Anda di halaman 1dari 26

Lifeskills Education base on Culture to Enhance

Sovereignty and Resilience among Children and


their Family
Semester (IV) Report period: 1 Maret 2023- 30
September 2023

Project number: D 21 1318 002


Project Area : Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka
: Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka
Benefiseries : (111 children., M: 29, W: 82) Children
Families : 105, aktif: 45
Fund Delivered :
Implementer : ALIT Indonesia Cabang Flores
Address : Dusun Lalat, Desa Nita-Kec. Nita, Kabupaten Sikka-NTT
Indonesia
Email : admin@altindonesia.or.id
Website : www.alitindonesia.or.id
Person in Charge : Metodius Adolfus Pagi (Flores)
Executive Summary
Program pendampingan ALIT yang berkaitan dengan pengembangan Desa Wisata berbasis
kebudayaan dan ramah anak (Dewa Dewi Rama Daya) di Desa Ladogahar dan Desa Sikka wilayah
Kabupaten Sikka - NTT telah memasuki tahun kedua. Kehadiran program ini merupakan bentuk
kepedulian ALIT terhadap permasalahan wilayah NTT pada umumnya yakni kemiskinan,
meningkatnya angka putus sekolah dan kurang maksimalnya pengembangan potensi ekonomi.
Implementasi program Dewa Dewi Rama Daya ini diakukan dengan menggelar berbagai
kegiatan antara lain; kegiatan merdeka Belajar untuk anak usia 9–14 tahun, kegiatan
pengembangan potensi Desa untuk remaja usia 15–21 tahun, kegiatan pengembangan ekonomi
keluarga untuk para orang tua anak dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik itu
pemerintah, lembaga agama dan komunitas lainnya melalui kegiatan advokasi.
Bentuk –bentuk kegiatan merdeka belajar yang telah dijalankan meliputi; aktivitas simple
skills, kegiatan budaya, coocking class, olah tubuh, permainan tradisional, kegiatan literasi,
pembahasan modul perlina dan pengembangannya serta aktivitas pengembangan ketrampilan hidup
lainnya. Sedangkan kegiatan pengembangan potensi Desa oleh remaja berkaitan dengan
pengembangan kebudayaan yang berpatok pada Hasta Brata, yakni 8 unsur kebudayaan dengan
kegiatan-kegiatan meliputi identifikasi potensi budaya, penggolongan potensi ke dalam hasta brata,
praktek pengembangan potensi dan promosi. Selanjutanya kegiatan pengembangan ekonomi
keluarga bersama orang tua bertujuan untuk meningkatkan potensi pendapatan rumah tangga.
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan antara lain; mengubah pekarangan rumah menjadi
pekarangan permakultur, mendorong terciptanya produk- produk ekonomi warga dan forum orang
tua. Lalu kegiatan advokasi yang telah dilakukan yaitu, mendorong terbitnya Perdes Perlindungan
Anak pada sector pariwisata, membuka link jaringan keselamatan bersama Pemdes, Puskesmas dan
Polsek, komunikasi yang terjalin baik dengan pihak Pemerintah Daerah dan membangun kerja
sama dengan PMI wilayah Kabupaten Sikka.
Seluruh perjalanan program selama rentang waktu 2 tahun telah memberikan dampak yang
positif lewat perubahan-perubahan real yang terjadi pada target group yang berjumlah 97 anak usia
9-14 tahun, 14 anak usia remaja dan 45 orang tua aktif. Hal ini dapat terlihat dari; meningkatnya
prestasi belajar anak dan remaja, meningkatnya kemampuan komunikasi anak dan remaja,
bertumbuhnya semangat untuk bersekolah lebih tinggi, bertumbuhnya kesadaran remaja untuk
mencintai desa dan memajukannya, meningkatnya pendapatan keluarga lewat lahirnya produk-
produk ekonomi orang tua dan kesempatan untuk memperoleh makanan yang sehat lewat
pekarangan permakultur.

