Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN

STUDI KASUS KEDISIPLINAN SISWA MA AL-BAROKAH


Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Madrasah Aliyah
Jurusan IIS

Oleh :
M.Taopik Iskandar
Helmy Nursany Rosadi
Ripa Anwar Mujaki
Vindy Thalia
Neta Detika
Tantika Suryani

Kelas :
XII IIS II

MADRASAH ALIYAH AL-BAROKAH


2023
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL PENELITIAN

Penulis :
Nama Siswa : M.Taopik iskandar NIS.
: Helmy Nursany Rosadi NIS.
: Ripa Anwar Mujaki NIS.
: Vindy Thalia NIS.
: Neta Detika NIS.
: Tantika Suryani NIS.
Penguji :
1. ….
2. ….
3. ….

Penelitian ini disidangkan pada tanggal …………………… dan disahkan sesuai


dengan ketentuan.

Wakil Kepala Madrasah Pembimbing


Kesiswaan

Ai Nurlaelasari, S.Pd ……………………………

Kepala Madrasah Wakil Kepala Madrasah


Kurikulum

H. Juhria, S.Pd.I Ai Nurwahyuni, S.Pd

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang STUDI KASUS KEDISIPLINAN SISWA
MA AL-BAROKAH.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyamampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna tu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Ahkir kata kami berharap semoga makalah ini dapat meberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Garut, Mei 2023

Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL PENELITIAN ...........................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori .......................................................................................6
1. Definisi Disiplin .................................................................................6
2. Tujuan Disiplin ..................................................................................6
3. Fungsi Disiplin ...................................................................................7
4. Ciri-Ciri Disiplin.................................................................................7
5. Disiplin di Sekolah .............................................................................8
6. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan.....................................................9
B. Pelaksanaan Penelitian .........................................................................10
1. Waktu Penelitian ..............................................................................10
2. Tempat Penelitian.............................................................................10
3. Objek Penelitian................................................................................10
C. Pembahasan ..........................................................................................11
1. Pengumpulan Data ...........................................................................11
2. Pengelolaan Data .............................................................................11
3. Pembahasan ......................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................14
B. Saran .......... ..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedisiplinan adalah sebuah kunci bagi sekolah untuk mengantarkan siswa
siswinya menjadi pribadi yang mandiri. Karena dengan disiplin siswa akan
memiliki pola hidup yang tertata dan teratur. Dengan terbiasa disiplin, siswa
mampu mengembangkan kepribadian yang positif dan mampu memperoleh
prestasi yamg memuaskan. Selain itu menurut Sutirna (2014:115) “disiplin sangat
penting diajarkan pada siswa untuk mempersiapkan siswa belajar hidup sebagai
mahluk social”. Namun, kedisiplinan ini belum tercermin dari pola perilaku
beberapa oknum siswa MA Al-Barokah. Hal ini terbukti dengan masih adanya
siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah yang menjadi indikator
kedisiplinan siswa.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas
dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa di sebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainya yang berupaya
mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar
tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan
norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang di maksud dengan
aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian
(standards off clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial, dan etika belajar.
Pengertian disiplin sekolah kadang kala diterapkan pula untuk memberikan
hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, mesti
kadang kala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya,
sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (fhysical-maltreatment)
dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltereatment), sebagai mana
diungkapkan oleh Irwin A.Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya
‘Dangeraous School’ (1999).
Kedisiplinan berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Menurut Septirahmah
dan Hilmawan (202:618), memaparkan bahwa motivasi mendorong untuk
semangat belajar. Dengan demikian motivasi menigkakatkan keinginan siswa
dalam proses belajar. Kedisiplinan dan motivasi belajar sangat diperlukan oleh
siswa. Siswa yang memiliki disiplin dan motivasi dalam dirinya akan lebih tekun
belajar untuk mendapatkan prestasi belajar yang diharapkannya.

