Aktifitas Kelompok 1
Aktifitas Kelompok 1
sebagai peristiwa penting dalam sejarah bangsa ini. Krisis ekonomi yang sangat parah ini
dicirikan oleh kemerosotan berbagai sektor ekonomi, termasuk sistem perbankan, yang dipicu
oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pada krisis moneter
1998 di Indonesia, masyarakat mengalami kesulitan ekonomi yang signifikan. Terjadi
devaluasi rupiah, inflasi melonjak, dan banyak perusahaan mengalami kesulitan
keuangan, menyebabkan pengangguran dan penurunan daya beli masyarakat.
Situasi ini menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh
banyak orang.
Kesalahan pemerintah dan sistem perbankan juga menjadi kontributor signifikan terhadap
krisis moneter.
Salah satu kesalahan pemerintah adalah memberikan sinyal kurang tepat kepada pelaku
ekonomi, khususnya dengan mempertahankan nilai tukar rupiah di tingkat terlalu tinggi
secara berkelanjutan, serta menetapkan suku bunga rupiah yang tinggi.
Hal ini menyebabkan pinjaman dalam rupiah menjadi mahal relatif, sedangkan pinjaman dalam mata uang
asing menjadi lebih terjangkau. Sebaliknya, pemerintah membiarkan tingkat suku bunga di dalam negeri
tetap tinggi untuk mencegah keluarnya modal ke luar negeri, dengan harapan masyarakat akan memilih
untuk menyimpan dananya dalam rupiah.
Kondisi ini memberikan keuntungan kepada pengusaha selama tidak terjadi devaluasi. Namun, hal tersebut
berlangsung dalam jangka waktu cukup lama, sehingga memberikan dorongan bagi pengusaha untuk terus
meminjam dari luar negeri dalam jumlah yang semakin besar
Akibatnya, perilaku pengusaha tercermin dari respons terhadap sinyal yang diterima dari pemerintah.
Selain itu, pemerintah tidak melakukan pengawasan yang memadai terhadap utang luar
negeri, kecuali terkait dengan proyek pemerintah melalui pembentukan tim Pengawas
Kebijakan Luar Negeri (PKLN).
Penyebab krisis moneter 1998 yang mengakibatkan nilai tukar rupiah menurun akhirnya
membuat seluruh bank menghadapi situasi kredit gagal bayar. Kredit macet ini merugikan
bank, sehingga pemerintah memutuskan untuk menggabungkan beberapa lembaga keuangan
untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia.
Indonesia saat itu cukup terbuka bagi investor asing yang menanamkan modal usahanya di
perusahaan dalam negeri. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mencocokkan nilai
tukar rupiah dengan harga pasar. Namun, bukannya membaik, nilai tersebut justru mencapai
angka yang lebih rendah daripada sebelumnya. Hal tersebut membuat investor tidak lagi
percaya bahwa uang yang diinvestasikan di Indonesia akan memberikan hasil yang baik
sehingga mereka memilih untuk menarik modalnya.
Selain menyebabkan kenaikan tingkat pengangguran, nilai tukar yang terus terdepresiasi akan
memengaruhi harga komoditas pokok. Kenaikan harga barang pokok membuat masyarakat
resah karena kehilangan daya beli dan menimbulkan protes di mana-mana.
5. Kerusuhan Masyarakat
Krisis moneter 1998 juga memicu timbulnya protes besar-besaran yang terjadi hampir di
seluruh Indonesia, termasuk oleh mmahasiswaHal tersebut membuat situasi semakin
memburuk karena terjadi bentrokan antara pelaku demo dengan pihak ppolisi Akibatnya,
bentrokan massa pun pecah dan menewaskan empat orang mahasiswa Trisakti.
Kebijakan pemerintah
Program Bantuan Sosial: Pemerintah juga meluncurkan program bantuan sosial untuk
membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi.
Dan untuk apakah keputusan yang diambil pemerintah sudah baik atau belum itu tergantung
pada Alasannya karena ini adalah sebuah langkah untuk mensejahterakan negara pasti ada
baik dan ada buruknya
1. Dampak Sosial:Beberapa kebijakan dapat memiliki dampak sosial yang merugikan, seperti
peningkatan pengangguran dan penurunan daya beli masyarakat.
Penilaian terhadap baik atau buruknya langkah-langkah ini sering kali kompleks dan
tergantung pada sudut pandang serta dampak yang diukur.