Flores - Laporan Tahun II (FIX)
Flores - Laporan Tahun II (FIX)
1.3. Young generation have good orientation for they future related with their village
potential sorce
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
1.3.1 Diklat Duta Diklat Duta Nasional diselenggarakan Sekembali dari Diklat remaja
Nasional pada 18 – 28 Juli 2023. Ini kembali menemukan semangat
merupakan moment bagi para duta yang baru untuk
masing-masing wilayah untuk belajar mengembangkan potensi
pengembangan potensi wilayah desanya. Hal ini dibuktikan
mereka masing-masing. Setelah dengan semangat mereka untuk
kembali dari Diklat para peserta akan segera mengaplikasikan hasil
mengkoordinir teman-teman remaja pelatihan yang telah diperoleh ke
di desanya mengembangkan potensi desanya masing-masing. Saat ini
yang ada di desanya. Wilayah Flores para utusan diklat telah mampu
mengutus 1 anak masing-masing dari menghimpun beberapa temannya
Desa Sikka dan Ladogahar untuk untuk berkegiatan bersama.
mengikuti Diklat ini.
Kunjungan Duta Ada 3 orang duta Nasional yang Para remaja Desa mendapatkan
Nasional ke melakukan kunjungan ke wilayah pengalaman yang berharga atas
wilayah Flores Flores. Duta Nasional melakukan kesempatan mendapatkan ilmu
berbagai kegiatan bersama remaja pengembangan potensi Desa.
desa Sikka dan Ladogahar. Adapun Mereka juga mendapat motivasi
kegiatannya meliputi; pelatihan dari Duta Nasional agar tidak
pembuatan dokumentasi, pelatihan takut bermimpi untuk
sabun, kegiatan jelajah desa dan melanjutkan sekolah ke jenjang
pelatihan pembuatan rute destinasi yang lebih tinggi seperti Dea,
wisata serta pembuatan video jelajah salah satu Duta Nasional asala
desa. Sikka.
1.4. Improvement knowledge and among duta and youth how to implementation their
cultural activity
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
1.4.1 Praktek Hasta Dalam semester ini, Praktek hasta brata yang dilakukan
Brata remaja Desa telah selain bertujuan agar warisan adat,
melakukan berbagai tradisi dan kebudayaan tidak punah
kegiatan praktek Hasta juga sangat membantu remaja
Brata seperti; mengenal identitas dirinya. Kegiatan-
a. Wareg: ini berkaitan kegiatan ini telah mampu
dengan cara menumbuhkan kecintaaan mereka
pengolahan makanan. terhadap potensi budaya yang
Kegiatan-kegiatan dimilikinya. Kecintaan ini kemudian
yang sudah dilakukan membuat mereka bangga akan
antara lain; pengolahan budayanya. Dampak yang terlihat
singkong menjadi bolu adalah remaja sudah mulai berani
mocaf, teh dari daun memberikan ide bagaimana
ubi jalar, pengolahan mengembangkan potensi desanya.
kawa menjadi sambal, Mereka diberikan kesempatan untuk
pengolahan sambal terlibat secara langsung dalam
sirumbirung, penyusunan rencana kegiatan yang
pengolahan minuman akan mereka lakukan selama sebulan.
segar dari tamarind.
b. Waras: ini semua
berkaitan dengan
teknik dan cara
pengobatan. Kegiatan
yang dilakukan antara
lain; membuat param
yang disebut molang
oleh warga setempat,
pembuatan minyak
pijat, pembuatan
minyak penenang.
c. Wastra; ini berkaitan
semua yang
berhubungan dengan
apa yang dikenakan
oleh tubuh. Kegiatan
yang telah dibuat
meliputi; praktek
proses menenun,
praktek membuat
selendang tenun,
praktek mengenakan
pakaian adat dengan
benar, praktek
mengenal motif tenun,
praktek membuat
perenggi.
d. Wismo; ini berkaitan
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
dengan hunian,
landscape wilayah.
Kegiatannya meliputi;
kegiatan jelajah desa
dan kegiatan mengenal
rumah adat dan situs-
situs penting di Desa
(Gereja Sikka, Meriam
peninggalan portugis,
watu mahe). Mereka
juga terlibat dala
pembuatan
permakultur rumahan
e. Wasis; yang berkaitan
dengan pendidikan.
Kegiatan yang telah
dibuat seperti Remaja
dan Duta mampu
mendampingi adik-
adiknya saat belajar
dalam kegiatan
merdeka belajar.
f. Waskita; yang
berkaitan dengan
upacara adat dan ritus.
Praktek yang telah
dilakukan anatara lain;
praktek upacara huler
wair (upcara
penerimaan tamu).
Lalu duta terlibat
dalam berbagai upcara
di lingkungannya
seperti upacara logu
senhor, upacara
perarakan patung
bunda Maria, upacara
syukur panen di
Gereja, upacara pire
kleruk, lodong me,
upacara pernikahan
dan kematian.
g. Wicaksana, berkaitan
dengan norma dan
aturan yang mengikat
baik tertulis maupun
lisan. Kegiatannya
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
meliputi terlibat dalam
penyusunan Perdes
Perlindungan Anak di
Sikka, mengenal
larangan-larangan yang
ada di masyrakat.
h. Waruga, yang
berkaitan dengan seni
gerak (tarian dan
beladiri). Kegiatan
yang telah dibuat
seperti rutin berlatih
tarian jata kappa dan
hegong, berlatih tarian
tuku tena, waimajok,
dan toja me.
Pemajuan Budaya Pada periode ini remaja Remaja sendiri yang pertama kali
Desa juga terlibat dalam memunculkan ide untuk membuat
pengolahan produk berbagai aksesoris dari perca tenun dan
desanya, seperti membuat kerang laut. Namun kendala yang
sambal kawa, membuat dihadapi adalah jumlah remaja yan
aksesoris dari kerang, terlibat dalam kegiatan ini sangat
aksesoris dari perca sedikit.
tenun, membuat bunga
dari daun lontar. Selain
itu remaja terlibat
promosi produk saat ada
pameran dan festival di
tingkat kecamatan.
Aksi lingkungan Aksi lingkungan hidup Jumlah peserta yang terlibat dalam
Hidup yang dilakukan pada kegiatan remaja masih sangat sedikit.
semester ini seperti,
kegiatan membersihkan
pantai, kegiatan
pembersihan rumah
ibadah, aksi penanaman
kapas di pekarangan
rumah masing-masing
dan aksi penanman pohon
di wilayah mata air.
Promosi Produk Remaja dan Duta terlibat Duta dan Remaja sudah mampu
Desa untuk mempromosikan menjelaskan segala hal tentang produk
produk orang tua saat desa yang dibuat oleh orang tua.
pameran dan festival yang
diselenggarakan pihak
Act Activity Activity Realisation Progress Made
Code Planned
kecamatan. Selain itu
mereka telah membuat
akun media social yang
mempromosikan produk
desanya.
Temu diskusi Temu diskusi yang Kegiatan ini menghasilkan:
remaja Desa dilakukan sebanyak satu 1. Para remaja yang lama semakin
kali pada masing-masing berkomitmen untuk rutin
Desa. Kegiatan ini berkegiatan.
bertujuan untuk 2. Sudah ada 5 – 6 remaja yang
menghimpun sebanyak- tertarik untuk bergabung
banyaknya remaja utnuk bersama mengikuti kegiatan
nantinya dapat Remaja
berkegiatan bersama
pengembangan potensi
Desa. Agenda kegiatan
yang dilakukan di Desa
Sikka yaitu bermain dan
rekreasi bersam di pantai
Sikka. sedangkan di Desa
Ladogahar dibuat malam
keakraban dan api
unggun.
Pertemuan rutin Pertemuan ini rutin Duta terlibat dalam setiap penyusunan
awal bulan Remaja dilakukan oleh Staf FO rencana kegiatan yang kan mereka
bidang Remaja dan Duta lakukan saat bulan berikutnya.
setiap awal bulan. ini
dilakukan selain untuk
mengevaluasi kegiatan
yang telah berjalan pada
bulan sebelumnya, juga
kesempatan bagi remaja
untuk memberikan ide
kegiatan apa yang kan
dilaksanakan pada bulan
selanjutnya.
Output 1.2 improve ability among children and youth on participation issue of children
rights
Dalam upaya peningkatan kemampuan anak dan remaja dalam isu partisipasi hak anak,
maka setiap bulan dilaksanakan kegiatan PERLINA (Perlindungan Diri). Kegiatan perlina
dilakukan dengan metode bermain sambil belajar, dengan tidak keluar dari modul yang ada. Setiap
unit dikemas dan dilakukan dengan ceria dan kreatif sehingga anak-anak merasa nyaman dan tidak
merasa jenuh dalam kegiatan. Pembahasan di setiap unit PERLINA sangat penting agar anak-anak
dapat berpikir lebih kritis berkaitan dengan situasi dan ancaman yang bisa membahayakan diri
mereka. Lewat kegiatan Perlina, saat ini sebagian besar anak dan remaja semakin kritis terhadap
situasi lingkungan yang membuat mereka tidak nyaman dan berani berkata tidak berkaitan dengan
hal-hal yang bertentangan dengan hak-hak mereka. Melalui kegiatan PERLINA juga anak-anak
sudah mulai berani untuk menyampaikan pendapat dan bertanya berkaitan dengan hal-hal yang
tidak mereka pahami.
Output 1.4 improvement knowledge and skill among Duta on how to implement their
cultural activity
Kegiatan yang dijalankan oleh pendamping ALIT di dua desa sangat membantu duta dan
remaja desa. Duta dan remaja desa sekarang sudah bisa menggali, mengolah dan mempromosikan
potensi desanya. Masing-masing mereka sangat senang karena melalui kegiatan ini mereka bisa
mengetahui banyak hal. Hasilnya banyak duta dan remaja desa yang face out karena melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi da sudah ada 3 anak remaja yang berhasil mendapat beasiswa
untuk masuk ke sebuah kampus ternama di Surabaya. Mereka semakin percaya diri dan aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di kampusnya. Dengan bekal pengalaman selama di ALIT
mereka diberikan pelatihan-pelatihan dan praktek sehingga mereka dibentuk menjadi orang yang
siap berada di lingkungan baru. Mereka semakin mandiri, berani berbicara dan menciptakan
prestasi. Adalah suatu kebanggaan tersendiri baik pada duta dan remaja desa itu sendiri, orang tua,
masyarakat dan pendamping ALIT yang pernah mendampingi mereka.
Output 2.1 Increase income among villagers from their village potency on agriculture
tourism
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh ALIT sebagai upaya meningkatkan ekonomi
keluarga ialah dengan pembuatan demplot permakulture di rumah orang tua dan pelatihan untuk
mengolah produk potensi desa. Hal ini dilakukan mengingat kebutuhan rumah tangga yang
semakin meningkat. Ada beberapa keunggulan dari pembuatan demplot permakulture ialah:
Pertama, dalam satu lahan dapat ditanami beberapa jenis tanaman. Kedua, cara pemeliharaan yang
lebih ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk dan pestisida organic. Di samping itu, ALIT
berupaya membuka pikiran orangtua tentang potensi desa yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi
sumber pendapatan. Kegiatan-kegiatan pengembangan usaha produk untuk meningkatkan ekonomi
keluarga disambut baik oleh para orangtua. Seperti pengolahan minyak kelapa dengan teknik cold
brew, pembuatan tepung mocaf, fermementasi kakao, pembuatan minyak pijat, molang, dan
kegiatan pertanian permakultur. Kegiatan permakultul dan pengolahan produk potensi desa di
lakukan secara berkelompok dan perorangan di dua desa yang terdiri atas 6 dusun yakni Sikka
(80%), Bidara (30%), Wukur (91%), Rotat (59%), Natawulu (42%) dan dota (45%).
Output 3.1 Raise good governance through public policy related with CP and cultural
activities protection
Sudah ada pembahsan tentang PERDES Perlindungan Anak di dua desa yakni desa Sikka
dan Ladogahar. Sekarang desa Sikka sudah memiliki perdes perlindunngan anak sedangkan di desa
Ladogahar masih dalam proses penetapan. Dengan adanya Perdes menunjukan bahwa Pemerintah
Desa, Masyarakat, orang tua semakin sadar akan pentingnya anak-anak dan haknya dalam
kehidupan bermasyrakat.
• Analysis of fund delivery to the program (deviation, consistence and activities cost
effectiveness)
Perjalanan selama 2 tahun program DDRD di wilayah Desa Ladogahar dan Desa Sikka telah
menunjukkan perkembangan yang baik. Namun dalam pelaksanannya terdapat beberapa kendala
baik dari luar maupun dari tim sendiri yang membuat beberapa kegiatan menjadi tidak terpenuhi,
antara lain:
1. Kelemahan; adapun kelemahan yang dimiliki tim antara lain; koordinasi dengan para
relawan di wilayah dusun yang jauh seperti di Dusun Wukur dan Dota sangat sulit
sehingga mengahambat dalam hal pelaporan kegiatan. Hal ini tidak hanya disebabkan
oleh jarak yang jauh tetapi juga buruknya akses jaringan komunikasi. Selain itu juga tim
mengalami beberapa kali pergantia relawan yang membuat penyesuaian kegiatan harus
kembali dari awal.
2. Ancaman yang dihadapi dari luar; ini berkaitan dengan kendala-kendala yang berasal dari
luar, seperti; berubah-ubahnya jadwal kegiatan akibat berbenturan dengan aktifitas anak
di sekolah dan kendala cuaca, terdapat pergantian kepala desa di dua wilayah yang
menyebabkan koordinasi dengan pemerintah manjadi tersendat. Selanjutnya kurang
minatnya remaja pria untuk ikut dalam kegiatan.
Semua kelemahan dan kendala yang Tim ALIT wilayah Flores hadapi di atas dapat diatasi
dengan kekuatan dan peluang dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, antara lain:
1. Kekuatan; ini merupakan kekuatan yang dimiliki oleh tim ALIT wilayah Flores.
Kekuatan itu meliputi; adanya kesolidan dan kekompakan yang dimiliki oleh tim ALIT
wilayah Flores, kooordinasi dengan tim managemen pusat berlangsung rutin, sebagain
staf dan relawan berasal dari kedua desa dampingan ini sehingga memiliki komitmen
untuk memajukan desa dan tingginya kemauan staf maupun relawan untuk belajar dan
siap dievaluasi.
2. Peluang, ini merupakan dukungan-dukuang yang berasal dari luar, seperti adanya
dukungan baik itu dari pemerintah desa, pemerintah daerah dan orang tua anak.
Selanjutnya keberadaan ALIT yang mulai dikenal public dan adanya keberhasilan 3
remaja yang telah melanjutkan studi di Surabaya semakin memotivasi anak-anak lainnya
untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.