1
Adapun di dalam kedisiplinan ada faktor yang memengaruhi yaitu factor
imternal dan eksternal. Factor internal dipengaruhi dari dalam diri siswa faktor
eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi dari luar diri siswa yaitu lingkungan
sekolah, teman, keluarga dan masyarakat.
Di lingkungan sekolah, guru memiliki peran aktif dalam mengendalikan
perilaku yang tidak disiplin dan menanamkan kebiasaan baik pada siswa dengan
perilaku yang disiplin. Meningkatkan anjuran atau perintah untuk menaati
peratura yang sudah ditetapkan dari sekolah serta memberikan sanksi yang tegas
bagi siswa yang melanggar kedisiplinan yang berkaitan dengan aturan yang telah
ditetapkan dan disepakati dari sekolah.
Peraturan sekolah dibuat agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan
sekolah, mengontrol diri dan bertanggungjawab serta berperilaku sesuai dengan
tuntutan lingkungan sekolah. Disiplin sekolah dianggap sebagai sarana agar
proses belajar dapat efektif. Karena tujuan disiplin sekolah adalah efektivitas
proses belajar mengajar, maka perilaku yang dianggap mendukung proses belajar
mengajar dianggap masalah disiplin.
Selama observasi dan kegiatan penelitian yang dilakukan dengan guru,
ditemukan beberapa contoh pelanggaran yang dilakukan siswa di MA-Albarokah
yaitu:
1. Siswa terlambat ke sekolah ketika upacara bendera hari senin,
2. Siswa tidak memakai seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan,
3. Siswa tidak membawa buku pelajaran sesuai jadwal,
4. Siswa tidak berangkat sekolah tanpa ijin, serta beberapa pelanggaran
lainnya.
5. siswa tidak mengikuti kegiatan mubaligin
Pelanggaran-pelanggaran tersebut harusnya tidak dilakukan oleh siswa,
karena berdampak pada prestasi belajar dan pembentukan kepribadian mereka.
Siswa yang terbiasa tidak berdisiplin akan mengalami kesulitan saat mereka harus
terjun dalam kehidupan masyarakat, terlebih dalam dunia kerja yang sangat
menuntut kedisiplinan.
Padahal, apabila suatu sekolah menerapkan suatu disiplin yang semua
siswanya melaksanakan dengan baik maka akan menjadi keuntungan tersendiri
bagi sekolah. Keuntungan ini diperoleh dari prestasi siswa yang unggul karena
terbiasa disiplin selama pembelajaran disekolah. Keuntungan lainnya yaitu
meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah
yang mampu menciptakan siswa yang
Kenyataan sehari-hari seringkali terjadi pelanggaran terhadap peraturan
sekolah, masih banyak Siwa yang bertingkah laku kurang baik dan kurang benar
serta tidak dapat mengendalikan dorongan dirinya yang selalu berubah-ubah.
pelanggaran terhadap kedisiplinan di sekolah yang sering terjadi meliputi jenis

2
pelanggaran terlambat masuk sekolah, bolos saat jam pelajaran, berpakaian tidak
sesuai dengan ketentuan, dan merokok.
Sikap disiplin merupakan sikap yang sangat penting dimiliki oleh setiap
orang, karena pada dasarnya kedisiplinan dapat membantu seseorang
mengarahkan kedalam suatu hal yang lebih baik, oleh karena itu pentingnya
melakukan dan menerapkan kedisiplinan sejak dini.
Salah satu kedisiplinan ini sebenarnya dapat diperoleh dari manfaat
pendidikan bagi masyarakat karena kedisiplinan dapat dipelajari dari sekolahan.
Tidak hanya disiplin dalam sekolah disiplin dalam waktu juga perlu selain itu bagi
siswa sekolah perlunya disiplin dalam belajar karena disiplin dalam belajar akan
membantu anda dalam berbagai hal, pada dasarnya disiplin belajar memiliki
berbagai manfaat, adapun beberapa manfaat disiplin dalam belajar meliputi:
1. Menjadi Pandai
Seseorang yang rajin belajar dan disiplin dalam belajar tentu akan
menjadi lebih pandai,orang yang rajin belajar saja dapat menjadi
pandai,apalagi mereka yang disiplin dalam belajar.
2. Siap dalam Segala Hal
Bagi anak sekolahan tentu menjadi lebih siap dalam berbagai
hal,misalnya ketika ada kuis dadakan,atau tiba-tiba ada ujian dan lain
sebagainya.Orang yang disiplin dalam belajar tentu akan siap akan segala
kemungkinan-kemungkinan tersebut.
3. Percaya Diri
Orang yang rajin dan disiplin dalam belajar tentu akan lebih percaya diri
karena mereka telah belajar pada waktu sebelumnya sehingga apapun yang
akan di pelajari dan di terangkan oleh guru,mereka akan lebih merasa siap
dan lebih percaya diri dalam menghadapi mata pelajaran yang akan diberikan
oleh guru.Tidak hanya itu seorang yang disiplin belajar tentu akan percaya
diri pula dalam mengerjakan ulangan,hal ini tentu bagus karena siswa
tersebut tidak akan mencontek.
4. Menjadi Lebih Mandiri
Dengan berperilaku disiplin dalam belajar,akan menumbuhkan rasa
mandiri pada diri sendiri sehingga mereka akan lebih percaya diri.
5. Meningkatkan Prestasi
Siswa yang selalu menepati jam belajarnya pastinya akan bisa
mendapatkan nilai akademis yang lebih bagus.Ketikabsaatnya belajar,dia
tidak akan mau waktunya tersebut diganggu untuk urusan lainnya.Siswa yang
sudah terbiasa dengan sikap disiplin biasanya mempunyai jadwal tertentu
khusus untuk belajar setiap hari.
6. Menguasai Materi
Orang yang rajin belajar tentu akan menguasai materi yang telah di
pelajarinya,sehingga ketika guru menerangkan berbagai materi mereka akan
paham,dan ketika ulangan tidak gelagapan lagi karena materi yang telah
dipelajari sudah di kuasainya.

