Makalah K11 Materi PAI
Makalah K11 Materi PAI
Makalah K11 Materi PAI
DOSEN PENGAMPU
Drs.H.Sarmidin,M.Pd.I
SEMESTER/KELAS
III/3B
1
1444 H/2023 M
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Alhamdulillah Penulis ucapkan dari lubuk hati atas kehadirat Allah yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Sholawat
berangkaikan salam marilah kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Makalah yang berjudul “Jual beli dan riba" ini semoga dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. penulis menyadari bahwa yang penulis tulis ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Dan oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya masukan dari para pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Makalah ini, supaya lebih baik untuk masa yang akan
datang.
penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Jual Beli 3
2.2 Hukum Jual Beli 4
2.3 Rukun Jual Beli 4
2.4 Khiyar Jual Beli
2.5 Pengertian Riba dan Macam-macam Riba 5
BAB III PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Islam, jual beli dan riba memiliki peran yang sangat penting dan berbeda. Yang
mana jual beli merupakan transaksi yang diperbolehkan dan diatur dalam hukum islam.dalam
jual beli ini adanya pertukaran barang atau jasa dengan nilai yang setara dan disepakati oleh
kedua belah pihak. Pada jual beli ini dianggap halal selama memenuhi syarat dan ketentuan
yang ditetapkan syariah Islam, seperti adanya kesepakatan antara kedua belah pihak,barang
yang diperjualbelikan haruslah jelas, dan transaksi harus bebas dari unsur penipuan. Sedangkan
riba merupakan praktek yang dilarang dalam Islam,yang mana pratek ini mengenakan bunga
atau keuntungan berlebihan dalam transaksi keuangan. Riba dianggap tidak adil dan merugikan
salah satu pihak, biasanya pihak yang lebih lemah.
Namun, dalam prakteknya banayk transaksi keuangan modern yang melibatkan bunga,
seperti pinjaman dan hipotek. Hal ini bisa menjadi area abu-abu, dan banyak bank dan lembaga
keuangan Islam telah mencari cara untuk melakukan transaksi ini dengan cara yang sesuai
dengan hukum Islam. Oleh karena itu, makalah ini berjudul jual beli dan riba.
1
2. Untuk Mengetaui Hukum Jual Beli
3. Untuk Mengetahui Rukun Jual Beli
4. Untuk Mengetahui Khiyar dalam Jual Beli
5. Untuk Mengetahui Pengertian Riba dan Macam-macam Riba
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa,
Dalam Al-Sunnah dijelaskan bahwa usaha yang utama adalah hasil karya tangan
seseorang dan jual beli yang baik. Dalam hadits lain dijelaskan: "Al-Bay'âni ni al-khiyar
1 Dalam beberapa kamus disebutkan bahwa bay' merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata kerja
(fi'il) ba'ata, yang berarti malaka wa isytara ( memiliki dan memberi ). Kata isytara adakalanya mencakup
dua makna itu juga. Kata bay' juga bisa berarti mengulurkan tangan, diambil dari kata al-bâ'u. Dikatakan
demikian karena kedua belah pihak yang terlibat dalam jual beli saling mengulur tangan mereka untuk
mengambil dari pembeli.
3
mâ lam yatafarraqâ (Penjual dan pembeli keduanya mempunyai hak untuk menentukan
transaksi selama keduanya belum berpisah).
Ulama telah sepakat bahwa berniaga itu diperbolehkan secara total, selama
tidak mengabaikan dan meninggalkan perbuatannya-perbuatan wajib. Apabila
menyebabkan pelakunya meninggalkan kewajiban, maka perniagaan itu yang demikian
dilarang oleh agama (Q.S. Al-Jum'ah:9).
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُنْو ِدَي ِللَّص ٰل وِة ِم ْن َّيْو ِم اْلُج ُمَعِة َفاْس َع ْو ا ِاٰل ى ِذ ْك ِر ِهّٰللا َو َذ ُروا اْلَبْيَۗع ٰذ ِلُك ْم َخْيٌر َّلُك ْم ِاْن ُكْنُتْم
َتْع َلُم ْو َن
Artinya:. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk
melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Begitu juga transaksi jual beli dalam rangka membantu kemaksiatan atau
mengakibatkan hal-hal yang sama dengan tujuan, sebgaimana disebutkan dalam surat
Al-Maidah ayat 2: "....dan bertolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa,
dan jangan bertolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan."
ٰۤا
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل ُتِح ُّلْو ا َش َع ۤا ِٕىَر ِهّٰللا َو اَل الَّشْهَر اْلَحَر اَم َو اَل اْلَهْد َي َو اَل اْلَقۤاَل ِٕىَد َو ٓاَل ِّم ْيَن اْلَبْيَت اْلَحَر اَم َيْبَتُغ ْو َن
َفْض اًل ِّم ْن َّرِّبِهْم َو ِر ْض َو اًناۗ َو ِاَذ ا َح َلْلُتْم َفاْص َطاُد ْو اۗ َو اَل َيْج ِرَم َّنُك ْم َشَنٰا ُن َقْو ٍم َاْن َص ُّد ْو ُك ْم َع ِن اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم َاْن َتْعَتُد ْۘو ا
َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-
syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang
diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu
telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai
kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
4
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah sangat berat siksaan-Nya.
Transaksi jual beli yang diharamkan syariat di antaranya jual beli arak, narkotik,
bangkai, lemak bangaki, babi , berhala dan semua jenis transaksi yang mengandung
unsur penipuan, penggelapan atau berdampak negatif bagi orang Islam atau bagi ilmu
pengetahuan. Hal ini akan membawa perpecahan ikatan persaudaraan seperti yang
dikuatirkan Nabi. Dalam salah satu sabda Rasul dijelaskan:
Dari Jabir bin 'abd Allah; ia mendengar Rasulullah bersabda "Allah dan Rasul-
Nya telah mengharamkan jual beli arak narkotik, bangkai, lemak bangkai, babi, berhala-
hala ." Pendapatmu mengenai lemak bangkai? Sebab lemak itu dapat dipergunakan
untuk mengecat perahu, memminyaki kulit; dan orang-orang dapat menggunakannya
buat penerangan." Beliau menjawab: "Tidak boleh. Itu hara,. " Kemudian pada waktu
itu beliau bersabda pula: "Terkutuklah orang-orang Yahudi. ketika Allah mengharamkan
lemak bangkai, mereka melumatkannya lalu menjualnya dan memakan dari
penjualannya itu."
Dalam sabdanya yang lain, sebagai yang diriwayatkan Muslim, dijelaskan: "Nabi
melarang memperjualbelikan barang yang mengandung tipu daya."
5
barang dan pembeli menerimanya setelah membayar dengan harta yang telah
disepakati bersama. Setiap rukun tersebut mempunyai syarat-syarat tertentu.
1. Syarat Penjual dan Pembeli
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi penjual dan pembeli.
● Berakal sehat. Orang gila atau bodoh tidak sah jual belinya. sebab
ia di bawah kekuasaan walinya. ( Q.S. Al-Nisa:5 )
َو اَل ُتْؤ ُتوا الُّس َفَهۤا َء َاْم َو اَلُك ُم اَّلِتْي َجَعَل ُهّٰللا َلُك ْم ِقٰي ًم ا َّو اْر ُز ُقْو ُهْم ِفْيَها َو اْك ُسْو ُهْم َو ُقْو ُلْو ا َلُهْم
َقْو اًل َّم ْع ُرْو ًفا
● Baliq (dewasa). Anak kecil tidak sah jual belinya. Dalam sebuah
hadis dijelaskan: "ada tiga golongan yang terbebas dari hukum:
orang yang tidur Sampai ia bangun, orang gila sampai ia sembuh,
dan anak-anak hingga ia dewasa."
● Atas dasar kemauan sendiri. Menjual atau membeli sesuatu atas
paksaan orang lain tidak sah hukumnya. Dalam sebuah hadis
dijelaskan: " jual beli itu hanay sah dengan suka sama suka".
● Tidak mubazir; karena Allah telah melarangnya. (Q.S. Al-isra : 26-
27)
َو ٰا ِت َذ ا اْلُقْر ٰب ى َح َّقٗه َو اْلِم ْس ِكْيَن َو اْبَن الَّسِبْيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ ْيًرا
6
Artinya :Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.(26)
ِاَّن اْلُمَبِّذ ِرْيَن َك اُنْٓو ا ِاْخ َو اَن الَّشٰي ِط ْيِن ۗ َو َك اَن الَّشْيٰط ُن ِلَر ِّبٖه َك ُفْو ًرا
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah
saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. (27)
7
dan makna. Yang terpenting adanya saling rela yang direalisasikan dalam
mempermilikan. Misalnya ". Ucapan pembeli misalnya: "Aku beli", "Aku
ambil, "Aku terima" dan sebagainya. Menurut sebagian ulama, ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam ijab dan Qabul.
● Ucapan ijab dan qabul harus bersambung. Artinya, setelah si
penjual mengucapkan ijab, si pembeli hendaklah mengucapkan
qabul.
● Ada persesuaian antara ijab dan qabul; jika tidak ada kesesuaian,
akad jual-belinya tidak sah, misalnya si penjual berkata "Saya jual
kain ini seharga Rp. 20.000, lalu si pembeli berkata "Saya beli
(terima) baju ini seharga Rp. 10.000,"
● Ijab dan qabul tidak disangkut-pautkan dengan yang lain.
Misalnya, si penjual berkata, "jika saya jadi pergi, saya jual barang
ini sekian". Atau, si pembeli berkata, " saya beli barang ini dengan
harga sekian kalau hujan turun ".
● Ijab dan qabul tidak boleh memakai jangka waktu. Misalnya, kata
si penjual: "Saya jual barang ini kepada anda dengan harga sekian
dalam waktu seminggu atau sekian".
8
a. Bernilai sosial, yaitu membantu kebutuhan orang banyak saling menolong
dalam kehidupan bermasyarakat sebagimana yang disinyalir dalam surat
Al-Maidah ayat 2.
ٰۤا
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل ُتِح ُّلْو ا َش َع ۤا ِٕىَر ِهّٰللا َو اَل الَّشْهَر اْلَحَر اَم َو اَل اْلَهْد َي َو اَل اْلَقۤاَل ِٕىَد َو ٓاَل ِّم ْيَن اْلَبْيَت اْلَحَر اَم
َيْبَتُغ ْو َن َفْض اًل ِّم ْن َّرِّبِهْم َو ِر ْض َو اًناۗ َوِاَذ ا َح َلْلُتْم َفاْص َطاُد ْو اۗ َو اَل َيْج ِر َم َّنُك ْم َشَنٰا ُن َقْو ٍم َاْن َص ُّد ْو ُك ْم َع ِن
اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم َاْن َتْعَتُد ْۘو ا َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن
َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب
9
d. Berjual-beli dengan jujur, baik, benar, dan sabar serta memberikan
pelayanan secara memuaskan akan mendapat simpati orang dan
menumbuhkan rasa persaudaraan.
10
Khiyar syarat boleh dilakukan dalam setiap jual beli, kecuali jual
beli yang penyerahannya dilakukan di tempat jual beli. Masa kiyar
syarat paling lama 3 hari 3 malam, terhitung mulai akad jual beli
dilakukan. Nabi bersabda, "Engkau boleh memilih (khiyar) dalam
setiap barang yang telah engkau beli selama 3 hari 3 malam."
3. Khiyar 'albi, yaitu khiyar yang si pembeli boleh mengembalikan
barang yang dibelinya dan si penjual boleh menerimanya apabila
barang yang dibeli itu terdapat cacat yang mengurangi nilai
(harga) orang itu.
Adapun cacat yang terjadi pada barang setelah akad, dan barang itu belum
diterima si pembeli, maka barang itu masih dalam tanggungan si penjual. Jika barang
yang cacat tadi sudah diterima si pembeli, makasih pembeli boleh mengembalikan
barang itu dan menarik lagi uang harganya dari si penjual. Jika terjadi kerusakan barang
sewaktu di tangan pembeli dan barang itu akan dikembalikan kepada si penjual,
makasih pembeli harus bertanggung jawab atas kerusakan barang tersebut. Kalau
barang itu hilang oleh si pembeli, maka ia harus menggantinya sebab yang bertanggung
jawab terhadap barang itu adalah si pemegang. Nabi bersabda, "biaya barang itu
tanggung jawab pemegangnya."
Khiyar mengandung beberapa hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1) Menghindarkan terjadinya penyesalan bagi kedua belah pihak, penjual
dan pembeli, atau salah satunya. Jadi, meskipun materi rugi, dari segi
pertolongan, pihak yang mencabut telah melakukan sifat terpuji sebagai
wujud dari rasa kepedulian dan kemanusiaan.
2) Memperkecil kemungkinan terjadinya penipuan dalam jual beli sebab
dengan adanya khiyar, pihak pembeli lebih leluasa untuk memilih dan
menentukan barang yang akan dibelinya.
3) Mendidik para penjual dan pembeli agar bersikap hati-hati, cermat, dan
teliti dalam bertransaksi.
11
4) Menumbuhkan sikap toleransi antara kedua belah pihak.
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاْن ُكْنُتْم ِفْي َر ْيٍب ِّم َن اْلَبْع ِث َفِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن ُتَر اٍب ُثَّم ِم ْن ُّنْطَفٍة ُثَّم ِم ْن َع َلَقٍة ُثَّم ِم ْن ُّم ْض َغ ٍة ُّم َخ َّلَقٍة َّو َغْيِر ُم َخ َّلَقٍة ِّلُنَبِّيَن َلُك ْۗم
َو ُنِقُّر ِفى اَاْلْر َح اِم َم ا َنَش ۤا ُء ِآٰلى َاَجٍل ُّمَس ًّمى ُثَّم ُنْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ُثَّم ِلَتْبُلُغْٓو ا َاُش َّد ُك ْۚم َوِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَتَو ّٰف ى َوِم ْنُك ْم َّم ْن ُّيَر ُّد ِآٰلى َاْر َذ ِل اْلُع ُم ِر ِلَكْياَل
ْۢن ۤا ۗا ْۢن
َيْع َلَم ِم َبْع ِد ِع ْلٍم َش ْئًـ َو َتَر ى اَاْلْر َض َهاِم َد ًة َفِاَذ ٓا َاْنَز ْلَنا َع َلْيَها اْلَم َء اْهَتَّزْت َو َرَبْت َو َا َبَتْت ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍۢج َبِهْيٍج
Artinya : Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia
tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi
subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.
12
2.6 Macam-Macam Riba
Menurut para ulama, riba ada empat macam sebagai berikut:
a. Riba Fadhli, yaitu tukar menukar barang sejenis yang barangnya sama,
tetapi jumlahnya berbeda. Misalnya menukar 10 kg beras dengan 11 kg
beras. Barang yang sejenis, misalnya beras dengan beras, uang dengan
uang, emas dengan emas.
b. Riba Wardi, yaitu utang piutang dengan menarik keuntungan bagi
piutangnya. Misalnya, seorang berhutang Rp25.000 dengan perjanjian
akal dibayar Rp26.000, ; atau seperti rentenir yang meminjamkan
uangnya dengan pengembalian 30% per bulan.
c. Riba yadh, yaitu jual beli yang dilakukan seseorang sebelum menerima
barang yang dibelinya dari si penjual tidak boleh menjualnya lagi kepada
siapapun, sebab barang yang dibeli belum diterima dan masih dalam
ikatan jual beli yang pertama.
d. Riba nasa'i, yaitu melebihkan pembayaran barang yang diperjualbelikan
atau diutangkan karena dilambatkan waktu pembayarannya. Misalnya,
menjual emas seharga Rp20.000 jika dijual kontan, tetapi dijual Rp30.000
jika diangsur (kredit).
Adapun barang-barang yang berlaku padanya riba adalah emas, perak, dan
makanan yang mengenyangkan atau yang dapat mengenyangkan. Jual barang seperti
itu, kalau sama barangnya seperti emas dengan emas, gandum dengan gandum,
disyaratkan tiga hal, yaitu tunai, timbang terima, dan sama timbangannya. Jika berlainan
jenis illat ribanya, seperti emas dan perak boleh tidak sama timbangannya, tetapi mesti
tunai dan timbang terima. Boleh dijual bagaimana saja seperti barang yang lain, berarti
tidak disyaratkan dari tiga syarat tadi.
13
Sebagaimana dalam jual beli, dalam pengharaman riba ini terdapat beberapa
hikmah, diantaranya sebagai berikut:
a. Agar manusia mengetahui usaha yang dihalalkan dan yang diharamkan
yang mereplikasi terhadap perilaku keseharian mereka.
b. Sebagai bukti bahwa orang yang beriman dan bertakwa senantiasa
meninggalkan barang riba.
c. Agar manusia menjauhi barang riba baik langsung atau tidak langsung.
d. Dalam rangka kepedulian sosial, maka pengharaman riba dapat
menghindarkan diri dari pemerasan dan penindasan kaum rentenir
terhadap kelompok-kelompok manusia yang ekonominya lemah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jual beli, secara etimologis, berarti saling menukar. Kata al-bai' (Jual beli) dan al-syirâ'
(beli) dipergunakan dalam pengertian yang sama. Jual beli, menurut asalnya, telah
diperbolehkan dalam Islam bersandarkan Al-Qur'an, Al-Sunnah, dan ijma' ulama. Adapun
Ayat yang membolehkan jual beli di antaranya surat Al-Baqarah ayat 2.Menurut ulama fikih,
14
rukun jual beli ada tiga, yaitu penjual dan pembeli, benda (barang) yang diperjualbelikan,
dan ijab qabul (transaksi). Sedangkan riba Secara etimologis, riba berarti tambahan (al-
ziyâdah). Dalam kamus rabbaan, yakninzada wa namay, yang berarti tumbuh dan
berkembang. Ada beberapa riba yakni ; Riba Fadhli, Riba Wardi,Riba yadh, dan Riba nasa'i.
3.2 Saran
Penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca sangat saya butuhkan untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.dinus.ac.id/18852/9/bab1_17898.pdf
Supiana,M.Karman.2012.Materi Pendidikan Agama Islam.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Offset.
15
16