Anda di halaman 1dari 43

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 19 P/HUM/2015

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
Memeriksa dan mengadili perkara permohonan hak uji materiil terhadap

do
gu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat Tahun 2014
Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 166),

In
A
dan pengujian materiil Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49 ayat (4), Pasal 50
ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2) huruf d, Pasal 64
ah

lik
ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 113 Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
am

Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 6 Seri E,

ub
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 166), pada tingkat
pertama dan terakhir telah memutuskan sebagai berikut, dalam perkara:
ep
k

1. AHMAD JEJEN, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal


Kampung Rawa Aren RT.002 RW 12 Aren Jaya, Bekasi Timur
ah

R
Kota Bekasi, Jawa Barat, pekerjaan Seketaris Umum;

si
2. DADENG NAZARUDIN, kewarganegaraan Indonesia, tempat

ne
ng

tinggal Kampung Cipanas, RT.002, RW.03 Pasirdoton, Cidahu,


Kabupaten Sukabumi, pekerjaan Ketua;
3. SAIFUL ANAM, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal

do
gu

Pesona Gading Cibitung Blok L 2 Nomor 6, Wanajaya,


Cibitung Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pekerjaan Ketua;
In
A

4. ANSORI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal Ciketing


Barat, RT.003 RW.001 Ciketingudik, Bantargebang, Kota
Bekasi, Jawa Barat, pekerjaan Ketua;
ah

lik

5. AGUS HUMAEDI ABDILLAH, S.T., kewarganegaraan


Indonesia, tempat tinggal Perum Sari Indah Permai B.1/4
m

ub

RT.002 RW 021 Palubomsari, Karawang Timur, Jawa Barat,


pekerjaan Ketua Umum;
ka

ep

6. SARINAH, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal


Perumahan Telaga Pasir Raya Blok AC8, Nomor 18 Serang
ah

Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pekerjaan Ketua Umum;


R

7. WAHIDIN, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal


es
M

Permata Teluk Jambe MM/06, RT.003, RW.018, Kelurahan


ng

on
gu

Halaman 1 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten

si
Karawang, pekerjaan Ketua Umum;
8. MUHAMMAD HAFIDZ, kewarganegaraan Indonesia, tempat

ne
ng
tinggal Jalan Tatya Wuni 4, Blok F5 Nomor 2, Kelurahan
Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
pekerjaan Karyawan PT Danapersaraya Motor Industri;

do
gu 9. ABRORI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
Igirtenjo, RT.003 RW.004 Mlayang, Sirampog, Kabupaten

In
A
Brebes, pekerjaan Karyawan PT Komponen Futaba Nusa
Persada;
ah

lik
10. BENNY ADAM, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
Dusun Duren, RT.017/005 Duren, Klari, Kabupaten Karawang,
pekerjaan Karyawan PT Mondelez Internasional;
am

ub
11. SOFYAN HADI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
Kampung Gandok, RT.002/005 Pakuan, Kota Bogor Selatan,
ep
Jawa Barat, pekerjaan Karyawan PT Indospray Perkasa;
k

12. TAOPIK ZAENAL MUTTAQIN, kewarganegaraan Indonesia,


ah

tempat tinggal Dusun Sukamaju, RT.008/003, Telukjambe


R

si
Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, pekerjaan Karyawan
PT Hagihara Wetsjava Industries;

ne
ng

13. SITI HALIMAH, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal


Kampung Legok, RT.002/004, Sarimukti, Pasirwangi,

do
gu

Kabupaten Garut, pekerjaan Pimpinan Harian;


14. ADITYA BUDHY SANDJAYA, kewarganegaraan Indonesia,
tempat tinggal Citalang Indah Blok 13, 021/005 Citalang,
In
A

Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, pekerjaan Karyawan PT


Gistex Chewon Synthetic;
ah

lik

15. WARSID, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal Cikiwul,


RT.002/004, Bantargerbang, Kota Bekasi, pekerjaan Karyawan
m

ub

PT Metindo Era Sakti;


16. LILI HAMBALI, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
ka

Kampung Bongas, RT.005/002, Cilandak, Cibatu, Kabupaten


ep

Purwakarta, pekerjaan Karyawan PT Sanfu Indonesia;


ah

17. MUHIDIN, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal


R

Kampung Dukuh RT.001/004, Babakan Par, Cidahu,


es

Kabupaten Sukabumi, pekerjaan Karyawan PT Tri Banyan


M

ng

Tirta Sukabumi;
on
gu

Halaman 2 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18. SOHIRUL MUSTOFA, kewarganegaraan Indonesia, tempat

si
tinggal Kampung Keramat Jaya, RT.002/001 Kertaraharja,
Cikembar Kabupaten Sukabumi, pekerjaan Karyawan PT

ne
ng
Glostar Indonesia;
19. KATENO, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal Perum
Mutiara Bumi Metro Blok D3, Nomor 7, Rt.002, Rw.03 Parung

do
gu Kuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pekerjaan Karyawan
PT Nirmala TirtaPutra Sukabumi;

In
A
20. ERNI AMALIA, kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal
Kampung Kubang, RT.003/006, Bojong, Cikembar, Kabupaten
ah

lik
Sukabumi, pekerjaan Karyawan PT Citra Unggul Perkasa;
Selanjutnya memberi kuasa kepada:
1. ARIP YOGIAWAN, S.H.;
am

ub
2. DESTRI TSURAYAYA ISTIQAMAH, S.H.;
3. DHANUR SANTIKO, S.H.;
ep
4. STEVEN SUPRIANTIO, S.H.;
k

5. LASMANA NATALIA HILO PANJAITAN, S.H.;


ah

6. SYAHRI DALIMUNTHE, S.H.;


R

si
7. RIZKY RAMDANI, S.H.;
8. WILLY HANAFI, S.H.;

ne
ng

9. HARDIANSYAH, S.H.;
10. SURYA TJANDRA, S.H., LL.M.;

do
gu

11. ZAINI AFRIZAL, S.H.;


12. ANDRIKO S. OTANG, S.H.;
13. SINTA ROMAIDA, S.H.;
In
A

14. SITI ROHMAH, S.H.I.;


15. ECI ERNAWATI, S.H.;
ah

lik

16. ASTUTI AYU WULANDARI, S.H.;


17. EKO NOVRIANSYAH PUTRA, S.H.;
m

ub

Para Advokat, Asisten Advokat dan Pengabdi Bantuan Hukum


yang tergabung dalam Tim Advokasi Aliansi Jawa Barat,
ka

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 1 Maret 2015;


ep

Selanjutnya disebut sebagai Pemohon;


ah

melawan:
R

GUBERNUR JAWA BARAT, tempat kedudukan di Jalan


es

Diponegoro Nomor 22, Bandung;


M

ng

Selanjutnya memberi kuasa kepada:


on
gu

Halaman 3 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. YESSI ESMIRALDA, S.H., M.H., Kepala Biro Hukum dan HAM

si
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
2. DENNY WAHJUDIN, S.H., M.H., Kepala Bagian Bantuan

ne
ng
Hukum dan HAM pada Biro Hukum dan HAM Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat;
3. TATANG FIRMANSYAH, S.H., M.H., Kepala Sub Bagian

do
gu Litigasi pada Biro Hukum dan HAM Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat;

In
A
4. YUSUF SUPRIATNA, S.H., Kepala Sub Bagian Non Litigasi
pada Biro Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
ah

lik
Barat;
5. DEWI MARTININGSIH, S.H., M.H., Kepala Sub bagian HAM
pada Biro Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
am

ub
Barat;
6. FIRMAN N. ALAMSYAH, S.H., M.H., Pelaksana pada Biro
ep
Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
k

7. M. FAHMI HAIKAL, S.H., Pelaksana pada Biro Hukum dan


ah

HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;


R

si
8. DADI ANDRIYANDI NUGRAHA, S.H., Pelaksana pada Biro
Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;

ne
ng

9. ARIZ EKHA SUPRAPTO, S.H., Pelaksana pada Biro Hukum


dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;

do
gu

Kesemuanya beralamat di Kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan


Diponegoro Nomor 22, Bandung, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus Nomor 180/18/Hukham, tanggal 23 Maret 2015;
In
A

Selanjutnya disebut sebagai Termohon;


Mahkamah Agung tersebut;
ah

lik

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


DUDUK PERKARA
m

ub

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 4


Maret 2015 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung pada tanggal 5
ka

Maret 2015 dan diregister dengan Nomor 19 P/HUM/2015 telah mengajukan


ep

permohonan hak uji materiil terhadap Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
ah

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran


R

Daerah Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
es

Provinsi Jawa Barat Nomor 166), dan pengujian materiil Pasal 22, Pasal 33 ayat
M

ng

(3), Pasal 49 ayat (4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3),
on
gu

Halaman 4 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 62 ayat (2) huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan

si
ayat (2), serta Pasal 113 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa

ne
ng
Barat Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 166), dengan dalil-dalil yang pada pokoknya sebagai berikut:
I. Kewenangan Mahkamah Agung:

do
gu 1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (2) UUD 1945,
selengkapnya kami kutip berbunyi: “Kekuasaan kehakiman dilakukan

In
A
oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
ah

lik
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”;
Ketentuan Pasal 24A ayat (1) UUD 1945, juga menegaskan, bahwa:
am

ub
“Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
ep
undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
k

oleh undang-undang”;
ah

2. Bahwa ketentuan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia


R

si
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran

ne
ng

Negara Republik Indonesia Nomor 3316) [Bukti P-3] sebagaimana yang


telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

do
gu

Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
In
A

Nomor 4958) [selanjutnya disebut Undang-Undang 3/2009, Bukti P-3A],


yang berbunyi:
ah

lik

“Mahkamah Agung mempunyai wewenang menguji secara materiil


hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah ini Undang-
m

ub

undang”;
3. Bahwa karena objek permohonan pengujian ini adalah Perda 6/2014,
ka

dan muatan materi ketentuan Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49 ayat
ep

(4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62
ah

ayat (2) huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan
R

ayat (2), serta Pasal 113 Perda 6/2014, terhadap Undang-Undang


es

13/2003, maka Mahkamah Agung berwenang untuk melakukan


M

ng

pengujian atas peraturan a quo terhadap Undang-Undang 13/2003;


on
gu

Halaman 5 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II. Kedudukan Hukum (legal standing) Para Pemohon;

si
1. Bahwa sebagaimana dimaksud Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009, menyatakan: “Permohonan sebagaimana

ne
ng
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh pihak yang
menganggap haknya dirugikan oleh berlakunya peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang, yaitu:

do
gu a. Perorangan warga negara Indonesia;
b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai

In
A
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang; atau
ah

c. Badan hukum publik atau badan hukum privat”;

lik
2. Bahwa Pemohon I-IV, merupakan pimpinan dari Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dan Perkumpulan Perdata, yaitu sebagai kelompok orang yang
am

ub
mempunyai kepentingan sama, dengan merujuk pada Pasal 28C ayat
(2) dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
ep
Indonesia Tahun 1945, serta doktrin “organization standing” (legal
k

standing), yang selama ini mempunyai kepedulian serta menjalankan


ah

aktifitasnya dalam perlindungan dan penegakan hak-hak dasar buruh di


R

si
Indonesia, yang tugas dan peranan Pemohon I -IV dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan perlindungan, pembelaan dan penegakan keadilan

ne
ng

terhadap hak-hak konstitusional kaum buruh di Indonesia, tanpa


membedakan jenis kelamin, suku bangsa, ras, dan agama yang

do
gu

memiliki tujuan untuk menggalang persatuan kaum buruh dalam


mewujudkan hubungan perburuhan yang adil, dengan melakukan
pembelaan terhadap perbedaan penafsiran hukum perburuhan, serta
In
A

melakukan protes terhadap segala kebijakan pengusaha, maupun


kebijakan pemerintah yang tidak menjamin hak-hak buruh,
ah

lik

sebagaimana diperlihatkan di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga (AD/ART) Pemohon 1-5 dan (Bukti P-4 dan P4A-P4D);
m

ub

Sedangkan, Pemohon 6-20 adalah perseorangan warga negara


Indonesia, yang juga sebagai anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh
ka

dan anggota Serikat Petani (Bukti P-4E dan Bukti P-4S) yang masih
ep

aktif bekerja;
ah

3. Bahwa dengan berlakunya Perda 6/2014 dan norma dalam ketentuan


R

Pasal 49 ayat (4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat
es

(3), Pasal 62 ayat (2) huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69
M

ng

ayat (1) dan ayat (2) Perda 6/2014, para Pemohon kehilangan jaminan,
on
gu

Halaman 6 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perlindungan dan kepastian hukum, akibat tumpang tindihnya,

si
penghilangan, dan copy paste dari Undang-Undang 13/2003;
Berdasarkan uraian tersebut di atas, para Pemohon memiliki kedudukan

ne
ng
hukum sebagai para Pemohon dalam permohonan pengujian Formil Perda
6/2014, dan pengujian Materiil Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49 ayat
(4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2)

do
gu huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2), serta
Pasal 113 Perda 6/2014, terhadap Undang-Undang 13/2003;

In
A
III. Alasan-Alasan Permohonan Para Pemohon:
A. Pengujian Formil:
ah

lik
1. Bahwa pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
am

ub
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri
ep
tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur,
k

dan merata, baik materiil maupun spiritual;


ah

Pembangunan ketenagakerjaan harus diatur sedemikian rupa


R

si
sehingga terpenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi
tenaga kerja dan buruh serta pada saat yang bersamaan dapat

ne
ng

mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia


usaha;

do
gu

2. Bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pada tanggal 25 Maret


2003, Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia telah
mengesahkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
In
A

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
ah

lik

Republik Indonesia Nomor 4279) [selanjutnya disebut Undang-


Undang 13/2003, vide Bukti P-2], yang mengatur mengenai hak dan
m

ub

kewajiban pekerja, pengusaha serta tanggung jawab pemerintah;


3. Bahwa Kepala Daerah setelah mendapatkan persetujuan dari
ka

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat menetapkan Peraturan


ep

Daerah, berdasarkan ketentuan Pasal 136 ayat (1) Undang-Undang


ah

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


R

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor


es

125) [selanjutnya disebut Undang-Undang 32/2004, Bukti P-5], yang


M

ng

sleengkapnya kami kutip berbunyi:


on
gu

Halaman 7 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Perda ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat

R
persetujuan bersama DPRD”;

si
Atas ketentuan tersebut, Gubernur Daerah Provinsi Jawa Barat,

ne
ng
pada tanggal 24 Juli 2014 telah menetapkan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat Tahun 2014

do
gu Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 166), [selanjutnya disebut Perda 6/2014, vide Bukti P-1];

In
A
4. Bahwa keberadaan Perda harus berisi penyelenggaraan otonomi
daerah, tugas pembantuan, dan penjabaran peraturan perundang-
ah

lik
undangan, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
am

ub
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234) [selanjutnya disebut
ep
Undang-Undang 12/2011, Bukti P-6], yang selengkapnya kami kutip
k

berbunyi:
ah

“Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah


R

si
Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta

ne
ng

menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut


Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi”;

do
gu

5. Bahwa secara juridis, buruh bebas memilih dan menentukan


nasibnya, bebas memilih dan menentukan pekerjaan yang
disukainya. Hal ini dapat dipahami, karena prinsip konstitusi di
In
A

negara kita adalah: tidak seorang-pun boleh diperbudak, diperulur


dan diperhamba. Perbudakan dan perhambaan merupakan
ah

lik

perbuatan yang melanggar hak asasi manusia;


Namun secara sosiologis kemasyarakatan, buruh merupakan orang
m

ub

yang tidak bebas, karena ia terpaksa bekerja karena tidak


mempunyai bekal hidup berupa keahlian dan ketrampilan, selain
ka

tenaganya dan mengikuti keinginan pengusaha;


ep

Untuk melindungi tenaga kerja, ditetapkan dengan cara menetapkan


ah

peraturan dari pemerintah yang bersifat heteronom, dan peraturan


R

yang dibuat oleh pengusaha itu sendiri atau bersama-sama dengan


es

serikat buruh yang bersifat otonom;


M

ng

on
gu

Halaman 8 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa sifat hukum

si
ketenagakerjaan adalah melindungi pihak yang lemah dan
menempatkan mereka pada kedudukan yang layak bagi

ne
ng
kemanusiaan, dan untuk mendapatkan keadaan sosial dalam
lapangan ketenagakerjaan yang pelaksanaannya diselenggarakan
dengan jalan melindungi pekerja terhadap kekuasaan pengusaha

do
gu yang tidak terbatas;
6. Oleh karenanya, maka Negara c.q. Pemerintah c.q. Pemerintah

In
A
Daerah bertanggungjawab untuk memberikan jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum bagi buruh sebagai pihak yang
ah

lik
kedudukannya lebih lemah apabila dibandingkan dengan
pengusaha, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 28D
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
am

ub
1945, yang kami kutip berbunyi:
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
ep
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
k

hukum”;
ah

7. Bahwa alih-alih untuk memberikan perlindungan kepada


R

si
masyarakat Jawa Barat, dalam hal ini kaum pekerja/buruh, dalam
menghadapi globalisasi dan segala akibatnya, masyarakat malah

ne
ng

dikorbankan untuk semata-mata kepentingan modal dan investasi.


Sebuah Perda haruslah berisi materi muatan dalam rangka

do
gu

penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta


menampung kondisi khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, guna melindungi
In
A

masyarakatnya dan bukan sebaliknya malah menindas;


Keberadaan Perda 6/2014 justru mengabaikan rumusan ketentuan
ah

lik

yang diatur dalam Pasal 14 Undang-Undang 12/2011, yaitu:


1) Tidak adanya “Naskah Akademik” yang memberi dasar
m

ub

pertimbangan ilmiah perlunya Perda a quo;


Hingga disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
ka

(DPRD) Provinsi Jawa Barat dan diundangkan oleh Sekretaris


ep

Daerah Provinsi Jawa Barat tanggal 25 Juli 2014, tidak pernah


ah

ada sebuah “Naskah Akademik” yang memberikan dasar


R

pertimbangan mengenai konsepsi Rancangan Peraturan


es

Daerah Provinsi yang meliputi latar belakang dan tujuan


M

ng

penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan, pokok pikiran,


on
gu

Halaman 9 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lingkup, atau objek yang akan diatur, jangkauan dan arah

si
pengaturan, serta pengkajian, harmonisasi dan penyelarasan
dengan peraturan perundang-undangan lainnya yang lebih

ne
ng
dahulu ada di Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Barat;
Padahal keberadaan sebuah “Naskah Akademik” adalah
penting, agar tidak terjadi salah perhitungan dan kesalahan

do
gu logika akan dampak keberadaan sebuah Perda Provinsi,
sebagaimana yang digariskan dalam ketentuan Pasal 17 dan

In
A
Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang 12/2011;
2) Penyusunan dan Pengesahan Perda 6/2014 dilakukan secara
ah

lik
terburu-buru oleh DPRD dan Gubernur;
Perda 6/2014 yang keberlakuannya cenderung dipaksakan
karena mengejar “target” berakhirnya masa keanggotaan
am

ub
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat
ini juga telah disahkan dengan terburu-buru, bahkan di tengah
ep
riuhnya pesta demokrasi di negeri ini (Pemilihan Presiden dan
k

Wakil Presiden Tahun 2014), dan belum dikonsultasikan


ah

dengan pimpinan serikat pekerja-serikat pekerja yang duduk


R

si
dalam keanggotaan Lembaga Kerja Sama Tripartit Provinsi dan
Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Barat;

ne
ng

Rekayasa yang dilakukan oleh DPRD Provinsi Jawa Barat untuk


memberikan pembenaran terhadap upaya mereka memaksakan

do
gu

golnya Perda a quo, adalah dengan cara memilih pribadi-pribadi


tertentu yang menjadi pengurus serikat buruh dan bukan
mewakili organisasinya, yang diundang hanya dalam rangka
In
A

untuk menggugurkan telah dilakukannya rapat konsultasi


dengan unsur serikat buruh, tanpa melibatkan unsur serikat
ah

lik

buruh lain yang ada di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat,


yang telah lebih dahulu mengesahkan Peraturan Daerah
m

ub

Penyelenggaraan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari


harmonisasi dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
ka

lainnya;
ep

Kesan terburu-buru dapat dibuktikan dari terbaliknya


ah

penempatan konsideran mengingat pada angka 16 dan 17,


R

yaitu mengenai penempatan Undang-undang Nomor 24 Tahun


es

2011 lalu penempatan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011.


M

ng

on
gu

Halaman 10 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Serta pula pada ketentuan Pasal 108 huruf d dan f, yang

si
mempunyai tulisan dan makna yang sama;
3) Materi Muatan Perda 6/2014 banyak yang hanya Copy Paste

ne
ng
dari Undang-Undang 13/2003, serta Tidak Harmonis antara
Pasal per Pasal;
Keberadaan sebuah Peraturan Daerah, layaknya diharapkan

do
gu sebagai hasil dari penelitian atau pengkajian hukum dan hasil
penelitian lainnya, terhadap suatu masalah tertentu yang dapat

In
A
dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai solusi terhadap
permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat;
ah

lik
Seyogyanya pula, materi muatan dalam Peraturan Daerah
adalah sebagai penjabaran dari peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, sebagaimana amanat ketentuan Pasal 14
am

ub
Undang-Undang 12/2011. Sehingga, materi muatan dalam
Peraturan Daerah bukan mengganti kalimat-kalimat yang sama
ep
dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, agar
k

terlihat bukan copy paste, padahal memiliki makna yang sama


ah

atau ternyata jauh lebih buruk;


R

si
Ketentuan Perda 6/2014 yang mempunyai muatan materi dari
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, di antaranya

ne
ng

adalah sebagai berikut:


a. Pasal 7 mempunyai muatan materi yang sama dengan

do
gu

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


18 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik di
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, khususnya
In
A

Pasal 14 [Bukti P-7];


b. Pasal 14 – Pasal 19 mempunyai muatan materi yang sama
ah

lik

dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan
m

ub

Sistem Pelatihan Kerja Nasional di Daerah, khususnya


Pasal 2 [Bukti P-8];
ka

c. Pasal 44 mempunyai muatan materi yang sama dengan


ep

Bagian Kedua dan Bagian Ketiga Peraturan Menteri Tenaga


ah

Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata


R

Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing [Bukti P-9];


es

Dalam Perda 6/2014, hanya terdapat 3 (tiga) sub judul yang


M

ng

tidak terdapat dalam Undang-Undang 13/2003 maupun


on
gu

Halaman 11 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

si
lainnya, yaitu Bab tentang Lembaga Penyedia Jasa Penata
Laksana Rumah Tangga, Bab tentang Fasilitas Kesejahteraan

ne
ng
Pekerja/Buruh, dan Bab tentang Insentif Pengusaha/
Perusahaan;
Selain itu, ketentuan Pasal 62 ayat (2) huruf d dengan Pasal 70,

do
gu terkait peralihan hubungan kerja terlihat kontradiktif, serta Pasal
108 dan Pasal 111 Perda 6/2014 yang mengatur ketentuan

In
A
larangan dan ketentuan pidana, senyatanya saling bertentangan
(non harmonis) dengan ketentuan Pasal 47 Perda 6/2014, yang
ah

lik
mengatur kewajiban dari hal-hal yang dilarang dalam kedua
pasal tersebut;
4) Perda 6/2014 banyak memberikan “cek kosong” kepada
am

ub
Pemerintah Daerah dan Perangkat Daerah yang cenderung
“executive heavy”, dan membuka peluang Korupsi;
ep
Untuk pelaksanaannya, Perda 6/2014 memandatkan
k

pembuatan Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan


ah

Gubernur, Kewenangan Gubernur, Pemerintah Kabupaten/Kota


R

si
dan Dinas Tenaga Kerja untuk memberikan Izin, yang secara
prosedural telah bersifat “executive heavy” dengan memberikan

ne
ng

kewenangan berlebihan kepada kekuasaan eksekutif yang


sedang berkuasa. Hal ini juga dapat diartikan bahwa Perda

do
gu

6/2014 jelas-jelas akan menyerahkan nasib buruh di Provinsi


Jawa Barat semata-mata pada kebijakan politik penguasa
eksekutif;
In
A

Dapatlah diduga bahwa berbagai peraturan pelaksanaan dan


izin-izin di bawah Perda 6/2014 akan dapat berubah-ubah
ah

lik

mengikuti kepentingan dan kebijakan politik ekonomi penguasa


eksekutif, tanpa harus mengkonsultasikannya dengan wakil-
m

ub

wakil rakyat di lembaga legislatif DPRD Provinsi,


Kabupaten/Kota. Berikut aturan pelaksana dan kewenangan
ka

pemberian izin yang dimandatkan dalam Perda 6/2014:


ep

- 1 Peraturan Daerah:
ah

[Pasal 46 ayat (2)];


R

- 16 Peraturan Gubernur:
es

[Pasal 7 ayat (3), Pasal 10 ayat (3), Pasal 12 ayat (4), Pasal
M

ng

14 ayat (4), Pasal 27, Pasal 30 ayat (4), Pasal 37 ayat (2),
on
gu

Halaman 12 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 41 ayat (3), Pasal 43 ayat (5), Pasal 73, Pasal 82 ayat

si
(2), Pasal 83 ayat (4), Pasal 90 ayat (4), Pasal 103 ayat (1),
Pasal 106 ayat (2), dan Pasal 109 ayat (2)];

ne
ng
- 2 Keputusan Gubernur:
[Pasal 24 ayat (2), dan Pasal 83 ayat (1) huruf b];
- 7 Izin Gubernur:

do
gu [Pasal 18 ayat (2), Pasal 34 ayat (4), Pasal 41 ayat (1), Pasal
42 ayat (4), Pasal 44 ayat (3), Pasal 45 ayat (1), dan Pasal

In
A
78 ayat (2)];
- 3 Izin PemKab/Kota:
ah

lik
[Pasal 18 ayat (3) huruf a, dan Pasal 75 ayat (2) huruf e];
- 14 Izin Dinas:
[Pasal 36 ayat (2), Pasal 40 ayat (1), Pasal 42 ayat (3), Pasal
am

ub
44 ayat (2), Pasal 50 ayat (2), Pasal 55 ayat (3), Pasal 56,
Pasal 63 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 64 ayat (2), Pasal 65
ep
ayat (2) huruf b, Pasal 66 ayat (1), Pasal 96 ayat (1), serta
k

Pasal 97 ayat (5)];


ah

Selain itu, pemberian kewenangan yang diatur dalam ketentuan


R

si
Pasal 6 Perda 6/2014, telah membuka peluang lahan korupsi
baru, sebagaimana yang dimaksud ketentuan Pasal 38 dan

ne
ng

Pasal 46 ayat (2) Perda 6/2014 yang mengatur penetapan


besaran tarif retribusi perpanjangan IMTA, dan pemungutan

do
gu

biaya penempatan tenaga kerja dari tenaga kerja. Meskipun


untuk golongan dan jabatan tertentu, akan tetapi justru karena
tidak ditentukan golongan dan jabatan tertentu, maka berpotensi
In
A

penetapan golongan dan jabatan tersebut, akan menjadi bola


liar dan bebas aktif untuk menentukan sendiri;
ah

lik

8. Bahwa dengan demikian, para Pemohon memohon kepada Yang


Mulia Majelis Hakim Mahkamah Agung, untuk menyatakan
m

ub

Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6


Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan tidak
ka

memenuhi ketentuan pembentukan undang-undang berdasarkan


ep

UUD 1945 dan harus dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum


ah

mengikat;
R

es

B. Pengujian Materiil:
M

ng

on
gu

Halaman 13 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Pasal 22 Perda 6/2014 bertentangan dengan Pasal 5 Undang-

si
Undang 13/2003;
Pasal 22 Perda 6/2014, merupakan ketentuan yang mengatur

ne
ng
tentang syarat Pemagangan yang diharapkan dapat menjadi tenaga
ahli atau setidak-tidaknya dapat dipekerjakan dan berkarya serta
menghasilkan produk atau jasa yang dapat memberikan

do
gu keuntungan bagi perusahaan pemberi kerja;
Ketentuan pemagangan juga dapat dikualifikasikan sebagai masa

In
A
dimana seorang calon pekerja menjalani masa percobaan, yang
membutuhkan kejelasan mengenai kelanjutan hubungan kerja serta
ah

lik
kepastian untuk tetap dapat pekerjaan, sebagaimana amanat
konstitusi Pasal 27 ayat (2) UUD 1945, yang juga diatur dalam
Pasal 5 Undang-Undang 13/2003;
am

ub
Ketentuan pasal a quo, senyatanya tidak memberikan jaminan
perlindungan dan kepastian kelanjutan hubungan kerja seorang
ep
calon pekerja yang telah selesai menjalani masa pemagangan
k

selama 6 (enam) bulan. Sehingga, ketentuan Pasal 22 Perda


ah

6/2014 merupakan ketentuan yang bertentangan dengan Pasal 27


R

si
ayat (2) UUD 1945 sub. Pasal 5 Undang-Undang 13/2003;
2. Pasal 33 ayat (3) Perda 6/2014 mengandung keragu-raguan;

ne
ng

Pasal 33 ayat (3) Perda 6/2014, mengatur tentang: “Lowongan kerja


dapat bersifat bekerja penuh 8 (delapan) jam/hari, bekerja tidak

do
gu

penuh kurang dari 3 (tiga) jam/hari, atau bekerja paruh waktu”;


Dalam ketentuan Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang 13/2003,
ditegaskan mengenai pembagian jam dan waktu kerja, yaitu 8
In
A

(delapan) jam kerja/hari dengan 5 (lima) hari kerja atau 7 (tujuh) jam
kerja/hari dengan 6 (enam) hari kerja;
ah

lik

Tidak diaturnya secara spesifik mengenai 8 (delapan) jam kerja/hari


dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) Perda 6/2014 telah menimbulkan
m

ub

keragu-raguan, apakah untuk 5 (lima) hari atau 6 (enam) hari kerja;


3. Pasal 49 ayat (4) Perda 6/2014 bertentangan dengan Pasal 52
ka

Undang-Undang 13/2003;
ep

Pasal 49 ayat (4) Perda 6/2014, menegaskan bahwa: “Perjanjian


ah

kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling rendah


R

memenuhi syarat:
es

(a) Klasifikasi besar kecil perusahaan;


M

ng

(b) Kesepakatan kedua belah pihak;


on
gu

Halaman 14 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(c) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;

si
(d) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
(e) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan:

ne
ng
ketertiban umum; kesusilaan; dan peraturan perundang-
undangan”;
Dalam ketentuan ayat selanjutnya, hanya mengatur akibat hukum

do
gu sepanjang mengenai perjanjian kerja yang tidak memenuhi syarat
(a) klasifikasi besar kecil perusahaan, dan (b) kesepakatan kedua

In
A
belah pihak, dapat dibatalkan;
Tetapi tidak mengatur mengenai akibat hukum sepanjang mengenai
ah

lik
perjanjian kerja yang tidak memenuhi syarat (c) kemampuan atau
kecakapan melakukan perbuatan hukum, (d) adanya pekerjaan
yang diperjanjikan, dan (e) pekerjaan yang diperjanjikan tidak
am

ub
bertentangan dengan: ketertiban umum; kesusilaan; dan peraturan
perundang-undangan;
ep
Sedangkan dalam ketentuan Pasal 52 ayat (3) Undang-Undang
k

13/2003 menegaskan, “Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak


ah

yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud


R

si
dalam ayat (1) huruf c dan d (adanya pekerjaan yang diperjanjikan,
dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan

ne
ng

ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan


yang berlaku) batal demi hukum”;

do
gu

Pengaturan akibat hukum dari batalnya demi hukum (null and void)
dari sebuah perjanjian kerja yang bertentangan dengan ketentuan
Pasal 52 ayat (1) huruf c dan d Undang-Undang 13/2003, atau tidak
In
A

memenuhi syarat ketentuan Pasal 49 ayat (4) huruf d dan e Perda


6/2014, merupakan pengaturan yang amat penting dan menentukan
ah

lik

untuk menilai, apakah suatu hubungan kerja dapat digolongkan


sebagai perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak) atau perjanjian
m

ub

kerja waktu tidak tertentu (tetap);


Tidak terpenuhinya syarat dalam sebuah perjanjian kerja waktu
ka

tertentu (kontrak), dapat mengakibatkan perjanjian kerja waktu


ep

tertentu dimaksud telah dibuat bertentangan terhadap ketentuan


ah

peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU 13/2003), yaitu


R

dengan terlanggarnya ketentuan Pasal 59 ayat (1), ayat (2), ayat


es

(4), ayat (5) dan ayat (6) Undang-Undang 13/2003. Sehingga,


M

ng

on
gu

Halaman 15 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perjanjian kerja waktu tertentu yang bertentangan dengan

si
perundang-undangan, berakibat batal demi hukum;
Penghilangan akibat hukum dari batalnya demi hukum dalam Perda

ne
ng
6/2014, merupakan kejahatan terhadap hak mendapatkan kepastian
bekerja yang layak sebagaimana jaminan dari hak dasar setiap
orang, termasuk masyarakat Provinsi Jawa Barat, yang telah diatur

do
gu dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

In
A
4. Pasal 50 ayat (2) Perda 6/2014 bertentangan dengan Pasal 59 ayat
(2) Undang-Undang 13/2003;
ah

Pasal 50 ayat (2) Perda 6/2014 menegaskan bahwa: “Penetapan

lik
jenis pekerjaan yang dapat diperjanjikan dengan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu dibuat dan ditetapkan oleh perusahaan dan Serikat
am

ub
Pekerja/Wakil Pekerja untuk kemudian didaftarkan pada Dinas”;
Penyerahan penetapan jenis pekerjaan yang dapat diperjanjikan
ep
dengan perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak) kepada perusahaan
k

dan serikat pekerja/wakil pekerja, merupakan mekanisme pasar


ah

kerja secara bebas sebebasnya (flexible labour market);


R

si
Dengan hilangnya nuansa protektif sebagai tanggungjawab dan
peranan Negara c.q. Pemerintah c.q. Pemerintah Daerah sebagai

ne
ng

pelindung pekerja/buruh dalam menentukan jenis pekerjaan yang


dapat diperjanjikan dengan perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak),

do
gu

maka sama saja pekerja/buruh dibiarkan sendirian menghadapi


ganasnya kekuatan pasar dan kekuatan modal, yang hanya akan
menjadi komoditas atau barang dagangan di sebuah pasar tenaga
In
A

kerja, yang bisa dipakai ketika perlu dan bisa dibuang begitu sudah
tidak menguntungkan lagi;
ah

lik

Ketentuan Pasal 50 ayat (2) Perda 6/2014 dapat membuat


kesenjangan sosial yang semakin menganga antara yang kaya dan
m

ub

yang miskin (Beyond the New Paternalism, Basic Security as


Equality: 2002, Guy Standing), karena kekuatan modal akan
ka

memaksa pengurus serikat pekerja/wakil pekerja untuk menyetujui


ep

jenis pekerjaan yang dapat diperjanjikan dengan perjanjian kerja


ah

waktu tertentu (kontrak);


R

Selain itu, ketentuan Pasal 50 ayat (2) Perda 6/2014 bertentangan


es

dengan Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang 13/2003 Juncto Pasal 2


M

ng

ayat (2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


on
gu

Halaman 16 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Republik Indonesia Nomor 100/Men/VI/2004 tentang Pelaksanaan

si
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu [selanjutnya disebut Kepmenaker
100/2004, Bukti P-10], yang menegaskan bahwa: “Menteri dapat

ne
ng
menetapkan ketentuan PKWT khusus untuk sektor usaha dan atau
pekerjaan tertentu”;
Dengan demikian, maka penentuan jenis sektor usaha atau

do
gu pekerjaan yang dapat diperjanjikan dengan perjanjian kerja waktu
tertentu (kontrak) adalah kewenangan Menteri yang bertanggung

In
A
jawab di bidang ketenagakerjaan, bukan diserahkan kepada
pengusaha dan serikat pekerja/wakil pekerja;
ah

lik
5. Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2) huruf d, Pasal
64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2) Perda
6/2014 bertentangan dengan Pasal 66 ayat (4) Undang-Undang
am

ub
13/2003;
Ketentuan Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2)
ep
huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat
k

(2) Perda 6/2014, justru melanggengkan sistem kerja outsourcing


ah

yang terus menuai protes dan perlawanan dari serikat


R

si
pekerja/serikat buruh di Provinsi Jawa Barat;
Pasal 58 ayat (2) Perda 6/2014 yang menegaskan bahwa:

ne
ng

“Hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat


dialihkan menjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan

do
gu

perusahaan pemberi pekerjaan”, nyata-nyata bertentangan dengan


ketentuan Pasal 66 ayat (4) Undang-Undang 13/2003 yang
menegaskan bahwa: “Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud
In
A

pada ayat (1), ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf d serta ayat (3)
tidak terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara
ah

lik

pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh beralih


menjadi hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan
m

ub

pemberi pekerjaan”;
Patut diduga, Perda 6/2014 dibuat semata-mata bukan kebutuhan
ka

nyata pekerja/buruh Provinsi Jawa Barat, tetapi karena tekanan


ep

kepentingan pemilik modal yang menginginkan sistem kerja alih


ah

daya (outsourcing) tetap dapat diberlakukan di Provinsi Jawa Barat;


R

Banyaknya protes dan perlawanan serikat pekerja yang meminta


es

Pemerintah melalui instansi yang bertanggungjawab dibidang


M

ng

ketenagakerjaan, untuk melakukan pemeriksaan dan menyatakan


on
gu

Halaman 17 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perjanjian kerja alih daya (outsourcing) demi hukum beralih menjadi

si
perjanjian kerja dengan perusahaan pemberi pekerjaan,
mengakibatkan pemilik modal memaksakan Pasal 58 ayat (2) Perda

ne
ng
6/2014 untuk seolah-olah menjadi lex specialist dari ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya, dan menjadi bagian dari
penyelenggaraan otonomi daerah;

do
gu Ketentuan Pasal 60 ayat (3) dan Pasal 69 ayat (1) serta ayat (2)
Perda 6/2014, yang secara tegas mengatur bahwa perubahan

In
A
status perjanjian kerja alih daya (outsourcing) menjadi perjanjian
kerja waktu tidak tertentu (tetap), setelah melebihi masa kerja di
ah

lik
atas 3 (tiga) tahun tanpa mempertimbangkan jenis pekerjaan yang
dapat diperjanjikan dengan perjanjian alih daya (outsourcing)
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 65 ayat (2) dan Pasal
am

ub
66 ayat (1) Undang-Undang 13/2003 Juncto Pasal 3 ayat (2) dan
Pasal 17 ayat (3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
ep
Republik Indonesia Nomor Per-19 Tahun 2012 tentang Syarat-
k

Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada


ah

Perusahaan Lain [selanjutnya disebut Permenaker 19/2012, Bukti


R

si
P-11], bertentangan dengan Pasal 65 ayat (8) dan Pasal 66 ayat (4)
Undang-Undang 13/2003;

ne
ng

Penyimpangan sebuah perjanjian kerja alih daya (outsourcing) yang


hanya untuk usaha pelayanan kebersihan (cleaning service),

do
gu

penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering), tenaga


pengaman (security), jasa penunjang di pertambangan dan
perminyakan, serta penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh, maka
In
A

demi hukum dan seketika perjanjian kerja alih daya (outsourcing)


beralih menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu (tetap), yang
ah

lik

tidak perlu menunggu hingga masa kerja telah melebihi 3 (tiga)


tahun, dan juga tidak perlu telah memenuhi kriteria berprestasi,
m

ub

terampil dan disiplin seperti yang diatur Pasal 69 ayat (2) Perda
6/2014;
ka

Pasal 62 ayat (2) huruf d Perda 6/2014 secara tegas menerangkan


ep

bahwa: “Perselisihan yang muncul menjadi tanggungjawab


ah

Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP)”, bertentangan dengan


R

ketentuan Pasal 65 ayat (8) dan Pasal 66 ayat (4) Undang-Undang


es

13/2003, dan semakin memperlihatkan adanya kepentingan pemilik


M

ng

modal yang menginginkan sistem kerja alih daya (outsourcing) tetap


on
gu

Halaman 18 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diberlakukan, dan tidak menyentuh atau melibatkan perusahaan

si
pemberi pekerjaan;
Ketentuan tersebut akan menggiring proses perselisihan sebagai

ne
ng
akibat hukum dari penyimpangan perjanjian kerja alih daya
(outsourcing) yang hanya untuk usaha pelayanan kebersihan
(cleaning service), penyediaan makanan bagi pekerja/buruh

do
gu (catering), tenaga pengaman (security), jasa penunjang di
pertambangan dan perminyakan, serta penyediaan angkutan bagi

In
A
pekerja/buruh, menjadi tanggungjawab perusahaan penyedia jasa
pekerja (perusahaan outsourcing);
ah

lik
Ketentuan Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5) Perda 6/2014 justru
memperlemah peran Dinas Tenaga Kerja yang mempunyai tugas
dan peranan untuk melakukan pemeriksaan terhadap tindak
am

ub
penyimpangan/pelanggaran norma Undang-Undang 13/2003 yang
bukan mengandung unsur tindak pidana, dan menerbitkan nota
ep
pemeriksaan serta nota penetapan tertulis yang memerintahkan
k

kepada pengusaha untuk melaksanakan ketentuan norma dalam


ah

Undang-Undang 13/2003;
R

si
Dengan berlakunya Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5) Perda 6/2014,
peran Dinas Tenaga Kerja yang telah diatur dalam Undang-Undang

ne
ng

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan


Berlakunya Undang-undang Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

do
gu

Indonesia untuk seluruh Indonesia [selanjutnya disebut Undang-


Undang 3/1951, Bukti P-12], menjadi hilang dan tumpul;
Dinas Tenaga Kerja hanya membuat catatan dan meminta
In
A

perbaikan atas penyimpangan dalam perjanjian kerja alih daya


(outsourcing) yang hanya untuk usaha pelayanan kebersihan
ah

lik

(cleaning service), penyediaan makanan bagi pekerja/buruh


(catering), tenaga pengaman (security), jasa penunjang di
m

ub

pertambangan dan perminyakan, serta penyediaan angkutan bagi


pekerja/buruh;
ka

Padahal dalam ketentuan Pasal 176, Pasal 177, Pasal 178 ayat (1)
ep

dan Pasal 180 Undang-Undang 13/2003, Dinas Tenaga Kerja


ah

menerbitkan nota penetapan tertulis yang memerintahkan kepada


R

pengusaha untuk melaksanakan ketentuan norma dalam Undang-


es

Undang 13/2003 yang dilanggarnya, bukan hanya untuk membuat


M

ng

on
gu

Halaman 19 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
catatan dan meminta perbaikan atas penyimpangan dalam

si
perjanjian kerja alih daya (outsourcing);
6. Pasal 113 Perda 6/2014 bertentangan dengan Pasal 14 Undang-

ne
ng
Undang 12/2011;
Pasal 113 Perda 6/2014, menegaskan bahwa: “Dengan berlakunya
Peraturan Daerah ini, maka ketentuan peraturan perundang-

do
gu undangan mengenai ketenagakerjaan yang telah ada tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini”;

In
A
Sebuah Peraturan Daerah diharapkan menjadi dasar untuk menjadi
norma hukum dalam menetapkan kebijakan di Provinsi dan
ah

lik
Kabupaten/Kota. Namun, dalam ketentuan Pasal 113 Perda 6/2014,
justru menjelma menjadi ketentuan yang seolah-olah lebih baik dari
ketentuan perundang-undangan, baik diatasnya maupun
am

ub
dibawahnya;
Ketentuan tersebut, dalam praktek hubungan industrial dapat
ep
berpotensi menganulir Perda yang telah ditetapkan oleh
k

Bupati/Walikota yang kedudukannya di bawah Perda 6/2014,


ah

meskipun isi dari Perda 6/2014 tidak lebih baik dari Perda
R

si
dibawahnya. Oleh karenanya, ketentuan Pasal 113 Perda 6/2014,
telah tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 14 Undang-Undang

ne
ng

12/2011;
7. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, para Pemohon

do
gu

berpendapat muatan materi dalam ketentuan Pasal 22, Pasal 33


ayat (3), Pasal 49 ayat (4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2),
Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2) huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan
In
A

ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 113 Perda
6/2014, haruslah dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang
ah

lik

13/2003 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;


Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka selanjutnya Pemohon
m

ub

mohon kepada Ketua Mahkamah Agung berkenan memeriksa permohonan hak


uji materiil dan memutuskan sebagai berikut:
ka

Primair:
ep

- Mengabulkan Permohonan para Pemohon untuk seluruhnya;


ah

- Menyatakan Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6


R

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah


es

Jawa Barat Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah


M

ng

on
gu

Halaman 20 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Provinsi Jawa Barat Nomor 166), tidak memenuhi ketentuan pembentukan

si
undang-undang berdasarkan UUD 1945;
- Menyatakan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014

ne
ng
tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat
Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 166), dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;

do
gu Subsidair:
- Menyatakan muatan materi dalam Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49 ayat

In
A
(4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2)
huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2), serta
ah

lik
Pasal 113 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat
Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
am

ub
Barat Nomor 166), dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
ep
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
k

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);


ah

- Menyatakan muatan materi dalam Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49 ayat
R

si
(4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2)
huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2), serta

ne
ng

Pasal 113 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat

do
gu

Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa


Barat Nomor 166), dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia
In
A

sebagaimana mestinya.
Atau;
ah

lik

Apabila Majelis Hakim pada Mahkamah Agung berpendapat lain, mohon


putusan yang seadil-adilnya;
m

ub

Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil permohonannya,


Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti berupa:
ka

1. Fotokopi Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014


ep

tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat


ah

Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa


R

Barat Nomor 166) (Bukti P-1);


es

2. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003


M

ng

tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


on
gu

Halaman 21 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

si
4279) (Bukti P-2);
3. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985

ne
ng
tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3316) (Bukti P-3);

do
gu 4. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

In
A
Tahun 1985 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4958) (Bukti P-
ah

lik
3A);
5. Fotokopi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Surat
Pencatatan Serikat pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) dan Kartu Tanda
am

ub
Penduduk Pemohon- 1 (Bukti P-4);
6. Fotokopi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Surat
ep
Pencatatan Serikat pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) dan Kartu Tanda
k

Penduduk Pemohon- 2-5 (Bukti P-4A – P-4D);


ah

7. Fotokopi Akte Notaris Pemohon 6 (Bukti P-4E);


R

si
8. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Pemohon- 7-20 (Bukti P-4F – P-4S);
9. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

ne
ng

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2004 Nomor 125) (Bukti P-5);

do
gu

10. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011


tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
In
A

Republik Indonesia Nomor 5234) (Bukti P-6);


11. Fotokopi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 18
ah

lik

Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik di Kementerian Tenaga


Kerja dan Transmigrasi (Bukti P-7);
m

ub

12. Fotokopi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11


Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Pelatihan Kerja
ka

Nasional di Daerah (Bukti P-8);


ep

13. Fotokopi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12


ah

Tahun 2013 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Bukti P-
R

9);
es
M

ng

on
gu

Halaman 22 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
14. Fotokopi Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

si
Indonesia Nomor 100/Men/VI/2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (Bukti P-10);

ne
ng
15. Fotokopi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor Per-19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain (Bukti P-11);

do
gu 16. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1951 tentang
Pernyataan Berlakunya Undang-undang Tahun 1948 Nomor 23 dari

