1 PB
1 PB
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh:
YESI ELISA
NIM F1051131004
Abstract
The aims of this study is to probe student’s misconceptions about Newton’s laws used
Individual Demonstration Interview (IDI) in mother tongue at SMP Negeri 1
Ketapang. This research formed as descriptive survey research that involving 15
studens as sample. Purposive sampling was used in this study, samples were selected
based on their learning acquisition that divided to be high, middle and low category.
The Individual Demonstraton Interview’s interview guidelines used Malay Dialect
Ketapang to describe student’s misconceptions. The analysis showed that students
thought static obejct doesn’t have force, if there’s no force so the force resultan is
nothing too, unmove object because of gravity and friction force, external force don’t
effect to force resultan, car’s accelaration were more small becauce force‘s more
small too, direction of friction force and tire’s car always opposite with car’s motion,
displacement as reaction force while walking. Futhermore total student’s
misconceptions on learning acquisition category high, middle and low is almost same.
This research is expected can be refference to probe student’s misconception in
mother tongue.
Keywords: Misconceptions, Newton’s Laws, Mother Tongue, Individual
Demonstration Interview (IDI)
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan Bidang fisika biasanya dibagi menjadi
hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan
serta gagasan dan konsep-konsep yang magnet, dan topik–topik modern seperti
terorganisasi tentang alam yang ada di sekitar relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika
dan diperoleh dari pengalaman melalui nuklir, partikel elementer dan astrofisika
serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain (Giancoli, 2001: 1). Setiap materi memiliki
penyelidikan, penyusunan dan penyajian deskripsi konsep masing-masing atau disebut
gagasan–gagasan. Dengan demikian, IPA konsepsi. Konsepsi ilmuwan merupakan
dipahami sebagai ilmu yang lahir dan konsepsi yang paling lengkap, paling masuk akal
berkembang lewat langkah–langkah observasi, dan paling banyak manfaat dibandingkan dengan
perumusan masalah, menyusun hipotesis, konsepsi lain (Sutrisno, Kresnadi dan Kartono,
pengujian hipotesis melalui eksperimen, 2007).
penarikan kesimpulan dan penemuan teori dan Konsepsi-konsepsi lain yang tidak sesuai
konsep (Holyyah, 2013). Fisika adalah ilmu dengan konsepsi ilmuwan disebut miskonsepsi
pengetahuan yang paling mendasar karena (Sutrisno, Kresnadi dan Kartono, 2007).
berhubungan dengan perilaku dan struktur benda Penyebab miskonsepsi dapat disebabkan oleh
(Giancoli, 2001: 1). beberapa sumber yaitu dari diri siswa sendiri,
guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara
mengajar dan buku teks (Suparno, 2005: 54). mengarah pada penggunaan teknik wawancara.
Miskonsepsi dari diri siswa dapat berupa Penelitian ini menggunakan teknik Individual
perbedaan pengalaman sehari-hari dengan Demonstration Interview (IDI). Individual
konsep ilmuwan, konsepsi awal siswa sebelum Demonstration Interview (IDI) dikembangkan
memperoleh pelajaran, bahkan minat siswa. pertama kali oleh Trowbridge dan McDermott
Pengalaman siswa dapat diperoleh dari kejadian- (1980). Gambar semi kuantitatif diserahkan
kejadian sehari-hari yang dialami siswa sehingga kepada siswa dan diminta mencermatinya,
berpengaruh pada konsepsi siswa tentang suatu kemudian wawancara berlangsung dengan
konsep. Selain itu, perbedaan bahasa yang tujuan melengkapi gambar yang belum tuntas.
digunakan sehari-hari (bahasa ibu) dengan Ucapan dan gambar itu dibuatnya, dianalisis
bahasa Nasional. Makna bahasa sehari-hari untuk menemukan konsepsi siswa tentang
siswa kadang berbeda dengan makna bahasa konsep-konsep yang tercakup dalam gambar
Indonesia yang dimaksud dalam buku teks. tersebut (Sutrisno, Kresnadi dan Kartono,
Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa 2007).
ibu (bahasa daerah) merupakan negara dengan Berdasarkan penelitian sebelumnya di
bahasa ibu terbanyak di Asia. Bahasa Indonesia bidang mekanika, miskonsepsi terbanyak
juga bahasa yang digunakan pada semua level ditemukan di level SMP (Suparno, 2005: 138).
pendidikan di Indonesia. Pada prakteknya, Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan pada
bahasa ibu jarang digunakan di pendidikan siswa SMP Negeri 1 Ketapang tentang hukum
formal dalam pembelajaran sebagai bahasa Newton. Nursefriani, Marungkil dan
utama (UNESCO Bangkok, 2005: 9). Oleh Kamaluddin (2013) mengungkap miskonsepsi
karena itu, perlu dilakukan penggalian siswa tentang hukum Newton dan diperoleh
miskonsepsi dengan menggunakan bahasa ibu. sebesar 25% siswa memahami konsep; 28,56%
Bahasa ibu dalam penelitian ini adalah bahasa miskonsepsi dan 46,44% tidak mengetahui
Melayu dialek Ketapang. konsep.
Hukum III Newton yang menyatakan “gaya Hasil wawancara pada tanggal 30 Januari
aksi sama dengan negatif gaya reaksi, besar gaya 2017, siswa berinteraksi dengan teman dan guru-
reaksi sama dengan gaya aksi namun berlawanan guru di sekolah menggunakan bahasa Melayu
arah” memiliki makna sehari-hari yang berbeda dialek Ketapang. Bahkan saat pembelajaran
dengan konsep ilmuwan. Makna sehari-hari bagi berlangsung, siswa menggunakan bahasa ibu
siswa adalah jika suatu benda diberi gaya maka untuk bertanya dengan teman-teman. Dengan
benda akan bereaksi seperti bergerak. Namun demikian, penelitian ini diarahkan pada
dalam peristiwa mendorong atau memukul penggunaan teknik Individual Demonstration
tembok, siswa menganggap tidak ada reaksi dari Interview (IDI) untuk menggali miskonsepsi
tembok. Dalam bahasa Melayu dialek Ketapang siswa SMP tentang konsep-konsep hukum
biasa dinyatakan “kalok bende nyan ade gaya Newton dengan bahasa ibu.
pasti am ade reaksi dari tembok, ini te tembok
diam nol am gaya nyen.” Makna sehari-hari ini METODE PENELITIAN
bisa menimbulkan miskonsepsi. Bentuk penelitian adalah penelitian survei
Siswa dengan usia di atas 12 tahun sudah deskriptif sederhana dengan pendekatan
mengembangkan bahasa lain, dan siswa telah etnosains yang berfokus pada miskonsepsi siswa
menguasai bahasa ibu dengan baik. Hal ini SMP tentang hukum-hukum Newton. Populasi
merupakan dasar yang baik untuk menggunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
bahasa ibu dalam pembelajaran yang akan SMP Negeri 1 Ketapang dan siswa yang masih
mempermudah mereka mengembangkan menggunakan bahasa ibu dalam percakapan
pemikiran mereka dan sumber bahasa paling sehari-hari. Populasi penelitian juga telah
dipahami (UNESCO Bangkok, 2008: 13). mempelajari hukum Newton, delapan minggu
Dari 273 penelitian instrumen diagnostik sebelum penelitian. Sampel penelitian ini
yang telah dikembangkan, interview memiliki ditentukan dengan purposive sampling
persentase sebesar 53% sehingga penelitian ini (Sugiyono, 2015: 124). Sampel pada penelitian
ini terdiri dari 15 siswa kelas VIII SMP Negeri Melakukan konsultasi mengenai pedoman
1 Ketapang, sampel dipilih acak berdasarkan wawancara dengan dosen pembimbing; (c)
perolehan belajar siswa yang dilihat dari nilai Melakukan pengujian validitas instrumen; (d)
IPA pada materi hukum-hukum Newton dan Merevisi instrumen yang telah dilakukan
direkomendasikan guru IPA. Adapun pengujian validitas oleh validator; (e)
pembagiannya yaitu: lima siswa mewakili Melakukan uji coba instrumen yang telah
perolehan belajar tinggi, lima siswa mewakili divalidasi dan direvisi di SMP Negeri 1
perolehan belajar sedang dan lima siswa Ketapang pada siswa yang berbeda dari sampel
perolehan belajar rendah. (f) Melakukan pengujian reliabilitas instrumen.
