Anda di halaman 1dari 9

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah vs Tuduhan

Pengantar Siapa yang tak mengenal Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu?Bagi tholabul ilmi ,namanya menjulang tinggi sebagai pengibar panji-panji Islam,alim robbani yang teguh & kokoh atas manhaj Ahlussunnah sesuai dengan pemahaman salaful ummah.Sebagai karunia Allah yang diberikan kepada kaum muslimin membangkitkan pewaris nabiNya dari kalangan ulama, penerus estafet dakwah tauhid.Dan dari sekian banyak pujian kepada beliau dari sejawat maupun musuhnya, tidak sedikit juga caci maki dan cercaan terutama dari kalangan ahlu bidah baik dari SUFI ektrim, Syiah,fanatik mazhab,maupun pengagum dan penyelenggara ibadah kubur, disertai tuduhan-tuduhan yang tidak layak dan jauh dari kebenaran.Dan tidak sedikit juga yang men-catut namanya untuk melegimitasi hawa nafsunya seperti bolehnya berbilang jamaah, atau bolehnya maulid Nabi, yang beliau berlepas diri dari hal ini.Bahkan yang menggelikan adalah penisbatan bahwa Ibnu Taimiyah dekat dengan sufi menjadi sufi akhirnya [*] !! Dan pada kesempatan kali ini, kami nukilkan tulisan ulama dan tholabul ilm berkaitan dengan fitnah yang menimpa beliau seperti tuduhan Mujassimah, Musyabbihah ,agar terang siapa yang berjalan diatas al haq dan agar terang pula siapa pengekor hawa nafsu.

[*] Benarlah pernyataan Syaikh Dr. Ihsan Ilahi Dhahir yang menegaskan:Tidak ada satupun kelompok yang banyak berdusta atas nama tokoh-tokoh mereka selain kaum SUFIYAH dan SYIAH (mukaddimah Diraasat Fi Tashawwuf) Semoga bermanfaat. Abu Ismail- karang tengah@2003 Email: Apriadi27@yahoo.com

Bagian satu : Tasfiyah memurnikan tarikh dari cerita dusta,..

Bagian dua : Antara tuduhan Sirajudin Abbas pengekor fitnah made in Indonesia Tambahan : tentang siapa yang menuduh?

Bagian Satu : Tasfiyah memurnikan tarikh dari cerita dusta,..

Syaikh Ali bin Hasan menulis [1]:

Cukuplah bagi kita,kalau kita menyebutkan kedustaan dan tipu daya yang menimpa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,walaupun terjadi ketika beliau masih dalam keadaaan hidup,akan tetapi beliau tetap kokoh,kuat,sabar, dan mengharap maghfiroh (ridha Allah)

Al Hafizh Ibnu Abdul Hadi telah berkata dalam Al Uquudud Durriyah (hal 204) tentang sebagian majlis-majlis perdebatan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: Berbeda-beda nukilan para penentang tentang majlis,sedangkan mereka mengubah-ubahnya dan meletakkan ucapan Syaikh pada bukan tempatnya,dan Ibnul Wakil mencaci,..dst.

Kemudian dia menukil ucapan Ibnu Taimiyah (hal 209):Aku mengetahui bahwa orang-orang akan berdusta atas (nama)ku sebagaimana mereka telah berdusta atasku bukan (hanya) sekali.

Diantara cerita bohong yang dilekatkan kepada Ibnu Taimiyah oleh lawan debatnya yang keras kepala dan musuh besarnya (Nashrun al Manbijy) yang kemudian dinukil oleh sebagaian ahli tarikh,adalah: Ketika Ibnu Taimiyah menerangkan hadits-hadits nuzul [2] dia turun dari mimbar dan berkata :seperti turunku ini!! [3]

Kemudian tiba-tiba saja si pengelana yang masyhur,Ibnu Bathutah, penulis Rihlatut Tarikhiyah al Masyhuroh menulis kebohongan ini didalam Rihlahnya (1/110) bahwa dia melihat Ibnu Taimiyah di masjid Al Umawy di Dimsyaq,setelah itu kebohongan tersebut dinukil oleh banyak orang-orang bodoh yang iri dan dengki [4].

