Anda di halaman 1dari 26

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial (Departemen Ilmu Kesejahteraan...

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM


GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK

Endar Purnawan1
Fentiny Nogroho2

ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pengembangan UMKM Olahan Pangan Lokal. Penelitian ini meng-
gunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menujukkan
bahwa gerakan ODNR telah mendorong munculnya UMKM yang bergerak di bidang kuliner dan
kemudian menyediakan menu pangan lokal non beras dan non terigu. Peran UMKM olahan pan-
gan lokal dalam gerakan ODNR adalah memproduksi, menyuplai, mendistribusikan, memasar-
kan pangan lokal, melakukan inovasi, mensosialisasikan ODNR, memunculkan UMKM baru dan
membuka lapangan kerja. Hal-hal yang mendukung perkembangan UMKM pangan lokal adalah
tempat usaha, peralatan, modal, tenaga kerja, keterampilan, bahan baku, dan gerakan ODNR
itu sendiri, sedangkan faktor penghambatnya adalah pergantian pegawai dan pengaturan waktu
kerja, kurangnya kreatifitas, kurangnya pengetahuan dan kelangkaan bahan baku tertentu.

ABSTRACT
This thesis reveals the development of micro, small and medium local food entreprise. Further-
more, this descriptive research uses a qualitative approach. The result of this research show that
ODNR action has encouraged the appearance of UMKM in a culinary sector and it also provided
local food – non rice and non wheat. The roles of UMKM in a ODNR action is producing, supply-
ing, distributing, marketing local food, conducting inovation, socializing ODNR action, creating
new UMKM and job vacancies. Things supporting the development of UMKM are place, equip-
ment, capital, human resources, skills, raw materials, and ODNR action itself. On the other hand,
there are some factor that inhibit its development, such as the alteration of human resources and
setting of working time, lack of creativity, lack of knowledge and scarcity of raw materials.

KEY WORDS: The development of micro small and medium enterprises, local food product,
ODNR action.

1 Alumni Program Pasca Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Indonesia
2 Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Indonesia

106
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

PENDAHULUAN nesia, beras mempunyai bobot paling tinggi.


Oleh karena itu, inflasi nasional sangat dipe-
Pangan dengan berbagai sumbernya me-
ngaruhi oleh perubahan harga beras (Sutomo,
miliki magnet yang kuat bagi seluruh bangsa
2005). Beras mempunyai peran yang strate-
dan negara di belahan dunia manapun. Pada
gis dalam memantapkan ketahanan pangan,
masa kolonialisasi, kita dapat mengetahui ba-
ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional
gaimana negara-negara Eropa melakukan ek-
(Suryana et. al., 2001). Tahun 2011, konsum-
spedisi ke berbagai tempat di berbagai belah-
si beras per kapita nasional sebesar 139,15
an dunia untuk menguasai sumber pangan,
kg/kapita/ tahun (BKP, 2012). Jika angka ter-
termasuk Indonesia yang pada masa itu te-
sebut dikalikan dengan jumlah penduduk se-
lah didatangi bangsa Portugis guna memetik
besar 242,3 juta jiwa, maka angka kebutuhan
hasil bumi yang berlimpah, yang kemudian
beras nasional mencapai 33,72 juta ton/tahun
disusul oleh Belanda hingga bahkan ratusan
(Gerakan ODNR, 2013).
tahun lamanya menguasai negeri ini. Hal ini
Tingginya permintaan (demand) terha-
menunjukkan bahwa pangan dengan berba-
dap beras sampai saat ini belum diikuti oleh
gai sumbernya memiliki peran yang sangat
pertumbuhan produksi (supply) dalam negeri
sentral dan sangat berharga. (Isma’il, 2014)
yang seimbang, sehingga untuk menutup de-
Sejak masa sejarah-madya atau Hindu-
fisit tersebut pemerintah melakukan impor
-Buddha, negeri ini telah termahsyur seba-
beras. Hingga tahun 2012, impor terbesar
gai negeri penghasil beras. Literatur Yunani
yang masih dilakukan Indonesia adalah be-
purba dan epik India seperti Ramayana telah
ras. Hal ini disebabkan oleh mayoritas ma-
mencatat adanya “negeri emas”, “negeri
syarakat Indonesia yang masih mengonsum-
padi”, dan “negeri perak” di “Dunia Timur
si beras sebagai makanan utama. Meskipun
sana”. Bila Sumatra tersohor sebagai Pulau
pada era 1970-an Indonesia merupakan nega-
Emas, maka Pulau Jawa sebagai Pulau Padi.
ra penghasil beras dan sempat swasembada
Keberlimpahan Jawa akan padi dapat dilihat
beras, saat ini Indonesia harus melakukan
ketika peristiwa Mataram dengan rajanya
impor beras dari lima negara, yaitu Vietnam
Sultan Agung menyerang Batavia pada 1628-
(443,6 ribu ton), Thailand (238,4 ribu ton),
1629. Dua abad setelahnya, pada abad ke-19,
India (150,5 ribu ton), Pakistan (2.601 ton)
Thomas Stamford Raffles dalam The History
dan China (8.624 ton). Selain impor, saat ini
of Java mengakui bahwa “Apabila seluruh
pemerintah kembali menggalakkan program
tanah yang ada dimanfaatkan, bisa dipasti-
intensifikasi dan ekstensifikasi padi serta me-
kan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa
lakukan program diversifikasi pangan, yaitu
menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi
dengan pemanfaatan dan pengembangan po-
tanaman yang dihasilkan pulau ini.” Betapa
tensi pangan lokal sebagai pengganti beras.
beruntungnya penduduk tanah tropis ini (Wa-
(Isma’il, 2014, p. 42)
cana Nusantara, 2012).
Menyikapi perubahan pola konsumsi na-
Menurut data BPS tahun 2011, Indonesia
sional dan kenaikan kebutuhan beras yang
memiliki penduduk sebesar 242,3 juta jiwa.
makin tinggi, pemerintah merumuskan be-
Jumlah ini menyebabkan kebutuhan pangan,
berapa konsep yang dapat diterapkan dalam
terutama beras semakin besar. Dalam kompo-
menghadapi permasalahan ketahanan pa-
nen pengeluaran konsumsi masyarakat Indo-

107
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

ngan. Konsep ini sebenarnya telah lama di- Kondisi ini tentunya menjadi sebuah pe-
susun dan dapat dilihat dari Undang-Undang luang bagi pengembangan UMKM yang ikut
(UU) Nomor 18 tahun 2012 pengganti UU terlibat dalam gerakan ODNR dalam menye-
No. 7 tahun 1996 tentang Pangan dan PP No. diakan menu olahan pangan lokal, dimana
68 Tahun 2002 tentang ketahanan pangan. di Kota Depok setidak-tidaknya pada setiap
Selain itu, tingkat pengetahuan masyarakat hari selasa sudah ada pasar yang jelas bagi
terhadap pola hidup yang bergizi, beragam, penjualan olahan pangan lokal non beras dan
seimbang, dan aman juga diperlukan untuk terigu, yaitu para PNS Pemerintah Kota De-
mendukung ketahanan pangan nasional. pok. Gerakan ODNR telah memberi pesan
Dalam mendukung undang-undang ter- tersendiri terhadap dunia usaha, terutama
sebut, Pemerintah Kota Depok memelopori UMKM yang ada di Kota Depok, untuk me-
gerakan One Day No Rice (ODNR) sebagai lihat gerakan ODNR sebagai sebuah komodi-
bagian program diversifikasi pangan nasional ti dan peluang dalam upaya mengembangkan
dan untuk mengembalikan kearifan pangan dirinya.
lokal. Pemerintah Kota Depok telah memulai Berdasarkan latar belakang permasalahan
langkah kecil untuk mengurangi konsumsi dan hasil kajian literatur terkait pelaksanaan
beras dengan diresmikannya gerakan ODNR ODNR yang kemudian mendorong beberapa
pada setiap hari Selasa di Kota Depok, me- UMKM di Kota Depok melaksanakan dan
lalui Surat Edaran Wali Kota Depok Nomor: menyediakan olahan makanan lokal sebagai
500/ 1688-Ekonomi tanggal 27 Desember menu-menu ODNR, maka rumusan masalah
2011. Gerakan ini merupakan salah satu upa- dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
ya untuk memperkenalkan dan membiasakan penelitian sebagai berikut:
masyarakat untuk mengkonsumsi aneka pa- a. Bagaimanakah peran UMKM dalam ge-
ngan lainnya yang berbasis potensi lokal, ser- rakan ODNR?
ta untuk mengurangi konsumsi beras. b. Bagaimanakah gerakan ODNR membe-
Selama dilaksanakannya gerakan ODNR ri dampak secara langsung terhadap pe-
sejak Desember 2011 hingga saat ini tercatat ngembangan UMKM?
telah ada 20 pelaku Usaha Mikro Kecil Me- c. Apakah faktor pendukung maupun peng-
negah (UMKM) di Kota Depok yang telah hambat pengembangan UMKM dalam
menyediakan olahan makanan lokal sebagai ODNR di Kota Depok?
menu-menu ODNR (Humas Kota Depok,
Sesuai dengan perumusan masalah di atas,
2014). Tentu hal ini kemudian muncul mela-
maka tujuan yang ingin dicapai pada peneliti-
lui proses dan pada awalnya melalui beberapa
an ini adalah:
kendala dan masalah. Pelaku UMKM yang
a. Mendeskripsikan bagaimanakah peran
awalnya berdagang dengan menyediakan
UMKM dalam gerakan ODNR.
menu makanan nasi dan makanan berbahan
b. Untuk mengetahui apakah gerakan ODNR
terigu pada hari Selasa, kemudian didorong
memberi dampak secara langsung terha-
untuk mengganti menu dagangan mereka de-
dap pengembangan UMKM.
ngan olahan makanan lokal serta olahan ma-
c. Mendeskripsikan faktor-faktor pendu-
kanan non beras dan non terigu sebagai menu
kung maupun penghambat pengembang-
ODNR.

108
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

an UMKM dalam gerakan ODNR di Kota rumah tangga dalam bidang pengolahan pa-
Depok. ngan. (Hariyadi, 2011)
Sesuai dengan klasifikasi industri Un-
1. Konsep Ketahanan Pangan dan dang-undang Nomor 20 Tahun 2008, struktur
Pengembangan UMKM industri di Indonesia di dominasi oleh indus-
1.1. Konsep Ketahanan Pangan tri atau usaha skala mikro, yaitu usaha de-
Ketahanan pangan menurut UU No. 18 ngan aset kurang dari Rp. 50 juta dan penju-
tahun 2012 Tentang Pangan adalah “kondi- alan pertahun kurang dari Rp. 300 juta (BPS,
si terpenuhinya Pangan bagi negara sampai 2011). Dari jumlah industri sebanyak 51,26
dengan perseorangan, yang tercermin dari juta unit indsutri besar tercatat hanya berjum-
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah lah 4.370 perusahaan atau sekitar 0,01% dari
maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, industri yang ada (Gambar 2.1). Selanjutnya,
merata dan terjangkau serta tidak bertentang- industri menengah dan kecil berturut-turut
an dengan agama, keyakinan dan budaya ma- adalah 39.660 unit (0,08%) dan 520.220 unit
syarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan (1,01%) dari keseluruhan jumlah satuan in-
produktif secara berkelanjutan”. dustri yang ada. Sisanya sebanyak 50,7 juta
Menurut Taylor (1991, p. 84), ketahanan unti (98,9%) adalah industri atau usaha mik-
pangan adalah kemudahan masyarakat dalam ro.
menjangkau ketersediaan dan kemampuan
memperoleh makanan. Deklarasi Roma Kon-
ferensi Tingkat Tinggi Pangan Dunia Tahun
1996 mengemukakan bahwa ketahanan pa-
ngan adalah terwujudnya akses pangan se-
cara fisik maupun ekonomi setiap individu
sehingga mereka memperoleh pangan yang
cukup, aman dan bergizi sehingga dapat
terciptanya kehidupan yang aktif dan sehat.
Gambar 1 Struktur Industri di Indonesia Yang Didominasi
(Gerakan ODNR, 2013) Oleh Usaha Mikro.
1.2. Kedaulatan Pangan dan Kaitannya Sumber: BPS, 2011
Dengan UMKM Lebih lanjut BPS juga menunjukkan bah-
Dalam konteks kedaulatan pangan, ke- wa sekitar 53,57% dari semua usaha mikro,
sejahteraan dan keterlibatan masyarakat kecil dan menengah ini bergerak pada bidang
menjadi salah satu indikator utama. Secara pangan dan pertanian. (BPS, 2011). Karena
khusus upaya pengindustrian aneka pangan itu pengindustrian aneka pangan lokal perlu
lokal mempunyai potensi besar untuk dapat di arahkan pada pengembangan dan pember-
melibatkan secara aktif komponen masyara- dayaan UMKM di bidang pangan dan peng-
kat lokal. keterlibatan masyarakat luas dalam olahan hasil pertanian, sehingga pangan yang
upaya pengindustrian pangan lokal saat ini aman, bermutu dan bergizi bagi masyarakat
sudah terjadi di beberapa daerah, khususnya dapat tersedia.
melalui pertumbuhan pesat industri kecil dan

109
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

Menurut (Pribadi: 2005) cakupan keta- a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik
hanan pangan meliputi: (1). Ketersediaan orang perorangan dan/atau badan usaha
pangan mencakup produksi, cadangan dan perorangan yang memenuhi kriteria Usa-
pemasukan, (2).Distribusi/ mencakup ak- ha Mikro sebagaimana diatur dalam Un-
sesabilitas mencakup fisik (mudah dijang- dang-Undang ini.
kau) dan ekonomi terjangkau (daya beli), (3). b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi pro-
Konsumsi mencakup mutu dan keamanan, duktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
serta kecukupan gizi individu. Dari 3 cakup- oleh orang perorangan atau badan usaha
an ini UMKM pangan berperan dalam kese- yang bukan merupakan anak perusahaan
mua cakupan baik produksi, distribusi hingga atau bukan cabang perusahaan yang di-
mutu dan gizi olahan makanan. Sedangkan miliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
untuk empat elemen dalam mencapai keta- langsung maupun tidak langsung dari
hanan pangan yaitu: (1). Tersedianya pangan Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
yang cukup yang sebagian besar berasal dari memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagai-
produksi sendiri, (2). Stabilitas ketersediaan mana dimaksud dalam Undang-Undang
pangan sepanjang tahun, tanpa pengaruh mu- ini.
sin, (3). Akses atau keterjangkauan terhadap c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
pangan yang dipengaruhi akses fisik dan eko- produktif yang berdiri sendiri, yang dila-
nomi terhadap pangan, dan (4). Kualitas kon- kukan oleh orang perorangan atau badan
sumsi pangan dan keamanan pangan. Dari ke usaha yang bukan merupakan anak peru-
empat elemen ini UMKM pangan memiliki sahaan atau cabang perusahaan yang di-
peran besar bersama UMKM yang bergerak miliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
dibidang pertanian. (Pribadi: 2005) langsung maupun tidak langsung dengan
Hal ini menunjukkan betapa besar ling- Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
kup peran UMKM dalam upaya ketahanan jumlah kekayaan bersih atau hasil penju-
pangan nasional, terutama UMKM pangan, alan tahunan sebagaimana diatur dalam
khususnya UMKM olahan pangan lokal, se- Undang-Undang ini.
bagaimana yang akan kita bahas lebih lanjut
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjual-
dalam penelitian ini, yaitu terkait pengem-
an, menurut Undang-Undang Nomor 20 ta-
bangan UMKM olahan pangan lokal dalam
hun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:
gerakan ODNR yang digalakkan di Kota De-
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak
pok sejak tahun 2011 hingga saat ini.
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tem-
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
pat usaha; atau
(UMKM)
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling
2.1. Definisi UMKM banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 rupiah).
tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Kriteria usaha kecil adalah sebagai beri-
Menengah, UMKM didefinisikan sebagai
kut:
berikut:

110
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari d. Sulistyastuti (2004) berpendapat bahwa


Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta ru- UMKM mampu memberikan manfaat
piah) sampai dengan paling banyak Rp sosial yaitu mereduksi ketimpangan pen-
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ti- dapatan, terutama di negara-negara ber-
dak termasuk tanah dan bangunan tempat kembang. Peranan usaha kecil tidak ha-
usaha; atau nya menyediakan barang-barang dan jasa
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih bagi konsumen yang berdaya beli rendah,
dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta tetapi juga bagi konsumen perkotaan lain
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp yang berdaya beli lebih tinggi. Selain itu,
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus usaha kecil juga menyediakan bahan baku
juta rupiah). atau jasa bagi usaha menengah dan besar,
termasuk pemerintah lokal. Tujuan sosial
Sedangkan kriteria usaha menengah ada-
dari UMKM adalah untuk mencapai ting-
lah sebagai berikut:
kat kesejahteraan minimum, yaitu menja-
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
min kebutuhan dasar rakyat.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupi-
ah) sampai dengan paling banyak Rp Sedangkan Amstrong dan Taylor (2000)
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupi- menyebutkan 5 argumen yang relevan me-
ah) tidak termasuk tanah dan bangunan ngenai peran usaha mikro, usaha kecil dan
tempat usaha; atau usaha menengah dalam pembangunan eko-
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih nomi regional, yaitu:
dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar a. UMKM mampu menciptakan lapangan
lima ratus juta rupiah) sampai dengan pa- kerja;
ling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima b. UMKM memiliki kemampuan memun-
puluh milyar rupiah). culkan industri-industri kecil baru lainnya
2.2. Peran dan Kontribusi UMKM yang bersifat fleksibel dan bervariasi serta
a. Peranan UMKM di Bidang Ekonomi memunculkan enterpreneur baru yang be-
b. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah rani menanggung resiko;
(UMKM) mempunyai peranan yang stra- c. UMKM memiliki kemampuan mendo-
tegis dalam pembangunan ekonomi nasi- rong terjadinya persaingan secara intensif
onal. Selain berperan dalam pertumbuhan antar UMKM bahkan usaha besar serupa.
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, Hal ini sangat penting untuk mendorong
UMKM juga berperan dalam pendistri- lingkungan usaha yang kondusif dan ber-
busian hasil-hasil pembangunan. UMKM budaya usaha yang kuat;
diharapkan mampu memanfaatkan sum- d. UMKM mendorong inovasi;
ber daya nasional, termasuk pemanfaatan e. UMKM mampu meningkatkan hubungan
tenaga kerja yang sesuai dengan kepen- industrial (misal hubungan industri de-
tingan rakyat dan mencapai pertumbuhan ngan buruh) dan menyediakan lingkungan
ekonomi yang maksimum. (Sulistyastuti, kerja yang baik dengan para buruhnya.
2004)
c. Peranan UMKM di Bidang Sosial

111
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

2.3. Pengembangan UMKM i. Penyediaan pembiayaan sesuai dengan


Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 17 ketentua peraturan perundang-undangan;
Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang- atau
-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang j. Fasilitasi teknologi dan informasi.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, bahawa Sedangkan pada pasal 8 PP No. 17 Tahun
pengembangan usaha terhadap UMKM me- 2013, pengembangan usaha yang dapat
liputi fasilitasi pengembangan usaha dan pe- dilakukan oleh UMKM itu sendiri dapat
laksanaan pengembangan usaha. Fasisiltasi dilakukan dengan:
pengembangan usaha dilakukan oleh peme- k. Mengembangkan jaringan usaha dan ke-
rintah dan pemerintah daerah, yaitu dilaku- mitraan;
kan dalam bidang produksi dan pengolahan, l. Melakukan usaha secara efisien;
pemasaran, sumber daya manusia, serta desa- m. Mengembangkan inovasi dan peluang pa-
in dan teknologi. sar;
Pada bagian ketiga pasal 5 PP No. 17 Ta- n. Memperluas akses pemasaran;
hun 2013 disebutkan bahwa pengembangan o. Memanfaatkan teknologi;
usaha mikro, usaha kecil dan usaha mene- p. Meningkatkan kualitas produk; dan
ngah dilakukan melalui: q. Mencari sumber pendanaan usaha yang
a. Pendataan, identifikasi potensi dan masa- lebih luas.
lah yang dihadapi; 2.4. Faktor Pendukung dan Penghambat
b. Penyususnan program pembinaan dan pe- Pengembangan UMKM
ngembangan sesuai potensi dan masalah
yang dihadapi; 2.4.1. Faktor Pendukung Pengembangan
UMKM
c. Pelaksanaan program pembinaan dan pe-
Faktor-faktor yang paling menentukan pe-
ngembangan; dan
ngembangan dan pertumbuhan usaha UKM,
d. Pemantauan dan pengendalian pelaksana-
dikemukakan Lasceviva (2004) sebagai ber-
an program.
ikut:
e. Selain itu uapaya pengembangan UMKM
1. Sektor; Perusahaan yang beroperasi pada
dapat dilakukan dengan beberapa pende-
sektor kegiatan ekonomi yang berbeda
katan, yaitu pendekatan koperasi, sentra,
memiliki pertumbuhan yang berbeda.
klaster dan pendekatan kelompok.
Pada level agregat, perusahaan dalam
Kemudian pada pasal 6 PP No. 17 Ta-
sektor pengolahan dxan jasa umumnya
hun 2013, pemerintah dan pemerintah
tumbuh yang lebih tinggi dari pada yang
daerah memprioritaskan pengembangan
beroperasi disektor perdagangan.
UMKM melalui:
2. Lokasi; UKM yang berlokasi di daerah
f. Pemberian kesempatan untuk ikut serta
pedesaan tumbuh kurang cepat daripada
dalam pengadaan barang dan jasa peme-
yang berlokasi di daerah perkotaan, demi-
rintah dan pemerintah daerah;
kian juga yang berlokasi dalam pasar tra-
g. Pencadangan usaha bagi usaha mikro,
disional, distrik komersial; atau disepan-
usaha kecil dan usaha menengah melalui
jang jalan tumbuh lebih cepat daripada
pembatasan usaha besar;
yang berlokasi di dalam rumah.
h. Kemudahan perizinan;