I. Latar Belakang (3/4 pages)


Badan Pusat Statistik pada tahun 2023 telah merilis data terbaru mengenai penduduk miskin
di Indonesia periode Maret – Spetember 2022. Dalam rilisannnya tersebut, data menunjukkan kalau
presentase kemiskinan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 20,23% dan ini
menempatkan NTT sebagai provinsi termiskin ketiga di Indonesia. Tingkat kemiskinan yang parah
ini kemudian melahirkan berbagai persoalan pendidikan, kesehatan, sosial dan human traffcking
yang semakin memperburuk citra wilayah Nusa Tenggara Timur.
Sebagai bagian dari wilayah Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Sikka menyumbang 3,61%
penduduk miskin dari 22 Kabupaten/Kota. Hal ini menunjukkan bahwa problem kemiskinan masih
menjadi issue utama bagi semua wilayah di NTT, termasuk Desa Sikka dan Desa Ladogahar yang
masuk ke dalam pemerintahan administratif Kabupaten Sikka.
Selain problem kemiskinan, kedua Desa ini pun mengalami peningkatan angka putus sekolah
dan ketidakmampuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Permasalahan ini
kemudian melahirkan kasus human trafficking seperti, pengiriman tenaga kerja di bawah umur atau
tanpa keahlian kerja. Artinya setelah putus sekolah, banyak masyarakat yang tergiur oleh iming-
iming untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga dengan merantau ke Jawa, Kalimantan, Papua
atau Malaysia. Disana mereka bekerja sebagai buruh-buruh pabrik, buruh sawit dan buruh tambang
dengan upah yang lebih murah. Hal ini tentunya menjadi persoalan yang dapat mengancam masa
depan anak-anak di Desa Sikka maupun juga di Desa Ladogahar.
Berbagai persoalan di atas direspon oleh ALIT dengan Program Dewa Dewi Rama Daya
(DDRD). Program DDRD menekankan pentingnya peran anak dan remaja memajukan desanya
lewat potensi kebudayaan desa itu sendiri. Dalam usaha mencapai tujuan ini, maka output kegiatan-
kegiatan yang dikembangkan tentunya menekankan pentingnya mempersiapkan dan
mengembangkan kemampuan anak dan remaja agar mampu mengeksplorasi dan mengolah potensi
budayanya. Selain itu juga, mendorong terciptanya iklim masyarakat dan pemerintah yang baik
sehingga mampu membuka kesempatan yang seluasnya bagi anak dan remaja dapat berkembang
dengan baik pula. Program DDRD oleh ALIT Indonesia di wilayah dampingan Desa Ladogahar
dan Desa Sikka saat ini telah memasuki tahun kedua dan telah memberikan dampak kemajuan yang
positif bagi perkembangan anak di wilayah dua desa ini.
Selama program 2 tahun ini, ada banyak kegiatan yang telah dilakukan, antara lain:
1. Kegiatan program Merdeka Belajar. Seluruh kegiatan pada program Merdeka Belajar
menyasar anak usia 9 – 14 tahun. Adapun kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan
seperti; pengembangan kecakapan intelektual lewat kegiatan literasi, pengembangan
ketrampilan motorik lewat kegiatan simple skill dan olah tubuh, pengembangan
kualiatas emosional lewat kegiatan budaya dan perlina dan kegiatan lifeskill lainnya.
Dalam masa 2 tahun ini, program ini sudah membawa manfaat bagi 97 anak aktif
berkegiatan di dua wilayah Desa, yakni desa Sikka sebanyak 48 anak di 3 wilayah
dusun dan 49 anak Desa Ladogahar di 3 wilayah dusun. Seluruh kegiatan program
merdeka belajar berlangsung masing-masing di 3 wilayah dusun dan dibantu oleh 3
orang relawan, masing-masing untuk 1 wilayah dusun. Kegiatan ini biasnya
dilaksanakan 2 kali dalam seminggu untuk masing-masing dusun.
2. Kegiatan Remaja dan Duta DDRD. Kegiatan Duta dan remaja meliputi kegiatan
mengeksplorasi budaya dan mengembangkannya melalui inovasi produk budaya dan
promosi potensi. Kegiatan ini menyasar anak remaja usia 15 – 21 tahun. Saat ini
kegiatan ini telah membawa dampak pada 18 anak usia remaja, dengan rincian 9 anak di
Desa Sikka dan 9 anak di Desa Ladogahar. Adapun jenis-jenis kegiatan yang mereka
lakukan berpodaman pada Hasta Brata (8 unsur budaya) seperti; identifikasi potensi
budaya ke dalam 8 unsur budaya (wareg, waras, wastra, wismo, wasis, waskita,
wicaksana dan wismo), kegiatan jelajah desa, praktek pengembangan potensi desa dan
kegiatan promosi. Selain itu ada juga pelatihan-pelatihan pengembangan potensi,
pelatihan dokumentasi dan pelatihan penjulan dan pemasaran bagi remaja oleh
managemen pusat. Kegiatan bagi remaja ini biasanya diadakan 4 kali selama sebulan
dan disesuaikan dengan jadwal kegiatan di sekolah. Buah dari ketekunan para remaja
dalam mengikuti kegiatan ini telah membawa 3 anak dari 2 Desa ini dapat mengejar
mimpi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama di Surabaya
dengan beasiswa dari Yayasan ALIT Indonesia. Harapannya ilmu yang mereka
dapatkan di Perguruan Tinggi dapat mereka bawa kembali pulang meajukan desanya.
3. Kegiatan pengembangan ekonomi keluarga. Kegiatan ini menyasar para orang tua target
group dalam kegiatan merdeka belajar dan remaja DDRD. Kegiatan ini telah
menjangkau 45 orang tua aktif di Desa Ladogahar dan Desa Sikka. Kegiatan bersama
para orang tua di Desa Ladogahar dan Sikka ini dilakukan dalam 2 bentuk, yakni
kegiatan pengolahan produk potensi desa dan pengembangan pertanian permakultur
rumahan. Dalam kegiatan pengolahan produk, saat ini orang tua telah berhasil
menciptakan produk berupa, aksesoris dan Rosario dari kerang, molang, sambal kawa
dan kain tenun. Sedangkan dalam kegiatan pengembangan permakultur rumahan telah
memberikan tidak hanya manfaat ekonomi dari hasil panen sayuran tetapi juga manfaat
kesehatan dari kualitas tanaman organic.
4. Kegiatan Advokasi, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan utnuk mendorong lahirnya
berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang berorientasi pada perkembangan anak
remaja dan pengemabangan potensi budaya. Kegiatan-kegiatan ini telah melahirkan
produk Peraturan Desa (Perdes) Perlindungan Anak di Desa Sikka dan adanya
dukungan dari Pemerintah terhadap seluruh kegiatan ALIT Indonesia di wilayah Desa
Sikka dan Ladogahar. Selain itu, program permakultur juga akan menjadi program
prioritas Desa Ladogahar pada tahun 2024 untuk menekan angka stunting di desa
tersebut.
Seluruh kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh ALIT Indonesia memang belum mampu
menyelesaikan persoalan di Desa Ladogahar dan Sikka. Namun lewat progress yang dihasilkan
lewat kegiatan-kegiatan ini rasa-rasanya perjuangan untuk mengurangi persoalan klasik di atas
bukanlah hal yang tidak mungkin apabila terus dilakukan secara konsisten, bekelanjutan dan
tentunya ada kolaborasi yang baik antara ALIT, orang tua, anak dan remaja serta pihak pemerintah
desa.

