Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika salah satu ilmu dasar yang telah berkembang cukup pesat baik
materi maupun kegunaannya. Maka dari itu konsep dasar matematika harus dikuasai anak
sejak dari SD, sehhingga anak terampil dan dapat menggunakan atau menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari (Depdikbud:81).
Matematika sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya untuk matematika itu sendiri
tetapi juga untuk ilmu-ilmu yang lain,baik untuk kepentingan teoritis maupun kpentingan
praktis dalam pemecahan sehari-hari sebagai aplikasi matematika.
Mengingat betapa pentingnya pembelajran matematika maka salah satu cara untuk
meningkatkan mutu hasil belajarnya di Sekolah Dasar adalah dengan memilih metode-
metode mengajar yang sekiranya tepat untuk mengajarkan masing-masing pokok bahasan
mengajar memang bukan sesuatu hal yang baru tetap untuk memilih metode mengajar bukan
hal yang mudah.
Matematika merupakan ilmu tentang logika , mengenai bentuk sussunan,besaran dan
konsep-konsep yang saling berhhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyak . untuk
itu siswa perlu membutuhkan kecermata, ketelitian dan kesabaran. Matematika juga melatih
anak untuk berfikir kritis.
Sebagai contoh adalah pada pokok bahasan bilangan prima indikatornya adalah
menggunakan faktor prima dan faktorisasi untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Namun pada prakteknya siswa masih kesulitan dalam menentukan bilangan prima yang
merupakan pangkal dari pokok bahasan. Untuk itu guru perlu menggunakan metode yang
tepat untuk memudahkan siswa dalam menentukan bilangan prima, maka disini yang
digunakan adalah meode penemuan.

1
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Bilangan Prima di kelas V
SD.
2. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode penemuan dalam pembelajaran matematika .

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukan diatas dapat ditarik
perumusan masalah: Apakah penggunaan metode penemuan dapat memudahkan
siswa dalam belajar matematika khususnya dalam menentukan bilangan prima dikelas
V?

D. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah: untuk mengetahui apakah
penggunaan metode penemuan dapat memudahkan siswa dalam menentukan bilangan
prima pada pelajaran matematika dikelas V ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran dengan metode penemuan


Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang
sudah maju adalah “metode penemuan”. Menurut suryosubroto (2009:177), hal itu
disebabkan karena metode penemuan itu :

1. Merupakam suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.


2. Dengan menemukan sendiri , menyelidiki sendiri, maka hasil yang akan diperoleh
akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan anak.
3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuassai
dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain.
4. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah satu metode
ilmiah yang akan dapat dikembangannya sendiri.
5. Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan problema yang dihadapi sendiri; kebiasaan ini akan ditransfer dalam
kehidupan bermasyarakat.

Menurut Setiuawan(2010:32), di dalam metode penemuan ini, ada dua macam yakni
metode penemuan murni dan metode penemuan terbimbing. Pada metode penemuan murni,
masalah yang akan ditemukan semata-mata ditentukan siswa. Begitu pula jalannya
penemuan. Metode penemuan murni kurang tepat untuk siswa sekolah lanjutan/menengah,
karena jika setiap konsep atau prinsip dalam materi dari hasil pengembangan silabus harus
dipelajari dengan cara ini, kita kekurangan waktu dan tidak banyak matematika yang
dipelajari siswa. Selain itu, pada umumnya siswa terlalu tergesa-gesa menarik kesimpulan
dan tidak semua siswa dapat menemukan sendiri.

Mengingat hal tersebut, muncullah metode mengajar yang dikenal dengan metode
penemuan terbimbing sebagai salah satu metode mengajar yang bermanfaat untuk
pembelajaran matematika. Menurut Widiharto (2004:5), dengan metode penemuan
terbimbing ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik
kesimpulan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar
mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya
untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang tepat

3
oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam “menemukan”
pengetahuan yang baru tersebut.