112
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

3. Regional; UKM yang berada di suatu da- keuangan, agunan dan keterbatasan dalam
erah kabupaten yang tingkat pendapatan kewirausahaan.
perkapitanya tinggi tumbuh lebih cepat
Haeruman (2000) mengatakan bahwa tan-
dari kabupaten yang tingkat pendapatan
tangan bagi dunia usaha terutama dalam pe-
perkapita penduduknya rendah.
ngembangannya mencakup aspek yang luas
Tambunan (2002) mengemukakan bah- yakni:
wa aspek-aspek yang menjadi kekuatan dan 1. Peningkatan kualitas sumber daya manu-
kelemahan UKM adalah: (1) faktor manusia; sia dalam hal kemampuan manajemen,
yang terdiri dari motivasi yang kuat, pena- organisasi dan teknologi,
waran tenaga kerja, etos kerja, produktivi- 2. Kompetensi kewirausahaan,
tas kerja, dan kualitas tenaga kerja; dan (2) 3. Akses yang lebih luas terhadap permoda-
faktor ekonomi/bisnis; yang meliputi bahan lan,
baku, akses sumber keuangan, nilai ekono- 4. Informasi pasar yang transparan,
mis, dan segmen pasar yang dilayani. 5. Faktor input produksi lainnya, dan
2.4.1. Faktor Penghambat Pengembangan 6. Iklim usaha yang sehat yang mendukung
UMKM inovasi, kewirausahaan, dan praktek bis-
Setyobudi (2007) membagi permasalahan nis serta persaingan yang sehat.
UKM dalam tiga kategori yakni: Sedangkan menurut Tambunan (2002),
1. Permasalahan yang bersifat klasik dan beberapa permasalahan yang sering dihadapi
mendasar pada UKM (basic problems), UKM, khususnya industri kecil (IK) dan in-
antara lain berupa permasalahan modal, dustri rumah tangga (IRT) antara lain:
bentuk badan hukum yang umumnya non 1. Kesulitan pemasaran
formal, SDM, pengembangan produk dan 2. Keterbatasan finansial
akses pemasaran. 3. Keterbatasan sumber daya manusia
2. Permasalahan lanjutan (advancedprob- (SDM)
lems), antara lain pengenalan dan penet- 4. Masalah bahan baku
rasi pasar ekspor yang belum optimal, 5. Keterbatasan teknologi
kurangnya pemahaman terhadap desain
produk yang sesuai dengan karakter pa- METODE
sar, permasalahan hukum yang menyang-
Penelitian ini adalah jenis penelitian ku-
kut hak paten, prosedur kontrak penjualan
alitatif yang menekankan pada pemahaman
serta peraturan yang berlaku di Negara
karena sifatnya yang mempertanyakan mak-
tujuan ekspor.
na suatu objek secara mendalam. Pendekatan
3. Permasalahan antara (intermediate prob-
kualitatif dipilih agar dapat memanfaatkan
lems), yaitu permasalahan dari instansi
metode penelitian dengan menggunakan ana-
terkait untuk menyelesaikan masalah da-
lisis secara induktif dan bersifat deskriptif.
sar agar mampu menghadapi persoalan
Pendekatan kualitatif digunakan dalam pene-
lanjutan secara lebih baik. Permasalahan
litian ini untuk mendapatkan data yang men-
tersebut antara lain dalam hal manajemen
dalam dan akurat yang disesuaikan dengan
kondisi dilapangan.(Neuman, 2006, p. 46)

113
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

Selain itu Creswell (2009, p. 4) juga men- subjek penelitian untuk dapat memberikan
jelaskan bahwa penelitian kualitatif merupa- informasi mengenai hal-hal yang berkaitan
kan metode untuk mengeksplorasi dan me- dengan penelitian. Jenis sampling yang digu-
mahami makna yang oleh sejumlah individu nakan adalah nonprobability sampling. Ka-
atau sekelompok orang dianggap berasal dari rena dalam penelitian ini, tidak semua orang
masalah sosial atau kemanusiaan. Proses pe- yang berada dalam studi penelitian dapat
nelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upa- dijadikan informan, sehingga perlu mencari
ya penting seperti mengajukan pertanyaan informan yang benar-benar menguasai infor-
kepada informan, membuat prosedur dalam masi yang dibutuhkan. Sedangkan teknik pe-
mengumpulkan data yang spesifik dari para milihan informan dalam penelitian ini adalah
informan, menganalisis data secara induktif dengan teknik sampel bertujuan (purposive
mulai dari tema yang khusus ke tema umum, sampling) yaitu suatu teknik pengambilan
dan menafsirkan makna data tersebut. sampel dengan memiliki pertimbangan untuk
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tujuan tertentu. Pemilihan informan dalam
secara mendalam sejauh mana peran UMKM penelitian ini dibagi kedalam 2 (dua) kategori
dalam gerakan ODNR, bagaimana dinamika sebagai berikut ini:
pengembangan UMKM olahan pangan lokal 1. Informan sebagai aparatur Pemerintah
dan apakah gerakan ODNR memberi dam- Daerah, dalam hal ini aparatur Pemerin-
pak secara langsung terhadap pengembangan tah Kota Depok yang berasal dari jabatan
UMKM olahan pangan lokal. Untuk mem- struktural. Aparatur tersebut terlibat di-
peroleh gambaran secara menyeluruh per- dalam implementasi gerakan ODNR dan
masalahan di atas, maka didalam proses pe- pengembangan UMKM. Aparatur yang
ngumpulan data harus berhubungan langsung berasal dari jabatan struktural merupa-
dengan subjek yang akan diteliti sehingga kanaparatur dari beberapa Organisasi Pe-
akan dapat dilihat dan dipahami secara jelas rangkat Daerah (OPD) dalam struktur Pe-
permasalahan yang terjadi dilapangan serta merintah Kota Depok, yaitu aparatur dari
dapat menangkap variasi antar kejadian, oleh Bagian Humas Kota Depok selaku apara-
karena itu pendekatan yang digunakan dalam tur yang membidangi promosi daerah, Ba-
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. dan Pemberdayaan Masyarakat dan Kelu-
Informan merupakan faktor utama yang arga yang membidangi urusan ketahanan
sangat berperan dalam penelitian kualita- pangan, dan Dinas Koperasi, UMKM dan
tif, karena informan memberikan informasi Pasar selaku aparatur yang membidangi
tentang situasi dan kondisiterhadap objek pengembangan UMKM.
penelitian dilapangan. Terkait dengan tujuan 2. Informan sebagai pengelola UMKM, da-
penelitian, yaitu menjelaskan peran UMKM lam hal ini pengelola 7 UMKM yang te-
dalam gerakan ODNR, hambatan dan pendo- lah melaksanakan ODNR di Kota Depok,
rong pengembangan UMKM olahan pangan yang selama dilaksanakannya gerakan
lokal dan dampak langsung gerakan ODNR ODNR telah menyediakan menu-menu
terhadap pengembangan UMKM olahan pa- ODNR berupa olahan pangan lokal di
ngan lokal, sehingga informan dalam pene- Kota Depok, yaitu 5 UMKM yang bera-
litian ini adalah orang-orang yang menjadi da di luar lingkungan Pemkot Depok dan