Disini tidaklah saya tengah berbicara untuk membantah kebohongan secara rinci [5] tetapi saya akan membantahnya secara global dari 2 sisi:

PERTAMA: Mazhab (pemahaman) Ibnu Taimiyah tentang sifat Allah adalah mazhab as Salafus sholih yang tergambar dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat (asy Syura:11)

Maka beliau menetapkan sifat NUZUL (turun)nya Allah sesuai dengan kebesaranNya dan kesempurnaanNya,tidak seperti turunnya mahluk.Kita mengetahuinya dari perkataan beliau dalam Majmu al Fatawa (5/262) :Barangsiapa menjadikan sifat Allah seperti mahluk, istiwa Allah seperti istiwa mahluk atau TurunNya seperti turunnya mahluk dan semacam itu maka orang itu adalah MUBTADI (pembuat bidah), dhal (sesat).

Maka masihkah tersisa hujjah bagi orang yang menuduhkan kebohongan ini dan penukil-penukilnya???

KEDUA: Ibnu Bathuthah menjelaskan dalam Rihlahnya 1/120 bahwa dia memasuki kora Damaskus pada tanggal 9 Ramadhan 728H[6] .Padahal ketika itu Ibnu Taimiyah tidak pernah keluar penjara sampai beliau wafat pada tanggal 20 Dzulqadah 728H[7].

Jika begitu,bagaimana mungkin Ibnu Bathuthah melihat Syaikhul Islam dengan kedua matanya,padahal pada hari itu beliau ditahan di penjara Qalah semenjak 33 hari!???? Demi Allah ,sesungguhnya hal ini termasuk KEDUSTAAN yang BESAR!!!

Mungkin ada orang yang akan berkata atau bertanya: mengapa Ibnu Bathuthah berdusta???Sebagai jawabnya ,kami katakan: penisbatan kepada Mazhab yang dia lakukan,dan kesenangannya supaya sebuah tuduhan dilekatkan pada diri (Syaikhul Islam) yang bisa diulang-ulang oleh musuh-musuhnya,kedua hal ini pastilah mendorongnya untuk berdusta.Dia bermazhab Maliki dan menjalankan tarekat Rifaiyah[8] dan seorang muqallid (bertaklid) yang fanatik serta seorang sufi yang binasa!!!

KESIMPULANNYA: sesungguhnya wajib untuk menTASFIYAH (memurnikan) tarikh Islam seluruhnya dari cerita-cerita dusta semacam ini ,yang didalamnya terdapat celaan keji terhadap para ulama Islam, pemberi petunjuk bagi manusia.MenTasfiyah tarikh Islam dengan mengokohkan kaidah-kaidah dan menetapkan dasardasar sehingga kedustaan dan khurafat-khurafat tidak menembus diantara kaidah-

kaidah dan dasar-dasar ini,yang kemudian akan menyalakan api atau menyebabkan fitnah.

[1]. Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid al Halaby Al Atsary dalam kitabnya yang berjudul Tasfiyah wa Tarbiyah Bab III : Bidang-bidang Tasfiyah sub Bab VIII: Sejarah (Tarikh) [2]. Yaitu sabda beliau Shalallahu alaihi wa sallam:Rabb kita turun ke lagit dunia setiap malam di waktu 1/3 terakhir,lalu berfirman:Siapa yang mau berdoa kepadaKu,maka Aku akan menyambutnya! Siapa yang meminta kepada Ku , Aku akan memberinya!! Siapa yang minta ampun kepadaKu,maka Aku akan mengampuninya!! (HR. Al Bukhary I/289; Muslim 2/175; dan selain keduanya dari Abu Hurairah dalam bab ini dari banyak sahabat (pula).Lihatlah kitab an Nuzul oleh Imam Ad Darauquthni. [3]. Ad Durrorul Kaminah (1/154)

[4]. Seperti Al Khassaf al Ghawiy dan yang semacamnya dari kalangan ahlu bidah dan orang-orang yang menyimpang.(begitu pula Sirajudiin Abbas made in Indonesia ikut-ikutan taklid membawa dendam yang sangat terhadap Syaikhul Islamap) [5]. Al Bidayah wan Nihayah (14/135)