3
7. Disenangi Guru
Guru tentu memiliki siswa kebangaan,apabila ingin menjadi kebanggan
guru dapat diperoleh salahsatunya dengan disiplin dalam belajar,karena orang
yang disiplin dalam belajar akan mudah menangkap materi yang di
sampaikan oleh guru.Tentu apabila siswa yang diajar mudah untuk diajak
belajar dan mudah memahami materi guru akan senang dan bangga terhadap
murid tersebut.
8. Menjadi Lebih Mandiri
Dengan berperilaku disiplin dalam belajar,akan menumbuhkan rasa
mandiri pada diri sendiri sehingga mereka akan lebih percaya diri.
9. Menumbuhkan Kepekaan
Siswa yang disiplin belajar memang menjadi pandai. Mengapa disebut
menumbuhkan Kepekaan? Karena siswa yang pandai tentu akan menolong
temannya yang kesulitan dalam memahami materi, sehingga kepekaan
mereka akan tumbuh seiring berjalannya waktu dengan menolong orang yang
belum bisa atau belum paham.
10. Membantu Perkembangan otak
Segala sesuatu yang disiplin dan terus menerus akan baik untuk otak,
sehingga dengan disiplin dalam belajar tentu akan membantu perkembangan
otak menjadi lebih baik dan otak menjadi lebih cemerlang.
11. Dapat berperilaku jujur
Salah satu manfaat yang lain dalam belajar adalah berperilaku
jujur,perilaku jujur ini dapat di lihat dari mereka yang tidak mencontek ketika
mengerjakan ulangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab utama beberapa oknum siswa yang dinilai tidak atau
kurang disiplin.
2. Faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin disekolah.
3. Apa saja upaya-upaya yang bisa di lakukan warga sekolah dalam
meningkatkan penerapan disiplin di sekolah.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin siswa terhadap
perkembangan prestasi dan tingkah laku di sekolah.
2. Ikut serta dalam upaya mengembangkan penanaman disiplin pada diri
siswa.
3. Untuk mengetahui keterkaian antara kedisiplinan dengan motivasi belajar
dalam aktivitas pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

4
Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa besar
penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa di sekolah dan seberapa besar
upaya warga sekolah khususnya guru dalam usaha meningkatkannya.

