689 1217 1 SM
689 1217 1 SM
Abstrak
Milk Story adalah kafe yang memproduksi susu dan berbagai product olahan susu lainnya yang berasal dari Kota
Batu. Brand awareness dari Milk Story masih kurang tinggi, dikarenakan kurang menariknya sisi visual dari
identitasnya. Oleh karena itu Milk Story memerlukan sebuah identitas visual baru yang menarik sekaligus
mampu menampilkan citra Milk Story. Dengan perancangan visual brand identity ini, diharapkan brand
awareness Milk Story dapat meningkat.
Kata kunci: Corporate Identity, Visual Brand Identity, Perancangan, Milk Story.
Abstract
Title: Visual Brand Identity Planning of Milk Story Cafe
Milk Story is a cafe from Batu, Jawa Timur, which produces its own dairy milk and another dairy product. Milk
Story’s brand awareness is not high enough to stand out, caused by the lack of attractiveness in its visual
identity. Therefore, Milk Story needs new visual identity which is not only attractive but also communicates the
whole images of Milk Story. Through this visual brand identity planning, the brand awareness of Milk Story is
expected to be enhanced.
yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Di Brand identity juga mampu menampilkan perbedaan
Jawa Timur, Kota Batu tercatat sebagai penghasil dan menjelaskan makna dari big idea yang dimiliki
susu sapi kedua terbesar dengan, jumlah populasi sapi brand tersebut. (Wheeler 4)
sekitar 13.000 ekor. Menurut Moira Cullen, desain memegang peranan
Susu sapi murni di Indonesia didistribusikan melalui penting dalam membuat dan membangun sebuah
Koperasi Susu milik Dinas Peternakan yang hadir di brand. Desain dapat membedakan dan mewujudkan
tiap kota. Batu sebagai salah satu penghasil susu sapi sebuah emosi, konteks, dan esensi yang sangat berarti
terbesar di Jawa Timur, hanya memiliki satu Koperasi di mata konsumen. (dikutip dalam Wheeler 4)
Susu. Sedangkan di kota tetangga Batu, Malang,
terdapat 18 buah Koperasi Susu. Bisa dibilang Apabila brand diibaratkan sebagai manusia, maka
Koperasi Susu yang disediakan oleh Dinas Peternakan brand merupakan keseluruhan dari manusia itu, yaitu
ini digunakan hanya untuk membeli susu saja, bukan jiwa dan raganya. Sedangkan brand identity adalah
untuk langsung mengkonsumsinya di tempat. (“Dinas penampilan fisiknya, komunikasi, dan perilakunya.
Peternakan Provinsi Jawa Timur,” par. 3) Ketika kita melihat seseorang, yang pertama kali kita
lihat adalah penampilan fisiknya, yaitu wajah, gaya
Dalam 2 tahun terakhir, perkembangan kafe di Kota rambut, dan gaya berpakaian. Wajah dari sebuah
Malang dan Batu sangatlah pesat. Hampir di ruas – brand adalah logo. Oleh karena itu logo adalah kunci
ruas jalan kita dapat melihat berbagai macam kafe, utama untuk menampilkan identitas sebuah brand.
mulai dari yang kecil sampai yang besar. Mayoritas (Rustan 54)
dari kafe – kafe ini menawarkan kopi sebagai menu
utama mereka. Kopi sangat identik dengan suasana Penggunaan visual brand indentity Kafe Milk Story
rileks dan santai, sekaligus menjadi media untuk yang sekarang ini masih belum bisa menyampaikan
kumpul bersama di waktu luang. Kafe – kafe ini pesan komunikasi yang tepat dan kurang eye-
biasanya memiliki tempat yang cukup nyaman untuk catching. Penggunaan logo sebagai kunci utama suatu
bersantai sekaligus menghabiskan waktu luang. identitas dan elemen grafis dari Milk Story masih
Pertumbuhan bisnis kafe penjual kopi yang sangat terlalu umum dan belum diaplikasikan secara
pesat ini salah satunya disebabkan oleh konsisten, serta tidak menunjukkan ciri khas dan
kecenderungan remaja yang sangat menyukai kopi emosi yang terdapat di dalam brand-nya, sehingga
sebagai menu utama untuk kumpul bersama. sulit dikenali oleh para remaja.
‗Milk Story‘ adalah satu - satunya kafe yang menjual Perancangan visual brand identity yang baru bagi
berbagai makanan dan minuman yang dibuat dari Kafe Milk Story ini direncanakan memiliki desain
bahan utama susu yang terletak di Kota Malang dan yang elegan dan unik sesuai dengan minat para remaja
Batu. Namun, brand awareness dari Milk Story ini mayoritas, serta mampu menyampaikan pesan bahwa
masih cukup rendah di kalangan remaja Kota Malang susu merupakan minuman yang penting bagi
& Batu. Dari data survei sementara, hanya 3 dari 10 kesehatan remaja dan dan dapat disajikan sebagai
orang remaja yang mengetahui Milk Story. Menurut sarana berkumpul bersama teman yang menarik oleh
Kotler dan Waldemar (16), rendahnya brand Kafe Milk Story.
awareness bisa disebabkan oleh beberapa faktor kunci
yang salah satunya adalah kurang tepatnya Metode Penelitian
penggunaan visual brand identity yang belum bisa
menarik hati konsumen.
Dalam tugas akhir Perancangan Visual Brand Identity
Kafe Milk Story ini peneliti menggunakan beberapa
Menurut Wheeler (30), Visual brand identity
metode perancangan diantaranya sebagai berikut:
sangatlah penting keberadaanya, terutama sebagai
sarana untuk mengkomunikasikan visi & misi sebuah
brand, sekaligus menjadi salah satu komposisi Metode Pengumpulan Data
penting dalam mengenalkan brand agar selalu
menjadi pilihan utama konsumen. Visual brand Data yang digunakan untuk menyusun Perancangan
identity juga harus mampu merepresentasikan emosi Visual Brand Identity Kafe Milk Story ini berasal dari
yang terkandung di dalam sebuah brand yang sumber data primer dan sekunder. Sumber primer
kemudian diwujudkan dalam bentuk logo, warna, adalah sumber data dari pihak yang langsung
elemen grafis, dan font yang saling terintegrasi dan bersangkutan ataupun dari wawancara terhadap
selalu digunakan secara konsisten. koresponden. Sedangkan data sekunder adalah data
yang berasal dari sumber data yang telah
Brand identity merupakan wujud nyata dan daya dipublikasikan ke umum seperti buku atau dokumen.
penarik bagi panca indra. Konsumen bisa melihat, Proses pengumpulan data ini menggunakan beberapa
menyentuh, mendengar, serta menyaksikan metode diantaranya :
pergerakannya. Brand identity merupakan dasar a. Wawancara (Interview)
utama bagi konsumen untuk mengenal brand itu. Wawancara mendalam akan dilakukan terhadap
para target audience serta pemilik Milk Story agar
3
dapat mengetahui permasalahan yang dialami Langkah awal dalam membuat visual brand identity
secara akurat. Milk Story yang baru adalah meninjau brand
positioning dari Milk Story yang sudah ada. Dari
b. Observasi (Observation) analisa yang sudah dilakukan di bab sebelumnya,
Metode observasi akan lebih banyak dilakukan dapat ditemukan bahwa brand positioning dari Milk
untuk sasaran perancangan karena mengingat Story adalah : ―Kafe yang menjual susu dan berbagai
sasaran perancangan adalah anak-anak berusia 16- produk olahan susu lainnya, yang semua produknya
25 tahun, sehingga dalam pengumpulan data lebih bersifat natural dan fresh, serta diperuntukkan bagi
efektif menggunakan metode pengamatan para remaja.‖
terhadap pola keseharian remaja, seperti hal apa
saja yang dilakukan di waktu luang. Brand positioning dari Milk Story di atas masih
c. Dokumentasi (Documentation) berdasar pada Unique Selling Proposition (USP),
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data sehingga masih kurang untuk menarik perhatian
dengan menggunakan referensi gambar yang target audience. Salah satu faktor penting dalam
diambil melalui kamera yang kemudian dijadikan positioning yang bisa menarik perhatian target
acuan dalam mendesain. audience adalah dengan adanya Emosional Selling
Proposition (ESP), di mana sebuah brand akan
Metode Analisis Data mengikat target audiencenya secara emosional.
Penambahan ESP ini juga akan meningkatkan tingkat
Metode analisis data dilakukan dengan diferensiasi dengan kompetitor. ESP yang akan
mengumpulkan data tentang daya tarik visual ditambahkan adalah : ―Kafe yang fun untuk
(visibility), informasi produk (information), daya tarik berkumpul bersama sahabat.‖
untuk membeli (emotional appeal), kemudahan dalam
pembuatan, penyimpanan (workability). Sehingga Ide penambahan ESP ini diperoleh dari analisa target
dapat dilakukan evaluasi faktor-faktor apa saja yang audience dari Milk Story yang pada dasarnya masih
berperan dalam penyelesaian masalah brand yang ada remaja dan memiliki sifat yang moody. Dengan
secara efisien dan efektif. penambahan ESP ini, maka brand positioning dari
Milk Story akan menjadi : ―Kafe yang menjual susu
Untuk memperoleh data atau informasi yang akurat dan berbagai produk olahan susu , sekaligus menjadi
untuk mendukung perancangan ini maka diperlukan kafe yang menyenangkan untuk mendekatkan
wawancara terhadap informan mengenai makna dan hubungan persahabatan para remaja.‖
segala hal yang berkaitan dengan produk serta
kecenderungan masyarakat dalam memilih produk. Dengan positioning baru tersebut, maka dapat dibuat
Dengan mengetahui data-data secara jelas, diharapkan poin – poin utama untuk membuat visual identity
proses sampai hasil akhir perancangan ini dapat yang baru. Poin – poin ini merupakan dasar untuk
menjadi jawaban bagi bagaimana meningkatkan citra mencari bentuk visualisasi dari logo, corporate
suatu brand melalui strategi visualnya, yang typeface, serta corporate color dsari Milk Story. Poin
kemudian mampu menarik konsemen untuk membeli – poin tersebut adalah healthy, fresh & natural, fun,
produk Milk Story. dan bestfriend.
Konsep Kreatif
4
Logotype dari Milk Story ini akan menggunakan Gambar 3. Ilustrasi watercolor Milk Story
typeface (font) yang berjenis script (tulisan tangan).
Typeface script memiliki bentuk yang mengalir, Berbagai media yang digunakan dalam proses
merepresentasikan sisi dinamis dari remaja.Huruf - perancangan visual brand identity ini meliputi
huruf di typeface berjenis script saling terhubung, hal kemasan, amplop, kop surat, kartu nama, stempel,
ini cocok dengan positioning Milk Story yang notes, company profile, buku menu, interior guide,
bertujuan untuk mendekatkan persahabatan para signage, direct mail, promotional card, x-banner,
remaja. seragam, tas spunbond, pin, dan mug.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Kertajaya, Hermawan. (2004). Memenangkan
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis diberi Persaingan dengan Segitiga Positioning -
kekuatan untuk dapat mengerjakan dan Diferensiasi – Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka
menyelesaikan jurnal dengan baik. Pada kesempatan Utama.
ini penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan ―Koperasi Persusuan Jawa Timur.‖ Dinas Peternakan
kepada penulis, sehingga jurnal ini dapat tersusun Provinsi Jawa Timur. Diakses 18 Januari 2013. Dari
dengan baik. http://disnak.jatimprov.go.id/web/berita_detail.php
Ucapan terima kasih ini diberikan kepada pihak-pihak Kotler, Philip, and Waldemar Pfoertsch. (2010).
berikut karena tugas akhir ini disusun oleh penulis Ingredient Branding. Berlin Heidelberg: Springer-
dengan dukungan dari pihak-pihak terkait: Verlag.
1. Pak Ignatius Atmadjaja, selaku pemilik dari Milk
Story yang sudah memberikan ijin dan banyak ―Milk and Human Health.‖ Milk Facts. Diakses 15
bantuan dalam perancangan Visual Brand Januari 2013. Dari
Identity Milk Story yang baru; http://www.milkfacts.info/Nutrition Facts/Milk and
2. Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum dan Elisabeth Human Health.htm
Christine Yuwono, S. Sn., M. Hum, selaku dosen
pembimbing yang selalu kritis dalam ―Nutrients in Milk.‖ The Dairy Council. 2007. The
memberikan kritik dan saran positif bagi penulis; Dairy Council. Diakses 15 Januari 2013. Dari
3. Maria Nala Damajanti, S.Sn., M.Hum dan Heru http://www.milk.co.uk/page.aspx?intPageID=46
Dwi Waluyanto M. Pd, selaku dosen penguji
yang juga memberikan banyak kritik dan saran Rockport Team. (2001). Logos (Symbols)-Design.
positif ketika proses sidang berlangsung; Massachusets.
4. Miela Indarto, atas desain interiornya yang indah;
10