Anda di halaman 1dari 8

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN

ISPA MELALUI PROSES KEPERAWATAN YANG OPTIMAL


Ghea Karina Alemina Ginting / 181101083

Email : gintingghea67@gmail.com

ABSTRAK
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit yang cukup tinggi kejadiannya
terutama di lingkungan tropis.. ISPA ini juga merupakan salah satu dari berbagai studi kasus
yang tentu perlu penaganan agar tidak semakin meningkat penyebarannya. Banyak faktor -
faktor yang menjadi pemyebab ISPA. Hal ini perlu perhatian perawat untuk turut mengambil
bagian, baik perannya untuk berpikir secara kritis atau pun perannya dalam berpikir secara
holistik dalam melakukan tiap - tiap langkah dalam proses keperawatan. Proses keperawatan
inilah yang kemudian akan memiliki dampak tersendiri untuk kualitas dan nilai dari asuhan
keperawatan. Semakin optimal proses keperawatan yang dilakukan, maka semakin baik juga
penilaian dan kualitas terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.

Kata kunci : Asuhan keperawatan, proses keperawatan, ispa

ABSTRACT
ARI (Acute Respiratory Infection) is a disease that is quite high occurrence, especially
in tropical environments. ARI is also one of a variety of case studies that certainly
needs treatment so as not to increase its spread. Many factors cause ARI. This needs
attention of nurses to take part, both their role to think critically or their role in
thinking holistically in carrying out each step in the nursing process. This nursing
process will then have its own impact on the quality and value of nursing care. The
more optimal the nursing process is performed, the better the assessment and quality of
nursing care provided.

Word Key : Nursing Care, Nursing Process, ARI


LATAR BELAKANG secara singkat atau timbulnya
Menurut organisasi kesehatan mendadak. ISPA adalah infeksi akut
dunia (WHO), kesehatan adalah saluran pernafasan atas maupun bawah
keadaan yang sempurna baik yang disebabkan oleh jasad renik atau
fisik,mental, maupun sosial dan tidak bakteri, virus, maupun reketsia tanpa
hanya terbebas dari penyakit dan cacat atau disertai dengan radang parenkim
(Suprapto, 2018). Oleh karena itu perlu paru (Wijayaningsih, 2013) . Selain itu
adanya pembangunan nasional dibidang ISPA menurut Mutaqqin adalah infeksi
kesehatan untuk mewujudkan kesehatan saluran pernafasan akut yang
masyarakat yang optimal. menyerang tenggorokan, hidung, dan
Data dari World Health paru – paru yang berlangsung kurang
Organization (WHO) menunjukkan lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur
angka kematian pada balita didunia saluran di atas laring. ISPA terjadi
pada tahun 2013 sebesar 45,6 per 1000 karena beberapa faktor seperti
kelahiran hidup dan 15% diantaranya rendahnya asupan antioksidan, status
disebabkan oleh ISPA. Setiap tahun, gizi kurang, dan buruknya sanitasi
jumlah balita yang dirawat di rumah lingkungan.
sakit dengan kejadian ISPA adalah Hal ini perlu menjadi perhatian
sebesar 12 juta (Tazinya et al, 2018). bagi perawat dalam menangani serta
Insiden ISPA pada balita di negara mengurangii tinggi nya angka kenaikan
berkembang diprediksi sekitar 0,29 terjadinya ISPA. Salah satu caranya
anak setiap tahun dan di negara maju yaitu dengan salah satunya melakukan
sebanyak 0,05 anak setiap tahun. diagnosa dini dan pengobatan segera.
Penyebab kematian akibat ISPA di Diagnosa dini dan pengobatan segera
negara tinggi lebih banyak dalam mencegah penyakit ISPA dapat
dibandingkan di negara maju yaitu dilakukan dengan berbagai upaya : a.
sekitar 10 – 50 kali (Rahmani, 2016). Mencari kasus sedini mungkin, b.
Hal ini menunjukkan bahwa ISPA Mencari penderita dalam masyarakat
masih merupakan penyakit yang dengan jalan pemeriksaan, c. Mencari
menyebabkan kematian tertinggi, salah semua orang yang telah berhubungan
satunya di Indonesia. Itu juga yang dengan penderita untuk diawasi agar
dikatakan oleh Depkes RI (Departemen bila penyakitnya timbul dapat segera
Kesehatan) pada tahun 2013 yaitu diberi pengobatan (Respiratory USU).
penyakit yang banyak menyebabkan Sebelum dilakukan Diagnosa atau pun
kematian khusunya pada balita intervensi perlu adanya proses
diantaranya penyakit ISPA yaitu sekitar keperawatan. Proses keperawatan ini
80 – 90 %. adalah suatu metode yang sistematis
ISPA memiliki kepanjangan dan terorganisir dalam pemberian
yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut. asuhan keperawatan yang difokuskan
Seperti yang tertera, infeksi ini bersifat pada reaksi dan respons unik individu
akut. Akut sendiri berarti berlangsung pada suatu kelompok atau perorangan
terhadap gangguan kesehatan yang
dialami, baik actual maupun potensial dalam bentuk narasi atau tekstekuler.
(Deswani, 2011). Selain itu proses Pemyajian dalam bentuk narasi yaitu
keperawatan adalah metode ilmiah yang penyajian dalam bentuk kalimat. Dalam
penelitian studi kasus ini, setelah data
dipakai dalam memberikan asuhan
wawancara terkumpul dan data
keperawatanyang profesional. Perawat, observasi juga terkumpul kempudian
dimana saja ia bertugas, menghadapi disajikan lah dalam bentuk narasi.
klien dengan segala macam kasus, dan Dalam melakukann studi kasus ini pun
melayani klien pada semua tingkat usia diterapkan etika penelitian yaitu
juga harus menggunakan proses Informed consent (Lembar persetujuan),
keperawatan. Perawat diharapkan Anonimyty (tanpa nama), dan juga
Confidiently (kerahasiaan).
memahami tentang konsep proses
keperawatan dan mampu menerapkan
HASIL
serta menyusunnya dalam sebuah
Hasil studi kasus yang diambil dari
dokumen status kesehatan klien
sebuah tesis yang berjudul
(Rohmah, N dan Walid, S. 2009)
‘GAMBARAN ASUHAN
Ada lima tahapan dari proses KEPERAWATAN PADA ANAK
keperawatan yaitu : pengkajian, DENGAN ISPA DALAM
diagnosa, perencanaan, implementasi PEMENUHAN KEBUTUHAN
dan evaluasi. Lima tahapan inilah yang NUTRISI DI RUANG ARAFAH
masih digunakan sebagai langkah – RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH 2
langkah proses keperawatan (Deswani, KOTA KENDARI’ . Dari hasil studi
2011) kasus yang telah penulis tersebut
lakukan adalah sebagai berikut :
METODE 1. Data demografi berisikan :
Melakukan observasi yang Nama, Umur, Diagnosa Medis,
didasarkan atas penelitian orang lain Ruangan, Nomor Rekan medis,
yang kemudian dijelaskan kembali Tanggal Masuk dan Tanggal
sesuai dengan pembahasan dan judul pengkajian beserta dengan jam
yang tertera yaitu pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien ISPA nya.
melalui proses keperawatan yang Seperti berikut :
optimal . Jenis pembahasannya adalah Nama : An. D
secara deskriptif. Rancangan penelitian Umur : 8 tahun
studi kasus berdasarkan jurnal tersebut Dx medis : ISPA
dilakukan secara intensif, terperinci, dan Ruang : arafah
mendalam terhadap suatu individu. No. RM : 035433
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Tanggal masuk : 13 juli 2018
Sakit Umum Aliyah 2 Kendari pada pukul : 17.20 WIB
tahun 2018. Peralatan yang disiapkan Tanggal pengkajian : 15 juli
adalah lembar format pengkajian serta 2018 pukul : 08:00 wita
kertas dan pulpen. Untuk menuliskan
hasil jawaban pasien atau pun wali 2. Di dalam data pengkajian :
pasien dari wawancara yang telah Identitas pasien dengan identitas
dilakukan. Penyajian data dilakukan
wali (bisa orang tua ataupun
siapapun yang menjadi wali nya) hari yang lalu yaitu tanggal :12
dipisah untuk dikaji. Lalu dalam juli 2018.
tahap pengkajian ada juga
Itu merupakan sebagian saja dari
anmnese (data subyektif).
data anamnese yang diambil dari
Anamnese terdiri atas : keluhan studi kasus si peneliti. Selain
utama, riwayat kesehatan, anamnese(data subyektif), ada
riwayat penyakit keluarga / juga pemeriksaan fisik sebagai
menurun, riwayat sosial, pola penunjang data obyektif.
kebiasaan sehari – hari (nutrisi,
pola makan, istirahat / tidur, 3. Pada analisis data berdasarkan
personal hygiene, aktivitas data pasien, etiologi penyakit
pasien sebelum sakit dan setelah dan juga masalah dijelaskan
sakit, proses eliminasi pasien secara terurai oleh peneliti.
baik sebelum sakit maupun Tetapi peneliti hanya
setelah sakit). Berikut hasil mengedepankan faktor nutrisi
studi kasus dari peneliti pada sebagai bahan acuan dari studi
bagian anamnese : kasus nya sehingga etiologi yang
1) Keluhan utama peneliti ambil berdasarkan dari
DS: faktor nutrisi.
Orang tua klien mengatakan
anaknya batuk, pilek disertai 4. Pada diagnosa keperawatan,
demam sejak 2 hari yang lalu, peneliti merasa ada masalah
orang tua klien mengatakan pada nutrisi pasien dan
anaknya malas makan selama
berhubungan pula dengan
dirumah sakit, porsi makan tidak
dihabiskan. anoreksia sebagai penyebab
DO: terjadinya ISPA. Pada diagnosa
Klien tampak kurus, klien keperawatan ini, peneliti juga
tampak pucat, klien tampak memberikan bukti dan alasannya
lemas, BB :24 ( menurun ), terhadap data yang peneliti
IMT: 18,7 (24 kg/128 cm x
tersebut dapatkan juga. Berikut
100=18,7),TTV: P: 24 kali per
menit, N: 106 kali per menit, S: merupakan diagnosa peneliti
38,3oC, dan porsi makan tampak terhadap studi kasus :
tidak dihabiskan. menurut analisa peneliti
mengangkat diagnosa
2) Riwayat kesehatan keperawatan ketidakseimbangan
a. Riwayat penyakit yang lalu. nutrisi kurang dari kebutuhan
Orang tua klien mengatakan
tubuh berhubungan dengan
sebelumnya anaknya pernah
sakit panas 2 hari sebelum anoreksia ditandai dengan DS
masuk rumah sakit. ( Data Subjektif): orang tua
b. Riwayat penyakit sekarang klien mengatakan anaknya
Orang tua klien mengatakan batuk, pilek disertai demam
anaknya batuk, pilek serta terasa sejak 3 hari yang lalu, orang tua
panas,dan susah makan sejak 2
klien mengatakan anaknya 6. Pada bagian implementasi
malas makan selama dirumah keperawatan, hal – hal yang
sakit dan porsi makannya tidak mana pada rencana asuhan
dihabiskan, DO ( Data Objektif): keperawatan mempunyai tingkat
klien tampak kurus,klien tampak kerasionalan. Itu lah yang
pucat, klien tampak lemas, porsi kemudian diterapkan dan
makan tanpak tidak dihabiskan dilakukan peneliti dalam
BB: 24 kg, TTV: P: 24 kali memberikan asuhan kepada
permenit, N : 106 kali permenit, pasien. hal itu di jelaskan secara
S : 38,3°C IMT: 24 kg/128 cm x detail oleh peneliti beserta
100=18,7. waktunya juga pada isi dari
Karya Tulis Ilmiahnya.
5. Pada rencana asuhan
keperawatan, peneliti 7. Pada evaluasi keperawatan,
menjelaskan apa saja rencana peneliti menjelaskan dan
intervensi yang tentu sesuai mengkaji ulang lagi dampak dari
dengan diagnosa keperawatan implementasi intervensi
yang peneliti tersebut putuskan. keperawatannya. Apakah
Hal ini di seimbangkan juga memberikan dampak yang baik
dengan tujuan dan kriteria hasil atau tidak terhadap pasien. Saat
serta rasional apa tidaknya jika itu memberikan dampak yang
dilakukan intervensi tersebut. baik pada perkembangan
Berikut merupakan rencana dari kesehatan pasien. si peneliti
intervensi yang akan dilakukan kemudian menghentikan
peneliti beserta implementasinya karena pasien
kerasionalannya : sudah kembali kedalam
- Intervensi : Anjurkan orang keadaannya yang homeostatis /
tua klien untuk memberikan sehat. Hal ini menunjukkan
porsi makanan kecil tapi bahwa proses keperawatan nya
sering. berhasil dan memberikan asuhan
Rasional : untuk memenuhi keperawatan yang berhasil pula.
kebutuhan nutrisi klien
- Intervensi : kolaborasi
PEMBAHASAN
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori Berdasarkan hasil analisis yang
dan nutrisi yang dibutuhkan telah dijabarkan sebelumnya.
oleh pasien. Didapatkan bahwa proses keperawatan
Rasional : untuk menjadi pedoman dalam pemberian
meningkatkan jumlah kalori asuhan keperawatan. Hubungannya
dan nutrisi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut yaitu semakin
oleh pasien. baiknya kemampuan perawat dalam
berpikir kritis dan berpikir secara
holistik / menyeluruh terhadap suatu sistem hormonal dan pertahanan tubuh
kasus / permasalahan kesehatan maka pada anakWalaupun begitu faktor
asuhan keperawatan yang diberikannya nutrisi juga memang menjadi utama
tentu akan menjadi baik. Dan yang menyebabkan terjadinya ISPA
berdasarkan studi kasus yang dilakukan pada hasil karya tulis ilmiah tersebut,
peneliti tersebut sudah cukup lengkap karena ketika dilakukan intervensi
dan mendetail. Tentu si peneliti sesuai dengan rencana dan kemudian di
mendokumentasikan dengan cukup baik evaluasi.. memberikan dampak yang
bahkan tanggal dan jam nya tertulis positif bagi perkembangan kesehatan
secara jelas. Peneliti juga mengikuti pasien. Tentu ini juga menjadi bahan
langkah demi langkah , sesuai dengan acuan bahwa saja memang benar bahwa
teori proses keperawatan yaitu terdiri proses keperawatan merupakan acuan
dari pengkajian, lalu diagnosa dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, perencanaan keperawatan, keperawatan.
implementasi keperawatan dan juga
evaluasi keperawatan. Namun dalam PENUTUP
tahap menganalisis, peneliti hanya
- Simpulan
mendasarkan faktor nutrisi sebagai
Proses keperawatan merupakan
bahan analisisnya. Padahal ISPA
standart ataupun acuan dalam
banyak sekali faktor penyebabnya. Dan
memberikan asuhan
mungkin bisa saja untuk dianalisis.
keperawatan. Proses
Tetapi peneliti mungkin hanya
keperawatan yang lengkap serta
mengambil faktor nutrisi karena
sesuai akan mengarah untuk
memang peneliti ingin memperdalam
mencari permasalah dari
maksud dari Karya Tulis Ilmiahnya
penyakit tersebut yang
yang ada sangkut pautnya dengan
kemudian akan memberikan
kebutuhan nutrisi. Menurut Duarthe dan
solusi untuk perawat agar dapat
Bothello (2010) menyebutkan bahwa
memberikan asuhan
salah satu faktor penyebab yang dapat
keperawatan yang optimal.
menimbulkan terjadinya ISPA pada
Proses keperawatan terdiri atas
anak adalah status gizi, dimana gizi
pengkajian
yang kurang merupakan hal yang
keperawatan,diagnosa
memudahkan proses terganggunya
keperawatan, perencanaan
hormonal dan pertahanan tubuh pada
keperawatan, pelaksanaan
anak. Kekurangan protein gizi yang
(tindakan) keperawatan dan
terjadi dapat menurunkan imun yang
evaluasi keperawatan. Hal
pada akhirnya akan menyebabkan tubuh
tersebut harus dilalui satuper
lebih mudah terpapar infeksi. Salah satu
satu. Contoh studi kasus yang
masalah yang timbul pada anak dengan
diambil adalah mengenai ISPA,
infeksi saluran pernafasan akut yaitu
disini dilihat bagaimana perawat
penurunan nafsu makan. Hal ini
dalam melakukan proses
disebabkan oleh proses terganggunya
keperawatan dan dampak dari
tindakan yang dilakukan, Nutrisi di Ruang Arafah
memberikan kualitas asuhan Rumah Sakit Umum Aliyah 2
yang sesuai dari apa yang telah Kota Kendari. Karya Tulis
peneliti tersebut kaji atau tidak. Ilmiah Poltekkes Kendari.
- Saran
Sesuai dengan yang telah Hutagalung, W. S. V. (2019,september
dijabarkan betapa pengaruhnya 27). Penerapan Berpikir Kritis
proses keperawatan terhadap Bagi Perawat Dalam
kualitas keperawatan. Untuk Menjalankan Asuhan
mewujudkan kualitas Keperawatan. Retrived from
keperawatan yang optimal osf.io/preprint/inarxiv/5jfqy.
diharapkan bagi para perawat
Lutfiani,dkk.(2015).Gambaran Tingkat
untuk turut mengembangkan
pengetahuan Perawat dalam
serta mengasah kemampuannya
Penerapan Standart Asuhan
untuk berpikir kritis dan berpikir
Keperawatan di Ruang Inap
secara holistik dalam
Interna, RSUD DATOE
memberikan asuhan
Bhinamgkang. Jurnal
keperawatan supaya
menjadikan nya semakin baik. Mutaqqin, Arif. (2008). Asuhan
Semakin baik kualitas asuhan Keperawatan Klien dengan
keperawatan yang diberikan Gangguan Sistem Pernafasan.
oleh perawat, maka pandangan Jakarta : Salemba Medika.
masyarakat akan
profesionalisme perawat juga Noer, E.P., & Mutiatikum. (2009).
akan semakin baik. Penyakit ISPA hasil
RISKESDAS di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Puslitbang Biomedis dan
Farmasi Jakarta.
Asmadi. (2018). Konsep Dasar
Nursalam. (2008). Proses dan
Keperawatan. Jakarta: EGC
Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Budiono. (2016). Konsep Dasar Potter, P.A., & Perry.A.G.