In
A
Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Bukti P-12);
Menimbang, bahwa permohonan hak uji materiil tersebut telah
ah

lik
disampaikan kepada Termohon pada tanggal 5 Maret 2015 berdasarkan Surat
Panitera Muda Tata Usaha Negara Mahkamah Agung Nomor 19/PER-
PSG/III/19P/HUM/2015 melalui PT Pos Indonesia yang diterima pada tanggal
am

ub
10 Maret 2015;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon
ep
telah mengajukan jawaban tertulis pada tanggal 24 Maret 2015, yang pada
k

pokoknya mengemukakan dalil-dalil sanggahan sebagai berikut:


ah

1. Berkenaan dengan Tenggat Waktu Penyampaian Jawaban Hak Uji Materiil:


R

si
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil

ne
ng

("Perma 1/2011") disebutkan bahwa:


“Termohon wajib mengirimkan atau menyerahkan jawabannya kepada

do
gu

Panitera Mahkamah Agung dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak


diterima salinan permohonan tersebut”;
Bahwa, Termohon Keberatan baru menerima pemberitahuan mengenai
In
A

adanya Permohonan Hak Uji Materiil sebagaimana dimaksud berdasarkan


Surat Pemberitahuan Dan Penyerahan Surat Permohonan Hak Uji Materiil
ah

lik

Nomor 19/ PER-PSG/III/19.P/HUM/2015, tanggal 5 Maret 2015 yang


ditandatangani oleh H. Ashadi, S.H., Panitera Muda Tata Usaha Negara
m

ub

Mahkamah Agung RI dan dikirimkan serta diberitahukan melalui POS


bersama dengan Surat Panitera Muda Tata Usaha Negara, a.n. Panitera
ka

Mahkamah Agung RI Nomor 19/PR/III/19 P/HUM/2015 tertanggal 5 Maret


ep

2015 perihal penerimaan dan registrasi berkas Permohonan Hak Uji Materiil
ah

yang baru diterima pada hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015. pada Bagian
R

Protokol, Tata Usaha dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa


es

Barat dengan register penerimaan Nomor 00005340 tanggal 11 Maret 2015;


M

ng

on
gu

Halaman 23 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya Termohon Keberatan menyampaikan Jawaban Hak Uji Materiil

si
atas Permohonan Hak Uji Materiil yang telah ter-register dengan Nomor 19
P/ HUM/2015 sebagaimana diajukan oleh Para Pemohon Keberatan

ne
ng
tersebut pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 melalui Panitera
Mahkamah Agung Republik Indonesia Cq. Panitera Muda Tata Usaha
Negara (Hari ke -13). Dengan demikian, Jawaban Hak Uji Materiil dalam

do
gu perkara Hak Uji Materiil Nomor 19 P/HUM/2015 masih dalam tenggang
waktu 14 (empat belas hari) sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;

In
A
Oleh karena itu, Jawaban Hak Uji Materiil terhadap Permohonan Hak Uji
Materiil yang telah ter-register dengan Nomor 19 P/ HUM/2015
ah

lik
sebagaimana diajukan oleh Para Pemohon Keberatan a quo telah
memenuhi seluruh ketentuan persyaratan tenggang waktu, tata cara serta
syarat-syarat yang ditentukan dalam Perma 1/2011. Dengan demikian,
am

ub
sudah sepatutnya-lah Jawaban Hak Uji Materiil a quo yang diajukan oleh
Termohon Keberatan diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia.
ep
2. Berkenaan dengan Objek Hak Uji Materiil yang diajukan oleh Para
k

Pemohon Keberatan:
ah

Bahwa dalam Surat Permohonannya tertanggal 4 Maret 2015 yang


R

si
selanjutnya telah didaftarkan dan diregistrasi dengan Nomor 19 P/
HUM/Th.2015 melalui Direktorat Pranata dan Tata Laksana Tata Usaha

ne
ng

Negara Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tanggal 5 Maret 2015,


Para Pemohon Keberatan menyatakan objek Hak Uji Materiil adalah;

do
gu

"Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 Tentang


Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat Tahun
2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
In
A

Nomor 166), dan Pengujian Materiil Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49
ayat (4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62
ah

lik

ayat (2) huruf d. Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat
(2), serta Pasal 133 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun
m

ub

2014 Tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa


Barat Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
ka

Jawa Barat Nomor 166)”;


ep

Bahwa saat ini Peraturan Daerah tersebut sudah masuk pada Prolegda
ah

tahun 2015 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


R

Provinsi Jawa Barat Nomor 188.341/ KEP.DPRD-14/2014 Tentang


es

Penetapan Program Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat


M

ng

tahun 2015 ("Keputusan DPRD 188 341/ KEP DPRD-14/2014"), bahwa


on
gu

Halaman 24 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagaimana disebutkan pada diktum Kesatu disebutkan bahwa pada tahun

si
2015 akan ada 27 Rancangan Peraturan Daerah yang akan dibahas dan
disahkan. Dari 27 Rancangan Peraturan Daerah ("Raperda") tersebut

ne
ng
terdapat 8 Raperda yang merupakan usul prakarsa DPRD, kemudian
sisanya atau 19 Raperda merupakan usulan Gubernur. Sementara itu
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan DPRD 188.341/

do
gu KEP.DPRD-14/2014, pada bagian 1 Raperda usul prakarsa DPRD Provinsi
Jawa Barat pada urutan ke-7 dengan judul Raperda: "Perubahan Peraturan

In
A
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Ketenagakerjaan;
ah

lik
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kiranya tidak berlebihan jika
Termohon Keberatan menyampaikan permintaan kepada Yang Mulia
Majelis Hakim Agung Yang Terhormat yang memeriksa dan mengadili
am

ub
Perkara Hak Uji Materiil in casu untuk mempertimbangkan kembali bahwa
apa yang dimohon oleh Para Pemohon keberatan pada hakikatnya telah
ep
masuk rumusan Raperda yang akan di ubah termasuk pula hal-hal yang
k

menyangkut materi muatan yang sekiranya sudah dianggap tidak relevan


ah

ataupun tidak sesuai ataupun dianggap tidak memiliki keharmonisan


R

si
dengan peraturan-peraturan yang menjadi dasar pembentukannya maupun
peraturan yang menjadi dasar pelaksanaannya, maka hal tersebut akan

ne
ng

ditinjau kembali pada saat proses Prolegda sebagaimana dimaksud;


Dengan demikian mohon agar Yang Mulia Majelis Hakim Agung Yang

do
gu

Terhormat agar berkenan untuk menolak dan mengesampingkan proses


pemeriksaan objek perkara a quo berdasarkan alasan-alasan tersebut di
atas sampai dengan objek perkara a quo diubah dengan Raperda yang
In
A

baru;
3. Berkenaan dengan dalil Para Pemohon Keberatan mengenai Peraturan
ah

lik

Perundang-undangan yang dianggap telah dilanggar dalam Objek Hak Uji


Materiil;
m

ub

Bahwa Para Pemohon Keberatan sebagaimana tertuang di dalam Surat


Permohonannya tertanggal 4 Maret 2015 menyatakan bahwa "Peraturan
ka

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 Tentang


ep

Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat Tahun


ah

2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat


R

Nomor 166), dan Pengujian Materiil Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49
es

ayat (4), Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62
M

ng

ayat (2) huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat
on
gu

Halaman 25 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2), serta Pasal 133 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun

si
2014 Tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa
Barat Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi

ne
ng
Jawa Barat Nomor 166)". sebagaimana dimohonkan Hak Uji Materiil telah
melanggar peraturan perundang-undangan, yaitu:
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ("UU

do
gu 13/2003"); dan
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

In
A
Perundang-undangan ("Undang-Undang 12/2011");
4. Perihal Eksepsi Termohon Keberatan terhadap Subjek Hukum dan Objek
ah

lik
Perkara yang dimohonkan Hak Uji Materiil;
4.1. Gugatan Para Pemohon Premature;
Bahwa memang benar terhadap Peraturan perundang-undangan yang
am

ub
derajatnya di bawah Undang-undang kemudian terhadapnya akan
dilakukan Hak Uji Materiil adalah merupakan wewenang dari
ep
Mahkamah Agung sebagaimana termuat dalam Pasal 31 ayat (1)
k

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung


ah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun


R

si
2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 14
Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung;

ne
ng

Namun demikian, sebagaimana data faktual yang ada, objek


Permohonan dalam Perkara a quo disahkan pada saat masih

do
gu

berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang


Pemerintahan Daerah, melihat Pasal 145 Undang-Undang tersebut
yang menyatakan:
In
A

Pasal 145:
(1) Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 (tujuh) hari
ah

lik

setelah ditetapkan;
(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bertentangan
m

ub

dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-


undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah;
ka

(3) Keputusan pembatalan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat


ep

(2) ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam


ah

puluh) hari sejak diterimanya Perda sebagaimana dimaksud pada


R

ayat (1);
es

(4) Paling lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan


M

ng

sebagaimana dimaksud pada ayat (3), kepala daerah harus


on
gu

Halaman 26 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberhentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD

si
bersama kepala daerah mencabut Perda dimaksud;
(5) Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan

ne
ng
pembatalan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan
alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan, kepala daerah dapat mengajukan keberatan kepada

do
gu Mahkamah Agung;
(6) Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

In
A
dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan Mahkamah Agung
tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak
ah

lik
mempunyai kekuatan hukum;
(7) Apabila Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk
membatalkan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Perda
am

ub
dimaksud dinyatakan berlaku;
Apabila ditelisik ketentuan Pasal 145 di atas, khususnya pada ayat (2)
ep
diketahui bahwa kewenangan untuk menguji Perda dengan
k

berdasarkan pada Kepentingan Umum dan/atau Peraturan


ah

Perundang-undangan yang lebih tinggi termasuk diantaranya Undang-


R

si
undang adalah Pemerintah. Dalam ayat (3) disebutkan bahwa
Keputusan Pembatalan Perda diputuskan dengan Peraturan Presiden.

ne
ng

Dengan demikian dapat disimpulkan kewenangan untuk menguji suatu


Peraturan Daerah sepenuhnya merupakan kewenangan Presiden;

do
gu

Bahwa dalam perkembangannya sejak tanggal 2 Oktober 2014,


Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 beserta seluruh perubahannya
telah dicabut dengan Undang-undang 23 Tahun 2014 Tentang
In
A

Pemerintahan Daerah. Berkenaan dengan kewenangan pengujian dan


pembatalan peraturan daerah ternyata mengalami perubahan, hal ini
ah

lik

dapat diketahui dalam ketentuan Pasal 251 Undang-Undang 23 Tahun


2014 yang menyatakan bahwa:
m

ub

Pasal 251:
(1) Perda Provinsi dan peraturan gubernur yang bertentangan dengan
ka

ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,


ep

kepentingan umum, dan/atau kesusilaan dibatalkan oleh Menteri;


ah

(2) Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota yang


R

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


es

yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan


M

ng

dibatalkan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;


on
gu

Halaman 27 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(3) Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak

si
membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan/atau peraturan
bupati/wali kota yang bertentangan dengan ketentuan peraturan

ne
ng
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum,
dan/atau kesusilaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Menteri membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan/atau peraturan

do
gu bupati/wali kota;
(4) Pembatalan Perda Provinsi dan peraturan gubernur sebagaimana

In
A
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Menteri dan
pembatalan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota
ah

lik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
keputusan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;
(5) Paling lama 7 (tujuh) Hari setelah keputusan pembatalan
am

ub
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kepala daerah harus
menghentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD bersama
ep
kepala daerah mencabut Perda dimaksud;
k

(6) Paling lama 7 (tujuh) Hari setelah keputusan pembatalan


ah

sebagaimana dimaksud pada ayat (4), kepala daerah harus


R

si
menghentikan pelaksanaan Perkada dan selanjutnya kepala
daerah mencabut Perkada dimaksud;

ne
ng

(7) Dalam hal penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi tidak


dapat menerima keputusan pembatalan Perda Provinsi dan

do
gu

gubernur tidak dapat menerima keputusan pembatalan peraturan


gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan alasan
yang dapat dibenarkan oleh ketentuan peraturan perundang-
In
A

undangan, gubernur dapat mengajukan keberatan kepada


Presiden paling lambat 14 (empat belas) Hari sejak keputusan
ah

lik

pembatalan Perda atau peraturan gubernur diterima.


(8) Dalam hal penyelenggara Pemerintahan Daerah kabupaten/kota
m

ub

tidak dapat menerima keputusan pembatalan Perda


Kabupaten/Kota dan bupati/wali kota tidak dapat menerima
ka

keputusan pembatalan peraturan bupati/wali kota sebagaimana


ep

dimaksud pada ayat (4) dengan alasan yang dapat dibenarkan


ah

oleh ketentuan peraturan perundang-undangan, bupati/wali kota


R

dapat mengajukan keberatan kepada Menteri paling lambat 14


es

belas) Hari sejak keputusan pembatalan Perda Kabupaten/Kota


M

ng

atau peraturan bupati/wali kota diterima;


on
gu

Halaman 28 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dari uraian Pasal 251 tersebut, khususnya pada ayat (1) diatur bahwa

si
Perda Provinsi yang dianggap bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka hal tersebut

ne
ng
merupakan kewenangan Menteri untuk membatalkannya. Bentuk
pembatalannya tersebut sebagaimana termuat dalam ayat (4)
dituangkan dalam bentuk Keputusan Menteri;

do
gu Perlu kiranya diperhatikan, bahwa berbeda dengan Judicial Review
terhadap Perda yang dilakukan oleh lembaga Kehakiman atau dalam

In
A
hal ini adalah Mahkamah Agung, maka lembaga Pemerintahan juga
memiliki kewenangan untuk melakukan Hak Uji Materiil (Executive
ah

lik
Review) terhadap Perda dalam bentuk pengawasan oleh Pemerintah
dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri. Pengujian Peraturan
Daerah sebagaimana kewenangan Pemerintah dalam rangka
am

ub
pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan Otonomi
Daerah oleh Pemerintah;
ep
Kewenangan pengujian peraturan daerah oleh Pemerintah dalam
k

rangka Executive Review terbagi menjadi 2 bentuk yaitu Pengawasan


ah

Preventif dan Pengawasan Represif. Pengawasan Preventif dilakukan


R

si
terhadap rancangan Perda yang bermuatan APBD, Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah serta Tata Ruang. Pengawasan Preventif terhadap

ne
ng

rancangan Perda APBD, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta


Tata Ruang Provinsi dilakukan Pemerintah Pusat dalam hal ini adalah

do
gu

Kementerian Dalam Negeri (dan/atau Kementerian BPN dan Tata


Ruang). Selanjutnya, Pengawasan Represif dilakukan terhadap
seluruh Perda yang sudah dibuat oleh Pemerintah Daerah termasuk
In
A

Perda yang pada dasarnya sudah dilakukan Pengawasan Preventif;


Berbeda dengan Judicial Review oleh Lembaga Kehakiman yang
ah

lik

dalam hal ini dilakukan oleh Mahkamah Agung, maka Executive


Review Perda dalam bentuk pengawasan oleh Pemerintah dilakukan
m

ub

oleh beberapa Kementerian yaitu Kementerian Dalam Negeri,


Kementerian Keuangan (terhadap Perda bermuatan keuangan),
ka

Kementerian PU (sekarang oleh Kementerian BPN dan Tata Ruang


ep

terhadap Perda Tata Ruang), serta Kementerian Sektoral Sumber


ah

Daya Alam terhadap Perda yang bermuatan sumber daya alam. Tidak
R

jarang proses evaluasi/ pengujian Perda oleh Pemerintah dilakukan


es

lintas Kementerian yang dikoordinasikan oleh Kementerian Dalam


M

ng

Negeri yang berkedudukan selaku Pembina Pemerintah Daerah;


on
gu

Halaman 29 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon kiranya agar Yang

si
Mulia Majelis Hakim Agung Yang Terhormat yang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara a quo untuk mempertimbangkan

ne
ng
kembali bahwa permohonan Hak Uji Materiil sebagaimana diajukan
oleh Para Pemohon Keberatan masih belum saatnya diajukan, karena
proses Executive Review sebagaimana amanat Undang-undang

do
gu Pemerintahan Daerah belum dilaksanakan. Berbeda halnya apabila
proses Executive Review tersebut telah dilakukan dan hasilnya

In
A
dianggap tidak memenuhi keinginan Para Pemohon Keberatan maka
selanjutnya Judicial Review melalui lembaga a quo baru dapat
ah

lik
dilaksanakan. Hal tersebut patut dipertimbangkan semata-mata
berpedoman pada prinsip Lex Specialis Derogate Lex Generalis
(undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan Undang-
am

ub
undang yang bersifat umum) bahwasannya kedudukan Peraturan
Daerah memang masuk di dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-
ep
undangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 12/20X1.
k

Namun demikian karena kedudukan Peraturan Daerah tersebut adalah


ah

sebagai produk hukum yang dikeluarkan oleh unsur Pemerintahan


R

si
Daerah yang berada dalam rezim Undang-undang Pemerintahan
Daerah, maka ketentuan yang ada di dalam Undang-undang

ne
ng

Pemerintahan Daerah menjadi lebih utama dan/atau prioritaskan


ketimbang peraturan-peraturan lain yang sifatnya lebih umum. Atas

do
gu

dasar hal tersebut mengingat bahwa Hak Uji Materiil terhadap Perda
juga diatur dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah maka
ketentuan Undang-undang tentang Mahkamah Agung yang mengatur
In
A

mengenai Hak Uji Materiil menjadi Lex Generalis;


4.2. Kedudukan Objek Sengketa dalam Perkara a quo sudah masuk
ah

lik

Prolegda Tahun untuk dirubah;


Bahwa telah Termohon Keberatan sampaikan dlatas pada angka 2
m

ub

halaman B bahwasannya objek sengketa a quo saat ¡ni sudah masuk


pada Prolegda tahun 2015 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan
ka

Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 188.S41/ KEP.DPRD-


ep

14/2014 Tentang Penetapan Program Pembentukan Peraturan Daerah


ah

Provinsi Jawa Barat tahun 2015 ("Keputusan DPRD 188.341/


R

KEP.DPRD-14/2014"), bahwa sebagaimana disebutkan pada diktum


es

KESATU disebutkan bahwa pada tahun 2015 akan ada 27 Rancangan


M

ng

Peraturan Daerah yang akan dibahas dan disahkan. Dari 27


on
gu

Halaman 30 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rancangan Peraturan Daerah ("Raperda") tersebut terdapat 8

si
Raperda yang merupakan usul prakarsa DPRD, kemudian sisanya
atau 19 Raperda merupakan usulan Gubernur. Sementara itu

ne
ng
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan DPRD 188.341/
KEP.DPRD-14/2014., pada bagian 1 Raperda usul prakarsa DPRD
Provinsi Jawa Barat pada urutan ke-7 dengan judul Raperda:

do
gu "Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan. Artinya Peraturan

In
A
Daerah yang dijadikan Objek sengketa a quo akan dirubah pada tahun
anggaran 2015;
ah

lik
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kiranya tidak
berlebihan jika Termohon Keberatan menyampaikan permintaan
kepada Yang Mulia Majelis Hakim Agung Yang Terhormat yang
am

ub
memeriksa dan mengadili Perkara Hak Uji Materiil in casu untuk
mempertimbangkan kembali bahwa apa yang dimohon oleh Para
ep
Pemohon keberatan pada hakikatnya telah masuk rumusan Raperda
k

yang akan di ubah termasuk pula hal-hal yang menyangkut materi


ah

muatan yang sekiranya sudah dianggap tidak relevan ataupun tidak


R

si
sesuai ataupun dianggap tidak memiliki keharmonisan dengan
peraturan-peraturan yang menjadi dasar pembentukannya maupun

ne
ng

peraturan yang menjadi dasar pelaksanaannya, maka hal tersebut


akan ditinjau kembali pada saat proses Prolegda sebagaimana

do
gu

dimaksud;
5. Perihal Pokok-pokok Keberatan Para Pemohon Keberatan;
- Tidak adanya "Naskah Akademik" Yang Memberi Dasar Pertimbangan
In
A

Ilmiah Perlunya Perda a quo;


Bahwa Para Pemohon Keberatan di dalam Surat Permohonannya
ah

lik

tertanggal 4 Maret 2015 sebagaimana terdaftar di Kepaniteraan


Mahkamah Agung R.I. pada tanggal 5 Maret 2015 khususnya pada
m

ub

bagian keberatan halaman 9 dengan sub judul tidak adanya "Naskah


Akademik" yang memberi dasar pertimbangan perlunya Perda a quo
ka

yang pada pokoknya menyatakan:


ep

Hingga disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)


ah

Provinsi Jawa Barat dan diundang oleh Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
R

Barat tanggal 25 Juli 2014, tidak pernah ada sebuah "Naskah Akademik"
es

yang memberikan dasar pertimbangan mengenai konsepsi Rancangan


M

ng

Peraturan Daerah Provinsi yang meliputi latar belakang dan tujuan


on
gu

Halaman 31 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan, pokok pikiran, lingkup, atau

si
objek yang akan diatur, jangkauan dan arah pengaturan, serta
pengkajian, harmonisasi dan penyelarasan dengan peraturan perundang-

ne
ng
undangan lainnya yang lebih dahulu ada di Kota/Kabupaten Provinsi
Jawa Barat;
Padahal keberadaan sebuah "Naskah Akademik" adalah penting. Agar

do
gu tidak terjadi salah perhitungan dan kesalahan logika akan dampak
keberadaan sebuah Perda Provinsi, sebagaimana yang digariskan dalam

In
A
ketentuan Pasal 17 dan Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang 12/2011;
Bahwa apa yang dinyatakan oleh Para Pemohon Keberatan tersebut
ah

lik
tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, karena pada kenyataannya
Perda yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo telah dilakukan
pengkajian sejak tahun 2013 oleh Tim Ahli yang dipimpin oleh Prof. Dr. H.
am

ub
Wawan Hermawan, MS., yang ada di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kebijakan Publik dan Kewilayahan pada Lembaga
ep
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran,
k

yang hasilnya dituangkan dalam Kajian Kerjasama Penyusunan Naskah


ah

Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah Ketenagakerjaan bulan


R

si
Desember Tahun 2013;
Tim ahli ini dibentuk berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) Nomor

ne
ng

050/4097-Perenc.DAN 2402/UN6.R/KS/2013., Tanggal 18 Oktober 2013,


yang selanjutnya berdasarkan Surat Tugas Nomor 2403/UN6.R/KP/-

do
gu

2013., tertanggal 11 Oktober 2013, terdiri dari:


No. Nama Jabatan
1. Prof. Dr. H. Dede Mariana, Drs., M.Si. Koordinator
In
A

2. Prof. Dr. Utang Suwaryo, MA. Ketua/Ilmu Pemerintahan


3. Prof. Ina Primiyana Sagir. Anggota/ Ekonomi
ah

lik

4. Prof. Dr. Asep Warlan, M.Hum. Anggota/ Hukum


5. Dr. Dwipurnomo, STP., MT. Anggota/Teknik Industri
m

6. Dr. Asep Sumaryana, Drs., M.Si. Anggota/ Manajemen


ub

7. Aos Kuswandi, Drs., M.Si. Anggota/ Kebijakan Publik


ka

8. Kodrat Wibowo, Ph.D. Anggota/ Ekonomi


ep

9. Deni Rismasyah, SH., M.Pd. Anggota/ Hukum


10. Diah Fatma Sjoraida, SE., M.Si. Office Manager
ah

11. Novie Indra S. S.lp., M.Si. Sekretaris


R

12. Imelda Santika, A.Md.


es
M

13. Sodik
ng

on
gu

Halaman 32 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sehingga sangatlah tidak benar apa yang didalilkan oleh Para Pemohon

si
Keberatan tersebut karena kenyataannya perumusan Perda menjadi
objek sengketa pada Perkara a quo telah memenuhi ketentuan Pasal 17

ne
ng
dan Pasal 56 ayat (2) Undang-Undang 12/2011. Dengan demikian dapat
dibuktikan bahwa apa yang didalilkan oleh Para Pemohon Keberatan
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Permohonannya tertanggal

do
gu 4 Maret 2015 khususnya pada bagian keberatan halaman 9 sampai
dengan halaman 10 adalah dalil yang sama sekali tidak berdasar, sesat,

In
A
sesat menyesatkan, dan hanya merupakan asumsi yang sama sekali
tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, oleh karenanya
ah

lik
terhadap dalil yang demikian sudah sewajarnya untuk ditolak dan
dikesampingkan;
- Terhadap Pokok-Pokok Keberatan yang disampaikan Oleh Pemohon
am

ub
Keberatan Selebihnya:
Bahwa dalam perumusan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
ep
6 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan, dalam
k

perjalanannya dapat dikemukakan dalam hal-hal sebagai berikut:


ah

1. Bahwa Pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan


R

si
Transmigrasi Provinsi Jawa Barat tidak hanya melihat kepentingan
segelintir kelompok seperti kaum pekerja/buruh/serikat pekerja, atau

ne
ng

pengusaha tetapi juga kepada individu masyarakat, seperti pencari


kerja atau kelompok masyarakat perdesaan;

do
gu

2. Bahwa proses pembuatan Perda 6/2014 melalui tahapan yang cukup


panjang dimulai dari persiapan penyusunan Perda pada tahun 2012,
kemudian dituangkan menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran
In
A

(DPA) Tahun 2013 dan kemudian setelah DPA/anggaran tersedia


baru mulai dilaksanakan dalam tahapan-tahapan:
ah

lik

a. Penyusunan Kerjasama Penyusunan Naskah Akademik dan


Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Ketenagakerjaan;
m

ub

b. Penyusunan kerjasama dikerjasamakan dengan LPPM UNPAD


(Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
ka

Universitas Padjadjaran);
ep

c. Surat Perintah Kerja (SPK) Nomor 050/4097-Perenc dan


ah

2402/UN6.R/KS/2013 tanggal 18 Oktober 2013, terlampir Naskah


R

Akademik dan Surat Perintah Kerja (SPK);


es

3. Bahwa pada waktu penyusunan Naskah Akademik sampai pada


M

ng

Rancangan Perda, melibatkan semua pihak tidak hanya serikat


on
gu

Halaman 33 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekerja tetapi stakeholders ketenagakerjaan seperti lembaga-

si
lembaga pelatihan (HILLSI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo),
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Himpunan Penyandang

ne
ng
Cacat Indonesia, Himpunan Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS), Bursa Kerja Khusus (BKK), Asosiasi
Sumber Daya Manusia, Perguruan Tinggi dan masih banyak lagi

do
gu yang tidak bisa disebutkan satu persatu;
4. Bahwa Diseminasi tentang Rancangan Perda dengan Serikat Pekerja

In
A
sampai dengan beberapa kali:
a. Pada Sosialisasi dengan Lembaga Tripartit dengan melibatkan
ah

lik
serikat pekerja SPSI, SPN, SPM bertempat di Disnakertrans
Provinsi Jawa Barat;
b. Diseminasi yang dilakukan oleh LPPM UNPAD pada tanggal 16
am

ub
Desember 2013 bertempat di Hotel Homan Priangan dihadiri oleh
ketua-ketua Serikat Pekerja;
ep
c. Studi Banding antara Disnakertrans Provinsi Jawa Barat dengan
k

Serikat Pekerja yang tergabung pada Tripartit Jawa Barat ke


ah

Surabaya pada tanggal 28 dan 29 April 2014 dan ke DKI Jakarta


R

si
pada tanggal 30 April 2014 dalam rangka mempelajari Perda
Ketenagakerjaan;

ne
ng

d. Studi Banding ke Provinsi Sumatra Utara (Medan) dalam rangka


pengkajian Perda Ketenagakerjaan;

do
gu

e. Diseminasi draf akhir dengan Tripartit Provinsi Jawa Barat dalam


rangka pemantapan draf Raperda Ketenagakerjaan;
f. Kunjungan kerja Pansus II DPRD Provinsi Jawa Barat dengan
In
A

Kabupaten/Kota yang menangani Ketenagakerjaan di Wilayah I


dan II bertempat di BKPP Wilayah II Purwakarta;
ah

lik

g. Kunjungan kerja Pansus II DPRD Provinsi Jawa Barat dengan


Kabupaten/Kota yang menangani Ketenagakerjaan di Wilayah III
m

ub

dan IV bertempat di BKPP Wilayah III Cirebon


h. Kunjungan kerja Pansus II DPRD Provinsi Jawa Barat ke Provinsi
ka

Jawa Timur dalam rangka mempelajari Perda Ketenagakerjaan;


ep

i. Konsultasi Pansus II DPRD Provinsi Jawa Barat dengan


ah

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;


R

j. Konsultasi Pansus II DPRD Provinsi Jawa Barat dengan


es

Kementerian Dalam Negeri;


M

ng

on
gu

Halaman 34 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dari hasil desiminasi tersebut Dinas mendapatkan banyak

si
masukan dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan draf
Perda sehingga menjadi Perda 6/2014;

ne
ng
5. Bahwa pada Perda ini mulai proses perjalanan yang cukup panjang
dari persiapan tahun 2012 secara non formal, kemudian tahun 2013
pembahasan formal secara intensif dan berlanjut pada tahun 2014

do
gu dan sampai pada penetapan Perda 6/2014 pada tanggal 24 Juli
2014;

In
A
6. Bahwa dalam Perda ini terdapat banyak muatan local seperti
pendirian badan sertifikasi dalam rangka mengantisipasi Masyarakat
ah

lik
Ekonomi Asean (MEA), Wajib Lapor Lowongan Kerja, Magang kerja
bagi pencari kerja yang baru mengikuti pelatihan untuk memperoleh
pengalaman kerja dan boleh magang hanya selama 6 bulan,
am

ub
lembaga penyedia jasa penata laksana rumah tangga, kontrak kerja
maksimal 2-3 tahun selanjutnya tenaga kerja tersebut harus diangkat
ep
menjadi pekerja/karyawan tetap, pemerintah mengatur tentang
k

perluasan kesempatan kerja, mengatur tentang rumah singgah


ah

sementara bagi tenaga kerja yang akan bekerja pada lintas


R

si
Kabupaten/Kota, antara Provinsi bahkan antar Negara, perlindungan
bagi kesejahteraan pekerja/buruh;

ne
ng

7. Sehingga menjawab Pasal 7 tentang informasi ketenagakerjaan dan


Pasal 14 - 19 Perda 6/2014 Pelatihan Kerja, Perda Pasal ini lebih

do
gu

dipertegas pada Pasal 16 Pelatihan dilaksanakan melalui pada:


a. Pola Kewirausahaan;
b. Pola Pengembangan teknologi dan budaya produktif;
In
A

c. Pola Etos Kerja;


d. Teknologi Tepat Guna;
ah

lik

e. Pelatihan Berbasis Kompetensi;


f. Pelatihan Berbasis Masyarakat;
m

ub

g. Efisiensi Kegiatan Ekonomi;


8. Selanjutnya berkenaan dengan Pasal 44 tentang Tata Cara
ka

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA), ini sesuai dengan Peraturan


ep

Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2012 dan PP Nomor 97 Tahun


ah

2012 tentang pelimpahan kewenangan perpanjangan ijin TKA dan


R

retribusi TKA kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,


es

sehingga harus dituangkan di dalam Perda;


M

ng

on
gu

Halaman 35 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Bahwa Perda 6/2014 tidaklah memberi "cek kosong" dan membuka

si
peluang korupsi dikarenakan yang mengawasi pelaksanaan retribusi
diawasi oleh masyarakat, Inspektorat Wilayah, Badan Pemeriksaan

ne
ng
Keuangan (BPK) dan lain-lain;
10. Bahwa Pasal 22 Perda 6/2014 tidak bertentangan dengan Pasal 5
Undang-Undang 13/2003 karena Pemerintah Daerah melaksanakan

do
gu rekrutmen dan seleksi dalam program pemagangan di luar negeri
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 22 untuk

In
A
pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dikenal dengan program
penempatan tenaga kerja ke luar negeri melalui Undang-Undang 39
ah

lik
Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar
Negeri kesepakatan semua Negara menerima tenaga kerja dari
Negara lain dengan visa kerja (work) tetapi terdapat Negara Jepang
am

ub
yang tidak menerima program penempatan tenaga kerja dari luar
negeri tetapi menerima dalam bentuk program pemagangan dan
ep
program G to G ini hanya diatur oleh Pemerintah Pusat. Sedang
k

program pemagangan dalam negeri dalam rangka menjembatani


ah

antara lulusan pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh


R

si
pengalaman kerja dengan waktu lama magang hanya maksimal 6
(enam) bulan setelah itu wajib diangkat menjadi pekerja pada

ne
ng

perusahaan tersebut. Jadi dengan penyelenggaraan pemagangan di


dalam Perda 6/2014 terdapat kepastian hukum sebab pada Undang-

do
gu

Undang 13/2003 tidak mengatur waktu pemagangan sehingga bagi


peserta magang mendapat perlindungan dan kepastian hukum;
11. Pada pasal 33 ayat (3) Perda 6/2014 tidak mengandung keragu-
In
A

raguan, masalah lowongan kerja dapat bersifat bekerja penuh 8


(delapan) jam/hari, bekerja tidak penuh kurang dari 3 (tiga) jam/hari,
ah

lik

atau bekerja paruh waktu. Konsep hari kerja yang dianut oleh
International Labour Organization (ILO) dan Badan Pusat Statistik
m

ub

menggambarkan bahwa pendekatan bekerja berdasarkan 3 (tiga)


konsep:
ka

a. Bekerja berdasarkan jam kerja;


ep

b. Bekerja berdasarkan jabatan;


ah

c. Bekerja berdasarkan produktivitas;


R

Indonesia kita masih menggunakan pendekatan jam kerja, hal ini


es

untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja yang sedang


M

ng

on
gu

Halaman 36 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bekerja sebagai informasi penyusunan kebijakan bagi tenaga kerja

si
yang kurang produktif yang bekerja 3 (tiga) jam/hari;
12. Pasal 49 ayat 4 Perda 6/2014, pada pasal ini perjanjian kerja tidak

ne
ng
hanya pada perusahaan dengan skala besar dari sisi penyerapan
tenaga kerja misalnya hanya bagi perusahaan yang memiliki 1000
(seribu) pekerja tetapi perjanjian kerja dimulai dengan perusahaan

do
gu yang mempekerjakan tenaga kerja 25 orang sampai tak hingga;
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil jawabannya, Termohon

In
A
telah mengajukan bukti berupa:
1. Fotokopi Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014
ah

lik
tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah Jawa Barat
Tahun 2014 Nomor 6 Seri E, tambahan Lembaran Daerah provinsi Jawa
Barat Nomor 166) (Bukti T-1);
am

ub
2. Fotokopi Laporan Akhir Kajian Kerjasama Penyusunan Naskah Akademik
dan Rancangan Peraturan Daerah Ketenagakerjaan (Bukti T-2);
ep
3. Fotokopi Surat Perintah Kerja (SPK), Pekerjaan Kajian Kerjasama
k

Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Peraturan Daerah


ah

(RAPERDA) Ketenagakerjaan Kegiatan Koordinasi, Perencanaan,


R

si
Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

ne
ng

Barat Tahun Anggaran 2013, jangka waktu pelaksanaan 3 (tiga) Bulan, 18


Oktober 2013 s.d. 26 Desember 2013 (Bukti T-3);

do
gu

4. Fotokopi Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat


Nomor 188.341/KEP.DPRD-14/2014, tanggal 27 November 2014, tentang
Penetapan Program Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
In
A

Tahun 2015 (Bukti T-4);


PERTIMBANGAN HUKUM
ah

lik

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan hak uji materiil dari
Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;
m

ub

Menimbang, bahwa yang menjadi objek permohonan hak uji materiil


Pemohon adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014
ka

tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan (vide bukti P-1);


ep

Menimbang, bahwa sebelum Mahkamah Agung mempertimbangkan


ah

pokok permohonan yang diajukan Pemohon, terlebih dahulu akan


R

mempertimbangkan apakah permohonan a quo memenuhi persyaratan formal,


es

yaitu mengenai kewenangan Mahkamah Agung untuk menguji objek


M

ng

on
gu

Halaman 37 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
permohonan hak uji materiil, dan kedudukan hukum (legal standing) Pemohon

si
untuk mengajukan permohonan hak uji materiil;
Kewenangan Mahkamah Agung

ne
ng
Menimbang, bahwa kewenangan Mahkamah Agung untuk menguji
permohonan hak uji materiil didasarkan pada ketentuan Pasal 24A Undang-
Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, Pasal 20 ayat (2) huruf b Undang-

do
gu Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Pasal 31A
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

In
A
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, serta Pasal 1 angka
1 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil,
ah

lik
yang pada intinya menentukan bahwa Mahkamah Agung berwenang menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi;
am

ub
Bahwa yang menjadi objek permohonan hak uji materiil dalam perkara ini
adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014 termasuk
ep
salah satu jenis peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam
k

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011;


ah

Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Mahkamah Agung


R

si
berpendapat objek permohonan hak uji materiil merupakan peraturan
perundang-undangan, dan hierarkinya berada di bawah undang-undang,

ne
ng

sehingga Mahkamah Agung berwenang untuk menguji peraturan tersebut


terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;

do
gu

Menimbang, bahwa selanjutnya Mahkamah Agung akan


mempertimbangkan apakah Pemohon mempunyai kepentingan untuk
mengajukan permohonan hak uji materiil, sehingga Pemohon mempunyai
In
A

kedudukan hukum (legal standing) untuk mempersoalkan objek permohonan a


quo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang Nomor
ah

lik

3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14


Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, dan Pasal 1 angka 4 Peraturan
m

ub

Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil;


Kedudukan Hukum (legal standing) Pemohon
ka

Menimbang, bahwa Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun


ep

2009 menyatakan bahwa permohonan pengujian peraturan perundang-


ah

undangan di bawah undang-undang hanya dapat dilakukan oleh pihak yang


R

menganggap haknya dirugikan oleh berlakunya peraturan tersebut, yaitu:


es

a. perorangan warga negara Indonesia;


M

ng

on
gu

Halaman 38 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai

si
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diatur dalam undang-undang; atau

ne
ng
c. badan hukum publik atau badan hukum privat;
Dalam Penjelasannya ditentukan bahwa yang dimaksud dengan “perorangan”
adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan

do
gu sama;
Bahwa lebih lanjut Pasal 1 angka 4 Peraturan Mahkamah Agung Nomor

In
A
1 Tahun 2011 menentukan bahwa pemohon keberatan adalah kelompok orang
atau perorangan yang mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung atas
ah

lik
berlakunya suatu peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah dari
undang-undang;
Bahwa dengan demikian, Pemohon dalam pengujian peraturan
am

ub
perundang-undangan di bawah undang-undang harus menjelaskan dan
membuktikan terlebih dahulu:
ep
a. kedudukannya sebagai Pemohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A
k

ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009;


ah

b. kerugian hak yang diakibatkan oleh berlakunya peraturan perundang-


R

si
undangan yang dimohonkan pengujian;
Menimbang, bahwa Mahkamah Agung sejak Putusan Nomor 54

ne
ng

P/HUM/2013, tanggal 19 Desember 2013 dan Putusan Nomor 62 P/HUM/2013,


tanggal 18 November 2013 serta putusan-putusan berikutnya berpendirian

do
gu

bahwa kerugian hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A ayat (2) Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 harus memenuhi 5 (lima) syarat, yaitu:
a. adanya hak Pemohon yang diberikan oleh suatu peraturan perundang-
In
A

undangan;
b. hak tersebut oleh Pemohon dianggap dirugikan oleh berlakunya peraturan
ah

lik

perundang-undangan yang dimohonkan pengujian;


c. kerugian tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-
m

ub

tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan


akan terjadi;
ka

d. adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dimaksud


ep

dan berlakunya peraturan perundang-undangan yang dimohonkan pengujian;


ah

e. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka


R

kerugian seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;
es

Menimbang, bahwa dalam permohonannya Pemohon mendalilkan hal-hal


M

ng

sebagai berikut:
on
gu

Halaman 39 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Pemohon, Ahmad Jejen, dkk dalam kapasitasnya sebagai

si
pimpinan dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Perkumpulan Perdata, yaitu
sebagai kelompok orang yang mempunyai kepentingan sama, dengan merujuk

ne
ng
pada Pasal 28C ayat (2) dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta doktrin “organization standing” (legal
standing), yang selama ini mempunyai kepedulian serta menjalankan

do
gu aktifitasnya dalam perlindungan dan penegakan hak-hak dasar buruh di
Indonesia, yang tugas dan peranan Pemohon I-IV dalam melaksanakan

In
A
kegiatan-kegiatan perlindungan, pembelaan dan penegakan keadilan terhadap
hak-hak konstitusional kaum buruh di Indonesia, tanpa membedakan jenis
ah

lik
kelamin, suku bangsa, ras, dan agama yang memiliki tujuan untuk menggalang
persatuan kaum buruh dalam mewujudkan hubungan perburuhan yang adil,
dengan melakukan pembelaan terhadap perbedaan penafsiran hukum
am

ub
perburuhan, serta melakukan protes terhadap segala kebijakan pengusaha,
maupun kebijakan pemerintah yang tidak menjamin hak-hak buruh,
ep
sebagaimana diperlihatkan di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
k

(AD/ART) Pemohon 1-5 dan (Bukti P-4 dan P4A-P4D);


ah

Bahwa sedangkan, Pemohon 6-20 adalah perseorangan warga negara


R

si
Indonesia, yang juga sebagai anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan
anggota Serikat Petani (Bukti P-4E dan Bukti P-4S) yang masih aktif bekerja;

ne
ng

Bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014


tersebut, Pemohon kehilangan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum

do
gu

akibat tumpang tindihnya, penghilangan dan copy paste dari Undang-Undang


Nomor 13 Tahun 2013;
Menimbang, bahwa dengan mendasarkan ketentuan Pasal 31A ayat (2)
In
A

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 1 angka 4 Peraturan


Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011, dikaitkan dengan putusan-putusan
ah

lik

Mahkamah Agung sebelumnya mengenai kedudukan hukum (legal standing),


serta dalil-dalil Pemohon sebagaimana diuraikan di atas, menurut Mahkamah
m

ub

Agung, Pemohon memiliki hak yang dijamin oleh peraturan perundang-


undangan yang berlaku. Pemohon dirugikan oleh berlakunya peraturan yang
ka

menjadi objek permohonan. Kerugian tersebut bersifat aktual atau setidaknya


ep

bersifat potensial, spesifik, dan terdapat hubungan sebab akibat (causal


ah

verband) antara kerugian dimaksud dan berlakunya norma peraturan yang


R

dimohonkan pengujian. Dengan demikian, Pemohon memiliki kedudukan hukum


es

(legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo;


M

ng

on
gu

Halaman 40 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena Mahkamah Agung berwenang menguji

si
permohonan hak uji materiil dan Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal
standing) untuk mengajukan permohonan a quo, maka permohonan a quo

ne
ng
secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa selanjutnya Mahkamah Agung akan
mempertimbangkan pokok permohonan, yaitu apakah ketentuan yang

do
gu dimohonkan uji materiil a quo bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi atau tidak;

In
A
Pokok Permohonan
Menimbang, bahwa pokok permohonan hak uji materiil adalah:
ah

lik
- pengujian pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6
Tahun 2014 terhadap Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dan
am

ub
- pengujian materi muatan Pasal 22, Pasal 33 ayat (3), Pasal 49 ayat (4),
Pasal 50 ayat (2), Pasal 58 ayat (2), Pasal 60 ayat (3), Pasal 62 ayat (2)
ep
huruf d, Pasal 64 ayat (3) dan ayat (5), Pasal 69 ayat (1) dan ayat (2), serta
k

Pasal 113 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2014
ah

terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


R

si
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya,
Pemohon mengajukan alat bukti surat/tulisan yang diberi tanda P-1 s.d. P-12;

ne
ng

Pendapat Mahkamah Agung


Menimbang, bahwa berdasarkan posita dan petitum permohonan, bukti-

do
gu

bukti surat/tulisan dari para pihak, Mahkamah Agung memberikan pertimbangan


sebagai berikut:
- Bahwa proses pembentukan objek permohonan telah dilakukan pengkajian
In
A

oleh Tim Ahli dengan melibatkan perguruan tinggi, stakeholder


ketenagakerjaan, dan lembaga serta pihak lain yang terkait. Di samping itu
ah

lik

juga telah dilakukan diseminasi Rancangan Peraturan Daerah dalam waktu


yang cukup panjang hingga disahkannya Peraturan Daerah;
m

ub

- Bahwa materi muatan dari objek permohonan dimaksudkan untuk


meningkatkan kualitas tenaga kerja agar mampu bersaing menghadapi era
ka

globalisasi dan sekaligus sebagai pedoman bagi pelaku ketenagakerjaan;


ep

- Bahwa dengan demikian, Mahkamah Agung berpendapat bahwa objek


ah

permohonan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan


R

yang lebih tinggi baik dari segi pembentukan maupun dari substansinya;
es

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Mahkamah


M

ng

Agung berkesimpulan bahwa dalil-dalil permohonan Pemohon tidak beralasan


on
gu

Halaman 41 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum, dan karenanya permohonan hak uji materiil dari Pemohon harus ditolak.

si
Selanjutnya sebagai pihak yang kalah Pemohon dihukum untuk membayar
biaya perkara;

ne
ng
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

do
gu Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2009, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011 tentang

In
A
Hak Uji Materiil, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait;
MENGADILI,
ah

lik
Menolak permohonan hak uji materiil dari Pemohon:
1. AHMAD JEJEN, 2. DADENG NAZARUDIN, 3. SAIFUL ANAM, 4. ANSORI,
5. AGUS HUMAEDI ABDILLAH, S.T., 6. SARINAH, 7. WAHIDIN,
am

ub
8. MUHAMMAD HAFIDZ, 9. ABRORI, 10. BENNY ADAM, 11. SOFYAN HADI,
12. TAOPIK ZAENAL MUTTAQIN, 13. SITI HALIMAH, 14. ADITYA BUDHY
ep
SANDJAYA, 15. WARSID, 16. LILI HAMBALI, 17. MUHIDIN, 18. SOHIRUL
k

MUSTOFA, 19. KATENO, 20. ERNI AMALIA, tersebut;


ah

Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar


R

si
Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

ne
ng

pada hari Kamis, tanggal 4 Februari 2016, oleh Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum.,
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

do
gu

Majelis, Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. dan H. Yulius, S.H., M.H., Hakim-Hakim
Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota
In
A

Majelis tersebut dan dibantu oleh Maftuh Effendi, S.H., M.H., Panitera Pengganti
dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
ah

lik

Anggota Majelis: Ketua Majelis,


m

ub

ttd. ttd.
Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum.
ka

ttd.
ep

H. Yulius, S.H., M.H.


ah

Panitera Pengganti,
es

ttd.
M

ng

Maftuh Effendi, S.H., M.H.


on
gu

Halaman 42 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Biaya-biaya:
1. Meterai ……..…… Rp 6.000,00

si
2. Redaksi ……….… Rp 5.000,00
3. Administrasi ….... Rp 989.000,00
Jumlah …………… Rp 1.000.000,00

ne
ng

do
Untuk salinan
gu MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,

In
A
ah

H. ASHADI, S.H.

lik
NIP. 220000754
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 43 dari 43 halaman. Putusan Nomor 19 P/HUM/2015


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Anda mungkin juga menyukai