Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengampuh :

Selvanus, SE, MM

Oleh :

Kelompok 4

Indra Andreas Mayu : 1610200017

Itsna Shalihah : 1610200018

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

DAHANI DAHANAI BUNTOK

JURUSAN MANAJEMEN

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi sering kali dihadapkan dengan peluang (kebutuhan) untuk melakukan investasi

dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang, sistem produksi baru,

pabrik baru, peralatan baru, serta pengembangan produk baru adalah contoh dari aktiva dan

proyek untuk kategori ini.

Peluang investasi inilah yang sering dihadapi oleh seorang manajemen karena manajemen

sebagai puncak kepemimpinan dan merupakan otak dari suatu perusahaan atau organisasi

harus mengambil suatu keputusan baik itu keputusan jangka panjang maupun keputusan

jangka pendek untuk mencapai tujuan dari manajemen yaitu berorientasi pada keuntungan.

Khususnya pada investasi modal dalam aktiva untuk jangka panjang seperti keputusan untuk

melakukan investasi dalam pabrik baru atau keputusan akan melakukan investasi dalam sistem

manufaktur yang fleksibel atau tetap dengan sistem manufaktur tradisional yang lama, hal-hal

seperti inilah yang harus diperhitungkan dan diputuskan oleh seorang manajer.

Berkaitan dengan keputusan investasi modal, manajer dihadapkan pada masalah utama yaitu

ketidakpastian. Bagaimana manajemen bisa mengambil keputusan yang tepat sehingga visi dan

misi perusahaan khususnya orientasi pada keuntungan dapat tercapai. Hal inilah yang

mendorong penulis untuk membahas tentang bagaimana manajemen harus mengambil

keputusan untuk mencapai tujuan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis buat untuk menyusun makalah ini adalah :

1. Apa itu Keputusan Investasi Modal?

2. Apa itu Keputusan Investasi Modal, dan Perbedaan antara Keputusan Investasi Modal

Independen dan Mutually Exclusive?


3. Apa itu Analisis Net Present Value untuk Keputusan Investasi Modal yang melibatkan

Proyek Independen?

4. Apa itu Penggunaan Internal Rate Of Return untuk Menilai Keberterimaan suatu Proyek

Independen?

5. Apa Peran dan Nilai Postaudit?

6. Apa NPV lebih baik dariapada IRR untuk Keputusan Modal Investasi Modal yang melibatkan

Proyek Mutually Exclusive?

7. Apa itu Konversi Aliran Kas Kotor ke dalam Aliran Kas setelah Pajak?

8. Apa itu Investasi Modal Dalam Lingkungan Pabrikasi yang maju?

1.3. Tujuan Penulisan

Dalam materi yang telah di sajikan penulis tentunya memeliki tujuan, yaitu Mahasiswa dapat

mengerti tentang penganggaran modal dan berharap bisa diimplementasikan dalam praktek

sehari-hari bagi yang membutuhkan.

1.4. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Dahani Dahanai Buntok.

2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis untuk memahami seperti apa keputusan investasi

modal.

3. Untuk memperkaya wawasan ilmu ilmiah dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni serta

mengaplikasikannya secara kontekstual dan tekstual.

4. Menambah pengalaman dan pegetahuan bagi mahasiswa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Keputusan Investasi Menurut Para Ahli :


1. Menurut Sutrisno (2012:5) keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer

keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat

mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.

2. Menurut Sudana (2011:3) keputusan investasi adalah keputusan keuangan tentang aktiva

yang harus dibeli perusahaan.

3. Menurut Harmono (2011:9) menjelaskan bahwa keputusan investasi merupakan kebijakan

penting dari kedua kebijakan lain dalam manajemen keuangan, yaitu keputusan pendanaan dan

kebijakan deviden. Investasi modal sebagai aspek utuma kebijakan manajemen keuangan

karena investasi adalah bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat

atau kaeuntungan dimasa yang akan datang.

Dari beberapa pengertian keputusan investasi menurut para ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa keputusan investasi adalah keputusan mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk

investasi yang akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Secara umum Keputusan Investasi Modal yaitu keputusan yang berkaitan dengan perencanaan,

penetapan laporan dan prioritas-prioritas, mengatur pendanaan dan penggunaan kriteria untuk

memilih aktiva jangka panjang. Proses pengambilan keputusan investasi ini disebut anggaran

modal atau capital budgeting.

Investasi modal digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana

dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memiliki implikasi jangka panjang.

Investasi tidak hanya mencangkup penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan

peralatan merupakan investasi.

2.2. Keputusan Investasi Modal dan Perbedaan Antara Keputusan Investasi Modal

Independen dan Mutually Exclusive

Keputusan Investasi Modal (Capital Invesment Decission) berhubungan dengan

akuisisi/pemerolehan aset jangka panjang dan biasanya melibatkan pengeluaran dana yang

signifikan. Ada dua jenis proyek investasi modal : Independen dan Mutually exclusive (saling

meniadakan). Proyek independen adalah proyek yang baik diterima atau ditolak tidak

mempengaruhi aliran kas proyek lain. Proyek mutually exclusive adalah proyek yang apabila

diterima akan membuat proyek lain (yang juga berkompetisi ditolak).


2.3. Perhitungan Payback Period dan Accounting Rate Of Return Untuk Suatu Alternatif

Investasi, dan Peran Masing-masing Dalam Keputusan Investasi Modal.

Manajer membuat keputusan investasi modal dengan menggunakan modal formal untuk

memutuskan apakah akan menerima atau menolak proyek yang diusulkan. Model-model

keputusan ini diklasifikasikan sebagai nondiscounting dan discounting, tergantung apakah

model tersebut juga mengajukan pertanyaan mengenai nilai waktu uang. Ada dua model

nondiscounting : payback period dan accounting rate of return.

Payback period adalah waktu yang diperlukan perusahaan untuk menutup kembali investasi

awalnya. Untuk aliran kas yang konstan jumlahnya sama untuk tiap tahun, payback period

dihitung dengan membagi investasi dengan aliran kas tahunan (annual cash flow). Untuk aliran

kas yang tidak konstan, aliran kas dijumlah hingga investasi tertutup kembali. Jika hanya

sebagian dari satu tahun yang diperlukan (kurang dari satu tahun), maka di asumsikan aliran kas

terjadi secara konstan dalam tiap tahunnya. Payback period mengabaikan nilai waktu uang dan

profitabilitas proyek karena metode ini tidak mempertimbangkan aliran kas masuk yang terjadi

diluar waktu pengembalian (payback period). Bagaimanapun juga, metode ini memberikan

beberapa informasi berguna. Payback period berguna dalam menilai dan mengendalikan resiko,

meminimalkan dampak sebuah investasi pada likuidisan suatu perusahaan, dan mengendalikan

resiko obsolescence (kadaluarsa).

Accounting rate of return (tingkat kembalian akuntansi) dihitung dengan membagi laba rata-

rata yang diharapkan dari suatu investasi dengan investasi rata-rata atau investasi yang

sebenarnya. Tidak seperti payback period, metode ini memprtimbangkan profitabilitas suatu

proyek. Akan tetapi, metode ini mengabaikan nilai waktu uang. Payback period mungkin

berguna bagi manajer untuk menyeleksi (melakukan screening) investasi baru untuk menjamin

bahwa rasio akuntansi tertentu tidak menerima dampak buruk dari investasi tersebut

khususnya rasio akuntansi yang dapat dimonitor untuk menjamin kesesuaian dengan perjanjian

utang (debt covenants).

2.3.1. Payback Period

Salah satu dari model tanpa diskonto ialah model payback period. Payback period adalah waktu

yang disyaratkan bagi perusahaan dalam menutup investasi yang dikeluarkan. Sebagai contoh
apabila perusahaan dalam menutup investasi sebesar Rp. 100.000.000,- dan setiap tahun

mampu menghasilkan kas masuk Rp. 50.000.000,- itu berarti investasi tersebut mempunyai

payback period 2 tahun.

Perhitungan payback period apabila kas masuk dari tahun ke tahun sama dapat dipergunakan

formula sebagai berikut.

Payback period = investasi/kas masuk tahunan

Apabila kas masuk tahunan tidak sama besarnya payback period dapat dihitung dengan cara

menghitung lamanya investasi terhadap dana kas masuk yang diperoleh untuk memperjelas

masalah ini, diberikan contoh perhitungan sebagai berikut:

Diasumsikan sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 100.000.000,- dengan

masa investasi 5 tahun.

Taksiran aliran kas masuk selama 5 tahun adalah :

tahun aliran kas masuk

1 Rp. 25.000.000,-

2 Rp. 30.000.000,-

3 Rp. 40.000.000,-

4 Rp. 40.000.000,-

5 Rp. 50.000.000,-

Payback period investasi ini dihitung sebagai berikut :

Investasi yang belum


tahun aliran kas masuk
Tertutup (awal tahun)

1 Rp. 25.000.000,-
Rp. 100.000.000,-
2 Rp. 30.000.000,-
Rp. 75.000.000,-
3 Rp. 40.000.000,-
Rp. 45.000.000,-
4 Rp. 5.000.000,- Rp. 40.000.000,-

5 - Rp. 40.000.000,-

Jadi investasi itu tertutup selama 3,125 tahun (3 tahun + 5/40 x 1 tahun) karena (selama 3

tahun kas masuk hanya sebesar Rp. 95.000.000,- (Rp. 25.000.000,- + Rp. 30.000.000,-

Rp. 40.000.000,-) sehingga pada tahun ke 4 masih diperlukan tambahan Rp.

5.000.000,- untuk menutup investasi Rp. 5.000.000,- tersebut hanya memerlukan waktu 0,125

tahun atau 1,5 tahun.

Apabila model payback period ini dipergunakan usulan investasi akan di terima hanya apabila

payback periodnya lebih cepat dibandingkan umur investasi, karena menurut model

ini investasi yang lebih menguntungkan ialah yang lebih kecil payback periodnya yang

berarti lebih cepat masa pengembalian investasi dan juga berarti lebih kecil resiko atau investas

i tersebut.

2.3.2. Accounting Rate of Return (ARR)

Accounting Rate of Return adalah model kedua yang umum dipakai dalam model diskonto.

Formula model ini adalah sebagai berikut :

Accounting rate of return = laba rata-rata/investasi rata-rata

Yang dimaksud dengan laba di atas adalah laba akuntansi yaitu laba bersih yang

berasal dari laporan rugi laba, laba ini tidak sama dengan aliran kas masuk. Sedangkan investasi

rata-rata adalah nilai investasi ditambah dengan nilai sisa dibagi dua atau(I +

s)/2, dimana I adalah investasi dan S adalah nilai sisa.

Menurut model ini Accounting Rate of Return yang dinyatakan dalam persentase harus besar,

investasi yang baik adalah yang menghasilkan ARR yang

besar. Suatu usulan investasi akan diterima apabila memenuhi target ARR tertentu yang

telahditentukan.

Untuk lebih jelas tentang model ini diberikan contoh sebagai berikut :

Suatu investasi dalam sebuah mesin memerlukan dana sebesar Rp.

1.500.000.000,- dan diperkirakan berumur 5 tahun dengan taksiran aliran kas masuk bersih Rp.
500.000.000,- per

tahun. Pada akhir masa operasi mesin tersebut mempunyai nilai sisa Rp.

250.000.000,-. Mesin disusut secara garis lurus selama 5 tahun. Perhitungan Accounting Rate of

Return dari contoh tersebut adalah :

Laba rata-rata = Rp. 500.000.000,- - Rp. 250.000.000,-

= Rp. 250.000.000,-

Investasi rata-rata =

= Rp. 625.000.000,-

Rp. 1.500.000.000,- - Rp. 250.000.000,-

ARR = Rp. 250.000.000,-/Rp. 625.000.000,- x 100% = 40%

2.4. Analisis Net Present Value Untuk Keputusan Investasi Modal Yang Melibatkan Proyek

Independen

Nilai sekarang bersih (Net Present Value – NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang aliran

kas masa depan dan pengeluaran investasi awal (initial investment outlay). Untuk

menggunakan model ini, suatu tingkat kembalian yang disyaratkan (required rate of return)

harus diidentifikasi, yang biasanya berupa biaya modal (cost of capital). Metode NVP

menggunakan required rate of return untuk menghitung nilai sekarang aliran kas masuk dan

keluar suatu proyek. Jika nilai sekarang aliran masuk lebih besar dari nilai sekarang aliran

keluar, maka nilai sekarang bersih (NVP-nya) lebih besar dari nol, dengan kata lain proyek

tersebut menguntungkan (profitable).jika NPV kurang dari nol, maka proyek tersebut akan

menguntungkan dan seharusnya ditolak.

2.5. Penggunaan Internal Rate Of Return Untuk Menilai Keberterimaan Suatu Proyek

Independen.

Tingkat kembalian internal (internal rate of return – IRR) dihitung dengan mencari tingkat bunga

(interest rate) yang menghubungkan nilai sekarang aliran kas masuk proyek dengan nilai

sekarang aliran kas keluar proyek. Apabila IRR lebih besar daripada required rate of return (kos
modal), proyek tersebut dapat diterima, sedangkan apabila IRR kurang dari required rate of

return maka proyek tersebut seharusnya ditolak.

2.6. Peran dan Nilai Postaudit

Melakukan audit-pasca (postaudit) terhadap proyek modal adalah suatu langkah penting dalam

investasi modal. Postaudit mengevaluasi kinerja aktual suatu proyek dalam hubungannya

dengan kinerja yang diharapkan darinya. Suatu postaudit dapat mengarah pada tindakan

perbaikan (korektif) untuk meningkatkan kinerja proyek atau untuk

meninggalkannya. Postaudit juga berperan sebagai suatu intensif bagi manajer untuk membuat

keputusan investasi modal secara bijaksana.

2.7. NPV Lebih Baik Daripada IRR untuk Keputusan Investasi Modal Yang

Melibatkan Proyek Mutually Exclusive

Dalam mengevaluasi proyek mutually exclusive atau yang sedang bersaing (competing),

manajer memiliki pilihan untuk menggunakan NPV atau IRR. Ketika memilih antara proyek yang

sedang bersaing, model NPV mengidentifikasi secara tepat alternatif investasi terbaik.

Sedangkan IRR seringkali memilih proyek yang kurang menguntungkan (inferior). Oleh karena

itu, karena NPV selalu memberikan sinyal yang tepat, maka metode ini yang sebaiknya

digunakan.

2.8. Konversi Aliran Kas Kotor Ke Dalam Aliran Kas Setelah Pajak

Prakiraan aliran kas yang akurat dan dapat diandalkan adalah suatu hal yang mutlak bersifat

kritis bagi analisis penganggaran modal. Manajer seharusnya mengasumsikan

pertanggungjawaban untuk akurasi proyeksi aliran kas. Seluruh aliran kas dalam suatu analisis

investasi modal seharusnya lebih baik daridapada aliran kas setelah pajak. Ada dua cara yang

berbeda (namun ekuivalen), untuk menhitung aliran kas setelah pajak : metode laporan

laba/rugi dan metode dekomposisi. Meskipun depresiasi bukanlah aliran kas, namun depresiasi

memiliki implikasi aliran kas karena hukum perpajakan mengizinkan depresiasi dikurangkan

dalam menghitung laba (rugi) karena pajak. Metode garis-lurus (straight-line) dan saldo-

menurun (double declining-balance) keduanya sama-sama menghasilkan pengurangan


depresiasi total yang sama selama umur ekonomik aset yang didepresiasi. Karena metode

saldo-menurun mempercepat depresiasi, akan tetapi metode ini lebih dipilih.

2.9. Investasi Modal Dalam Lingkungan Pabrikasi Yang Maju

Investasi modal dalam lingkungan pabrikasi (manufacturing) yang maju dipengaruhi oleh cara

penentuan input. Perhatian yang jauh lebih besar harus diberikan pada pengeluaran investasi

(investmnet outlay) karena item-item sampingan (peripheral) dapat memperoleh sumber daya

yang substansial. Terlebih lagi, dalam menilai keuntungan, item-item intangible seperti kualitas

dan pemertahanan posisi kompetitif dapat menjadi faktor yang mentukan keputusan.

Pilihan required rate of return juga merupakan hal yang kritis. Kecendrungan perusahaan untuk

menggunakan required rate of return yang jauh lebih besar daripada kos modal seharusnya

dihentikan. Selain itu, karena nilai kembalian (salvage value) suatu item otomatisan (automated

sytem) dapat material (mempengaruhi pertimbangan), maka nilai tersebut seharusnya

diestimasi dan dimasukan dalam analisis.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan isi pada makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Keputusan Investasi Modal adalah

keputusan yang mencakup perencanaan, penetapan laporan dan prioritas-prioritas dan

mengatur pendanaan dan penggunaan kriteria untuk memilih aktiva jangka panjang. Serta

proses pengambilan keputusan investasi ini disebut dengan anggaran modal atau capital

budgeting.

Di dalam Keputusan Investasi Modal seorang manajer dapat memutuskan melakukan investasi

modal dengan model-model keputusan yang diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu,

model nondiscounting (payback period dan accounting rate of return) dan discounting.

Sedangkan untuk mengambil keputusan investasi secara independen dapat menggunakan

Analisis Net Present Value untuk mengetahui tingkat kembalian yang disyaratkan (required rate
of return) yang harus diidentifikasi, yang mana biasanya merupakan kost modal (cost of

capital).

Dalam penggunaan IRR apabila lebih besar daripada required rate of return, proyek tersebut

dapat diterima, sedangkan apabila IRR kurang dari required rate of return maka proyek

tersebut seharusnya ditolak.

Peran dan nilai postaudit merupakan suatu langkah penting dalam melakukan investasi modal.

Adapun metode yang baik untuk digunakan yaitu menggunakan metode NPV yang selalu

memberikan sinyal yang tepat dibandingkan dengan IRR yang seringkali memilih proyek yang

kurang menguntungkan.

Ada dua cara untuk menghitung aliran kas setelah pajak yaitu metode laporan Laba/rugi dan

metode dekomposisi.

3.2. Saran

Untuk melakukan Keputusan Investasi Modal sebaiknya perusahaan atau organisasi dalam

mengambil keputusan sebaiknya menggunakan dan memperhatikan beberapa alternatif pilihan

dan harus diputuskan secara hati-hati karena investasi tersebut melibatkan penggunaan

sumber daya yang besar dan mempunyai dampak jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Sholihin Mahfud. 2003. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Subroto Bambang. 1997. Akuntansi Manajemen. Malang. PT. Danar Wijaya-Brawijaya University

Press.

Anda mungkin juga menyukai