356757097
356757097
Definisi Parotitis
3. Muntahan
B. Etiologi Parotitis
1. Parotitis Kambuhan
Anak-anak mudah terkena parotitis kambuhan yang timbul pada usia antara
1 bulan hingga akhir masa kanak-kanak.Kambuhan berarti sebelumnya anak telah
terinfeksi virus kemudian kambuh lagi.
2. Parotitis Akut
Parotitis akut ditandai dengan rasa sakit yang mendadak, kemerahan dan
pembengkakan pada daerah parotis. Dapat timbul sebagai akibat pasca-bedah
yang dilakukan pada penderita terbelakang mental dan penderita usia lanjut,
khususnya apabila penggunaan anestesi umum lama dan adanya gangguan
dehidrasi.
E. Patofisiologi Parotitis
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab parotitis
(terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat:
1. Percikan ludah
3. Muntahan
4. Urine
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya
kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada
kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara
bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan
virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus
respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah) dan
selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan
menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini disebut parotitis.
Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi
demam, anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot (Mansjoer, 2000). Kemudian
dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral
kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan. Pada manusia
selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor.
Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
F. Pathway
(Terlampir)
G. Komplikasi klinis
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah rutin
Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia
ringan yakni kadar leukosit dalam satu liter darah menurun. Normalnya leukosit
dalam darah adalah 4 x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif, namun
komplikasi sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat sedang.
2. Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan
pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2
minggu. Kadar amylase normal dalam darah adalah 0-137 U/L darah.
3. Pemeriksaan serologis
Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan
adanya infeksi virus (Nelson, 2000), yaitu:
a. Hemaglutination inhibition (HI) test
Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset cepat
dan serum yang satunya di ambil pada hari ketiga. Jika perbedaan titer
spesimen 4 kali selama infeksi akut, maka kemungkinannya parotitis.
b. Neutralization (NT) test
Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium untuk biakan
fibroblas embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi
hemadsorpsi. Pengenceran serum yang mencegah terjadinya hemadsorpsi
dinyatakan oleh titer antibodi parotitis epidemika. Uji netralisasi asam
serum adalah metode yang paling dapat dipercaya untuk menemukan
imunitas tetapi tidak praktis dan tidak mahal.
c. Complement – Fixation (CF) test
Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah
respon antibodi terhadap komponen antigen S dan V bagi diagnosa
infeksi parotitis epidemika akut. Antibodi terhadap antigen V mencapai
titer puncak dalam 1 bulan dan menetap selama 6 bulan berikutnya dan
kemudian menurun secara lambat 2 tahun sampai suatu jumlah yang
rendah dan tetap ada. Peningkatan 4 kali lipat dalam titer dengan analisis
standar apapun menunjukan infeksi yang baru terjadi. Antibodi terhadap
antigen S timbul cepat, sering mencapai maksimum dalam satu minggu
setelah timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12 minggu.
4. Pemeriksaan Virologi
Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus
dilakukan dengan biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor
serebrospinal atau darah. Biakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi
dalam biakan yang diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang
diberi serum hiperimun.
I. Penatalaksanaan Parotitis
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang
sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi
spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis
seluruhnya simptomatis dan suportif.
Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat, sialagog
seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis eksterna. Cairan intravena mungkin
diperlukan untuk mencegah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. Jika respons
suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi, maka antibiotik intravena
mungkin lebih sesuai.
Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita:
1. Penderita rawat jalan
Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan
umum cukup baik).
a. Istirahat yang cukup, di berikan kompres.
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Kompres panas dingin bergantian
2. Penderita rawat inap
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala
hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi
a. Diet lunak, cair dan TKTP
b. Analgetik-antipiretik
c. Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi
3. Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi
a. Encephalitis
simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk
mengurangi sakit kepala.
b. Orkhitis
istrahat yang cukup
pemberian analgetik
sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam,
peroral, selama 2-4 hari
J. Pencegahan
Dilakukan dengan memberikan vaksinasi dengan virus parotitis epidemika
yang hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp and dohme) atau
diberikan subkutan pada anak berumur 15 bulan (Ngastiyah, 2007). Vaksin ini
tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus
dan tidak menular. Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan
bersama vaksin campak dan rubella (MMR yakni vaksin Mumps, Morbili,
Rubella). Pemberian vaksinasi dengan virus “mumps”, sangat efektif dalam
menimbulkan peningkatan bermakna dalam antibodi “mumps” pada individu yang
seronegatif sebelum vaksinasi dan telah memberikan proteksi 15 sampai 95 %.
Proteksi yang baik sekurang-kurangnya selama 12 tahun dan tidak mengganggu
vaksin terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis atau vaksinasi variola yang
diberikan serentak.
Kontraindikasi: Bayi dibawah usia 1 tahun karena efek antibodi maternal;
Individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin; demam
akut; selama kehamilan; leukimia dan keganasan; limfoma; sedang diberi obat-
obat imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit; sedang mendapat radiasi.
Belum diketahui apakah vaksin akan mencegah infeksi bila diberikan
setelah pemaparan, tetapi tidak ada kontraindikasi bagi penggunaan vaksin
“Mumps” dalam situasi ini
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas pasien meliputi nama, umur, suku / bangsa, agama, pendidikan,
alamat.
2. Keluhan Utama
Umumnya pada pasien penderita parotitis, pasien mengeluhkan demam,
nyeri di bawah telinga, bengkak, nafsu makan menurun, sakit kepala,
muntah, nyeri otot dan sulit menelan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien mengelukan mengalami demam dan merasakan nyeri pada
belakang telinga dan pipi. Beberapa hari kemudian timbul bengkak dan
kemerahan kemudian menjadi sukar menelan dan nafsu makan menurun,
adanya rasa nyeri dan bengkak menyebar ke daerah pipi.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Tanyakan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan gejala
yang sama.
b. Tanyakan punya riwayat penyakit menular, dan riwayat penyakit
alergi.
c. Tanyakan apakah pasien pernah di imunisasi MMR (Mumps, Measles,
Rubela).
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Biasanya semua anggota keluarga sudah pernah mengalami gejala yang
sama dan kemungkinan bisa tertular
6. Pemeriksaan Fisik:
a. B1 (breathing) : Takipnea
b. B2 (blood) : kelemahan fisik dan takikardi
c. B3 (brain) : compos mentis, mengalami kecemasan dan terus
menerus gelisah akibat manifestasi klinis
dari parotitis, sakit kepala dan kaku leher
d. B4 (bladder) : normal
e. B5 (bowel) : sulit menelan → nafsu makan menurun → BB
menurun
f.B6 (bone) : kelemahan otot, malaise
7. Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan darah di dapatkan leucopenia ringan dengan
limfositosis relative.
b. Kadar leukosit < 4 x 109/L darah.
c. Pemeriksaan kadar amilase dalam serum naik >137 U/L darah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan ketidakcukupan intake makanan akibat kesulitan
menelan
2. Hipertermi (00007) berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme: proses inflamasi
3. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan penyakit yang diderita.
4. Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Gangguan citra tubuh (00118) berhubungan dengan penyakit
(perubahan fungsi dan struktur tubuh akibat parotitis)
6. Gangguan komunikasi verbal (00051) berhubungan dengan
gangguan orofaring (parotitis)
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
berhubungan dengan ketidakcukupan intake makanan akibat kesulitan menelan
Domain 2: Nutrition
Class 1. Ingestion
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam pemenuhan intake
nutrisi klien dapat tercukupi
Kriteria hasil: berat badan dalam batas normal & kebutuhan nutrisi adekuat
NOC NIC
Domain II Physiologic Health Class K Nutrition Therapy (1120)
Digestion & Nutrition 1) Monitor intake makanan dan cairan serta
Nutritional Status (1004) hitung kalori harian yang dibutuhkan
Intake nutrisi (100401) 2) Ajarkan pasien untuk memilih makanan
Intake makanan (100402) halus, lunak dan tidak mengandung asam
Intake cairan (100408) 3) Dorong pasien untuk memilih makanan
Hydrasi (100411) yang lunak untuk memudahkan proses
menelan
4) Instruksikan pasien dan keluarga tentang
diet yang diresepkan
Diagnosa 2 : Hipertermi (00007) berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme:
proses inflamasi
Domain 11: Safety/Protection
Class 6. Thermoregulation
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam terjadi penurunan
suhu tubuh klien (suhu tubuh klien kembali dalam batas normal)
Kriteria hasil: suhu tubuh dalam batas normal
NOC NIC
Domain-Physiologic Health (II) Vital Sign Monitoring (6680)
Class-Metabolic Regulation (I) 1) Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan
Thermoregulation (0800) RR
Respiratory rate (080013) 2) Monitor gejala hipertermi
Temperature kulit naik (080001) 3) Monitor warna kulit, suhu, dan
kelembaban
4) Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan tanda – tanda vital
5) Monitor adanya sianosis
Diagnosa 3 : Nyeri akut (00132) berhubungan dengan penyakit yang diderita
Domain 12: Comfort
Class 1. Physical Comfort
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien menunjukkan
nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : nyeri berkurang sampai dengan hilang
NOC NIC
Domain IV Health Knowledge & Pain Management (1400)
Behavior 1) Mengobservasi rasa nyeri termasuk
Class Q Health Behavior lokasi, karakteristik, surasi, frekuensim dan
Pain Control (1605) intensitas nyeri dan factor pencetus
Mengenali timbulnya nyeri (160502) 2) Mengamati tanda nonverbal dari nyeri
Mendiskripsikan penyebab nyeri (160501) 3) Menggunakan analgesic yang sesuai
Melaporkan tanda perubahan nyeri pada 4) Mempertimbangkan jenis dana sumber
professional kesehatan (160513) nyeri untuk memilih strategi penanganan nyeri
Melaporkan control nyeri (160522) 5) Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti
hipnotis, relaksasi, terapi music
6) Hilangkan factor presipitasi atau yang
menimbulkan nyeri
Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan kelemahan fisik
Domain 4: Activity/Rest
Class 4. Cardiovascular/Pulmonary Responses
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien menunjukkan
dapat kembali beraktivitas seperti biasa
Kriteria hasil : klien dapat beraktivitas seperti biasa tanpa bantuan orang lain
NOC NIC
Domain-Functional Health (I) Activity Therapy (4310)
Class-Energy Maintenance (A) 1) Membantu klien untuk focus pada
Activity Tolerance (0005) kemampuan, dari pada kekurangan
Mudah melakukan aktivitas sehari-hari 2) Membantu klien untuk mengidentifikasi
(ADL) (000518) aktivitas yang bermanfaat
3) Membantu klien untuk memilih aktivitas
dan pencapaian tujuan untuk aktivitas yang
konsisten dengan kemampuan fisik, fisiologis,
dan sosial
Diagnosa 5 : Gangguan citra tubuh (00118) berhubungan dengan penyakit (perubahan
fungsi dan struktur tubuh akibat parotitis)
Domain 6: Self-Perception
Class 3. Body Image
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien menunjukkan
citra tubuh yang positif / kembali normal
Kriteria hasil : citra tubuh klien positif / kembali normal
NOC NIC
Domain-Psychosocial Health (III) Body Image Enhancement (5220)
Class-Psychological Well-being (M) 1) Menentukan harapan citra tubuh klien
Body Image (1200) berdasarkan pada tingkat perkembangan
Gambaran internal diri (120001) 2) Membantu klien untuk mendiskusikan
Deskripsi pengaruh bagian tubuh (120003) stressor yang mempengaruhi citra tubuh
Kepuasan penampilan tubuh (120005) akibat penyakit
Penyesuaian diri terhadap perubahan
penampilan fisik (120007)
Penyesuaian diri terhadap perubahan status
kesehatan (120009)
Diagnosa 6 : Gangguan komunikasi verbal (00051) berhubungan dengan gangguan
orofaring (parotitis)
Domain 5: Perception/Cognition
Class 5. Communication
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam komunikasi verbal
klien kembali normal
Kriteria hasil : komunikasi verbal klien kembali normal
NOC NIC
Domain-Physiologic Health (II) Communication Enhancement: Speech Deficit
Class-Neurocognitive (J) (4967)
Communication (0902) 1) Monitor kecepatan, tekanan, pengucapan
Menggunakan bahasa lisan (090202) (bolak-balik), kuantitas, volume dan artikulasi
Pertukaran pesan secara akurat dengan dari kemampuan bicara
yang lain (090208) 2) Menginstruksikan klien / keluarga pada
kognitif, anatomis, fiiologis yang melibatkan
diri dalam kemampuan bicara
3) Menginstruksikan klien untuk berbicara
dengan pelan
4) Mengulang apa yang klien katakan untuk
memastikan keakuratan
D.Evaluasi Tindakan
Memastikan kriteria hasil yang di inginkan dapat tercapai, seperti:
1. Klien menunjukkan nyeri yang berkurang
2. Klien dapat melakukan distraksi positif ketika nyeri
3. Klien mempunyai masukan nutrisi yang adekuat
4. Klien menunjukkan suhu tubuh dan TTV dalam rentang normal.
DAFTAR PUSTAKA