Anda di halaman 1dari 12

Ketidakseimbangan antara oksigen yang terhantar dengan kebutuhan oksigen

Cth = takikardia, pasien dgn takikardia kebutuhan oksigen tidak terpenuhi sehingga terjadi hipoksia
jaringan
CO = HR x SV

Capiler O2 content = HB X Saturasi O2 Artery (SaO2) x 1.34 x Preasure O2 Artery (PaO2)

Mengoptimalkan SaO2 & PaO2 = pengelolaan jalan napas dan terapi oksigen

Mengoptimalkan kadar Hb = transfuse

Mengoptimalkan SV rendah = terapi cairan

Bagaimana jika SV tinggi tapi tidak optimal = biasanya masalah pada jantung ( SKA dll )

Nadi (+) = lihat algoritm tachy/brady

Nadi (-) = VT/VF, PEA/Asistol

Semu ini untuk memaksimalkan oksigen delivery


SURVIVAL TIME =

• Terapi Oksigen hanya meningkatkan FiO2/Fraksi oksigen dalam jaringan cukup


• “TAPI” Kecukupan oksigen dalam jaringan dipengaruhi fungsi respirasi adekuat, pembawa O2
baik, kardiovaskular baik, sel masih baik
Bagaimana cara terapi oksigen =

1. Tabung oksigen dgn regulator ( NS,


2. Kanal nasul
3. Simple mask
4. Sungkup dengan reservoir O2 ( NRM, RM )
5. Sungkup muka venturi
• Nasal kanul = O2 1L = 4% O2 + 20% dari udara kamar,
Jika kanul nasak >5L FiO2 tetap 40% dan berefek iritasi
• Sungkup muka sederhana
• Sungkup muka dengan reservoir minimal 6 L,
lalu Sungkup muka dengan reservoir = O2 1L = 10% O2
• Sungkup ventury

*95% -100% dgn berdebar-debar berikan nasal kanul 4L


Terapi oksigen dengan sungkup apapun, lalu pasien dibiarkan nafas spontan pada saturasi < 85%
pasien bisa memburuk bahkan cardiac arrest/asistol, maka itu harus ventilasi tekanan positif =

- BVM 15L/menit, tangan C-E Manuver ( C agar tidak bocor, E chin lift )

PENGELOLAAN JALAN NAFAS


*jika ada riwayat trauma kepala lakukan jaw trust ( buka mulut, angkat dagu )
- gag refleks ( batuk,muntah ), ukuran harus pas, komplikasi jika ada gag refleks tapi dipasang
OPA bisa obstruksi jalan nafas, laringospasme, muntah
- jika ada gag refleks pasang NPA, kontraindikasi = fraktur basis kranii
LMA = ukuran 1,5 ( bb 0-5kg) ukuran 5 ( bb 70-100kg)

TEKNIK LMA

Jika melakukan pengolaan jalan nafas dengan LMA =

- harus berdiri belakang pasienpasien diganjal bagian oksipital


- kasih tahanan dengan udara setelah LMA masuk
- plester fiksasi
TEKNIK ETT

- berdiri dibelakang kepala pasien, preoksigenasi karena pasien tidak mendapat O2 saat
laringoskop
- Sellick manuver = menekan cartilage cricoid ( agar tidak terjadi regurgitasi,aspirasi)
- laringoskop ditangan kiri, tangan kanan membuka mulut pasien
- Masukan ETT ke rongga mulut, lidah geser ke kiri
- Visualisasi melihat rima glottis ( epiglottis & pita suara )
- Tempatkan curved blade laringoskop didepan epiglottis
- Angkat laringoskop angkat keatas kearah kaki pasien, tidak boleh dicongkel
- Masukan pipa ETT menyusuri laringoskop sampai melewati pita suara sampai kita tidak bisa
melihat balon pipa ETT
- Kembangkan balon pipa ETT maksimal 10ml
- Konfirmasi 5 tempat dengan auskultasi ( apex paru sn dx, basal sn dx, epigastrium )
- Secara objektif periksa kembalo dgn kapnografi, jika kapnografi ada gelombang/berubah
warna maka pipa ETT ada di trakea
Dilakukan saat secondary survey

Kenapa 10 detik ? krn bisa terjadi aritmik jika >10 detik, krn secara tidakk sengaja juga terjadi
penghisapan O2

Anda mungkin juga menyukai