114
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

2 UMKM yang berada di kantin Pem- 1.2. Mendorong Inovasi


kot Depok. 5 UMKM yang berada di Amstrong dan Taylor (2000) menyebut-
luar lingkungan Pemkot Depok adalah kan bahwa salah satu peran UMKM dalam
UMKM yang memilih untuk menyedi- pembangunan ekonomi regional adalah men-
akan olahan pangan lokal sebagai menu dorong inovasi. Demikian halnya dengan
ODNR. Mereka memandang ODNR se- UMKM olahan pangan lokal, yang tidak ha-
bagai sebuah peluang usaha untuk me- nya sekedar menyediakan menu olahan pa-
ngembangkan dirinya, sehingga penulis ngan lokal, mereka juga terus menyediakan
mengambil ke 5 UMKM tersebut sebagai variasi dan mengkreasikan begitu banyak
informan. Sedangkan UMKM yang ber- jenis olahan pangan lokal sehingga membuat
ada di lingkungan Pemkot Depok semu- orang tidak merasa bosan dengan menu ola-
anya memiliki kondisi yang sama baik han pangan lokal yang itu-itu saja. Dengan
dari segi lokasi usaha, kewajiban untuk kata lain mereka berinovasi dan berkreasi
menyediakan menu ODNR serta terkait dalam mengolah pangan lokal non beras non
kegiatan-kegiatan yang diikuti seperti pe- terigu.
latihan, pameran dan promosi. Sehingga 1.3. Menyuplai Kebutuhan Olahan
2 UMKM yang diambil sebagai informan Pangan Lokal, Mendistribusikan dan
dari total 15 UMKM yang ada di kantin Memasarkannya
Pemkot Depok sudah cukup mewakili. Sulistyawati (2004) mengatakan bahwa
UMKM berperan dalam mendistribusikan
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil-hasil pembangunan serta mendistri-
1. Peran UMKM Olahan Pangan Lokal busikan barang dan jasa kepada konsumen.
Dalam Gerakan ODNR Dalam hal ini hampir seluruh olahan pangan
lokal non beras dan non terigu didistribusi-
Berdasarkan hasil penelitian, banyak hal
kan oleh UMKM olahan pangan lokal pada
yang telah dilakukan UMKM yang bergerak
lingkungan Pemkot Depok, sisanya di DPRD
dibidang kuliner pangan lokal dalam gerakan
Kota Depok dan beberapa tempat lain di Kota
ODNR, diantaranya yaitu:
Depok
1.1. Memproduksi dan Menghidupkan
1.4. Berperan dan Berpartisipasi Dalam
Kembali Olahan Pangan Lokal
Mensosialisasikan Gerakan ODNR
UMKM olahan pangan lokal berperan da-
Selain memproduksi dan menghidupkan
lam menghidupkan kembali olahan pangan
kembali olahan pangan lokal, menyuplai
lokal non beras dan non terigu dengan ber-
kebutuhan olahan pangan lokal, mendistri-
bagai jenis bahan dasar dan berbagai variasi
busikan dan memasarkannya, para pelaku
olahannya. Hal ini sesuai dengan apa yang
UMKM olahan pangan non beras non terigu
disampaikan oleh Sulistyawati (2004) bah-
juga berperan aktif dalam mensosialisasikan
wa peran usaha kecil adalah menyediakan
gerakan ODNR dan menyampaikan infor-
barang dan jasa bagi konsumen disamping
masi kebaikan dalam konsumsi pangan lokal
menyediakan bahan baku bagi usaha besar,
dan beragam, terutama dari aspek kesehatan.
termasuk pemerintah lokal.
Selain itu para pelaku UMKM juga mempro-
mosikan produk non beras non terigu mereka

115
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

Tabel 1. Cakupan Distribusi Penjualan Usaha


No Nama Usaha Cakupan Distribusi

Menu ODNR Non ODNR

1. Ibu SH Katering Pemkot & DPRD Jabodetabek


2. Ibu PP Kuliner Bebek Pemkot, (SMU 1-8, SD seputaran Beji) Depok ( Margonda & Beji)
3. Ibu EF Kue Pemkot & FKM UI Pemkot, Depok (Margonda),
Cibubur, Bogor
4. IbuYT Kue Pemkot & DPRD Pemkot, DPRD, Depok (Grand
Depok City)
5. Ibu NR Kue Pemkot Depok, Cibubur, Jatiwarna
6. Bp. SN Ayam Penyet Pemkot Pemkot
7. Bp. DH Soto Pemkot Pemkot
Sumber : Hasil wawancara penelitian

melalui media sosial dalam rangka mempro- tensif antar UMKM. Hal ini sangat penting
mosikan gerakan ODNR sekaligus sebagai untuk mendorong lingkungan usaha yang
upaya memperluas pemasaran produk mere- kondusif dan berbudaya usaha yang kuat.
ka. (Amstrong dan Taylor, 2000)
1.5. Memunculkan UMKM Baru dan 1.6. Menyerap Tenaga Kerja
Mendorong Terjadinya Persaingan antar Sulistyawati (2004) mengatakan bah-
UMKM. wa salah satu peran UMKM adalah mampu
UMKM olahan pangan lokal yang ada di menciptakan lapangan kerja, sedangkan Am-
Depok pada umumnya adalah UMKM yang strong dan Taylor (2000) menyebutkan salah
sudah ada sebelum gerakan ODNR dan ke- satu dari lima argumen yang relevan menge-
mudian menyediakan menu ODNR karena nai peran usaha mikro, usaha kecil dan usa-
adanya kebijakan gerakan ODNR yang di- ha menengah dalam pembangunan ekonomi
galakkan oleh Pemerintah Kota Depok sejak regional adalah menciptakan lapangan kerja,
tahun 2011. Namun seperti telah kita ketahui yaitu dalam hal ini melakukan penyerapan
sebelumnya bahwa ada 2 UMKM olahan pa- tenaga kerja. Demikian juga halnya dengan
ngan lokal yang bergerak di olahan kue yang UMKM olahan pangan lokal, meskipun se-
baru membuka usaha setelah gerakan ODNR bagian besar tidak merasa perlu untuk me-
dilaksanakan, yang melihat ODNR ini seba- nambah karyawan ketika mulai menyediakan
gai sebuah peluang usaha. Salah satu UMKM menu ODNR dan hanya memberdayakan
olahan kue yang telah berusaha sebelum ge- karyawan yang ada, namun 2 UMKM olahan
rakan ODNR dilaksanakan telah mendorong kue yang memulai usaha dan melihat gerakan
kedua UMKM ini hingga mampu membuka ODNR sebagai sebuah peluang usaha, sejauh
usaha sendiri. Meskipun secara internal hal ini setidaknya telah menyerap 13 orang te-
ini memang mengurangi omset pendapatan naga kerja sebagaimana yang terlihat dalam
UMKM pertama, namun disisi lain hal ini tabel 2 di bawah ini.
merupakan proses memunculkan enterprene-
ur baru yang berani menanggung resiko, serta
mendorong terjadinya persaingan secara in-

116
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

Tabel 2. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh UMKM Olahan Pangan Lokal.
No Nama Usaha Jumlah Karyawan Penyerapan
Tenaga Kerja
Sebelum Setelah ODNR Penambahan
ODNR
1. Ibu SH Katering 20 org 20 org - -
2. Ibu PP Kuliner Bebek 10 org 10 org - -
3. Ibu EF Kue - 7 org - 7 org
4. IbuYT Kue - 6 org - 6 org
5. Ibu NR Kue 4 org 4 org - -
6. Bp. SN Ayam Penyet 1 org 1 org - -
7. Bp. DH Soto 1 org 1 org - -
Total Penyerapan Tenaga Kerja 13 org
Sumber : Hasil wawancara penelitian

2. Dampak Langsung Gerakan ODNR yang lain adalah karena UMKM itu sendiri
Terhadap Pengembangan UMKM berdiri setelah gerakan ODNR dilaksana-
Olahan Pangan Lokal kan, sehingga kalaupun kita hendak menghi-
Selama berjalannya gerakan ODNR di tung penambahan tenaga kerja oleh gerakan
Kota Depok sejak tahun 2011, Pemerintah ODNR, maka bisa dikatakan jumlah karya-
Kota Depok terus mendorong pengembang- wan dari UMKM yang baru berdiri tersebut-
an UMKM olahan pangan lokal sebagai ba- lah penyerapan tenaga kerja itu didapatkan.
gian tak terpisah dari gerakan itu sendiri. Jumlah karyawan UMKM olahan pangan lo-
Kebutuhan akan olahan pangan lokal non kal dapat dilihat pada tabel 4.
beras dan non terigu mendorong para pelaku 2.1.3. Jumlah Aset
UMKM kuliner untuk menyediakan menu- Penambahan aset dalam usaha yang di-
-menu ODNR. Oleh karena itu secara lang- jalankan oleh UMKM yang menyediakan
sung gerakan ODNR telah memberi dampak menu-menu ODNR adalah lebih pada pe-
terhadap keberadaan UMKM yang menye- nambahan yang disebabkan oleh usaha kese-
diakan menu-menu lokal non beras dan non luruhan yang dijalankan, baik manu ODNR
terigu, disamping memang beberapa upaya maupun menu biasa, sedangkan yang dise-
telah dilakukan baik oleh Pemerintah Kota babkan dari usaha olahan pangan lokal bisa
Depok maupun oleh para pelaku UMKM itu dikatakan tidak terlalu signifikan.
sendiri dalam rangka mengembangkan diri-
2.1.4. Penjualan Produk
nya sendiri.
Penjualan produk ODNR oleh UMKM
2.1. Dampak Gerakan ODNR Terhadap olahan pangan lokal bervariatif antara ma-
UMKM Olahan Pangan Lokal sing-masing UMKM dan dapat dilihat pada
2.1.1. Pendapatan tabel 5.
[Tabel 3.] 2.1.5. Keterampilan
2.1.2. Jumlah Karyawan Pengaruh gerakan ODNR terhadap peng-
Tidak ada penambahan karyawan dikare- ingkatan keterampilan pengusaha dapat dili-
nakan adanya gerakan ODNR. Para pelaku hat pada tabel 6 di bawah ini.
UMKM hanya memberdayakan karyawan
yang ada untuk menu-menu ODNR, adapun

117
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

Tabel 3. Pendapatan Rata-Rata per Bulan


No Nama Usaha Pendapatan Rata-Rata
Omset Menu
Rata-rata/ Non ODNR ODNR ODNR/ bulan
bulan (%) (%)
1. Ibu SH Katering 100 juta 80 20 20 juta
2. Ibu PP Kuliner 100 juta 90 10 10 juta
Bebek
3. Ibu EF Kue 8,5 juta 32,5 67,5 5,7 juta
4. IbuYT Kue 19,5 juta 70 30 5,85 juta
5. Ibu NR Kue 5 juta 82,5 17,5 875 ribu
6. Bp. SN Ayam 3 juta 75 25 750 ribu
Penyet
7. Bp. DH Soto 3 juta 75 25 750 ribu
Sumber: Hasil wawancara penelitian

Tabel 4. Jumlah Karyawan Sebelum & Sesudah ODNR


No Nama Usaha Jumlah Karyawan

Sebelum Setelah ODNR Penambahan


ODNR
1. Ibu SH Katering 20 org 20 org -
2. Ibu PP Kuliner Bebek 10 org 10 org -
3. Ibu EF Kue - 7 org -
4. IbuYT Kue - 6 org -
5. Ibu NR Kue 4 org 4 org -
6. Bp. SN Ayam Penyet 1 org 1 org -
7. Bp. DH Soto 1 org 1 org -
Total 36 org 49 org 13 org
Sumber: Hasil wawancara penelitian

Tabel 5. Penjualan Produk ODNR


No Nama Usaha Penjualan

Non ODNR Menu ODNR


(%) (%)
1. Ibu SH Katering 80 20
2. Ibu PP Kuliner Bebek 90 10
3. Ibu EF Kue 32,5 67,5
4. IbuYT Kue 70 30
5. Ibu NR Kue 82,5 17,5
6. Bp. SN Ayam Penyet 75 25
7. Bp. DH Soto 75 25
Sumber: Hasil wawancara penelitian

2.2. Upaya Pengembangan UMKM Oleh bagaimana yang juga dilakukan oleh Pemkot
Pemkot Depok Depok, yaitu:
Sesuai bagian ketiga pasal 5 PP No. 17
2.2.1. Pendataan, identifikasi potensi dan
Tahun 2013 disebutkan bahwa pengembang- masalah yang dihadapi;
an usaha mikro, usaha kecil dan usaha me- Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar
nengah dilakukan melalui beberapa hal se- (DKUP) Kota Depok telah melaksanakan
program pemberdayaan usaha mikro dan

118
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

Tabel 6. Peningkatan Keterampilan Setelah Gerakan ODNR


No Nama Usaha Mulai Menyediakan Peningkatan Keterangan
Menu ODNR Keterampilan

1. Ibu SH Katering Tahun 2011 Ya


2. Ibu PP Kuliner Tahun 2012 Ya
Bebek
3. Ibu EF Kue Tahun 2013 Ya
4. IbuYT Kue Tahun 2012 Ya
5. Ibu NR Kue Tahun 2007 Tidak Sudah menye-
diakan menu
ODNR sejak
awal usaha
6. Bp. SN Ayam Tahun 2011 Ya
Penyet
7. Bp. DH Soto Tahun 2011 Ya
Sumber: Hasil wawancara penelitian

Tabel 7. Peningkatan Pemesanan Menu ODNR


No Nama Usaha Peningkatan Pemesanan Keterangan
ODNR

1. Ibu SH Katering Standar/ Fleksibel


2. Ibu PP Kuliner Bebek Standar/ Fleksibel
3. Ibu EF Kue Meningkat 15 %
4. IbuYT Kue Standar/ Fleksibel
5. Ibu NR Kue Standar/ Fleksibel
6. Bp. SN Ayam Penyet Standar/ Fleksibel
7. Bp. DH Soto Standar/ Fleksibel
Sumber: Hasil wawancara penelitian

ekonomi pemuda yang dilaksanakan sejak ta- dimuat pada dokumen Rencana Pembangun-
hun 2012. Kepala DKUP mengatakan bahwa an Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Kota
selain identifikasi potensi dan masalah, Pem- Depok. Dokumen ini akan menjadi acuan
kot Depok melalui DKUP juga melihat keter- dalam melaksanakan program dan kegiatan
tarikan mereka, termasuk di dalamnya usaha dalam upaya pembinaan dan pengembangan
mikro dan ekonomi pemuda yang bergerak UMKM, baik UMKM pangan lokal maupun
dibidang kuliner pangan lokal. UMKM secara keseluruhan.
2.2.2. Penyusunan program pembinaan dan 2.2.3. Pelaksanaan program pembinaan dan
pengembangan sesuai potensi dan pengembangan
masalah yang dihadapi Ada beberapa program dan kegiatan yang
Sebagai tindak lanjut terhadap pendata- dilaksanakan oleh beberapa OPD Kota De-
an, identifikasi potensi dan identifikasi yang pok dalam rangka melaksanakan program
telah dilakukan, Pemkot Depok kemudian pembinaan dan pengembangan usaha seca-
melakukan penyusunan program pembinaan ra keseluruhan yang termasuk di dalamnya
dan pengembangan sesuai dengan potensi melibatkan UMKM secara umum maupun
dan masalah yang dihadapi, yang kemudian UMKM olahan pangan lokal. Rincian inten-

119
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

Tabel 8. Intensitas UMKM Olahan Pangan Lokal Dalam Mengikuti Pelatihan Pengolahan
Pangan Lokal
No Nama Usaha Mengikuti Pelatihan Total
2011 2012 2013 2014
1. Ibu SH Katering - - 1 2 3 kali
2. Ibu PP Kuliner - 2 2 2 6 kali
Bebek
3. Ibu EF Kue - - - 2 2 kali
4. IbuYT Kue - - - - Belum pernah
5. Ibu NR Kue - - - - Belum pernah
6. Bp. SN Ayam - 5 4 4 13 kali
Penyet
7. Bp. DH Soto - 5 4 4 13 kali
Sumber: Wawancara dalam penelitian

Tabel 9. Intensitas UMKM Olahan Pangan Lokal Dalam Mengikuti Promosi dan Pemasaran.
No Nama Usaha Mengikuti Promosi & Pameran Total
2011 2012 2013 2014
1. Ibu SH Katering - - - - Belum pernah
2. Ibu PP Kuliner Bebek - - - - Belum pernah
3. Ibu EF Kue - - - - Belum pernah
4. IbuYT Kue - - - - Belum pernah
5. Ibu NR Kue - - - - Belum pernah
6. Bp. SN Ayam Penyet 1 1 1 1 4 kali
7. Bp. DH Soto 1 1 1 1 4 kali
Sumber: Wawancara dalam penelitian

sitas UMKM olahan pangan lokal yang dite- 1,5%, dari 264 gram/orang/hari (2011) men-
liti dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang jadi 254 gram/orang/hari (2012), (Meniti Ja-
diselenggarakan oleh Pemkot Depok dapat lan, 2015). Hal ini dapat berarti bahwa penu-
dilihat dalam dabel berikut. runan beras telah tergantikan oleh konsumsi
Rincian keterlibatan UMKM yang dike- pangan non beras, yang sebagian besarnya
lola oleh informan penelitian dalam kegiatan diprosuksi dan disuplai oleh UMKM olahan
promosi dapat dilihat pada tabel 9 Di bawah pangan lokal. Sebagaimana dikesempatan
ini. lain dalam Laporan Khusus Majalah Buletin,
2.2.4. Pemantauan dan pengendalian Wali Kota Depok Nur Mahmudi mengklaim
pelaksanaan program. bahwa telah terjadi penurunan konsumsi be-
Secara keseluruhan gerakan ODNR dimo- ras di Kota Depok, yang diikuti dengan ber-
nitoring dan dievaluasi secara statistik dari tambahnya jumlah perusahaan dan warung
angka penurunan beras pertahun, hal ini bisa makan yang menyediakan menu non beras.
berarti penurunan beras tersebut kemudian Penurunan terjadi dari angka 97 kg beras per
berganti dengan meningkatnya konsumsi kapita pada tahun 2011 menjadi 90 kg per
atas pangan lokal non beras. Setahun setelah kapita pada tahun 2014. (Wali Kota Depok,
program ODNR digulirkan, skor pada pola 2015)
pangan harapan Depok meningkat dari 93,7 Selain upaya di atas, sesuai pasal 6 PP No.
(2011) menjadi 94,7 (2012). Konsumsi beras 17 Tahun 2013, pemerintah dan pemerintah
pun menurun 3,79%, melebihi target nasional daerah yang dalam hal ini Pemerintah Kota

120
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

Depok juga memprioritaskan pengembangan tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Ban-
UMKM melalui beberapa hal, yaitu dianta- tuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
ranya: Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Peratur-
2.2.5. Pemberian kesempatan untuk ikut an Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
serta dalam pengadaan barang dan 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Men-
jasa pemerintah dan pemerintah teri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 ten-
daerah serta pembatasan usaha besar; tang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Untuk pengadaan barang dan jasa peme- Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pen-
rintah daerah yang dalam hal ini berupa be- dapatan dan Belanja Daerah, bantuan tidak
lanja makan minum untuk kegiatan di ling- bisa langsung diberikan begitu saja, namun
kungan Pemkot Depok, semua dipenuhi oleh harus diserahkan kepada UMKM yang sudah
UMKM olahan pangan lokal yang ada di berbadan hukum.
Depok. Dalam hal penyediaan menu olahan Namun demikian semua UMKM olahan
pangan lokal, Pemkot Depok lebih memprio- pangan lokal yang diwawancarai mengaku
ritaskan UMKM olahan pangan lokal ketim- belum pernah menerima bantuan, baik beru-
bang memesan atau mengadakan olahan pa- pa barang maupn bantuan secara tunai. Bagi
ngan lokal dari pengusaha besar seperti hotel para pedagang di Pemkot Depok mereka se-
dan restoran atau waralaba. lalu memdapatkan informasi terkait bantuan
yang akan diberikan, namun karena prosedur
2.2.6. Kemudahan perizinan;
yang panjang pengajuan proposal bantuan
Pengurusan perizinan bagi UMKM se-
pun urung dilakukan.
belumnya dirasakan biasa saja oleh pelaku
UMKM, dalam hal ini standar saja dan tidak 2.2.8. Fasilitasi teknologi dan informasi.
ada prioritas tertentu. Namun demikian, se- Dinas Koperasi UMKM dan Pasar
telah diterbitkannya Peraturan Presiden No- (DKUP) Kota Depok telah menyediakan web
mor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Usaha untuk mempromosikan UMKM olahan pa-
Mikro dan Kecil, pengurusan izin usaha bagi ngan lokal dan mempromosikan menu-menu
UMKM akan dipermudah dan tidak dipungut ODNR atau olahan pangan lokal non beras
biaya. non terigu itu sendiri, namun fasilitasi dari
web tersebut masih belum begitu berfungsi.
2.2.7. Penyediaan pembiayaan sesuai
(bidangUMKM@kukmp.Depok.go.id)
dengan ketentua peraturan perundang-
undangan 2.2.9. Upaya lain yang dilakukan dalam
Hampir semua OPD Kota Depok yang mengembangkan UMKM olahan
membidangi bidang ekonomi memberikan pangan lokal.
bantuan berupa peralatan kepada UMKM Upaya selanjutnya yang dilakukan oleh
olahan pangan lokal, terutama setelah pe- Pemkot Depok dalam mengembangkan
laksanaan pelatihan yang diselenggarakan UMKM olahan pangan lokal adalah mengu-
oleh Pemkot Depok. Selain itu bantuan be- payakan investor untuk bisa masuk dan mem-
rupa uang juga pernah diberikan, hanya saja fasilitasi UMKM-UMKM yang bergerak di
sekarang semenjak diterbitkannya Peraturan bidang kuliner pangan lokal. Selain itu, saat
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 ini Pemkot Depok sendiri sedang mendata

121
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

kembali pedagang pangan lokal dan menye- kualitas produk olahan pangan lokal dapat
diakan sentra pangan lokal di kantin Pemkot dilihat pada tabel 11 berikut ini.
Depok sebanyak 42 konter yang disediakan 2.3.4. Pemanfaatkan teknologi;
bagi UMKM pangan lokal. Hal ini tentu akan [Tabel 12]
meningkatkan jumlah UMKM yang menye-
diakan menu-menu ODNR. Sebelumnya ada 2.3.5. Mencari sumber pendanaan usaha
15 UMKM pangan lokal di kantin Pemkot, yang lebih luas.
sehingga kedepan akan ada penambahan 27 Para pelaku UMKM olahan pangan lokal
UMKM pangan lokal lainnya yang akan di- yang diteliti mengatakan bahwa jika untuk
sentrakan di kantin Pemkot Depok. menjalani usaha yang sudah ada, maka seja-
uh ini modal yang diperlukan sudah cukup,
2.3. Upaya Pengembangan UMKM Oleh karena mereka terus memutar omset dan
Dirinya Sendiri keuntungan untuk keperluan usaha. Adapun
2.3.1. Mengembangkan jaringan usaha, jika mereka kemudian berupaya melakukan
kemitraan dan memperluas pasar pengembangan usaha seperti membuka toko
Secara umum upaya yang dilakukan oleh atau membuka cabang di tempat lain, maka
UMKM dapat dilihat pada tabel di bawah ini. tentu tambahan modal dirasa dibutuhkan, sa-
2.3.2. Melakukan usaha secara efisien; lah satunya yang bisa dilakukan adalah me-
Usaha olahan pangan lokal sangatlah ningkatkan omset dengan melakukan bebe-
menguntungkan dan dapat dilakukan seca- rapa hal dan memanfaatkan momen-momen
ra efisien. Karena bahan pokok yang murah tertentu untuk mendorong penjualan.
dan secara umum mudah didapatkan di pasar
tradisional. Selain itu pangan lokal lebih he- 3. Faktor Pendukung dan Penghambat
mat dalam kemasan dan menghasilkan porsi Pengembangan UMKM Olahan
Pangan Lokal
yang lebih banyak ketimbang olahan pangan
biasa. Hal lain yang dilakukan dalam rang- 3.1. Faktor Pendukung
ka efisiensi usaha adalah mengurangi jumlah
karyawan dan memilih karyawan yang be- 3.1.1. Faktor Pendukung Internal
nar-benar cekatan dan trampil dalam bekerja. a. Tempat Usaha
2.3.3. Mengembangkan inovasi dan Lasceviva (2004) menyampaikan bahwa
meningkatkan kualitas produk lokasi usaha sangat menentukan pertumbuh-
Dalam hal olahan pangan lokal non beras an usaha itu sendiri, Dalam hal ini (UMKM
dan non terigu, jika berbicara masalah inova- pangan lokal di Kota Depok), strategis atau
si, maka ini sangat erat kaitannya dengan kre- tidaknya tempat usahan dijawab bervariasi
atifitas dalam menciptakan olahan pangan lo- oleh para pengusaha, ada yang menyatakan
kal yang beragam, beragam bahan, beragam, sangat strategis karena berada di pinggir ja-
bentuk, beragam, model dan rasa dimana hal lan, strategis karena di lingkungan Pemkot
ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Depok dan ada juga yang mengatakan kurang
para pembeli. Secara umum upaya yang di- strategis karena berada agak di dalam Namun
lakukan UMKM olahan pangan lokal dalam demikian bagi mereka yang bergerak di bi-
mengembangkan inovasi dan meningkatkan dang katering berada di dalam yang tidak be-

122
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

Tabel 10. Usaha Yang Dilakukan Dalam Upaya Mengembangkan Jaringan Usaha, Kemitra-
an dan Memperluas Pasar
No Nama Upaya Keterangan
1. Lestari Catering • Menghubungi kembali pelanggan lama via telp,
• Kembali membangun relasi
2. Ayam Mas Iing • Melakukan promosi via media sosial
• Mempromosikan menu ODNR di luar lingkungan
Pemkot Depok
3. Soto Dapin • Ingin mengembangkan usaha ke luar Pemkot Depok
4. Tiktok Van Depok • Berjualan keliling menggunakan mobil
• Menggunakan logo dan seragam ODNR
• Promosi via media sosial
5. Pesona Rasa • Membangun relasi
6. Janna Cake • Membangun relasi
• Promosi dengan sampel produk
7. Kue Keni • Mengikuti bazar atau acara-acara tertentu
• Menjadi promosi acara family gathering
• Bekerja sama dengan pihak lain seperti Katering
Sumber: Diolah dalam penelitian

Tabel 11. Usaha Yang Dilakukan Dalam Upaya Mengembangkan inovasi dan meningkatkan
kualitas produk
No Nama Upaya Keterangan
1. Lestari Catering • Terus meningkatkan variasi makanan
• Menjaga kualitas bahan
2. Ayam Mas Iing • Membuat variasi olahan pangan lokal
• Memberi informasi kesehatan terhadap pangan lokal
yang dijual
3. Soto Dapin • Membuat variasi olahan pangan lokal
4. Tiktok Van Depok • Membuat variasi makanan
• Mensosialisasikan informasi kesehatan olahan pangan
lokal
Menjaga kualitas bahan
5. Pesona Rasa • Membuat variasi makanan
• Menjaga kualitas bahan
6. Janna Cake • Membuat variasi makanan
• Mengolah bahan olahan agar tahan lama disimpan
• Menjaga kualitas bahan
7. Kue Keni • Menjaga kualitas bahan
• Publikasi kualitas bahan
Sumber: Diolah dalam penelitian

gitu strategis tidak lam menjadi masalah se- investasi untuk membeli mesin-mesin baru
lama usaha yang dijalankan sudah memiliki atau untuk menyempurnakan proses produk-
pelanggan tetap yang terus memesan produk si, keterbatasan informasi mengenai perkem-
dari mereka. bangan teknologi atau mesin-mesin dan alat-
-alat produksi baru, dan keterbatasan SDM
b. Peralatan Usaha
yang dapat mengoperasikan mesin-mesin
Tambunan (2002) mengatahan bahwa ke-
baru atau melakukan inovasi-inovasi dalam
terbatasan teknologi khususnya usaha-usaha
produk maupun proses produksi. Namun
rumah tangga (mikro), disebabkan oleh ba-
pada kasus UMKM olahan pangan lokal,
nyak faktor di antaranya, keterbatasan modal

123
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

Tabel 12. Pemanfaatan Teknologi


No Nama Pemanfaatan Teknologi Keterangan
Informasi
1. Lestari Catering Belum Relasi
2. Ayam Mas Iing Sudah Promosi: BBM, Sosial media
3. Soto Dapin Sudah Promosi: BBM, Sosial media
4. Tiktok Van Depok Sudah Promosi: Online, Web, Sosial media
5. Pesona Rasa Belum Relasi
6. Janna Cake Sudah Memperkaya Informasi
7. Kue Keni Sudah Promosi: Sosial media
Sumber: Diolah dalam penelitian

para selalu berusaha menyediakan peralatan nakan tempat sendiri maka biaya operasional
yang dibutuhkan untuk memudahkan usa- akan semakin kecil. Sedangkan bagi pengu-
ha mereka, sehingga kelengkapan peralatan saha yang lain, kecukupan modal usaha ha-
menjadi salah satu prioritas yang diperha- nya jika menjalankan usaha yang ada saat
tikan oleh para pengusaha. Oleh karena itu ini, namun untuk pengembangan usaha tentu
perlengkapan yang ada dari semua pengusa- membutuhkan dana tambahan.
ha yang sudah menjual olahan pangan lokal
d. Tenaga Kerja
sudah cukup memadai.
Jumlah tenaga kerja bervariasi dari tiap
c. Modal Usaha pelaku UMKM yang diteliti, ada yang hanya
Setyobudi (2007) mengatakan bahwa sa- memiliki 1 karyawan saja dan ada yang me-
lah satu permasalahan UKM adalah perma- miliki karyawan tetap hingga 20 orang. Na-
salahan yang bersifat klasik dan mendasar mun demikian semua pelaku UMKM meng-
pada UKM (basic problems), yang salah sa- aku bahwa jumlah karyawan yang dimiliki
tunya berupa permasalahan modal. Namun, saat ini sudah cukup dan sesuai dengan kebu-
menurut para pengusaha pangan lokal, usaha tuhan yang ada saat ini, baik dalam hal men-
kuliner olahan pangan lokal bukanlah usa- jual oalahan pangan biasa maupun olahan pa-
ha yang mahal, oleh karena itu para pelaku ngan lokal non beras dan non terigu. Bahkan
usaha olahan pangan lokal mengaku bahwa ada beberapa pelaku UMKM olahan pangan
modal untuk menopang usaha pangan lokal lokal yang awalnya memiliki karyawan lebih
tidaklah begitu menyulitkan, terlebih bahan banyak namun kini mengurangi dengan alas-
yang digunakan sebagian besar juga murah an efisiensi dan kecakapan.
dan mudah didapat di pasar. Jika dikaitkan
e. Keterampilan Tenaga Kerja
dengan modal dari awal usaha pun untuk saat
Kecakapan dan keterampilan karyawan
ini modal bukan sebuah masalah besar, ka-
adalah sebuah kebutuhan dalam menjalankan
rena selama usaha telah dijalankan para pe-
usaha, apa pun bentuk usaha yang dijalankan,
laku UMKM olahan pangan lokal konsisten
termasuk usaha kuliner olahan pangan lokal
dalam memutar keuntungan untuk pengem-
non beras dan non terigu. Semua UMKM
bangan usaha. Hal lain yang membuat bia-
yang diteliti mengaku sudah memiliki kar-
ya menjadi besar adalah sewa tempat usaha
yawan yang terampil dan sudah mencukupi,
bagi UMKM yang menyewa, sedangkan bagi
dengan demikian semua karyawan yang ada
UMKM yang tidak menyewa dan menggu-
diberdayakan untuk semua keahlian yang di-

124
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

Tabel 13. Faktor Pendukung Internal Bagi UMKM Olahan Pangan Lokal
No Nama Usaha Faktor Pendukung Internal Keterangan
Tempat Peralatan Modal Karyawan Skill
Usaha Usaha
1. Ibu SH Katering Kurang Memadai Memadai Memadai Bagus Karyawan 20 org
strategis
2. Ibu PP Kuliner Strategis Memadai Memadai Memadai Bagus Karyawan 10 org
Bebek
3. Ibu EF Kue Strategis Memadai Memadai Memadai Bagus Karyawan 7 org
4. IbuYT Kue Kurang Memadai Memadai Memadai Bagus Karyawan 6 org
Strategis
5. Ibu NR Kue Kurang Memadai Cukup Memadai Bagus Karyawan 4 org,
Strategis Modal: rutinitas
cukup, pengem-
bangan butuh
tambahan
6. Bp. SN Ayam Penyet Strategis Cukup Cukup Cukup Bagus Karyawan 1 org
Modal: rutinitas
cukup, pengem-
bangan butuh
tambahan
7. Bp. DH Soto Strategis Cukup Cukup Cukup Bagus Karyawan 1 org
Modal: rutinitas
cukup, pengem-
bangan butuh
tambahan
Sumber: Hasil wawancara penelitian.

