Anda di halaman 1dari 2

Sekapur Sirih Tentang Kehidupan Ja'far Ash Shadiq Dia adalah Imam Ja`far bin Muhammad bin Ali

Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abu Thalib. Begitu pula ia adalah keturunan dari Abu Bakar Ash Shiddiq, karena ibunya adalah Ummu Farwah binti Al Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Dan nenek dari ibunya adalah Asma binti Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Semoga Allah meridhai mereka semua. Karena itu Ja`far Ash Shadiq berkata, Aku dilahirkan oleh Abu Bakar dua kali. (Syiar `A`lam An Nubala : 259). Dia dilahirkan di Madinah tahun 80 H dian wafat tahun 148 H dalam usia mendekati 68 tahun. Dia wafat di tempat dia dilahirkan yaitu Madinah. Dia meninggalkan tujuh putra: Ismail, Abdullah, Musa Al Kazhim, Ishaq, Muhammad, Ali dan Fathimah. Dia benar-benar shadiq, jujur dalam ucapannya dan perbuatannya, tidak dikenal dari diri Ja`far selain sifat shidq (jujur, benar), karena itu digelar ash shadiq. Dia juga digelari al imam oleh ahlus sunnah karena kedalaman dan keluasan ilmunya. Ja`far menimba ilmu dari para sahabat besar seperti Sahl bin Sa`ad As Sa`idi dan Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dan dari ulama tabi`in seperti Atha` bin Abi Rabah, Muhammad bin Syihab Az Zuhri, Urwah bin Az Zubair, Muhammad bin Al Munkadir, Abdullah bin Abu Rafi` dan Ikrimah Mawla bin Al Abbas Radhiyallahu anhuma. Diantara murid-muridnya adalah Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Sufyan Ats Tsauri, Syu`bah bin Al Hajjaj dan Sufyan bin Uyainah. Para ulama Islam telah banyak memuji dan menyanjung. Ja`far Ash Shadiq termasuk orang yang sangat mencintas kakeknya Abu Bakar Ash Siddiq dan juga Umar bin Khaththab Radhiyallahu `anhu. Beliau sangat mengagungkan keduanya karena itu beliau sangat membenci Rafidhah yang telah membenci keduanya. Ja`far juga membenci Rafidhah yang telah menetapkannya sebagai imam yang ma`sum. Diriwayatkan oleh Abdul Jabbar bin Al Abbas Al Hamdzani bahwa Ja`far bin Muhammad mendatangi mereka ketika mereka hendak meninggalkan Madinah, dia (Ash Shadiq) berkata, Sesunggunya kalian insya Allah adalah termasuk orang-orang shalih di negeri kalian, maka sampaikanlah kepada mereka ucapanku, `Barangsiapa mengira bahwa aku adalah imam ma`shum yang wajib ditaati maka aku benarbenar tidak ada sangkutpaut dengannya. Dan barangsiapa mengira bahwa aku berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar maka aku berlepas diri daripadanya`. (Syiar `A`lam An Nubala : 259). Muhammad bin Fudhail menceritakan dari Salim bin Abu Hafshah, Saya bertanya kepada Abu Ja`far dan putranya, Ja`far, tentang Abu Bakar dan Umar. Maka dia berkata, `Wahai Salim cintailah keduanya dan berlepas diri musuh-musuhnya karena keduanya adalah imam huda.` Kemudian Ja`far berkata, `Hai Salim apakah ada orang yang mencela kakeknya? Abu Bakar

adalah kakekku. Aku tidak akan mendapatkan syafaat Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam pada hari kiamat jika aku tidak mencintai keduanya dan memusuhi musuh-musuhnya.` Ucapan imam Ash Shadiq seperti ini dia ucapkan dihadapan bapaknya, Imam Muhammad bin Ali Al Baqir dan dia tidak mengingkarinya. (Tarikh Al Islam 6/46) Hafsh bin Ghayats murid dari Ash Shadiq berkata, Saya mendengar Ja`far bin Muhammad berkata, `Aku tidak mengharapkan syafaat untukku sedikit pun melainkan aku berharap syafaat Abu Bakar semisalnya. Sungguh dia telah melahirkanku dua kali`. Sebagaimana murid Ja`far yang tsiqat lainnya yaitu Amr bin Qa-is Al Mulai mengatakan, Saya mendengar Ibnu Muhammad (Ash Shadiq) berkata, `Allah ta`ala berlepas diri dari orang yang berlepas diri dari Abu Bakar dan Umar`. (Syiar Alam An Nubala : 260). Zuhair bin Mu`awiyah berkata, Bapaknya berkata kepada Ja`far bin Muhammad, `Sesungguhnya saya memiliki tetangga, dia mengira bahwa engkau berbara` (berlepas diri) dari Abu Bakar dan Umar`. Maka Ja`far berkata, `Semoga Allah berbara` dari tetanggamu itu, demi Allah sesungguhnya saya berharap mudah-mudahan Allah memberikan manfaat kepadaku karena kekerabatanku dengan Abu Bakar. Sungguh aku telah mengadukan (rasa sakit) maka aku berwasiat kepada pamanku (dari ibu) Abdurrahman bin Al Qasim. (At Taqrib, Ibnu Hajar, Tarikh Al Islam, Adz Dzahabi). Semua teks ini adalah dari Ja`far Ash Shadiq, secara jelas menjelaskan kecintaanya kepada Abu Bakar dan Umar, wala`nya kepada keduanya serta taqarrubnya kepada Allah dengan wasilah mahabbah dan wala` tersebut. Juga menunjukkan kebencian kepada yang membenci keduanya dan bara` kepada yang bara` dari keduanya. Bahkan bara`nya dari orang yang meyakini imamah dan kema`shumannya. Dan permohonannya kepada Allah agar Allah memutus segala Rahmat-Nya dari orang-orang yang memusuhi Abu Bakar dan Umar. [Gen Syi`ah, Sebuah Tinjauan Sejarah Penyimpangan Aqidah dan Konspirasi Yahudi, Mamduh Farhan Al Buhairi, Penerbit Darul Falah, hal.269-272]

Anda mungkin juga menyukai