Analisis Hubungan Harapan Karier Perawat B8c00da0
Analisis Hubungan Harapan Karier Perawat B8c00da0
1, SEPTEMBER 2010 79
Abstrak
Keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan merupakan unsur penting dalam mendukung tercapainya peningkatan pelayanan
rumah sakit. Sebagai konsekuensinya pelayanan keperawatan harus didukung oleh tenaga
keperawatan yang profesional. Salah satu upaya utuk meningkatkan profesionalisme
keperawatan adalah melalui pengembangan karier keperawatan, karena karier merupakan
harapan dari kehidupan kerja perawat yang erat hubungannya dengan prestasi kerja.
Desain penelitian yang digunakan untuk menganalisis hubungan harapan karier dengan
prestasi kerja adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat
pelaksana di RSUD Swadana Jombang dari 168 perawat pelaksana yang memenuhi syarat
sebanyak 128 orang. Berdasarkan hasil analisis didapatkan proporsi harapan karier dan
prestasi kerja pelaksana pelaksana di RSUD Swadana Jombang tergolong rendah, dari 128
responden 53,9% mempunyai harapan karier rendah dan 55,5% mempunyai prestasi kerja
rendah. Hasil analisis korelasional terdapat hubungan yang bermakna anatara harapan
karier dengan prestasi kerja, namun ada kecenderungan perawat pelaksana yang
mempunyai harapan karier tinggi mempunyai prestasi kerja rendah. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka untuk meningkatkan prestasi kerja perawat pelakana hendaknya
manajemen rumah sakit melakukan perencanaan dan pengembangan karier individu dan
organisasi, serta mendesain lingkungan kerja keperawatan melalui model praktek
keperawatan profesional (MPKP).
Hasil Penelitian
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 87
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Perawat Pelaksana Berdasarkan
Karakteristik dan Prestasi Kerja di RSUD Swadana Jombang 2005
Pola hubungan antara lama kerja dengan Pada tabel 1 memperlihatkan hubungan
prestasi kerja dari hasil penelitian jenis kelamin perawat pelaksana dengan
diperoleh informasi bahwa perawat prestasi kerja. Hasil analisis melalui tabel
pelaksana yang mempunyai lama kerja silang dapat diketahui bahwa ada
lebih dari 6 tahun mempunyai proporsi kecenderungan perawat pelaksana dengan
prestasi kerja tinggi sebesar 51,7%, jenis kelamin wanita mempunyai proporsi
sedangkan perawat pelaksana yang prestasi kerja lebih tinggi dibandingkan
mempunyai lama kerja kurang dari 6 pria, dimana sekitar 43(53,8%) dari 80
tahun mempunyai proporsi lebih rendah, perawat pelaksana wanita mempunyai
yaitu sebanyak 38,2%. Dengan demikian nilai prestasi kerja tinggi, sedangkan
perawat pelaksana yang mempunyai masa hanya 14((29,2%) dari 48 perawat pria
kerja lebih lama ada kecenderungan yang mempunyai nilai prestasi kerja
mempunyai prestasi kerja yang lebih baik tinggi.
dibandingkan dengan perawat pelaksana
yang sedikit lama kerjanya.
88 JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010
Tabel 2
Distribusi frekuensi perawat pelaksana berdasarkan harapan karier(total)
dan prestasi kerja di RSUD Swadana Jombang 2005
Harapan karier perawat pelaksana diduga Kenyataan tersebut didukung oleh hasil
mempunyai hubungan dengan prestasi analisis, nilai p-value = 0,000, yang
kerja. Hasil penelitian membuktikan berarti bahwa ada hubungan yang
bahwa dari 69 responden yang bermakna antara harapan karier perawat
mempunyai harapan karier tinggi hanya pelaksana dengan prestasi kerja, dengan
1(1,7%) mempunyai nilai prestasi kerja nilai OR= 0,004 artinya perawat
tinggi, sedangkan dari 59 responden yang pelaksana yang mempunyai harapan
mempunyai harapan karier rendah karier yang tinggi berpeluang untuk
didapatkan mempunyai prestasi kerja berprestasi kerja tinggi 0,004 kali
tinggi 56(81,2%). Dengan demikian dapat dibandingkan dengan perawat pelaksana
dijelaskan bahwa perawat pelaksana yang mempunyai harapan karier rendah.
dengan harapan karier tinggi terdapat
kemungkinan berprestasi kerja lebih
rendah dibandingkan perawat pelaksana Pembahasan
yang mempunyai harapan karier rendah.
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 89
Hubungan Harapan Karier Perawat Secara proporsi dapat dilihat bahwa dari
Pelaksana dengan prestasi kerja 69 perawat pelaksana yang mempunyai
Berdasarkan analisis univariat dalam harapan karier tinggi hanya 1(1,7%)
penelitian ini mendiskripsikan bahwa memperoleh nilai prestasi kerja tinggi.
harapan karier perawat pelaksana Dengan demikian fakta ini menunjukkan
mencakup komponen identitas karier, adanya kecenderungan perawat pelaksana
pandangan terhadap karier, ketahanan dengan harapan karier yang tinggi justru
karier, kebijakan karier, desain pekerjaan, proporsi didapat tinggi pada prestasi kerja
keterpaduan kelompok, pengembangan yang rendah. Informasi tersebut tidak
karier, dan kompensasi sekitar (53,9%) konsisten dengan teori Atkinson dalam
dari 128 responden mempunyai harapan Stoner (1994) yang berpendapat bahwa
karier yang rendah sedangkan (46,1%) semua orang dewasa yang sehat
mempunyai harapan karier tinggi. mempunyai cadangan energi potensial.
Bagaimana energi ini dilepaskan dan
digunakan tergantung pada kekuatan
Harapan karier merupakan kekuatan suatu kebutuhan atau motif dasar yang
kecenderungan untuk bertindak dalam bersangkutan, harapannya akan berhasil,
suatu cara tertentu bergantung pada dan nilai rangsangan yang melekat pada
kekuatan suatu pengharapan, atau tujuan tersebut. Teori Akinson ini
individu akan dimotivasi untuk menghubungkan perilaku dengan kinerja,
menjalankan tingkat upaya tertinggi bila tiga dorongan dasar yang sangat berbeda
ia meyakini upaya tersebut akan diantara para individu : motif berprestasi,
menghantarkan pada suatu penilaian motif kekuasaan, dan motif berafiliasi
prestasi terbaik (Robbin, 2000). Menurut atau hubungan yang akrab dengan orang
teori pengharapan Victor Vroom dalam lain. Lebih lanjut Mc. Clelland dalam
Vecchio (1995) menyatakan bahwa Kolb (1974) motif yang kuat untuk
motivasi ditentukan oleh hasil yang berprestasi – keinginan untuk berhasil
diharapkan seseorang diperoleh sebagai atau unggul dalam situasi persaingan –
akibat dari tindakannya. Dengan berhubungan dengan sejauhmana individu
demikian perawat yang mempunyai dimotivasi untuk menjalankan tugas-
harapan karier yang tinggi dapat tugasnya. Dengan demikian, individu
diasumsikan bahwa mereka mempunyai yang mempunyai motif berprestasi yang
motivasi yang tinggi untuk mencapai tinggi cenderung sangat dimotivasi oleh
prestasi karier yang diinginkan. Harapan situasi kerja yang bersaing dan penuh
karier yang tinggi akan mencapai suatu tantangan, sebaliknya orang yang
prestasi yang tinggi bila situasi mempunyai motif berprestasi rendah
lingkungan kerja mendukung tercapainya cenderung berpretasi jelek dalam situasi
harapan tersebut. kerja yang kompetitif dan penuh
tantangan. Mc. Clelland membuktikan
dalam penelitiannya bahwa ada korelasi
90 JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010
yang kuat antara motif berprestasi dengan pelatihan dan seminar yang dilaksanakan
kinerja yang tinggi. di RSUD Swadana Jombang diperoleh
informasi dari 88 kegiatan seminar dan
pelatihan hanya 27% dialokasikan untuk
Pada kesimpulan hasil penelitian keperawatan.
hubungan antara harapan karier dengan
prestasi kerja diperoleh, ada hubungan
antara harapan karier dengan prestasi Kepuasan kerja perawat pelaksana
kerja, namun harapan karier yang tinggi rendah. Asumsi ini didasarkan pada teori
justru mempunyai proporsi tinggi pada pengharapan karier model rasionalitas
prestasi yang rendah menurut asumsi retrospektif bahwa seseorang lebih
peneliti kondisi tersebut kemungkinan banyak menghabiskan waktunya untuk
disebabkan oleh : Adanya keterbatasan menangani akibat dari tindakan dan
kemampuan perawat pelaksana dalam keputusan mereka, dari pada
melaksanakan kegiatan atau tugas-tugas menghabiskan waktu yang tersisa untuk
yang berhubungan dengan keperawatan. memikirkan perilaku dan kepercayaan
Keterbatasan ini meliputi pengetahuan masa depan. Dalam hal ini seseorang
dan keterampilan teknis keperawatan. semakin meragukan lingkungan kerjanya,
Asumsi ini didasarkan pada teori harapan maka semakin besar pekerja akan
Vroom dalam Gitosudarmo(2000), bersandar pada perbandingan sosial dan
menurut model ini, bahwa prestasi kerja perilaku masa lalu untuk menilainya.
adalah kombinasi perkalian antara Dengan demikian bila seseorang pada
kemampuan ,usaha, keterampilan dan masa lalunya mempunyai pengalaman
kejelasan tugas dan tanggung jawab(role kurang menyenangkan dengan hasil yang
perception). Jika seseorang memiliki diterima mengenai prestasi yang diraih,
persepsi peran yang jelas atau memahami maka selanjutnya individu tersebut akan
tugas dan tanggung jawabnya, memiliki merubah perilaku barunya, menyesuaikan
keterampilan dan keahlian yang dengan prestasi karier yang diterima
diperlukan dan jika mereka termotivasi (Timpe, 2000).
menggunakan usahanya/kemampuannya,
maka menurut model ini prestasinya baik.
Pada hasil penelitian ini harapan karier Menurut teori valensi prestasi kerja
perawat tinggi namun mempunyai menghasilkan imbalan intrinsik dan
prestasi kerja rendah, kemungkinan yang ekstrinsik. Teori ini meramalkan bahwa
terjadi adalah perawat pelaksana tingkat kepuasan ditentukan oleh
mempunyai motivasi tinggi namun tidak kebijakan organisasi oleh imbalan
didukung oleh kemampuan dan ekstrinsik dan intrinsik. Kepuasan juga
ketrampilan yang dimiliki sehingga dipengaruhi apakah imbalan-imbalan
prestasi kerjanya rendah. Fakta lain yang tersebut dirasakan adil atau tidak.
mendukung asumsi ini adalah program Kepuasan merupakan umpan balik yang
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 91
Mangkunegara,P.A.(2001). Manajemen
Stoner,J.A.F.& Freeman,R.E.(1999).
Sumber Daya Manusia
Manajemen.
Perusahaan. Bandung, PT.
Terj.Bakowatun,dkk. Jakarta:
Remaja Rosda Karya.
Intermedia.
Moekijat (1996). Perencanaan dan Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Edisi
Pengembangan Karier keenam, Bandung :
Pegawai. Cetakan Kedua. Penerbit”Tarsito”
Bandung , CV. Remadja Swansburg, R.C. (2000). Pengantar
Karya. Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan
Monica, E. L. (1998). Kepemimpinan dan untuk Perawat Klinis.
Manajemen Keperawatan. Terjemahan. Jakarta, EGC.
Terj. Jilid I.
Swansburg, R.C.& Swansburg,J.R.
(1999). Introductory
Management and Leadership
94 JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010