Anda di halaman 1dari 20

STEP 1

1. Ballotemen : PF untuk mengetahui ada/ tidaknya nyeri pada ginjal, dengan cara tangan
kiri pasien berada disebelah VT12-L2,sedangkan tangan kanannya menekan m.rectus
abdominis.
Pemeriksaan menunjukkan ada/tidaknya pembesaran ginjal dengan cara palpasi meraba
ada pembesaran/ tidak,normalnya (-),jika (+) teraba dikedua tangan.
2. Bulging : distensi/pembengkakan pada abdomen bisa karena cairan/gas sehingga perut
menjadi menggembung melebihi batas normal
Suatu kondisi dimana terjadi penonjolan discus intervertebralis bisa karena
injury/proses degenerasi yang terus-menerus.
3. Operasi pyelolithotomy : Suatu tindakan pembedahan dengan menyayat diantara pelvis
renalis meenuju ureter bagian proksimal, hamper sama dengan ureterolithotomi
bertujuan untuk mengambil batu diureter dengan menggunakan stone tang. Saat ini
jarang digunakan operasi pyelolithotomi,saat ini lebih sering menggunakan ESWL.
4. CVA : costovertebral angel yang dibentuk oleh pertemuan dari costa terakhir dengan
vertebra, sehingga bisa dirasakan dibagian punggung, untuk pemeriksaan nyeri ketok
dengan tangan 1 mengepal dan mengetok tangan lainnya.

STEP 2
1. Dimana tempat paling sering terjadinya batu/kalkulus, dan bagaimana kualitas
nyerinya?
2. Apa hubungan pasien dengan kebiasaan sehari-hari yang tinggal di Kendal dan sering
minum air sumur?
3. Apa hubungan kondisi pasien dengan riwayat ibu yang pernah operasi pyelolithotomy?
4. Mengapa pada pasien didapatkan buang air kecil berpasir dan berwarna kemerahan?
5. Apa saja etiologi yang dapat menimbulkan keluhan pada pasien?
6. Mengapa pada pasien ditemukan nyeri pinggang kanan tembus ke depan hingga ke
buah zakar?
7. Bagaimana pathogenesis dan patofisiologi dari keluhan pasien?
8. Mengapa pasien merasakan nyeri yang hilang timbul?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan?
10. Apa hubungan penyakit yang diderita pasien dengan pekerjaannya sebagai petani?
11. Bagaimana tatalaksana dari kasus di scenario?
12. Bagaimana hasil interpretasi dari pemeriksaan fisik yang dilakukan?
13. Apa diagnosis dan DD di scenario?
14. Apa saja komplikasi yang mungkin ditimbulkan?
15. Bagaimana tindakan pencegahan agar tidak timbul kasus seperti di skenario?
STEP 3
1. Mengapa pada pasien ditemukan nyeri pinggang kanan tembus ke depan hingga ke
buah zakar?
Perjalanan dari ureter : setinggi linea mediana sejajar linea transpylorica, hingga
samapai SIPS pada dinding posterior, kemudian menyilang di n.genitofemoralis, lalu
menyilang di vasa testicularis/vasa ovarica, hingga ke ductus deferens/a.uterina.
Jika terjadi adanya kelainan seperti batu di saluran ureter/tempat-tempat
penyempitannya. Dilakuka pemeriksaan fisik di CVA bila ditemukan nyeri hasilnya +,
manifestasi paling sering yaitu nyeri kolik (gerakan spasme otot akibat gerakkan
peristaltic dari otot ureter) akibat adanya kalkulus/batu maka akan timbul nyeri dari
dinding anterior abdomenregio inguinalisorgan genitalia. Selain itu, bisa
menimbulkan mual muntah akibat adanya nyeri kolik (distensi dinding abdomen).
- Organ yang mungkin menjadi penyebab bila timbul nyeri di pinggang kanan :
regio flank dextra : ginjal, colon descendans, colon transversum
Area diafragma
Peritoneum
Colon proximal, appendix
Lambung
Vesica fellea
Colon distal,rectum, testis
Area rectosigmoid
Bagaimana perjalanan dermatome dari organ hingga timbul nyeri pinggang kanan,
jika nyeri apa saja penyebabnya?
- Area diafragma : n. frenikus (setinggi C3-C5)
- Peritoneum
- Colon proximal, appendix : plexus mesenterikus (T10-T11)
- Lambung, Vesica fellea : plexus seliakus (T6-T9)
- Colon distal,rectum, testis
- Area rectosigmoid
Uretropelvicojunction (T10)
a. Iliaca communis T12
Penis, testis : setinggi S2
2. Mengapa pasien merasakan nyeri yang hilang timbul?
Ada benda asing diureter  hiperperistaltik sebagai usaha untuk mengeluarkan 
spasme otot ureter  sakit hilang timbul sesuai gerak peristaltic.
Benda asing : Batu, bekuan darah, pecahnya tumor yang terlepas
3. Dimana tempat paling sering terjadinya batu/kalkulus, dan bagaimana kualitas
nyerinya?
Predileksi tersering di penyempitan ureter :
-ureteropelvic junction, menegcil hingan d: 2mm  melebar 10mm lalu menyempit di
- persilangan dari a.iliaca communis, menjadi 4mm  melebar lagi
- Tempat masuk ureter ke otot VU, menjadi 5-6mm  ke Vu menjadi 3-4 mm
Kualitas nyeri :
- Di uvj karena peregangan di capsula renalis, nyeri non kolik (nyeri ginjal) dapat
menyebabkan pyelonephritis akut  edema
- Persilangan a.communis , nyeri kolik (akibat spasme otot ureter) nyeri hilang timbul,
dimulai dari cva anterior abdomen  inguinal  genital
- Otot intramural VU, distensi dari buli-buli akibat retensi urin, inflamasi VU, nyeri di
suprasymphisis, nyeri saat kondisi VU penuh, dan akan hilang sesudah miksi. Dapat
menyebabkan penyakit Cystitis (paling sering pada perempuan, karena uretra wanita
pendek akan sering terjadi peradangan di bagian ascendens)
4. Mengapa pada pasien didapatkan buang air kecil berpasir dan berwarna kemerahan?
Kencing kemerahan (hematuria) akibat adanya batu di saluran kemih  menggesek
saluran mukosa  menimbulkan lesi  berdarah.
Berpasir  adanya kristalisasi dari urin
Bahan organic/anorganik yang mengkristal  proses agregasi kristal belum terlalu solid
 menempel di sel mukosa  kristal yang masih rapuh menarik bahan-bahan lain 
batu menjadi lebih besar  mennyumbat  mendesak sel mukosa  iritasi
hematuria
Factor penyebab pembentukan kristal : hipersaturasi urin akibat dari lingkungan,intake
makanan cairan yang mengandung banyak mineral ca,vitamin, soda (menjadi lebih
asam) sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pembentukan bahan-bahan seperti
kalsium dan oksalat dengan inhibitor.
Oksalat-mg : magnesium oksalat, sehingga tidak dapat berikatan dengan kalsium  jika
berikatan akan menjadi batu karena hipersaturasi.

Ketidakseimbangan zat pembentuk dan inhibitor  hipersaturasi  mengkristal 


membentuk inti batu (nukleasi)  agregasi  menempel di epitel  retensi kristal
lebih kuat dan besar hingga ke saluran kemih
5. Apa saja etiologi dan factor resiko yang dapat menimbulkan keluhan pada pasien?
- Intake makan cairan
- Herediter, keturunan gen claudin14
- Jenis kelamin, laki-laki lebih sering karena peningkatan hormone testestoren 
kadar oksalat lebih tinggi
- Usia (30-60th), fungsi ginjal
- Geografi,iklim
Fx.resiko :
Tinggi protein : metabolism protein  purin  as.urat  pembentukan batu
Syarat air layak minum : tidak berwarna, berbau, dan berasa.
Air sumur : kadar mineral seperti Ca dll kadarnya sangat tinggi dan pH lebih tinggi
6. Bagaimana pathogenesis dan patofisiologi dari keluhan pasien?
Patfis : gangguan organ (ren, ureter, renal pelvic)
Ureter  iritasi lumen ureter  hematuria
Ureter obstuksi  oliguria, hidronefrosis (kematian mendadak ren)  gfr menurun 
peningkatan aktivitas RAAS  kenaikan TD
Bladder : hambatan di saluran urin, iritasi mukosa  hematuria, discontinuitas dari
jaringan local
Pelvic renalis : peningkatan tekanan hidrostatik  gagal ginjal dan peningkatan cairan
intersisial (phospat paling banyak di intersisial) peningkatan akumulasi cairan
intersisial di intestinum tenue  diare, mual,muntah (perubahan kebutuhan nutrisi)
BAK anyang-anyangan

7. Apa hubungan pasien dengan kebiasaan sehari-hari yang tinggal di Kendal dan sering
minum air sumur?
8. Apa hubungan kondisi pasien dengan riwayat ibu yang pernah operasi pyelolithotomy?
9. Apa hubungan penyakit yang diderita pasien dengan pekerjaannya sebagai petani?
10. Bagaimana hasil interpretasi dari pemeriksaan fisik yang dilakukan?
11. Apa saja pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan?
12. Apa diagnosis dan DD di scenario?
13. Bagaimana tatalaksana dari kasus di scenario?
14. Apa saja komplikasi yang mungkin ditimbulkan?
15. Bagaimana tindakan pencegahan agar tidak timbul kasus seperti di skenario?
MIND MAP
STEP 7
1. Mengapa pada pasien ditemukan nyeri pinggang kanan tembus ke depan hingga ke
buah zakar?
Adanya benda asing dibagian proximal ureter akan menyebabkan rasa sakit yg dijalarkan
sepanjang ureter. Rasa sakit ini dijalarkan melalui saraf genitofemoralis (Simpatis,pada tulang
belakang selalu bersifat simpatis (nyeri pda iritasi)) yg akan mengiritasi pusat refleks di medula
spinalis (T11-12) dan menyebabkan rasa sakit di testis pada atau ovarium pada wanita dan
kadang2 dirasakan sakit dimeatus uretra internus dan uretra shg menyebabkan rasa sakit
waktu kencing. Adanya viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis menyebabkan hiperestesi
dipaha bagian medial yg dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian cranial, otot sartorius
dibagian lateral dan otot aduktor dibagian medial.Bila pada daerah ini dicubit maka timbul rasa
sakit yg hebat dan testis tertarik ke inguinal sbg pembanding bila sisi yg kontra lateral dicubit
hanya akan terjadi kontraksi otot kremaster
Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 44
URETEROLITHIASIS 1/3 Proximal : T10 Nyeri di umbilikus

1/3 Tengah : L1 - L4 Nyri di daerah Femoris (Sejajar Paha dan Inguinal)

1/3 Distal : S2 - S4 nyeri di daerah Genitalia Eksterna

2. Mengapa pasien merasakan nyeri yang hilang timbul?


Nyeri pinggang mendadak
Nyeri yang berasal dari ginjal dirasakan di sudut costovertebra di sisi yaitu di
pinggang kiri atau kanan . Impuls sensorik ginjal berjalan menuju korda spinalis
segmen T10-T11, dermatomnya nyeri di daerah pinggang ( flank) bisa
merupakan nyeri refferal dari ginjal
Sering ditemukan nyeri alih ke region inguinalis .Pada obstruksi ureter, nyeri
bersifat berkala dan berupa kolik

Nyeri pada pinggang kemungkinan bisa nyeri kolik maupun tidak kolik
- Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltic otot polos system kalises
maupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu saluran
kemih peningkatan peristaltic itu menyebabkan tekanan intraluminalnya
meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan
sensasi nyeri
- Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal
NYERI MENJALAR ke depan, lipat paha sampai kemaluan
Kemungkinan jika ada batu atau trauma obstruksi di ureter ( di 3 tempat
penyempitan ureter (1) pada perbatasan pelvis renalis dan ureter / UPJ (2)
tempat pada saat ureter menyilang arteri iliaka rongga pelvis (3) pada saat
ureter masuk VU nyeri bisa menjalar di segmen spinal T10-L2 (simpatik )
dan serabut vagal melalui celiac ke ureter sebelah atas dan serabut dari
bawah dari S2-4 ke ureter bawah
Gangguan pada vesica urinaria - Innervasi di medulla spinalis segmen
sacral S2-S4
Basuki B. Purnomo ,Dasar – Dasar Urologi, Ed 3, 2011. Sagung Seto

3. Dimana tempat paling sering terjadinya batu/kalkulus, dan bagaimana kualitas


nyerinya?
4. Mengapa pada pasien didapatkan buang air kecil berpasir dan berwarna kemerahan?
- Batu terdiri dari kristal-kristal dimana tersusun dari bahan anorganik dan organic
yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap dalam keadaan mestastable
(tetap terlarut), dalam keadaan ini dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid
dalam urine, konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran
kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai
inti batu. Dimana nanti kristal akan saling melakukan presipitasi bila kristal tidak
dalam keadaan tertentu, yang nantinya presipitasi akan membentuk inti batu
(nukleasi) dan akan melakukan agregasi. Dimana selama melakukan agregasi akan
menarik bahan-bahan lain sehingga kristal akan menjaid lebih besar dari sebelumnya.
Karena ukurannya semakin besar tetapi agregrat dari kristal masih rapuh dan belum
cukup membuntu saluran kemih. Unutk itu agregat kristal akan menempel pada epitel
saluran kemih (membentuk retensi kristal), dari sini bahan-bahan lain akan
diendapkan pada agregat sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk
menyumbat saluran kemih.
- Macam hematuria (bds letak) :
a. Inisial = hematuria yg keluar warna merah saat BAK, shg kelainan di uretra
b. Terminal = pertama keluar ga merah, saat selesai BAK merah, kelainan di VU
c. Total = awal – akhir merah, kelainan dari ureter, VU, uretra
- Macam Hematuria bds warna :
a. Makroshematuri = gross hematuria (merah pekat)
b. Pseudohematuri = ada urin merah tp bukan krn eritrosit, kandungannya Hb,
mioglobin, peningkatan as urat, makanan, minuman

Hematuria

secara
perlahan
Nukleasi timbunan
Kristal (Ca akan Sel epitel Iritasi
Oksalat & membesar mengalami membran Pendarahan Hematuria
Oksalat, serta gesekan lesi mukos
Garam) kristal
terhadap
mukosa

5. Apa saja etiologi dan factor resiko yang dapat menimbulkan keluhan pada pasien?
Faktor intrinsik (keadaan yang berasak dari tubuh seseorang):
 Hereditair (keturunan)biasanya penyakit ini diduga akibat diturunkan dari
orang tuanya
 Umurpaling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
 Jenis kelaminpaling beresiko pada laki-laki 3x lebih banyak dibandingkan
dengan peremouan
Faktor ekstrinsik (pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya):
 Geografi
 Iklim & temperature
 Asupan airkurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi dapat meningkatkan insiden urolithiasis
 Dietdiet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya
penyakit batu saluran kemih
 Pekerjaanpenyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktifitas/sedentary life
(Buku Dasar-dasar Urologi, hal:87-88)

Berdasarkan komposisi batu :


 Batu Kalsium
Paling banyak dijumpai, terdiri dari kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari
kedua unsur itu.
Faktor terjadinya batu kalsium :
 Hiperkalsiuri (>250-300 mg/24 jam), terdapat 3 macam penyebab :
- Hiperkalsiuri absorbtif : peningkatan absorbsi kalsium melalui usus
- Hiperkalsiuri renal : adanya gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium melalui
tubulus ginjal
- Hiperkalsiuri resorptif : peningkatan resopsi kalsium tulang (tumor paratiroid,
hiperparatiroidisme primer)
 Hiperoksaluri (ekskresi oksalat urin > 45 gram/hari)
 Hiperurikosuria (kadar asam urat dalam urin > 850 mg/24 jam)
Asam urat berebih dalam urin bertindak sebagai inti batu atau nidus untuk
terbentuknya batu kalsium oksalat.
 Hipositraturi
Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga
menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Hal ini dimungkinkan karena
ikatan kalsium sitrat lebih mudah larut daripada kalsium oksalat sehingga sitrat
dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu kalsium.
Pada penyakit : asidosis tubuli ginjal, diuretik thiazide jangka waktu lama.
 Hipomagnesuria
Magnesium menghambat terbentuknya batu kalsium karena di dalam urine
magesium bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah
ikatan kalsium dengan oksalat.
 Batu Struvit (batu infeksi)
Batu ini disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini
adalah golongan pemecah urea (urea splitting) yang dapat menghasilkan enzim urease
dan mengubah urine menjadi bersuasana basa (hidrolisis urea menjadi amoniak)
sehingga memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu Magnesium Ammonium Phosphat (MAP)  dikenal sebagai batu
triple phosphate karena terdiri dari 3 kation (CH++ Mg++ NH4+).
Kuman : Proteus spp, Klebsiella, Enterobacter, Staphylococcus, Serattia
 Batu asam urat
Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolisme endogen.
Degradasi purin melalui asam inosinat dirubah menjadi hipoxantin  bantuan enzim
xantin oxidase  xanthin  asam urat. Pada mamalia lain (selain manusia dan
dalmation) mempunyai enzim urikase yang dapat mengubah asam urat menjadi
allantoin yang larut dalam urin. Tetapi pada manusia, asam urat diekskresikan ke urine
dalam bentuk asam urat bebas dan garam urat yang lebih sering berikatan dengan
natrium membentuk natrium urat yang lebih mudah larut dalam air sehingga tidak
mungkin mengadakan kristalisasi di dalam urine.
Faktor yang menyebabkan batu asam urat : pH urine < 6, volume urine yang jumlahnya
sedikit (< 2 liter/hari) atau dehidrasi, hipeurikosuri.
Preventive : minum banyak, alkalinisasi urine (pertahankan pH urine 6,5-7)  periksa
pH urine tiap pagi dengan kertas nitrazin, mencegah terjadinya hiperurisemia  terapi
inhibitor xantin oxidase (allopurinol)
 Batu jenis lain
Batu sistin (kelainan absorbsi sistin di mukosa usus), batu xanthin (penyakit bawaan
berupa defisiensi enzim xanthin oxidase), batu triamteren, batu silikat (pemakaian
antasida yang mengandung silikat dalam waktu lama).
Basuki B. Purnomo. Dasar-dasar Urologi

6. Bagaimana pathogenesis dan patofisiologi dari keluhan pasien?


Secara teoritis, batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih, terutama pada tempat
yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis urine), yaitu pada sistem kalises
ginjal atau buli-buli.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan organik maupun anorganik yang
terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap dalam keadaan metastable (tetap
terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan teertentu yang menyebabkan
terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi  inti
batu (nukleasi)  agregasi dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar tapi masih rapuh dan belum mampu menyumbat saluran kemih  agregat
kristal menempel pada epitel saluran kemih  membentuk retensi kristal  bahan-
bahan lain diendapkan pada agregat tersebut  terbentuk batu yang besar dan kuat
untuk menyumbat saluran kemih.
Yang mempengaruhi kondisi metastable : suhu, pH larutan, koloid dalam urine,
konsentrasi solute di dalam urine, laju aliran urine di saluran kemih, adanya korpus
alineum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.
Basuki B. Purnomo. Dasar-dasar Urologi

7. Apa hubungan pasien dengan kebiasaan sehari-hari yang tinggal di Kendal dan sering
minum air sumur?
Geografi
Iklim dan temperatur : Individu yang menetap di daerah beriklim panas dengan paparan
sinar ultraviolet tinggi akan cenderung mengalami dehidrasi serta peningkatan produksi
vitamin D3 (memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat), sehingga insiden batu
saluran kemih akan meningkat.
Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih

8. Apa hubungan kondisi pasien dengan riwayat ibu yang pernah operasi
pyelolithotomy?
Karena salah satu etiologi dari Batu saluran kemih adalah Herediter atau keturunan, dan ada
beberapa gen yang mempengaruhi atau mempercepat yang bentuknya batu:
 Calsium-Sensing Reseptor (CASR)
 Vitamin D Reseptor (VDR)
 Osteopontin (OPN)
 Claudin 14 (CLDN 14)
9. Apa hubungan penyakit yang diderita pasien dengan pekerjaannya sebagai petani?
5. Bagaimana hasil interpretasi dari pemeriksaan fisik yang dilakukan?
dilakukan pemeriksaan costovertebral angel yang dibentuk oleh pertemuan dari costa
terakhir dengan vertebra, sehingga bisa dirasakan dibagian punggung, untuk
pemeriksaan nyeri ketok dengan tangan 1 mengepal dan mengetok tangan lainnya.
10. Apa saja pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan?
 Pemeriksaan Laboratorium
1. Urinalisis
- Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan
pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan
kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang
dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin
yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen,
darah samar dan nitrit. Dilakukan pada semua penderita urologi. Untuk
pemeriksaan, sampel urin perlu dikumpul.Urin yang diguna adalah urin 24
jam.
- Cara pengambilan urin 24 jam adalah:
Pada hari 1, buang air kecil setelah bangun di pagi hari. Kemudian
pegumpulan urin dilakukan ke dalam wadah khusus selama 24 jam.Wadah
disimpan kedalam lemari es atau tempat yang dingin selama periode koleksi.
Wadah diberi label dengan nama , tanggal, dan waktu pengambilan.
- Cara pengambilan urin:
• pria: arus tengah (midstream)
• perempuan: Midstream urin dengam kateter
• neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture/aspiration)
- Penilaian urin:
Makroskopik: warna, kekeruhan, Berat jernih, pH
Mikroskopik: sel, silinder (cast), kristal, bakteria, ragi, parasit
Kimiawi: urine dipsticks (darah, protein, glukosa, keton, urobilinogen &
bilirubin, leukosit).

2. Pemeriksaan Darah
- Darah lengkap: Hemoglobin, leukosit, Laju endap darah (LED)
- Faal ginjal: BUN dan kreatinin serum. Bertujuan untuk mencari
kemungkinan penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien
menjalani pemeriksaan foto IVP.
- Kadar elektrolit
Untuk mencari faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih (antara lain
kadar : kalsium, oksalat, fosfat maupun urat didalam darah maupun urine).

 Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaaan radiologi yang dilakukan bisa foto polos abdomen, IVP (Intravenous
Pyelogram), USG (Ultrasonography), dan CT-scan (Computed Tomography Scan).
(ahuja)

1. Foto Polos Abdomen (BNO)

Secara umum, yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen adalah bayangan,
besar(ukuran), dan posisi kedua ginjal.Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan
tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal dan harus perhatikan batas
muskuli Psoas kanan dan kiri.(Rasyad S.)

Pada kasus urolithiasis,pembuatan foto polos abdomen yang merangkup ginjal,


ureter dan buli – buli dapat:

 Menunjukkan ukuran bentuk dan posisi batu


 Membedakan batu radioopak/kalsifikasi

Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen adalah tidak dapat untuk
menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup bayangan struktur
tulang. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu dalam ginjal dan luar ginjal.
(Colella)
2. Pielografi intravenous (IVP)

IVP merupakan suatu tipe X-ray yang memvisualisasi ginjal dan ureter setelah injeksi
intravena bahan kontras. Setelah injeksi, kontras bergerak melalui ginjal, ureter, dan
vesica urinaria. Foto diambil dalam beberapa interval waktu untuk melihat
pergerakan ini. IVP dapat memperlihatkan ukuran, bentuk dan struktur ginjal, ureter
dan vesica urinaria. Juga untuk mengevaluasi fungsi ginjal, deteksi penyakit ginjal,
batu ureter dan vesica ureter, pembesaran prostat, trauma dan tumor. Jika IVP
belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan
fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.
(Malueka)
Pada kasus urolithiasis, IVP telah dianggap sebagai alat dignostik utama. IVP
digunakan untuk menunjukkan (Colella) :

 Informasi anatomi dan fungsi


 Identifikasi lokasi batu dan ukurannya
 Keberadaan dan keparahan obstruksi saluran kemih
 Abnormalitas renal atau ureteral

Dibandingkan dengan foto polos abdomen, IVP mempunyai sensitivitas yang lebih
besar (64% hingga 87%) dan spesifitas (92% hingga 94%) untuk mendeteksi
urolithiasis. Namun pada batu radiolusen non obstruksi, IVP tidak memberikan
gambaran “filling defect”. (Portis)

3. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan dimana memberi gelombang bunyi


ultra pada organ dan menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan kembali
oleh organ-organ yang berbeda kepadatannya. USG merupakan pemeriksaan non
invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pemeriksaan ini
cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis,
atau adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai
parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, mendeteksi hidronefrosis, dilatasi ureter
distal, menilai kondisi kandung kemih dan dindingnya, dan adanya ureterocele. Pada
kasus urolithiasis, USG dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi batu. Biasanya
pemeriksaan ini dikombinasikan dengan foto polos abdomen untuk menentukan
hidronefrosis atau pelebaran ureter yang berhubungan dengan kecurigaan adanya
batu saluran kemih yang ditemukan pada foto polos. Batu yang mudah terlihat
dengan USG (gambaran echoic shadow) namun tidak terlihat pada foto polos
mungkin merupakan batu asam urat atau sistin. Selain itu, USG dapat mendeteksi
adanya pionefrosis atau pengkerutan ginjal. Pemeriksaan ini diperlukan pada
perempuan hamil dan pasien yang alergi kontras radiologi. Melalui pemeriksaan ini
dapat diketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi sistem ductus kolektikus.
Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukkan batu ureter, dan
tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen. (smith)

Penampakan ultrasonografi dari batu ginjal. Batu ginjal tidak tampak sebagai gambaran
batu bulat yang mencolok, tetapi diidentifikasi sebagai bayangan hipoechoic ‘acoustic
shadow’, yang ditunjukkan tanda panah.(smith)

4. Computerized Tomograpy Scan ( CT Scan )


Pada pemeriksaan dengan CT-Scan, kontras dapat diberikan maupun tidak.
Pemeriksaan dengan CT-Scan ini umumnya dilakukan untuk mengetahui batu yang
ada di ginjal. Dapat bersifat informatif tentang morfologi dan kelainan ginjal,
beserta morfologi batu. Unenhanced helical CT scan merupakan pilihan modalitas
gambaran untuk memeriksa kemungkinan kalkulus sekarang ini. Hal ini dikarenakan
CT scan memiliki tingkat sensitivitas 97%, spesifitas 96% dan 97 % dalam ketepatan
diagnosis batu. Kesemua batu saluran kemih tampak putih (opak) pada CT Scan.
Banyak batu yang tampak seperti gambaran radiolusen seperti batu asam urat
dapat terlihat pada CT scan. CT scan juga memegang peranan penting dalam
mengevaluasi hidronefrosis dan hidroureter. (farmacia)
Proses pemeriksaan CT urografi :
Pasien disarankan tidak makan padat 4 jam sebelum pemeriksaan. Sebelum
pemeriksaan pasien minum air putih sebanyak 500-600 ml untuk menjamin
keadaan hidrasi yang terjaga baik sehingga ekskresi urin akan maksimal dan
menghasilkan opasifikasi dan distensi optimal traktus urinarius bagian atas. 2-3
menit sebelum penyuntikan kontras media, disuntikkan 10 mg furosemide
intravena. Pemberian furosemide akan menghasilkan opasitas maksimal pada
pelviokalises dan ureter. Kontras diberikan intravena sebanyak 100 ml dengan
konsentrasi 300 mg I/mi dan kecepatan 3 ml- /detik. Scan dilakukan 100 detik pasca
kontras untuk visualisasi fase nefrografik, dan 10-12 menit pasca kontras untuk
visualisasi fase ekskresi. Bila opasitas segmental traktus urinarius belum memadai
dapat dilakukan delayed scan pada posisi pasien telungkup.Seluruh pemeriksaan
terdiri dari 3 akuisisi CT scan, akuisisi pertama dan terakhir mencakup seluruh
abdomen pelvis, sementara akuisisi kedua hanya pada daerah ginjal saja. lrisan
aksial yang dihasilkan pada pemeriksaan CT urografi, dapat diolah dalam bentuk
multiplanar reformasi (koronal, oblik, sagital) atau rekonstruksi 3 dimensi.
(Preminger)
Gambaran CT Scan yang menunjukkan batu ginjal pada ginjal kiri
Apa diagnosis dan DD di scenario?
BSK (BatuSaluranKemih)
DEFINISI
Ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan biasa menyebabkan nyeri,
pendarahan aliran kemih atau infeksi. Atau juga batu yang terletak di sepanjang
saluran kemih yaitu, ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Batu
ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung
kemih (batu
kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis
renalis,
nefrolitiasis)
Basuki B. Purnomo ,Dasar – Dasar Urologi, Ed 3, 2011. Sagung Seto
11. Bagaimana tatalaksana dari kasus di scenario?
 ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)dapat memecahkan batu tanpa
melalui tindakan invasive dan tampa pembiusan. Batu akan dipecah menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melaui saluran kemih.
Pecahan batu yang keluar jarang menimbulkan perasaan kolik dan hematuria.
 PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)tindakan untuk menyeluarkan batu
yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke
sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu dikeluarkan/dipecah terlebih dahulu
menjadi fragmen-fragmen kecil
 Litotripsimemecah batu buli-buli/urethra dengan memasukkan alat pemecah
batu ke dalam buli-buli, sehingga pecahan batu dikeluarkan dengan evakulator
Ellik
 Ureteroskopimemasukkan alat ureteroskopi peruretram guna melihat
keadaan ureter atau sedimen pielokalix ginjal. Dengan memkai energy tertentu,
batu berada di dalam ureter maupun pelvikalises dapat dipecah melalui
tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi
 Extrasi domiamengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat
keranjang Dormia

12. Apa saja komplikasi yang mungkin ditimbulkan?


13. Bagaimana tindakan pencegahan agar tidak timbul kasus seperti di skenario?
Pencegahan:
 Menghindari dehridrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi
urine sebanyak 2-3 L/hari
 Diet untuk mengurangi kadar zat komponen pembentuk batudiet yang
disarankan yaitu:
a. Rendah proteinprotein akan memacu sekresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam
b. Rendah oksalat
c. Rendah garamkarena natriuresis akan memacu timbunya
hiperkalsiuri
d. Rendah purin
 Aktivitas harian yang cukup
 Pemberian medikamentosa

Jenis Batu Faktor penyebab Tinbulnya Batu Jenis obat/Tindakan Mekanisme Kerja Obat
Kalsium Hiperkalsiuri absorif Natrium selulosa fsfar mengikat Ca dalam usus
menurunkan absorbsi
Thiazide meningkatkan reabsorbi Ca di tubulus
Orthofosfat menurunkan sintesa vit D
meningkatkan urine inhibitor
Hiperkalsiuri renal Thiazide meningkatkan reabsorbsi Ca di tubulus
Hiperkalsiuri resorptif Paratiroidektomi menurunkan reabsorbsi Ca dari tulang
meningkatkan pH dan sitrat
Hipositraturi Potassium sitrat menurunkan Ca urine
Hipomagnesiuri Magnisium sitrat meningkatkan Mg urine
Hiperurikosuri Allopurinol menurunkan asam urat
Potassium alkali meningkatkan pH
Hiperoksaluria Allopurinol menurunkan asam urat
Pyridoxin
Kalsium suplemen
MAP Infeksi Antibiotika Eradikasi infeksi
AHA (Amino Hydroxamic Acid) Urease inhibitor
Urat Dehidrasi (pH urine menurun) Hidrasi cukup meningkatkan pH
Potassium Alkali menurunkan asam urat
Hiperurikosuri Allopurinol

Anda mungkin juga menyukai