Menurut Setiawan (2010:33), urutan langkah-langkah di dalam pembelajaran matematika


menggunakan metode penemuan terbimbign ini adalah sebagai berikut :

1. Guru merumuskan masalah yang akan dihadapkan kepada siswa, dengan data
secukupnya. Perumusan harus jelas dalam arti tidak menimbulkan salah tafsir,
sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisasikan dan
menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh
yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah
kearah yang tepat. Misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan. Kuranglah tepat bila
guru memberi informasi sebanyak-banyaknya.
3. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukan.
4. Bila perlu konjektur di atas diperiksa oleh guru. Ini perlu dilakukan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan tersebut.

Bila telah diperoleh kepastian kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur
sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Sesudah siswa menemuakn apa
yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil
penemuan itu benar.

B. Tinjauan tentang materi bilangan prima


Bilangan prima adalah bilangan yang tepat memiliki dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu
sendiri. Semua anggota bilangan prima adalah bilangan ganjil kecuali 2.

Contoh Bilangan Prima :

{2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, …}

Untuk mempermudah kita dalam menentukan mana yang bilangan prima dan mana
yang bukan bilangan prima dapat dilakukan dengan cara yang praktis dan mudah yakni
dengan cara menambahkan angka 6 pada bilangan prima yang ke-3 ( 5 ) dan ke-4 ( 7 ) dengan
syarat apabila ada hasil dari bilangan prima ditambah 6 adalah bilangan yang habis jika
dibagi 5 dan atau dibagi 7 maka pasti itu bukan bilangan prima.

4
Mari kita coba menjumlahkan bilangan prima yang ke-3 ( 5 ) dengan angka 6, jadi
angka 2 dan 3 dilewati sehingga yang ditambahkan dengan angka 6 yaitu angka 5 kemudian
angka 7 dengan cara sesuka hati kita.

Contoh :
5 +6 = 11, 11 tidak dapat dibagi 5 maupun 7, 11 hanya memiliki 2 faktor yakni 1 dan 11
11+6 = 17, 17 tidak bisa dibagi 5 maupun 7

17+6 = 23, 23+6 , dan seterusnya

7+6 = 13, 13 tidak dapat dibagi 5 maupun 7

13+6 = 19, 19+6 =25 , dan seterusnya

Untuk lebih jelasnya silahkan amati penjumlahan pada gambar di bawah ini :

5
Keterangan :

25 bukan bilangan prima karena memiliki lebih dari 2 faktor, dalam bahasan ini angka 25
dapat dibagi 5

35 bukan bilangan prima karena memiliki 4 faktor yakni 1, 5, 7, dan 35, kalau dalam cara
termudah mencari bilangan prima, karena 35 dapat dibagi 5 dan 7

49 bukan bilangan prima karena dapat dibagi 7

55 bukan bilangan prima karena dapat dibagi 5

65 bukan bilangan prima karena dapat dibagi 5

77 bukan bilangan prima karena dapat dibagi 7

77 + 6= .... dan seterusnya

79 + 6 = .... dan seterusnya

6
BAB III

Kesimpulan

Model pembelajaran dengan menggunakan Metode Penemuan (Discovery Methods) dalam


pembelajaran matematika akan mampu menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam belajar. Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang
sedang dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini
menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih
mudah dipahami dan diingat anak.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu : mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasikan pengetahuan ,berpusat pada siswa
dan kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah da.
Dari contoh yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa Cara menentukan bilangan
prima tidaklah begitu sulit untuk dipahami. Hanya saja dibutuhkan ketelitian dalam
mengalikan kekreatifan siswa untuk menemukan cara termudah.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. ttp://www.ilmu-matematika.com/2015/03/pengertian-dan-cara-termudah-menetukan-
bilangan-prima.html
2. http://www.anakbelajar.com/2016/04/bilangan-prima-dan-contoh-bilangannya.html
3. https://www.koleksiskripsi.com/2011/11/18-keefektifan-penggunaan-metode.html

Anda mungkin juga menyukai