butuhkan. Hal ini sesuai dengan Haeruman bergerak dibidang katering, olahan kue dan
(2000) mengatakan bahwa tantangan bagi du- makanan lainnya, maupun UMKM yang baru
nia usaha terutama dalam pengembangannya muncul setelah gerakan ODNR dilaksanakan
mencakup aspek yang luas, dua diantaranya di Kota Depok. Meskipun ternyata ada satu
adalah: peningkatan kualitas sumber daya pengusaha kue yang mengatakan mereka te-
manusia dalam hal kemampuan manajemen, lah menyediakan olahan pangan lokal jauh
organisasi dan teknologi, serta kompetensi sebelum gerakan ODNR ini dilaksanakan,
kewirausahaan. yaitu sejak awal membuka usaha kue, namun
3.1.2. Faktor Pendukung Eksternal sebagian besar dan hampir seluruh pengusa-
Ada beberapa faktor pendukung eksternal ha kuliner yang menyediakan olahan pangan
dalam mengembangkan UMKM olahan pa- non beras non terigu, mulai menyediakan
ngan lokal di Kota Depok berdasarkan dari menu lokal tersebut disebabkan oleh kebi-
hasil penelitian di lapangan, yaitu diantara- jakan Pemkot Depok berupa gerakan ODNR.
nya: Hal ini senada dengan apa yang disampaikan
oleh Haeruman (2000) yang mengatakan
a. Gerakan ODNR bahwa tantangan bagi dunia usaha terutama
Gerakan ODNR telah mendorong para dalam pengembangannya mencakup aspek
UMKM yang bergerak dibidang kuliner yang luas yang salah satunya adalah iklim
untuk menyediakan menu-menu olahan pa- usaha yang sehat yang mendukung inovasi,
ngan lokal non beras dan non terigu, baik
itu UMKM yang telah lama berusaha dan

125
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

kewirausahaan, dan praktek bisnis serta per- mikian pula halnya dengan UMKM olahan
saingan yang sehat. pangan lokal yang ada di Depok.
b. Biaya Produksi 3.2. Faktor Penghambat
Menurut pengakuan para pelaku UMKM 3.2.1. Faktor Penghambat Internal
olahan pangan lokal sejauh ini biaya produk- Tambunan (2002), mengemukakan bahwa
si yang dikeluarkan sesuai dan cukup relevan, aspek-aspek yang menjadi kekuatan dan ke-
apalagi bahan baku olahan pangan lokal yang lemahan UKM selain yang telah disebutkan
juga murah. Bahka jika gerakan ODNR bisa sebelumnya adalah faktor manusia; yang ter-
lebih meluas, maka keuntungan dari penjual- diri dari motivasi yang kuat, penawaran tena-
an menu olahan pangan lokal tentu akan lebih ga kerja, etos kerja, produktivitas kerja, dan
besar. kualitas tenaga kerja. Hal ini menjelaskan
c. Bahan Baku beberapa faktor penghambat internal UMKM
Bahan baku merupakan salah satu faktor dalam menjalankan usahan olahan pangan lo-
yang sangat penting dalam membuat dan me- kal sebagai berikut:
nyediakan olahan pangan lokal non beras dan a. Pergantian Karyawan dan Pengaturan
non terigu. Ketersediaan bahan baku yang Waktu Kerja
luas dan mudah didapat akan menjadi salah Faktor internal yang bisa jadi penghambat
satu faktor pendukung bagi keberlanjutan adalah keluar masuknya pegawai dan penga-
usaha kuliner pangan lokal. Bahan baku yang turan waktu dalam mengerjakan olahan pa-
digunakan dalam hal ini adalah beras ODNR, ngan lokal
yaitu beras jagung bermerk beras ODNR
yang dijual oleh koperasi Tim Penggerak b. Kreatifitas
PKK Kota Depok, tepung mocav (modified Kreatifitas sangat dibutuhkan dalam me-
casava) pengganti terigu, dan bahan lokal masarkan olahan pangan lokal, karena ber-
lain seperti ubi, singkong, jagung, kentang beda dengan olahan makanan biasa yang
dan lain sebagainya yang bisa didapatkan di sudah terbiasa di lidah konsumen, olahan
pasar tradisional. Sejalan dengan hal terse- pangan lokal non beras dan non terigu masih
but, Tambunan (2002) mengemukakan bah- belum begitu lazim bagi kebanyakan orang.
wa aspek-aspek yang menjadi kekuatan dan Oleh karena itu ide-ide dan kreatifitas dalam
kelemahan UKM diantaranya adalah faktor mengolah menu ODNR menjadi tantangan
ekonomi/ bisnis; yang meliputi bahan baku, tersendiri dalam pengolahannya.
akses sumber keuangan, nilai ekonomis, dan c. Pengetahuan
segmen pasar yang dilayani. Dalam hal ini Pengetahuan tentang seputar gerakan
bahan baku dan nilai ekonomis menjadi fak- ODNR sendiri sangatlah penting untuk dike-
tor yang mendukung pengembangan UMKM tahui khususnya oleh pelaku UMKM olahan
olahan pangan lokal. pangan lokal, terutama dalam menggunakan
d. Relasi bahan baku untuk mengolah menu ODNR.
Relasi berperan sangat penting dalam Jika tidak, bisa jadi hal ini akan menyulitkan
usaha kuliner, cathering dan olahan kue, de- pelaku usaha dalam memproduksi olahan pa-
ngan lokal non beras dan non terigu.

126
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

3.2.2. Faktor Penghambat Eksternal han Pangan Lokal Dalam Gerakan ODNR
Tambunan (2002) salah satu permasalah- di Kota Depok adalah Memproduksi dan
an yang sering dihadapi UMKM adalah ke- menghidupkan kembali olahan pangan lokal;
terbatasan bahan baku (dan input-input lain- mendorong inovasi pengolahan jenis olahan
nya) juga sering menjadi salah satu kendala pangan lokal; menyuplai, mendistribusikan
serius bagi pertumbuhan output atau kelang- dan memasarkan olahan pangan lokal; ber-
sungan produksi bagi banyak usaha mikro partisipasi dalam mensosialisasikan gerakan;
dan kecil di Indonesia. Selanjutnya Tambu- memunculkan UMKM baru dan menciptakan
nan (2002) juga menjelaskan faktor lain yang serta Menyerap tenaga kerja. Dampak gerak-
dapat menghambat pengembangan UMKM an ODNR terhadap pengembangan UMKM
adalah pemasaran, sering dianggap sebagai olahan pangan lokal:
salah satu kendala yang kritis bagi perkem- 1. Pendapatan: dirasa tidak terlalu signifi-
bangan UMKM. Hal ini sesuai dengan ken- kan oleh UMKM, hanya 1 UMKM yang
dala eksternal yang dihadapi oleh UMKM di atas 50% sedangkan lainnya masih di
olahan pangan lokal, yaitu: bawah 50%
2. Jumlah karyawan: tidak meningkat, kar-
a. Ketersediaan Bahan Baku
yawan yang ada diberdayakan.
Selain sebagai salah satu faktor pendu-
3. Aset: penambahan aset yang ada disebab-
kung, dalam keadaan tertentu bahan baku
kan omset dari total usaha ODNR maupun
juga dapat menjadi penghambat usaha olahan
non ODNR
pangan lokal, jika bahan baku sulit didapat-
4. Penjulan produk bervariatif
kan terutama pada saat permintaan akan ola-
5. Keterampilan meingkat, setiap UMKM
han pangan lokal sedang meningkat tentu hal
berusaha berinovasi menciptakan kreasi
ini akan menghambat pemenuhan kebutuhan
olahan pangan lokal
olahan pangan lokal. beberapa pengusaha
6. Hanya 1 UMKM yang mengalami pe-
pernah mengalami keadaan dimana mereka
ningkatan penjualan olahan pangan lokal,
kesulitan mendapatkan bahan baku pada saat
sisanya stabil
ada permintaan terhadap menu ODNR
Pemkot Depok melakukan upaya pengem-
b. Pemahaman Konsumen dan Pasar
bangan UMKM olahan pangan lokal melalui:
Pemahaman konsumen terhadap gerakan
1. Memberikan kesempatan pengadaan ba-
ODNR juga merupakan suatu hal yang ha-
rang dan jasa pemerintah: pengadaan ma-
rus diperhatikan dalam mendorong pengem-
kan minum kantor dan acara dinas disup-
bangan UMKMolahan pangan lokal, karena
lai oleh UMKM olahan pangan lokal
hal ini berujung pada jumlah permintaan dan
2. Pengadaan makanan olahan pangan lokal
kebutuhan akan olahan pangan lokal yang
lebih diprioritaskan kepada UMKM ola-
berimbas pada maju atau tidaknya usaha ola-
han pangan lokal, bukan dari usaha besar
han pangan lokal.
seperti hotel maupun restauran besar.
3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan fasili-
KESIMPULAN
tasi: Pelatihan-pelatihan, promosi & pe-
Dari hasil penelitian yang dilakukan da- masaran.
pat disimpulkan bahwa peran UMKM Ola-

