yang maju antara lain menjadikan negara nomor satu dalam angka “Export per capita”
Melayu. Keberadaan Kerajaan Brunei diperoleh berdasarkan catatan Cina, Arab, dan tradisi lisan.
Dalam catatan sejarah Cina, Brunei pada jaman dahulu dikenal dengan nama Po-li, Po-lo, Poni atau
Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab, Brunei disebut dengan Zabaj atau Randj. Sedangkan pada
catatan tradisi lisan Syair Awang Semaun (SAS), kata Brunei berasal dari perkataan baru nah yang
bermakna ”tempat yang sangat baik”. Sumber-sumber dari berbagai bangsa yang meriwayatkan
Kerajaan Brunei dapat disebut sebagai kerajaan Melayu yang paling lama bertahan. Dengan
eksistensinya yang cukup lama, maka perunutan sejarahnya juga memerlukan sistematika penulisan
11
yang komprehensif, mencakup fase-fase penting kepemimpinan. Dalam hal ini, sejarah Kerajaan
Brunei dapat ditelusuri melalui dua fase, yaitu fase pra-Islam pada masa Kerajaan Brunei Tua, dan
fase Islam pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Shah dengan nama Kerajaan Brunei.
Data tentang sejarah Kerajaan Brunei pra-Islam tidak banyak ditemukan. Beberapa sumber,
termasuk berbagai buku dari Pusat Sejarah Brunei sendiri hanya menyentil sedikit data. Catatan-
catatan mengenai Kerajaan Brunei pra-Islam yang ditemukan hanya diperoleh melalui secuil
manuskrip yang bersumber dari sejarah Cina. Namun, catatan sejarah tersebut lebih banyak
bercerita tentang Kerajaan Puni. Hal itu dapat dimaklumi, karena Kerajaan Puni merupakan kerajaan
terakhir sebelum berubah menjadi Kerajaan Brunei dengan tata pemerintahan Islam. Mengacu pada
sejarah Cina, Kerajaan Brunei telah ada semenjak abad ke-6 M. Hal itu terbukti dengan adanya
hubungan perdagangan Brunei dengan Dinasti Liang (502-566 M) di Cina. Kala itu, Brunei lebih
dikenal dengan nama Po-li. Penyebutan nama Kerajaan Brunei berbeda-beda sesuai dengan sebutan
Selanjutnya, Kerajaan Brunei tetap dikenal dengan sebutan yang sama pada masa Dinasti Tang
(618-906 M), dan berubah menjadi Po-lo saat terjadi hubungan perdagangan dengan Dinasti Sung
(960-1279 M), dan kemudian menjadi Po-ni (Puni) semasa Dinasti Ming (1368-1643 M). Letak
geografis Kerajaan Brunei pra-Islam, jika mengacu pada sejarah Cina ialah sebelah tenggara Canton
dengan jarak pelayaran dari Canton ke Brunei sejauh tiupan angin biasa berjarak 60 hari. Hsu Yun-
tsiau, sejarawan Cina, meneliti bahwa kerajaan ini mungkin terletak di pantai timur tanah Melayu,
yakni Kelantan.
Sebelum menjadi Kerajaan Brunei seperti sekarang ini, oleh Pusat Sejarah Brunei, lebih banyak
disebut sebagai Kerajaan Brunei Tua dibandingkan dengan nama-nama Cina sebagaimana yang
dikenal dalam sejarah Cina. Sebab beberapa istilah Cina seperti Po-li, Po-lo maupun Puni tidak terlalu
12
dekat dengan kata ”Brunei” saat ini. Mengingat bahwa Po-li, Po-lo, Puni, dan Brunei merujuk pada
tempat yang sama, maka boleh jadi mereka memiliki adat kebiasaan yang sama.
Sayangnya, rekam sejarah tentang Kerajaan Brunei Tua yang ditemukan saat ini sangat minim,
sehingga gambaran peristiwa masa silam tak dapat terekam dengan jelas kecuali beberapa aktivitas
penduduk di Kerajaan Puni berikut ini. Aktivitas Ekonomi, Sosial, dan Budaya Sejauh ini, gambaran
sejarah yang ditemukan baru mengungkapkan adat kebiasaan orang Puni (Brunei di masa Dinasti
Orang Puni pada masa itu sering melakukan hubungan perniagaan (pertukaran barang) dengan
Negeri Cina. Disebutkan bahwa berlangsungnya perniagaan akan dimulai setelah kapal Cina berlabuh
selama tiga hari, baru kemudian Raja Puni memulai menaksir harga tiap-tiap barang. Selama
berunding masalah harga, Raja Puni akan menjamu para tamunya dengan beragam masakan.
Setelah harga ditetapkan, maka dipukullah gong sebagai pertanda peradagangan dimulai. Konon,
jika harga barang belum ditetapkan, maka siapapun tidak diperbolehkan untuk memulai membeli.
Barang siapa yang melanggar ketetapan tersebut maka akan dihukum mati, kecuali saudagar,
hukumannya akan diringankan. Ketika dinasti Ming berkuasa, beberapa barang perniagaan yang
ditukarkan pada masa itu berupa tikar emas, tembikar, porselen, plumbun (lead), barang perak,
Adapun barang-barang yang diperoleh dari Cina di antaranya yaitu berupa kapur barus, tanduk
rusa, timah, gelang dari gading gajah, kulit kura-kura, sarang burung, wangi-wangian, kayu cendana,
lilin lebah, dan rempah-rempah. Selain dengan Cina, Kerajaan Puni memiliki hubungan perdagangan
dengan Kochin, Jawa, Singapura, Pahang, Terengganu, Kelantan, serta negeri-negeri sekitar Siam.
Adat kebiasaan orang Puni di masa lalu juga terekam dalam jejak sejarah yang bercerita tentang
Pada masa itu, jika ada orang yang mati, maka mayatnya akan dimasukkan keranda yang dibuat
dari buluh, kemudian dibawa ke hutan dan ditinggalkan begitu saja. Dua bulan kemudian, barulah
13
pihak keluarga mulai bercocok tanam (dalam kisah ini tidak diceritakan tempat keluarga tersebut
bercocok tanam, apakah di tempat mayat atau di tempat lain). Selain itu, orang-orang Puni juga
biasa mengadakan kenduri setiap tahun hingga tujuh tahun. Selama itu, mereka mengadakan
jamuan, bersuka ria, menari dan menyanyi dengan diiringi gendang seruling dan bunyi-bunyian
seperti gong, canang, tawak-tawak, dan gulingtangan. Jamuan makanan diletakkan di atas daun yang
kemudian mereka buang setelah makan. Orang-orang Puni juga mempunyai tradisi yang khas
terutama dalam hal meracik obat luka yang dikenal dengan nama pokok. Obat luka itu berasal dari
akar. Oleh orang Puni, akar itu digoreng sampai hangus lalu abunya digosokkan ke bagian yang luka.
Menurut riwayatnya, meski luka itu dapat menyebabkan kematian, namun mereka yakin bahwa luka
Dalam hal agama, beberapa penduduk Puni menganut agama Buddha. Walaupun menganut
agama Buddha, namun mereka tidak memiliki arca. Tetapi, mereka membangun rumah Buddha yang
bertingkat-tingkat, dengan atap yang berbentuk menara. Sementara, di bawah menara terdapat dua
buah rumah kecil berisi mutiara yang dinamakan Sen Fu (Sacred Buddha). Pada saat hari Buddha
tiba, Raja Puni berangkat ke upacara untuk memuja bunga dan buah yang diadakan selama tiga hari
bersama penduduk negeri itu. Meskipun banyak penduduk Puni menganut agama Buddha, terdapat
Hal ini terbukti dengan ditemukannya makam-makam Islam serta beberapa orang muslim yang
menjadi utusan Raja Puni dalam melakukan pertukaran niaga ke Cina. Raja-raja Puni sebelum tahun
1368 M disinyalir beragama Buddha, kecuali Raja Puni yang bernama Ma-ha-mo-sha yang seorang
muslim. Hal ini tersirat dari perbekalan yang diberikan oleh Raja Cina kepada Raja Puni Ma-ha-mo-
sha, berupa daging-daging yang bukan babi. Selain itu, kata ”Ma” dalam istilah Cina biasanya
merujuk kepada orang Islam. Ma-ha-mo-sha inilah yang menjadi Raja Puni semasa pemerintahan
Hung-wu dalam Dinasti Ming, yang dalam sejarah Brunei tak lain adalah Sultan Muhammad Shah
atau Sultan Brunei. Di sinilah sesungguhnya pemerintahan Islam di Kerajaan Brunei dimulai.
14
2. Kerajaan Brunei Islam
Rentang sejarah pemerintahan Islam di Kerajaan Brunei diawali semenjak dipimpin oleh Raja Puni
Ma-ha-mo-sha tahun 1363 M. Pada masa pemerintahan Islam, terjadilah rentetan peristiwa sejarah
yang mencatat bahwa Kerajaan Brunei Islam ini mengalami pasang surut yang disebabkan oleh
penaklukan kerajaan lain serta munculnya kolonialisme di Asia Tenggara yang kemudian
mempengaruhi situasi politik di dalam negeri. Rentetan sejarah itu digambarkan dalam beberapa
a) Fase kerajaan Brunei Islam sebelum kolonialisme yang terjadi pada masa pemerintahan
Sultan Muhammad shah atau Sultan Brunei I hingga Sultan Bolkiah alias Sultan Brunei ke
lima.
b) Fase kerajaan Brunei Islam masa kolonialisme yang terjadi saat tampuk pemerintahan
dijalankan oleh Sultan Abdul Kahar alias Sultan Brunei ke enam. ü Fase kerajaan Brunei Islam
pascakolonialisme yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hassanal Bolkiah hingga saat
ini.
Perkembangan agama Islam di Brunei tidak lepas dari pengaruh para musafir, pedagang Arab,
serta mubaligh-mubaligh yang berdatangan silih berganti sejak sebelum tahun 977 M. Pada masa itu,
agama Islam belum menjadi agama resmi di Kerajaan Brunei. Agama Islam baru menjadi agama
resmi pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Shah (1363-1482). (Al-Sufri, 1992; 2000), dan
berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ali atau Sultan Brunei
Kolonialisme di Kerajaan Brunei terjadi pada tahun 1578 M pada masa pemerintahan Sultan
Abdul Kahar. Sebenarnya, penjajah sudah lama ingin menaklukkan Brunei semenjak mengetahui
keelokan negeri ini pada tahun 1521 M silam. Pada tahun 1578 M terjadi perselisihan di kalangan
15
internal istana yang melibatkan Sultan Saiful Rijal dengan dua pengiran Brunei yang dikenal dengan
”Perang Kastila”. Situasi istana yang tidak kondusif itu dimanfaatkan oleh Spanyol untuk
menaklukkan Brunei.