5
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Definisi Disiplin
Secara etimologis “disiplin” berasal dari bahasa latin yakni, desclipina
yang menunjukkan kepada kegiatan belajar mengajar. Sedangkan dalam
bahasa Inggris kata disiplin disebut discipline, yang berarti tertib, taat, atau
mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri. Menurut kamus
bahasa Indonesia disiplin adalah tatanan, (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang
dibuat untuk mengatur.
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau
tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau
ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan dan ketentuan yang
berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Kennet W. Requena menjelaskan
tentang kata disiplin yang dalam bahasa inggris discipline, berasal dari akar
kata bahasa latin yang sama (discipulus) yang dengan kata discipline
mempunyai makna yang sama yaitu mengajari atau mengikuti pemimpin
yang dihormati. Kedisiplinan merupakan suatu hal yang sangat mutlak dalam
kehidupan manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan
merusak sendi-sendi kehidupannya, yang akan membahayakan dirinya dan
manusia lainnya, bahkan alam sekitarnya.
Berdasarkan uraian dari beberapa referensi di atas maka dapat
disimpulkan kedisiplinan adalah suatu sikap individu yang menunjukkan
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang telah ditetapkan lalu
dilakukan secara suka rela (ikhlas) serta penuh dengan kesadaran diri.
2. Tujuan Disiplin
Tujuan disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga
seseorang mempunyai perilaku yang sesuai dengan peran-peran yang
ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.
Keinginan untuk mempunyai sikap disiplin belajar bagi setiap anak berbeda-
beda antara anak yang satu dengan yang lain. Ada anak yang memiliki
disiplin belajar yang lain memiliki disiplin belajar yang tinggi. Keadaan
seperti itu perlu disadari bagi disiplin bagi anak maupun peserta didik adalah
proses perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik datang dari
luar maupun dari dalam siswa itu sendiri.
Disiplin sangatlah perlu ditanamkan dalam kehidupan siswa, karena
begitu banyak tujuan disiplin. Berikut ini beberapa hal tujuan disiplin yaitu
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang.

6
b. Mendorong siswa untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar.
c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya serta menjauhi hal-hal yang dilarang sekolah.
d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
3. Fungsi Disiplin
Membangun tradisi disiplin pada anak dilakukan mulai dari kecil karena
perilaku dan sikap disiplin seseorang terbentuk tidak secara otomatis, namun
melalui proses yang panjang dan tidak dibentuk dalam waktu yang singkat.
Disiplin dalam Islam sangat dianjurkan untuk selalu diaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Anjuran ini secara implisit tertuang di dalam Al-Qur-
an surat Al-Ashr ayat 1-3 yang artinya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran (Q.S Al-Ashr /103:1-3).
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa umat Islam menaati segala perintah
yang Allah SWT tetapkan melaui rasulnya beruapa bentuk wahyu. Selain itu
juga kita harus patuh atas perintah pemimpin. Dalam hal ini peraturan yang
dibuat oleh pemimpin, yang dalam lingkungan sekolah dipegang oleh
pimpinan sekolah (kepala sekolah). Tata tertib yang telah dibuat oleh kepala
sekolah haru ditaati dan dipatuhi oleh semua siswa yang bermanfaat untuk
kepentingan siswa.
Menurut Sofan Amri mengutip pendapat Tu‟u fungsi kedisiplinan di
sekolah adalah sebagai berikut:
a. Menata kehidupan bersama,
b. Membangun kepribadian,
c. Melatih kepribadian,
d. Pemaksaan,
e. Hukum,
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
4. Ciri-ciri Disiplin
Disiplin sangat perlu dimiliki oleh setia individu termasuk siswa di
sekolah. Banyak manfaat yang akan kita rasakan apabila kita memiliki sifat
disiplin. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri siswa yang dikatakan disiplin,
yaitu:
a. Kehadiran yang baik
b. Pemberitahuan bila tidak hadir yang dibenarkan
c. Ketepatan waktu
d. Tegas dan tanggung jawab
e. Sopan santun dan kesusilaan.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa segala bentuk
perilaku yang muncul akibat disiplin adalah perilaku yang baik. Dalam

7
pelaksanaanya disiplin tidak ada unsur paksaan dari siapapun. Segala aturan
dan tata tertib yang telah ditetapkan di sekolah dilaksanakan oleh siswa tanpa
adanya unsur penyimpangan. Disiplin itu muncul dari cerminan dari hati
dengan niat yang tulus oleh siswa dalam melaksanakannya.
5. Disiplin di Sekolah
Membicarakan tentang disiplin sekolah, tidak bisa dilepaskan dengan
persoalan perilaku negative siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan
siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawatirkan,
seperti kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkotika, gang motor dan
berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya
dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum.
Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan
dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan, yang merentang dari
pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti
kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya
pencegahan dan penangguhannya, dan disinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antaralain
faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa
sekolah merupakan salah satu factor dominan dalam membentuk dan
mempengaruhi perilaku siswa.
Di sekolah, seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik
dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang
dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk
begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya terkadang melebihi
pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan
guru tersebut pada dasarnya merupakan bagaian dari upaya pendisiplinan
siswa di sekolah. Brown dan Brown mengelompokan beberapa penyebab
perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut:
a. Perilaku tidak disiplin bias disebabkan oleh guru
b. Perilaku tidak disiplin bias disebabkan oleh sekolah: kondisi sekolah
sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur dan lain-lain
dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
c. Perilaku tidak disiplin bias disebablan oleh siswa, siswa yang
bearaasal dari keluarga broken home. Perilaku tidak disiplin bias
disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak
atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bias
menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar
mengajar pada khususnya dan dalam proses Pendidikan umumnya.
Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi penjelaan,
diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa
diharapkan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek

8
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada
yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi atau mendidik. Dalam disiplin
sekolah yang demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karena disadari kesadaran sendiri.
Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan atas
kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolah
lain yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh
sekolah, yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut
Depnidiknas (2001:10), sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak
bersifat hukuman fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis. Sanksi
dapat di berikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-
beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
a. Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan
terhadap ketentuan sekolah yang ringan.
b. Hukuman pemberian tugas yang bersifat mendidik.
c. Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang
pelanggaran yang dilakukan putra-putrinya.
d. Memanggil yang bersangkutan Bersama orang tua agar yang
bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
e. Melakukan skorsing kepada siswa apanila ysng bersangkutan
melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali kali dan cukup
berat.
f. Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah.

6. Upaya meningkatkan kedisipilnan


Sekolah yang tertib, aman dan teratur merupakan persyaratan agar siswa
dapat belajar secara optimal. Kondisi semacam ini bisa terjadi jika disiplin di
sekolah berjalan dengan baik. Kedisiplinan peserta didik dapat ditumbuhkan
jika iklim sekolah menunjukkan kedisiplinan. Siswa baru akan segera
menyesuaikan diri dengan situasi di sekolah. Jika situasi sekolah disiplin,
siswa akan ikut disiplin.
Reisman dan payne (E. Mulyasa, 2003) mengembangkan strategi umum
merancang disiplin siswa, yaitu :
a. Konsep diri untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersipat empatik,
menerima hanagat dan terbuka.
b. Keterampilan berkomunikasi, guru terampil berkomunikasi yang
efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong
kepatuhan siswa.

9
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, guru disarankan dapat
menunjukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu
siswa dalam mengatasi, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan
alami dari perilaku yang salah.
d. Klarifikasi nilai guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaan
sendiri tentang nilai-nilai dsn membentuk system nilainya sendiri.
e. Analisis transaksional, guru belajar sebagai orang dewasa terutama
ketika berhadapan dengan siswa menghadapi masalah.
f. Terapi realitas, sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan
bertanggung jawab.
g. Disiplin yang terinteragsi, metode ini menekankan pengendalian
penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan
peraturan.
h. Modifikasi perilaku, perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. oleh
karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
kondusif.
i. Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat
terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.a

B. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Adapun waktu untuk melakukan penelitian adalah selama 26 hari selama
waktu jam pelajaran sekolah, terhitung mulai dari tanggal 10 April s\d 5 Mei
2023.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan salah satu elemen penting dari sebuah
penelitian, karena disanalah seorang peneliti dapat memperoleh berbagai
informasi yang berkaitan dengan masalah yang ditelitinya. Adapun tempat
untuk melakukan penelitian, peneliti memilih YPI Al-Barokah sebagai tempat
penelitian dan pengumpulan data. Alasan peneliti memilih YPI Al-Barokah
sebagai tempat penelitian, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi semua pihak di YPI Al-Barokah dalam evaluasi kedisiplinan
siswa/I YPI Al-Barokah.

3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu siswa\I di MA-ALBAROKAH. Yang secara
umum adalah semua warga yang ada di sekolah. Adapun objek yang utama
yang akan dipilih dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) 15 siswa\I dari kelas X MIPA
2) 15 siswa\I dari kelas X IIS II

10
Objek peneliti tersebut membantu peneliti dalam mencari informasi
sebanyak mungkin dalam waktu yang relative singkat, serta untuk
menghindari terjadinya pengulangan data dan informasi.

C. Pembahasan
1. Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu metode penelitian untuk membahas suatu permasalahan
denagan cara meneliti, mengolaha data, menganalisis, dan mendeskripsikan
dengan pembahasan yang teratur dan sistematis dengan pendekatan
kuantitatif. Dengan metode ini akan diperoleh informasi secara lengkap
berkenaan dengan masalah yang hendak diteliti dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat.
Metode deskriptif digunakan peneliti karena akan meneliti mengnai
penerapan nilai-nilai kesisiplinan siswa dan focus dari peneliti ini yaitu
mengamati dan menganalisis gambaran impleentasi nilai-nilai kedisiplinan
siswa dalam mematuhi peraturan sekolah di MA-ALBAROKAH sehimgga
hasilnya berupa data-data hasil analisis dan dapat mendeskripsikan gambaran
yang lebih jelas tentang situasi penerapan kedisiplinan pada siswa di sekolah
dengan memusatkan pada aspek aspek jenis pelanggaran tata tertib, factor
penyebab pelanggaran, kendala dan upaya dari sekolah, adapun langkah-
langkah yang akan dilakukan peneliti adalah dengan menganalisis terlebih
dahulu pelanggarakan siswa terhadap norma tata tertib sekolah dan
mendeskripsikan upaya upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam
menerapkan nilai-nilai kedisiplinan pada siswa serta mencari solusi yang
dapat dilakukan dalm menerapkan nilai-nilai kedisiplinan.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah
ini adalah dengan metode angket. Angket merupakan lembaran yang berisi
soal-soal serta bersangkutan dengan masalah yang diteliti, untuk diisi oleh
pihak-pihak yang dimaksud oleh peneliti. Menurut Sugiyono “teknik
pengumpulan data merupakan suatu langkah yang sangat strategis dalam
penelitian karena tujuan penelitian adalah mengenai pengumpulan data untuk
diperoleh”

2. Pengelolaan Data
Dalam pelaksanaan penelitian pengelolaan data tentang studi kasus
kedisiplinan siswa MA AL-BAROKAH di lingkungan sekolah kami
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Memeriksa data yang sudah masuk untuk mengetahui apakah data itu
lengkap atau tidak.

11
b. Membuat tabulasi data ke dalam suatu table dengan kolom-kolom
alternatif jawaban frekuensi dan presentasi.
c. Menghitung presentase jawaban responden dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.

P=f\n x 100%

Keterangan;
P=Presentase
F=Frekuensi
N=jumlah
d. Menafsirkan pengolahan data berdasarkan kriteria sebagai berikut
 100% = ditafsirkan dengan seluruhnya.
 75%-90% = ditafsirkan dengan istilah umumnya.
 51% = ditafsirkan dengan istilah setengahnya sebesar.
 50% = ditafsirkan dengan istilah setengahnya.
 25%-49% = ditafsirkan dengan istilah hamper setengahnya.
 1%-24% = ditafsirkan dengan istilah sebagian kecil.
 0% = ditafsirkan dengan istilah tidak ada.

3. Pembahasan
Dengan metode pengisian angket dari sebanyak 15 orang siswa kelas X
MIPA dan 15 orang siswa kelas X IIS II di sekolah MA AL-BAROKAH
peneliti berhasil mengumpulkan data di bawah ini:
a. Kesadaran siswa terhadap kedisiplinan:
 36% siswa memiliki kesadaran kedisiplinan dan
 64% kurang memiliki kesadaran terhadap kedisiplinan.
b. Kesadaran siswa terhadap pentingnya kedisiplinan:
 100% siswa memiliki kesadaran terhadap pentingnya
kedisiplinan.
c. Pelanggaran siswa terhadap aturan sekolah:
 72% siswa pernah melanggar peraturan sekolah.
 28% siswa tidak atau belum pernah melanggar peraturan
sekolah.
d. Keterlambatan siswa ke sekolah
 40% siswa pernah terlambat ke sekolah.
 60% siswa tidak atau belum pernah terlambat ke sekolah.
e. Ketepatan waktu siswa masuk kelas
 88% siswa selalu tepat waktu datang ke sekolah.
 12% siswa pernah terlambat dating ke sekolah
f. Keikutsertaan siswa setiap jam upacara bendera

12
 100% siswa selalu ikut serta dalam kegiatan upacara bendera.
g. Ketepatan waktu siswa saat mengerjakan tugas dari guru
 68% siswa selalu tepat waktu dalam mengerjakn tugas dari guru.
 32% siswa tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas dari
guru.
h. Peran guru dalam menyampaikan perlunya menaati peraturan
sekolah
 100% siswa merasa guru telah menyamapaikan perlunya
menaati peraturan sekolah.
i. Siswa yang bolos saat waktu pembelajaran
 16% siswa pernah bolos saat waktu pembelajaran.
 84% siswa selalu ikut disaat waktu pembelajaran.
j. Teguran/sanksi yang diberikan guru terhadap siswa yang melanggar
peraturan
 Menurut 88% siswa, guru sudah memberikan teguran/sanksi
terhadap siswa yang melanggar peraturan.
 Menurut 12% siswa, guru belum memberikan teguran/sanksi
terhadap siswa yang melanggar peraturan.
Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan
siswa ternyata berbeda beda, perlu usaha lebih serius dari pihak pihak sekolah
dalam upaya meningkatkan kesadaran siswa terhadap kedisiplinan.
Bukan hanya dengan peraturan yang terkesan meningkatkan siswa,
kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa sering diberikan penyuluhan dan
pengarahan oleh berbagai pihak terutama di lingkungan sekolah.
Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat kedisiplinan yang baik, itu
berarti utama dalam pelaksanaan disiplin adalah adanya kesadaran dari diri
sendiri, bukanlah sebuah aturan. Tinggal bagaimana pihak sekolah selaku
pembimbing dan pelaksana Pendidikan di sekolah, menasihati permasalahan
ini.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Disiplin siswa adalah proses untuk melatih dan mendidik perilaku seseorang
sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari
kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman yang berlaku
dengan penuh rasa tanggung jawab.
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar
kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada
pembentukan sebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang
dihormati, dan siapapun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar
dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa nilai
disiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan
lain yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Disiplin sekolah menurut F.W. foerster, merupakan keseluruhan ukuran bagi
tindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan,
sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Adanya
kedisiplinan dapat menjadi semacam tindakan preventif dan menyingkirkan hal-
hal yang membahayakan hidup kalangan pelajar. Sementara itu, Komensky
menggambarkan pentingnya kedisiplinan disekolah dengan mengungkapkan,
"Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air."
B. Saran
Kedisiplinan harus lebih ditingkatkan demi terciptanya ketertiban
dilingkungan sekolah. Sehingga harus diciptakannya peraturan yang berisi sanksi-
sanksi yang tegas, masuk akal dan tidak melanggar hak asasi manusia manapun.
Masih banyak hal-hal yang sering terjadi di lingkungan sekolah salah satunya
tingkat kedisiplinan peserta didik, memang perlu da proses untuk menghadapinya,
tetapi dengan perubahan yang dilakukan sedikit demi sedikit oleh guru bukan
tidak mungkin siswa pasti bisa berubah untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Oleh karena itu, guru harus memiliki kesabaran yang lebih untuk membentuk pola
disiplin yang baik terhadap siswa.
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yang
mungkin bisa dilakukan diantaranya:

14
1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku
disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan
terbuka;
2. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima
perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3. Guru disarankan dapat menunjukan secara tepat perilaku yang salah,
sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan
akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
4. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin,misalnya tepat
waktu.Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya
sendiri juga tidak disiplin.Guru harus menghindari kebiasaan masuk
menggunakan jam karet dan selalu terlambat masuk kelas.
5. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas,sehingga
mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk
belajar.
6. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal,
melalui pembinaan dan lebih penting lagi melalui keteladana

15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Foto Anggota Kelompok

•) Biodata Anggota Kelompok


* Nama : Muhammad Taopik Iskandar
Tempat, tanggal lahir : Garut, 16 September 2004
Alamat : Kp. Sukabatu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 081221359550
Hobi : Futsal

* Nama : Helmy Nursany Rosady Saepul Huda


Tempat, tanggal lahir : Garut, 11 Oktober 2004
Alamat : Kp. Cilanggok
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Indonesia
Nomor telepon : 081212635220
Hobi : Main Game

* Nama : Ripa Anwar Mujaki


Tempat, tanggal lahir : Garut, 21 Desember 2004
Alamat : Kp. Kubang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085798235019
Hobi : Futsal

* Nama : Vindy Thalia


Tempat, tanggal lahir : Garut, 23 Desember 2003
Alamat : Kp. Pasir
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085724364170
Hobi : Nyanyi
* Nama : Tantika Suryani
Tempat, tanggal lahir : Garut, 26 November 2004
Alamat : Kp. Cilanggok
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085703178758
Hobi : Nyanyi

* Nama : Neta Detika


Tempat, tanggal lahir : Garut, 01 Maret 2004
Alamat : Kp. Citepus
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nomor telepon : 085723551742
Hobi : Badminton

Anda mungkin juga menyukai