[6]. Telah banyak yang membantahnya dan membongkar kedustaannya (Ibnu Bathtutah), disini saya mencukupkan untuk menyebut seorang (saja) dari mereka ini, padahal dia termasuk diantara musuh-musuh Ibnu Taimiyah!!!!! Yaitu Syaikh Ahmad bin Ash-Shiddiq Al Ghumari dalam kitabnya Junah Al Author 1/75, dia menyatakan dengan gamblang kedustaan Ibnu Bathuthah pada kejadian ini. [7]. [8]. idem Al Fikrut Tarbawi Inda Ibni Taimiyah (hal 63)

Bagian dua: Antara tuduhan Sirajudin Abbas pengekor fitnah made in Indonesia TUDUHAN DAN TOHMAHAN Abu Mujahid Imam Kayo[*] ----------------------------------------------------------------------- [*] Dikutip dari :Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Waahab & Kritik terhadap Imam Mahdi (hal 5-8) Pengarang :Abu Mujahid Imam Kayo Penerbit :Yayasan At Turots Al Islamy Jakarta Cet I Maret 1991

DI SINI patut saya sentuh pula terhadap tuduhan-tuduhan, atau amalan mengada-ada tohmah, kerana dasar sentimen dan sikap keliru dari segelintir pengarang kitab yang memburuk-burukkan Dakwah-Islah yang diperjuangkan oleh Syeikh Muhammad `Abdul Wahab dan kejayaannya yang diakui oleh kawan dan lawan atau musuh Islam.

Para penjajah biasanya memburuk-burukkan Islam dan pemeluknya, tetapi amat sayang ada juga orang Islam yang terikut-ikut dengan perbuatan musuh Islam dan mewarisi sikap penjajah seperti misalnya apa yang telah ditulis oleh K.H. Sirajuddin Abbas dalam kitabnya: Itiqad Ahlus-Sunnah wal-Jamaah.

Pada kesimpulan yang saya dapat dari kitab itu setelah mengadakan kajian dan membacanya berulang-ulang kali, saya dapati banyak kekeliruan dan kesilapan yang telah dilakukan oleh pengarang:

1. Beliau tidak menjelaskan secara terperinci kandungan Itiqad Ahlus-Sunnah wal-Jamaah siapakah mereka yang dikatakan pengikut Ahlussunnah-walJamaah dan siapa-siapakah pelupurnya selain dari Abul Hasan Asyari, kerana ternyata Abul Hasan Asyari sendiri menegaskan bahawa beliau adalah pengikut kepada Imam dan pembela sunnah, pelopor Ahlus-Sunnah yang bernama Imam Ahmad bin Hanbal. 2. Dalam kitab beliau telah menuduh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dan Syeikh Ibnu Taimiyah sebagai musyabbih dan mujassim (menyerupakan Allah seperti mahluk) dan terkeluar dari Ahlus-Sunnah wal-Jamaah; sedang kedua Imam itu anti tasybih dan anti tajsim bahkan mengkufurkan tasybih dan tajsim.Untuk lebih mengenal pasti perkara ini, bolehlah merujuk kepada semua kitab-kitab karangan kedua-dua Imam itu yang tersebar ke seluruh dunia sehingga universiti-universiti asing, dan jika belum puas hati bolehlah yang berkenaan belajar sendiri di salah satu universiti yang ada di Arab Saudi, benarkah mereka itu mujassim dan musyabbih seperti yang ditohmahkan.

Amat sayang K.H. Sirajuddin Abbas tidak pernah belajar di Universiti Timur Tengah, hanya mendengar dari mulut ke mulut orang memburuk-burukkan Wahabi dan Ibnu Taimiyah, lalu beliau pun terikut-ikut menghukum tanpa asas, juga mengikut keterangan Ibnu Bathuthah dalam kitabnya Rihlah dan Taqiyyuddin ad-Dimasyqi dalam kitabnya Dafus Syubhah; dan bagi tuduhan ini perlulah dijawab:

a. Ibnu Bathuthah hanya menulis dalam perjalanan itu apa yang dia dengar dan tersiar tentang Ibnu Taimiyah berupa khabar angin dari musuh Ibnu Taimiyah dan Ibnu Bathuthah tidak berjumpa langsung dengan Imam itu kerana dia dipenjara di

bulan Syaban 726H, sedang Ibnu Bathuthah sampai di bandar Damsyik di bulan Ramadhan 726H, ditambah pula dengan perbezaan mazhab fiqh dan tariqat, telah membawa Ibnu Bathuthah tersilap memburuk-burukkan Ibnu Taimiyah.**(perhatikan angka tahun!) b. Terhadap sikap Taqiyyuddin ad-Damasyqi dalam kitabnya Dafus Syubhah, jelas berpunca dari perasaan sentimen yang diwarisi dari orang tuanya, kerana sebahagian dari penduduk Damsyik adalah pengikut Ibnu Taimiyah dan ada juga yang tidak menyukainya, terutama puak yang telah menjerumuskannya masuk penjara, dia pun dipenjara kerana tegas dan benar bukan kerana kesalahan atau jenayah. Di samping beliau pernah bersama-sama kerajaan menegakkan Islam.

3. Cara penulisan kitab Itiqad Ahlus-Sunnah memang baik dan bahasanya mudah difahami, hanya amat sayang isi dan kandungannya kebanyakannya adalah caci-maki dan tuduhan, melontarkan tuduhan yang tidak berasaskan al-Quran dan Sunnah. Dalam hal ini saya lebih simpati dengan cara polemik antara Ustaz Asyari Muhammad dengan Ustaz Mukhtar atau antar umat Islam mengoreksi kitab Kassim Ahmad dalam kitabnya, Hadith, suatu penilaian, dengan cara berdepan dan hujah serta gayung-bersambut antara kedua belah pihak, tanpa menghukum di belakang layar dengan didahulukan rasa anti dan emosi.

Dengan orang kafir pun jika hendak berjidal dikehendaki dengan cara yang Islamik, wajadilhum billati hiya ahsan. Sebahagian besar pelajar universiti-universiti di Arab Saudi pernah meminta penjelasan-penjelasan tentang perkara di atas dan telah dijawab oleh pihak pengajar universiti yang terdiri dari para professor, para doktor dan syeikh, ustaz-ustaz dari Timur Tengah bukan dari pensyarah tempatan sahaja.

Dan mereka yang dikatakan Ahlus-Sunnah ialah mereka yang mengikuti sepenuhnya sunnah dalam segenap aspeknya, khasnya dalam itiqad dan imam-imam serta pelopor Ahlussunnah ialah para sahabat, para tabiin termasuklah para imam yang empat.

Mereka menjaga dan membela perpaduan, dalam aqidah mereka bersatu, tidak menjadi syiah, tidak menerima mutazilah, tidak Asyariyah, tidak musyabbihah, tidak mujassimah, tidak khawarij, tidak Qadariyah dan tidak Jahamiyah, serta firqah yang lain.

Agama Islam melarang dan mengharamkan berburuk sangka serta menuduh tanpa meneliti sesuatu perkara dengan tidak merujuk kepada al-Quran dan Sunnah. ALWAHHAB adalah satu di antara asma-ullah al-husna yang bermakna; Yang Maha Melimpah PemberianNya, kita dilarang mempersendakannya, dan adalah tidak wajar

pemakaian kata-kata Wahabi untuk dipersendakan serta bodohlah orang yang memandang buruk kepada dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul wahab. Panggil memanggil dengan gelaran yang buruk antara satu dengan yang lain adalah dilarang oleh Islam (lihat surah al-Hujurat: 11).

Kitab Itiqad Ahlussunnah wal-Jamaah karangan K.H. Sirajuddin Abbas mesti diteliti dan disempurnakan, kerana kecenderungan pengarang berpegang kepada kitab: Itha fu Sadatul Muttaqin, karangan Muhammad al-Husni az-Zabidi, yang antara lain menyatakan bahawa Ahlussunnah wal-Jamah ialah orang-orang yang mengikut rumusan (faham Asyari dan faham Abu Mansur al-Maturidi (Asyariyah).

Ini adalah satu kekeliruan yang berlarut-larut. Kerana fahaman Asyariyah dan Maturidi dalam Tauhid Sifat-sifat Allah hanya mengithbatkan (menetapkan) tujuh sifat bagi Allah yang disebut sebagai sifat-sifat al-Maani atau sifat-sifat AzaliQaimah bizatihi taala, tetapi sifat-sifat Khabariah yang disebut dalam ayat-ayat dan sunnah kebanyakan ditawil (dirubah mananya) oleh Asyariyah seperti Ibnu Forak dalam kitabnya At-Tawilat, Al-Hulaimi, Al-Amidi dan lainnya.

Di samping Asyariyah menumpukan bahas dalam bab Tauhid Rububiyah tanpa menyentuh langsung bab Tauhid yang terpenting dan terutama iaitu Tauhid-Ibadat atau Tauhid-Uluhiyah.

Imam Abul Hasan Asyari di akhir hayat bersama murid-muridnya seperti Abu Bakar al-Baqalani dan Ibnu Mujahid mengithbatkan sifat-sifat Khabariyah tanpa tawil dan tathil, tanpa tasybih dan tajsim, dan secara tegas Imam Abul Hasan Asyari menyatakan pegangan Itiqad beliau adalah mengikut faham Imam Ahmad bin Hanbal (Pembela Sunnah).

Dan patut kita sentuh di sini tentang hakikat kehidupan peribadi pengarang yang pernah sebagai ahli parlimen Indonesia dari Parti Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang telah memisah dari MASYUMI, dan pernah melakukan lawatan ke Beijing (China), dan salah seorang menteri dalam Kabinet Seratus Menteri (zaman Sukarno). Sebelum perebutan kuasa oleh komunis menjelang tahun 1965, terbukti beliau terlibat bersekongkol dengan tokoh-tokoh komunis Indonesia sehingga beliau dijuluki: Sirajuddin Kibasy.

Guru beliau: Syeikh Sulaiman ar-Rasuli (Allahyarham) meninggalkan sebuah kitab: Tablighul Amanat untuk disiarkan kepada orang ramai, tetapi sehingga matinya

pengarang, kitab itu tidak disiarkan (Allah Yahdihi), jadi pengarang tidak thiqah dan tidak amanah, berbeza dengan para ulama as-Soleh terdahulu yang dikenal pasti peribadinya serta kepujian dalam segala hal, wallahu alam wa `Ilmuhu Atam.

TAMBAHAN: Dalam majalah al Furqan edisi 12 tahun I hal 20 :

Adapun KH Sirojuddin Abbas ,dia adalah seorang sufi,Asyari fanatik buta kepada mazhab Syafii.Namun kalau diteliti perkataannya dalam buku-bukunya banyak sekali menyelisihi mazhab Imam SyafiI[#1], seperti pengiriman pahala kepada orang yang mati dan tentang penetapan sifat Allah .Kandungan bukunya baik itu Itiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah [#2] ataupun 40 masalah Agama,tidak jauh berbeda dengan kitab Al Harari[#3].Dia (Sirajudin Abbas) menuduh Ibnu Taimiyah berpaham Hasyawiyah,Mujassimah dan musyabbihah.Padahal tidak ada yang menuduh demikian kecuali orang-orang sesat.

Perhatikan perkataan Imam Abu Hatim Ar Rozi :Ciri-ciri Ahlul Bidah adalah mencela ahlul atsar (ahlul hadits), ciri-ciri jahmiyah adalah menamakan Ahlus Sunnah Musyabbihah, ciri-ciri Qodariyah (juga Mutazilah) adalah menamakan Ahlu Sunnah Jabriyyah, dan ciri-ciri Zanadiqoh (orang-orang zindiq) adalah menamakan ahlu sunnah Hasyawiyah. (lih Syarh Ushul Itiqod Ahlus Sunnah 1/204 karya Al Likai)

Benarlah perkataan :Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan bin Mahmud bin Salman :Orang-orang yang mencela Ibnu Taimiyah sangat banyak.Generasi awal mereka sudah dikenal para peneliti.Lalu dewasaini tumbuh lagi tidak lain kecuali mengulang-ulang ucapan pendahulunya semisal ucapan Al Ala Albukhori (telah dibantah oleh Imam Ibnu Nashiruddin Ad Dimasyqi) ; firyah (kedustaan) Ibnu Bathuthah,Tahamul Haitami (telah dibantah oleh Sayid Ridho), Abathil Kautsari dan murid-muridnya.

Mereka mencela Ibnu Taimiyah dan orang-orang yang bermanhaj sama seperti shahabat, tabiin dan yang semasa dengan mereka serta yang hidup sesudah mereka Mereka menempuh berbagai cara,menghembuskan tuduhan disetiap majelis, dan kepada setiap orang yang sesuai dengan hawa nafsunya.Mereka mengarang kitab lalu menyebarkannya.Menulis artikel dan makalah-makalah,berisi kritikan pedas dan tuduhan dusta.(secara ringkas)

Wallahu mustaan.

[#1]. Betapa banyaknya pengakuan yang dusta,menisbatkan kepada Imam Syafii :seperti tahlilan, dzikir bersama (dikomando), dll. [#2]. (Dalam kajian sabtu di Pramuka 23/08/03 baru-baru ini Al Ustadz Abdul Hakim Abdat hafizhahullahu telah menguraikan sedikitnya 18 kesalahan secara global kesalahan-kesalahannya dalam kitab Al Itiqod Ahlus Sunnah wal Jamaah-ap) [#3]. Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan bin Mahmud bin Salman dalam kitabnya Kutubun Hadzara minha ulama ,menerangkan tentang al Harari ini : Namanya adalah Abdulloh Al Habsy Al Harari.Pengikutnya dinamakan Al Ahbasy atau Harariyun.Orang ini memiliki pemikiran nyleneh dan perkataan jelek yang termuat dalam kitab-kitabnya.Lantaran itu para penuntut ilmu wajib diperingatkan agar waspada.Diantara kitabnya adalah Al Maqolatus Suniyah fi Kafsyi Dholalati Ahmad bin Taimiyyah. Dia berpaham Asyari dan Maturidi ektrem.Gampang mengkafirkan orang,namun (dengan) kaidah yang ditempuh sangat nyleneh.Misalnya, ia mengkafirkan penjual roti gara-gara memanggil pembeli dengan kata :Yaa Karim (artinya : Yang mulia, atau wahai Tuan).

Mengkafirkan ulama dan menjuluki dengan jukulukan jelek,tentang Imam Dzahabi dia berkata:Jika dikatakan sebagai orang jelek, itu sudah pantas.Dia mengkafirkan Ibnu Taimiyah,Ibnu Qoyyim dan Muhammad bin Abdul Wahhab.Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albany dia katakan:Ini jika ia mati dalam keadaan muslim,garagara berbeda pendapat dalam masalah subhah(=tasbih).Dia berkata tentang Sayyid Sabiq:Majusi,walaupun dia mengaku sebagai umat Muhammad,dan banyak lagi lainnya.

Yang paling berbahaya,dia memiliki pemikiran yang menyelisihi aqidah salaf, seperti mengingkari istiwa Allah Subhanahu wa ta'ala ,mentawilkan banyak sifat Allah Subhanahu wa ta'ala ,mengatakan shahabat Muawiyah bin Abu Sufyan fasik, mengingkari ke-3 tauhid (rububiyah,uluhiyah,asma wa shifat), iman menurutnya hanya sekedar mengenal Allah dalam hati, Al Quran yang ada dalam mushaf bukan kalam Allah, namun kalam Jibril, membolehkan tawajuh kepadda orang yang sudah mati dan minta tolong kepada mereka.

Oleh karena itu Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata:Kami mengenal kelompok (Harariyun) ini,mereka adalah kelompok sesat,pemimpinnya adalah Abdulloh Al Habsyi al Harari,dikenal memiliki pemikiran yang menyimpang dan sesat.Maka wajib untuk mengisolirnya dan mengingkari aqidahnya yang batil,memperingatkan manusia dari mendengar dan menerima omongannya

Anda mungkin juga menyukai