Upaya penaklukan Kerajaan Brunei bermula ketika pihak kolonial Spanyol menyampaikan surat
yang berisi permohonan kepada baginda raja Sultan Saiful Rijal agar memberi keleluasaan kepada
para misionaris untuk turut menyebarkan ajaran Kristiani dan memberikan jaminan keselamatan
bagi mereka di Brunei. Bahkan, isi surat tersebut menghina kesucian dan kemuliaan Islam serta Nabi
Muhammad Saw. Surat tersebut menjadikan baginda Sultan marah besar. Bulan April 1578 M,
terjadilah pertempuran antara Kerajaan Brunei dengan pihak penjajah yang memakan banyak
Selain itu, terjadi perampasan harta benda milik istana dan pembesar-pembesar kerajaan oleh
kolonial Spanyol. Kendati sempat porak-poranda akibat pertempuran itu, namun semangat juang
dan nasionalisme rakyat Brunei berhasil memukul mundur musuhnya pada bulan Juli 1578 M. Sultan
Saiful Rijal mangkat pada tahun 1581 M dan digantikan oleh Sultan Shah Brunei. Masa pemerintahan
Sultan Shah Brunei terbilang paling singkat yaitu pada tahun 1581 hingga 1582 M saja. Saking
singkatnya, tak banyak cerita yang didapat dari masa pemerintahan beliau ini.
Tampuk kepemimpinan Kerajaan Brunei kemudian diteruskan oleh Sultan Mohammad Hasan
(1582-1598 M) yang sukses mengembalikan masa kejayaan Brunei di masa lalu. Pada masa ini,
yang didirikan. Di bidang keagamaan, kegiatan dakwah Islam ramai dikunjungi orang. Saat itu,
perdagangan juga berjalan dengan sangat baik sehingga kemashuran Brunei terdengar dimana-
mana. Masa kejayaan itu terenggut ketika Kerajaan Brunei berada di bawah kolonial Inggris.
James Brooke datang dari Inggris pada tahun 1839 ke Serawak dan menjadi raja disana. Ia
menyerang Kerajaan Brunei sehingga Kerajaan Brunei kehilangan kekuasaannya atas Serawak.
16
Sedikit demi sedikit kekuasaan Kerajaan Brunei mulai terkikis. Khawatir akan kehilangan yang lebih
besar dari wilayah kekuasaannya, maka pada tahun 1888 M, Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin
meminta perlindungan pihak Great Britain (Inggris). Kerajaan Brunei kemudian menyepakati
Perjanjian Persahabatan dan Perniagaan dengan Inggris. Sayangnya, perjanjian tersebut tidak
Kerajaan Brunei kemudian memperbaharui perjanjian baru dengan Inggris yang disebut dengan
Perjanjian Naungan dan Perlindungan yang sekali lagi tidak menguntungkan Brunei. Bahkan, akibat
perjanjian ini, Brunei kehilangan wilayah Limbang dan serta merta mempersempit wilayah
kekuasaan Kerajaan Brunei. Perjanjian demi perjanjian kemudian dibuat susul menyusul pada tahun
1905, kemudian, 1906, 1959, 1971, hingga perjanjian tahun 1979 M yang merupakan perjanjian
tambahan untuk merevisi perjanjian tahun 1888. Perjanjian-perjanjian tersebut dibuat guna
mengakhiri perjanjian istimewa antara Kerajaan Brunei dengan Inggris yang bertentangan dengan
tanggung jawab antar bangsa sebagai negara yang berdaulat. Pada tahun 1960an terjadi beberapa
peristiwa penting terkait dengan pembentukan negara Malaysia, yang saat itu mencakup wilayah
Persekutuan Tanah Melayu, Sabah, Sarawak, Singapura, dan Brunei. Karena beberapa perundingan
terkait jaminan masa depan Brunei tidak disepakati, maka Brunei mengambil keputusan untuk tidak
Demi mewujudkan kedaulatan yang mandiri, maka pada tahun 1962, Kerajaan Brunei
mengadakan pemilihan umum pertama, yang sayangnya terkotori oleh penghianatan beberapa
pemimpin-pemimpin yang tergabung dalam Tentera Nasional Kalimantan Utara (TNKU) untuk
Peristiwa itu sempat memakan korban jiwa yang tidak sedikit, namun banyak memberi pelajaran
bagi Kerajaan Brunei di masa depan. Keadaan sempat membaik hingga pada tahun 1967 ketika
Sultan Haji Omar ‘Ali Saifuddin menurunkan diri dan mengangkat putra sulungnya, Sultan Hassanal
Bolkiah menjadi Sultan Brunei ke-29. Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunei Town,
17
diubah namanya menjadi Bandar Seri Begawan guna mengenang jasa baginda. Baginda mangkat
Sultan Hasanal Bolkiah diangkat menjadi Sultan semenjak tahun 1967 ketika Kerajaan Brunei
belum merdeka. Namun, ia telah berhasil memajukan negeri Brunei dan memprakarsai
Pada tahun 1961, Sultan Hassanal Bolkiah diangkat menjadi Duli Pengiran Muda Mahkota pada
usia 15 tahun. Beliau kemudian dinobatkan menjadi Sultan Brunei ke-29 di usia 21 tahun. Semenjak
menjadi Duli Pengiran Muda Mahkota, baginda telah memberikan kecenderungan terhadap
kemajuan dan pembangunan negara di bidang agama, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan,
hingga keamanan. Pada masa pemerintahannya, pada tanggal 1 Januari 1984, Kerajaan Brunei
Usaha menuju ke arah kemerdekaan ini sebelumnya telah dirintis oleh ayahanda beliau, Sultan
Haji Omar ‘Ali Saifuddin Sa‘adul Khairi Waddien yang dengan penuh kebijakan menandatangani
Perjanjian Perlembagaan Bertulis Negeri Brunei tahun 1959. Sejak awal pengangkatannya, Sultan
Hassanal Bolkiah merombak sistem kementrian dan berusaha mewujudkan tata pemerintahan yang
bersih, jujur, amanah, sesuai dengan konsep dan falsafah negara, sebagai ”Negara Melayu Islam
Beraja”.
