Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN RELIGIUSITAS TERHADAP

PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA EKONOMI SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH

SELIA ANGGRAINI
NIM: 1910402060

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM ( FEBI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) KERINCI

TA. 2022/1443 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

PENDAHULUAN...................................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Indikasi Masalah..............................................................................................7

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................7

1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................7

1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................................7

BAB II.....................................................................................................................9

LANDASAN TEORI..............................................................................................9

2.4 penelitian relevan......................................................................................16

2.5 kerangka konseptual..................................................................................19

2.6 Hipotesis Penelitian....................................................................................19

BAB III..................................................................................................................20

METODE PENELITIAN....................................................................................20

3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................20

i
3.2 Ruang Lingkup Dan Lokasi Penelitian....................................................20

3.3 Definisi Operasional Variabel...................................................................20

3.4 Populasi dan Sampel.............................................................................21

3.4.1 Populasi....................................................................................................21

3.4.2 Sampel......................................................................................................21

3.4.4 Teknik Pengambilan Sampel...................................................................22

3.5 Jenis Data...............................................................................................22

3.6 Sumber Data..........................................................................................23

3.7 Teknik Pengumpulan Data........................................................................23

3.8 Instrumen Penelitian..................................................................................24

3.9 Uji Instrumen Penelitian.......................................................................25

3.9.1 Uji Validitas...........................................................................................25

3.9.2 Uji Reliabilitas.......................................................................................27

3.10 Uji Asumsi Klasik..............................................................................28

3.10.1 Uji Normalitas.....................................................................................28

3.10.2 Uji Heteroskedasitas...........................................................................28

3.10.3 Uji Multikolinearitas............................................................................28

3.11 Teknik Analisis Data................................................................................29

3.11.1 Analisis Regresi Liner Berganda.............................................................29

3.11.2 Uji Determinasi....................................................................................30

ii
3.12 Uji Hipotesis...........................................................................................31

3.12.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)...................................................................31

3.12.2 Uji Secara Bersama-sama (Uji F).......................................................31

iii
iv
PENDAHULUAN

BAB I

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini para remaja yang berusia 13 – 21 tahun, remaja yang

sedang berada dalam fase peralihan dan pencarian jati diri, para remaja pasti

akan mengalami proses dalam tingkah lakunya, dimana pada saat ini para

remaja mencari bahkan melatih pola diri untuk mencapai suatu kegiatan

yang menurut dia baik. Sehingga pada masa remaja mudah terpengaruh oleh

orang- orang disekeliling baik itu yang positif maupun negative. (chita,

2015: 297).

Pada masa sekarang para remaja sangat update terutama tentang

mode yang selalu berubah dari tahun ke tahun, sehingga para remaja

sekarang sangat agresif ketika menginginkan sebuah barang, hal ini

menyebabkan para remaja tidak berfikir ketika ingin membeli suatu barang.

Hal ini akan terus mengakar didalam hidup mereka, dan jika

tidakdikendalikan para remaja akan menjadi orang dewasa jika tidak

ditangani dan jika perilaku konsumtif mereka tidak bisa dikendalikan.

Perilaku konsumtif merupakan perilaku dalam membelanjakan

barang yang bukan kebutuhan melainkan keinginan semata. (Saputri, 2017).

1
Perilaku konsumtif terkesan boros dan tidak bisa mengendalikan

keuangan yang baik. (Dikria & Mintarti, 2016: 128).

Gaya hidup konsumtif dominan di perlihatkan oleh remaja, dan juga

termasuk mahasiswa, mahasiswa yang seharusnya bisa mengendalikan diri

terhadap hal yang bersifat tidak baik. Dan sebagai mahasiswa seharusnya

sibuk dengan menambah pengetahuan, keterampilan, dan keahlian serta

kegiatan yang membawa mereka kegiatan yang positif. sehingga mereka

mempunyai orientasi untuk masa depan dan bermanfaat bagi mereka dan

bagi bangsa.

Perilaku konsumtif ini membuat mereka secara perlahan baik secara

kelompok maupun individu membawa mereka kearah yang negative, sedikit

demi sedikt berubah karena adanya kegiatan konsumtif yang takter

kendalikan.

Mahasiswa yang merupakan bagian dari remaja ini juga akan

dianggap mengikuti perkembangan zaman dan mendapat “label” yang dapat

mengangkat harga dirinya apabila telah memakai dan membeli barang

dengan merk terkenal. (Anggraeni & Mariyanti, 2014: 35).

2
2

Literasi keuangan merupakan kombinasi dari kesadaran,

pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang perlu dimiliki

seseorang untuk membuat keputusan keuangan yang sehat dan akhirnya

mencapai kesejahteraan keuangan individu (Opletalova, 2015: 1176).

Dengan pemberdayaan konsumen melalui literasi keuangan diyakini akan

mendukung upaya pencapaian stabilitas sistem keuangan, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang lebih inklusif.

Pengetahuan akan literasi keuangan sebagai masyarakat, literasi keuangan

sudah seharusnya tertanam dalam diri dan telah menjadi kegiatan sehari-hari

sehingga literasi keuangan ini bisa menjadi life skill yang seharusnya kita miliki

baik secara pribadi maupun kelompok dalam menjalankan kehidupan jangka

pangjang.

Berdasarkan SNLKI tahun 2017, seseorang dapat dikatakan sebagai well

literate apabila memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga, produk dan

layanan jasa keuangan, serta keterampilan dalam mengetahui produk dan layanan

jasa keuangan tersebut.

Disini didunia pendidikan juga sangat penting dalam pembentukan literasi

keuangan dimulai dari pendidikan formal dilingkungan perguruan tinggi dan

informal dilingkungan keluarga.(Lusardi, 2010: 358). Mahasiswa sebagai generasi

milenial harus bisa menghadapi kompleksitas yang dari waktu ke waktu terus

meningkat dalam produk-produk keuangan, pasar dan jasa, akan tetapi hal ini
3

akan membuat para generasi milenial cenderung harus menanggung risiko

keuangan yang lebih dari orang tua mereka.

Hal pertama yang harus diperhatikan seseorang untuk memiliki literasi

keuangan adalah pengetahuan mengenai industri jasa keuangan yang terdiri dari

Perbankan, Asuransi, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun,

Pergadaian dan lembaga jasa keuangan lainnya. Sebagai masyarakat kita perlu

mengetahui apa itu kelembaan industry jasa keuangan sebelum kita mengetahui

produk dan layanan jasa keuangan yang telah disediakan. Pentingnya mengetahui

kelembagaan industri jasa keuangan merupakan suatu keharusan sehingga kita

bisa mengakses dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan.

Hasil survei nasional literasi keuangan pada tahun 2013 dan 2016

menunjukkan kenaikan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kelembagaan

industri jasa keuangan secara umum. Secara keseluruhan pengetahuan terhadap

lembaga jasa keuangan mengalami peningkatan. Industri Perbankan paling

populer di mata masyarakat dan industri Pasar Modal kurang banyak dikenal oleh

masyarakat. Banyaknya masyarakat yang mengetahui industri Perbankan

didukung oleh banyaknya jaringan layanan Perbankan yang tersebar hampir di

seluruh pelosok Indonesia. Selain itu, layanan jasa keuangan yang disediakan

industri Perbankan menyentuh hampir seluruh transaksi keuangan yang

dibutuhkan masyarakat (SNLKI, 2017).

Dalam buku strategi nasional literasi keuangan indonesia 2017,

menyatakan bahwa langkah kedua bagi seseorang setelah mengenal kelembagaan


4

industri jasa keuangan adalah mengetahui produk dan layanan jasa keuangan yang

ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan. Produk tabungan adalah produk yang

paling diketahaui masyarakat karena produk tabungan lebih mudah diperoleh dan

memberikan kita lebih mudah bertransaksi sehari-hari.

bagi masyarakat yang sudah mengetahui lembaga jasa keuangan maupun

produk dan layanan jasa keuangan. masyarakat juga harus mengetahui

karakteristik pada produk dan layanan jasa keuangan. Adapun karakteristik

meliputi manfaat, risiko, fitur, cara memperoleh, biaya, denda, hak dan kewajiban

dari suatu produk dan layanan jasa keuangan. Hal ini diperlukan agar masyarakat

dapat memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai

dengan kebutuhan kita.

(Johnson, 2001: 22). Mendefinisikan agama atau komitmen beragama,

dan sejauh mana komitmen agama seseorang. Iya pun mengakui kebenaran

ajarannya, seperti akhlak dan perilaku seseorang akan mencerminkan agamanya.

Agama merupakan suatu sistem keimanan dan ibadah atau keyakinan manusia

dalam meyakini sesuatu yang luar biasa. Religiusitas dipahami sebagai kualitas

seseorang dalam meyakini agamanya.

Pemahaman religiusitas bagian dari faktor budaya yang berkaitan dengan

agama dalam subkultur hal ini dikatakan menjadi salah satu faktor yang yang

dapat mempengaruhi pembelian konsumen.

Bisa kita lihat ketaatan seseorang kepada tuhannya yaitu jika keyakinan

agamanya baik, tercermin dari perilakunya dalam menjalankan segala perintah


5

allah dan menjauhi larangannya. (Essoo & Dibb, 2004: 683). Kegiatan ini didasari

atas keputusan dalam membeli produk tergantung keimanan individu.

Selain meningkatkan literasi keuangan, pengetahuan dan pemahaman akan

religiusitas juga diperlukan oleh mahsiswa supaya bisa mengendalikan perilaku

yang boros bahkan tercela. Agama sebagai norma yang telah terikat kepada

pemeluknya untuk menjalankan segala perint adan larangannya. Sehingga semua

aktiviats manusia telah diatur penciptanya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Agama Islam mengajarkan kepada para penganutnya untuk tidak berperilaku

boros sebagaimana dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 26

‫َو ٰا ِت َذ ا اۡل ُقۡر ٰب ى َح َّقٗه َو اۡل ِم ۡس ِكۡي َن َو اۡب َن الَّس ِبۡي ِل َو اَل ُتَبِّذ ۡر َتۡب ِذ ۡي ًرا‬

Artinya : “dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang

miskin dan orang yang berada dalam perjalanan. Dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan hartamu secara boros”. Ayat ini mengajarkan kita untuk

tidak berperilaku boros dalam membelanjak barang, karna harta ini hanya titipan.

Jadi terlihat jelas perilaku keuangan sangat berpengaruh terhadap aktivitas

kita sehari-hari baik atau tidaknya pengelolaan keuangan kita tergantung pola

pikir kita dalam mengelola keuangan.

Perilaku konsumtif merupakan orang-orang yang tidak bisa

mengendalikan keinginan yang tidak bermanfaat dan tidak memikirkan apa yang

akan terjadi dimasa mendatang. Perilaku ini sangat tidak baik jika diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku konsumtif ini juga merupakan orang yang
6

tidak pernah puas dalam segala hal baik dalam membelanjakan makanan maupun

barang.

Maka dari itu perilaku konsumtif harus kita imbangi dengan religiusitas

sehingga aktivitas-aktivitas dapat dikendalikan, pengeluaran dan perilaku boros

dalam membelanjakan barang yang tidak bermanfaat.

Secara karakteristik mengarah pada responden individu remaja dan dewasa

apakah perilaku keuangan mereka sudah baik? Apakah dengan religiusitas mereka

bisa mengontrol diri untuk membelanjakan hal yang tidak diperlukan?

Dengan latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat judul “

pengaruh literasi keuangan dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif

mahasiswa ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci

1.2 Indikasi Masalah

Berdasarkan analisis situasi diatas, peneliti menilai masih banyak

mahsiswa yang dalam membelanjakan barang secara berlebihan dan tanpa

memikirkan manfaatnya. Tanpa disadari mahasiswa dengan membelanjakan

barang tersebut membuat mereka tidak memikirkan pengeluaran ataupun

pendapatnnya.

1.3 Rumusan Masalah

a. terdapat pengaruh literasi terhadap perilaku komsumtif mahasiswa ekonomi

syari’ah
7

b. terdapat pengaruh religiusitas terhadap perilaku komsumtif ekonomi syari’ah

c. terdapat pengaruh literasi dan religiusitas terhadap perilaku komsumtif

mahasiswa ekonomi syari’ah

1.4 Tujuan Penelitian

a. untuk mengetahui bagaimana pengaruh literasi terhadap perilaku komsumtif

mahasiswa ekonomi syari’ah

b.untuk mengetahui bagaimana pengaruh religiusitas terhadap perilaku komsumtif

mahasiswa ekonomi syari’ah

c. untuk mengetahui pengaruh literasi dan religiusitas terhadap perilaku

komsumtif mahasiswa ekonomi syari’ah

1.5 Manfaat Penelitian

- teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memahami empiris dalam perilaku

-praktis

Dapat dijadikan referensi oleh pemerintah maupun kampus dalam meningkatkan

literasi keuangan mahasiswa kearah yang positif.

-Bagi peneliti

Bisa menjadi pegangan dalam melakukan kegiatan pengelolaan keuangan sehari-

hari dan memenuhi syarat tugas akhir untuk kelulusan sebagai sarjana
8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teoretis yang Digunakan (Grand Theory)

Teory reasoned action ( TRA) teori ini menjelaskan hubungan

antara sikap (attitude) dan perilaku (behavior) pada tindakan manusia dan

dikembangkan oleh (icek ajzen dan martin fishbein, 1980:103). Dia

menyatakan perilaku seseorang dipengaruhi faktor internal dan eksternal.

faktor internal diantaranya motivasi, pendidikan, pengalaman,. Sementara

faktor eksternal contohnya agama , adat istiadat, budaya, lingkungan, teman

dan orang lain. Mengacu pada teori tersebut variabel literasi keuangan

mewakili factor internal dan religiusitas mewakili faktor eksternal.

2.2 Perilaku Komsumtif (Y)

2.2.1 Definisi Perilaku Konsumtif (Y)

Perilaku konsumtif merupakan perilaku membelanjakan barang yang

tidak ada manfaat ( terkhususnya berkaitan dengan respon terhadap

membelanjakan barang-barang yang tidak dibutuhkan ).

Perilaku konsumtif juga terjadi karena mempunyai keinginan

materialistic, hasrat yang besar untuk memiliki benda-benda yang sesuai

keinginan tanpa memperhatikan kebutuhan benda tersebut. Dan hanya

memenuhi keinginan semata demi kesenangan sementara.

9
10

Namun konsumtif biasanya juga digunakan untuk menunjuk pada

perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai

produksi untuk barang maupun jasa yang tidak dijadikan sebagai kebutuhan

pokok. (Tambunan, 2007; Anugrahati, 2014:105).

Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

komsumtif merupakan gambaran diri kita dalam mengelola keuangan

apakah baik keuangan kita atau sebaliknya, apakah kita bisa membedakan

keinginan dan kebutuhan. Disini telah jelas bahwa perilaku konsumtif

merupakan perilaku yang pengeluarannya bersifat tidak teratur dan boros

hal ini menyebabkan perilaku komsumtif tidak baik dalam aktivitas sehari

hari.

2.2.2 Konsep Perilaku Konsumtif (Y) Dalam Islam

Dalam islam manusia sebagai makhluk hidup yang diciptakan allah

subhanahu wa ta’ala mempunyai skill masing-masing, potensi kehidupan

baik makan, minum bahkan juga kepuasan spiritual yang bersifat material.

Manusia sebagai makhluk sosial diberikan kebebasan dalam

menjalani kehidupan, namun tetap harus terikat dengan perintah allah

sebagaimana firman-nya

‫َيا َأُّيَها الَّناُس ُك ُلوا ِمَّم ا ِفي اَأْلْر ِض َح اَل اًل َطِّيًبا َو اَل َتَّتِبُعوا ُخ ُطَو اِت الَّش ْيَطاِن ۚ ِإَّنُه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُم ِبيٌن‬

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari

apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah


11

syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu

(QS: Al-Baqarah 168).

Allah SWT telah memberi rezeki untuk umatnya. Allah juga telah

memberikan dan membolehkan manusia untuk memakai bahkan memakan

semua ada yang telah disediakan di muka bumi ini, maksud dari makan

yaitu makanan halal, yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan tidak

membahayakan bagi tubuh dan akal pikiran.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

‫ٰي َبِنْٓي ٰا َد َم ُخ ُذ ْو ا ِز ْيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو ُك ُلْو ا َو اْش َر ُبْو ا َو اَل ُتْس ِرُفْو ۚا ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَن‬

Artinya: Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan

(QS. Al-A’raf:31).

Mengenai ayat di atas Ibnu Abbas berkata makan dan berpakaianlah

sesuka kalian asalkan kalian terhindar dari dua sifat berlebih-lebihan dan

sombong.

Hal ini telah diisyaratkan dalam al-qur’an dalam menentukan

batasan-batasan tertentu kkepada umat islam dalam membelanjakan barang

maupun jasa.anugerah yang ada dimuka bumi ini harus kita manfaatkan

dengan sebaik-baiknya untuk menuju kesejahteraan.


12

Rasulullah SAW melarang kita untuk bersifat berlebih-lebihan.

Sesuai dengan sabdanya.

‫ َأْخ َر َج ُه َأُبو َداُوَد َو َأْح َم ُد َو َع َّلَقُه‬. ‫ َو اَل َم ِخ يَلٍة‬، ‫ َو َتَص َّدْق ِفي َغْيِر َسَر ٍف‬، ‫ َو اْلَبْس‬، ‫ َو اْش َر ْب‬، ‫ُك ْل‬

‫َاْلُبَخ اِرُّي‬

Artinya: Makanlah dan bersedekahlah serta berpakaianlah dengan

tidak berlebihan dan sombong. (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Islam mengajarkan kita untuk tidak bersikap berlebih-lebihan,

karena dalam islam memberikan kita cara pandang dunia yang selalu

mepengaruhi kepribadian manusia, baik bentuk perilaku, gaya hidup, selera,

serta sikap terhadap sesama manusia, sumberdaya, dan ekologi. Dalam

konsumsi, pembelanjaan yang dianjurkan dalam islam untuk memenuhi

“kebutuhan” dan dengan cara rasional.

Karakteristik konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam sebagai berikut ini:

a. Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi oleh

sifat kehalalan dan keharaman yang telah digariskan oleh syara.

b. Konsumen yang rasional (mustahlik al-aqlani) senantiasa membelanjakan

pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan

jasmani maupun rohaninya.

Cara seperti ini dapat mengantarkannya pada keseimbangan hidup

yang memang menuntut keseimbangan kerja dari seluruh potensi yang ada,
13

mengingat, terdapat sisi lain di luar sisi ekonomi yang juga butuh untuk

berkembang. Nabi Muhammad saw, mengajarkan kita agar membelanjakan

barang sesuai dengan kebutuhannya sesuai dengan hadis Rasulullah Saw

yang berbunyi :

‫َو َك اَن َأَح ُدَنا ِإَذ ا َأَر اَد ِم ْنُه َشْيًئا َأَخ َذ ِم ْنُه َح اَج َتُه‬

Artinya: Dan jika salah seorang dari kami menginginkan sesuatu dari

makanan itu, maka ia akan mengambil darinya sesuai kebutuhannya."( H.R

Ahmad No.18336).

Agama islam bertujuan untuk mengingatkan manusia agar

membelanjakan harta sesuai dengan kemampuannya.dan pengeluaran tidak

seharusnya melebihi pendapatan.

2.2.3 Indikator Perilaku Konsumtif (Y)

Menurut (Sumartono,2002:242) indikator perilaku konsumtif, yaitu:

Membeli produk karena iming-iming hadiah. Individu membeli suatu

barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut.

membeli produk karena kemasannya menarik.

Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang

dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna menarik. Artinya

motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut

dibungkus rapi dan menarik. membeli produk demi menjaga penampilan

diri dan gengsi. konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi,


14

karena pada umumnya konsumen mempunyai ciri khas dalam berpakaian,

berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar konsumen

selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian yang lain.

Konsumen membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang

penampilan diri Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar

manfaat atau kegunaannya). Konsumen cenderung berperilaku yang

ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung

menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.

Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Konsumen

mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian,

berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat

menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan

berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk

dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang

lain.

Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang

mengiklankan. Konsumen cenderung meniru perilaku tokoh yang

diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat

dipakai tokoh idolanya. Konsumen juga cenderung memakai dan mencoba

produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan publik figur produk tersebut

Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal

akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Konsumen sangat


15

terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang

dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Konsumen

akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain

dari produk sebelum ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis

dipakainya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator

perilaku konsumtif, yaitu: Membeli produk karena iming-iming hadiah,

Membeli produk karena kemasannya menarik, Membeli produk demi

menjaga penampilan

diri dan gengsi, Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar

manfaat atau kegunaannya), Membeli produk hanya sekedar menjaga

symbol status, Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model

yang mengiklankan, Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan

harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, dan Mencoba

lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

2.2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Variabel Dependen

Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh banyak faktor, dua diantaranya

adalah: gaya hidup dan literasi keuangan. Pertama, gaya hidup. Gaya hidup

merupakan menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana

membelanjakan uang, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Sehingga bisa

disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan pola seseorang yang dinyatakan


16

dalam kegiatan, minat dan kebiasaan dalam membelanjakan uang dan

bagaimana mengalokasikan waktu (Mowen & Minor, 2008:106). Faktor-

faktor utama pembentuk gaya hidup bisa dibagi menjadi dua yaitu secara

demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan

tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan

faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya adalah dari

karakteristik konsumen.

Bila dilihat dari sisi negatif, maka gaya hidup konsumtif akan

menimb ulkan dampak: (1) Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan

kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang

diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal,

barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak

mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang

seperti itu; (2) Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan

lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk

ditabung; (3) Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang,

orang akan mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa

berpikir kebutuhannya di masa datang.

Gaya hidup mahasiswa dapat berubah, akan tetapi perubahan ini

bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan. Pada masa puber, bukan lagi

orang tua yang menjadi model, melainkan orang–orang yang umumnya

sama yang menjadi model utama (Fudyartanta, 2012:106)


17

2.3 Variabel Independen Literasi Keuangan (X1)

2.3.1 Definisi Literasi Keuangan

Literasi keuangan merupakan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat terkait finansial agar mampu mengelola dan memanfaatkan

keuangan secara maksimal. Dengan adanya literasi keuangan, masyarakat

diharapkan memiliki bekal edukasi serta terkait finansial sehingga mampu

mengambil sikap dan memilih keputusan keuangan secara bijak. (Remund,

2010: 276). literasi keuangan merupakan pengukuran terhadap pemahaman

seseorang mengenai konsep keuangan, dan memiliki kemampuan dan

keyakinan untuk mengatur keuangan pribadi melalui pengambilan

keputusan jangka pendek yang tepat, perencanaan keuangan jangka panjang,

serta memperhatikan kejadian dan kondisi ekonomi. Literasi keuangan

meliputi kesadaran dan pengetahuan akan instrumen keuangan dan

aplikasinya di dalam bisnis dan kehidupannya (Huston, 2010:296).


10

Kecerdasan yang dimiliki seseorang yang memungkinkan orang

untuk membuat keputusan dan percaya diri mengenai semua aspek

penganggaran mereka, belanja, dan tabungan dan penggunaan produk dan

jasa keuangan, mulai dari perbankan sehari-hari melalui pinjaman, investasi,

dan perencanaan untuk masa depan (Yates dan Ward, 2011: 4).

(Carpen, 2011: 5978). terdapat 3 (tiga) dimensi dari literasi keuangan

yaitu:

1) keterampilan menghitung

2) pemahaman tentang keuangan dasar

3) sikap terhadap keputusan keuangan.

Sikap dan perilaku keuangan yang bijak tercermin dalam

kemampuan seseorang menentukan tujuan keuangan, menyusun

perencanaan keuangan, mengelola keuangan dan mampu mengambil

keputusan keuangan yang berkualitas dalam menggunakan produk dan

layanan jasa keuangan.

Perilaku Pengelolaan Keuangan yang baik dapat diukur

menggunakan empat komponen dari kemampuan seorang dalam

menganggarkan, menghemat uang, dan mengatur pengeluaran. Empat

komponen tersebut terdiri dari :

(1) kemampuan membelanjakan uang seperlunya


11

(2)membayar dengan tepat waktu kewajiban bulanan

(3) merencanakan keperluan masa depan

(4) menabung dan menyisihkan dana untuk diri sendiri maupun keluarga.

Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan

merupakan sebuah ajaran pengeluaran yang dilakukan dalam aktivitas

sehari-hari. Dalam hal ini literasi keuangan sangat penting bagi kehidupan

kita ditambah lagi kita sebagai makhluk sosial. dan literasi keuangan

meupakan kegiatan yang telah terperinci secara materi.

2.3.2 Konsep Literasi Keuangan (X1) dalam Islam

Literasi keuangan syariah harus mengacu kepada syariah Islam, yaitu

berdasarkan pada hukum Islam. Ada tiga kategori produk untuk muslim

yakni halal, haram, dan mushbooh. Halal dalam bahasa arab berarti

diizinkan, bisa digunakan, dan sah menurut hukum. Kebalikan dari halal

adalah haram yang berarti tidak diizinkan, tidak bisa digunakan, dan tidak

sah menurut hukum sedangkan mushbooh (syubha, shubhah, dan mashbuh)

berarti hitam putih, masih dipertanyakan,dan meragukan oleh karena itu

sebaiknya dihindari (nasution dan fatira,2019:40-63).

Pengelolaan keuangan syariah dimulai dengan mengatur arus kas,

membuat tujuan keuangan di masa mendatang, menyusun prioritas-prioritas

dalam hidup lalu menerapkanya dengan perencanaan keuangan syariah yang

tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah serta berorientasi dunia


12

dan akhirat. Pengaturan Arus Kas, dilakukan dengan memasukan alokasi

dana sedekah dan zakat,memprioritaskan pembayaran utang jika ada, dan

mengalokasikan investasi masa depan secara rutin.

Tujuan keuangan harus sesuai prioritas yang di ajarkan dalam Islam,

yaitu konsumsi sesuai kebutuhan, biaya sekolah, dan naik haji. Pencapaian

tujuan ini dilakukan dengan berinvestasi halal, yaitu pada produk keuangan

syariah seperti deposito syariah, asuransi syariah,sukuk, reksadana syariah,

maupun saham syariah (Ghozie, 2017: 47).

Produk dan jasa yang ditawarkan lembaga keuangan syariah

haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yang terbebas dari riba,

gharar dan maysir. Menurut Imam Sarakshi, riba adalah tambahan yang

disyaratkan dalam suatu transaksi bisnis tanpa adanya iwadh (padanan) yang

dibenarkan syariah atas penambahan tersebut (Antonio, 2001:39). Dalam

kegiatan lembaga keuangan syariah riba dapat diartikan tambahan tanpa

adanya underliying asset. Larangan riba dan sanksi bagi pelaku riba

tercantum dalam Al-Quran Surah (Ar Rum ayat 39).

‫َو َم ٓا َء اَتْيُتم ِّم ن ِّر ًبا ِّلَيْر ُبَو ۟ا ِفٓى َأْم َٰو ِل ٱلَّناِس َفاَل َيْر ُبو۟ا ِع نَد ٱِهَّللۖ َو َم ٓا َء اَتْيُتم ِّم ن َز َكٰو ٍة ُتِر يُد وَن َو ْج َه‬
‫َٰٓل‬
َ ‫ٱِهَّلل َفُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلُم ْض ِع ُف‬
‫ون‬

Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi

Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
13

untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah

orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Surah Ali Imran ayat 130,

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا اَل َتْأُك ُلو۟ا ٱلِّر َبٰٓو ۟ا َأْض َٰع ًفا ُّم َٰض َع َفًةۖ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan

riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya

kamu mendapat keberuntungan.

Surah Al-Baqarah ayat 275

‫َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّش ْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس‬

‫ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن‬
‫ٰۤل‬
‫َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِهّٰللاۗ َو َم ْن َعاَد َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن‬

Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang

demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.

Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka

apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya

(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu

penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Surah al-baqarah ayat 278


14

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو َذ ُرْو ا َم ا َبِقَي ِم َن الِّر ٰب ٓو ا ِاْن ُكْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَن‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada

Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang

beriman.

Surah al-baqarah ayat 279.

‫َفِإن َّلْم َتْفَع ُلو۟ا َفْأَذُنو۟ا ِبَح ْر ٍب ِّم َن ٱِهَّلل َو َر ُسوِلِهۦۖ َو ِإن ُتْبُتْم َفَلُك ْم ُر ُء وُس َأْم َٰو ِلُك ْم اَل َتْظ ِلُم وَن َو اَل‬

‫ُتْظ َلُم وَن‬

Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa

riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.

Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok

hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

(Karim, 2004:31) menyatakan bahwa gharar atau yang disebut juga

taghir adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya

uncertainty to both parties (ketidak pastian dari kedua belah pihak yang

bertransaksi.

2.3.3 Indikator Literasi Keuangan (X1)

Merujuk pada penelitian (Chen dan Volpe, 1998:2). literasi

keuangan dapat diukur menggunakan 4 (empat) indikator yakni:

 Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan

 Pengelolaan kredit
15

 Pengelolaan tabungan dan investasi

 Manajemen resiko.

2.3.4 Pengaruh Literasi Keuangan (X1) Terhadap Perilaku Konsumtif (Y)

Literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan negatif

terhadap perilaku konsumtif, jika literasi keuangan naik maka perilaku

konsumtif akan menurun Besarnya.

2.4 Religiusitas (X2)

2.4.1 Devinisi Religiusitas (X2)

(Hernandez, 2011:329). mendefinisikan religiusitas sebagai suatu

keyakinan yang dipraktikkan pada kehidupan keseharian yang terkait

dengan afiliasi religius kepada Tuhan. Jadi dapat dilihat adanya perbedaan

mendasar antara religi dengan religiusitas. Religi adalah aturan-aturan yang

mengikat aturan antara individu dengan Tuhan, sedangkan religiusitas

merupakan cara menyikapi aturan-aturan yang baku dan

mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari berdasarkan pendapat

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah kesadaran yang

ada pada diri seseorang dan keyakinan yang ada pada diri seseorang dalam

menjalankan aturan aturan agama yang telah ditetapkan dan dipraktekkan

dalam aktivitas sehari hari.

2.4.2 Konsep Religiusitas (X2) dalam Islam


16

Dalam Islam, religiusitas pada garis besarnya tercermin dalam

pengamalan akidah,syariah, dan akhlak, atau dengan ungkapan lain: iman,

Islam, dan ihsan. bila semua unsur itu telah dimiliki oleh seseorang, maka

dia itulah insan beragama yang sesungguhnya. peran religiusitas dalam

agama, dradjat mengemukakan istilah kesadaran agama (religious

consciousness) dan pengalaman agama (religious experience). kesadaran

agama merupakan segi agama yang terasa dalam pikiran dan dapat diuji

melalui introspeksi, atau dapat dikatakan sebagai aspek mental dari aktivitas

agama. Pengalaman agama adalah unsur perasaan dalam kesadaran agama,

yaitu perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh

tindakan. ( Jalaludidin, 2005:15)

2.4.3 Indikator Religiusitas (X2)

. (Glock dan Stark Jalaluddin,1966:329).

1. Dimensi keyakinan, merupakan dimensi ideologis yang

memberikan gambaran sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang

dogmatis dari agamanya. Dimensi peribadatan atau praktek agama,

merupakan dimensi ritual, yakni sejauh mana seseorang menjalankan

kewajiban-kewajiban ritual agamanya.

2. Dimensi pengamalan atau konsekuensi, menunjuk pada seberapa

tingkatan seseorang berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya,

yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan

manusia lain.
17

3. Dimensi pengetahuan, menunjuk pada seberapa tingkat pengetahuan

seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai

ajaran-ajaran pokok dari agamanya, sebagaimana termuat dalam

kitab sucinya.

4. Dimensi penghayatan, menunjuk pada seberapa jauh tingkat

seseorang dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan

pengalaman-pengalaman religious.

2.4.4 Pengaruh Religiusitas X2 Terhadap Perilaku Konsumtif (Y)

Perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku mengkonsumsi atau

membeli suatu barang secara berlebihan yang sebenarnya barang tersebut

kurang atau bahkan tidak diperlukan yang disebabkan adanya diskon,

hadiah, sebagai symbol status atau gengsi dan untuk mendapatkan suatu

kepuasan yang maksimal. Sedangkan religiusitas merupakan simbol, nilai,

pengetahuan, keyakinan, penghayatan yang merupakan ciri kemanusiaan

yang universal yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman hidup

manusia yang mendorong diri untuk bertingkah laku sesuai kadar ketaan

kepada Tuhan sebagai kesadaran hubungan antara Individu dengan Tuhan.

Religiusitas memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi

transformatif yang merupakan saran agama yang dapat mengubah

kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai

ajaran agama yang dianutnya. Kehidupan baru yang diterima berdasarkan

agama yang dianutnya terkadang mampu menggeser kehidupan-kehidupan

sebelumnya yang berdasar pada norma atau adat yang dianut. Peranan
18

keagamaan tidak dapat dipisahkan dari Islam konsumsi. Peranan keimanan

menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang

dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam

bentuk perilaku, gaya hidup, selera, sikap-sikap terhadap sesama manusia.

Keimanan sangat mempengaruhi sifat, kuantitas, dan kualitas konsumsi baik

Dalam bentuk

kepuasan material maupun spiritual (Pratama, 2015:170).

2.4 penelitian relevan

No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

1. Zahra Pengaruh Literasi Kegiatan konsumsi merupakan

Qurotaa’yun, Keuangan tindakan yang dilakukan untuk

Astrie Terhadap memenuhi berbagai jenis kebutuhan

Krisnawati Perilaku manusia. Apabila konsumsi dilakukan

Konsumtif secara berlebihan dan bukan menurut

Generasi kebutuhan saja, maka perilaku itu

Milenial sudah bukan konsumsi yang wajar

Di Kota Bandung melainkan menjadi perilaku

konsumtif.

2. Adawiyah, Pengaruh literasi Hasil penelitian ini menunjukkan

Robiatul keuangan dan bahwa 1) Literasi Keuangan Tidak


19

pendapatan Berpengaruh Positif Signifikan

terhadap Terhadap Kesejahteraan Keuangan.

kesejahteraan Dengan literasi keuangan yang baik,

dengan kesejahteraan keuangan juga akan

religiusitas tercapai, begitu pula sebaliknya. 2)

sebagai variabel Pendapatan Berpengaruh Positif

moderasi:Studi Signifikan Terhadap Kesejahteraan

kasus pada Finansial. Semakin tinggi pendapatan

Sukses Berkah yang diterima oleh UMKM, semakin

Community SBC tinggi kesejahteraan finansialnya. 3)

Kota Malang Religiusitas Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kesejahteraan Finansial.

Adanya budaya SBC yang harus

diikuti yaitu Sharing, Empathy,

Ridho, Capacity, Antusiasme, dan

Halal. Menjadi dasar religiositas di

masyarakat. 4) Literasi Keuangan

Tidak Berpengaruh Signifikan

terhadap Kesejahteraan Keuangan

yang dimoderatori oleh Religiusitas.

Namun, religiusitas sebagai variabel

moderasi dapat memperkuat literasi

keuangan. 5) Pendapatan Berpengaruh


20

Signifikan terhadap Kesejahteraan

Keuangan dimoderatori oleh

Religiusitas. Semakin tinggi

religiusitas maka individu semakin

rasional dan tidak berlebihan dalam

hal pengeluaran, sehingga mengurangi

jumlah pengeluaran yang seharusnya

tidak dikeluarkan.

3. Jannah, Reni Pengaruh jumlah Perilaku konsumtif menjadi isu yang

Miftahul uang saku dan tidak dapat dihindari saat ini terlebih

gaya hidup kaitannya dengan fenomena yang

terhadap perilaku menyebabkan memperhatikan prestise

konsumtif karena adanya keinginan terlihat

dengan berbeda dengan orang lain,

religiusitas kebanggaan diri dan pencapaian status

sebagai variabel memperlihatkan sisi dimana sebagian

mediasi: Studi dari kalangan mahasiswa yang kurang

pada mahasiswa realistis ketika memenuhi kebutuhan

muslim Bima di sehingga menjadi trend tersendiri dan

Kota Malang terjerumus menjadi penyakit social


21

2.5 kerangka konseptual

Literasi
keuangan ( X1)
Perilaku konsumtif
(Y)

Religiusitas ( X2)

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku komsumtif

H2 : Religiusitas berpengaruh terhadap literasi keuangan

H3 : Literasi Keuangan dan religiusitas bersama sama mempengaruhi perilaku

komsumtif.
22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitan Kuantitatif. Sebab

data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk angka-angka sebagai alat

menganalisis keterangaan mengenai apa yang ingin diteliti Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Survei.

3.2 Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas

tentang Pengaruh Literasi Keungan Dan Religiusitas Terhadap Perilaku

komsumtif Mahasiswa ekonomi syari’ah dengan data yang digunakan yaitu

melalui penyebaran kuesioner. Lokasi penelitian di iain kerinci ( khusus

mahasiswa ekonomi syari’ah, semester 3, 5dan 7)

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Definisi operasional variabel meliputi variabel independen (bebas) dan

variabel dependen (terikat). Jadi yang menjadi variabel dalam penelitian ini

ada dua variabel meliputi:

a. Variabel Independen ( Variabel bebas ). Yang menjadi variabel

bebas dalam penelitian ini adalah Literasi Keuangan (X 1) dan

Religiusitas (X2).
21

b. Variabel Dependen ( Variabel terikat ). Sedangkan yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku komsumtif

(Y).

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas generalisasi

terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono. 2010:117). Jadi yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa ekonomi syari’ah sebanyak 400 orang.

3.4.2 Sampel

Sample menggunakan teknik random sampling, dalam penelitian ini,

penulis mengambil sample sebanyak 80 orang mahasiswa ekonomi syari’ah.

Dari semester 3, 5 dan 7

3.4.3 Ukuran Sampel

Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini melebihi 100

orang, maka teknik penetapan ukuran sampel itu menggunakan rumus

Slovin, yakni:

N 400 400
n= = = =80
(1+ Ne ) (1+ 400 .(10 %) ) 5
2 2

Keterangan :

N = Ukuran sampel/informan minimum yang akan diambil


22

N = Ukuran populasi

E = Persentase kelonggaran ketidaktelitian yang digunakan

karena kesalahan pengambilan sampel yang masih di tolerir

(error) dengan batas persentase antara 1% sampai dengan

10%

3.4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Di dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang dilakukan

adalah dengan teknik simple random simpling. Dimana teknik simple

random sampling dilakukan secara acak.

3.5 Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer adalah data yang langsung dikumpulka oleh peneliti ( atau

petugas-petugasnya ) dari sumber pertamanya. ( Arikunto, 2010:84).

Yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu memlalui penyebaran

kuesioner.

2. Data Sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen, minsalnya data mengenai keadaan demografis

suatu daerah. (Arikunto, 2010:85). Dalam penelitian ini mengenai data -

data tentang gambaran umum penelitian seperti lokasi penelitian, buku,

jurnal dan situs internet yang mendukung dalam penelitian ini.


23

3.6 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari penyebaran

kuesioner yang ditujukan kepada mahasiswa ekonomi syari’ah di IAIN

kerinci.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data dengan mengumpulkan informasi

berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini data yang digunakan

bersumber dari pihak kantor yang diteliti, serta melalui situs dokumen

lainnya seperti buku, jurnal, dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data digunakan sebagai acuan

untuk menjawab permasalahan yang timbul dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini adalah Angket atau Kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk di jawabnya. Kuesioner dapat dibuat dalam bentuk cetak

atau dalam bentuk online (Google Form). (Riyanto, Hatmawan 2020:29).

Disini cara penyebaran kuesionernya dengan menggunakan google form

dengan cara menyebarkan link melalui smartphone.

(Nazir, 2014:243). Menjelaskan bahwa Setelah data terkumpul,

dilakukan proses editing dalam dua tahap, yaitu tahap pertama pada

kuesioner sebelum datanya di-entry untuk dianalisiskan terlebih dahulu


24

diberikan skor item jawaban pernyataan dengan skala likert yaitu dengan

menggunakan empat angka penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel Klasifikasi Skala Likert

No Uraian Skor Nilai

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak Setuju 2

4 Sangat Tidak Setuju 1

Dari table 3.2 dijelaskan bahwa skor jawaban pertanyaan kuesioner

yaitu jika alternatif jawabannya sangat setuju maka skor yang diberikan

adalah 4, jika alternatif jawabannya setuju maka skor yang diberikan 3, jika

alternatif jawabannya tidak setuju maka skor yang diberikan adalah 2, dan

jika alternattif jawabannya sangat tidak setuju maka skor yang diberikan 1.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah angket

atau kuesioner. Angket merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang

dikirimkan kepada responden. Angket dalam penelitian ini menggunakan

skala dengan jenis Rating Scale (Likert Scale). Skala likert merupakan

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi atau

fenomena sosial lainnya. seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu


25

kejadian atau keadaan sosial. Pertanyaan pada angket ini menuntut jawaban

responden dalam bentuk skala bertingkat.

Dalam skala ini responden diminta menentukan tingkat persetujuan

mereka terhadap item pertanyaan dengan memilih satu dari empat pilihan

yang tersedia, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S),Tidak Setuju (TS), atau

Sangat Tidak Setuju (STS) (Riyanto Hatmawan, 2020:24).

3.9 Uji Instrumen Penelitian

3.9.1 Uji Validitas

(Riyanto Hatmawan, 2020: 24) menyatakan bahwa Uji validitas

adalah salah satu ukuran yang akan ditunjukkan tingkat keaslian suatu

instrumen penelitian. Pengujian validitas itu mengacu pada sejauh mana

suatu instrumen dalam menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika

instruumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Untuk hasil uji validitas tidak berlaku secara universal, artinya

bahwa suatu instrumen dapat memiliki nilai valid yang tinggi pada saat

tertentu dan tempat tertentu, akan tetapi akan menjadi tidak valid untuk

waktu yang berbeda atau pada tempat yang berbeda. Untuk itu perlu adanya

uji validitas terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kualitas

instrumen terhadap objek yang akan diteliti lebih lanjut.

Untuk perhitungan uji validitas dari sebuah instrumen dapat

menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal dengan korelasi

pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut :


26

N . ∑ xy−( ∑ x ) ( ∑ y )
rxy=
√ N . ∑ x 2−¿ ¿ ¿

Keterangan :

rxy = Koefesien korelasi antara skor butir dan skor total

N = Jumlah subyek penelitian / banyaknya responden

∑x = Jumlah skor butir X

∑y = Jumlah skor total Y

∑xy = Jumlah perkalian antara skor butir dengan skor total

∑x2 = Jumlah kuadrat skor butir X

∑ y2 = Jumlah kuadrat skor total Y

Kriteria Uji Validitas

1. Jika Rhitung > Rtabel maka data dikatakan valid atau jika nilai

corrected total item corretation ≥ 0,05

2. Jika Rhitung ≤ Rtabel maka data dikatakan tidak valid atau jika

nilai corrected total item correctation < 0,05

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketetapan alat tersebut dalam mengukur apa

yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan

memberikan hasil ukur yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen dapat

dilakukan secara eksternal maupun internal. Untuk pengujian reliabilitas


27

dapat mengacu pada nilai Cronbach Alpha, dimana suatu variabel

dinyatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha > 0,7 (Ghazali &

Riyanto Hatmawan, 2020:75). Rumus dari Uji reliabilitas adalah sebagai

baerikut :

[ ∑b
][ ]
2
k
r= 1− 2
(k −1) t

Keterangan:

r = Realibilitas Instrumen
2
t = Varians Total

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ b2 = Jumlah varian Butir

Kriteria Uji Reliabilitas

1. Reliabilitas diukur dengan menggunakan koefisien alpha cronbach (α).

Suatu data dapat dikatakan handal apabila memiliki koefisien keandalan

(α) > 0,7 maka dapat dikatakan reliabel.

2. Reliabilitas diukur dengan menggunakan koefisien alpha cronbach (α).

Suatu data dapat dikatakan tidak < handal apabila memiliki koefisien

keandalan (α) > 0,7 maka data dikatakan tidak reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah data uji untuk mengukur apakah data yang

didapatkan memiliki distribusi normal atau tidak normal, sehingga


28

pemilihan statistik dapat dilakukan dengan tepat. Suatu data dikategorikan

sebagai distribusi normal jika data tersebut memiliki tingkat signifikan (α) ≥

0,05. (Riyanto Hatmawan, 2020:81).

3.10.2 Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda

disebut heteroskedasitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

terikat. Dan dapat juga digunakan uji glejser yaitu dilakukan dengan

meregresi nilai absolut residual terhadap variabeli independen di atas tingkat

kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung

heterokedasitas.

3.10.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika saling

berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Untuk mengetahui

ada tidaknya multikolineritas diantara variabel independen dapat dilihat dari

tolerance dan nilai VIF. Kedua ukuran menunjukan setiap variabel manakah

yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabelitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
29

nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Model regresi yang bebas

dari multikolinearitas adalah model yang memiliki nilai Tolerance > 0,1

atau nilai VIF < 10. Sebaliknya, jika nilai Tolerance < 0,1 atau nilai VIF >

10, maka ada multikolinearitas di antara variabel independen.

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Analisis Regresi Liner Berganda

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

bebas (X) yang terdiri dari promosi ( X 1 ), dan sistem jemput bola ( X 2 )

terhadap variabel terikat (Y) yaitu perilaku konsumtif. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan analisis statistic regresi linier berganda dengan

persamaan:

Y =a+ β 1 X 1+ β 2 X 2 +ε

Keterangan:

Y = Minat Menabung

a = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel X1

X1 = Promosi

β2 = Koefisien regresi variabel X2

X2 = Sistem jemput bola


30

ε = Standard Error

3.12.1 Uji Determinasi

Koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan Adjusted R

Square(R2) yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi

Table 3.3

Proporsi (Internal Koefisien) Keterangan

0% - 19,99% Sangat Rendah

20% - 39,99% Rendah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

(Sumber: Sugiyono, 2011:231)


31

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t adalah bagian uji statistik yang merupakan uji koefisien

korelasi parsial yang digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen, dimana salah satu variabel

independennya tetap/dikendalikan (Desiana, 2012:81-98).

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas

yang terdiri dari promosi ( X 1), sistem jemput bola ( X 2 ), dan secara persial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu minat

menabung (Y). Penelitian ini dilakukan dengan tingkat signifikansi

sebesar 5% atau 0,05. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan dengan cara

membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan berikut:

a. Terima H 0 jika thitung ≤ ttabel atau sig t ≥ α (0,05)

b. Tolak H 0 (terima H 1) jika thitung > ttabel atau sig t < α (0,05).

3.12.2 Uji Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat (Abdurrahman, 2005:92-103).

Bentuk pengujian nya adalah sebagai berikut :

H 0 : β 1=β 2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu promosi dan sistem jemput

bola terhadap variabel terikat yaitu minat menabung.


32

H 0 : β 1=β 2 ≠ 0 , artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu promosi dan sistem jemput

bola terhadap minat menabung.

Kriteria penentuan keputusan:

a. Jika F hitung ≥ F table pada α = 5%, maka H0 ditolak

b. Jika F hitung¿ F table pada α = 5%, maka H0 diterima


33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. ( Sugiyono,

2014:21)

Tabel 4.1

Tabel Uji Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LITERASI KEUANGAN 80 17.00 36.00 28.3125 3.86675

RELIGIUSITAS 80 17.00 28.00 22.0000 2.27813

PERILAKU KONSUMTIF 80 14.00 32.00 22.2000 3.61572

Valid N (listwise) 80

Sumber: Data Sekunder

Berdasarkan hasil uji Deskriptif di atas, maka peneliti akan mendeskripsikan data

yang diperoleh:
34

1. Literasi Keuangan (X1) dari data ini dapat dideskripsikan bahwa nilai

minimum 17 sedangkan nilai maksimum 36, nilai rata-rata literasi

keuangan sebesar 28.3125 dan standar deviasi pada data adalah 3.86675

2. Religiusitas (X2) dari data ini dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum

17 sedangkan nilai maksimum 28, nilai rata-rata religiusitas sebesar

22.0000 dan standar deviasi pada data adalah 2.27813

3. Perilaku konsumtif (Y) dari data in i dapat dideskripsikan bahwa nilai

minimum 14 sedangkan maksimum 32, nilai rata-rata perilaku konsumtif

sebesar 22.2000 dan standar deviasi pada data adalah 3.61572

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Validitas Literasi Keuangan

Hasil uji validitas untuk nilai variabel literasi keuangan (X1)

menggunakan rtabel sebesar 0,1852 dengan menggunakan

sampel sebanyak 80 orang, maka variabel ini akan valid jika

rhitung > rtabel (0,1852). Hasil dari uji validitas literasi

keuangan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Literasi Keuangan (X1)

Variabel X1 ( Literasi Keuangan )

No Item Rhitung Rtabel Keterangan

1 0.536 0,1852 VALID


35

2 0.713 0,1852 VALID

3 0.630 0,1852 VALID

4 0.525 0,1852 VALID

5 0.524 0,1852 VALID

6 0.723 0,1852 VALID

7 0.654 0,1852 VALID

8 0.638 0,1852 VALID

9 0.696 0,1852 VALID

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.2, jumlah pernyataan yang diuji pada literasi

keuangan sebanyak 9 pernyataan, dimana semua pernyataan dinyatakan

valid ( Rhitung > Rtabel ) dengan jumlah sampel sebanyak 80 responden dan

nilai Rtabel 0,1852.

2. Hasil Uji Validitas Religiusitas

Hasil uji validitas untuk nilai variabel religiusitas (X2)

menggunakan Rtabel sebesar 0,1852 dengan menggunakan sampel sebanyak

80 orang, maka variabel ini akan valid jika R hitung > Rtabel (0,1852). Hasil

dari uji validitas religiusitas dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Religiusitas (X2)

Variabel X2 ( Religiusitas )

No Item Rhitung Rtabel Keterangan


36

1 0,346 0,1852 VALID

2 0,569 0,1852 VALID

3 0,668 0,1852 VALID

4 0,486 0,1852 VALID

5 0,392 0,1852 VALID

6 0,586 0,1852 VALID

7 0,462 0,1852 VALID

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3, jumlah pernyataan yang diuji pada religiusitas

sebanyak 7 pernyataan, dimana semua pernyataan dinyatakan valid ( R hitung

> Rtabel ) dengan jumlah sampel sebanyak 80 responden dan nilai R tabel

0,1852.

3. Hasil Uji Validitas Perilaku Konsumtif

Hasil uji validitas untuk nilai variabel perilaku konsumtif (Y)

menggunakan Rtabel sebesar 0,1852 dengan menggunakan sampel sebanyak

80 orang, maka variabel ini akan valid jika R hitung > Rtabel (0,1852). Hasil

dari uji validitas perilaku konsumtif dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Perilaku Konsumtif (Y)

Variabel Y (Perilaku Konsumtif)

No Item Rhitung Rtabel Keterangan


37

1 0,436 0,1852 VALID

2 0,491 0,1852 VALID

3 0,598 0,1852 VALID

4 0,703 0,1852 VALID

5 0,602 0,1852 VALID

6 0,737 0,1852 VALID

7 0,699 0,1852 VALID

8 0,591 0,1852 VALID

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4, jumlah pernyataan yang diuji pada perilaku

konsumtif sebanyak 8 pernyataan, dimana semua pernyataan dinyatakan

valid ( Rhitung > Rtabel ) dengan jumlah sampel sebanyak 80 responden dan

nilai Rtabel 0,1852.

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas

1. Hasil Uji Reabilitas

Uji Reliabelitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan pada suatu

alat ukur atau instrument yang dapat diandalkan dan dipercaya. Uji

reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Jika

suatu instrument atau alat ukur dipakai beberapa kali untuk mengukur bukti

yang sama dan hasil yang diperoleh konsisten, alat ukur tersebut reliabel.

Uji reabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode Alfa Cronbach.

Hasil uji reliabilitas variabel X1 ( Literasi Keuangan)


38

Tabel 4.5

Uji Reliabelitas Variabel X1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.758 8

Dan hasil uji reliabiltas variabel X2 (Religiusitas)

Tabel 4.6

Uji Reabilitas Variabel X2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.476 7

Dan Uji Rebialitas Variabel Y ( Perilaku Konsumtif)

Tabel 4.7

Uji Rebialitas Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.758 8

Berdasarkan tabel reliabilitas variabel literasi keuangan (X1) kita dapatkan

bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,758


39

4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dapat dinyatakan apakah nilai terdistribusi normal

atau tidak. Pada penelitiam ini uji normalitas dilakukan berdasarkan pada

metode one sample Kolmogorov smirnov test dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.8

Uji Kolmogorov smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.44799766

Most Extreme Differences Absolute .082

Positive .063

Negative -.082

Test Statistic .082

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa

nilai signifikan variabel literasi keuangan(X1), religiusitas (X2) dan perilaku


40

konsumtif (Y) yaitu 0,200 > 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa data-data

penelitian telah memenuhi distribusi normal.

2. Hasil Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji ada dan tidaknya

penyimpangan dalam heteroskedasitas. Untuk mengetahui apakah terjadi

heteroskedasitas atau tidak kita gunakan uji glejser. Uji glejser ini kita

lakuakn dengan cara meregrasikan antara variabel independen dengan nilai

obsolut residualnya.

a. Apabila nilai signifikansi < 0.05 maka terjadi heterokedasitas

b. Apabila nilai signifikasi > 0.05 maka tidak terjadi heterokedasitas

Tabel 4.9

Hasil Uji Heterokedasitas

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -3.271 2.069 -1.581 .118

Literasi keuangan .099 .060 .204 1.659 .101

Religiusitas .132 .101 .161 1.306 .195

a. Dependent Variable: Abs_RES

Dari tabel 4.9 dapat kita ketahui bahwa masing masing nilai

signifikansi variabel literasi keuangan (X1) dan religiusitas (X2) sebesar


41

0.101 dan 0.195, nilai ini lebih besar dari 0.05, hal ini meneunjukkan tidak

terjadi heterokedestisitas.

3. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model ini

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Dan apabila nilai

VIF ( variance inflaction factor) kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih

dari 0.1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.10

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -3.271 2.069 -1.581 .118

Literasi keuangan .099 .060 .204 1.659 .101

Religiusitas .132 .101 .161 1.306 .195

a. Dependent Variable: Abs_RES

Dapat kita lihat bahwa hasil tabel 4.10 menunjukkan nilai VIF dari

variabel literasi keuangan yaitu 0.101 < 10 dan nilai dari literasi keuangan

1.659 > 0.1. nilai VIF dari variabel religiusitas yaitu 0.195 < 10 dan nilai

tolerance dari religiusitas yaitu 1.306 > 0,10 dapat disimpulkan bahwa nilai

tolerance dari variabel independen lebih besar dari 0.10. dan hasil penilaian
42

tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara

variabel independen.

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Berganda

Uji regresi ini untuk melihat apakah ada pengaruh terhadap variabel

bebas dengan variabel terikat.

Tabel 4.11

Analisis regresi linear berganda

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 3.182 3.590 .886 .378

LITERASI KEUANGAN .185 .104 .198 1.788 .078

RELIGIUSITAS .626 .176 .394 3.562 .001

a. Dependent Variable: PERILAKU KONSUMTIF

Berdasarka tabel 4.11 bahwa persamaan regresi linear berganda dan

koefisien regresi :

Y ¿ 3.182 + 0.185X1 + 0.626X2 + e


43

Persamaan regresi diatas menunjukkan hubungan antara variabel

independen dengan dependen secara parsial, dari persamaan diatas dapat

kita simpulkan bahwa :

1. Nilai constanta yaitu 3.182 artinya jika tidak terjadi perubahan

variabel literasi keuangan (X1) dan religiusitas (X2) ( nilai X1 dan X2

= 0 ) maka perilaku konsumtif terhadap mahasiswa ekonomi syari’ah

sebesar 3.182

2. Nilai koefisien regresi literasi keuangan adalah 0.185 artinya jika

variabel literasi keuangan meningkat sebesar 1 (satuan) dengan asumsi

variabel literasi keuangan dan religiusitas adalah tetap, maka perilaku

konsumtif terhadap mahasiswa ekonomi syari’ah adalah 0.185 hal ini

menunjukkah bahwa variabel literasi keuangan berkontribusi positif

terhadap literasi keuangan

3. Nilai koefisien religiusitas yaitu 0.626 artinya jika variabel religiusitas

meningkat 1 ( satuan ) dengan asumsi variabel religiusitas konstanta

adalah tetap, maka religiusitas akan meningkat sebanyak 0.626

4. Persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel yang sanagat

berpengaruh dominan dari pada variabel lainnya adalah literasi

keuangan sebasar 0.626.

4.2.4 Koefisien determinasi (R2)


44

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independen secara

simultan dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil koefisien determinasi

dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Koefisien determinasi (R2)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .519a .269 .250 3.131

a. Predictors: (Constant), X2, X1

Berdasarkan tabel 4.11 koefisien determinasi untuk variabel literasi

keuangan dan religiusitas, maka dengan melihat nilai R2 dapat diketahui

besar pengaruh literasi keuangan dan religiusitas terhadap perilaku

konsumtif mahasiswa ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci

yaitu sebesar 0.269 atau 26,9%. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh

literasi keuangan dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif mahasiswa

ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci 26,9%.

4.2.5 Hasil Uji hipotesis

a. Pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa

ekonomi syari’ah institute agama islam negeri kerinci


45

Tabel 4.13

Uji signifikan parsial (uji-t)

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 11.989 2.791 4.295 .000

LITERASI KEUANGAN .361 .098 .386 3.692 .000

a. Dependent Variable: PERILAKU KONSUMTIF

Hasil pengujian dengan spss untuk variabel literasi keuangan ( X1 )

Terhadap perilaku konsumtif ( Y ) diperoleh nilai Thitung sebesar 3.692 >

0,05 dan koefisien regresi bernilai positif sebesar 0.361. maka Ho1 ditolak

dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh literasi keuangan terhadap

perilaku konsumtif mahasiswa ekonomi syari’ah institut agama islam negeri

kerinci.

b. Pengaruh religiusitas terhadap perilaku konsumtif mahasiswa ekonomi

syari’ah institut agama islam negeri kerinci

Tabel 4.14

Uji signifikan parsial (uji-t)

Coefficientsa
46

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 5.137 3.468 1.481 .143

RELIGIUSITAS .776 .157 .489 4.947 .000

a. Dependent Variable: PERILAKU KONSUMTIF

Hasil pengujian dengan spss untuk variabel religiusitas (X2)

terhadap perilaku konsumtif (Y) diperoleh nilai Thitung sebesar 4.947 <

Ttabel 0.1852 dengan tingkat signifikan sebesar 0.001 > 0,05 dan koefisien

regresi bernilai positif sebesar 0.776 maka Ho ditolak dan H2 diterima,

yang berarti terdapat pengaruh religiusitas terhadap perilaku konsumtif

mahasiswa ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci.

4.2.6 Hasil Uji F

Uji F menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel literasi

keuangan (X1) dan religiusitas (X2) terhadap perilaku konsumtif (Y)

apakah berpengaruh apakah tidak.

Tabel 4.15

Hasil Uji F (signifikan simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


47

1 Regression 277.995 2 138.997 14.180 .000b

Residual 754.805 77 9.803

Total 1032.800 79

a. Dependent Variable: PERILAKU KONSUMTIF

b. Predictors: (Constant), RELIGIUSITAS, LITERASI KEUANGAN

Pada tabel 4.15 Fhitung diketahui bahwa 14.180 dengan tingkat

signifikasi sebesar 0.00. berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa F hitung

14.180 > Ftabel 3.12 dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05. sehingga dapat

dinyatakan bahwa H3 diterima , yang artinya terdapat pengaruh literasi

keuangan dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa

ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, semua butir- butir pernyataan pada

variabel literasi keuangan, religiusitas dan perilaku konsumtif dinyatkan

valid dan reliabel. Sehingga butir-butir pernyataan layak digunakan untuk

mengukur variabel dan memiliki tingkat konsisten yang dilakukan berulang-

ulang terhadap subjek dikemudian hari.

1. Pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif mahasiswa ekonomi

syari’ah institut agama islam negeri


48

Dari hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini variabel

literasi keuangan memliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa

ekonomi syari’ah, maka hasil penelitian ini dilakukan dengan uji T literasi

keuangan (X1) dimana perolehan nilai sebesar 0.00 < 0.05 dan perolehan

nilai Thitung dan Ttabel yaitu 3.692 > 0.1852. dapat disimpulkan bahwa literasi

keuangan berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.

Literasi keuangan merupakan wawasan, keterampilan dan keyakinan

yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai

kesejahteraan. Semakin tinggi kemampuan literasi keuangan mahasiswa

maka tingkat perilaku konsumtif akan semakin menurun.begitupun

sebaliknya.

Krisna juga menjelaskan bahwa liteasi keuangan membantu individu

agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan juga dapat

muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss

management) seperti kesalahan penggunaan kartu kredit dan tidak adanya

perencanaan keuangan. Dan keterbatasan financial dapat menyebabkan

stress dan rendahnya, kepercayaan diri. ( margaretha, F. pambudhi, R.A

2015:76-85 ).

2. Pengaruh religiusitas terhadap perilaku konsumtif mahasiswa ekonomi

syari’ah institut agama islam negeri kerinci

Dari hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini variabel

religiusitas memliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa


49

ekonomi syari’ah, maka hasil penelitian ini dilakukan dengan uji T

religiusitas (X2) dimana perolehan nilai sebesar 0.00 < 0.05 dan perolehan

nilai Thitung dan Ttabel yaitu 4.947 > 0.1852. dapat disimpulkan religiusitas

berpengaruh terhadap perilaku konsumtif

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

qudsiyah, ( Iin Amaliyah 2015 : ) nilai religiusitas berpengaruh terhadap

etika konsumsi mahasiswa.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa religiusitas sangat

berpengaruh terhadap perilaku konsumtif karena dengan adanya pola dasar

religiusitas dalam diri maka keuangan akan terarah. Sehingga tidak

berlebih-lebihan dalam membelanjakan barang.

3. Pengaruh literasi keuangan dan religiusitas terhadap peilaku konsumtif

mahasiswa ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci

Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa Fhitung 14.180 > Ftabel

3.12 dengan tingkat signifikan 0.00 < 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa

H3 diterima, yang artinya terdapat pengaruh literasi keuangan dan

religiusitas terhadap perilaku konsumtif mahasiswa ekonomi syari’ah IAIN

kerinci.

Persamaan regresi linear berganda memperlihatkan hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial, dari

persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa ;

1. Nilai constanta yaitu 3.182 artinya jika tidak terjadi perubahan

variabel literasi keuangan (X1) dan religiusitas (X2) ( nilai X1 dan X2


50

= 0 ) maka perilaku konsumtif terhadap mahasiswa ekonomi syari’ah

sebesar 3.182

2. Nilai koefisien regresi literasi keuangan adalah 0.185 artinya jika

variabel literasi keuangan meningkat sebesar 1 (satuan) dengan asumsi

variabel literasi keuangan dan religiusitas adalah tetap, maka perilaku

konsumtif terhadap mahasiswa ekonomi syari’ah adalah 0.185 hal ini

menunjukkah bahwa variabel literasi keuangan berkontribusi positif

terhadap literasi keuangan

3. Nilai koefisien religiusitas yaitu 0.626 artinya jika variabel religiusitas

meningkat 1 ( satuan ) dengan asumsi variabel religiusitas konstanta

adalah tetap, maka religiusitas akan meningkat sebanyak 0.626

4. Persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel yang sanagat

berpengaruh dominan dari pada variabel lainnya adalah literasi

keuangan sebasar 0.626.

Dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan dan religiusitas memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif.

Pada hasil uji adjusted R Square ( Uji koefisien determinasi ) pada

penelitian ini diperoleh sebesar 0.250. hal ini menunjukkan variabel

literasi keuangan dan religiusitas dalam mempengaruhi perlaku

konsumtif sebesar 25% sisanya 75% dijelaskan oleh variabel dan

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini namun

berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.


51

BAB V

PENUTUP

A.kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi

keuangan dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif mahasiswa

ekonomi syari’ah institut agama islam negeri kerinci. Dan

diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :

1. Variabel literasi keuangan (X1) memiliki pengaruh signifikan

terhadap perilaku konsumtif hal ini dilihat dari hasil uji t dimana

perolehan nilai signifikasi dari uji T X1 sebesar 0.00 < 0.05 dan

perolehan Thitung dan Ttabel yaitu 3.692 > 0.1852.

2. Variabel religiusitas (X2) memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap perilaku konsumtif hal ini dilihat dari hasil uji t dimana

perolehan nilai signifikasi dari uji T X2 sebesar 0.00 < 0.05, dan

perolehan nilai Thitung dan Ttabel sebesar 4.947 < 0.1852.

3. Variabel literasi keuangan (X1) dan religiusitas (X2) memiliki

pengaruh secara simultan terhadap variabel perlaku konsumtif


52

mahasiswa ekonomi syari’ah di IAIN kerinci (Y). dari hasil

pengujian F diperoleh nilai signifikansi dari uji F variabel Y

sebesar 0.000 < 0.05, dan perolehan nilai Fhitung dan Ftabel

sebesar 14.180 > 3.12.

4. Dari hasil uji R Square diperileh hasil koefisien determinasi yaitu

sebesar 0.269 Yang berarti bahwa variabel bebas yaitu literasi

keuangan dan religiusitas dipengaruhi oleh variabel terikat yaitu

perilaku konsumtif mahasiswa ekonomi syari’ah di IAIN kerinci

( Y ), sebesar 0.269 Atau 26.9% Yang selebihnya yaitu 0.741 atau

74.1% yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di teliti

dalam penelitian ini.

B. Saran

Saya berharap dengan adanya penelian ini diharapkan mahasiswa

dapat mengelola keuangan yang baik, serta ketika membelanjakan

barang utamakan yang dibutuhkan dari pada keinginan, sehingga

pengeluaran keuangan menjadi teratur dan terkendalikan

Dan penelitian ini hanya berfokus pada literasi keuangan dan

religiusitas dalam mempengaruhi perilaku konsumtif. Maka saya

harap untuk peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

faktor-faktor lain. Terimakasih

C. Keterbatasan Penelitian

1. peneliti hanya mencakup mahasiswa ekonomi syari’ah dari

semester 3, 5 dan 7 saja


53

2. jumlah responden yang saya ambil sebanyak 80 orang


54

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, A. Studi Altruism: Identifikasi Kemungkinan

Mengintrodusir Elemen Altruism ke dalam Konstruk Motivasi Pada

Elaboration Likelihood Model. Jurnal Studi Manajemen

Organisasi.

Anggraini, R. & Mariyanti, S. (2014). Hubungan antara Kontrol Diri

dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Universitas Esa Unggul.

Jurnal Psikologi.

Antonio, Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah: dari Teori ke Praktik.

Jakarta: Gema Insani.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Bukhari, S. N. Z., & Isa, S. M. (2019). Islamic Branding: Insights From a

Conceptual Perspective. Journal Of Islamic Marketing.

Bley, J., & Kuehn, K. (2004). Conventional versus Islamic finance:

student knowledge and perception in the United Arab Emirates.

International journal of Islamic financial services.

Chita, M. C. R., David, L. & Pali C (2015) Hubungan antara Self-Control

dengan Perilaku Konsumtif Online Shopping Produk Fashion pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Angkatan 2011. Jurnal e-Biomedik.


55

Carpena, F., Cole, S. A., Shapiro, J., & Zia, B. (2011). Unpacking the

Causal Chain Of Financial Literacy. World Bank Policy Research

Working Paper.

Chen, H dan Volpe, R.P, 1998. “An Analysis of Personal Literacy Among

College Students.” Financial Services Review.

Delavande, A., Rohwedder, S., & Willis, R. J. (2008). Preparation for

Retirement, Financial Literacy and Cognitive Resources. Michigan

Retirement Research Center Research Paper.

Delener, N. (1990). The Effects of Religious Factors on Perceived Risk in

Durable Goods Purchase Decisions. Journal of Consumer

Marketing.

Desiana, L., & Isnurhadi, I. (2012). Perbandingan Kinerja Reksa Dana

Saham Konvensional dengan Reksa Dana Saham Syariah Di Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya.

Dikria, O., & Mintarti, S. U. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan dan

Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Malang Angkatan 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi.

Essoo, N., & Dibb, S. (2004). Religious Influences on Shopping

Behaviour: An Exploratory Study. Journal of Marketing

Management.
56

Fudyartanta, K. (2012). Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Pustaka

Pelajar.

Glock, C., & Stark, R. (1966). Religion and Society In Tension. Chicago:

University of Clifornia.

Hegazy, I. A. (1995). An Empirical Comparative Study Between Islamic

And Commercial Bank’selection Criteria In Egypt. International

Journal of Commerce and Management.

Hernandez,B.C.,dkk.(2011). The Religiosity and

Spirituality Scale for Youth. Louisiana State

University. Baton Rouge, L.A.

Huston, S. J. (2010). Measuring Financial Literacy. Journal of consumer

affairs.

Imam Ghozali 2020, 25 Grand Teory, Penerbit Yoga Pratama. Semarang.

Johnson, B. R., Jang, S. J., Larson, D. B., & De Li, S. (2001). Does

Adolescent Religious Commitment Matter? A Reexamination of the

Effects of Religiosity on Delinquency. Journal of Research in

Crime and Delinquency. Vol. 38(1): 22–44. doi: https://doi.org

/10.1177/0022427801038001002.

Jalaluddin. Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2005).
57

Karim, Adiwarman. (2004). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan

Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.

Lusardi, A., Mitchell, O. S., & Curto, V. (2010). Financial Literacy

Among the Young. Journal of consumer affairs.

Margaretha, F. and Pambudhi, R.A (2015) tingkat literasi keunagan

mahasiswa s-1 fakultas ekonomi. Jurnal management dan

kewirausahaan, 17 (1). Hal 76-85

Mowen, J. C., & Minor, M. (2008). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Nasution, A. W., & Fatira, M. (2019). Analisis Faktor Kesadaran Literasi

Keuangan Syariah Mahasiswa Keuangan dan Perbankan Syariah.

Jurnal.

Opletalova, A. (2015). Financial Education and Financial Literacy in the

Czech Education System. Procedia-Social and Behavioral

Sciences.

Perry, V. G., & Morris, M. D. (2005). Who is in Control? The Role of Self-

Perception, Knowledge, and Income in Explaining Consumer

Financial Behavior. Journal of consumer affairs.

Potrich, A. C. G., Vieira, K. M., & Mendes-Da-Silva, W. (2016).

Development of a Financial Literacy Model for University

Students. Management Research Review.


58

Silvy, M., & Yulianti, N. (2013). Sikap Pengelola Keuangan dan Perilaku

Perencanaan Investasi Keluarga di Surabaya. Journal of Business

and Banking.

Sumartono. (1998). Pengaruh Terpaan Iklan Shampoo di Televisi

Terhadap Sikap dan Perilaku Konsumtif.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Saputri, Y. A. (2017).Hubungan Antara Konformitas dengan Perilaku

Komsumtif pada Remaja Putri Sma Islam Sultan Agung (Doctoral

dissertation, Fakultas Psikologi UNISSULA).

Tambunan, R. (2007). Dalam Anugrahati. (2014). Gaya Hidup Shopaholic

sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif pada Kalangan Mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Remund, D. L. (2010). Financial Literacy Explicated: The Case For a

Clearer Definition in an Increasingly Complex Economy. Journal

of Consumer Affairs.

Riyanto, Slamet & Hatmawan, Aglis Andhita. (2020). Metode Riset

Penelitian Kuantitatif Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik,

Pendidikan, dan Eksperimen. Yogyakarta: Deepublish.


59

Palameta, B., Nguyen, C., Hui, T. S. W., & Gyarmati, D. (2016). Link

Between Financial Confidence and Financial Outcomes Among

Working-aged Canadians. Social Research and Demonstration

Corporation.

Pratama, H. (2015). Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Konsumtif

Pada Mahasiswi Tingkat Awal Di Universitas Pendidikan

Indonesia (Upi) Bandung.

Van Rooij, M., Lusardi, A., & Alessie, R. (2011). Financial Literacy and

Stock Market Participation. Journal of Financial Economics.

Widyawati, I. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi finansial

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Assets, Jurnal Akuntansi dan Pendidikan , 1 (1), 89-99.

Yates, D., & Ward, C. (2011). Financial Literacy: Examining the

Knowledge Transfer of Personal Finance From High School to

College to Adulthood. American Journal of Business Education

(AJBE).

Anda mungkin juga menyukai