Konsep Adab Peserta Didik Dalam Pembelajaran Menurut Az-Zarnuji Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Karakter Di Indonesia
Konsep Adab Peserta Didik Dalam Pembelajaran Menurut Az-Zarnuji Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Karakter Di Indonesia
Abstrak: Kepribadian seseorang tercermin dari akhlak yang mulia, dia akan
mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi. Akhir-akhir ini adab yang
mulia merupakan hal yang mahal dan sulit dicari. Minimnya pemahaman akan
nilai-nilai adab yang terkandung dalam al qur’an dan hadits akan semakin
memperparah kondisi kepribadian seseorang. Untuk membentuk pribadi yang
mulia, hendaknya penanaman adab terhadap anak digalakkan sejak dini, karena
pembentukannya akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak
dewasa. Al-jarnuzi membahas tentang beberapa konsep adab yang perlu kita
aplikasikan dalam pembelajaran, sehingga akan tercipta pribadi yang santun sesuai
tuntunan al qur‟ an. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka.
Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini
digunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan cara mencari
mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku yang ada relevansinya
dengan masalah penelitian, kemudian diolah sesuai dengan kemampuan penulis.
Hasil temuan menunjukkan bahwa konsep adab dalam belajar yang di gagas oleh Al-
jarnuzi ini memiliki konsep adab belajar yang terklasifikasi ke dalam adab belajar
murid terhadap Allah, adab belajar murid terhadap diri sendiri, adab belajar murid
terhadap sesama (orang tua, guru, dan teman), dan adab belajar murid terhadap ilmu.
Rekomendasi dalam penelitian ini, hendaknya semua pihak yang berkecimpung
dalam pendidikan khususnya bagi seorang murid, harus senantiasa mengaplikasikan
adab belajar yang telah digagas oleh Al-jarnuji ini ,agar memperoleh keberhasilan
dan kesuksesan dalam belajar, sehingga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Implikasi dari memilih ilmu, guru, dan Implikasi keriusan, ketekunan, dan
teman. cita-cita luhur
Dalam hal ini Az-Zarnuji berkata:
Az-Zarnuji menganjurkan kepada
keharusan bagi pelajar untuk tekun atau
para pelajar hendaklah memilih yang
rutin dalam belajar serta mengulangi
terbagus dari setiap bidang ilmu – ilmu
pada setiap awal dan akhir malam,
yang terbagus yaitu ilmu pengetahuan
karena antara waktu maghrib dan isya
yang subtansi maupun illaborasinya
serta waktu sahur adalah waktu yang
jelas, tidak debatable dan tidak
penuh berkah. seorang penuntut ilmu
konroversial. Dalam hal memilih guru
harus memili cita-cita yang luhur
Az-Zarnuji menyarankan agar memilih
dalam berilmu. Karena sesungguhnya
yang lebih alim, lebih tua, dan bersifat
seseorang akan terbang dengan cita-
wara’. Dan dalam kaitannya dengan
citanya sebagaimana burung tebang
memilih teman Az-Zarnuji
dengan sayapnya (Az-Zarnuji:55,57-58).
menyarankan agar memilih teman yang
Apabila dalam diri seorang
rajin belajar, bersifat wara‘ dan
memiliki sifat tekun dan serius dalam
berwatak istiqamah (lurus) dan mudah
pembelajaran maka akan tumbuh dalam
paham (tanggap) serta hindari orang
dirinya karakter tanggung jawab,dan
yang malas, penganggur, pembual, suka
kerja keras.
berbuat onar dan suka memfitnah (Al-
jarnuzi,tt:13).
Maka ketika seorang dalam
Implikasi Metode belajar
pembelejaran pandai dalam memilih
Metode pembelajaran menjadi
ilmu,guru, dan teman terwujudlah
central position penting dalam setiap
dalam dirinya karakter jujur,
aktivitas pembelajaran. Dalam hal
bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
metode belajar Az-Zarnuji lebih
serta peduli sosial.
menekankan terhadap menghafal.
Sementara itu, di sisi lain bagaimana
mudzakarah (saling mengingatkan),
Implikasi menghormati ilmu dan ahli munadharah (saling mengadu
ilmu pandangan), dan mutharahah (diskusi)
Az-Zarnuji berkata: Di antara dijadikan sarana untuk mengembangkan
menghormati ilmu adalah memuliakan aspek-aspek kognitif-rasional dan
kitab, seorang pelajar (santri) sebaiknya pengembangan wawasan (Az-
tidak memegang kitab kecuali dalam Zarnuji,tt:44).
keadaan suci dari hadas.hal ini Karakter yang tumbuh dari metode
disebabkan ilmu adalah cahaya dan menghafal ini adalah Menghargai
wudu juga cahaya. Dengan demikian perestasi Gemar membaca, dan juga
cahaya ilmu tidak akan bertambah akan tumbuh karakter kerja keras.
kecuali dengan berwudu’. Az-Zarnuji
memberikan kedudukan yang sangat
tinggi terhadap guru. Dia harus Implikasi tawakkal
dihormati dan dimuliakan. Kedudukan Az-Zarnuji berpesan kepda setiap
guru bagi muridnya tak ubahnya seperti pelajar harus bertawakal dalam
orang tua terhadap anaknya (Az- menuntut ilmu. Jangan goncang
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
202
masalah rizki, hatinya pun jangan sesuai dengan hadits Rasulullah Saw,
terbawa kesana. Dia harus yakin bahwa yang berbunyi:
Allah akan menolongnya, karna dia
berada dalam hal menolong agama (Az-
Zarnuji,tt:53). Karna tawakkal adalah
menyerahkan keputusan segala
perkara, ikhtiar, dan usaha kapada
tuhan semesta alam.
Ketika telah ada dalam diri Artinya: “Dari Umar radhiyallahu ‘anhu,
seorang yang namanya sifat tawakkal bahwa Rasulullah shallallahu
maka secara tidak langsung akan ‘alaihi wa sallam bersabda,
tumbuhlah karakter religius, dan jujur. “Amal itu tergantung niatnya,
dan seseorang hanya
mendapatkan sesuai niatnya.
Implikasi wara’ Barang siapa yang hijrahnya
Selanjutnya menurut Az-Zarnuji, kepada Allah dan Rasul-Nya,
seorang pelajar harus bersifat wara‘ maka hijrahnya kepada Allah
(Self Protection). Termasuk berbuat dan Rasul-Nya, dan barang
waro' adalah memelihara dirinya jangan siapa yang hijrahnya karena
sampai perutnya kenyang amat, terlalu dunia atau karena wanita yang
banyak tidur dan banyak membicarakan hendak dinikahinya, maka
hal yang tak bermanfaat (Az- hijrahnya itu sesuai ke mana ia
Zarnuji,tt:64). hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim,
Kata wara‟ berarti ―menjauhkan dan empat imam Ahli Hadits)
diri dari dosa, maksiat dan perkara (hadits. Bukhari no. 1 dan
syubhat. Maka dari sifat wara’ ini akan Muslim no. 1907).
memunjulkan yang namanya karakter Niat adalah tolok ukur suatu
religius, cinta damai, peduli lingkungan, amalan; diterima atau tidaknya
peduli sosial, jujur, tanggung jawab dan tergantung niat dan banyaknya pahala
bersahabat. Dapat kita simpulkan yang didapat atau sedikit pun
mendasar dari pengertian wara’ yang tergantung niat. Niat merupakan
dimaknai dengan menjauhkan diri dari perkara hati yang urusannya sangat
dosa, maksiat dan perkara syubhat maka penting. Niat juga adala keinginan
jelaslah akan tumbuh karakter yang seseorang untuk mengerjakan sesuatu,
telah disebutkan diatas. tempatnya di hati bukan di lisan. Maka
niat dalam semua aspek pekerjaan
adalah prioritas utama. Karena hasil dari
PEMBAHASAN apa yang kita perbuat adalah cerminan
Adab peserta didik dalam belajar dari baik atau tidaknya niat.
Al-Jarnuzi adalah merupakan ahli Disaat peroses pembelajaran
didik islam yang sangat memperhatikan menurut Az-Zarnuji pengaruh dari pada
bagaimana agar peserta didik berhasil guru, dan teman sangat mempengaruhi
dalam belajar. ia lebih menekankan terhadap pencapaian tujuan pendidikan
terhadap metode, ataupun cara dalam itu sendiri. Karna guru adalah central
hal memperoleh ilmu. Maka yang pada saat pembelajaran berlangsun,
pertama sekali yang anjurkan oleh Az- maka perannya sangat penting.
Zarnuji dalam proses pembelajaran Dalam paradigma jawa, guru
adalah niat. Pada hakikatnya niat juga diidentikkan dengan guru (gu dan ru)
merupakan tujuan yang ingin dicapai. Ini yang berarti “digugu dan ditiru”.
203 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
Dikatakan digugu (dipercayai) karna Di dalam berteman pandailah
guru memiliki seperangkat ilmu, dalam memilihnya. Jangan sampai ia
wawasan, dan pandangan yang luas sibuk karnanya yang dapat membuang-
dalam melihat kehidupan. Dikatakan buang waktu. Hendaklah berkawan
ditiru (diikuti) karena guru memiliki dengan orang-orang yang rajin dalam
kepribadian yang utuh, yang karenanya belajar, yang dapat hendaknya
segala tindak tanduknya patut dijadikan menasehati dan mengingatkan ketikat
panutan dan suri tauladan oleh salah dalam berbuat.
muridnya (Abdul Mujib, Jusuf Muzakkir, Pelajar seyogyanya bersungguh-
2010:9). sungguh hati dalam belajar serta tekun.
Terkait hormat terhadap guru Rasullulah Saw pernah bersabda:
pada saat ini konsep Az-Zarnuji masih
relevan, akan tetapi mengingat seiring
berkembangnya budaya yang
bercampur pada budaya barat, maka Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. ia
makna menghormati itu berubah yang berkata : "Sesungguhnya
dulunya klasik menjadi modern, yang Rasulullah saw. bersabda :
dulunya ketika siswa bertemu guru "Bersegeralah kalian untuk
itu tunduk (patuh), dan ketika dalam mengerjakan amal-amal saleh.”
pembelajaran siswa hanya menerima (H.R.Muslim).
pelajaran tanpa bertanya kecuali Serta dalam belajar juga harus
ditawarkan pertanyaan yang kesemua menanamkan cita-cita. Karena dengan
itu berubah menjadi ketika siswa menanamkan cita-cita, maka seseorang
bertemu guru itu saling menyapa, akan berusaha sekuat mungkin untuk
kemudian dihampiri dan terjadilah meraih, mencapai dan mendapatkannya.
percakapan antara guru dan murid Seperti contah orang yang mempunyai
layaknya teman dekat dan dalam cita-cita mendaki gunung, maka ia akan
pembelajaran siswapun bertanya ketika berusaha agar sampai dipunjaknya.
tidak mengerti tanpa ada penawaran Begitulah seharusnya pelajar takkan
dari guru. Hal itu semua menurut berhenti sebelum mendapatkan apa
konteks pemahaman saya masih dalam yang dia cita-citakan.
batas menghormati. Jadi tergantung kita Dalam metode belajar, Az-Zarnuji
memaknai konteks pada masa sekarang. lebih menekankan pendidikan pada
Didalam ungkapannya juga Az- hafalan. Mungkin banyak kalangan yang
Zarnuji mengatakan bahwa seorang mengkritisinya, terutama pada era
murid tidak boleh bertanya kecuali moderen ini. Permasalahannya adalah
setelah diperbolehkan dan hendak apakah betul pembelajaran yang
memilih guru yang wara’, lebih tua dan menggunakan teknik menghafal
alim. Mungkin hal ini dalam pendidikan menjadikan anak didik yang kurang
formal sangat sulit dalam penerapannya. kreatif, tidak mampu mengembangkan
Karna disekolah tersebut sudah pengetahuan yang dimiliki, dan ada
ditentukan guru-gurunya. Kita tidak bisa dalam kadar keaktifan mental yang
memilih guru mana yang masuk paling rendah sebagaimana dituduhkan.
kategori wara’ dan alim. Dan pendidikan Hal itu mungkin benar jika dalam
sekarang lebih mengarah kepada studan proses pembelajaran hanya dipraktekan
center bukan guru center lagi. Maka metode hafalan saja tanpa dibarengi
sepatutnya lah para peserta didik lebih dengan aspek-aspek kognitif-rasional
banyak bertanya agar lebih mengerti dan pengembangan wawasan, seperti
dalam pembelajaran. yang sering dijumpai dalam proses
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
204
pengajaran kitab kuning di banyak artian kata seorang pelajar haruslah
pesantren. Namun, jika yang terjadi bertawakkal kepada Allah Swt.
adalah mengkolaborasikan antara Tak kalah pentingnya seorang
keduanya, yaitu metode hafalan yang pelajar harus bersifat wara‘ (Self
diberengi dengan aspek-aspek kognitif- Protection) dalam mencari ilmu. Wara’
rasional, hal ini dapat dikatakan suatu ini merupakan sifat yang mampu
keberhasilan dalam proses pendidikan, memlihara diri dari perkara-perkara
karena pada dasarnya hafalan akan yang haram dan syubhat. Dengan
memperkuat argumen dalam suatu menanamkannya maka pelajar akan
keilmuan. memiliki hati yang bersih dan akan
Az-Zarnuji juga menganjurkan memudahkan ilmu masuk kedalam
membuat catatan yang telah dihafal. hatinya.
Sementara itu, di sisi lain bagaimana
mudzakarah (saling mengingatkan),
munadharah (saling mengadu Implikasi Adab Peserta Didik
pandangan), dan mutharahah (diskusi) terhadap Pendidikan Karakter
dijadikan sarana untuk mengembangkan Maka implikasi dari niat belajar
aspek-aspek kognitif-rasional dan terhadap karakter seeorang adalah
pengembangan wawasan. Dalam poin tumbuhnya sikap religius dalam
ini Az-Zarnûjî menyarankan beberapa dirinya. Ini bisa kita pahami dari makna
metode dalam hal belajar menurut religius yaitu sikap dan perilaku yang
pandangannya. Dalam pendidikan era patuh dalam melaksanakan ajaran
modern ini ada sebagian pendapat Az- agama yang dianutnya. Dapat
Zarnûjî yang dipakai yaitu metode disimpulkan bahwa orang yang berniat
diskusi, sebagai sarana pengembangan saat belajar, maka telah tertanam dalam
cara berpikir seorang pencari ilmu. dirinya karakter religius.
Akan tetapi yang sangat Ketika seorang dalam
disayangkan adalah berkurangnya daya pembelejaran pandai dalam memilih
ingat pencari ilmu karena kurangnya ilmu,guru, dan teman terwujudlah
kebiasaan menghafal. Sebagaimana yang dalam dirinya karakter jujur,
telah dikatakan Az-Zarnûjî, metode bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
menghafal di era modern ini dianggap serta peduli sosial. Karena jujur adalah
metode yang mengurangi kreatifitas perilaku yang didasarkan pada upaya
seorang pencari ilmu. Menurut penulis, menjadikan dirinya sebagai orang yang
padahal jika dibiasakan menghafal maka selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
kemampuan daya ingat akan semakin tindakan, dan pekerjaan. Sedangkan
meningkat. Jika Az-Zarnûjî karakter bersahabat adalah tindakan
mengutamakan memahami dibanding yang memperlihatkan rasa senang
mencatat, maka penulis berbeda berbicara, bergaul, dan bekerja sama
pandangan dengan beliau. Dalam hal dengan orang lain. Juga cinta damai
ini bukan berarti penulis menyalahkan adalah sikap, perkataan, dan tindakan
beliau, akan tetapi lebih melihat kepada yang menyebabkan orang lain merasa
kondisi daya tangkap para pencari ilmu senang dan aman atas kehadiran
dimasa sekarang ini. dirinya. Serta peduli social adalah sikap
Juga dalam belajar, seorang pelajar dan tindakan yang selalu ingin memberi
didik janga lupa menyerahkan segala bantuan pada orang lain dan masyarakat
urusannya kepada Allah Swt. Karna yang membutuhkan Jelaslah sudah
hanya Allahlah yang bisa memberikan bahwa dengan mengamalkan konsep Az-
maafaat dan memberikan mudrat.dalam Zarnuji mengenai memilih ilmu, guru,
205 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
dan teman maka tumbuhlah karakter agama. Sedangkan jujur perilaku yang
jujur, bersahabat, cinta damai, serta didasarkan pada upaya menjadikan
peduli sosial. dirinya sebagai orang yang selalu dapat
Dari adab menghormati ilmu dan dipercaya. Maka karakter yang dunia ini
ahli ilmu maka tumbuhlah karakter mempunyai keterkaitan antar satu
tanggung jawab. Karna Tanggung jawab dengan yang lain. ketika telah tertanam
adalah Sikap dan perilaku seseorang sikap tawakkal dalam belajar akan
untuk melaksanakan tugas dan tertanam juga lah karakter religius dan
kewajibannya, yang seharusnya jujur.
dilakukan terhadap diri sendiri, Maka dari sifat wara’ ini akan
masyarakat, lingkungan, (alam, sosial, memunjulkan yang namanya karakter
dan budaya), negara, dan tuhan yang religius, cinta damai, peduli lingkungan,
maha esa. Dari sini juga akan tumbuh peduli sosial, jujur, tanggung jawab dan
karakter Demokratis yaitu: cara bersahabat. Dapat kita simpulkan
berpikir, bersikap, dan bertindak yang mendasar dari pengertian wara’ yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dimaknai dengan menjauhkan diri dari
dan orang lain. dosa, maksiat dan perkara syubhat maka
Apabila dalam diri seorang jelaslah akan tumbuh karakter yang
memiliki adab tekun dan serius dalam telah disebutkan diatas.
pembelajaran maka akan tumbuh dalam
dirinya karakter tanggung jawab,dan
kerja keras. Bahwasanya kerja keras SIMPULAN
adalah perilaku yang menunjukkan Dari rangkaian pembahasan dan
upaya sungguh-sungguh dalam beberapa uraian di atas, maka adab
mengatasi berbagai hambatan belajar belajar siswa dan implikasinya
dan tugas, serta menyelesaikan tugas terhadap pendidikan karakter dalam
dengan sebaik-baiknya. Apabila sudah penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kerja keras berarti dia tekun dan serius adab belajar menurut Az-Zarnuji
dalam belajar. Dan orang yang merupakan kumpulan sikap dan
mempunyai sebuah cita-cita juga akan perilaku yang harus dijalani oleh para
bekerja keras sekuat tenaga untuk pelajar dalam menjalani proses
mendapatkan apa yang ia cita-citakan. pembelajaran. Dari hasil penelitian
Karakter yang tumbuh dari metode menyimpulkan bahwa akhlak belajar
menghafal ini adalah Menghargai atau etika yang harus dimiliki oleh para
perestasi yaitu: sikap dan tindakan yang pelajar Islam adalah: pertama, niat saat
mendorong dirinya untuk menghasilkan belajar, kedua,memilih guru ketiga,
sesuatu yang berguna bagi masyarakat. menghormati guru, keempat,
Dibalik itu juga akan tumbuh karakter keseriusan ketekunan dan cita-cita
Gemar membaca yaitu: kebiasaan luhur, kelima metode belajar, keenam
menyediaakan waktu untuk membaca tawakal dan ketujuh wara
berbagai bacaan yang memberikan Impikasi pendidikan karakter
kebajikan bagi dirinya. Juga karakter terhadap adab peserta didik dalam
kerja keras. belajar dalam konsep Az-Zarnuji maka
Ketika telah ada dalam diri yang tumbuh dari niat adalah karakter
seorang yang namanya sifat tawakkal religius, dari memilih ilmu, guru, dan
maka secara tidak langsung akan teman terwujudlah dalam dirinya
tumbuhlah karakter religius, dan jujur. karakter jujur, bersahabat/
Karna religius sikap dan perilaku yang komunikatif, cinta damai, serta peduli
patuh dalam melaksanakan ajaran sosial, dari adab menghormati ilmu dan
Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1412-5382
206
ahli ilmu maka tumbuhlah karakter Al-jumbulati, Ali & At-twainisi, Abdul
tanggung jawab dan demokratis, dari Futuh. Perbandingan Pendidikan
adab tekun dan serius dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran maka akan tumbuh M., Amril. 2005. Etika Dan Pendidikan.
dalam dirinya karakter tanggung jawab Yogyakarta: Aditya Media.
dan kerja keras, dari metode ini akan Wiyani, Ardy & Barnawi. 2012. Ilmu
tumbuh karakter menghargai perestasi, Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-
gemar membaca dan kerja keras, dari Ruzz Media.
sifat tawakkal maka secara tidak Az-Zarnuji. tt. Ta’limul mutaa’llim.
langsung akan tumbuhlah karakter Surabaya: Nurul Hadi.
religius, dan jujur, dari sifat wara’ iniBaharuddin dan Wahyuni, Esa Nur.
akan memunjulkan yang namanya 2009. Teori Belajar dan
karakter religius, cinta damai, peduli Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz
lingkungan, peduli sosial, jujur, Media.
tanggung jawab dan bersahabat. Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Sosial
(Asas Moral Dalam Kehidupan
Manusia). Jakarta: PT Rineka Cipta.
DAFTAR RUJUKAN Departemen Agama Repblik Indonesia.
1997. Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Semarang: CV.
Haris, Abd., 2010. Etika Hamka. Toha Putra.
Yokyakarta: PT. Lkis printing Dimyati & Mujiona. 2009. Belajar Dan
cemerlang. Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Nada, Abdul A’ziz bin Fathi As-Sayyid. Cipta.
2007. Ensiklopedia Islam menurut Mulyasa, E., 2011. Manajemen
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jakarta: Pendidikan Karakter. Jakarta: PT.
Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Bumi Aksara.
Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2011. Elfindri, Lilik Hendrajaya, dkk., 2012.
Pendidikan Karakter Persepektif Pendidikan Karakter Kerangka,
Islam. Bandung:PT. Remaja Metode, dan Aplikasi Untuk
Rosdakarya. Pendikan Pendidikan dan
Ulwan, Abdullah Nasih. 2002. Pedoman Profesional. Jakarta: Baduose
Pendidikan Anak Dalam Islam. Madia.
Jakarta. Arifin, H.M., 2011. Ilmu Pendidikan
Nata, Abuddin. 2013. Aklah Tasawuf Dan Islam: Tinjauan Teoretis dan
Karakter Mulia. Jakarta: PT. Raja Praktis Berdasarkan Pendekatan
Grafindo Persada. Interdisipliner. Jakarta: Bumi
Aksara.
……………., 2000. Pemikiran Para Tokoh
Hamka. 1983 . Tasawuf Modern. Jakarta:
Pendidikan Islam. Jakarta: Raja
Panjimas.
Grafindo.
Isjoni & Firdaus. 2008. Pembelajaran
………….., 2012. Pemikiran Pendidikan Terkini. Yogyakarta: Pustaka
Islam Dan Barat. Jakarta: PT. Raja Belajar.
Grapindo Persada. Moleong, Lexy J., 2000. Metode
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Pendidikan Karakter Disekolah. Remaja Rosdakarya.
Yogyakarta: Pustaka pelajar. Yunus, Mahmud. 2008. Sejarah
Al-Ghazali. 2007. Ihya Ulumddin, cet-ke Pendidikan Islam. Jakarta:
2. Jakarta: Pustaka Amani. Mahmud Yunus Wadzurriyah.
207 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 2, Oktober 2017
ISSN 1412-5382
Muhaimin, Abdul Mujib dan Mudzakkir, Sugiono. 2013. Metode Penelitian
Jusuf. 2012. Studi Islam Dalam Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Rangka Dimensi Dan Pendekatan. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Kencana Prenada Media Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian
Group. Pendidikan: Kompetensi dan
Al-kaysi, Marwan Irahim. 2003. Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Petunjuk Praktis Akhlak Islam. Sagala, Syaiful. 2013. Konsep Dan Makna
Jakarta: Lentera Basritama. Pembelajaran, Bandung: Cv.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Alfabeta,
Karakter Menjawab Tantangan Andrianto, Tuhana Taufik. 2011.
Krisis Multidimensional. Jakarta: Mengembangkan Karakter Sukses
PT. Bumi Aksara. Anak Diera Cyber. Jokjakarta: Ar-
Muztaba, Skripsi Uin Syarif Hidayatullah, Ruzz Media.
Jakarta: 2014. Ad-Dumaiji, Umar. 2006. At-Tawakkal
Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Alallah Ta’la. Jakarta: PT. Darul
Penelitian Kualitatif, Tela’ah Falah.
Positivistik, Rasionalistik Umiarso & Makmur, Haris Fathoni.
Fenomenologi, Realisme 2010. Pendidikan Islam Dan Krisis
Methophisik. Yogyakarta: Rakeb Moralisme Masyarakat Modern.
Sarasin. Jogjakarta: Ircis0d.
Nizar, Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan Aqib, Zainal. 2009. Menjadi Guru
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Propesional Berstandar Nasional,
Media Group. Bandung: Yramawidya.
………….., 2008. Memperbincangkan Zubaidi. 2013. Desain Pendidikan
Dinamika Intelektual Dan Karakter. Jakarta: Kencana
Pemikiran Hamkatentang Prenada Media Group.
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Ali, Zainuddin. 2011. Pendidikan Agama
Prenada Media Group. Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuharini. 1992. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara.