Anda di halaman 1dari 5

nama: destina

npm: 41151010200137

jawaban korporasi

A. Jelaskan sanksi terhadap korporasi yang melakukan tindak pidana , siapa yang dibebani
pertanggungjawaban pidana...? dan contoh kasusnya ......

jawaban

terkait dengan perumusan sanksi pidana dan tindakan yang dapat dijatuhkan baik terhadap
manusia alamiah (naturlijk person) ataupun bagi suatu korporasi dinyatakan sebagai berikut:

a. Hukuman Pokok Berupa :

1. Hukuman Penjara;

2. Hukuman Kurungan;

3. Denda.

b. Hukuman Tambahan Berupa :

1. Pencabutan Hak-Hak Tersebut Dalam Pasal 35 KUHP;

2. Penutupan Seluruhnya Atau Sebagian Perusahan Terhukum Dimana Tindak Pidana Ekonomi
Itu Dilakukan Selama 1 (Satu) Tahun;

3. Perampasan Barang-Barang Tetap Yang Berwujud Atau Tidak Berwujud:

3.1 Dengan Mana Atau Mengenai Mana Tindak Pidana Itu Dilakukan

3.2 Yang Sebagian Atau Seluruhnya Diperoleh Dengan Tindak Pidana Itu

3.3 Harga Lawan Yang Menggantikan Barang Itu; Tanpa Memperhatikan Apakah Barang Atau
Harga Lawan Tersebut Milik Si Terhukum Atau Bukan Miliknya.
4. Perampasan Barang-Barang Tidak Tetap Yang Berwujud Atau Tidak Berwujud:

a. Yang Termasuk Perusahan Si Terhukum, Dimana Tindak Pidana Itu Dilakukan ;

b. Harga Lawan Yang Menggantikan Barang-Barang Itu; Tanpa Memperdulikan Apakah Barang
Atau Harga Lawan Itu Milik Si Terhukum Atau Bukan Miliknya, Akan Tetapi :

• Sekedar Barang-Barang Itu Sejenis Dan Mengenai Tindak Pidananya;

• Bersangkutan Dengan Barang Yang Dapat Dirampas Menurut Ketentuan Tersebut Dalam Pasal
7 Ayat (1) Sub C.

5. Pencabutan Seluruh Atau Sebagian Hak-Hak Tertentu Atau Penghapusan Seluruh Atau
Sebagian Keuntungan Tertentu Yang Telah Atau Dapat Diberikan Kepada Si Terhukum Oleh
Pemerintah Untuk Waktu Selambat-Lambatnya 2 (Dua) Tahun;

6. Pengumuman Keputusan Hakim.

1. Perampasan:

a. Perampasan Barang-Barang Yang Bukan Kepunyaan Si Terhukum Tidak Dijatuhkan Sekedar


Hak-Hak Pihak Ketiga Dengan Itikad Baik Akan Terganggu;

b. Dalam Perampasan Barang-Barang, Maka Hakim Dapat Memerintahkan, Bahwa Seluruhnya


Atau Sebagian Akan Diberikan Kepada Si Terhukum.

c. Tindakan Tata Tertib Antara Lain :

1. Penempatan Perusahan Di Bawah Pengampuan;

2. Kewajiban Membayar Uang Jaminan;

3. Kewajiban Mengerjakan Apa Yang Dilalaikan Tanpa Hak Atau Meniadakan Apa Yang
Dilakukan Tanpa Hak;

4. Kewajiban Membayar Sejumlah Uang Sebagai Pencabutan Keuntungan. yang di bebani


tanggung jawab Pengurus korporasi sebagai pembuat dan penguruslah bertanggungjawab,
yaitu:

1). Korporasi sebagai pembuat dan pengurus bertanggungjawab; dan

2).Korporasi sebagai pembuat dan juga sebagai yang bertanggungjawab.

contoh kasus:

DIREKTUR PT PMB PERUSAK HUTAN LINDUNG DI BATAM DI HUKUM 7 TAHUN PENJARA

Porto

DIREKTUR PT PMB PERUSAK HUTAN LINDUNG DI BATAM DI HUKUM 7 TAHUN PENJARA

Jakarta, 11 Januari 2022. Ramudah alias Ayang (44) – Direktur PT Prima Makmur Batam (PMB) –
pelaku perusakan Hutan Lindung Sei Hulu Lanjai dan Tanjung Kasam, Kecamatan Nongsa, Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau, divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Batam penjara selama
7 tahun dan denda sebanyak Rp 1 miliar, subsider 6 bulan penjara karena telah terbukti secara
sah dan meyakinkan mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan lahan di kawasan
hutan lindung tersebut.

Kasus perusakan hutan lindung ini disidik oleh penyidik KLHK, selanjutnya Jaksa Penuntut
Umum pada sidang daring tanggal 23 November 2021 menuntut Ramudah dengan pidana
penjara selama 9 tahun denda Rp 1 miliar subsider 6 bulan penjara. Dalam kasus yang sama
dengan perkara tindak pidana korporasi, PT PMB divonis hakim Pengadilan Negeri Batam
dengan pidana denda sebesar Rp 2,5 milyar dalam kasus tersebut.

PT PMB melakukan perusakan lingkungan untuk membangun kavling perumahan dan bangunan
tanpa izin di dalam kawasan Hutan Lindung Sei Hulu Lanjai seluas 13,846 ha dan Hutan Lindung
Tanjung Kasam seluas 5,416 ha, di Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut Yazid Nurhuda, Direktur Penegakan Hukum Pidana, Ditjen Gakkum, KLHK, sebelum
penegakan hukum, pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit II Batam sebagai
pemangku kawasan telah memberikan peringatan untuk menghentikan seluruh kegiatan ilegal
di dalam kawasan hutan tanpa izin menteri tersebut, namun tidak diindahkan oleh PT PMB.

Melihat masih ada kegiatan pembukaan hutan untuk dijadikan kavling perumahan dengan
menggunakan alat berat dilokasi tersebut, Dirjen Gakkum bersama Pimpinan Komisi IV DPR RI,
menangkap Zazli bin Kamel (37), Komisaris PT PMB yang tengah berada dilokasi. Untuk perkara
tersebut, Zazli telah diputus bersalah oleh Pengadilan Negeri Batam dan dijatuhi hukuman
pidana penjara 5 tahun 6 bulan dan denda Rp 1 miliar, subsider 3 bulan penjara. Saat ini Zazli
sedang menjalani hukuman di Rumah Tahanan Balerang.

KLHK juga melakukan Penindakan terhadap pelaku perusakan lingkungan dan kawasan hutan
yaitu PT Kayla Alam Sentosa (KAS) dan PT Alif Mulia Jaya Batam (AMJB). Untuk kejahatan
korporasi PT. KAS dan PT. AMJB telah divonis hakim Pengadilan Negeri Batam dengan hukuman
denda sebanyak Rp 6 miliar. Sedangkan untuk tindak pidana perorangan tersangka IDM (50)
Direktur PT KAS dan DMO (49) Direktur PT AMJB diancam dengan ancaman pidana penjara
paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar sebagaimana diatur dalam Pasal 98
Jo Pasal 116 ayat (1) huruf b UU 32 2009 PPLH yang saat ini masih dalam proses persidangan di
Pengadilan Negeri Batam.

PT PMB melanggar Pasal 98 Jo Pasal 116 ayat (1) huruf a UU 32 2009 PPLH. Dengan ancaman
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar. Selain itu,
sebagaimana diatur dalam Pasal 119 UU 32 PPLH selain pidana pokok, untuk kejahatan
korporasi dapat dijatuhkan pidana tambahan salah satunya pemulihan lingkungan hidup berupa
perbaikan akibat tindak pidana.

Sementara itu, Rasio Ridho Sani, Dirjen Gakkum KLHK mengatakan KLHK tidak akan berhenti
menindak pelaku perusakan lingkungan hidup dan kehutanan, apalagi pelaku perusakan hutan
lindung. Pelaku kejahatan baik perorangan maupun korporasi seperti ini akan kami tindak
tegas. Pelaku kejahatan yang mencari keuntungan dengan mengancam kehidupan banyak
orang, lingkungan hidup, dan kerugian negara, harus dihukum seberat-beratnya. Kami sudah
membawa lebih dari 1.190 kasus ke pengadilan terkait kejahatan lingkungan hidup dan
kehutanan. Sekali lagi mereka ini harus dihukum seberat-beratnya, biar jera dan jadi
pembelajaran, tegas Rasio Sani.

Atas putusan ini, kami mengapresiasi putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam yang
telah menghukum Zazli, Ramudah, PT PMB, PT KAS dan PT AMJB sebagai perusak hutan dan
kami juga mengapresiasi para jaksa dari Kejaksaan Agung dan Kajari Batam yang menangani
dan terus mengawal proses persidangan kasus ini. Putusan ini harus menjadi pembelajaran bagi
pelaku perusakan lingkungan hidup dan kehutanan. Saat ini kami sedang menyiapkan
penyidikan berlapis termasuk penyidikan kejahatan pencucian uang, untuk pelaku kejahatan
lingkungan hidup dan kehutanan, pungkas Rasio Sani.

B. Bagaimana pendirian UU No 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang - Undang Hukum Pidana
mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi .... ?

jawaban:

Subjek Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Lebih lanjut,

Pasal 49 UU No.1/2023 mengisyaratkan bahwa pertanggungjawaban pidana atas tindak pidana


oleh korporasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 dikenakan terhadap korporasi, pengurus
yang mempunyai kedudukan fungsional, pemberi perintah, pemegang kendali, dan/ atau
pemilik manfaat korporasi.

Anda mungkin juga menyukai