Essai GenRe Fajri Febriansyah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Peran Generasi berencana terhadap pencegahan stunting dengan

Program Keluarga Berencana

Fajri Febriansyah_Cibungbulang

Pengertian Stunting secara umum adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek.

Sedangkan pengertian keluarga berencana ialah suatu tindakan yang membantu


seseorang maupun pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak di harapkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan pasangan suami istri, mengatur interval atau jarak
diantara kelahiran, mengontrol waktu pada saat kelahiran yang berhubungan dengan umur
suami dan istri,menentukan jumlah anak. (Sumber Word Health Organisation)

Sebelum kita membahas tentang hubungan stunting dan keluarga berencana kita harus
tau apa penyebab stunting, penyebab stunting yaitu kekurangnya gizi si anak dalam waktu
yang lama yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari
pertama kelahiran).

Kenapa terjadi stunting hal ini di karenakan rendahnya akses terhadap makanan
bergizi,rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber
protein hewan,selain itu faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku
dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu
tidak memberikan asupan gizi yang baik.

Dan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) penyebab terjadinya stunting ialah
faktor lingkungan dan genetik kenapa faktor lingkungan dan genetik, karna lingkungan
adalah aspek penting yang masih dapat intervensi sehingga perawakan pendek dapat di atasi
faktor lingkungan yang berperan dalam meyebabkan perawakan pendek anatara lain status
Gizi ibu,pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian
infeksi pada anak, selain faktor lingkungan menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) faktor
genetik dan hormon juga berpengaruh akan terjadinya stunting.

Nah dari pengertian dan penyebab terjadinya stunting bisa di simpulkan bahwa salah
satu faktor terjadinya stunting ialah faktor keluarga, bisa jadi karna keluarga yang
ekonominya tidak memadai untuk selalu memberikan makanan atau asupan gizi yang
sesuai,keluarga yang memang broken Home yang nantinya ke anaknya terdampak kurangnya
perhatian akan makanan atau asupan sehingga anak tidak terkontrol asupan dan makanannya.

Menurut data Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehaan Republik Indonesia,
kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi
yang di alami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta
balita di dunia mengalami stunting namun angka ini sudah mengalami penurunan jika di
bandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%.

Masih menurut data Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari asia
(55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita
stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi sedikit di
Asia Tengah (0,9%).

Sedangkan menurut Hasil riset Kesehatan Dasar (rikesdas) pada tahun 2007
menunjukan prevelensi balita pendek di indonesia sebesar 38.8% pada tahun 2010, terjadi
sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevensi balita pendek kembali meningkat pada
tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%. Prevensi balita pendek selanjutnya akan diperoleh dari hasil
(Rikesdas) pada tahun-tahun selanjutnya yang juga menjadi ukuran keberhasilan program
yang sudah di upayakan Pemerintah.

Dari data tersebut kita bisa ambil bahwa stunting di indonesia masih tinggi sehingga
peran keluarga berencana sangat di butuhkan seperti dengan kita mengikuti KB keluarga
berencana yang di program kan pemerintah berskala nasional melalui Badan kependudukan
dan keluarga berencana (BKKBN) dengan genrenya yang khas yaitu 2 anak cukup.

Kenapa harus berKB? karena dengan nantinya masyarakat indonesia ber Keluarga
Berencana bisa mengurangi angka stunting karna kelahirannya sudah di rencanakan dengan
baik, sehingga anak yang berada dalam kandungan maupun sampai terlahir nanti akan
mengalami tumbuh kembang yang baik dan menerima asupan gizi yang cukup karena rasa
perhatian dan kesiapan keluarga tersebut, beda halnya dengan keluarga yang tidak mengikuti
Program KB memang negara dan agama tidak mewajibkan kita untuk mempunyai
anak/keturunan yang sedikit maupun banyak tetapi masyarakat harus paham akan arti
keluarga dan dampak-dampak yang akan di timbulkan dari permasalahan-permasalahan yang
timbul dari kelahiran yang berlebih, seperti misalnya masyarakat mengabaikan program KB
yang sehingga nantinya akan berdampak pada kurangnya perhatian ke pada si anak dari orang
tuanya karna sibuknya orang tua dan banyak nya anak sehingga timbul kecemburuan sosial
ini pun akan menjadi masalah baru selain stunting yaitu pergaulan bebas.

Program yang saya tawarkan atau gagasan pemikiran pada essai ini yaitu dengan saya
akan rutin di PIK R kecamatan saya mengsosialisakan ke pada masyarakat dan Remaja
terkait program KB dan masalah-masalah stunting, stunting terjadi karna kurangnya
masyarakat akan hal tersebut sehingga masyarakat harus di beri pemahamana akan hal
tersebut, dan saya akan mengkampayekan Pria Ber KB itu keren, dengan harapan nantinya
masyarakat akan lebih paham serta menerapkannya di kehidupan keluarganya sehingga
menciptakan keluarga yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai