Anda di halaman 1dari 10

Penguasa Indonesia Masih Muslim?!?

Ayo, mari kita tunggu Bapak Leman menjelaskan kengototan tentang HILAL dan PENGUASA Yang konsekwensinya dia harus menjelaskan kenapa Indonesia bukan Darul Kuffar beserta ekses dari pernyataannya. Bagaimana menghindari tabrakan isi kepala nya yang berkata PEMILU di Indonesia BID'AH. Bagaimana dia menjelaskan arti PENGUASA menurut Syaikhul Islam. Bagaimana dia menjelaskan arti PENGUASA menurut Imam Ahmad bin Hanbal Bagaimana dia menjelaskan para SALAFUL UMMAH mengartikan PENGUASA Bagaimana hukum asal untuk hidup di NEGARA INDONESIA ini menurut KEPINTARAN beliau ini, sehingga menyatakan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir bukan bermanhajkan salafus sholih. Dan apakah mutlak tidak nyaTasfiyah wa Tarbiyah diterapkan, karena hanya ijtihadiyah Syaikh Albany yang tidak ma'sum Dan "kehebatannya" menghukumi orang dengan Khawarij/Mu'tazilah. Kita tunggu alasannya Dan bagaimana juga menangkis bahwa dia bukan ALBANIYYIN. Syukron ----- Original Message ----From: <leman@students.ee.itb.ac.id> To: <assunnah@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, November 05, 2003 1:40 PM Subject: [assunnah] Masalah Hilal --> Penguasa Indonesia Masih Muslim?!? > Assalamu 'alaikum warahmatullah wabarakatuh > > [Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Demi Allah, sekiranya manusia bisa bersabar atas > derita yang mereka terima akibat kezhaliman penguasa mereka, niscaya Allah akan > mengangkat derita tersebut dari mereka. Akan tetapi mereka lebih memilih pedang > yang berbicara, maka merekapun diserahkan kepadanya. Demi Allah mereka tidak > akan bisa membawa kebaikan barang sehari sekalipun! Kemudian beliau membaca > ayat:

> > Dan telah sempurnalah perkataan Rabbmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani > Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat > Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Qs. Al A'raf 137)] > > Afwan jiddan, kepada member milist ini karena terganggu dengan diskusi yang > berkepanjangan... > > Sebelumnya, hendaknya para netter jeli untuk melihat persoalan yang sedang > didiskusikan dan diperdebatkan, dan memilah-milahnya sesuai dengan pokok > persoalannya... > > Sebenarnya persoalan atau awal mula dari diskusi ini adalah dari MASALAH > HILAL... > > Hal ini hendak ana ingatkan kembali agar kita fokus dengan permasalahan > muasalnya hingga merembet ke masalah lainnya... > > Ketika ana mempostingkan bahwa persoalan penentuan hilal adalah hak pemerintah > atau penguasa kita, ada posting-posting yang keberatan terhadap hal tersebut, > baik yang masuk ke milist maupun yang japri langsung ke ana.... > > Ada 2 orang yang mempertanyakan masalah ini dalam posting japrinya ke ana, > salah satunya adalah sdr. Imam Prasetyo ini... > > Inti dari postingan yang bisa ana simpulkan adalah keberatan mereka bahwa > penguasa negara ini masih harus ditaati dalam hal yang ma'ruf dengan berbagai > alasan... > > Salah satu postingan yang muncul adalah yang pernah ana postingkan dalam milist > ini, dan itu bukan postingnya sdr. Imam Prasetyo ini... > Yang keberatannya adalah kerena penetapan pemerintah yang melalui cara bid'ah... > > SEdangkan yang dibawakan oleh sdr. Imam Prasetyo ini adalah keberatan dia bahwa > negara ini dikatakan penguasa negaranya masih muslim, negara ini bukan negara

> kuffar.... > > Lalu, malah merambat-rambat ke persoalan Albaniyyin segala... > Lantaran ana banyak mengutip buku "Al-Albani dan Manhaj Salaf". > > Padahal yang dikutip di buku tersebut adalah ucapan para salaf.... > Tidak sekedar ucapan Syaikh Al-Albany.... > > Dan lalu muncullah ungkapan sdr. Imam Prasetyo berikut ini: > > > Apakah antum ( akhiy Leman ) lebih salaf dari Ustadz Abu Bakar? > > Apakah antum ( akhiy Leman ) lebih tsiqah dari Ustadz Abu Bakar? > > Apakah antum ( akhiy Leman ) lebih faqih dari Ustadz Abu Bakar? >> > > Soal mana yang lebih salaf, antara ana dengan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir..., > tentunya kalo kita meninjau dari makna bahasa tentang kata salaf, maka Ustadz > Abu Bakar Ba'asyir lebih salaf (tua) dari ana, bahkan mungkin hitungannya ana > termasuk cucu bahkan cicitnya barangkali... > > Tapi kalo kata salaf ditinjau dari pengertian syar'i, maka ana dan UStadz Abu > Bakar tidak termasuk salaf... Karena salaf menurut pengertian syar'i adalah > tiga generasi awal ummat ini yang meliputi para shahabat, tabi'in dan tabi'ut> tabi'in radhiyallahu anhum ajma'in... > > Tentunya netter bisa menilai sendiri, kira-kira jawaban yang harus diberikan > terhadap pertanyaan "Siapa yang lebih salaf?" itu bagaimana... > > Ana terus terang di awal-awal menerima postingan sdr. Imam Prasetyo ini sedikit > heran, terutama setelah menerima email balasan yang ke 3-5. Mengaku mengikuti > manhaj salaf (-ini pernyataan yang benar, daripada pernyataan mengikuti salaf> ), tetapi mempunyai pendapat seperti itu... > > Akhirnya fahamlah ana, dengan siapa ana berhadapan... > Bahkan, ana tidak menunggu waktu lama untuk mengetahui apa yang di kepala orang

> ini dan apa yang di kepala beberapa orang anggota milist ini... > > Dan terus terang ana sangat tertarik dengan pernyataan sdr. Imam: > > > Mungkin nanti kita akan membuka topik tentang rujukan Tasfiyah wal > > Tarbiyah > > dengan konsep Qurani Aamanu, Hajaru wa jihadu. > > Sebagaimana ini diungkapkan dengan bahasa yang lain oleh sdr. Imam Prasetyo > dalam email japrinya kepada saya... sbb: > > > Antum harus menerima konsep yag bukan hanya Albanny, karena Islam adalah > > Rasulullah, shohabat, shohabiyah dan jama'ah yang berteguh kepada mereka > > ini. >> > > Kalau saya sampai kepada pemahaman bahwa Indonesia Darul Kuffar, antum > > mengatakan bahwa ada konsekwensinya, ya itu betul. Tapi sebagai orang yang > > sedang belajar tentang dienul Islam bahwa ada tiga konsep tentang itu yakni; > > 1. Mengimani dan mencapai derajat Iman yang sesuai dengan pemahama salafus > > shalih > > 2. Hijrah, baik secara maknawi maupun badani > > 3. Jihad, dengan makna yang sebenarnya yakni perang. Ini setelah hijrah dan > > membentuk suatu negara ( walaupun dalam negara ). >> > > Jadi tidak hanya berhenti kepada Tashfiyah dan tarbiyah,...kapan perang > > melawan kaum kuffar???? > > Karena sesungguh adalah "Hidup mulya atau syahid" >> > > Jadi begitulah Akhiy, kadang2 konsep bagus seperti Syaikh Albanny rahimullah > > perlu ditambahkan dengan masyaikh yang lainnya, jangan ghuluw fi Albanny. > > Kalau Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan HILAL menisbatkan kepada keputusan > > penguasa,..yang perlu dicari makna dari penguasa / pemerintah. Bukan > > menyatakan beliau tidak benar. Apa yang dimaksud PENGUASA/PEMERINTAH menurut > > beliau. Juga ada pertanyaan bagus. Apakah ketika syaikul Islam berperang > > dalam konteks perang dibawah panglima yang ditunjuk oleh PENGUASA/NEGARA > > atau berjihad karena perintah Islam untuk berperang dalam rangka membela > > diri dan kaum muslim.

>> > > Jadi sekali lagi,..ikutlah pengajian lain,..misalnya pengajian yang dibawah > > bimbingan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir atau Habib Rizieq Shidiq. Jangan katakan > > mereka bid'ah dengan konsep perangnya. Barangkali antum mendapatkan "sisi > > lain" dari manhaj Salaf yang selama ini antum yakini 100% dengan konsep > > pendekatan dan pemahaman Syaikh Albany. > > Dari sini tentunya, pertanyaan kita adalah tolong datangkan kepada kami konsep > ilmiah dari 2 orang yang anda sebutkan tersebut yang berkesesuaian dengan > manhaj salaf... > > Seperti Syaikh Amru bin Abdul Mun'im yang mengarang buku "Manhaj Salaf 'inda > Syaikh Al-Albany" (Al-Albany dan Manhaj Salaf, edisi terjemahannya), untuk > mendudukkan posisi Syaikh Al-Albany ketika berhadapan dengan manhaj salaf... > > Maka, tentunya kita semua berharap kepada anda, ya Sdr. Imam Prasetyo mengarang > atau menulis karya ilmiah yang menerangkan posisi Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan > Habib Rizieq Syihab ketika berhadapan dengan manhaj salaf... Apakah mereka > berdua termasuk pendukung dan penyeru manhaj salaf? Ataukah berseberangan > dengan manhaj salaf...? > > Sehingga kita semua dapat menilai mana yang lebih mendekati kebenaran dan > berkesesuaian dengan manhaj salaf antara: > konsep "tasfiyah dan tarbiyah" yang didengungkan oleh Syaikh Al-Albany, > ataukah > konsep "perang" yang didengungkan oleh Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan Habib > Rizieq Syihab > > Kita semua menunggu karya ilmiah tersebut.... > > Kita tinggalkan tentang albaniyyin...., karena ana hendak mengembalikan pokok > persoalan ini ke asal muasalnya.... > > HAK MENENTUKAN HILAL ADALAH HAK PENGUASA/PEMERINTAH.... > > Keberatan dari beberapa orang adalah apakah penguasa NKRI ini termasuk

> penguasa/pemerintah yang masih muslim sehingga harus ditaati dalam hal-hal yang > ma'rufnya, termasuk dalam masalah penetapan hilal? > > Jadi, persoalannya balik lagi ke permasalahan ini... > Yah, muter-muter di situ saja... > > Ada yang mengusulkan agar diskusi diundurkan sesudah Ramadhan atau via japri > saja... > > Ana jawab persoalan ini harus dituntaskan sekarang... > Karena persoalannya adalah dalam masalah penentuan hilal itu haknya siapa? > Apakah masing-masing boleh menentukan hilal sendiri-sendiri, ataukah harus > mengikuti pemerintah? Kalo mengikuti pemerintah, apakah pemerintah kita ini > masih muslim ataukah sudah kafir? > > Dan penentuan hilal ini masuk di dalamnya bagaimana ibadah kita... > Karena dengan hilal kita tahu kapan kita mengawali shaoum Ramadhan, dan kapan > kita mengakhiri shoum Ramadhan untuk ber-Idul Fitri.... > > Maka persoalan utamanya sekarang adalah: > > APAKAH PENGUASA KITA MASIH MUSLIM?!? > > Maka jelas ada dua pendapat yang berseberangan dalam hal ini... > > Yang pertama, tetap menganggap bahwa penguasa negeri ini masih muslim, walaupun > dalam banyak sisi mereka melanggar syaria'at dan melakukan kezhaliman... > > Yang satu mengatakan telah batal keislamannya karena hal-hal berikut yang > diungkapkan dalam postingnya kepada ana: > > > Timbul pertanyaannya,..kalau Indonesia menjadi Darul Islam menurut pemahaman > > anda,...itu jika melihat banyaknya orang shalat dan shaum. APakah mereka > > Islam menurut anda? Apakah Islam menurut antum jika sebuah darul Islam > > seperti Afghanistan yang diserang dan Indonesia menyatakan pendapat tidak > > mengapa dan malah mendukung penertian teroris bagi para mujahidin di sana? > > Hanya segelintir kaum muslim yang peduli dengan ini ( saya tidak antum pada

> > posisi dimana?) >> > > Tapi jika anda mengelak mengatakan Indonesia di hukumi menjadi darul Islam > > karena sistem hukum dan perundang2an, tolong sebutkan dimana dan apa > > bentuknya. >> > > Belum ada ayat dan hadits yang menyatakan Judi, Zinah, maksiat menjadi > > syubuhat, semua hitam diantara putih, jelas. Nah, sekarang lihat Perda, > > Permen, Inpres, UUD'45 dan Pancasila tidak mengadopsi 100 % Al Quran dan > > Hadits. Melainkan menjadi thogut semata semua produk akal manusia menjadi > > sistem nilai salah dan benar, baik dan buruk dan lain2. >> > > Judi mau dilokalisasikan begitu juga maksiat besar yang manjadi kabair. > > Atau dalam email lainnya: > > > Indonesia adalah ; > > Penguasanya Kaum Reformis ( katanya ) Megawati presidennya, Hamzah Haz > > Wapresnya, Amien Rais Ketua MPR dan Akbar Tanjung sebagai Ketua DPR nya. > > Pemerintahannya berdasarkan Tap MPR dengan kitab induknya UUD'45 dan juga > > moral bangsanya Pancasila. >> > > Untuk antum yang sudah faqih dan 'alim, mestinya bisa dan tahu dimana dan > > kapan nawwaqidu Islam terjadi. > > Nah, kalau misalnya Megawati berdo'a di Candi/Pura itu apa, batal belum > > syahadatnya?. > > Kemudian Amien Rais mengatakan bahwa tidak mungkin dan adalah kemunduran > > jika Indonesia berlandaskan syari'at Islam. Batal belum syahadatnya? > > Atau dalam email berikut ini: > > > Wallaahu 'alaam, seharusnya Indonesia adalah negara yang bisa dinisbatkan > > kepada QS 2:256, QS 16:36 yang mana HAM dan Demokrasi dipercaya lebih ampuh > > dari pada Al Furqan. Banyak hal yang antum juga bisa melihat dengan mata > > kepala sendiri, dimana ketika muslim di Ambon, di Poso dan di Aceh dibantai > > oleh ABRI yang menyatakan dibawah daulat NKRI bukan kepada asas Islam. >> > > Ketika banyak khotib yang dipanggil paksa, di interogasi ketika menyampaikan

> > ajaran-ajaran Islam yang di jaman Abu Bakar sampai dengan dinasti Muawwiyah > > kita tidak mendengarkan adanya kejadian seperti ini. >> > > Satu hal, jika antum menyatakan Indonesia adalah negara Islam apa yang > > menjadi istidlal? lantas bagaimana antum mensikapi KUHP, sistem peradilan > > yang ada di Indonesia, kemudian sistim perbankan dan PEMILU. Jika hal ini > > antum nyatakan bathil dengan segenap ilmu yang antum miliki, apakah antum > > tidak bernisbat kepada sesuatu yang bathil? > > Di mana bisa disimpulkan, karena lantaran Penguasa Indonesia ini tidak > menerapkan hukum Islam, karena memakai Pancasila sebagai dasar negara, dan UUD > 1945 sebagai Undang-undang Daasarnya, memakai KUHP sebagai patokan hukum, dan > lain sebagainya..., maka otomatis negara ini termasuk DARUL KUFFAR.... > > Dan lantaran pemerintah negeri ini pemimpinnya telah ikut bersembahyang di > pura..., maka batallah keislamannya... sehingga penguasanya tidak patut ditaati > lagi karena telah batal keislamannya.... Bahkan, dicap sebagai "THAGHUT" > sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Baqarah 256 dan An-Nahl 36.... > > Sehingga karena negara ini dianggap Darul Kuffar, maka akhirnya orang-orang > asing yang datang ke Indonesia tidak tergolong kafir musta'man (kafir yang > dilindungi darahnya), sehingga salah satu ekses yang terjadi adalah aksi-aksi > pemboman gedung-gedung yang disana banyak orang-orang asing... > [Tentang masalah kafir musta'man, silahkan antum semua baca masalah yang > berkaitan ini dalam Majalah Da'wah 2-3 edisi yang lalu] > > Lalu ekses yang lain..., tidak mengikuti penetapan hilal dari pemerintah... > Nikah sirri, dalam artian tidak mencatatkan pernikahannya ke instansi > pemerintah yang ditunjuk, karena dianggap thaghut. (Nikahnya secara syar'i > syah, karena dihadiri wali dan 2 orang saksi)... > Dan ekses-ekses lainnya.... > > Maka kita persempit lagi pokok persoalannya, sekarang adalah: > > BAGAIMANA VONIS KAFIR ITU DIJATUHKAN? >

> sehingga seseorang itu dikatakan telah kafir atau batal keislamannya karena > telah berbuat ini dan itu... > > Apakah lantas orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah otomatis kafir > dengan sendirinya? Sehingga langsung dicap "THAGHUT"??? > > Alhamdulillah, ana telah melihat postingan dari Al-Akh Abu Abdullah tentang > masalah ini yang menjadi sikap Syaikh Al-Albany... > > Mungkin, tuduhan albaniyyin semakin kental saja dilontarkan oleh sdr. Imam > Prasetyo ini melihat nukilan yang disebutkan oleh Abu Abdullah... > > Ini hanya prolog dari ana.... > > Setidaknya kita semua harus mendapatkan pencerahan dalam masalah TAKFIR > (pengkafiran) ini... > > Bersamaan dengan email ini silahkan anda membaca sebuah artikel yang dimuat > dalam majalah Al-Hanif yang berjudul "THOGHUT: Antara Pernyataan dan Kenyataan" > sebagai tanggung jawab ana dalam mengangkat permasalahan ini... > Dan ini adalah baru awal dari ana... > > Dan mungkin anda semua sedikit heran apa maksud seorang Sulaiman Rasyid membuka > emailnya dengan ucapan Imam Al-Hasam Al-Basri?!? > > Ana ulangi ucapan beliau yang ana temukan dalam buku "Bolehkah Berpolitik?" > > [Al-Hasan Al-Bashri berkata: "Demi Allah, sekiranya manusia bisa bersabar atas > derita yang mereka terima akibat kezhaliman penguasa mereka, niscaya Allah akan > mengangkat derita tersebut dari mereka. Akan tetapi mereka lebih memilih pedang > yang berbicara, maka merekapun diserahkan kepadanya. Demi Allah mereka tidak > akan bisa membawa kebaikan barang sehari sekalipun! Kemudian beliau membaca > ayat: > > Dan telah sempurnalah perkataan Rabbmu yang baik (sebagai janji) untuk

Bani > Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat > Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Qs. Al A'raf 137)] > > Benarlah ucapan Imam Al-Hasan Al-Bashri... Ketika pedang yang lebih didahulukan > untuk berbicara daripada kesabaran..., maka akan banyak istri dan anak yang > kehilangan suami dan ayah mereka... Ntah, yang ditangkap dengan tuduhan teroris > oleh penguasa, atau dengan tuduhan akan mengadakan makar, atau dengan tuduhan > yang tidak jelas, lansung diculik tanpa ba..bi..bu... lagi... > > Dan bahkan yang lebih jelek lagi, kalo peperangan telah pecah... > Maka darah.... darah.... dan darah... yang akan mengalir... > Dan yang tertumpah adalah darah kaum muslimin... > > Wallahu 'alam bi shawab... > > Wassalamu 'alaikum > > Sulaiman Rasyid

Anda mungkin juga menyukai