Teknik pengumpul data pada penelitian ini Sedangkan tahap pelaksanaan antara lain: (a)
berupa wawancara, yaitu teknik Individual Melakukan wawancara dengan 15 siswa untuk
Demonstration Interview (IDI). Instrumen yang menggali miskonsepsi siswa; (b) Menganalisis
digunakan yaitu instrumen non tes berupa teks hasil wawancara (c) Membuat kesimpulan dari
wawancara menggunakan bahasa Melayu dialek hasil wawancara yang telah dilakukan.
Ketapang dan di samping teks bahasa ibu
terdapat teks bahasa Indonesia. Uji validitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
untuk instrumen non tes penelitian ini adalah Hasil Penelitian
validitas konstruk. Tingkat validitas ditentukan Wawancara pada setiap siswa dilakukan
dengan meminta pendapat para ahli (expert dengan menggunakan bahasa Melayu dialek
judgement) (Hidayati, 2009: 508), pengujian Ketapang dan diawali dengan memberikan
validitas terbagi menjadi dua. Pertama, demonstrasi tentang kotak yang diam, dan mobil
kesesuaian penggunaan bahasa ibu dengan mainan yang dimainkan. Data yang diperoleh
bahasa Indonesia dalam pedoman wawancara berupa rekaman suara siswa, catatan siswa pada
divalidasi oleh satu guru SMP yang merupakan kertas yang disediakan, dan video. Hasil catatan
penutur asli bahasa Melayu dialek Ketapang, dan atau tulisan setiap siswa dianalisis dan
satu dosen bahasa Indonesia. Kedua, kesesuaian diinterpretasikan dalam bahasa Indonesia
indikator dengan pertanyaan-pertanyaan kemudian disalin ke transkrip jawaban siswa.
esensial dalam pedoman wawancara divalidasi Jawaban siswa dianalisis dengan
oleh satu dosen fisika FKIP UNTAN dan guru membandingkan konsepsi siswa dengan
IPA SMP bersangkutan. Sedangkan pengujian konsepsi ilmuwan. Bentuk miskonsepsi siswa
reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan dianalisis tiap indikator pertanyaan kemudian
mengulang kembali wawancara terhadap ditentukan siswa yang mengalami miskonsepsi
seminggu kemudian. pada indikator pertanyaan. Bentuk-bentuk
Prosedur penelitian ini terbagi menjadi dua miskonsepsi siswa pada tiap indikator
yaitu persiapan dan pelaksanaan. Tahap pertanyaan disajikan pada Tabel 1 berikut:
persiapan meliputi: (a) Menyiapkan instrumen
penelitian berupa pedoman wawancara; (b)
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir antara ban dan lantai berlawanan arah dengan
semua sampel mengalami miskonsepsi tiap gerak mobil, badan ke depan dan kaki ke depan
indikator pertanyaan. Bentuk miskonsepsi dianggap gaya dan arah gaya aksi saat berjalan
umum adalah tidak ada gaya yang bekerja pada dan perpindahan dianggap sebagai gaya reaksi
kotak diam, kotak diam karena gravitasi dan saat berjalan. Berikut Tabel 2 Rekapitulasi
gaya gesek, gaya luar tidak mempengaruhi jumlah miskonsepsi siswa berdasarkan
resultan gaya, percepatan semakin kecil karena perolehan belajar.
gaya dorong semakin kecil, arah gaya gesek