Anda di halaman 1dari 4

OPTIMIZING EARLY WRITING SKILLS: A

COMPREHENSIVE APPROACH AND GLASS ANALYSIS


METHOD FOR ACADEMIC IMPROVEMENT
.
Larasati Syawal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen Universitas


Muhammadiyah

Sumatera Utara

Jl. Kapten Muchtar Basri No.3, Glugur Darat II, Kec. Medan Tim.,
Kota Medan, Sumatera Utara 20238

Email :

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami peningkatan kemampuan menulis awal dengan
menerapkan metode analisis glass. Studi kasus dilakukan terhadap murid kelas 1 sekolah
dasar yang menghadapi kesulitan dalam menulis awal. Hasil identifikasi menunjukkan
bahwa faktor utama kesulitan menulis (disgrafia) terletak pada faktor internal anak dan
lingkungan, terutama peran orang tua dan kebiasaan sehari-hari di rumah. Penggunaan
metode kreatif seperti analisis glass, yang melibatkan pemisahan suku kata, diharapkan
dapat mempermudah siswa dalam menulis, karena membantu mengingat setiap suku kata
untuk merangkai kata dan kalimat. Kesimpulannya, pemberian pembelajaran dengan
metode analisis glass dapat meningkatkan kemampuan menulis awal siswa.

Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Metode Analisis Glass

ABSTRACT

This research aims to understand the improvement of early writing skills by applying the
glass analysis method. A case study was conducted on first-grade elementary school
students facing difficulties in early writing. The identification results indicate that the
main factors of writing difficulties (dysgraphia) lie in the child’s internal factors and the
environment, especially the role of parents and daily habits at home. The use of creative
methods such as glass analysis, involving syllable separation, is expected to facilitate
students in writing by aiding in the recall of each syllable to compose words and
sentences. In conclusion, providing learning using the glass analysis method can enhance
students’ early writing skills.

Keywords: Writing Ability, Glass Analysis Method

PENDAHULUAN

Hal yang paling esensial untuk kemajuan suatu bangsa adalah mendapatkan pendidikan
berkualitas. Keberhasilan dalam pendidikan berkualitas memungkinkan seseorang untuk
mengatasi kemiskinan, baik dalam aspek kognitif, sosial, maupun finansial. Dampak
positif dari keberhasilan pendidikan juga mencakup peningkatan strata sosial seseorang,
memberikan kontribusi positif pada individu, lembaga pendidikan, dan bahkan negara
(Saebani, 2007).
Untuk mencapai pendidikan berkualitas, lembaga sekolah, staf, kepala sekolah, dan
pemangku jabatan tertinggi dalam lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan untuk
mengembangkan kualitas pendidikan. Proses pendidikan yang berhasil menciptakan
perubahan yang signifikan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik,
baik melalui interaksi dengan lingkungan maupun dalam komunitas pendidikan.
Ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki peserta didik: membaca,
berbicara, menulis, dan mendengarkan. Kemampuan membaca yang baik membawa
dampak positif pada keterampilan berbicara, dan dengan memiliki kedua keterampilan
tersebut, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan menulis. Keempat aspek ini
saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Keterampilan menulis merupakan aspek yang kompleks, di mana peserta didik dituntut
untuk menyampaikan ide, gagasan, dan pikiran melalui bahasa tulisan. Tahapan menulis,
terutama menulis awal, perlu dilatihkan secara bertahap sesuai dengan usia dan
kemampuan akademik peserta didik. Menulis bukan hanya sekadar menyalin, tetapi juga
meningkatkan kemampuan mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Dalam konteks Sekolah Dasar, kompetensi menulis melibatkan kemampuan peserta didik
untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman dalam berbagai bentuk
tulisan seperti karangan, teks pidato, pengumuman, puisi, pantun, dan cerita pendek.
Tujuan menulis di sini tidak hanya menyalin, melainkan juga meningkatkan kemampuan
ekspresi dalam berbagai situasi, termasuk dalam interaksi sosial di lingkungan
pendidikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti memilih satu subyek bernama AS, seorang siswa laki-laki
kelas 1 yang berusia 7 tahun. AS memiliki catatan akademik di bawah rata-rata, terlihat
dari seringnya mendapatkan nilai merah di kelasnya. Berdasarkan data ini, peneliti
melakukan penilaian dan menemukan bahwa AS menghadapi kesulitan dalam menulis,
termasuk dalam membedakan huruf seperti b, d, atau e, c, atau v, u. Saat diberikan tugas
untuk mengeja, AS dapat mengucapkannya dengan benar, tetapi mengalami kesulitan saat
menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Setiap anak menghadapi tingkat kesulitan yang beragam dalam setiap tahap pembelajaran,
memerlukan dukungan dari berbagai aspek, termasuk peran orangtua dan guru, serta
lingkungan pembelajaran yang mendukung. Peningkatan kemampuan menulis awal
menjadi penting karena menulis memegang peran kunci dalam proses pembelajaran,
sebagai cara untuk menyampaikan pesan dan informasi. Kesulitan dalam menulis dapat
berdampak negatif pada nilai akademik siswa.
Setelah melakukan assessment, peneliti mencari metode yang tepat untuk mengatasi
kesulitan menulis AS. Metode analisis glass dipilih karena konsep pemecahan suku kata
membantu siswa mengingat huruf satu per satu, merangkainya menjadi kata, dan akhirnya
membentuk kalimat. Treatment pembelajaran menulis awal dengan metode analisis glass
dilakukan sebanyak 3 kali, fokus pada pemahaman konsep huruf dan penyatuan suku
kata. Perkembangan yang signifikan terlihat dalam pembelajaran AS setelah treatment,
tercermin dari peningkatan nilai pada soal yang diberikan setelah penerapan metode
analisis glass.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus yaitu dalam penelitian ini
peneliti memusatkan pada suatu kasus yaitu bagaimana cara meningkatkan kemampuan
menulis permulaan pada siswa SD kelas 1. Dalam penelitian ini peneliti mengambil salah
satu subyek penelitian yang memiliki nilai rendah dikelas dalam pelajaran bahasa
Indonesia. Kemudian penelitian ini digabung dengan study pustaka yang merupakan
sebuah gagasan yang telah peneliti lakukan sebelumnya.
Penelitian studi kasus memiliki tujuan untuk memberikan sebuah gambaran yang
mendalam dan mendetail tentang sebuah permasalahan. Dalam hal ini yaitu memberikan
gambaran kepada guru tentang kesulitan menulis permulaan dan metode yang tepat dalam
memberikan pembelajaran kepada siswa yang memiliki kesulitan menulis sehingga akan
memperbaiki nilai akademik siswa. Serta akan menjadi pedoman pembelajaran yang baik
bagi orangtua siswa dirumah. Pembelajaran yang berkesinambungan antara sekolah dan
rumah dimana guru dan orangtua memberikan suatu perlakukan yang sama.
KESIMPULAN
Setiap individu memiliki tingkat kesulitan pembelajaran yang berbeda, memerlukan
dukungan dari berbagai faktor seperti peran orangtua dan guru, serta lingkungan
pembelajaran yang mendukung. Peningkatan kemampuan menulis awal sangat penting
dalam proses pembelajaran, karena menulis memegang peran sentral dalam
menyampaikan pesan dan informasi. Kesulitan menulis dapat berdampak negatif pada
nilai akademik siswa.

Dalam penelitian terhadap siswa berinisial AS, peneliti menggunakan metode analisis
glass sebagai solusi atas kesulitan menulis yang dihadapi AS. Metode ini memfokuskan
pada pemecahan suku kata, membantu siswa mengingat huruf satu per satu,
merangkainya menjadi kata, dan akhirnya membentuk kalimat. Tindakan pembelajaran
dengan metode analisis glass memberikan hasil positif, terlihat dari perkembangan yang
signifikan pada nilai yang meningkat setelah penerapan metode ini.
DAFTAR PUSTAKA
Beni, A.,S. (2007). Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Bimo, W. (1980). Bimbingan Penyuluhan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM
Depdiknas. (2008). Sistem Baille Indonesia Bidang Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdiknas
Mulyono, A. (1995). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: IKIP Jakarta
Press
Munawir, Y. (2003). Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: Tiga
Serangkai

Anda mungkin juga menyukai