Anda di halaman 1dari 28

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Journal UIR (Journal Universitas Islam Riau)

Konsep Adab Peserta Didik dalam Pembelajaran


menurut Az-Zarnuji dan Implikasinya terhadap
Pendidikan karakter di Indonesia
ALI NOER*
SYAHRAINI TAMBAK**
AZIN SARUMPAET***

*Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284

**Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284
e-mail: syahraini_tambak@yahoo.co.id

***Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284

Abstrak: Kepribadian seseorang tercermin dari akhlak yang mulia, dia akan
mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi. Akhir-akhir ini adab yang
mulia merupakan hal yang mahal dan sulit dicari. Minimnya pemahaman akan
nilai-nilai adab yang terkandung dalam al qur’an dan hadits akan semakin
memperparah kondisi kepribadian seseorang. Untuk membentuk pribadi yang
mulia, hendaknya penanaman adab terhadap anak digalakkan sejak dini, karena
pembentukannya akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak
dewasa. Al-jarnuzi membahas tentang beberapa konsep adab yang perlu kita
aplikasikan dalam pembelajaran, sehingga akan tercipta pribadi yang santun sesuai
tuntunan al qur‟ an. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka.
Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini
digunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan cara mencari
mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku yang ada relevansinya
dengan masalah penelitian, kemudian diolah sesuai dengan kemampuan penulis.
Hasil temuan menunjukkan bahwa konsep adab dalam belajar yang di gagas oleh Al-
jarnuzi ini memiliki konsep adab belajar yang terklasifikasi ke dalam adab belajar
murid terhadap Allah, adab belajar murid terhadap diri sendiri, adab belajar murid
terhadap sesama (orang tua, guru, dan teman), dan adab belajar murid terhadap ilmu.
Rekomendasi dalam penelitian ini, hendaknya semua pihak yang berkecimpung
dalam pendidikan khususnya bagi seorang murid, harus senantiasa mengaplikasikan
adab belajar yang telah digagas oleh Al-jarnuji ini ,agar memperoleh keberhasilan
dan kesuksesan dalam belajar, sehingga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Kata kunci : Adab Belajar, Al-Jarnuzi, Pendidikan Karakter

PENDAHULUAN berhubungan dengan sosial masyarakat.


Adab merupakan bagian Adab yang baik akan memberikan
pendidikan yang sangat penting yang pengaruh dalam kehidupan. Sehingga
berkenaan dengan aspek-aspek sikap ada pepatah yang mengatakan “adab
dan nilai, baik individu ataupun lebih tinggi dari ilmu”. Oleh karena itu
181 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
nilai yang terkandung dalam agama agama, bangsa dan Negara dan secara
perlu diketahui, dipahami, diyakini dan khusus dapat menjadi pelipur lara orang
diamalkan oleh manusia Indonesia agar tua, penenang hati ayah dan bunda serta
dapat menjadi dasar kepribadian sebagai kebanggaan (Abdullah Nasih
sehingga dapat menjadi manusia yang Ulwan, 2002: VII).
utuh Mengingat begitu pentingnya adab Dalam sebuah pemberitaan disurat
dalam kehidupan, sampai hal terkecil kabar yang diterbitkan oleh Indo pos
pun mempunyai aturan tersendiri pada edisi minggu 14 juni 2015, di
(Zainuddin Ali, 2011: 32-33). beritakan sekumpulan pelajar aksi
Dalam mewujudkan perubahan kompoi bersama di jalan raya dengan
dan perkembangan kearah yang lebih melakukan telanjang dan mencoret-
baik, maka perlu adanya penyesuaian coret baju sebagai bukti kegembiraan
dan realisasi dalam pembelajaran dan atas kelulusan yang diraih. Selain itu
kehidupan, sehingga tujuan pendidikan diberbagai wilayah Indonesia seperti di
tersebut dapat menghasilkan kualitas Kendal Usai Ujian Nasional Puluhan
yang baik. Penyesuaian tersebut dapat Pelajar Pesta Intim dalam merayakan
dilakukan dengan kurikulum dan materi kelulusannya (Indo pos, 14 juni 2015).
pembelajaran, proses pembelajaran dan Sedangkan dalam penelitian Nurul
pembinaan, serta dengan kegiatan (2012) dia menyebutkan bahwa dalam
ekstra kurikuler yang ada di lingkungan akhbar Berita Harian Online tanggal 04
tersebut (H.M. Arifin, 2010: 135-136). agustus (2010), melaporkan bahwa dua
Fenomena-fenomena yang terjadi orang pelajar tingkatan dua dari sebuah
dalam dunia pendidikan saat ini, sekolah di Sarawak telah mengeluarkan
sebagai cermin tentang merosotnya kata-kata kotor terhadap gurunya dan
adab siswa dalam pelaku pendidikan, telah memukul guru tersebut, pelajar
baik dari segi pimpinan pendidikan, tersebut didakwa menyerang dan
guru dan peserta didik. Kondisi tersebut memukul gurunya setelah dimarahi oleh
akan berdampak terhadap kualitas guru tersebut. Selain dari itu, di dalam
pendidikan yang diharapkan. Salah satu akhbar Berita Harian Online tanggal 12
contohnya adalah adab atau etika yang Maret (2010), seorang wanita dipukuli
sudah semakin jauh atau hampir hilang sekumpulan enam pelajar perempuan
dari setiap orang termasuk pada anak kelas lima sebuah sekolah menengah di
didik. Hal itu dapat dilihat dengan Petaling Jaya, wanita tersebut dibelasah
banyaknya siswa atau mahasiswa yang di depan anaknya dan puluhan pelajar
tidak mempunyai sopan santu dalam lain selepas memarahi seorang dari
berbicara, berprilaku dan berpakaian pada pelajar tersebut yang mengganggu
yang tidak sesuai dengan konsep ajaran serta mengejek anak perempuannya
Islam, melanggar akhlak, peraturan yang juga pelajar tingkatan lima sekolah
sekolah kode etik ditingkat mahasiswa, tersebut.
itu semua menunjukkan bahwa Jika kenyataan seperti ini terus
kerusakan moral, akhlak dan adab sudah terjadi, sudah dapat dipastikan generasi
sangat memperihatinkan (Burhanuddin yang akan datang akan jauh dari pada
Salam, 2000: 3). adab dan etika. Selain dari itu
Maka hal terpenting bagi guru kompetensi lulusan yang diharapkan,
adalah menanamkan adab pada yakni siswa yang mempunya adab dan
anak/siswa. Sebab anak merupakan unggul dalam bidang pengetahuan tidak
amanah Allah yang harus dibina, akan tercapai dengan baik. Oleh karena
dipelihara dan diurus secara seksama itu, untuk memurnikan kembali kondisi
serta sempurna agar kelak berguna bagi yang sudah tidak relevan dengan nilai-
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
182
nilai Islam, satu-satunya upaya yang ke-13 M pada masa Bani Abbasiyah
dapat dilakukan adalah dengan kembali (Abuddin Nata, 2000:174).
kepada ajaran agama yang terdapat di Az-Zarnuji adalah sosok pemikir
dalamnya nilai-nilai akhlak mulia pendidikan Islam yang banyak
(Zakiah Darajad, 1987:182). menyoroti tentang etika dan dimensi
Sebagai bangsa yang lebih spiritual dalam pendidikan Islam. Dalam
mengedepankan pendidikan dan moral karyanya Al- Zarnûjî lebih
yang sebagai kunci utama mengedepankan pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan bangsa, adab dalam proses pendidikan. Beliau
maka pendidikan merupakan hal yang mengisyaratkan pendidikan yang
sangat penting. Hal tersebut tertuang penekanannya pada mengolah hati
dalam UUD 1945 dan tujuan pendidikan sebagai asas sentral bagi pendidikan.
Nasional. Az-Zarnuji dalam muqaddimah
kitabnya“Ta’lîmal-Muta’allim”
Mengingat begitu pentingnya
menjelaskan latar belakang penyusunan
pendidikan terhadap kemajuan bangsa
kitabnya, yaitu diawali karena
dan agama, maka berbagai pemikiran
banyaknya para pencari ilmu yang tidak
muncul di kalangan pemikir dan tokoh
mendapat ilmu atau dia mendapat ilmu
pendidikan Islam baik di timur tengah
tapi tidak mendapat kemanfaatan dari
dan Indonesia. Sebagai wujud tanggung
ilmu tersebut. Itu disebabkan karena
jawab dan perhatian terhadap
kurangnya akhlak atau adab dalam
pendidikan dan moralitas serta akhlak
mencari ilmu. Kemerosotan moral para
generasi bangsa salah satunya adalah
pencari ilmu dan pendidik yang
syaikh Al- Jarnuzi (Al-jumbulati & Abdul
dirasakan Az-Zarnuji pada saat itu, kini
futuh, 2002:v).
masih kita rasakan bahkan jauh lebih
Dalam sejarah Islam terdapat mengkhawtirkan.
seorang yang mempunyai kepedulian Mengingat banyaknya masalah
yang tinggi terhadap proses belajar, diatas maka dalam melakukan
syaikh Az-Zarnuji, demikian namanya, penelitian ini penulis memberikan
menuangkan rangkaian pengalaman batasan masalah, adapun yang di bahas
dan renungannya tentang bagaimana hanya terkait konsep adab peserta didik
seseorang mestinya sukses belajar dalam pembelajaran menurut Az-Zarnuji
dalam sebuah kitab. Kitab tersebut dan implikasi pemikiran Al-jarnuji
diberi nama kitab Ta’limMuta’allim. Apa tentang adab terhadap pendidikan
yang beliau tuliskan kemudian menjadi karakter di Indonesia.
referensi dasar dari para santri (sebutan Mengingat pembatasan masalah di
pelajar bagi siswa dilingkungan pondok atas maka penulis merumusan masalah
pesantren) hingga saat ini. Terutama di penelitian ini adalah : “Bagaimana
pondok pesantren salaf. konsep adab peserta didik dalam
Banyak para filosof muslim pembelajaran menurut Az-Zarnuji dan
memberikan perhatian yang sanga besar Bagaimana implikasi pemikiran Az-
lewat berbagai tulisanya terhadap Zarnuji tentang adab terhadap
eksistensi guru,termasuk didalamnya pendidikan karakter di Indonesia.”
mengenai hak dan kewajibannya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
Mereka banyak menulis tentang (1) Untuk mengetahui bagaimana
beberapa sifat yang harus dimiliki konsep adab dalam pembelajaran
olehnya. Diantaranya adalah menurut Az-Zarnuji; dan (2)Untuk
Burhanuddin Az-Zarnuji yang hidup mengetahui Implikasi pemikiran Az-
sekitar akhir abad ke-12 danawal abad Zarnuji tentang adab terhadap
183 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
pendidikan karakter di Indonesia. Demikian halnya menurut Marwan
Manfaat penelitian ini adalah: (1) Ibrahim Al-Kaysi (2003) Adab adalah
Sebagai bahan referensi bagi pihak perilaku baik yang diambil dari Islam,
sekolah dan pendidik lainnya dalam berasal dari ajaran-ajaran dan perintah-
mengembangkan konsep pendidikan perintahnya. Senada dengan hal itu Al-
Islam; (2) Sebagai salah satu sumbangan Jurjani mengemukakan bahwa adab
pemikiran bagi dunia akademis, praktis merupakan pengetahuan yang dapat
pendidikan, dan orang-orang yang menjauhkan seseorang yang beradab
bergelut dalam dunia pendidikan; dan dari kesalahan-kesalahan. Adab adalah
(3) Untuk menumbuhkan kembali minat refleksi ideal-ideal mulia yang harus
terhadap kajian-kajian tentang mengimpormasikan praktik keahlian
pemikiran pendidikan Islam, yang (Abd. Haris, 2010:62).
merupakan fenomena kebangkitan Dari penjelasan diatas dapat kita
dunia Islam saat ini, untuk kemudian simpulkan bahwa adab adalah
dapat menjadi referensi tambahan bagi kebiasaan dan aturan tingkah laku
pihak yang berkepentingan. praktis yang mempunyai muatan nilai
baik yang diambil dari Islam, berasal
dari ajaran-ajaran dan perintah-
KONSEP TEORI perintahnya, serta menanamkan
Hakikat Adab kebaikan dalam diri manusia sebagai
Secara etimologis, adab adalah manusia dan sebagai pribadi.
istilah bahasa arab yang artinya adat
istiadat; ia menunjukkan suatu
kebiasaan, etiket, pola perilaku yang Konsep Implikasi
ditiru dari orang-orang yang dianggap Menurut Kamus Besar Bahasa
sebagai model. Kata adab ( ) berasal Indonesia (KBBI) (2007:427) arti kata
dari kata artinya sesuatu yang bagus implikasi adalah keterlibatan atau
sekali, atau persiapan,pesta. “adab keadaan terlibat. Sehingga setiap kata
dalam pengertian ini sama dengan kata imbuhan dari implikasi seperti kata
latin urbanitas, kesopanan, sopan berimplikasi atau mengimplikasikan
santun, kehalusan budi bahasa dari yaitu berarti mempunyai hubungan
orang-orang kota, kebalikan dari keterlibatkan atau melibatkan dengan
kekerasan orang badui. Jadi adab artinya suatu hal. Kata implikasi memiliki
akhlak yang baik (Ibrahim al-Kaysi, persamaan kata yang cukup beragam,
2003:16). Adab juga bermakna diantaranya adalah keterkaitan,
pendidikan (Abd. Haris, 2010:63). keterlibatan, efek, sangkutan, asosiasi,
Secara terminologi adab adalah akibat, penerapan, konotasi, maksud,
kebiasaan dan aturan tingkah laku siratan, dan sugesti. Persamaan kata
praktis yang mempunyai muatan nilai implikasi tersebut biasanya lebih umum
baik yang diwariskan dari satu generasi digunakan dalam percakapan sehari-
ke generasi berikutnya (Abd. Haris, hari. Hal ini karena kata implikasi lebih
2010:62). Menurut syed Muhammad An- umum atau cocok digunakan dalam
Naquib Al-attas dalam Abd. Haris konteks percakapan bahasa ilmiah dan
(2010) Adab adalah ilmu tentang tujuan penelitian.
mencari pengetahuan, Sedangkan tujuan
mencari pengetahuan dalam Islam ialah
menanamkan kebaikan dalam diri Hakikat Pendidikan Karakter
manusia sebagai manusia dan sebagai Dalam kamus besar bahasa
pribadi. indonesia karakter adalah sifat-sifat
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
184
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang baik dalam lingkungan keluarga,
membedakan seseorang dengan orang masyarakat, bangsa dan negara. Senada
lain: tabiat dan watak (Elfindri & Lilik dengan Suyoto Taryan dan Rinaldi
Hendrajaya dkk, 2012:27). Menurut mengemukakan bahwa karakter itu
pusat bahasa depdiknas karakter adalah terbentuk dri proses meniru, yaitu
“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi melalui proses melihat, mendengar dan
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, mengikuti. Maka karakter sesungguhnya
tabiat, temperamen, watak”. Adapun dapat diajarkan secara sengaja (Wibowo
berkarakter adalah berkeperibadian, & Purnomo, 2013:36).
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan Secara ringkas, karakter menurut
berwatak (Zubaidi, 2013:8). Jika dilihat Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai
dari asal usul kata, banyak sekali sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-
pendapat mengenai dari mana kata angan hingga terjelma menjadi tenaga.
karakter itu berasal. Ada yang Dengan adanya budi pekerti, manusia
berpendapat bahwa akar kata “karakter” akan menjadi pribadi yang merdeka
ini, berasal dari kata dalam bahasa latin, sekaligus berkepribadian, dan dapat
yaitu “kharakter”, “kharassein,” dan mengendalikan diri sendiri. Menurut
“kharax,” yang bermakna “tools for Marzuki karakter identik dengan akhlak,
marking,” “to engrave,” dan “pointed sehingga karakter merupakan nilai-nilai
stake.” Kata ini konon mulai banyak perilaku manusia yang universal yang
digunakan dalam bahasa prancis sebagai meliputi seluruh aktivitas manusia, baik
“caractere” pada abad ke-14. Ketika dalam rangka berhubungan dengan
masuk ke dalam bahasa inggris, kata tuhan, dengan diri sendiri, dengan
“caractere” ini berubah menjadi sesama manusia, maupun dengan
“charcter.” Ini mengalami perubahan lingkungan, yang terwujud dalam
menjadi “karakter”( Dani setiawan di pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
dalam Agus wibowo,2013:8). perbuatan berdasarkan norma-norma
Pendapat lain menyebutkan bahwa agama, hukum, tata karma, budaya, dan
istilah karakter berasal dari bahasa adat istiadat. Dan menurut kemendiknas
yunani yang berarti “to mark karakter adalah watak, tabiat, akhlak,
(menandai),” yaitu menandai tindakan atau kepribadian seseorang yang
atau tingkah laku seseorang. Kemudian terbentuk dari hasil internalisasi
istilah tersebut banyak digunakan dalam berbagai kebajikan (virtues), yang
bahasa perancis “caratere” pada abad diyakini dan digunakan sebagai
ke-14 dan kemudian masuk ke dalam landasan untuk cara pandang, berpikir,
bahasa inggris menjadi “character,” yang bersikap, dan bertindak (Wibowo,
akhirnya menjadi bahasa indonesia 2013:10-11).
“karakter”. Menurut American Menurut Lickona dalam Wibowo
Dictionary of the English Language (2012:32) karakter adalah sifat alami
karakter merupakan istilah yang seseorang dalam merespon situasi
menunjukkan kepada aplikasi nilai-nilai secara bermoral. Lebih lanjut lickona
kebaikan dalam bentuk tindakan atau menekankan pentingnya tiga komponen
tingkah laku. Karakter juga identik karakter yang baik (components of good
dengan keperibadian (Agus wibowo, character), yaitu moral knowing atau
2013:8-9). pengetahuan tentang moral, moral
Demikian halnya menurut Suyanto feeling atau perasaan tentang moral dan
karakter adalah cara berpikir dan moral action atau tindakan moral
perilaku yang menjadi ciri khas tiap (E.Mulyasa, 2011:4). Senada dengan hal
individu untuk hidup dan bekerja sama, ini, menurut Griek dalam Adrianto
185 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
(2011:17) bahwa karakter didefenisikan perkembangan jiwa anak-anak baik lahir
sebagai paduan dari pada segala tabiat maupun batin, dari sifat kodratnya
manusia yang bersifat tetap sehingga menuju kearah peradaban manusia yang
menjadi tanda yang khusus untuk lebih baik. Pendidikan karakter memiliki
membedakan orang yang satu dengan makna lebih tinggi dari pendidikan
yang lain. Sedangkan menurut Damanik moral, karena pendidikan karakter tidak
mengutip tulisan Leonardo A. Sjiamsuri hanya berkaitan dengan masalah benar-
bahwa karakter merupakan gambaran salah, tetapi bagaimana menanamkan
siapa anda sesungguhnya. kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang
Alwisol juga mengemukakan baik dalam kehidupan, sehingga anak/
pendapat bahwa karakter adalah peserta memiliki kesadaran, dan
gambaran tingkah laku yang pemahaman yang tinggi, serta
menonjolkan nilai benar-salah, baik- kepedulian dan komitmen untuk
buruk, baik secara eksplisit maupun menerapkan kebajikan dalam kehidupan
implisit (Andrianto, 2011:20). sehari-hari (E.Mulyasa, 2011:3).
Demikian halnya menurut Suyanto Pendidikan karakter secara
karakter adalah cara berpikir dan sederhana dapat diartikan membentuk
perilaku yang menjadi ciri khas tiap tabiat, perangai, watak, dan kepribadian
individu untuk hidup dan bekerja sama, seseorang dengan cara menanamkan
baik dalam lingkungan keluarga, nilai-nilai luhur, sehingga nilai-nilai
masyarakat, bangsa dan negara. Senada tersebut mendarah daging, menyatu
dengan Suyoto Taryan dan Rinaldi dalam hati, pikiran, ucapan dan
mengemukakan bahwa karakter itu perbuatan, dan metampakkan
terbentuk dri proses meniru, yaitu pengaruhnya dalam realitas kehidupan
melalui proses melihat, mendengar dan secara mudah, atas kemauan sendir,
mengikuti. Maka karakter sesungguhnya orisinal, dan karena ikhlas semata
dapat diajarkan secara sengaja(Wibowo karena Allah SWT (Abuddin
& Purnomo, 2013:36). Nata,2013:288).
Menurut Simon Philips karakter Raharjo memaknai pendidikan
adalah kumpulan tata nilai yang menuju karakter sebagai suatu proses
pada suatu sistem, yang melandasi pendidikan secara holistis yang
pemikiran, sikap, dan perilaku yang menghubungkan dimensi moral dengan
ditampilkan. Sementara itu Koesama A. ranah sosial dalam kehidupan peserta
Menyatakan bahwa karakter sama didik sebagai pondasi bagi terbentuknya
dengan keperibadian. Imam Al-ghozali generasi yang berkualiatas yang mampu
menganggap bahwa karakter lebih dekat hidup mandiri dan memiliki prinsip
dengan akhlak, yaitu spontanitas suatu kebenaran yang dapat
manusia dalam bersikap, atau perbuatan dipertanggung jawabkan. Demikian
yang telah menyatu dalam diri manusia halnya menurut Creasy mengartikan
sehingga ketika muncul tidak perlu pendidikan karakter sebagai upaya
dipikirkan lagi (Muslich, 2011:70). mendorong peserta didik tumbuh dan
Sedangkan pendidikan karakter berkembang dengan kompetensi
secara harfiah dapat diartikan berpikir dan berpegang teguh pada
mengubah atau membentuk watak, prinsip-prinsip moral dalam hidupnya
perilaku, perangai, tabi’at dan serta mempunyai keberanian
kepribadian seseorang sesuai dengan melakukan yang benar, meskipun
kriteria yang ditentukan. Sedangkan dihadapkan pada berbagai tantangan.
secara esensial pendidikan karakter Menurut Dony kusuma, pendidikan
merupakan upaya untuk membantu karakter merupakan dinamika
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
186
pengembangan kemampuan yang Adab Peserta Didik Dalam
berkesinambungan dalam diri manusia Pembelajaran
untuk mengadakan internalisasi nilai- Bagi para pelajar, adab yang harus
nilai sehingga menghasilkan disposisi di amallkannya dalam menuntut ilmu
aktif, stabil dalam diri individu (Zubaidi, menrut Imam Al-Ghazali, yaitu: Pertama,
2013:16-19). mendahulukan kebersihan jiwa dari
Menurut E.Mulyasa (2011:7) akhlak yang rendah. Berdasarkan hadits
pendidikan karakter merupakan suatu Rasulullah SAW “agama didirikan diatas
sistem penanaman nilai-nilai karakter kebersihan”. Bukan yang dimaksud
kepada pserta didik yang meliputi kebersihan pakaian, tetapi kebersihan
komponen: kesadaran, pemahaman, hati. Hal ini di tujukan dalam firman
kepedulian, dan komitmen yang tinggi Allah:
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha .....    ......
Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun masyarakat dan bangsa secara Artinya: “Sesungguhnya orang-orang
keseluruhan, sehingga menjadi manusia musyrik itu najis (Q.s. At-
sempurna sesuai dengan kodratnya. Taubah:28).
Demikian halnya menurut Suyanto
karakter adalah cara berpikir dan
perilaku yang menjadi ciri khas tiap Maka selama batin tidak
individuuntuk hidup dan bekerja sama, dibersihkan dari hal-hal keji, ia pun
baik dalam lingkungan keluarga, tidak menerima ilmu yang bermamfaat
masyarakat, bangsa dan negara. Senada dalam agama dan tidak diterangi dengan
dengan Suyoto Taryan dan Rinaldi cahaya ilmu. Ibnu mas’ud berkata:
mengemukakan bahwa karakter itu “bukanlah ilmu itu karena benyak
terbentuk dri proses meniru, yaitu meriwayatkan, tetapi ilmu itu adalah
melalui proses melihat, mendengar dan cahaya yang dimasukkan ke dalam hati”.
mengikuti. Maka karakter sesungguhnya Kedua, mengurangi kesenangan
dapat diajarkan secara sengaja (Wibowo kesenangan duniawi dan menjauh dari
& Purnomo, 2013:36). kampung halaman hingga hatinnya
Secara akademis terpusat untuk ilmu. Allah tidak
pendidikan
karakter dimaknai sebagai pendidikan menjadikan dua hati bagi seseorang di
nilai, pendidikan budi dalam rongga badannya. Oleh karena itu
pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, dikatakan, “ilmu itu tidak memberikan
atau pendidikan akhlak yang tujuannya sebagiannya hingga engkau memberikan
mengembangkan kemampuan peserta seluruh milikmu”.
didik untuk memberikan keputusan Ketiga, tidak sombong dan tidak
baik-buruk, memelihara apa yang baik membangkang kepada guru, tetapi
itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam memberikannya kebebasan. Seperti
kehidupan sehari-haridengen sepenuh orang yang gawat memberikan
hati. Secara praktis, pendidikan karakter
kebebasan kepada dokter tanpa berbuat
adalah suatu sistem penanaman nilai- sewenang-wenang terhadapnya dengan
nilai kebaikan kepada warga sekolah sesuatu dalam menuntut suatu macam
atau kampus yang meliputi komponen obat tertentu. Maka sepatutnyalah ia
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, berkhidmat kepada guru. Dikatakan
dan tindakan untuk melaksanakan nilai bahwa ilmu itu enggan kepada orang
tersebut. yang sombong seperti air yang enggan
mengalir ketempat yang tinggi.
187 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
Keempat, menghindar dari khalwat (menyendidir), sedikit makan,
mendengarkan perselisihan- meninggalkan pergaulan denga orang-
perselisihan diantara manusia, karna hal orang bodoh dan membenci ahli ilmu
ini menimbulkan kebingungan. yang tidak memiliki inshaf (sikap
Kelima, tidak menolak suatu objektif) dan adab.
bidang ilmu yang terpuji, tetapi ia Ibnu sirin berkata :”para salaf
menekuninya hingga mengetahui mempelajari adab sebagaimana
maksudnya. Jika umur membantunya, ia mempelajari ilmu. Demikian halnya
pun menyempurnakannya. Kalau tidak, menurut Al-hasan bahwa sesungguhnya
ia memilih yang paling penting. seorang laki-laki keluar untuk menuntut
Keenam, mengalihkan perhatian ilmu adab baginya selama dua tahun,
kepada ilmu yang terpenting, yaitu ilmu kemudian dua tahun. Senada dengan hal
akhirat. Saya maksudkan dengan itu itu Habib bin Asy-Syahid berkata kepada
adalah bagian muamalat dan anaknya: “wahai anakku, pergaulilah
mukasyafah. Muamalat dapat para fuqaha dan ulama; belajarlah dan
mendorong kepada mukasyafah ambil adab dari mereka. Sesungguhnya
sedangkan mukasyafah adalah hal itu lebih aku sukai dari pada banyak
makrifatullah (mengenal Allah). Itu hadits.
adalah cahaya yang dimasukkan Allah di Ibnul mubarak berkata: “aku
dalam hati yang bersih dengan ibadah mempelajari adab selama tiga puluh
dan mujahadah. Ketahuilah bahwa ilmu tahun dan aku mempelajari ilmu selama
yang paling mulia dan puncaknya adalah dua puluh tahun. Adalah para ulama
mengenal Allah. Ini adalah lautan yang dulu mempelajari adab baru
yang tidak terjangkau dasarnya. mempelajari ilmu. Al-Qarafi juga berkata
Ketujuh, hendaknya tujuan pelajar dalam kitabnya, Al-faruq, ketika
dalam masa sekarang ialah menghiasi menjelaskan kedudukan adab: “
batinnya dengan sifat yang ketahuilah bahwa sanya sedikit adab
menyampaikannya kepada allah dan lebih baik dari pada banyak amal. Oleh
kepada derajat tertinggi diantara para karna itu, Ruwaiyim seorang alim yang
malaikat muqarrabin (yang dekat saleh berkata kepada anaknya: “wahai
dengan Allah). Dan dengan ilmu itu ia anakku, jadikanlah amalmu ibarat
tidak mengharapkan kepemimpinan, garam dan adabmu ibarat tepung. Yaitu
harta, dan pangkat (Al-Ghazali,2007:11- perbanyaklah adab sehingga
14). perbandingan banyaknya seperti
perbandingan tepung dan garam dalam
suatu adonan. Banyak adab dengan
Pentingnya Adab Dalam sedikit amal saleh lebih baik dari pada
Pembelajaran amal dengan sedikit adab (As-sayyid
Banyak sekali riwayat dan Nada,2007:11).
penukilan yang menjelaskan tentang
pentingnya mempunyai adab. Habib al-
Jalab berkata :” aku bertanya kapada Pendidikan Karakter Dalam
Ibnul mubarak: “apakah sebaik-baik Pembelajaran
perkara yang diberikan kepada Tujuan dan manfaat pendidikan
seseorang ? dia menjawab: “adab yang karakter
baik”. Imam asy-syafii juga mengatakan Pendidikan karakter bertujuan
bahwa :” barang siapa yang ingin Allah untuk meningkatkan mutu proses dan
membukakan hatinnya atau hasil pendidikan mengarah pada
meneranginnya, hendaklah ia ber- pembentukan karakter dan akhlak mulia
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
188
peserta didik secara utuh, terpadu, dan dengan tokoh- tokoh pendidikan di atas.
seimbang, sesuai dengan standar Menurutnya, pendidikan bermuara pada
kompetensi lulusan pada setiap satuan pengalihan nilai-nilai budaya dan
pendidikan. Melalui pendidikan karakter norma-norma sosial (transmission of
peserta didik diharapkan mampu secara cultural values and social norms).
mandiri meningkatkan dan Sementara Mardiatmaja menyebut
menggunakan pengetahuannya, pendidikan karakter sebagai ruh
mengkaji dan menginternalisasikan pendidikan dalam memanusiakan
serta mempersonalisasikan nilai-nilai manusia (Majid & Andayani, 2011:30).
karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendikan karakter pada tingkat Pembentukan karakter dalam
satuan pendidikan mengarah pada pembelajaran
pembentukan budaya Untuk menyukseskan pendidikan
sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang karakter di sekolah-sekolah, perlu
melandari perilaku, tradisi, kebiasaan dilakukan indentifikasi karakter, karena
sehari-hari, serta simbol-simbol yang pendidikan karakter tanpa indentifikasi
dipraktikkan oleh semua warga karakter hanya akan menjadi sebuah
sekolah/madrasah, dan masyarakat perjalanan panjang tanpa ujung, seperti
sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah petualangan tanpa peta (E.Mulyasa,
merupakan ciri khas, karakter atau 2011:15).
watak, dan citra sekolah/madrasah Maka dalam hal ini, agar
tersebut dimata masyarakat luas (E. pendidikan karakter disekolah dapat
Mulyas, 2011:9). berhasil, maka syarat utama yang harus
Senada dengan hal ini Socrates dipenuhi, diantaranya: (1) teladan dari
berpendapat bahwa tujuan paling guru, karyawan, pimpinan sekolah, dan
mendasar dari pendidikan karakter para pemangku kebijakan disekolah; (2)
adalah untuk membuat seseorang pendidikan karakter dilakukakan secara
menjadi good and smart. Dalam sejarah konsisten dan secara terus menerus;
Islam, Rasulullah Saw, juga menegaskan dan (3) penanaman nilai-nilai karakter
bahwa misi utamanya dalam mendidik yang utama. Karena semua guru adalah
manusia adalah untuk mengupayakan pendidik, maka mereka mamiliki
pembentukan karakter yang baik (good kewajiban untuk memasukkan atau
character). Berikutnya, ribuan tahun menyilipkan nilai-nilai pendidikan
setelah itu, rumusan tujuan utama karakter dalam kegiatan pembelajaran
pendidikan tetap pada wilayah serupa, (intervensi). Pendek kata, pendidikan
yakni pembentukan kepribadian karakter itu tidak hanya menjadi tugas
manusia yang baik.tokoh pendidikan guru agam, guru pkn, atau guru-guru
barat yang mendunia seperti Klipatrick, yang mengajar moral; tetapi menjadi
Lickona, Brooks dan Goble seakan kewajiban semua guru disekolah. Hal ini
menggemakan kembali gaung yang penting agar ditengah prose pendidikan
disuarakan oleh Muhammad Saw dan karakter tidak terjadi saling lempar
Socrates. Bahwa moral, akhlak, atau tanggung jawab (Wibowo, 2012:45).
karakter adalah tujuan yang tak Upaya untuk mengimpelemtasikan
terhindar dari dunia pendidikan. pendidikan karakter perlu dilakukan
Demikian halnya pakar pendidikan dengan pendekatan holistik, yaitu
Indonesia, Fuad Hasan, dengan tesis mengintegrasikan perkembangan
pendidikan yakni pembudayaan, juga karakter ke dalam setiap aspek
ingin menyampaikan hal yang sama kehidupan sekolah (Zubaidi, 2013:195).
189 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
Implementasi pendidikan karakter bisa Perubahan ini tergantung bagaimana
dilakukan melalui: (a) Terintegrasi proses interaksi antara potensi dan sifat
dalam pembelajaran, artinya pngenalan alami yang dimiliki manusia dengan
nilai-nilai, kesadaran akan pentingnya kondisi lingkungannya, sosial budaya,
nilai-nilai, dan penginternalisasikan pendidikan dan alam (Zubaidi, 2013:71).
nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta Allah SWT berfirman :
didik melalui proses pembelajaran; baik
yang berlangsung di dalam maupun Artinya: “Maka Allah mengilhamkan
diluar kelas pada semua mata pelajaran; kepada jiwa itu (jalan)
(b) Terintegrasi dalam pengembangan kefasikan dan ketakwaannya.”
diri melalui kegiatan ekstrakulikuler, (Q.S. Asy-syam).
artinya berbagai hal terkait dengan
Oleh sebab itu para ahli
karakter diimplementasikan dalam mengatatakan bahwa Karakter dapat
kegiatan pengembangan diri melalui dibagi menjadi empat, yaitu: (a)
ekstrakulikuler yang memuat Karakter lemah, dapat ditemukan
pembentukan karakter antara lain: olah seperti penakut, tidak berani mengambil
raga, keagamaan, seni budaya,resiko, pemalas, cepat kalah, dan
kepramukaan, palang merah remaja, beberapa jenis lainnya; (b) Karakter
pameran lokakarya, dan lain-lain; dan kuat, dapat ditemukan seperi tangguh,
(c) Terintegrasi dalam manajemen ulet, mempunyai daya juang yang kuat
sekolah, artinya berbagai hal terkait serta pantang menyerah/mengalah; (c)
dengan karakter (nilai-nilai, norma, Karakter jelek, misalnya licik, egois,
iman, dan ketaqwaan, dan lain-lain) serakah, sombong, tinggi hati, snoobish,
dirancang dan diimplementasikan dalam pamer, atau suka ambil muka, dan
aktivitas manajemen sekolah, seperti sebagainya; dan (d) Karakter baik,
pengelolaan: peserta didik,
misalnya jujur, terpercaya, rendah hati,
regulasi/peraturan sekolah, sumber amanah dan sebagainya (Elfindri,
daya manusia, sarana dan prasarana, Hendrajaya, Dkk, 2012:27-28).
keungangan, perpustakaan,
Secara ringkas ajaran ajaran mulia
pembelajaran, penilaian, dan informasi
pembentukan karakter dari berbagai
serta pengelolaan lainnya.
suku bangsa yang ada di negri ini,
Pendidikan karakter dapat
diantaranya: reflektif, percaya diri,
diintegrasikan dalam pembelajaran
rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan
pada setiap mata pelajaran. Materi
inovatif, mandiri, hidup sehat,
pembelajaran yang berkaitan dengan
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar,
norma atau nilai-nilai pada setiap mata
berhati-hati, rela berkorban, pemberani,
pelajaran perlu dikembangkan,
dapat dipercaya, jujur, menepati janji,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan
adil, rendah hati, malu berbuat salah,
konteks kehidupan sehari-hari (Muslich,
pemaaf, barhati lembut, setia, bekerja
2011:86).
keras, tekun, ulet/gigih, teliti,
berinisiatif, berpikir positif, disiplin,
antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja,
Ruang lingkup pendidikan karakter bersemangat, dinamis, hemat,
Disadari bahwa karakter/akhlak/ menghargai waktu, pengabdian/
moral yang dimiliki manusia bersifat dedikatif, penegndalian diri, produktif,
fleksibel atau luwes serta bisa diubah ramah, cinta keindahan, sportif, tabah,
atau dibentuk. Karakter/akhlak/moral terbuka, tertib, memiliki kesadaran
manusia suatu saat bisa baik tetapi pada untuk memperbuat yang terbaikatau
saat yang lain sebaliknya menjadi jahat. unggul, mampu bertindak sesuai potensi
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
190
dan kesadaran tersebut, melakukan hal- sisdiknas) merumuskan fungsi dan
hal terbaik terhadap tuhan YME, dirinya, tujuan pendidikan nasional yang harus
sesama, lingkungan, bangsa dan negara digunakan dalam mengembangkan
serta dunia internasional pada upaya pendidikan di Indonesia.
umumnya dengan mengoptimalkan
potensi (pengetahuan) dirinya dan
disertai dengan kesadaran, emosi dan Pendidik karakter di Indonesia
motivasinya (Wibowo, 2012:42).
Berdasarkan Undang-Undang
Oleh karena itu, pendidikan Republik Indonesia Nomor 20 tahun
karakter pada dasarnya adalah 2003 tentang sistem pendidikan
pengembangan nilai-nilai yang berasal nasional (UU sisdiknas) teridentifikasi
dari pandangan hidup atau idiologi sejumlah nilai untuk pendidikan
bangsa indonesia, agama, budaya, dan karakter yaitu: (1) Religius yaitu: sikap
nilai-nilai yang terumuskan dalam dan perilaku yang patuh dalam
tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai melaksanakan ajaran agama yang
yang dikembangkan dalam pendidikan dianutnya, toleran terhadap pelaksana
karakter di indonesia diidentifikasi ibadah agama lain, dan hidup rukun
berasal dari empat sumber. dengan pemeluk agama lain; (2) Jujur
Pertama, agama. Masyarakat yaitu: perilaku yang didasarkan pada
indonesia merupakan masyarakat yang upaya menjadikan dirinya sebagai orang
beragama. Oleh karena itu, kehidupan yang selalu dapat dipercaya dalam
individu, masyarakat, dan bangsa selalu perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (3)
didasari pada ajaran agama dan Toleransi yaitu: Sikap dan tindakan yang
kepercayaannya. meghargai perbedaan agama, suku,
Kedua, pancasila. Negara kesatuan etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
Republik Indonesia ditegakkan atas orang lain yang berbeda dari dirinya; (4)
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan Disiplin yaitu: tindakan yang
dan kenegaraan yang disebut pancasila. menunjukkan perilaku tertib dan patuh
Pancasila terdapat pada pembukaan pada berbagai ketentuan dan peraturan;
UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut (5) Kerja keras yaitu: perilaku yang
ke dalam pasal-pasal yang terdapat menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam UUD 1945. Artinya nilai-nilai dalam mengatasi berbagai hambatan
yang terkandung dalam pancasila belajar dan tugas, serta menyelesaikan
menjadi nilai-nilai yang mengatur tugas dengan sebaik-baiknya; (6) Kreatif
kehidupan politik, hukum, ekonomi, yaitu: perpikir dan melakukan sesutau
kemasyarakatan, budaya, dan seni. untuk menghasilkan cara atau hasil baru
Ketiga, budaya. Sebagai suatu dari sesuatu yang telah dimiliki; (7)
kebenaran bahwa tidak ada manusia Mandiri yaitu: sikap dan perilaku yang
yang hidup bermasyarakat yang tidak tidak mudah tergantung pada orang lain
didasari nilai-nilai budaya yang di akui dalam menyelesaikan tugas-tugas; (8)
masyarakat tersebut. Posisi budaya yang Demokratis yaitu: cara berpikir,
demikian penting dalam kehidupan bersikap, dan bertindak yang menilai
masyarakat mengharuskan budaya sama hak dan kewajiban dirinya dan
menjadi sumber nilai dalam pendidikan orang lain; (9) Rasa ingin tahu yaitu:
budaya dan karakter bangsa. sikap dan tindakan yang selalu berupaya
Keempat, tujuan pendidikan untuk mengetahui lebih mendalam dan
nasional. Undang-Undang Republik meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang dilihat, dan didengar; (10) Semangat
sistem pendidikan nasional (UU kebangsaan yaitu: cara berpikir,
191 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
bertindak, dan berwawasan yang diungkapkan oleh Leonardy Harmain
menempatkan kepentingan bangsa dan (dalam wibowo,2012) pendidikan
negara di atas kepentingan diri dan karakter itu sebaiknya dimulai sejak
kelompoknya; (11) Cinta tanah air yaitu: anak dalam fase usia dini, khususnya
cara berpikir, bersikap, dan berbuat dilingkungan keluarga. Bukan hanya
yang menunjukkan kesetiaan, karena keluarga merupakan lingkungan
kepedulian, dan penghargaan yang yang efektif, tetapi juga karena usia
tinggi terhadap bahasa, limgkungan kanak-kanak merupakan usia keemasan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik atau sering disebut ahli psikologi
bangsa; (12) Menghargai perestasi sebagai golden ege. Usia ini, lanjut
yaitu: sikap dan tindakan yang Leonardy, terbukti sangat menentukan
mendorong dirinya untuk menghasilkan kemampuan anak dalam
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengembangkan potensinya.
dan mengakui, serta menghormati Konsep opersional adalah konsep
keberhasilan orang lain; (13) yang digunakan untuk menjabarkan
Bersahabat/ komunikatif yaitu: tindakan atau memberi batasan terhadap konsep
yang memperlihatkan rasa senang teoritis. karakter adalah pendidikan
berbicara, bergaul, dan bekerja sama yang menanamkan dan
dengan orang lain; (14) Cinta damai mengembangkan karakter-karakter
yaitu: sikap, perkataan, dan tindakan luhur sehingga dapat di terapkan dan di
yang menyebabkan orang lain merasa aplikasikan dalam kehidupan, entah
senang dan aman atas kehadiran dalam keluarga, sebagai anggota
dirinya; (15) Gemar membaca yaitu: masyarakat dan warga negara. Dengan
kebiasaan menyediaakan waktu untuk demikian, pendidikan karakter adalah
membaca berbagai bacaan yang segala upaya yang dilakukan guru yang
memberikan kebajikan bagi dirinya; mampu mempengaruhi serta membantu
(16) Peduli lingkungan yaitu: sikap dan membentuk watak peserta didik. Oleh
tindakan yang selalu berupaya sebab itu perlu suatu konsep
mencegah kerusakan pada lingkungan operasional atau parameter, sebagai
alam sekitarnya, dan mengembangkan dasar berpijak, yaitu: (1) Niat saat
upaya-upaya untuk memperbaiki belajar; (2) Memilih ilmu, guru, dan
kerusakan alam yang sudah terjadi; (17) teman; (3) Menghormati ilmu dan ahli
Peduli sosial yaitu: sikap dan tindakan ilmu; (4) Keseriusan, ketekunan dan
yang selalu ingin memberi bantuan pada cita-cita luhur; (5) Metode belajar; (6)
orang lain dan masyarakat yang tawakkal; dan (7) wara’.
membutuhkan; dan (18) Tanggung
jawab yaitu: Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas
METODE
dan kewajibannya, yang seharusnya
Penelitian ini termasuk jenis
dilakukan terhadap diri sendiri,
penelitian kepustakaan (library
masyarakat, lingkungan, (alam, sosial,
research) yaitu serangkaian penelitian
dan budaya), negara, dan tuhan yang
yang berkenaan dengan metode
maha esa (Wibowo, 2013:26-27).
pengumpulan data pustaka atau
Idealnya, pendidikan karakter penelitian yang dilakukan di
yang baik itu adalah sejak di usia dini perpustakaan yang obyek penelitian
(PAUD), sekolah taman kanak-kanak biasanya digali lewat beragam informasi
(TK), pendidikan dasar dan menengah, kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal
hingga pendidikan di perguruan tinggi ilmiah, koran, majalah, dan dokumen)
(Wibowo, 2013:29). Hal senada juga (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 52).
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
192
Penelitian ini dilakukan selama kata itu ada yang menuliskan gelar
empat bulan, terhitung dari pembuatan Burhanuddin (bukti kebenaran agama),
proposal sampai dengan ujian sarjana, sehinnga menjadi Syaikh Burhanuddin
empat bulan yakni dari bulan Juli- Az-Zarnuji.
Oktober 2016. Dalam penelitian ini Namun demikian nama ini masih
penulis memperoleh data dari berbagai diperdebatkan kebenarannya, karena
sumber. Kemudian data tersebut masih belum ditemukan data yang valid
diklasifikasikan menjadi data primer mengenai nama asli Az-Zarnûjî.
dan data sekunder. Sumber primer Khairuddin al-Zarkeli menuliskan nama
adalah semua bahan-bahan informasi Az- Zarnûjî dengan an-Nu‘mân bin
dari tangan pertama atau dari sumber Ibrâhim bin Khalîl az-Zarnûjî
orang yang diperolah dari data asli atau Tajuddin. Nama akhirnya dinisbahkan
pokok (Mestika Zed, 2004: 89) dari daerah tempat dia berasal, yakni
Diantanya yaitu: (Ta’limul Zarnûj, yang akhirnya melekat sebagai
mutaa’llim), penulis syekh az-zarnuji. nama panggilan. Plessner, dalam The
Sedangkan data Sekunder merupakan Encyclopedia of Islam mengatakan
sumber data bersifat umum untuk bahwa nama asli tokoh ini sampai
meneliti yang isinya mendukung data sekarang belum diketahui secara pasti,
primer yaitu data-data yang berkaitan begitu pula karir dan kehidupannya.
judulpenelitian yang peneliti lakukan Menurut M. Plessner, Az-Zarnûjî
baik berupa buku-buku, hasil penelitian, hidup antara abad ke-12 dan ke-13. Dia
jurnal, dan literatur lainnya, diantaranya adalah seorang ulama fiqh bermadzhab
sebagai berikut: (1) Al-Amir Najib Hanafiyah, dan tinggal di wilayah Persia.
Khalid, Tarbiyah Rasulullah, Jakarta: Sedangkan Ahmad Fuad al-Ahwani
Gema Insani Press, 1995;(2) Mahmud memperkirakan bahwa Az-Zarnûjî wafat
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, pada tahun 591 H/ 1195M. Dengan
Jakarta: Mahmud Yunus Wadzurriyah, demikian, belum diketahui hidupnya
2008; (3) Ramayulis & Samsul Nizar, secara pasti, namun jika diambil jalan
Eknsiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, tengah dari berbagai pendapat di atas,
Mengenal Tokoh Pendidikan di Indonesia az-Zarnuji wafat sekitar tahun 620-an
dan Islam, Ciputat: Quantum Teaching, H (Mahmud Yunus, 2008:169).
2005; dan (4) Abuddin Nata, Pemikiran
Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta:
Raja Grafindo, 2000. Pendidikan Az-Zarnuji
Dalam pengolahan analisa data Mengenai riwayat pendidikannya
dengan menggunakan langkah-langkah, bahwa Az-Zarnûjî menuntut ilmu di
yaitu:(1) Data reduction (reduksi data); Bukhara dan Samarkand. Yaitu kota
(2) Data display (penyajian data); dan yang menjadi pusat kegiatan keilmuan,
(3) Conclusion drawing/verification. pengajaran dan lain-lainnya.
Sedangkan guru-gurunya adalah
Burhanuddiin Ali Bin Abu Bakar Al-
HASIL DAN PEMBAHASAN Marghinani, ulama besar bermazhab
Biografi Al-Jarnuzi Hanafi yang mengarang kitab Al-
Kata Syaikh adalah panggilan Hidayah, Ruknul Islam Muhammad
kehormatan untuk pengarang kitab Bin Abu Bakarpopuler dengan Imaam
Ta'lim Al-Muta'allim ini. Sedang Az- Zadeh. Beliau ulama besar ahli fikih
Zarnuji adalah nama marga yang bermazhab Hanafi, pujangga sekaligus
diambil dari nama kota tempat beliau penyair, pernah menjadi mufti di
berada, yaitu kota Zarnuj. Di antara dua Bukhoro dan sangat mashur fatwa-
193 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
fatwanya. Wafat tahun 573H/1177 M. tingkat perguruan tinggi. Di antara
Ruknuddin al-Firginanî, seorang ahli lembaga-lembaga tersebut adalah
fiqih, sastrawan dan penyair yang wafat Madrasah Niẕ amiyah yang didirikan
tahun 594 H/ 1196 M; Hammâd bin oleh Niẕ am al-Muluk (457H./106M.),
Ibrâhim, seorang ahli ilmu kalam di Madrasah al-Nuriyah al-Kubra yang
samping sebagai sastrawan dan penyair, didirikan oleh Nuruddin Mahmud Zanki
yang wafat tahun 594 H/ 1170 M. Syaikh pada tahun 563H./1234M. di Damaskus
Fakhrudi Al-Kasyani, pengarang kitab dengan cabangnya yang amat banyak
Bada-i 'us shana'i wafat tahun 587 di kota Damaskus, Madrasah al-
H/1191 M. Syaikh Fakhrudin Qadli Mustansiriyah Billah di Baghdad pada
Khan Al Ouzjandi. Beliau wafat tahun tahun 631 H./1234 M (Baharuddin &
592 H/1196 M. Esa Nur Wahyuni , 2009: 51).
Dalam sejarah pendidikan kita Kondisi pertumbuhan dan
mencatat, paling kurang ada lima tahap perkembangan tersebut di atas amat
pertumbuhan dan perkembangan menguntungkan bagi pembentukan Az-
dalam bidang pendidikan Islam. Zarnûjî sebagai seorang ilmuan atau
Pertama pendidikan pada masa Nabi ulama yang luas pengetahuannya. Atas
Muhammad saw. (571-632 M.), kedua dasar ini tidak mengherankan
pendidikan pada masa Khulafaur jikaHasan Langgulung menilai bahwa
Rasyidin (632-661 M.), ketiga Az-Zarnuju termasuk seorang filosof
pendidikan pada masa Bani Umayyah yang memiliki sistem pemikiran
di Damsyik (661-750 M.), keempat tersendiri dan dapat disejajarkan
pendidikan pada masa Kekuasaan dengan tokoh-tokoh seperti Ibn Sina,
Abbasiyah di Baghdad (750-1250 M.), Al-Ghazali, dan lain sebagainya
dan kelima pendidikan pada masa (Abuddin Nata, 2003:106-107).
jatuhnya kekuasaan khalifah di
Baghdad (1250-sekarang)
(Zuhairi,1992:7). Karya-Karya Az-Zarnuji
Jika melihat guru-guru Syaikh Kitab Talîm al-Muta‟ allim,
Zarnuji tersebut, dan dikaitkan dalam merupakan satu-satunya karya Az-
periodisasi di atas, bahwa Az-Zarnûjî Zarnûjî yang sampai sekarang masih
hidup sekitar akhir abad ke-12 dan ada. Sebagaimana pendapat Haji
awal abad ke-13 (591-640 H./ 1195- Khalifah dalam bukunya―Kasf al-Dzunûn
1243 M.). Dari kurun waktu tersebut ‘ an Asmâ' al-Kitâb al-Funûn, dikatakan
dapat diketahui bahwa Az-Zarnûjî bahwa Ta‟ lîm al- Muta‟ allim
hidup pada masa keempat dari periode merupakan satu-satunya karya Imam
pertumbuhan dan perkembangan az-Zarnûjî. Kitab ini telah diberi catatan
pendidikan Islam sebagaimana komentar (Syarah) oleh Ibnu Ismâ‘il.
disebutkan di atas, yaitu antara tahun Untuk lebih jelas dan lebih
750-1250 M. Dalam catatan sejarah, mengenal karya satu-satunya dari Az-
periode ini merupakan zaman Zarnuji ini, penulis akan memaparkan
keemasan atau kejayaan Peradaban tentang kitab Ta‘limul Muta‘allim ini.
Islam pada umumnya, dan pendidikan
Islam pada khususnya.
Pada masa tersebut, kebudayaan
Islam berkembang dengan pesat yang
ditandai oleh munculnya berbagai
lembaga pendidikan, mulai dari tingkat
dasar sampai pendidikan dengan
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
194
dikemukakan alasan penyusunannya.
Kemudian menampilkan keutamaan
Teks di atas pendahuluan dari dan pengertian ilmu, hukum
kitab Ta'lim Al-Muta'allim, yang mempelajarinya sampai kepada
menjelaskan latar belakang penulisan bagaimana cara mengagungkan ilmu
kitab ini, kitab ini ditulis bermula dari (Az-Zarnuji,tt:4).
kegundahan pengarangnya, Syaikh Az-
Zarnuji, saat melihat banyaknya para
pencari ilmu pada masanya yang gagal Adab Peserta Didik Dalam
memperoleh apa yang mereka cari, Pembelajaran
sebagaimana yang beliau ungkapkan Belajar sebagai sarana untuk
dalam pendahuluannya bahwa memperoleh ilmu, haruslah melalui
Banyak para pencari ilmu yang jalan dan persyaratan yang benar.
ternyata banyak di antara mereka yang Karena jalan yang benar dan
mendapatkan ilmu, tetapi ternyata persyaratan yang terpenuhi dalam
tidak bisa mendapatkan manfaat dan belajar adalah kunci untuk mencapai
buahnya ilmu, yaitu dapat keberhasilan belajar. Maka dari itu
mengamalkan dan menyebarkan ilmu dalam kitab Ta‟ lîm al-Muta‟ allim
yang diperolehnya‖ . Menurut Syekh Az-Zarnuji lebih memfokuskan
Az-Zarnûjî hal tersebut bisa terjadi, pembahasannya pada jalan atau
karena mereka salah jalan dalam persyaratan (metode) yang harus
mencari ilmu dan setiap orang yang ditempuh guna memperoleh
salah jalan pastinya akan tersesat dan keberhasilan belajar. Oleh karena itu
tidak sampai pada tujuannya. Mereka sudah sepantasnya bagi para pencari
tidak tahu syarat-syarat yang harus ilmu harus mengetahui dan memahami
dipenuhi dalam mencari ilmu sehingga syarat- syarat yang harus dipenuhi
mereka tidak mendapatkan ilmu dalam mencari ilmu agar apa yang
pengetahuan sebagaimana diharapakan mereka harapkan bisa tercapai, yaitu
(Al- Jarnuzi :2). mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan
Oleh karena itu kitab Ta‟ lîm al- bisa mengamalkannya.
Muta‟ allim sebaiknya perlu kita kaji Melihat kenyataan tersebut,
dan pelajari kembali oleh para terbesit dalam diri Az-Zarnûjî untuk
penuntut ilmu dan para guru karena menyusun sebuah kitab yang diberi
isinya masih relevan untuk pendidikan nama Ta‟ lîm al-Muta‟ allim untuk
masa kini. Kitab yang beliau tulis bukan membantu para pencari ilmu agar
semata-mata hasil renungan spekulatif mereka mengetahui syarat-syarat yang
belaka, melainkan melalui penelitian harus mereka penuhi sebagai penuntut
terlebih dahulu terhadap para ulama ilmu. Harapan dari penulis, kitab
sebelumnya yang dianggapnya telah tersebut dapat membantu mengarahkan
berhasil yang banyak beliau kisahkan di para penuntut ilmu melalui petunjuk-
dalamnya. petunjuk praktis, seperti bagaimana
Penampilan materi kitab ini memilih ilmu, guru dan teman, waktu-
dikatakan baik, hal ini dapat dibuktikan waktu yang ideal untuk belajar,
dengan urutannya sebagai berikut: bagaimana metode belajar yang baik
setelah basmalah, hamdalah dan dan sebaginya.
shalawat secukupnya, kemudian Menurut Az-Zarnûjî adab belajar
menyebutkan judul kitab yang sesuai meliputi: Bagimana berniat dalam
dengan isinya yang diabstraksikan belajar, bagaimana memilih ilmu,
sebelumnya. Sebelum itu pula guru, teman, dan ketabahan di dalam
195 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
belajar, kemudian bagaimana hanya untuk menyeru kebaikan dan
penghormatan terhadap ilmu dan mencegah kemunkaran, menegakkan
ulama, bagaimana keseriusan, kebenaran dan mengagungkan agama
ketekunan, dan minat dalam belajar, bukan untuk kepentingan hawa
permulaan belajar, tata tertib belajar, nafsunya (Az-Zarnuji,tt:9).
tawakal dalam belajar, dan wara‟
dalam belajar. Itu semua adalah adab Memilih ilmu, guru, dan teman
dan norma-norma serta tata urut belajar Memilih ilmu
menurut Az-Zarnûjî yang dijelaskan Penuntut ilmu hendaklah
dalam kitabnya Ta‟ lîm al-Muta‟ allim. memilih yang terbagus dari setiap
Adapun penjelasannya sebagai berikut: bidang ilmu – ilmu yang terbagus
adalah ilmu pengetahuan yang subtansi
maupun illaborasinya jelas, tidak
Niat saat belajar debatable dan tidak konroversial. Hal
Menurut Az-Zarnûjî dalam kitab ini penting dinyatakan karena di sini
Ta‟ lîm-nya menyatakan bahwa belajar kita sedang berbicara mengenai proses
harus diniati untuk mencari ridha Allah, belajar atau Thuruqut Ta‘allum-,
mengharap kebahagiaan di akhirat, memilih ilmu apa yang diperlukan
menghilangkan kebodohan dalam urusan agama di saat ini,
dari
dirinya sendiri dan dari segenap kemudian apa yang diperlukan di waktu
orang-orang bodoh, menghidupkan nanti. Dalam memilih ilmu
agama dan melestarikan agama (Az- (mentukan pilihan bidang
Zarnuji,tt:9). studi/jurusan) para santri/siswa harus
Dan dalam menuntut ilmumemilih ilmu/bidang studi yang paling
hendaklah diniatkan juga untukbaik atau paling cocok dengan dirinya
mensyukuri atas karunia akal dan (Az-Zarnuji,tt:23).
kebugaran badan, hendaklah tidak Suatu bidang ilmu yang dikaji akan
diniati untuk mencari popularitas, tidak sangat menarik dan menantang bagi
untuk kekayaan, juga tidak diniati untuk mereka yang menyenanginya dan yang
mencari jabatan dan semacamnya (Az- merasa cocok dengan bidang ilmu itu,
Zarnuji,tt:9). sehingga motivasi berprestasi akan
Menurut Az-Zarnûjî, seyogyanya mendorongnya untuk tekun belajar,
bagi para pencari ilmu harusserta kedisiplinan yang tinggi dalam
berpikir dengan serius, supaya ilmu mengikuti seluruh proses belajar
yang mereka cari tidaklah sia-sia. bahkan akan menjadi sumber kekuatan
Jangan sampai ilmu yang ia peroleh di manapun dan kapanpun, sehingga
digunakan untuk tujuan duniawi yang dalam konteks ini proses belajar tidak
hina. lagi mengenal tempat dan waktu.
Dari pendapat beliau di atas, Az- Dalam kaitannya dengan memilih
Zarnûjî sangat mengecam bagi para ilmu, Az-Zarnuji menganjurkan supaya
penuntut ilmu yang hanya bertujuan mempelajari ilmu tauhid terlebih
untuk keduniawiaan belaka. Beliau lebih dahulu, kemudian ilmu-ilmu lama
menekankan pada tujuan ukhrawi (karangan ulama salaf) dan menghindari
karena pada hakikatnya dunia adalah ilmu-ilmu baru (Az-Zarnuji,tt:24).
tempat singgah singgah sementara
dalam perjalanan menuju akhirat.
Namun demikian, Az-Zarnûjî Memilih guru
memperbolehkan mencari jabatan Diungkapkan Az-Zarnûjî bahwa:
dengan pendidikannya dengan syarat “Adapun dalam memilih guru,
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
196
hendaknya memilih orang yang lebih Islam, peranan guru sangat penting
alim (pandai), lebih wara‟ dan lebih tua.” sekali, artinya guru memiliki tanggung
(Az-Zarnuji,tt:13). Az-Zarnûjî juga jawab untuk menentukan arah
mengutip pendapat Abu Hanifah pendidikan tersebut. Itulah sebabnya
mengenai sifat-sifat tertentu yang harus Islam sangat menghargai dan
dimiliki oleh guru, sebagai berikut: menghormati orang-orang yang berilmu.
Di antara menghormati ilmu, menurut
Az-Zarnuji adalah sebagai berikut: “Di
antara menghormati ilmu adalah
memuliakan kitab, seorang pelajar
Artinya: “Saya dapati Hammad sudah (santri) sebaiknya tidak memegang kitab
tua, berwibawa, santun, dan kecuali dalam keadaan suci dari
penyabar. Dan beliau berkata hadas…hal ini disebabkan ilmu adalah
“Maka aku menetap di samping cahay dan wudu juga cahaya. Dengan
Hammad bin Abi Sulaiman, dan demikian cahaya ilmu tidak akan
akupun tumbuh dan bertambah kecuali dengan berwudu.”
berkembang”( Az- (Az-Zarnuji,tt:21).
Zarnuji,tt:13). Az-Zarnuji memberikan
kedudukan yang sangat tinggi terhadap
Ungkapan tersebut menunjukkan guru. Dia harus dihormati dan
bahwa “alim, wara‟ , dan lebih tua dimuliakan. Kedudukan guru bagi
usianya dibanding muridnya, menurut muridnya tak ubahnya seperti orang tua
Az-Zarnuji adalah syarat yang harus terhadap anaknya, sebagaimana yang
dipenuhi ketika menjadi guru. Dalam dikatakan oleh Al-jarnuzi:
arti yang lebih luas lagi, kata tua dapat
diartikan berarti orang yang banyak
pengalamannya dalam segala hal
maupun dalam menghadapi anak didik., Artinya: “Sesungguhnya orang yang
sehingga lebih tepat apabila guru adalah mengajarkan padamu satu
orang yang lebih dewasa. huruf yang kamu butuhkan
dalam urusan agamamu,
maka ia merupakan ayahmu
Memilih teman dalam kehidupan agamamu.(
Selain peran guru, peran Az-Zarnuji:tt36).
lingkungan teman relasi juga tak kalah
besaranya dalam membentuk karakter Az-Zarnuji memposisikan ahli ilmu
berpikir, pandangan hidup dan perilaku (orang yang memiliki ilmu) terutama
seorang pelajar. ahli fiqih jauh tingkatannya lebi tinggi
Dalam kaitannya dengan hal ini dibandingkan dengan orang yang ahli
menurut Az-Zarnuji sebaiknya memilih ibadah. Beliau mengutip syair
teman yang rajin belajar, bersifat wara‘ Muhammad bin Hasan bin Abdullah
dan berwatak itiqamah (lurus) dan sebagai berikut:
mudah paham (tanggap). Hindarilah
orang yang malas, penganggur, pembual,
suka berbuat onar dan suka memfitnah
(Az-Zarnuji,tt:31). Artinya: “Sesungguhnya seorang ahli
fiqih yang wara‟ (teguh) lebih
Menghormati ilmu, dan ahli ilmu berat bagi setan (untuk
Dalam melaksanakan pendidikan menggodanya) dibanding seribu
197 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
ahli ibadah.”
Artinya: “Termasuk memuliakan ilmu
Az-Zarnuji menjelaskan tentang adalah menghormati teman dan
penghormatan terhadap guru dalam orang yang memberikan
pasal tertentu, yaitu pasal ke empat pelajaran. Pertalian dan
tentang mengagungkan ilmu dan ahli ketegantungan adalah sikap yang
ilmu. Yaitu sebagai berikut: (a) tercela kecuali dalam hal
Memberikan sesuatu berupa hartanya menuntut ilmu. Bahkan sebaiknya
atau apapun berupa sesuatu yang mengikat pertalian dan
bermanfaat walaupun sedikit. Hal ketergantungan dengan guru dan
tersebut dilakukan agar anaknya bisa teman-teman belajar”. (Az-
menjadi orang yang alim, jika anaknya Zarnuji,tt:24).
tidak berhasil menjadi orang alim maka
cucunya yang akan menjadi orang alim; Keseriusan, ketekunan, dan cita-cita
(b) Tidak berjalan kencang di luhur
depannya; (c) Tidak duduk di tempat Pelajar seyogyanya bersungguh-
duduk gurunya; (d) Tidak memulai sungguh hati dalam belajar serta tekun.
percakapan dengannya kecuali atas Az-Zarnuji menukil ayat alquran berikut
izinnya; (e) Tidak banyak bicara di untuk memeperkuat pendapat :
hadapan guru; (f) Tidak menanyakan
sesuatu ketika guru sedang bosan; (g)
Menjaga waktu dan tidak mengetuk Artinya:
“Dan orang-orang yang
pintu atau kamarnya, tetapi harus berjuang untuk (mencari
menunggu sampai beliau keluar; keridhoan) kami,niscayakami
(h)Menjauhi amarahnya dan akan berikan mereka kepada
menjalankan perintah yang baik jalan-jalan kam.” (Q.S. Al-
darinya. Jika guru memerintahkan hal Ankabut :29)
yang bertentangan dengan agama Selanjutnya Az-Zarnuji
maka tidak boleh patuh kepadanya; mengarang syair yang isinya
dan (i) Menghormati anak-anaknya menceritakan kesungguhan para
dan orang-orang yang memiliki penuntut ilmu dalam memanfaatkan
hubungan kerabat dengannya (Az- waktu belajar mereka. Mengenai
Zarnuji: 37-40). keharusan untuk tekun dalam belajar
Menghormati guru adalah
Az-zarnuzi menjelaskan bahwa: “Adalah
keharusan yang tidak dapat ditawar.suatu keharusan bagi pelajar untuk
Tanpa menghormati guru proses tekun atau rutin dalam belajar serta
pendidikan berjalan tidak sesuai dengan
mengulangi pada setiap awal dan akhir
koridornya. Proses pendidikan dianggap
malam, karena antara waktu maghrib
mengalami kegagalan Walau demikian dan isya serta waktu sahur adalah waktu
guru bukanlah Tuhan yang harus sangat
yang penuh berkah (Az-Zarnuji,tt:29).
diagung-agungkan. Berkenaan dengan cita-cita luhur,
Kemudian termasuk dalam Al-jarnuzi mencatat sebagai berikut :
menghormati ilmu yaitu menghormati “Seorang penuntut ilmu harus memili
teman. Al-jarnuzi menjelaskan dalamcita-cita yang luhur dalam berilmu.
kitabnya: Karena sesungguhnya seseorang akan
terbang dengan cita-citanya
sebagaimana burung tebang dengan
sayapnya (Az-Zarnuji:55,57-58).
Baginya cita-cita tinggi tapi tidak
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
198
ada kesungguhan berusaha, sungguh- mengulang-ulang maka akan mudah
sungguh tetapi tidak ada cita-cita diingat dan dihafal; (2) Metode
tinggi hanya akan memperoleh sedikit mużakarah. Metode mużakarah ini bisa
ilmu. Az-Zarnuji menandaskan dikatakan metode soal-jawab antara
pendapatya ini dengan syair sesama pelajar atau bisa juga dikatakan
gubahannya : tukar pendapat untuk saling
“Wahai jiwaku, tinggalkan melengkapi pengetahuan masing-
kemalasan dan penundaan masalah, masing. Hal ini dilakukan untuk
maka kau jatuhkan aku dalam membangkitkan ingatannya terhadap
kehinaan. Tak pernah kulihat sesuatu pelajaran-pelajaran yang sudah
yang dapat diraih bagi pemalas diterimanya; dan (3) Memahami dan
kecuali penyesalan dan cita-cita yang mencatat. Az-Zarnûjî menganjurkan
tak terwujud.” (Az-Zarnuji:61-62). kepada para penuntut ilmu agar
Karena itu, bagi Az-Zarnuji belum membuat (Ta‟ liq pelajaran) catatan
dianggap bersungguh-sungguh seorang sendiri. Akan tetapi sebelum mencatat
penuntut ilmu melakukan aktifitas sebaiknya dipahami terlebih dahulu dan
belajar, kalau belum mencapai kelelahan mengulanginya berkali-kali. Karena bila
dan keletihan guna mencapai mencatat sesuatu yang belum dipahami
kesuksessan. akan membuat bosan, menghilangkan
kecerdasan dan menyia-nyiakan waktu.
Oleh karena itu anak didik harus
Metode belajar bersungguh-sungguh memahami materi
Metode pembelajaran menjadi pelajaran lalu kemudian membuat
central position penting dalam setiap catatan sendiri (Al-jarnuji:44).
aktivitas pembelajaran. Penguasaan Sebenarnya kolaborasi antara
terhadap suatu materi yang dilakukan metode hafalan yang diberengi dengan
oleh seorang pendidik memang sangat aspek- aspek kognitif-rasional telah
dibutuhkan. Akan tetapi jauh lebih baik digariskan Az-Zarnuji dalam Kitab
lagi jika materi yang dikuasai itu dapat Ta‘lim al- Muta‘allim ini, hal ini tampak
disampaikan dengan metode pengajaran dalam kalimat
dalam pembelajaran. Karna metode
merupakan sebuah sarana yang dapat
memudahkan seorang pendidikan dalam
menyampaikan pembelajaran. Dengan Artinya: “Sebaiknya siswa selalu
metode juga,pendidik dapat mencatat sendiri mengenai
menjelaskan pembelajaran secara pelajaran yang telah
sistematis,efesien dan efektif. Melalui dihafalnya dan banyak
metode pembelajaran maka proses mengulang karena
pembelajaran akan lebih mudah,serta sesungguhnya sangat
peserta didik akan lebih cepat paham bermanfaat .” (Az-
akan pembelajaran. Maka metode dalam Zarnuji:75).
pembelajaran sangatlah penting.
Az-Zarnûjî dalam Ta‟ lîm-nya
menawarkan kepada para pelajar untuk
menggunakan metode-metode sebagai
berikut: (1) Mengulang dan menghafal. Artinya: “Seorang siswa hendaknya
Az-Zarnûjî menganjurkan agar selalu melakukan mudzakarah,
mengulang-ulang pelajaran yang telah munadharah, dan muthara-
diperolehnya, karena dengan cara hah.” (Al-jarnuji, tt:79).
199 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
(keuangan).
Jelas bahwa ungkapan di atas Az-Zarnuji megingatkan pengaruh
mengisyaratkan bahwa di satu sisi Az- urusan dunia dengan penjelasanya
Zarnuji menganjurkan membuat catatan sebagai berikut:
yang telah dihafal. Sementara itu, di sisi
lain bagaimana mudzakarah (saling
mengingatkan), munadharah (saling .
mengadu pandangan), dan mutharahah Artinya: “Orang yang berakal
(diskusi) dijadikan sarana untuk sehat tidak akan
mengembangkan aspek-aspek kognitif- gundah memikirkan
rasional dan pengembangan wawasan. urusan dunia, karena
kegundahan dan
kesedihan tidak akan
Tawakkal menghindarkan
Tawakal terambil dari kata Wakal- musibah dan tidak akan
yakilu yang berati "mewakilkan", dan memberikan manfaat.
dari kata ini terbentuk kata Wakil. Sebaliknya, ia akan
Dalam beberapa ayat dijelaskan bahwa, membahayakan hati,
"Dan Dia(Allah) atas segala sesuatu akal dan fisik serta akan
menjadi wakil (Q.S. Al-An'am: 102). menodai amal kebaikan
dan cukuplah Allah sebagai wakil (An- yang perlu mendapat
Nisa': 81). Kata wakil bisa juga perhatian adalah
diterjemahkan sebagai"pelindung" (Ad- urusan akhirat, karena
Dumaji,2006:8). itulah yang akan
Sedangkan menutur hamka memberikan manfaat”.
(1983) : “tawakkal adalah (Az-Zarnuji,tt:54).
menyerahkan keputusan segala
perkara, ikhtiar, dan usaha kapada Dalam komentarnya ini Az-Zarnuji
tuhan semesta alam”. memberikan peringatan kepada para
Az-Zarnuji berpesan kepada pelajar khususnya dan kalangan umum
para pelajar tentang tawakkal. pada umumnya. Ada beberapa hal yang
Sebagaimana ia berkata: “Pelajar dapat kita ambil dari komentarnya
harus bertawakal dalam menuntut ini, yaitu: (1) jangan terlalu memikirkan
ilmu. Jangan goncang masalah rizki, urusan dunia karna ia akan mengkotori
hatinya pun jangan terbawa kesana.” hati; (2) Dunia akan melalaikan dirimu
( Az-Zarnuji, t t : 5 3 ) . ketika mencintai dunia; dan (3)
Pendapat Az-Zarnuji ini Perbanyaklah amal akhirat karna kita
merupakan satu hal yang sangat akan kembali dan itulah negeri yang
benar, bahwa serang pelajar harus abadi.
bertawakkal penuh terhadap Allah
ketika sedang melaksanakan proses
mencari ilmu atau hal-ha lain. Wara’
Karena ketika seorang pelajar sudah Selanjutnya menurut Az-Zarnuji,
berkurang rasa tawakkalnya maka seorang pelajar harus bersifat wara‘
lambat laun proses belajarnya pun (Self Protection) dalam mencari ilmu.
akan terganggu. Akan tetapi, tidak secara harfiah kata wara‟ berarti
dapat dipungkiri bahwa masalah ―menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan
yang sering mendera seorang perkara syubhat. Ulama membagi wara'
pelajar adalah masalah rizqi menjadi tiga macam. Pertama, wara'
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
200
wajib, yaitu: mencegah diri dari berada di antara halal dan haram
perbuatan haram, dan ini wajib (perkara syubhat), karena bila
dilaksanakan oleh setiap orang. Kedua, terjerumus ke dalam perkara yang
Wara Mandub (sunnah), yaitu: syubhat (samar-samar hukumnya)
mencegah diri dari perkara-perkara maka akan terjerumus ke dalam
syubhat, dan ini biasanya dilakukan oleh perkara yang haram pula.
sebagian kecil orang. Ketiga, Wara' dari Sifat wara’ adalah sesuatu yang
Mubahat (Perbuatan yang boleh berkenaan dengan hati. Maka sifat wara’
dilakukan) yang tidak penting, dan ini ini bisa tertanam dalam diri apabila
sifat dan karakter pribadi para nabi, sudah sepenuhnya bisa meniggalkan
syuhada dan orang- orang shaleh perkara-perkara yang haram apalagi
(afrizal, 2008:187 ). sesuatu yang syubhat yang tidak jelas
Az-Zarnuji berpendapat bawha setatus hukumnya dan selalu berupaya
termasuk berbuat waro' adalah untuk memperbaiki diri dengan
memelihara dirinya jangan sampai bertaubat kepada Allah di samping
perutnya kenyang amat, terlalu banyak kehati-hatian.
tidur dan banyak membicarakan hal
yang tak bermanfaat (Az-Zarnuji,tt:66).
Di antara tanda yang mendasar Implikasi Pemikiran Az-Zarnuji
bagi orang-orang yang wara‟ adalah Tentang Adab Peserta Didik Dalam
kehati- hatian mereka yang luar biasa Pembelajaran Terhadap Pendidikan
dari sesuatu yang haram dan tidak Karakter Di Indonesia
adanya keberanian mereka untuk maju Adab merupakan kebiasan yang
kepada sesuatu yang bisa membawa dimiliki oleh sesorang yang di
kepada yang haram. Dan dalam hal itu, implementasikan dalam bentuk
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: perbuatan, yang akan melahirkan
“Menceritakan kepada kami Muhammad akhlak. Adab dibutuhkan dalam
bin Katsir: Mengkhabarkan kepada kami kehidupan, terutama bagi peserta didik,
Sufyan dari Abi Farwah dari Sya‟ bi dari dengan tujuan agar siswa tumbuh
Nu‟ man bin Basyir berkata: Rasulullah menjadi pribadi yang baik.
Saw. Bersabda: (perkara) yang halal itu
jelas dan (perkara) yang haram juga
jelas. Sementara itu, (perkara yang ada)
di antara keduanya adalah perkara- Implikasi niat saat belajar
perkara syubhat (yang samar) yang tidak Az-Zarnuji menyatakan bahwa
diketahui oleh bagian besar manusia. belajar harus diniati untuk mencari
Barang siapa yang menhindari (semua ridha Allah, mengharap kebahagiaan di
perkara) syubhat, maka dia telah akhirat, menghilangkan kebodohan
menjaga kesucian agama dan dirinya. dari dirinya sendiri dari segenap
Namun, barang siap yang terjerumus orang-orang bodoh, menghidupkan
ke dalam (perkara) syubhat, maka dia agama dan melestarikan agama juga
telah terjerumus ke dalam perkara yang untuk mensyukuri atas karunia akal dan
haram.” (HR. Bukhari dan Muslim) kebugaran badan, hendaklah tidak
Hadis di atas menjelaskan bahwa diniati untuk mencari popularitas, tidak
yang halal dan yang haram itu sudah untuk kekayaan, juga tidak diniati untuk
jelas dan yang berada di antaranya itu mencari jabatan dan semacamnya (Az-
adalah perkara syubhat. Orang yang Zarnuji,tt:9).
hatinya bersih dan takut terhadap Allah, Maka implikasi dari niat belajar
dia akan meninggalkan hal-hal yang terhadap karakter seeorang adalah
201 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
tumbuhnya sikap religius dalam Zarnuji,tt:20).Dari sini maka tumbuhlah
dirinya. karakter tanggung jawab.

Implikasi dari memilih ilmu, guru, dan Implikasi keriusan, ketekunan, dan
teman. cita-cita luhur
Dalam hal ini Az-Zarnuji berkata:
Az-Zarnuji menganjurkan kepada
keharusan bagi pelajar untuk tekun atau
para pelajar hendaklah memilih yang
rutin dalam belajar serta mengulangi
terbagus dari setiap bidang ilmu – ilmu
pada setiap awal dan akhir malam,
yang terbagus yaitu ilmu pengetahuan
karena antara waktu maghrib dan isya
yang subtansi maupun illaborasinya
serta waktu sahur adalah waktu yang
jelas, tidak debatable dan tidak
penuh berkah. seorang penuntut ilmu
konroversial. Dalam hal memilih guru
harus memili cita-cita yang luhur
Az-Zarnuji menyarankan agar memilih
dalam berilmu. Karena sesungguhnya
yang lebih alim, lebih tua, dan bersifat
seseorang akan terbang dengan cita-
wara’. Dan dalam kaitannya dengan
citanya sebagaimana burung tebang
memilih teman Az-Zarnuji
dengan sayapnya (Az-Zarnuji:55,57-58).
menyarankan agar memilih teman yang
Apabila dalam diri seorang
rajin belajar, bersifat wara‘ dan
memiliki sifat tekun dan serius dalam
berwatak istiqamah (lurus) dan mudah
pembelajaran maka akan tumbuh dalam
paham (tanggap) serta hindari orang
dirinya karakter tanggung jawab,dan
yang malas, penganggur, pembual, suka
kerja keras.
berbuat onar dan suka memfitnah (Al-
jarnuzi,tt:13).
Maka ketika seorang dalam
Implikasi Metode belajar
pembelejaran pandai dalam memilih
Metode pembelajaran menjadi
ilmu,guru, dan teman terwujudlah
central position penting dalam setiap
dalam dirinya karakter jujur,
aktivitas pembelajaran. Dalam hal
bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
metode belajar Az-Zarnuji lebih
serta peduli sosial.
menekankan terhadap menghafal.
Sementara itu, di sisi lain bagaimana
mudzakarah (saling mengingatkan),
Implikasi menghormati ilmu dan ahli munadharah (saling mengadu
ilmu pandangan), dan mutharahah (diskusi)
Az-Zarnuji berkata: Di antara dijadikan sarana untuk mengembangkan
menghormati ilmu adalah memuliakan aspek-aspek kognitif-rasional dan
kitab, seorang pelajar (santri) sebaiknya pengembangan wawasan (Az-
tidak memegang kitab kecuali dalam Zarnuji,tt:44).
keadaan suci dari hadas.hal ini Karakter yang tumbuh dari metode
disebabkan ilmu adalah cahaya dan menghafal ini adalah Menghargai
wudu juga cahaya. Dengan demikian perestasi Gemar membaca, dan juga
cahaya ilmu tidak akan bertambah akan tumbuh karakter kerja keras.
kecuali dengan berwudu’. Az-Zarnuji
memberikan kedudukan yang sangat
tinggi terhadap guru. Dia harus Implikasi tawakkal
dihormati dan dimuliakan. Kedudukan Az-Zarnuji berpesan kepda setiap
guru bagi muridnya tak ubahnya seperti pelajar harus bertawakal dalam
orang tua terhadap anaknya (Az- menuntut ilmu. Jangan goncang
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
202
masalah rizki, hatinya pun jangan sesuai dengan hadits Rasulullah Saw,
terbawa kesana. Dia harus yakin bahwa yang berbunyi:
Allah akan menolongnya, karna dia
berada dalam hal menolong agama (Az-
Zarnuji,tt:53). Karna tawakkal adalah
menyerahkan keputusan segala
perkara, ikhtiar, dan usaha kapada
tuhan semesta alam.
Ketika telah ada dalam diri Artinya: “Dari Umar radhiyallahu ‘anhu,
seorang yang namanya sifat tawakkal bahwa Rasulullah shallallahu
maka secara tidak langsung akan ‘alaihi wa sallam bersabda,
tumbuhlah karakter religius, dan jujur. “Amal itu tergantung niatnya,
dan seseorang hanya
mendapatkan sesuai niatnya.
Implikasi wara’ Barang siapa yang hijrahnya
Selanjutnya menurut Az-Zarnuji, kepada Allah dan Rasul-Nya,
seorang pelajar harus bersifat wara‘ maka hijrahnya kepada Allah
(Self Protection). Termasuk berbuat dan Rasul-Nya, dan barang
waro' adalah memelihara dirinya jangan siapa yang hijrahnya karena
sampai perutnya kenyang amat, terlalu dunia atau karena wanita yang
banyak tidur dan banyak membicarakan hendak dinikahinya, maka
hal yang tak bermanfaat (Az- hijrahnya itu sesuai ke mana ia
Zarnuji,tt:64). hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim,
Kata wara‟ berarti ―menjauhkan dan empat imam Ahli Hadits)
diri dari dosa, maksiat dan perkara (hadits. Bukhari no. 1 dan
syubhat. Maka dari sifat wara’ ini akan Muslim no. 1907).
memunjulkan yang namanya karakter Niat adalah tolok ukur suatu
religius, cinta damai, peduli lingkungan, amalan; diterima atau tidaknya
peduli sosial, jujur, tanggung jawab dan tergantung niat dan banyaknya pahala
bersahabat. Dapat kita simpulkan yang didapat atau sedikit pun
mendasar dari pengertian wara’ yang tergantung niat. Niat merupakan
dimaknai dengan menjauhkan diri dari perkara hati yang urusannya sangat
dosa, maksiat dan perkara syubhat maka penting. Niat juga adala keinginan
jelaslah akan tumbuh karakter yang seseorang untuk mengerjakan sesuatu,
telah disebutkan diatas. tempatnya di hati bukan di lisan. Maka
niat dalam semua aspek pekerjaan
adalah prioritas utama. Karena hasil dari
PEMBAHASAN apa yang kita perbuat adalah cerminan
Adab peserta didik dalam belajar dari baik atau tidaknya niat.
Al-Jarnuzi adalah merupakan ahli Disaat peroses pembelajaran
didik islam yang sangat memperhatikan menurut Az-Zarnuji pengaruh dari pada
bagaimana agar peserta didik berhasil guru, dan teman sangat mempengaruhi
dalam belajar. ia lebih menekankan terhadap pencapaian tujuan pendidikan
terhadap metode, ataupun cara dalam itu sendiri. Karna guru adalah central
hal memperoleh ilmu. Maka yang pada saat pembelajaran berlangsun,
pertama sekali yang anjurkan oleh Az- maka perannya sangat penting.
Zarnuji dalam proses pembelajaran Dalam paradigma jawa, guru
adalah niat. Pada hakikatnya niat juga diidentikkan dengan guru (gu dan ru)
merupakan tujuan yang ingin dicapai. Ini yang berarti “digugu dan ditiru”.
203 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
Dikatakan digugu (dipercayai) karna Di dalam berteman pandailah
guru memiliki seperangkat ilmu, dalam memilihnya. Jangan sampai ia
wawasan, dan pandangan yang luas sibuk karnanya yang dapat membuang-
dalam melihat kehidupan. Dikatakan buang waktu. Hendaklah berkawan
ditiru (diikuti) karena guru memiliki dengan orang-orang yang rajin dalam
kepribadian yang utuh, yang karenanya belajar, yang dapat hendaknya
segala tindak tanduknya patut dijadikan menasehati dan mengingatkan ketikat
panutan dan suri tauladan oleh salah dalam berbuat.
muridnya (Abdul Mujib, Jusuf Muzakkir, Pelajar seyogyanya bersungguh-
2010:9). sungguh hati dalam belajar serta tekun.
Terkait hormat terhadap guru Rasullulah Saw pernah bersabda:
pada saat ini konsep Az-Zarnuji masih
relevan, akan tetapi mengingat seiring
berkembangnya budaya yang
bercampur pada budaya barat, maka Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. ia
makna menghormati itu berubah yang berkata : "Sesungguhnya
dulunya klasik menjadi modern, yang Rasulullah saw. bersabda :
dulunya ketika siswa bertemu guru "Bersegeralah kalian untuk
itu tunduk (patuh), dan ketika dalam mengerjakan amal-amal saleh.”
pembelajaran siswa hanya menerima (H.R.Muslim).
pelajaran tanpa bertanya kecuali Serta dalam belajar juga harus
ditawarkan pertanyaan yang kesemua menanamkan cita-cita. Karena dengan
itu berubah menjadi ketika siswa menanamkan cita-cita, maka seseorang
bertemu guru itu saling menyapa, akan berusaha sekuat mungkin untuk
kemudian dihampiri dan terjadilah meraih, mencapai dan mendapatkannya.
percakapan antara guru dan murid Seperti contah orang yang mempunyai
layaknya teman dekat dan dalam cita-cita mendaki gunung, maka ia akan
pembelajaran siswapun bertanya ketika berusaha agar sampai dipunjaknya.
tidak mengerti tanpa ada penawaran Begitulah seharusnya pelajar takkan
dari guru. Hal itu semua menurut berhenti sebelum mendapatkan apa
konteks pemahaman saya masih dalam yang dia cita-citakan.
batas menghormati. Jadi tergantung kita Dalam metode belajar, Az-Zarnuji
memaknai konteks pada masa sekarang. lebih menekankan pendidikan pada
Didalam ungkapannya juga Az- hafalan. Mungkin banyak kalangan yang
Zarnuji mengatakan bahwa seorang mengkritisinya, terutama pada era
murid tidak boleh bertanya kecuali moderen ini. Permasalahannya adalah
setelah diperbolehkan dan hendak apakah betul pembelajaran yang
memilih guru yang wara’, lebih tua dan menggunakan teknik menghafal
alim. Mungkin hal ini dalam pendidikan menjadikan anak didik yang kurang
formal sangat sulit dalam penerapannya. kreatif, tidak mampu mengembangkan
Karna disekolah tersebut sudah pengetahuan yang dimiliki, dan ada
ditentukan guru-gurunya. Kita tidak bisa dalam kadar keaktifan mental yang
memilih guru mana yang masuk paling rendah sebagaimana dituduhkan.
kategori wara’ dan alim. Dan pendidikan Hal itu mungkin benar jika dalam
sekarang lebih mengarah kepada studan proses pembelajaran hanya dipraktekan
center bukan guru center lagi. Maka metode hafalan saja tanpa dibarengi
sepatutnya lah para peserta didik lebih dengan aspek-aspek kognitif-rasional
banyak bertanya agar lebih mengerti dan pengembangan wawasan, seperti
dalam pembelajaran. yang sering dijumpai dalam proses
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
204
pengajaran kitab kuning di banyak artian kata seorang pelajar haruslah
pesantren. Namun, jika yang terjadi bertawakkal kepada Allah Swt.
adalah mengkolaborasikan antara Tak kalah pentingnya seorang
keduanya, yaitu metode hafalan yang pelajar harus bersifat wara‘ (Self
diberengi dengan aspek-aspek kognitif- Protection) dalam mencari ilmu. Wara’
rasional, hal ini dapat dikatakan suatu ini merupakan sifat yang mampu
keberhasilan dalam proses pendidikan, memlihara diri dari perkara-perkara
karena pada dasarnya hafalan akan yang haram dan syubhat. Dengan
memperkuat argumen dalam suatu menanamkannya maka pelajar akan
keilmuan. memiliki hati yang bersih dan akan
Az-Zarnuji juga menganjurkan memudahkan ilmu masuk kedalam
membuat catatan yang telah dihafal. hatinya.
Sementara itu, di sisi lain bagaimana
mudzakarah (saling mengingatkan),
munadharah (saling mengadu Implikasi Adab Peserta Didik
pandangan), dan mutharahah (diskusi) terhadap Pendidikan Karakter
dijadikan sarana untuk mengembangkan Maka implikasi dari niat belajar
aspek-aspek kognitif-rasional dan terhadap karakter seeorang adalah
pengembangan wawasan. Dalam poin tumbuhnya sikap religius dalam
ini Az-Zarnûjî menyarankan beberapa dirinya. Ini bisa kita pahami dari makna
metode dalam hal belajar menurut religius yaitu sikap dan perilaku yang
pandangannya. Dalam pendidikan era patuh dalam melaksanakan ajaran
modern ini ada sebagian pendapat Az- agama yang dianutnya. Dapat
Zarnûjî yang dipakai yaitu metode disimpulkan bahwa orang yang berniat
diskusi, sebagai sarana pengembangan saat belajar, maka telah tertanam dalam
cara berpikir seorang pencari ilmu. dirinya karakter religius.
Akan tetapi yang sangat Ketika seorang dalam
disayangkan adalah berkurangnya daya pembelejaran pandai dalam memilih
ingat pencari ilmu karena kurangnya ilmu,guru, dan teman terwujudlah
kebiasaan menghafal. Sebagaimana yang dalam dirinya karakter jujur,
telah dikatakan Az-Zarnûjî, metode bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
menghafal di era modern ini dianggap serta peduli sosial. Karena jujur adalah
metode yang mengurangi kreatifitas perilaku yang didasarkan pada upaya
seorang pencari ilmu. Menurut penulis, menjadikan dirinya sebagai orang yang
padahal jika dibiasakan menghafal maka selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
kemampuan daya ingat akan semakin tindakan, dan pekerjaan. Sedangkan
meningkat. Jika Az-Zarnûjî karakter bersahabat adalah tindakan
mengutamakan memahami dibanding yang memperlihatkan rasa senang
mencatat, maka penulis berbeda berbicara, bergaul, dan bekerja sama
pandangan dengan beliau. Dalam hal dengan orang lain. Juga cinta damai
ini bukan berarti penulis menyalahkan adalah sikap, perkataan, dan tindakan
beliau, akan tetapi lebih melihat kepada yang menyebabkan orang lain merasa
kondisi daya tangkap para pencari ilmu senang dan aman atas kehadiran
dimasa sekarang ini. dirinya. Serta peduli social adalah sikap
Juga dalam belajar, seorang pelajar dan tindakan yang selalu ingin memberi
didik janga lupa menyerahkan segala bantuan pada orang lain dan masyarakat
urusannya kepada Allah Swt. Karna yang membutuhkan Jelaslah sudah
hanya Allahlah yang bisa memberikan bahwa dengan mengamalkan konsep Az-
maafaat dan memberikan mudrat.dalam Zarnuji mengenai memilih ilmu, guru,
205 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
dan teman maka tumbuhlah karakter agama. Sedangkan jujur perilaku yang
jujur, bersahabat, cinta damai, serta didasarkan pada upaya menjadikan
peduli sosial. dirinya sebagai orang yang selalu dapat
Dari adab menghormati ilmu dan dipercaya. Maka karakter yang dunia ini
ahli ilmu maka tumbuhlah karakter mempunyai keterkaitan antar satu
tanggung jawab. Karna Tanggung jawab dengan yang lain. ketika telah tertanam
adalah Sikap dan perilaku seseorang sikap tawakkal dalam belajar akan
untuk melaksanakan tugas dan tertanam juga lah karakter religius dan
kewajibannya, yang seharusnya jujur.
dilakukan terhadap diri sendiri, Maka dari sifat wara’ ini akan
masyarakat, lingkungan, (alam, sosial, memunjulkan yang namanya karakter
dan budaya), negara, dan tuhan yang religius, cinta damai, peduli lingkungan,
maha esa. Dari sini juga akan tumbuh peduli sosial, jujur, tanggung jawab dan
karakter Demokratis yaitu: cara bersahabat. Dapat kita simpulkan
berpikir, bersikap, dan bertindak yang mendasar dari pengertian wara’ yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dimaknai dengan menjauhkan diri dari
dan orang lain. dosa, maksiat dan perkara syubhat maka
Apabila dalam diri seorang jelaslah akan tumbuh karakter yang
memiliki adab tekun dan serius dalam telah disebutkan diatas.
pembelajaran maka akan tumbuh dalam
dirinya karakter tanggung jawab,dan
kerja keras. Bahwasanya kerja keras SIMPULAN
adalah perilaku yang menunjukkan Dari rangkaian pembahasan dan
upaya sungguh-sungguh dalam beberapa uraian di atas, maka adab
mengatasi berbagai hambatan belajar belajar siswa dan implikasinya
dan tugas, serta menyelesaikan tugas terhadap pendidikan karakter dalam
dengan sebaik-baiknya. Apabila sudah penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kerja keras berarti dia tekun dan serius adab belajar menurut Az-Zarnuji
dalam belajar. Dan orang yang merupakan kumpulan sikap dan
mempunyai sebuah cita-cita juga akan perilaku yang harus dijalani oleh para
bekerja keras sekuat tenaga untuk pelajar dalam menjalani proses
mendapatkan apa yang ia cita-citakan. pembelajaran. Dari hasil penelitian
Karakter yang tumbuh dari metode menyimpulkan bahwa akhlak belajar
menghafal ini adalah Menghargai atau etika yang harus dimiliki oleh para
perestasi yaitu: sikap dan tindakan yang pelajar Islam adalah: pertama, niat saat
mendorong dirinya untuk menghasilkan belajar, kedua,memilih guru ketiga,
sesuatu yang berguna bagi masyarakat. menghormati guru, keempat,
Dibalik itu juga akan tumbuh karakter keseriusan ketekunan dan cita-cita
Gemar membaca yaitu: kebiasaan luhur, kelima metode belajar, keenam
menyediaakan waktu untuk membaca tawakal dan ketujuh wara
berbagai bacaan yang memberikan Impikasi pendidikan karakter
kebajikan bagi dirinya. Juga karakter terhadap adab peserta didik dalam
kerja keras. belajar dalam konsep Az-Zarnuji maka
Ketika telah ada dalam diri yang tumbuh dari niat adalah karakter
seorang yang namanya sifat tawakkal religius, dari memilih ilmu, guru, dan
maka secara tidak langsung akan teman terwujudlah dalam dirinya
tumbuhlah karakter religius, dan jujur. karakter jujur, bersahabat/
Karna religius sikap dan perilaku yang komunikatif, cinta damai, serta peduli
patuh dalam melaksanakan ajaran sosial, dari adab menghormati ilmu dan
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
206
ahli ilmu maka tumbuhlah karakter Al-jumbulati, Ali & At-twainisi, Abdul
tanggung jawab dan demokratis, dari Futuh. Perbandingan Pendidikan
adab tekun dan serius dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran maka akan tumbuh M., Amril. 2005. Etika Dan Pendidikan.
dalam dirinya karakter tanggung jawab Yogyakarta: Aditya Media.
dan kerja keras, dari metode ini akan Wiyani, Ardy & Barnawi. 2012. Ilmu
tumbuh karakter menghargai perestasi, Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-
gemar membaca dan kerja keras, dari Ruzz Media.
sifat tawakkal maka secara tidak Az-Zarnuji. tt. Ta’limul mutaa’llim.
langsung akan tumbuhlah karakter Surabaya: Nurul Hadi.
religius, dan jujur, dari sifat wara’ iniBaharuddin dan Wahyuni, Esa Nur.
akan memunjulkan yang namanya 2009. Teori Belajar dan
karakter religius, cinta damai, peduli Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz
lingkungan, peduli sosial, jujur, Media.
tanggung jawab dan bersahabat. Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Sosial
(Asas Moral Dalam Kehidupan
Manusia). Jakarta: PT Rineka Cipta.
DAFTAR RUJUKAN Departemen Agama Repblik Indonesia.
1997. Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Semarang: CV.
Haris, Abd., 2010. Etika Hamka. Toha Putra.
Yokyakarta: PT. Lkis printing Dimyati & Mujiona. 2009. Belajar Dan
cemerlang. Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Nada, Abdul A’ziz bin Fathi As-Sayyid. Cipta.
2007. Ensiklopedia Islam menurut Mulyasa, E., 2011. Manajemen
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jakarta: Pendidikan Karakter. Jakarta: PT.
Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Bumi Aksara.
Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2011. Elfindri, Lilik Hendrajaya, dkk., 2012.
Pendidikan Karakter Persepektif Pendidikan Karakter Kerangka,
Islam. Bandung:PT. Remaja Metode, dan Aplikasi Untuk
Rosdakarya. Pendikan Pendidikan dan
Ulwan, Abdullah Nasih. 2002. Pedoman Profesional. Jakarta: Baduose
Pendidikan Anak Dalam Islam. Madia.
Jakarta. Arifin, H.M., 2011. Ilmu Pendidikan
Nata, Abuddin. 2013. Aklah Tasawuf Dan Islam: Tinjauan Teoretis dan
Karakter Mulia. Jakarta: PT. Raja Praktis Berdasarkan Pendekatan
Grafindo Persada. Interdisipliner. Jakarta: Bumi
Aksara.
……………., 2000. Pemikiran Para Tokoh
Hamka. 1983 . Tasawuf Modern. Jakarta:
Pendidikan Islam. Jakarta: Raja
Panjimas.
Grafindo.
Isjoni & Firdaus. 2008. Pembelajaran
………….., 2012. Pemikiran Pendidikan Terkini. Yogyakarta: Pustaka
Islam Dan Barat. Jakarta: PT. Raja Belajar.
Grapindo Persada. Moleong, Lexy J., 2000. Metode
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Pendidikan Karakter Disekolah. Remaja Rosdakarya.
Yogyakarta: Pustaka pelajar. Yunus, Mahmud. 2008. Sejarah
Al-Ghazali. 2007. Ihya Ulumddin, cet-ke Pendidikan Islam. Jakarta:
2. Jakarta: Pustaka Amani. Mahmud Yunus Wadzurriyah.
207 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
Muhaimin, Abdul Mujib dan Mudzakkir, Sugiono. 2013. Metode Penelitian
Jusuf. 2012. Studi Islam Dalam Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Rangka Dimensi Dan Pendekatan. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Kencana Prenada Media Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian
Group. Pendidikan: Kompetensi dan
Al-kaysi, Marwan Irahim. 2003. Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Petunjuk Praktis Akhlak Islam. Sagala, Syaiful. 2013. Konsep Dan Makna
Jakarta: Lentera Basritama. Pembelajaran, Bandung: Cv.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Alfabeta,
Karakter Menjawab Tantangan Andrianto, Tuhana Taufik. 2011.
Krisis Multidimensional. Jakarta: Mengembangkan Karakter Sukses
PT. Bumi Aksara. Anak Diera Cyber. Jokjakarta: Ar-
Muztaba, Skripsi Uin Syarif Hidayatullah, Ruzz Media.
Jakarta: 2014. Ad-Dumaiji, Umar. 2006. At-Tawakkal
Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Alallah Ta’la. Jakarta: PT. Darul
Penelitian Kualitatif, Tela’ah Falah.
Positivistik, Rasionalistik Umiarso & Makmur, Haris Fathoni.
Fenomenologi, Realisme 2010. Pendidikan Islam Dan Krisis
Methophisik. Yogyakarta: Rakeb Moralisme Masyarakat Modern.
Sarasin. Jogjakarta: Ircis0d.
Nizar, Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan Aqib, Zainal. 2009. Menjadi Guru
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Propesional Berstandar Nasional,
Media Group. Bandung: Yramawidya.
………….., 2008. Memperbincangkan Zubaidi. 2013. Desain Pendidikan
Dinamika Intelektual Dan Karakter. Jakarta: Kencana
Pemikiran Hamkatentang Prenada Media Group.
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Ali, Zainuddin. 2011. Pendidikan Agama
Prenada Media Group. Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuharini. 1992. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382


208

Anda mungkin juga menyukai