Pada masa ini, Sultan Hassanal Bolkiah juga mendirikan sebuah masjid termegah dan terbesar di
Brunei, yang ia beri nama ”Masjid Jami‘ Asr-Hassanil Bolkiah”. Masjid yang dibangun tahun 1988 ini
tidak hanya menaungi kurang lebih 3.000 umat Islam untuk sholat berjamaah, melainkan juga
menjadi tempat yang istimewa karena dilengkapi dengan ruang perpustakaan, ruang pertemuan
18
Model arsitektur dan interior masjidnya menjadi kebanggaan kaum muslim dan keluarga besar
Kesultanan Brunei Darussalam. Arsitektur Masjid Jami‘ Asr-Hassanil Bolkiah mampu menyaingi
arsitektur dan interior Masjidil Haram di Makkah. Kini, masa kejayaan Kerajaan Brunei dapat
dikatakan terulang kembali semenjak dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah Mu‘izzaddin Waddaulah
(1967-kini).
Sebagai negeri kaya minyak dan dengan penerapan ekonomi syariah, limpahan rejeki seakan tak
pernah surut di bumi Brunei Darussalam. D. Kerajaan Islam Melayu ; Fenomena Malayu Islam Braja
(MIB) Sri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Wadaulah, Sultan dan yang di-pertuan
Brunei Darussalam yang mengawali bagaimana pentingnya MIB pada tahun 1991. Menurutnya, MIB
merupakan “identitas dan citra yang kokoh ditengah-tengah Negara-negara non-sekuler lainnya di
dunia”. Maka wajar, ketika kerajaan ini menyambut tahun 1991, diiringi dengan berbagai perayaan
peristiwa-peristiwa keagamaan.
Oleh karena itu, ideology resmi Negara atau falsafah kehidupan bernegara tercantum dalam MIB
tersebut. Hal ini, bisa dilihat dengan pernyataan sebuah surat kabar resmi pemerintah yang
setia kepada Rajanya, melaksanakan Islam dan menjadikannya sebagai jalan hidup serta jalan
kehidupan dengan mematuhi segala karakteristik dan sifat dasar bangsa Melayu sejati Brunei
Darussalam, termasuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa Utama..”. Munculnya MIB ini,
barangkali sangat berpengaruh oleh kentalnya ajaran islam yang diamalkan masyarakatnya, sehingga
Sejak awal kemerdekaannya, Brunei dikenal sebagai Negara yang berpenduduk mayoritas
muslim. Terkait dengan ini, Islam di Brunei sejak awal kedatangannya sampai saat ini masih eksis.
Atau hal ini, muncul karena peran yang sangat dominan dari etnis Melayu dalam mengembangkan
institusi-institusi Islam dan Kesultanan Melayu. Karena hal ini, bisa dilihat dari semakin menguatnya
19
beberapa bukti bahwa inti dari MIB adalah hasil elaborasi dari lembaga adat dan tradisi Melayu
Brunei.
Dari sebuah hasil penelitian pada tahun 1984 oleh Departemen Sastra Melayu Universitas Brunei
Darussalam, menyebutkan bahwa beberapa perubahan social yang terjadi di Brunei dapat
dikategorikan sebagai berikut: Penduduk Brunei Darussalam seluruhnya, baik secara cultural
maupun psikologis, sedang mengatasi keragaman yang ada ditengah-tengah mereka, disebabkan
dan pembangunan ekonomi telah mendominasi kehidupan seluruh rakyat Brunei Darussalam.
Sebagai akibat dari proses-proses social diatas, penduduk Brunei Darussalam semakin memilih pola
hidup bersama. Pada poin pertama diatas, yaitu adanya pluralitas etnik, diakui oleh Neville dalam
penelitiannya “Penduduk yang diakui sebagai Melayu, meliputi : Melayu Lokal, Dusun, Murut,
Kedayah, Bisayah, dan komunitas-komunitas lainnya dalam warga pribumi Brunei Darussalam,
ditambah dengan warga Malaysia dan Indonesia”. Sementara pada poin kedua, mempertegas
adanya proses birokratisasi dalam pemerintahan Brunei Darussalam. Sedangkan pada poin ketiga,
mengartikulasikan budaya Nasional. Sebagai sebuah kesimpulan dalam penelitian tersebut, ditulis
bahwa “Karena pemerintahan mendukung kuat terhadap konsep Kerajaan Islam Melayu, maka
kultur khas Brunei Darussalam harus diusahakan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip ini”.
Ada hal yang menarik di Negara Brunei Darussalam ini, misalnya Pertama, larangan gerakan Islam
al-Arqam, Kedua, larangan kepada orang-orang asing manapun yang menjadi ancaman
keharmonisan system keagamaan di Brunei Darussalam. Darul Arqam yang berpusat di Suburd,
Malaysia, maka mulanya dilarang oleh pemerintahan Malaysia, tetapi pada kenyataannya kelompok
ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi umat islam.
20
Usaha ini, juga mengindikasikan semakin kuatnya keinginan pemerintah Brunei Darussalam untuk
membedakan diri antara “islam Brunei” dengan “islam Bukan Brunei”. Atau dapat diinterpretasikan
bahwa Pemerintah Brunei Darussalam ingin menciptakan garis pemisah antara yang dipandang
sebagai islam pribumi dengan islam yang dianggap dari luar dan tidak sama dengan Islam Pribumi.
Pada perkembangan selanjutnya, Islam menjadi posisi yang sangat penting dalam Pemerintah Brunei
Darussalam, baik sebagai ideology nasional maupun sebagai prinsip hidup yang mengatur kehidupan
sehari-hari.
Pemerintah Brunei Darussalam terhadap islam, baik sebagai agama maupun sebagai kultur Melayu
Pemerintah Brunei Darussalam. Akan tetapi, pelarangan ajaran-ajaran islam “sempalan” maupun
ajaran islam dari “luar”, menempatkan sampai saai ini, hanya satu anggota cabinet yang berasal dari
kelompok Islam, dan amat minim yang bisa duduk di parlemen, akibat dari pemerataan penduduk
Melayu-muslim dengan China sehingga sulit bagi muslim untuk menjadi calon legislative. Secara
umum dapat dikatakan bahwa dari sisi politik muslim Singapura masih menyisakan persoalan.
Namun demikian, dilihat dari realitas yang terjadi ditengah masyarakat, isu politik boleh
dikatakan tidak terlalu menarik bagi mereka, karena mereka berada pada posisi minoritas. Strategi
perjuangan politis masih dianggap belum dapat membawa banyak keuntungan bagi masa depan
mereka.
jatuh ke tangan Portugis (1511) sehingga banyak ahli agama Islam pindah ke Brunei. Kemajuan dan
perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan ke-5), yang
wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, kepulauan Suluk, kepulauan Balabac samapai ke Manila.
21
Masuknya Islam di Brunei didahului oleh tahap perkenalan. Islam masuk secara nyata ketika
raja yang berkuasa pada saat itu menyatakan diri masuk Islam, lalu diikuti oleh penduduk Brunei dan
masyarkat luas. Sehingga cukup beralasan jika Islam mengalami perkembangan yang begitu cepat.
menegaskan bahwa Agama resmi Brunei adalah Islam mengikuti mazhab Syafi’i. Meski Agama lain
seperti kristen, budha, dan hindu dapat di anaut dan dilaksanakan secara damai dan harmonis, namun
pemerintah menegaskan sejumlah batasan bagi pemeluk agama non-Islam, antara lain seperti
pelarangan bagi non muslim untuk menyebarkan agamanya. Akhir tahun 2000 dan 2001 pemerintah
menahan beberapa orang kristen, karena dugaan aktivitas subtivitas (bawah tanah).
Mereka akhirnya dilepaskan pada bulan Oktober 2001 setelah bersumpah setia pada sultan.
Tidak dibenarkan satu sekolah pun, termasuk sekolah mengajarkan agama selain agama Islam,
termasuk perbandingan antar agama. Selain itu, seluruh sekolah termasuk sekolah Cina dan Kristen
Berbagai pememluk agama hidup berdampingan secara damai, namun interaksi gereja
terhalang oleh etos Islam yang dominan yang tidak memperbolehkan pemeluk Islam mempelajari
ajaran agama lain. Pada saat yang sama, tokoh-tokoh Islam mengorganisir sejumlah kegiatan untuk
mengajarkan dan menyebarkan Islam yang mereka istilahkan dengan “dialog” meski dalam
Kerajaan Brunei Darussalam dikenal menganut ideologi jerajaan Islam melayu atau melayu
islam beraja (MIB). Berbagai pertemuan dan seremonial ditutup dengan doa. Pada setiap acara
22
kenegaraan, non-muslim harus memakai pakaian nasional yang mencakup tudung kepala bagi
perempuan dan kopiah bagi laki-laki, kostum yang identik dengan muslim.
Seperti yang ditegaskan oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah Muizzaddin wa Daulah
mengawali tahun 1991 : “melayu islam beraja harus menegaskan identitas dan citra Brunei
Sebuah surat kabar resmi pemerintah menjelaskan tentang melayu islam beraja sebagai
berikut :“kerajaan ilam melayu menyerukan kepada masyarakat untuk setia kepada rajanya,
melaksanakan islam dan menjadikannya sebagai jalan hidup serta menjalani kehidupan dengan
mematuhi segala karakteristik dan sifat sejati bangsa Melayu Brunei Darussalam, termasuk
Seiring dengan penekanan berbagai urgensi (MIB) sebagaimana ditegaskan pemerintah, awal
tahun 1991 ditandai dengan macam-macam peristiwa perayaan keagamaan, mulai dari isra’ mi’raj
nabi Muhammad, perayaan nuzul Al-Quran, perayaan Idul Fitri, tahun baru hijrih, serta keikut sertaan
Brunei dalam forum islam regional maupun internasional, misalnya menjadi tuan rumah pertemuan
komite eksekutif dewan dakwah regional islam asia tenggara, menghadiri pembukaan Organisasi
sempalan islam. Lebih jauh, besarnya perhatian Sultan terhadap aktivitas keislaman seperti
Islamisasi dimana berperan sebagai tali penghubung antara, dan juga sebagai perwujudan Islam dan
Karena itu, MIB, nampaknya dapat digambarkan sebagai upaya pemerintah untuk
membangun sebuah ideologi nasional serta mengartikulasikan budaya nasional sehingga diharapkan
dapat memberikan arahan dalam mengelola perubahan sosial yang cepat, dan dalam pembangunan
bangsa. Melayu Islam Beraja berkaitan erat dengan evolusi adat istiadat dan tradisi melayu brunei.
Melalui mib pemerintah menginginkan agar nilai-nilai budaya islam dan melayu dilaksanakan, acara
upacara keagamaan yang banyak tertera dalam kalender muslim memberikan gambaran tentang
23
Selain itu, posisi posisi sentral islam lagi-lagi diperkuat dengan didirikannya tabung amanah
islam brunei (TAIB) atau dana amanah islam brunei, yaitu lembaga finansial pertama di brunei yang
dijalankan berdasarkan syariat islam, tujuannya adalah mengelola dana TAIB dan kemudian
mendukung investasi dan perdagangan yang meliputi investasi di bidang bursa dan pasar uang,
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan industri baik di dalam negeri maupun di luar negri,
dan menjalankan fungsi-fungsi lainnya yang akan diatur berkala. Lembaga ini beroperasi melalui
sistem tabungan dan tabungan itu kemudian diinvestasikan dengan tujuan mendapatkan keuntungan,
keuntungan itu diberikan pada periode tertentu setelah di potong zakat dan biaya manajemen TAIB.
usaha mendewasakan menusia melaui upaya pengajaran dan pelatihan : proses, perbuatan, cara
mendidik.[18]Pendidikan juga disebut sebagai sistem training dan pengajaran yang didesain untuk
Pendidkan bukan hanya suatu upaya yang melahirkan proses pembelajaran yang bermaksud
membawa manusia menjadi sosok yang potensial secara intelektual melalui transfer of knowledge
yang kental. Tetapi proses tersebut bermuara kepada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak,
Pendidikan Islam menurut Razalinda Under adalah :satu usaha untuk mengembangkan fitrah
manusia sesuai dengan ajaran agama Islam berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah yang akhirnya akan
mewujudkan satu masyarakat yang bertamadun tinggi, penuh rahmat dan kebahagiaan serta mendapat
keredaan Allah. Pendidikan Islam berusaha untuk mengembangkan semua aspek dalam kehidupan
manusia.
Aspek-aspek tersebut meliputi antara lain, spritual, intelektual, imajinasi, keilmiyahan, dan lain
sebagainya. Dengan demikian, maka pendidikan bertujuan untuk memadukan paling tidak tiga aspek
24
Term yang biasa diidentikkan dengan istilah pendidikan adalah pengembangan sumber daya
manusia . Kemajuan suatu bangsa terkadang diukur dengan kualitas sumber daya manusianya. Oleh
karena itu hampir semua negara berusaha secara maksimal untuk meningkatkan sumber daya
manusianya.
Brunei Darussalam sebagai sebuah negara sudah barang tentu akan memperhatikan sumber
daya manusianya hal ini selalu ditekankan oleh para menteri kabinet dalam setiap pidatonya tentang
Oleh karena itu pemerintah Brunei meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia yang
menurutnya terletak pada pelatihan generasi muda. Bahasa Melayu dan Inggris memiliki penekanan
yang sama pada pendidikan dasar dan pelajaran diajarkan dalam bahasa Inggris. Penekanan pada
bahasa Inggris ini diimbangi dengan pengajaran MIB (Melayu Islam Beraja atau Kerajaan Islam
Melayu), seperti ajaran agama Islam, yang merupakan program pengajaran moral inti di sekolah.
Pelajaran satu tahun dalam bidang MIB terutama diwajibkan untuk mahasiswa . Sekolah-sekolah
sekunder bahasa Arab juga diajarkan sejak pada tahun 1970, dan bagi siswa yang memenuhi syarat
kemudian dikirim ke Al-Azhar University di Kairo. Bruneib Religious Teachers College (sekolah
Guru Agama Brunei) yang didirikan pada tahun 1972, melatih dan mempersiapkan guru-guru agama
yang terampil.
Universitas Brunei Darussalam menyelenggarakan pertemuan ketiganya pada tahun 1991, dan
menelorkan 200 lulusannya. Dan sejak didirikan tahun 1985 lembaga ini telah meluluskan 500
sarjana. Dan pada tahun 1991 telah melakukan MoU dengan University Technologi Malaysia untuk
Pendidikan formal di Brunei dimulai tahun 1912 dengan mulai dibukanya Sekolah Melayu di
Bandar Brunei (Bandar Sri Begawan sekarang) . Kemudian dikuti dengan pembukaan sekolah lain
tahun 1918 di wilayah Brunei-Muara, Kuala Belait dan Tutong khusus untuk murid laki-laki berusia
7-14 tahun dengan kurikulum pelajaran mencakup membaca dan menulis dalam bahasa Arab dan
Latin. Sebelumnya tahun 1916, masyarakat Tionghoa telah mendirikan sekolah sendiri di Bandar Sri
Begawan . Baru pada tahunn 1913 Sekolah Dasar Swasta pertama berbahasa Inggris berdiri di Seria.
Sampai dengan tahun 1941, jumlah sekolah di Brunei mencapai 32 buah yang terdiri dari 24 sekolah
25
Melayu, 3 sekolah swasta Inggris, 5 sekolah Cina dengan jumlah murid 1.714 orang dan 312 orang
murid wanita.
Pada tahun 1966 sekolah Melayu pada tingkat pendidikan menengah dibuka di Belait, Tahun
1984 kurikulum pendidikan nasional mewajibkan para siswa untuk menguasai dwibahasa yaitu bahasa
Melayu dan bahasa Inggris, Puncaknya berupa berdirinya Universiti Brunei Darussalam tahun 1985
Prioritas utama pemerintah kerajaan Brunei dalam pendidikan adalah menuju arah kemajuan
dan pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia di era globalisasi, peningktan sektor
pendidikan termasuk pendidikan teknik dan kejuruan di mana kurikulumnya selalu ditinjau ulang.
Program pendidikan diarahkan untuk menciptakan manusia yang berakhlak dan beragama dan
menguasai teknologi. Pemerintah telah menetapkan tiga bidang utama dalam pendidikan yaitu :
Sistem dwibahasa di semua sekolah, Konsep melayu Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah dan
Peningkatan serta perkembangan sumber daya manusia termasuk pendidikan vokasional (kejuruan).
Sistem pendidikan di Brunei memiliki banyak kesamaaan sengan negara lainnya seperti Inggris,
Malaysia, Singapura sebagai sesama negara persemakmuran dan lain-lain. Sistem ini dikenal dengan
pola A7-3-2-2 yang melambangkan lamanya masa studi untuk masing-masing tingkatan seperti : 7
tahun tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat atas dan 2 tahun pra-
universitas. Pemerintah mengutamakan penciptaan sumber daya manusia yang berakhlak, beragama,
Sistem pendidkan Islamtelah mengalami perubahan yang pada awalnya dilakukan secara
pribadi oleh paraulama melalui lembaga yang mereka miliki yang lebih bersifat tidak resmi
atauinformal.
Pendidikan Islam bagi orang Brunei ditujukan kepada semua lapisan masyarakat tidak hanya
untuk satu-satu kelompok masyarkat saja. Pendidikan tidak boleh hanya berpusat di Istana-Istana
atau di kediaman golongan elite saja , tetapi kini juga bertempat di masjid-masjid, atau surau-surau,
balai-balai ibadat, pondok-pondok pengajaian agama Islam tidak terkecuali juga di rumah-rumah
guru-guru agama.
26
Kampong Air adalah merupakan pusat pelajaran agama. Pada tahun 1950an pendidikan Islam
belum memiliki kurikulum tersendiri dan tidak terikat dengan waktu , pengajian hanya bersifat
perorangan, tenaga pengajar hanya menerima ehsan dan pemberian sukarela dari pelajarnya, pelajar-
Namun sekarang pendidikan agama lebih sistimatik, guru-guru agama harus ditatar di sekolah
agama yang dikenal. Pendidkan agama Islam juga menjadi salah satu mata pelajaran yang diterapkan
di seluruh sekolah. Ajaran agama Islam merupakan program pengajaran moral inti sekolah-sekolah di
Brunei, dan tanpa mengabaikan pelajaran lain termasuk bahasa Ingggris tetap menjadi penekanan.
Pemerintah Brunei senantiasa berusaha keras untuk memulihkan nafas keislaman dalam
suasana politik yang baru. Di antara langkah-langkah yang diambil adalah mendirikan lembaga-
lembaga moderen yang selaras dengan tuntutan Islam. Disamping menerapkan hukum syariah dalam
pandangan negara. Didirikan pula Pusat Kajian Islam serta lembaga keuangan Islam.
Dr. Haji Awang Asbol Bin Haji Mail mengatakan bahwa di Brunei kerajaan memainkan
peranan penting , dia bada satu pusat dakwah, kita cuba menerapkan falsafah Islam Melayu kerajaan,
memang selaras dengan Islam memang sudah dibuat kemudian disambung lagi oleh Sultan Hassanaal
Bolkiah, malah setiap keramaian Islam, pegawai-pegawai pekerjaan diwajibkan datang, dijemput
berjalan, Prof. Lik Arifin Mansur Nurdin dosen di Universitas Brunei Darussalam memastikan
bahwa-siswa-siswa yang belajar di Pusat Kajian Islam di sana berinteraksi satu sama lain dengan
mahasiswa dari fakultas lain, sehingga mereka mendapatkan pandangan yang konprehensif.. Di
Universitas Brunei Darussalam ada faculty of Islamic Studies, jadi digalakkan di fakultas ini ada
interaksi, yang di Islamic Studies juga tahu disiplin lain, yang juga belajar sains juga mengerti apa
prinsip-prinsip Islam mengenai sains, dianggap sebagai satu diskursus yang baik bukan dipaksakan.
Selanjutnya akan diuraikan perkembangan sekolah di Brunei, sekolah menengah agama Islam
Shamsuddiniah, merupakan sebuah sekolah menengah agama . Sekolah ini terletak di Kampung Parit
Medan, Kundang Ulu, Muar. Tempatnya yang jauh dari kesibukan bandar ini memberikan satu
keistimewaan kepada sekolah ini, di mana ia sering menjadi pilihan ibu bapak yang mau memberikan
27
anak-anak mereka didikan agama yang sempurna disamping untuk mengelakkan mereka dari gejala
Seperti umunya madrasah dinegara lain, pelajaran yang diajarkan di Madrasah Shamsuddiniah
adalah pelajaran agama seperti : tauhid, fikih, Hadis, nahwu, saraf dan lain-lain. Menjelang tahun
1956, meskipun dengan fasilitas yang seadanya sekolah ini diminati oleh masyarakat .Madrasah ini
juga melakukan perubahan kurikulum mengikuti sistem pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah-
sekolah Arab negeri Johor ketika itu.. Dengan terjadinya kurikulum tersebut maka Madrasah
Shamsuddiniah dengan nama resminya didaftarkan sebagai Sekolah Menengah Agama (Rendah)
negeri Johor di Jabatan Agama Johor madrasah ini didaftarkan di bawa JAIJ untuk menentukan
madrasah ini pada awalnya hanya mempunyai satu bangunan sekolah yang mampu menempatkan
lebih dari 50 orang pelajar laki-laki dalam suasana yang terbatas Sistem pendidikan yang
berorientasikan pondok ini senantiasa melaksanakan pendidikan meskipun kondisinya masih sangat
kekurangan, namun demikian semangat para murid tetap menikmati kondisi ini. Dengan keadaan
seperti ini mereka dapat menguasai bahasa Arab dengan baik ditambah dengan penggunaan bahasa
28
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerajaan Brunei merupakan salah satu kerajaan tertua di antara kerajaan-kerajaan lain di tanah
Melayu. Keberadaan Kerajaan Brunei diperoleh berdasarkan catatan Cina, Arab, dan tradisi lisan.
Dalam catatan sejarah Cina, Brunei pada jaman dahulu dikenal dengan nama Po-li, Po-lo, Poni atau
Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab, Brunei disebut dengan Zabaj atau Randj. Sedangkan pada
catatan tradisi lisan Syair Awang Semaun (SAS), kata Brunei berasal dari perkataan baru nah yang
bermakna ”tempat yang sangat baik”. Islam telah masuk di Brunei Darussalam diperkirakan pada
abad ke 13 Masehi, yaitu ketika Sultan Muhammad Shah pada tahun 1368 telah memeluk islam.
Akan tetapi jauh sebelum itu, sebenarnya terdapat bukti bahwa islam telah berada di Brunei
Darussalam ini. Misalnya dengan diketemukannya batu nisan seorang China yang beragama Islam
dengan catatan tahun 1264 Masehi, Namun pada masa ini, Islam belum cukup berkembang secara
meluas. Barulah ketika Awang Khalak Betatar memeluk Islam dengan gelar Sultan Muhammad Shah,
islam mulai berkembang secara luas. Kerajaan Brunei dapat disebut sebagai kerajaan Melayu yang
paling lama bertahan. Dengan eksistensinya yang cukup lama, maka perunutan sejarahnya juga
Dalam hal ini, sejarah Kerajaan Brunei dapat ditelusuri melalui dua fase, yaitu fase pra-Islam pada
29
masa Kerajaan Brunei Tua, dan fase Islam pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Shah dengan
B. SARAN
Tetaplah mencari tahu sejarah perkembangan Islam di seluruh dunia dengan membaca berbagai
referensi yang ada guna untuk menambah wawasan anda serta menumbuh kembangkan rasa cinta
terhadap agama islam. Jangan sekali – kali merasa bosan dan jenuh untuk menambah wawasan
anda semua, sebaiknya jangan pula merasa puas akan wawasan pengetahuan yang anda miliki dan
teruslah menambahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sufri, Haji Awang Mohd. Jamil. 2001. Tarsilah Brunei: Sejarah Awal dan Perkembangan
Hadi Muthohar, Abdul. 2003. Pengaruh Mazhab Syafi’i Di Asia Tenggara. Aneka Ilmu. Semarang
Al-Sufri, Haji Awang Mohd. Jamil. 2000. Latar Belakang Sejarah Brunei. Kementrian Kebudayaan.
30