Keperawatan. Jakarta: Pusdik (2009). Keperawatan Dasar.
SDM Kesehatan Ed. 4. Alih bahasa : Renata
dkk. Jakarta : EGC
Deswani. (2011). Proses Keperawatan
dan Berpikir Kritis. Jakarta : Rohman, N. (2009). Dokumentasi
Salemba Medika Keperawatan. Buku Ajar
Kuliah Dokumentasi
Herianton. (2018). Gambaran Asuhan
Keperawatan. Prodi DIII
Keperawatan Pada Anak ISPA
Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Keperawatan Universitas Jurnal Ilmiah kesehatan sandi
Jember. husada Vol.6,Issue 2, pp. 1384-
1387.
Simamora, R. H. (2019). Menjadi
Perawat yang : CIH’HUY. Tazinya, et. Al. (2018). Risk Factors
Surakarta : Kekata Publisher. For Acute Respiratory
Infections In Children Under
Suarli & Yayan. (2008). Manajemen Five Years Attending the
Keperawatan Dengan Bamenda Regional Hospital In
Pendekatan Praktis. Jakarta : California. BMC pulmonary
Erlangga. Medicine, 18 (1), 7.
https://doi.org?10.1186?
Suprapto. (2018). Studi Kasus Pada
s12890-018-0579-7.
Pasien Dengan Masalah
Kesehatan ISPA di Kelurahan Wijayaningsih, K.S. (2013). Standar
Barombong Kecamatan Asuhan Keperawatan. Jakarta :
Tamalate Kota Makassar. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai