Skripsi Paulina Alfiani Arwibiantari
Skripsi Paulina Alfiani Arwibiantari
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari
Oleh:
D1A140948
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : DIA140948
Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi
persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat rahmat dan
dan penyusunan, baik dari segi materi dan mungkin juga segi bahasa serta
penyajiannya. Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa
bantuan pihak, baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
1. Bapak Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si., selaku Rektor Universitas Al-
Ghifari Bandung.
2. Bapak Ardian Baitariza M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas
Al-Ghifari Bandung.
4. Ibu Ginayanti Hadisoebroto M.Si., Apt. selaku pembimbing I dan Ibu Lisna
i
5. Suamiku tersayang Raymond yang mendukung baik moril maupun materil
untuk pendidikan istri yang setiap saat selalu memberi dukungan, semangat,
doa yang tulus selama penyusun skripsi berlangsung dengan penuh kesabaran
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Agustinus Forestijanto dan Ibu Margaretha
Ning Gerald yang setiap saat selalu memberi dukungan baik moril maupun
materil, semangat dan doa yang tulus selama penyusun skripsi berlangsung
dengan penuh kesabaran dan ketulusan yang sangat berarti bagi penulis.
7. Semua teman kelas A10B non Reg serta kepada semua pihak yang tidak bisa
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan
dan kekurangan, karenanya kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
Penulis
ii
ABSTRAK
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia. Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan
adalah pemutih wajah yang mengandung senyawa aktif arbutin. Arbutin adalah
senyawa yang dapat terdegradasi menjadi hidrokuinon yang mempunyai struktur
molekul C12H16O7. Hidrokuinon hanya diperbolehkan digunakan untuk kosmetik
sediaan kuku artifisial dengan kadar maximum 0,02% sehingga hidrokuinon
termasuk bahan yang dilarang untuk sediaan selain kuku. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisa senyawa hidrokuinon yang mungkin terdapat dalam lima
sampel kosmetik lotion dan serum pemutih wajah yang mengandung arbutin yang
beredar di pasaran, dengan cara menyimpan di dalam dua kondisi yang berbeda
yaitu suhu 40oC dan di bawah sinar matahari selama 28 hari. Analisis kualitatif
dilakukan dengan cara identifikasi warna menggunakan reagen Benedict dan
FeCl3, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode spektrofotometri
UV-Vis menggunakan pereaksi Floroglusin dan NaOH. Hasil analisis
menunjukkan sampel kosmetik lotion dan serum pemutih wajah tersebut positif
mengandung hidrokuinon. Kadar hidrokuinon pada penyimpanan suhu 40oC lebih
besar dibandingkan dengan penyimpanan di bawah sinar matahari. Sampel yang
terbukti mengandung hidrokuinon terbesar adalah sampel A dengan total 0,271%
pada suhu 40oC dan terkecil adalah sampel E dengan total 0,129% pada suhu di
bawah sinar matahari. Dari uji verifikasi diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
metode tersebut memenuhi persyaratan dengan nilai linieritas r = 0,98920, nilai
presisi RSD = 1,21%, dan nilai akurasi hasil % perolehan kembali sebesar 90,5%-
108,8%.
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ............................................................................. viii
BAB I 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................................... 3
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 5
2.1 Kulit ......................................................................................................................... 5
2.2 Melanin ................................................................................................................... 6
2.3 Kosmetik Pemutih................................................................................................... 7
2.4 Lotion ...................................................................................................................... 8
2.5 Serum...................................................................................................................... 8
2.6 Arbutin .................................................................................................................... 9
2.7 Hidrokuinon .......................................................................................................... 10
2.8 Spektrofotometri UV-Vis ...................................................................................... 11
2.9 Uji Verifikasi .......................................................................................................... 13
2.9.1 Linearitas....................................................................................................... 13
BAB III 16
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................ 16
v
3.1 Alat dan Bahan...................................................................................................... 16
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................................. 16
3.3 Analisis Kualitatif Metode Reaksi Warna.............................................................. 17
3.4 Analisis Kuantitatif ................................................................................................ 17
3.4.1 Pembuatan Larutan Baku 1000 ppm Hidrokuinon ....................................... 17
BAB IV 21
4.1 Pengambilan Sampel ............................................................................................ 21
4.2 Hasil Analisis Kualitatif Metode Reaksi Warna ..................................................... 22
4.3 Hasil Analisis Kuantitatif ....................................................................................... 23
4.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Standar Hidrokuinon. 23
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Hasil uji analisis kualitatif reaksi warna mengunakan reagen
Benedict ............................................................................................ 22
Tabel 4.3 Hasil uji analisis kualitatif reaksi warna mengunakan FeCl3............. 23
vii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2011).
Kosmetik pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang
dapat menekan atau menghambat melanin yang sudah terbentuk, sehingga akan
memberikan warna kulit yang lebih putih. Prinsip kerja kosmetik pemutih adalah
menghambat enzim trikinase pada pembentukan melanin. Beberapa zat aktif yang
sering dijadikan sebagai bahan kosmetik pemutih herbal yang aman digunakan
meliputi asburtin, green tree extract, dan lainnya. Sedangkan jenis bahan yang
sesuai dengan aturan dan kadar yang telah diberlakukan oleh BPOM.
glikosida fenolik. Saat ini kegunaan arbutin sebagai zat pemutih pada produk-
produk kosmetik (Pyka, et al, 2007). Arbutin merupakan senyawa biosintesis yang
1
2
murni dan mudah larut dalam air, mempunyai peran sebagai ingredient yang
serta merkuri. Dalam peraturan kepala BPOM nomor 18 tahun 2015 tentang
untuk kosmetika sediaan kuku artifisial dengan kadar maximum 0,02% sehingga
pigmen yang tidak merata, tepatnya berfungsi untuk mengurangi dan menghambat
warna gelap kecoklatan, sehingga muncul semacam bercak coklat atau hitam pada
digunakan pada kulit sedang terbakar sinar matahari, kulit iritasi, kulit terbakar,
UV-Vis (Pedro et al., 2007), kolometri (Ibrahim et al., 2004), thin layer
kuantitas zat yang sangat kecil, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka
yang terbaca langsung dicatat oleh detektor dan tercetak dalam bentuk angka
masalah yaitu:
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi benar atau tidak
arbutin pada kosmetik sediaan lotion dan serum pemutih wajah dapat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2018 di
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
Kulit adalah jaringan yang meliputi permukaan tubuh yang terdiri dari
epidermis dan korium. Kulit merupakan salah satu alat tubuh manusia yang
terpenting, yang paling luas, dan terletak paling luar (I.S. Tranggono, 1992:4).
Kulit memiliki beberapa lapisan jaringan ektodermal dan penjaga otot-otot yang
mendasarinya, tulang, ligamen dan organ internal. Kulit manusia sama dengan
mamalia lainnya, tetapi tidak dilindungi oleh bulu. Meskipun hampir semua kulit
manusia ditutupi dengan folikel rambut, tampak tak berbulu. Ada dua jenis umum
vitamin D dan perlindungan vitamin B folates. Kulit yang rusak parah akan
pigmentasi kulit bervariasi antar populasi dan jenis kulit dapat berkisar dari kering
ke berminyak. Variasi kulit seperti menyediakan habitat yang kaya dan beragam
5
6
oleh melanosit, yang menyerap sebagian radiasi ultraviolet. Hal ini juga
karena ultraviolet, dan orang-orang yang tidak memiliki gen enzim ini berpotensi
populasi secara mencolok. Hal ini telah menyebabkan klasifikasi orang atas dasar
warna kulit.
Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia. Untuk manusia dewasa
rata-rata, kulit memiliki luas permukaan antara 1,5-2,0 meter persegi (16,1-21,5 sq
ft), sebagian besar tebalnya antara 2-3 mm (0,10 inci). Rata-rata 1 inci persegi (6,5
cm²) dari kulit memegang 650 kelenjar keringat, 20 pembuluh darah, 60.000
2.2 Melanin
lapisan kulit luar. Semua melanosit memproduksi melanin, tetapi sel-sel pada
antara lain yaitu gen, gizi, dan faktor lingkungan. Salah satu komponen yang
paling penting dari kulit yang memberikan kontribusi untuk kulit merupakan
pigmen yang dikenal sebagai melanin. Melanin adalah pigmen yang diproduksi
oleh sel yang dikenal sebagai melanosit pada kulit kebanyakan hewan termasuk
manusia. Pigmen ini hadir dalam nuansa yang berbeda, tergantung pada genetik
7
yang membuat dari individu. Melanin datang dalam dua bentuk dasar dan dapat
dikaitkan dengan bintik-bintik dan rambut merah. Produksi melanin pada individu
Kosmetik pemutih kulit adalah salah satu jenis produk kosmetik yang
memberikan warna kulit yang lebih putih. Dampak positif yang dapat diperoleh
dari pemakaian kosmetik pemutih adalah kulit menjadi lebih putih dan bersinar.
yang tidak tahu dampak negatif yang timbul jika tidak berhati-hati. Kesalahan
kesehatan kulit. Kosmetik pemutih biasanya mengandung zat aktif pemutih seperti
sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet, sehingga terhindar dari resiko
2.4 Lotion
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air
lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab
bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat
tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan mudah
emulsi, yaitu sistem dispersi antara air dan minyak. Proses pembuatan lotion
sedangkan bahan tambahannya dapat berupa zat aktif (vitamin, ekstrak, whitening,
merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering
2.5 Serum
Serum merupakan zat cair yang formulanya terdiri dari asam amino, air,
dan emulsi (air di dalam minyak atau minyak di dalam air), biasanya di dalamnya
tentu akan terdapat berbagai macam formula pendukung sehinga serum dapat
meresap ke dalam lapisan terdalam kulit, molekul dari formula zat tersebut
merupakan partikel kecil dan cara kerjanya akan jauh lebih tinggi 10x lipat
9
dari krim wajah biasa tentu hal ini akan tampak wajar bahwa serum biasanya
Serum wajah adalah sebotol kecil gel eliksir berwarna jernih, bertekstur
ringan, dan bebas minyak. Sebotol serum mengandung sejumlah bahan aktif, dari
terdalam kulit lebih cepat, mudah, dan merata dari pada pelembab wajah biasa.
Eliksir kecantikan ini khusus menargetkan isu-isu kulit yang lebih spesifik,
jerawat, noda hitam dan hiperpigmentasi, atau rona wajah yang tidak merata.
2.6 Arbutin
arbutin digunakan sebagai agen pencerah kulit. Arbutin adalah kristal putih
berbentuk jarum atau bubuk, diekstrak dari daun bearberry, bisa mempercepat
secara alami dalam beberapa spesies tanaman yang berbeda. Arbutin dalam
jumlah sangat sedikit ditemukan pada gandum, kulit buah pir, dan beberapa
untuk penggunaan jangka panjang dengan harga lebih mahal dari pada bahan
negara.
2.7 Hidrokuinon
benzenediol, yang memiliki rumus molekul C6H6O2 dengan berat molekul 110,1
g/mol (Departemen Kesehatan RI, 1995). Pemerian berbentuk jarum halus, putih,
mudah menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara. Hidrokuinon mudah larut
dalam air, dalam metanol, dan dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 1995).
senyawa yang mudah dioksidasi. Fenol yang dibiarkan di udara terbuka cepat
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih dideteksi
dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis.
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002).
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
– Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama
– Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang
Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara satu lembah dan satu puncak,
(λ). Bilangan gelombang adalah (v) adalah satu satuan per panjang gelombang
(Dachriyanus, 2004).
kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel dan blangko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun
13
pembanding (Khopkar, 2003). Alat ini didasarkan pada pengukuran fraksi cahaya
yang diserap analit. Prinsipnya adalah seberkas sinar dilewatkan pada analit,
molekul analit yang menyerap cahaya itu. Intensitas cahaya sebelum dan sesudah
melewati bahan diukur dan dari situ dapat ditentukan jumlah bahan yang
2.9.1 Linearitas
mendekati 1.
14
Persyaratan RSD
No Tipe Metode Analisis
(misal)
sebenarnya.
Hasil analisis
歘epnp g2
교g2Ϝ 齀npōl 2gp
kad 匸 歘epnp x 100%
g2
娨gpō n교g lp娨g
Nilai sebenarnya
METODOLOGI PENELITIAN
1800), timbangan analitik, termometer raksa, kertas saring, dan alat gelas untuk
laboratorium.
Bahan yang dibutuhkan dalam uji penelitian yaitu etanol 70% (C2H5OH),
sampel lotion dan serum pemutih wajah yang diambil dari beberapa online shop
yang sudah dipertimbangkan untuk mewakili lotion dan serum pemutih wajah
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang
berbentuk kosmetik lotion dan serum yang diperoleh dari beberapa online shop
dan supermarket produk dalam dan luar negeri baik yang tidak teregistrasi BPOM
16
17
warna hijau.
labu ukur 100 mL ditambahkan etanol 70% sampai volume tepat 100 mL.
dengan pipet volume 10 mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
ditambahkan dengan etanol 70% hingga volume tepat 100 mL. Diperoleh
larutan baku hidrokuinon dengan konsentrasi 100 ppm. Dibuat larutan baku
diambil 0,5; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2; dan 1,6 mL, kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL, lalu ditambahkan etanol 70% hingga volume tepat 10 mL
(Depkes, 1995).
18
larutan NaOH 0,5 N. Dipanaskan pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan
+ a (Katya, 2014).
19
dalam 15 mL etanol 70%, saring dengan kertas saring ke dalam labu ukur
3.5.1 Linearitas
Hasil koefisien yang memenuhi syarat linieritas adalah koefisien kolerasi (r)
3.5.2 Presisi
癈6
sebanyak 7 kali pada konsentrasi 8 ppm. Dengan rumus 彠 5匸 x 00%
dilihat nilai perolehan kembali dan kriteria koefisien variasi < 2 % (Miller,
2005).
3.5.3 Akurasi
sebanyak tiga kali (triplo). Dengan rumus : konsenrasi/ ppm yang di uji x
BAB IV
Sebanyak 5 sampel yang dibeli dari online shop, semua sampel diberi kode
wajah yang beredar di Indonesia dengan expired date panjang dan masing-masing
sampel disimpan pada suhu 40oC dan suhu matahari pada rentan waktu jam 11.00
– 14.00 WIB.
22
Hasil uji analisis kualitatif metode reaksi warna dari kelima sampel
kosmetik lotion dan serum pemutih wajah dapat dilihat pada Gambar 4.1,
Tabel 4.2 Hasil uji analisis kualitatif reaksi warna mengunakan reagen
Benedict
SAMPEL WARNA
HARI O
ID 40 C MATAHARI
Hidrokuinon Biru
A Biru Biru
B Biru Biru
Pertama
C Biru Biru
D Biru kehijauan Biru kehijauan
E Biru Biru
Hidrokuinon Biru
A Biru Biru
B Biru Biru
Terakhir
C Biru Biru
D Biru kehijauan Biru kehijauan
E Biru Biru
23
Tabel 4.3 Hasil uji analisis kualitatif reaksi warna mengunakan FeCl3
SAMPEL WARNA
HARI O
ID 40 C MATAHARI
Hidrokuinon Kuning kecoklatan
A Kuning Kuning
B Kuning Kuning
Pertama
C Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
D Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
E Kuning Kuning
Hidrokuinon Kuning kecoklatan
A Kuning Kuning
B Kuning Kuning
Terakhir
C Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
D Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
E Kuning Kuning
Hidrokuinon
bawah ini:
Hidrokuinon
atas dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan standar maka
mendekati 1.
26
癈6
彠 5匸 x 00% dilihat nilai perolehan kembali dan kriteria
Konsentrasi
No Absorban
(ppm)
1 7,640 0,341
2 7,658 0,342
3 7,662 0,342
4 7,686 0,343
5 7,727 0,345
6 7,804 0,349
7 7,895 0,354
SD 0,09340567
X 7,725
, so
彠 5匸 x 00%= 1,209134887%
,
27
6,384 106,4%
6 ppm 6,491 108,2%
6,529 108,8%
7,461 93,3%
8 ppm 7,479 93,5%
7,560 94,5%
9,046 90,5%
10 ppm 9,061 90,6%
9,102 91,0%
yang sesungguhnya.
28
sampel diukur sebanyak tiga kali (triplo) dengan tujuan agar mendapatkan hasil
yang lebih akurat, kemudian hasil perhitungan kadar hidrokuinon sampel yang
Konsentrasi Konsentrasi
Sampel ID Hari ke-
suhu 40oC matahari
7 1,809 1,888
14 3,006 1,994
A
21 3,803 2,241
28 5,877 3,066
7 1,661 1,580
14 1,580 1,744
B
21 3,103 2,717
28 4,397 2,948
7 1,732 1,534
14 1,584 1,748
C
21 2,275 1,787
28 4,117 2,651
7 1,516 1,561
14 1,877 1,670
D
21 1,849 1,620
28 2,572 2,682
7 1,552 1,482
14 1,855 1,525
E
21 1,707 1,698
28 2,265 2,195
29
Dari grafik penetapan kadar hidrokuinon suhu 40oC di atas dapat dilihat
kosmetik lotion dan serum pada suhu 40oC mengalami ketidakstabilan karena
pemanasan yang dipercepat menggunakan alat bantu lampu UV 254 dengan suhu
stabil.
K
Grafik penetapan kadar hidrokuinon sinar matahari
O
N
15.000
S
E
E 10.000
N D
T 5.000 C
R
A
S
0 B
I hari ke 7 hari ke 14 hari ke 21 hari ke 28
A
(ppm)
sampel kosmetik lotion dan serum di bawah sinar matahari pada pukul 11.00-
Kadar Kadar
Sampel Rata-rata
Suhu hidrokuinon hidrokuinon
ID konsentrasi
(mg) (%)
40oC 3,623 5,434 0,271
A
Matahari 2,297 3,445 0,172
40oC 2,685 4,833 0,241
B
Matahari 2,247 3,370 0,168
40oC 2,427 3,640 0,182
C
Matahari 1,930 2,895 0,144
40oC 1,953 2,929 0,146
D
Matahari 1,883 2,824 0,141
40oC 1,844 2,766 0,138
E
Matahari 1,725 2,587 0,129
Menurut Tabel 4.7 di atas dapat disimpukan bahwa pada suhu 40oC kadar
hidrokuinon dalam sampel lebih besar dibandingkan dengan suhu matahari yang
berkisar pada jam 11.00-14.00 WIB selama 28 hari penelitian. Sampel yang
pada suhu 40oC dan terkecil adalah sampel E dengan total 0,129% pada suhu di
bawah sinar matahari. Penelitian menggunakan kedua suhu ini bertujuan untuk
5.1 Simpulan
1. Hasil uji pada semua sampel kosmetik sediaan lotion dan serum pemutih
arbutin dari online shop tersebut melebihi batas kadar hidrokuinon yang
40oC dan terkecil adalah sampel E dengan total 0,129% pada suhu di
5.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala Badan Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Tentang
Metode Analisis Kosmetika. Jakarta.
Ditjen POM. 1980. Kodeks Kosmetika Indonesia. vol.1. DepKes RI. Jakarta.
Hal 130– 132.
Dwikarya, Maria,. 2002. Perawatan Kulit dan Wajah. Cet.1,. Penerbit Kawan
Pustaka. Jakarta. Hal 4-5.
32
33
Harjadi, W., 1993., Ilmu Kimia Analitik Dasar., Jakarta., PT Gramedia Pustaka
Utama,.
Hart, H. 1983. Kimia Organik Houngton Mifflin CO. Michigan State
University.USA. Alih bahasa Dr. Suminar Achmasi Ph. D Erlangga.
Jakarta.
Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri, jilid II, edisi III, Universitas Indonesia. hal. 1119.
Pamudji, J. S., Slamet, I., Suciati, T., dan Rahmat, M. 2000. Analisis Kualitatif
dan Kuantitatif Senyawa Hidrokuinon dan Raksa dalam Krim
Pemutih yang Beredar di Indonesia. Hasil Penelitian dan Kerja Sama
Farmasi. FMIPA ITB dengan YLKI. Bandung.
Wibowo DS. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Grasindo. Jakarta. Hal 15-25.