127
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

4. Perizinan: Setelah diterbitkannya Peratur- kurangnya kreatifitas dan kurangnya pe-


an Presiden Nomor 98 Tahun 2014 ten- ngetahuan terkait gerakan ODNR dan ola-
tang Perizinan Usaha Mikro dan Kecil, han pangan lokal. sedangkan penghambat
pengurusan izin usaha bagi UMKM akan eksternal adalah kelangkaan bahan baku
dipermudah dan tidak dipungut biaya. utama dan kurangnya pemahaman konsu-
5. Memberi bantuan baik berupa alat mau- men dan belum luasnya pasar.
pun modal, meskipun modal harus diberi-
kan kepada UMKM yang sudah berbadan 1. Saran Praktis Bagi Pemkot Depok dan
usaha dan demikian juga alat yang harus UMKM Olahan Pangan Lokal:
melalui proposal dan prosedur a. Gerakan ODNR harus terus digalakkan
6. Teknologi: DKUP akan menggunakan dan jangan sampai hilang, agar UMKM
web untuk promosi, meskipun saat ini be- olahan pangan lokal dapat terus berkem-
lum maksimal. bang;
7. Lainya: berupaya mengundang invers- b. Memastikan seluruh pengadaan konsum-
tor untuk bisa masuk dan memfasilitasi si dan makanan pangan lokal non beras
UMKM-UMKM yang bergerak di bidang non terigu oleh OPD Pemkot Depok ber-
kuliner pangan lokal dan menyediakan asal dari UMKM dan tidak berasal dari
42 konter di kantin Pemkot Depok bagi restauran besar dan hotel, sehingga lebih
UMKM pangan lokal (15 UMKM lama menghidupkan usaha pangan lokal yang
dan 27 UMKM baru) dijalani oleh UMKM;
Sedangkan upaya pengembangan oleh c. Segera mensosialisasikan dan menerap-
UMKM itu sendiri adalah dengan mengem- kan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun
bangkan jaringan usaha, kemitraan dan 2014 tentang Perizinan Usaha Mikro dan
memperluas pasar, melakukan usaha secara Kecil, sehingga pengurusan izin usaha
efisien, mengembangkan inovasi dan me- bagi UMKM akan dipermudah dan tidak
ningkatkan kualitas produk, serta memanfa- dipungut biaya;
atkan teknologi informasi dan mencari pen- d. Mensosialisasikan Peraturan Menteri Da-
danaan yang lebih luas. lam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Faktor Pendukung dan Penghambat Per- Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
kembangan UMKM Olahan Pangan Lokal di Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Kota Depok dapat dirinci sebagai berikut: Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
1. Faktor pendukung internal adalah tempat Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
usaha, peralatan usaha, modal usaha dan Pendapatan dan Belanja Daerah kepada
keterampilan pekerja. Sedangkan fak- pelaku usaha agar mereka dapat berbadan
tor pendukung eksternal adalah gerakan hukum yang memudahkan Pemkot De-
ODNR itu sendiri, biaya produksi yang pok dalam menyalurkan bantuan kepada
murah, bahan baku yang secara umum UMKM dan memudahkan UMKM da-
mudah didapatkan dan relasi yang luas lam menerima bantuan dari Pemkot De-
2. Faktor penghambat internal adalah apabi- pok, mengingat bantuan terhadap UMKM
la terjadi pergantian karyawan dan peng- pada tahun 2014 melalui DKUP Kota
aturan waktu kerja yang tidak maksimal, Depok tidak terealisasi karena hambatan

128
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

dalam menyesuaikan aturan perundangan ti beras ODNR dan tepung Mocaf dengan
yang berlaku; mendorong para pengusaha atau investor
e. Pemkot Harus mewadahi keterampilan menjadi suplier bagi para pelaku usaha
UMKM dalam olahan non beras non te- olahan pangan lokal dan juga bagi masya-
rigu dengan berbagai macam festival, per- rakat luas yang mau ber-ODNR, karena
lombaan, bazar dan lain sebagainya agar beberapa pelaku UMKM terutama yang
inovasi dan kreatifitas olahan pangan lokal bergerak di bidang olahan kue merasa ke-
semakin terdorong dan tersalurkan. Selain sulitan mendapatkan tepung mocaf selaku
itu terus berupaya meningkatkan penge- bahan pengganti terigu;
tahuan dan keterampilan pelaku UMKM k. Mengupayakan sentra pangan lokal lain
pangan lokal dengan berbagai sosialisasi, diluar sentra pangan lokal di kantin Pem-
pelatihan-pelatihan dan sebagainya; kot Depok yang telah menyediakan 42
f. Sosialisasi ONDR harus diperluas kepada konter, untuk mempercepat pertumbuhan
seluruh lapisan masyarakat untuk mendo- UMKM yang bergerak di bidang kuliner
rong pasar pangan lokal yang dapat ber- dan menyediakan menu-menu ODNR.
dampak pada pengembangan UMKM;
g. Selain menjaga relasi yang sudah ada, 2. Saran akademik
UMKM juga sebaiknya mempromosikan Penelitian ini dapat menjadi referensi
menu ODNR pada rekanan lain dengan penelitian selanjutnya, terutama penelitian
brosur informasi kesehatan kebaikan serupa dengan fokus yang berbeda. Sebagai
mengkonsumsi pangan lokal, agar pelang- contoh dalam penelitian ini upaya pengem-
gan tertarik untuk memesan menu ODNR; bangan UMKM hanya membahas pengem-
h. Para pelaku UMKM pangan lokal agar bangan oleh Pemkot Depok dan UMKM itu
bermitra, berserikat berkumpul dalam sendiri, sedangkan upaya pengembangan
usaha pangan lokal sehingga bisa saling oleh masyarakat dan pengusaha besar belum
melengkapi menu antara makanan be- dibahas. Termasuk hal-hal lain yang belum
rat dan kue, dan lain sebagainya, selain dibahas diluar batasan-batasan dalam pene-
itu berserikat dan berkumpul membantu litian ini. Sehingga besar harapan penelitian
pengusaha dalam menyelesaikan perma- terkait UMKM dan gerakan ODNR dapat te-
salahan bersama seperti kekurangan ba- rus dikembangan dan dapat memberi manfaat
han baku dan lain sebagainya; di banyak daerah di Indonesia.
i. Pemkot Depok harus mengupayakan pem-
bayaran yang tepat waktu kepada UMKM
DAFTAR PUSTAKA
dalam pemesanan pangan lokal, karena
bagi sebagian UMKM hal ini memberat- Amstrong, Harvey and Jim Taylor. (2000).
kan, dan meskipun sebagian lainnya me- Regional Economics and Policy (third
rasa tidak keberatan, tetapi pembayaran edition). New York: Harvester Wheat-
yang tepat waktu berdampak pada pembu- sheaf.
kuan keuangan UMKM yang lebih baik; Badan Ketahanan Pangan. (2012). Pedoman
j. Pemkot Depok harus berupaya memasti- Pelaksanaan Gerakan Percepatan
kan ketersediaan bahan baku utama seper- Penganekaragaman Konsumsi Pa-

129
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 17, NOMOR 2, OKTOBER 2016, 106-131

ngan (P2KP) Tahun 2012. Jakarta: antitative Approaches. (Sixth Edition).


Kementerian Pertanian RI. United States of America: Pearson
Badan Pusat Statistik. (2011). Struktur Indus- Education, Inc.
tri di Indonesia. 02 Juli 2015. http:// Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002
www.bps.go.id/tabsub/view.php?ta- tentang Ketahanan Pangan.
bel=l&daftar=i&idsubvek=12&no- Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013
tab=l tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Creswell, W John. (2009). Research Design: Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Mikro, Kecil dan Menengah.
dan Mixed (Achmad Fawaid, Penerje- Pribadi, Dandi. (2005). Pengaruh Implemen-
mah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. tasi Kebijakan Pemberdayaan Goro
Gerakan “One Day No Rice” (ODNR) guna Badunsanak terhadap Partisipasi Ma-
Meningkatkan Percepatan Pemba- syarakat dalam Pembangunan: Suatu
ngunan Daerah Tertinggal dalam Studi tentang Program Goro Badunsa-
Rangka Memperkuat Ketahanan Eko- nak di Kabupaten Agam. Tesis: 2005.
nomi Nasional. (2013, Mei). Majalah Setyobudi, Andang. (2007). Peran Serta
Tannas, p. 23. Bank Indonesia dalam Pengembang-
Haeruman, H. (2000). Peningkatan Daya an Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Saing UMKM untuk Mendukung Pro- (UMKM). Buletin Hukum Perbankan
gram PEL. Makalah Seminar Pening- dan Kebanksentralan 5, 29-35.
katan Daya Saing, Graha Sucofindo, Sulistyastuti, Dyah Ratih (2004). Penyerap-
Jakarta. an Pekerja pada Usaha Kecil dan Me-
Haryadi, P. (2011). Riset dan Teknologi Pen- nengah di Indonesia 1998-2007. Po-
dukung Peningkatan Kedaulatan Pa- pulasi Vol. 15 No. 2 tahun 2004.
ngan. Jurnal Diplomasi, Vol. 3 No. 3 Suryana, A., S. Mardianto dan M. Ikhsan.
Humas Kota Depok. (2014). Profil Pengaju- (2001). Dinamika Kebijakan Pembe-
an penerima penghargaan Adhikarya rasan Nasional: Sebuah Pengantar
pangan nusantara tahun 2014: Kate- Dalam Bunga Rampai Ekonomi Beras.
gori pembina ketahanan pangan. De- Tim Pengkajian Perberasan Nasio-
pok: Bagian Humas Sekretariat Kota nal. A. Suryana, S. Mardianto dan M.
Depok. Ikhsan (Eds). Lembaga Penyelidikan
Isma’il, N.M. (2014). Revolusi Mindset: One Ekonomi dan Masyarakat. Universi-
Day No Rice Untuk Indonesia Sejah- tas Indonesia (LPEM-UI). Hal XIX-
tera dan Sehat. Jakarta: Gema Insani. -XXXIII.
Lesceviva, M. (2004). Rural Entrepreneur- Sutomo, S. (2005). Kontribusi Beras Dalam
ship Success Determinant: Unpublis- Dalam Inflasi Nasional. Majalah Pa-
hed Working Papers. Eksjo, Latvian.: ngan, 14(44): 10-18.
Faculty of Economics, Latvian Uni- Tambunan, Tulus. (2002). Usaha Kecil dan
versity of Agriculture. Menengah di Indonesia. Jakarta: Sa-
Neuman, W. Lawrence. (2006). Social Re- lemba Empat.
search Methods: Qualitative and Qu-

130
PENGEMBANGAN UMKM OLAHAN PANGAN LOKAL DALAM GERAKAN ONE DAY NO RICE (ODNR) DI KOTA DEPOK
(ENDAR PURNAWAN, FENTINY NOGROHO)

Taylor. (1991). Assesing Household Food


Sensity, A Frame Work and Questio-
naire. The Centre for Food Sensitivity.
University of Guelph.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 ten-
tang Pangan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 ten-
tang Usaha Mikro, Kecil, dan Mene-
ngah.
Wacana Nusantara. (2012). Padi; Tanaman
Sakral, Bukan Sekadar Penawar
Lapar. 25 Maret 2015. http://
www.wacananusantara.org/padi/

131

Anda mungkin juga menyukai