1 SM
1 SM
1st Sahrial Hasan Wicaksana 2nd Rd. Rohmat Saedudin 3rd Muhammad Fathinuddin
S1 Sistem Informasi S1 Sistem Informasi S1 Sistem Informasi
Fakultas Rekayasa Industri Fakultas Rekayasa Industri Fakultas Rekayasa Industri
Universitas Telkom Universitas Telkom Universitas Telkom
Bandung, Indonesia Bandung, Indonesia Bandung, Indonesia
hasansahrial@telkomuniversity.ac.id rdrohmat@telkomuniversity.ac.id muhammadfathinuddin@telkomunivers
ity.ac.id
Abstrak Abstract
Puskesmas sebagai salah satu ujung tombak pelayanan Puskesmas as one of the spearheads of health services, in
kesehatan, di era sekarang ini memerlukan bantuan this current era requires technological assistance to facilitate
teknologi untuk memperlancar proses pelayanan dan input the service process and input medical record data. In addition,
data rekam medis. Selain itu, penggunaan teknologi juga the use of technology also makes it easier for officers in the
memudahkan petugas dalam proses pelaporan dan process of reporting and managing patient data. One of the
pengelolaan data pasien. Salah satu teknologi yang digunakan technologies used is the Puskesmas Management Information
adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau System or SIMPUS. However, to support the information
SIMPUS. Namun untuk menopang sistem informasi tersebut system, an IT infrastructure is needed. This study aims to design
diperlukan sebuah infrastruktur TI. Penelitian ini bertujuan an adaptive IT Infrastructure to support such information
untuk merancang sebuah Infrastruktur TI yang adaptif systems and similar applications in the future. The
untuk menopang sistem informasi tersebut dan aplikasi infrastructure was designed using the PPDIOO method but only
sejenisnya di masa yang akan datang. Infrastruktur tersebut carried out until the design stage. The result of this research is
dirancang menggunakan PPDIOO method namun an adaptive IT infrastructure design.
dilaksanakan hingga tahap design saja. Hasil dari penelitian Keywords: SIMPUS,Adaptive IT Infrastructure, PPDIOO
ini adalah sebuah rancangan infrastruktur TI yang adaptif Method.
data rekam medis pasien. Berdasarkan observasi yang dari model hierarkis tiga tingkat (CISCO, Small Enterprise
dilakukan, saat ini kondisi infrastruktur TI di Puskesmas Design Refference Guide,2013). Berikut merupakan layer
Jatilawang belum cukup optimal untuk membantu dari collapsed core network design :
kinerjanya. Topologi yang digunakan juga masih
sederhana. Untuk itu perlu dirancang sebuah infrastruktur
teknologi informasi yang adaptif. Penelitian ini dilakukan
dengan metode PPDIOO sehingga menghasilkan sebuah
rancangan infrastruktur TI yang adaptif.
c) Delay a) Prepare
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan Pada tahapan ini diawali dengan mencari kebutuhan
oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang keseluruhan dari sistem layanan jaringan akan dibangun.
menjadi tujuannya. Berikut merupakan kategori delay: b) Plan
Melakukan analisis kebutuhan dari perangkat hardware
TABEL3.2 Kategori Delay dan perangkat software yang akan digunakan dalam
Kategori Latensi Besar Delay Indeks perancangan penerapan layanan.
Sangat Bagus < 150ms 4 c) Design
Bagus 150 ms/d 300 ms 3 Dalam tahapan ini adalah mengubah semua hasil analisis
dari tahapan plan kedalam bentuk rancangan jaringan yang
Sedang 300 ms s/d 450 ms 2 akan dibangun.
Buruk >450 ms 1 d) Implement
Pada tahapan ini merupakan bentuk implementasi dari
d) Jitter layanan yang akan dibangun.
Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi e) Operate
pada jaringan IP. Besarnya nilai jitter akan sangat Tahapan ini merupakan tahap operasi dari sebuah sistem
dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya jaringan yang telah dibangun sesuai dengan tahapan design
tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam untuk melihat kinerja dan deteksi kesalahan dari layanan.
jaringan IP. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan f) Optimize
akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya Selama tahapan operation, pada tahapan ini untuk melihat
congestion dengan demikian nilai jitter akan semakin setiap deteksi kesalahan yang terjadi pada jaringan dengan
besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai melakukan perbaikan dan pengujian kembali terhadap
QoS akan semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS sistem layanan.
jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum
mungkin. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Portofolio Infrastruktur IT usulan Berikut ini merupakan rancangan topologi usulan yang
Berdasarkan identifikasi perangkat jaringan yang ada di rancang menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer
saat ini dan penggunaannya sebagai penopang aplikasi yang akan digunakan untuk simulasi pada GNS3.
yang akan diterapkan, maka usulan perangkat yang akan
digunakan adalah sebagai berikut
b. Access Tier
Pada layer ini menggunakan 2 buah switch yang
dimiliki oleh Puskesmas Jatilawang (re-use) sehingga
memperkecil biaya pengadaan perangkat baru. Karena
perangkat sebelumnya sudah cukup mumpuni untuk
meneruskan akses dari core/distribution tier ke setiap GAMBAR 5.3 Hasil Packet Capture Usulan.
client di Puskesmas Jatilawang.
Berikut merupakan hasil perhitungan QoS berdasarkan
H. Analisis Perangkat Jaringan Usulan hasil dari packet yang telah dicapture sebelumnya :
Berdasarkan hasil analisa yang didapatkan melalui Throughput = 5373731 Bytes : 230.313
observasi langsung, infrastruktur jaringan pada Puskesmas = 5374 Kb : 230.313 s
Jatilawang saat ini belum cukup optimal untuk mendukung = 23.33 Kbps
kinerjanya. Untuk mengurangi beban kerja perangkat dan Packet Loss =0%
mempermudah proses routing maka diperlukan sebuah Delay = 90,931311 / 4705
multilayer switch. Berikut spesifikasi perangkat yang = 0.019 s
disarankan:
K. Perbandingan Hasil Pengujian Topologi.
a. Core/Distribution Berdasarkan hasil pengujian topologi usulan dengan
Pada core/distribution tier, perangkat yang disarankan topologi saat ini, berikut merupakan tabel perbandingan
adalah MikroTik CRS112-8G-4S-IN. Kelebihan switch ini hasil pengujian topologi saaat ini dengan topologi usulan
adalah smart switch dengan SFP port berkecepatan akses pada Puskesmas Jatilawang.
tinggi dengan harga yang terjangkau. Spesifikasinya dapat
diuraikan sebagai berikut : TABEL 5.3 Perbandingan Hasil Uji Existing dan Usulan.
Parameter QoS Topologi saat Topologi
TABEL 5.2 Spesifikasi Perangkat Usulan. ini Usulan
Throughput 52.85 Kbps 23.33 Kbps
Packet Loss 0.1% 0%
Delay 0.020 s 0.019 s
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.9, No.2 April 2022 | Page 691
GAMBAR 5.4 Hasil Perhitungan Throughput Dalam Diagram. B. Rancangan Infrastruktur TI adaptif pada Puskesmas
Jatilawang adalah sebagai berikut
Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa a) Topologi jaringan pada Puskesmas Jatilawang
throughput pada topologi saat ini dengan topologi usulan menggunakan standar Collapsed Core Network
mengalami penurunan. Model untuk memudahkan proses pengelolaan
serta meminimalkan biaya penambahan
Packet Loss (%) perangkat.(Effectiveness).
0.15 b) Penambahan router yang berfungsi untuk
melakukan routing dan memiliki fungsi sesuai
0.1
layer. (Effectiveness).
0.05 c) Mengurangi beban kerja switch (efficiency).
0 d) Mempermudah penerapan infrastruktur baru
Topologi Topologi karena tidak banyak mengubah infrastruktur
saat ini Usulan yang sudah ada (Agility).
e) Hasil infrastruktur jaringan usulan sudah
Topologi saat ini Topologi usulan menggunakan backup link.
f) Hasil pengujian pada topologi usulan
GAMBAR 5.5 Hasil Perhitungan Packet Loss Dalam Diagram.
menghasilkan :
Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa a) Penurunan nilai throughput menjadi
hasil uji topologi usulan tidak memiliki packet loss. 23,35 Kbps.
b) Tidak adanya packet yang loss.
Delay (s) c) Penurunan nilai delay menjadi 0,19 s
yang menunjukan paket lebih cepat
0.021
sampai.
0.020
0.019
0.018 REFERENSI
Topologi Topologi
saat ini Usulan Robertson, B., & Sribar, V. (2001). The Adaptive
Enterprise : IT Infrastructure Strategies to Manage Change
Topologi saat ini Topologi usulan and Enable Growth. Intel Press.
GAMBAR 5.6 Hasil Perhitungan Delay Dalam Diagram.
Binh V D N, Thanonchai W, Chengzhi P,Tsung-H
Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan hasil uji W,(2018), Prototyping Adaptive Architecture : Balancing
topologi usulan memperoleh delay yang lebih kecil Flexibility of Folding Patterns and Adaptability of Micro-
dibandingkan topologi saat ini. Kinetic Movements, eCAADe Vol.2
Kurniawan,Wibowo,Guardin(2017) Perancangan
Infrastruktur Teknologi Informasi Adaptif untuk
Mendukung Kebutuhan Strategis Institusi Pendidikan
Tinggi: Studi Kasus Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.