II. CONTEXT OF REPORT (1/4 page)


Praktek-praktek bersama anak dan orang tua dalam program Dewa Dewi Rama Daya
terlaksana secara bertahap sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan setiap awal bulan.
Kegiatan ini melibatkan staf, relawan, duta, remaja, anak-anak serta orangtua dengan perencanaan
dan sistem evaluasi yang transparan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan terbagi dalam 4
bagian yakni, pertama; kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan anak dan remaja
dalam kebudayaan, meliputi kegiatan merdeka belajar (Literasi, simple skill, budaya, lifeskill dan
olah tubuh), perlina dan kegiatan remaja duta yang berpedoman pada Hastabrata (8 Unsur budaya).
Kedua ada kegiatan pengembangan ekonomi keluarga yang meliputi pengembangan produk potensi
desa dan pertanian permakultur. Ketiga kegiatan Advokasi dan keempat adalah pengembangan
kapasitas staf dalam menjalankan program ini. Semua kegiatan yang dilakukan pada masing-
masing wilayah terkoordinir dengan baik dan mulai mencapai harapan bersama.

III. DESCRIPTION OF PROGRAM IMPLEMENTATION (5 pages)


•Narasi pengantar implementasi kegiatan di wilayah Flores
• Tabel laporan berdasarkan masing-masing outcome dan output
Outcome I: Strengthen the rights on cultural identity and protection of children and youth
(RAMADAYA)
Expected Result (output): 1.1 Cultural value as base of their attitude and behavior of children
and youth as life skills education
Act Activit Activity Realisation Progress Made
Code y
Planne
d
1.1.1 Validasi data Staf data base bersama FO masing- Data Base per Agustus 2023
dasar masing wilayah melakukan terdata Target Group berjumlah
kunjungan 2 kali dalam sebulan 119 anak dengan rincian Desa
untuk melakukan kegiatan validasi Ladogahar: 61 Anak (6 remaja
data dasar sekaligus mengintervensi aktif, 3 remaja phaseout, 49 anak
perkembangan taget group. merdeka belajar aktif, 3 anak
phaseout). Selanjutnya Desa
Sikka: 58 anak, dengan rincian 1
anak duta, 7 remaja aktif, 1 remaja
phaseout, 48 anak merdeka belajar
aktif dan 1 orang phaseout.
Kunjungan ini sekaligus
memantau kondisi anak-anak
untuk melengkapi data intervensi
pemenuhan hak.
Kegiatan rutin Kegiatan bagi peserta merdeka Rata-rata kehadiran peserta
Merdeka belajar dilakukan sebanyak 2 kali kegiatan merdeka belajar berkisar
Belajar (Usia 9- dalam seminggu untuk masing- antara 10 – 15 anak dalam setiap
14 tahun) masing wilayah dusun. Kegiatan ini kali kegiatan. Selain itu juga ada
biasanya dibantu oleh para Relawan beberapa anak usia di bawah 9
dan dikoordinir oleh FO bidang tahun yang turut serta dalam
Merdeka Belajar. Waktu kegiatan. Anak-anak ini biasanya
pelaksanaan kegiatan biasanya pada akan ikut bersama kakak-kakaknya
pukul 15.00 – 17.30 tergantung dalam setiap kegiatan sehingga
jadwal kehadiran peserta. Kegiatan jumlah kegiatan peserta terlihat
Merdeka Belajar meliputi: lebih ramai.
a. Simple Skills Kegitan simple skill selain
Focus kegiatan simple skills di bertujuan untuk melatih kreativitas
wilayah 2 Desa adalah untuk anak, juga dapat melatih anak
melatih kreativitas anak-anak untuk belajar tekun, lebih teliti,
dengan memanfaatkan barang- rapih dan menjaga fokus mereka.
barang yang ada di sekitar mereka Hal ini terlihat dari hasil karya
yang mana dengan barang itu anak-anak dari waktu-ke waktu
dapat dijadikan suatu karya yang semakin bagus dan rapih. Dari 97
berguna dan dapat dimanfaatkan. anak yang aktif di kedua wilayah,
Kegiatan simple skills yang telah sekitar 75% anak telah mampu
dilakukan di Desa Sikka antara menghasilkan karya yang cukup
lain; menganyam seneng dari bagus.
daun lontar, membuat anting,
kalung dan rosario dari kulit
kerang, membuat tas dan boneka
dari kain parca tenun, membuat
bunga dari tutupan botol dan dari
daun lontar, membuat hiasan
dinding dari lidih dan buluh
ayam, membuat bingkai foto dari
Expected Result ( Output 1.2): Improve ability among children and youth on participation in
issue of children rights

Act Activity Planned Activity Realisation Prohgress Made


Code
1.2.1 Kelas Perlina Kelas Perlina dibuat satu kali Kelas Perlina sangat membantu
dalam sebulan. Jadi masing-masing anak-anak dalam pengembangan
wilayah dusun akan dirinya. Hal ini terlihat dari:
menyelenggarakan kelas perlina 1. Kemampuan
sebanyak satu kali dalam sebulan. berkomunikasi anak yang
Tutor materi perlina adalah FO semakin baik.
bidang Program Merdeka Belajar. 2. Anak-anak yang telah ikut
Pada periode ini, tutor memberikan kegaiatan perlina bersama
pengulangan-pengulangan materi ALIT tidak lagi
perlina. Hal ini agar dapt mengeluarkan kata-kata
membantu mempertajam ingatan kasar secara spontan
anak terhadap materi-materi 3. Meningkatnya
perlina. Selanjutnya kegiatan kepercayaan diri anak
perlina saat ini didisi dengan untuk menunjukkan
pengembangan-pengembangan bakatnya.
materi seperti, perkenalkan seluruh 4. Perubahan sikap anak
anggota keluarga, menggambar menjadi lebih tertib dan
peta komunitas dalam lingkup yang sopan yang dirasakan juga
lebih luas. oleh orang tua
Act Activity Planned Activity Realisation Prohgress Made
Code
1.2.2 Jaringan Pada periode ini ada 1 kali kegiatan Kegiatan ini mendapat respon
Pertolongan yang berkaitan dengan membangun yang baik dari pihak kepolisian
jaringan pertolongan, yaitu karena berkaitan dengan program
kunjungan anak-anak ke Polsek POLRI presisi. Saat itu anak-anak
Lela. Kunjungan ini terjadi pada mendapat penjelasan seputar
tanggal 18 Juli 2023. mengenal rambu-rambu lalu
lintas, penegasan larangan
berkendara motor bagi anak-anak
di bawah umur dan alur pelaporan
saat mendapatkan kekerasan.

1.3. Young generation have good orientation for they future related with their village
potential sorce
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
1.3.1 Diklat Duta Diklat Duta Nasional diselenggarakan Sekembali dari Diklat remaja
Nasional pada 18 – 28 Juli 2023. Ini kembali menemukan semangat
merupakan moment bagi para duta yang baru untuk
masing-masing wilayah untuk belajar mengembangkan potensi
pengembangan potensi wilayah desanya. Hal ini dibuktikan
mereka masing-masing. Setelah dengan semangat mereka untuk
kembali dari Diklat para peserta akan segera mengaplikasikan hasil
mengkoordinir teman-teman remaja pelatihan yang telah diperoleh ke
di desanya mengembangkan potensi desanya masing-masing. Saat ini
yang ada di desanya. Wilayah Flores para utusan diklat telah mampu
mengutus 1 anak masing-masing dari menghimpun beberapa temannya
Desa Sikka dan Ladogahar untuk untuk berkegiatan bersama.
mengikuti Diklat ini.
Kunjungan Duta Ada 3 orang duta Nasional yang Para remaja Desa mendapatkan
Nasional ke melakukan kunjungan ke wilayah pengalaman yang berharga atas
wilayah Flores Flores. Duta Nasional melakukan kesempatan mendapatkan ilmu
berbagai kegiatan bersama remaja pengembangan potensi Desa.
desa Sikka dan Ladogahar. Adapun Mereka juga mendapat motivasi
kegiatannya meliputi; pelatihan dari Duta Nasional agar tidak
pembuatan dokumentasi, pelatihan takut bermimpi untuk
sabun, kegiatan jelajah desa dan melanjutkan sekolah ke jenjang
pelatihan pembuatan rute destinasi yang lebih tinggi seperti Dea,
wisata serta pembuatan video jelajah salah satu Duta Nasional asala
desa. Sikka.

1.4. Improvement knowledge and among duta and youth how to implementation their
cultural activity
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
1.4.1 Praktek Hasta Dalam semester ini, Praktek hasta brata yang dilakukan
Brata remaja Desa telah selain bertujuan agar warisan adat,
melakukan berbagai tradisi dan kebudayaan tidak punah
kegiatan praktek Hasta juga sangat membantu remaja
Brata seperti; mengenal identitas dirinya. Kegiatan-
a. Wareg: ini berkaitan kegiatan ini telah mampu
dengan cara menumbuhkan kecintaaan mereka
pengolahan makanan. terhadap potensi budaya yang
Kegiatan-kegiatan dimilikinya. Kecintaan ini kemudian
yang sudah dilakukan membuat mereka bangga akan
antara lain; pengolahan budayanya. Dampak yang terlihat
singkong menjadi bolu adalah remaja sudah mulai berani
mocaf, teh dari daun memberikan ide bagaimana
ubi jalar, pengolahan mengembangkan potensi desanya.
kawa menjadi sambal, Mereka diberikan kesempatan untuk
pengolahan sambal terlibat secara langsung dalam
sirumbirung, penyusunan rencana kegiatan yang
pengolahan minuman akan mereka lakukan selama sebulan.
segar dari tamarind.
b. Waras: ini semua
berkaitan dengan
teknik dan cara
pengobatan. Kegiatan
yang dilakukan antara
lain; membuat param
yang disebut molang
oleh warga setempat,
pembuatan minyak
pijat, pembuatan
minyak penenang.
c. Wastra; ini berkaitan
semua yang
berhubungan dengan
apa yang dikenakan
oleh tubuh. Kegiatan
yang telah dibuat
meliputi; praktek
proses menenun,
praktek membuat
selendang tenun,
praktek mengenakan
pakaian adat dengan
benar, praktek
mengenal motif tenun,
praktek membuat
perenggi.
d. Wismo; ini berkaitan
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
dengan hunian,
landscape wilayah.
Kegiatannya meliputi;
kegiatan jelajah desa
dan kegiatan mengenal
rumah adat dan situs-
situs penting di Desa
(Gereja Sikka, Meriam
peninggalan portugis,
watu mahe). Mereka
juga terlibat dala
pembuatan
permakultur rumahan
e. Wasis; yang berkaitan
dengan pendidikan.
Kegiatan yang telah
dibuat seperti Remaja
dan Duta mampu
mendampingi adik-
adiknya saat belajar
dalam kegiatan
merdeka belajar.
f. Waskita; yang
berkaitan dengan
upacara adat dan ritus.
Praktek yang telah
dilakukan anatara lain;
praktek upacara huler
wair (upcara
penerimaan tamu).
Lalu duta terlibat
dalam berbagai upcara
di lingkungannya
seperti upacara logu
senhor, upacara
perarakan patung
bunda Maria, upacara
syukur panen di
Gereja, upacara pire
kleruk, lodong me,
upacara pernikahan
dan kematian.
g. Wicaksana, berkaitan
dengan norma dan
aturan yang mengikat
baik tertulis maupun
lisan. Kegiatannya
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
meliputi terlibat dalam
penyusunan Perdes
Perlindungan Anak di
Sikka, mengenal
larangan-larangan yang
ada di masyrakat.
h. Waruga, yang
berkaitan dengan seni
gerak (tarian dan
beladiri). Kegiatan
yang telah dibuat
seperti rutin berlatih
tarian jata kappa dan
hegong, berlatih tarian
tuku tena, waimajok,
dan toja me.
Pemajuan Budaya Pada periode ini remaja Remaja sendiri yang pertama kali
Desa juga terlibat dalam memunculkan ide untuk membuat
pengolahan produk berbagai aksesoris dari perca tenun dan
desanya, seperti membuat kerang laut. Namun kendala yang
sambal kawa, membuat dihadapi adalah jumlah remaja yan
aksesoris dari kerang, terlibat dalam kegiatan ini sangat
aksesoris dari perca sedikit.
tenun, membuat bunga
dari daun lontar. Selain
itu remaja terlibat
promosi produk saat ada
pameran dan festival di
tingkat kecamatan.
Aksi lingkungan Aksi lingkungan hidup Jumlah peserta yang terlibat dalam
Hidup yang dilakukan pada kegiatan remaja masih sangat sedikit.
semester ini seperti,
kegiatan membersihkan
pantai, kegiatan
pembersihan rumah
ibadah, aksi penanaman
kapas di pekarangan
rumah masing-masing
dan aksi penanman pohon
di wilayah mata air.
Promosi Produk Remaja dan Duta terlibat Duta dan Remaja sudah mampu
Desa untuk mempromosikan menjelaskan segala hal tentang produk
produk orang tua saat desa yang dibuat oleh orang tua.
pameran dan festival yang
diselenggarakan pihak
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
kecamatan. Selain itu
mereka telah membuat
akun media social yang
mempromosikan produk
desanya.
Temu diskusi Temu diskusi yang Kegiatan ini menghasilkan:
remaja Desa dilakukan sebanyak satu 1. Para remaja yang lama semakin
kali pada masing-masing berkomitmen untuk rutin
Desa. Kegiatan ini berkegiatan.
bertujuan untuk 2. Sudah ada 5 – 6 remaja yang
menghimpun sebanyak- tertarik untuk bergabung
banyaknya remaja utnuk bersama mengikuti kegiatan
nantinya dapat Remaja
berkegiatan bersama
pengembangan potensi
Desa. Agenda kegiatan
yang dilakukan di Desa
Sikka yaitu bermain dan
rekreasi bersam di pantai
Sikka. sedangkan di Desa
Ladogahar dibuat malam
keakraban dan api
unggun.
Pertemuan rutin Pertemuan ini rutin Duta terlibat dalam setiap penyusunan
awal bulan Remaja dilakukan oleh Staf FO rencana kegiatan yang kan mereka
bidang Remaja dan Duta lakukan saat bulan berikutnya.
setiap awal bulan. ini
dilakukan selain untuk
mengevaluasi kegiatan
yang telah berjalan pada
bulan sebelumnya, juga
kesempatan bagi remaja
untuk memberikan ide
kegiatan apa yang kan
dilaksanakan pada bulan
selanjutnya.

Outcome II: Strengthen the villages food sovereignty (DEWA DEWI)


Expected Result (Output): 2.1 Increase income among villagers from their village potency on
agriculture touris
Code Activity Activity Realisation Progress Made
Planned
2.1.1 Kunjungan rutin Kunjungan rutin ke rumah- Kunjungan rutin ini menghasilkan
ke rumah orang rumah orang tua dilakukan rutin update data jumlah orang tua yang
tua ke setiap wilayah dusun. Dalam telah membuat halaman rumahnya
sebulan FO bidang output 2 menjadi pekarangan permakultur.
bergiliran melakukan kunjungan Selain itu juga ada data hasil panen
ke rumah orang tua. Dalam satu dari pekarangan permakultur orang
bulan biasanya ada 5-6 rumah tua.
pada masing-masing dusun yang Ada juga data hasil produksi orang
dikunjungi oleh mereka. tua.
Kunjungan ini dibuat untuk
memantau perkembangan
pekarangan permakultur dan
hasil produksi orang tua.
Forum Kunjungan ini dilakukan oleh Staf data base memiliki data anak
Pengasuhan Staf data base 2 kali dalam mengenai pola pengasuhan di
sebulan. Dalam setiap rumah.
kunjungannya staf akan
mendengarkan sharing seputar
perkembangan anak.
Praktek Produksi Pada periode ini pertemuan Dari beberapa praktek yang dibuat,
Orang tua untuk melakukan praktek- saat ini ada beberapa produk yang
praktek produksi dilaksankan telah dihasilkan orang tua dan telah
sebulan 2 kali. Adapun praktek diikutkan pada saat festival dan
orang tua yang telah dibuat pameran di kecamatan Lela, yakni
antara lain; praktek pembuatan aksesoris dan rosario dari kerang,
tepung mocaf, praktek sambal kawa, molang, anyaman
pembuatan tepung pisang, wadah dari daun pandan hutan
praktek fermentasi kakao,
praktek pembuatan coklat,
praktek pembuatan bunga dari
daun lontar, praktek pembuatan
molang, praktek pembuatan
wadah dari lontar, praktek
pembuatan minuman segar dari
tamarind, praktek membuat
sambal kawa, praktek membuat
dompet dari kain tenun, praktek
membuat tas dari daun pandan
hutan, praktek membuat TCO
dan praktek membuat minyak
pijat.
Pembentukan Kelompok usaha ibu-ibu sudah Produksi yang dibuat orang tua
Kelompok usaha mulai terbentuk. Rincianya; masih sebatas menrima pesanan.
bersama Produk Molang: 1 orang ibu Jadi produk yang dibuat jikalau ada
Rosario dan aksesoris kerang: 3 pesanan.
orang ibu
Sambal kawa: 2 Orang ibu
Expected Result (Output): 2.2 Sustainable livelihood among villages through good
environment development

Act Activity Planned Activity Realisation Progress Made


Code
2.2.1 Pekarangan Pekarangan permakultur Program permakultur di halaman
Permakultur rumahan merupakan salah satu rumah saat ini mendapat respon
rumahan cara memanfaatkan pekarangan yang positif dari pihak Desa. Di
rumah untuk dijadikan sebagai Desa Ladogahar misalnya, 10
lahan permakultur. Saat ini orang tua telah mendapat bantuan
sudah ada 45 rumah yang telah peralatan pembuatan pupuk cair
memiliki permakultur di dan alat untuk menyiram
halaman rumahnya. Dalam tanaman dari Desa. Selain itu,
pelaksanaannya, orang tua juga Kepala Desa Ladogahar telah
mendapatkan pelatihan cara menghimbau semua warganya
membuat pupuk cair dan padat. untuk membuat permakultur di
Selain pekarangan permakultur, halaman rumahnya. Hal ini
beberapa bulan terakhir mulai berkaitan dengan salah satu
ada penjajakan lahan yang upaya pemerintah Desa menekan
nantinya dapat dijadikan angka stunting di Desa
sebagai demplot permakultur Ladogahar.
desa
Pekarangan Pekarangan Permakultur Kantor Pekarangan permakultur kantor
Permakultur Kantor dibuat untuk dijadikan sebagai sudah menjadi contoh bagi
contoh permakultur di halaman rumah-rumah di sekitar kantor.
rumah. Setiap hari Selasa Ada 4 – 5 rumah di sekitar kantor
merupakan jadwal rutin seluruh yang sudah mulai menata
staf untuk terlibat dalam halamnnya menjadi permakultur.
pembenahan pemakultur di
pekarangan kantor.
Outcome III: Nationwide networking and advocacy (Indonesia Government)
Expected Result (output) : 3.1 Raise good governance through Public policy related with CP
and cultural activities protection
Act Activity Planned Activity Realisation Progress made
Code
3.1.1 Perdes Perlindungan Anak Alur penerbitan Perdes di Setelah Perdes disahkan
Desa Sikka adalah sebagai selanjutnnya Desa akan
berikut; membentuk tim kerja
1. Pembahasan ranperdes dengan Surat Keputusan
PA bersama Pemdes, resmi yang dikeluarkan
BPD, Tokoh oleh Kades.
Masyarakat, RT dan Mengenai pembuatan
RW Perdes di Desa Ladogahar
2. Sosialisasi hasil masih dalam tahap
ranperdes ke masing- pembahasan Ranperdes
Act Activity Planned Activity Realisation Progress made
Code
masing dusun (3 bersama BPD Ladogahar
dusun) selama
seminggu
3. Konsultasi perdes ke
Dinas PMD
4. Dapatkan nomor
register di Bagian
Hukum Setda Sikka
5. Rapat pengesahan
Perdes di Kantor Desa
Sikka.
Ladogahar belum memiliki
Perdes. Saat ini masih dalam
tahap konsultasi dengan
BPD
Kerja sama dengan PMI kab. ALIT wilayah Flores telah Kerja sama ini sangat
Sikka mengadakan kerja sama membantu dalam
dengan PMI kabupaten pemenuhan hak identitas
Sikka. bentuk kerja sama ini anak.
telah dimulai dengan
kegiatan pemeriksaan
golongan darah gratis bagi
anak-anak di Desa Rotat dan
Ladogahar. Selanjutnya
sebulan sekali PMI akan
mengisi materi kelas
merdeka belajar pada
masing-masing wilayah
desa.

Outcome IV: Strengthen of ALIT organisation (Organisational development)


Expected Result (output): 4.1 Increase capacity of ALIT organisation in program
management

Act Activity Planned Activity Realisation Progress Made


Code
4.1.1
4.1.2 Pertemuan Bulanan dan Pertemuan mingguan Dengan adanya
Mingguan dilakukan setiap hari senin pertemuan mingguan baik
dan pertemuan bulanan setiap masing-masing staf saling
awal bulan tanggal 3 dan mengevaluasi dan apabila
akhir bulan tanggal 23. ada kekurangan di
Kadang-kadang juga minggu sebelumnya akan
Act Activity Planned Activity Realisation Progress Made
Code
disesuaikan dengan jadwal sama-sama mencari
dari pusat. solusinya.Masing-masing
Pertemuan mingguan dibuat staf juga mulai berani
untuk mengevaluasi kegiatan untuk mempertanggung-
yang sudah dibuat selama jawabkan laporannya.
minggu sebelumnya dan Pertemuan rutin ini sangat
memastikan kelancaran atau membantu dalam
hambatan yang dialami memperlancar koordinasi
selama kegiatan. Dalam program serta dapat
pertemuan juga masing- menjaga perjalanan
masing FO akan memberikan program sesuai dengan
gambaran kegiatan yang akan output yang ingin dicapai
dilakukan dalam minggu
selanjutnya.
Sedangkan pertemuan awal
bulan dibuat untuk menyusun
rencana kegiatan bulanan
berangkat dari hasil evaluasi
pada bulan sebelumnya.
Pertemuan akhir bulan
merupakan rapat evaluasi
rutin bulanan
Monitoring dan evaluasi Evaluasi bersama tim
dari tim manageman Pusat Managemen dilakukan setiap
akhir bulan pada tangga 28
melalui zoom. Selain
bertujuan untuk
mengevaluasi kegiatan di
wilayah, kegiatan ini juga
dapat menjadi sarana sharing
dan saling belajar antara
wilayah yang satu dengan
wilayah yang lain.

IV. REMARK OF THE PROGRESS


 Output 1.1 Cultural value as base of their attitude and behavior of children and youth as life
skills education
Pendampingan ALIT selama dua tahun memberikan dampak yang sangat baik bagi anak
dan remaja. Melalui program DDRD (DEWA DEWI RAMA DAYA) anak-anak dirangsang untuk
mengenal kembali potensi budaya yang dimilikinya. Dengan menggunakan metode belajar sambil
bermain membuat anak-anak semakin senang untuk mengikuti setiap kegiatan yang diberikan oleh
pendamping. Disini kreativitas anak-anak benar-benar dilatih untuk mencari, mengemas dan
memerankannya agar warisan budaya yang ada tidak putus pada generasi sebelumnya akan tetapi
harus dijaga dan dilestarikan. Kemajuan yang terlihat pada diri anak dan remaja, seperti: mereka
semakin bangga menggenakan pakian adat Maumere pada momen-momen tertentu, menyanyikan
lagu-lagu daerah (ole o ina nona, sikka lori lolo, dll), berlatih tarian tradisional (tarian ladogahar,
hegong, toja me, jata kapa), memainakn permainan tradisional (te’ar, heti dll), dan dapat mengolah
makanan tradisional (oho ai plungan, lawar, mage wair).
Selain perkembangan pada unsur kebudayaan, kegiatan-kegiatan pada program Merdeka belajar
membantu anak mengembangkan dirinya menjadi anak yang terampil, mandiri, cekatan dan
mampu berkomunikasi dengan baik lewat kegiatan-kegiatan literasi, kegiatan ketrampilan
sederhana, life skill dan olah tubuh.

 Output 1.2 improve ability among children and youth on participation issue of children
rights

Dalam upaya peningkatan kemampuan anak dan remaja dalam isu partisipasi hak anak,
maka setiap bulan dilaksanakan kegiatan PERLINA (Perlindungan Diri). Kegiatan perlina
dilakukan dengan metode bermain sambil belajar, dengan tidak keluar dari modul yang ada. Setiap
unit dikemas dan dilakukan dengan ceria dan kreatif sehingga anak-anak merasa nyaman dan tidak
merasa jenuh dalam kegiatan. Pembahasan di setiap unit PERLINA sangat penting agar anak-anak
dapat berpikir lebih kritis berkaitan dengan situasi dan ancaman yang bisa membahayakan diri
mereka. Lewat kegiatan Perlina, saat ini sebagian besar anak dan remaja semakin kritis terhadap
situasi lingkungan yang membuat mereka tidak nyaman dan berani berkata tidak berkaitan dengan
hal-hal yang bertentangan dengan hak-hak mereka. Melalui kegiatan PERLINA juga anak-anak
sudah mulai berani untuk menyampaikan pendapat dan bertanya berkaitan dengan hal-hal yang
tidak mereka pahami.

 Output 1.4 improvement knowledge and skill among Duta on how to implement their
cultural activity

Kegiatan yang dijalankan oleh pendamping ALIT di dua desa sangat membantu duta dan
remaja desa. Duta dan remaja desa sekarang sudah bisa menggali, mengolah dan mempromosikan
potensi desanya. Masing-masing mereka sangat senang karena melalui kegiatan ini mereka bisa
mengetahui banyak hal. Hasilnya banyak duta dan remaja desa yang face out karena melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi da sudah ada 3 anak remaja yang berhasil mendapat beasiswa
untuk masuk ke sebuah kampus ternama di Surabaya. Mereka semakin percaya diri dan aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di kampusnya. Dengan bekal pengalaman selama di ALIT
mereka diberikan pelatihan-pelatihan dan praktek sehingga mereka dibentuk menjadi orang yang
siap berada di lingkungan baru. Mereka semakin mandiri, berani berbicara dan menciptakan
prestasi. Adalah suatu kebanggaan tersendiri baik pada duta dan remaja desa itu sendiri, orang tua,
masyarakat dan pendamping ALIT yang pernah mendampingi mereka.

 Output 2.1 Increase income among villagers from their village potency on agriculture
tourism

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh ALIT sebagai upaya meningkatkan ekonomi
keluarga ialah dengan pembuatan demplot permakulture di rumah orang tua dan pelatihan untuk
mengolah produk potensi desa. Hal ini dilakukan mengingat kebutuhan rumah tangga yang
semakin meningkat. Ada beberapa keunggulan dari pembuatan demplot permakulture ialah:
Pertama, dalam satu lahan dapat ditanami beberapa jenis tanaman. Kedua, cara pemeliharaan yang
lebih ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk dan pestisida organic. Di samping itu, ALIT
berupaya membuka pikiran orangtua tentang potensi desa yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi
sumber pendapatan. Kegiatan-kegiatan pengembangan usaha produk untuk meningkatkan ekonomi
keluarga disambut baik oleh para orangtua. Seperti pengolahan minyak kelapa dengan teknik cold
brew, pembuatan tepung mocaf, fermementasi kakao, pembuatan minyak pijat, molang, dan
kegiatan pertanian permakultur. Kegiatan permakultul dan pengolahan produk potensi desa di
lakukan secara berkelompok dan perorangan di dua desa yang terdiri atas 6 dusun yakni Sikka
(80%), Bidara (30%), Wukur (91%), Rotat (59%), Natawulu (42%) dan dota (45%).

 Output 3.1 Raise good governance through public policy related with CP and cultural
activities protection
Sudah ada pembahsan tentang PERDES Perlindungan Anak di dua desa yakni desa Sikka
dan Ladogahar. Sekarang desa Sikka sudah memiliki perdes perlindunngan anak sedangkan di desa
Ladogahar masih dalam proses penetapan. Dengan adanya Perdes menunjukan bahwa Pemerintah
Desa, Masyarakat, orang tua semakin sadar akan pentingnya anak-anak dan haknya dalam
kehidupan bermasyrakat.

 Output 4.1 Establishing organitation placed source professionally as job an function


Berbagai kegiatan peningkatan kapasitas baik korwil, staff dan relawan telah dilakukan baik
oleh tim wilayah maupun dari tim pusat. Peningkatan kapasitas oleh tim wilayah dilakukan dengan
kegiatan evaluasi mingguan dan bulanan. Sedangkan peningkatan kapasitas oleh tim pusat yakni
dengan dilakukan KPI dan pertemuan bulanan. Hasil dari kegiatan ini korwil, staf dan relawan
semakin kompak, cekatan, dan peka terhadap situasi yang dialami dalam tim, anak-anak maupun
orang tua.

V.FINANCIAL SECTION (1 page)


• Summary of semester financial report
Table summary of semester ( ask to FM)

• Analysis of fund delivery to the program (deviation, consistence and activities cost
effectiveness)

VI. EVALUATION OF PROGRESS ACHIEVEMENT (3/4 page)

Perjalanan selama 2 tahun program DDRD di wilayah Desa Ladogahar dan Desa Sikka telah
menunjukkan perkembangan yang baik. Namun dalam pelaksanannya terdapat beberapa kendala
baik dari luar maupun dari tim sendiri yang membuat beberapa kegiatan menjadi tidak terpenuhi,
antara lain:
1. Kelemahan; adapun kelemahan yang dimiliki tim antara lain; koordinasi dengan para
relawan di wilayah dusun yang jauh seperti di Dusun Wukur dan Dota sangat sulit
sehingga mengahambat dalam hal pelaporan kegiatan. Hal ini tidak hanya disebabkan
oleh jarak yang jauh tetapi juga buruknya akses jaringan komunikasi. Selain itu juga tim
mengalami beberapa kali pergantia relawan yang membuat penyesuaian kegiatan harus
kembali dari awal.
2. Ancaman yang dihadapi dari luar; ini berkaitan dengan kendala-kendala yang berasal dari
luar, seperti; berubah-ubahnya jadwal kegiatan akibat berbenturan dengan aktifitas anak
di sekolah dan kendala cuaca, terdapat pergantian kepala desa di dua wilayah yang
menyebabkan koordinasi dengan pemerintah manjadi tersendat. Selanjutnya kurang
minatnya remaja pria untuk ikut dalam kegiatan.
Semua kelemahan dan kendala yang Tim ALIT wilayah Flores hadapi di atas dapat diatasi
dengan kekuatan dan peluang dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, antara lain:
1. Kekuatan; ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh tim ALIT wilayah Flores.
Kekuatan itu meliputi; adanya kesolidan dan kekompakan yang dimiliki oleh tim ALIT
wilayah Flores, kooordinasi dengan tim managemen pusat berlangsung rutin, sebagain
staf dan relawan berasal dari kedua desa dampingan ini sehingga memiliki komitmen
untuk memajukan desa dan tingginya kemauan staf maupun relawan untuk belajar dan
siap dievaluasi.
2. Peluang, ini merupakan dukungan-dukuang yang berasal dari luar, seperti adanya
dukungan baik itu dari pemerintah desa, pemerintah daerah dan orang tua anak.
Selanjutnya keberadaan ALIT yang mulai dikenal public dan adanya keberhasilan 3
remaja yang telah melanjutkan studi di Surabaya semakin memotivasi anak-anak lainnya
untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

VII. RECOMENDATION (1/4 page)


Langkah yang perlu dilakukan oleh tim dalam upaya pencapaian output di semester depan
yakni:
1. terus melakukan evaluasi mingguan dan bulanan baik bersama korwil ataupun meeting
zoom bersama tim pusat.
2. Terus melakukan rapat mingguan yang sangat membantu tim dalam membuat simulasi
kegiatan pada minggu yang kan datang.
3. Terus melakukan koordinasi yang intens dengan Pemerintah dan NGO lainnya
4. Terus secara rutin melakukan home visit untuk meningkatkan kepercayaan orang tua
5. Terus melaukan rapat rutin sekali dalam sebulan yang melibatkan semua staf, relawan
dan Duta desa.
6. Terus mendorong Pemerintah Desa Ladogahar agar memiliki PERDES perlindungan
anak
7. Total mendukung Pemerintah Desa berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan Pemberdayaan dan pengembangan Budaya sebagai Desa Wisata
8. Kerja sama dengan BUMDES masing-masing Desa untuk pengembangan produk orang
tua menjadi produk Desa.
VIII. MISCELLENEOUS (3/4 page)
1.1. Kegiatan Merdeka Belajar

1.2. Perlina dan Jaringan Pertolongan


1.4 Praktek DDRD

2.1 Forum Orangtua dan Praktek produk unggulan desa

2.2. Permakultur Rumahan


3.1 Advokasi

4.1 Pertemuan Bulanan dan Mingguan

IX. CLOSING STATEMENT (1/4 page)


Sebuah pepatah Cina mengatakan; “untuk perjalanan yang beribu mil jauhnya, selalu
dimulai dengan langkah pertama”. Pepatah ini menegaskan perjuangan untuk mengejar cita-
cita selalu harus dimulai oleh langkah pertama. Apabila tidak ada langkah pertama, cita-cita
tetap hanya sebatas impian tetapi apabila kita berani mengambil langkah pertama maka akan
ada langkah berikutnya dan cita-cita dapat digapai. Pepatah ini tentu menginspirasi Tim
wilayah ALIT Flores untuk tidak pernah menyerah dan terus semangat berupaya melakukan
perubahan terhadap masyarakat, terutama anak-anak agar terpenuhi kesejahteraannya.
Kesejahteraan itu sendiri hanya dapat digapai apabila seluruh elemen, baik pemerintah, orang
tua, masyarakat, ALIT, anak dan remaja bersinergi bersama.

Anda mungkin juga menyukai