Anda di halaman 1dari 20

SURAT KETERANGAN KONTRIBUTOR KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk artikel
di jurnal ilmiah yang berjudul “Hubungan Insomnisa dengan Hipertensi (Analisis Data
Indonesia family Life Survey. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 24 No. 1; 2021.
Hal 46-56, menerangkan bahwa:

Nama Penulis JenisKontributor Tanda Tangan


Hendrik Edison Kontributor Utama

Olwin Nainggolan Kontributor Utama

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dimanfaatkan, terimakasih atas perhatiannya.
Hlm. 1-78
ISSN : 1410-2935
e-ISSN : 2354-8738

BULETIN PENELITIAN SISTEM KESEHATAN


(Bulletin of Health System Research)
Volume 24, No. 1, Januari 2021

BULETIN PENELITIAN SISTEM KESEHATAN diterbitkan sejak 1994, dan sejak tahun 2006 terbit dengan frekuensi 4 kali setahun.
Redaksi menerima naskah ilmiah tentang hasil-hasil penelitian, survei, dan tinjauan pustaka yang erat hubungannya dengan bidang
Sistem dan Kebijakan Kesehatan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta 10560 Kotak Pos 1226
Telp dan Fax (021) 42871604
Jalan Indrapura 17, Surabaya 60176 Telp. (031) 3528748, Fax. (031) 3528749
E-mail: pushumbullhsr@yahoo.com
BULETIN PENELITIAN SISTEM KESEHATAN
(Bulletin of Health System Research)
Volume 24, No. 1, Januari 2021

DAFTAR ISI

Relevansi, Efektivitas dan Sustainabilitas Model Pemberdayaan Paraji dan Kokolot dalam
Upaya Meningkatkan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Relevances, effectiveness, and sustainability of Paraji and Kokolot Empowerment Model in
Efforts to Increase Delivery in Health Care Facilities
Sri Handayani, Suharmiati, Karlina, Yurika Fauzia Wardhani ................................................ 1 - 10
Kemampuan Klinik Pratama Dalam Menangani 195 Diagnosis Di Kota Surabaya: Sebuah
Kajian Kebijakan
The Capability Of Primary Care Clinics In Handling Of 195 Diagnoses In Surabaya City: A Policy
Review
Eka Fitria Sari, Faihatul Mukhbitin, Ernawaty......................................................................... 11 - 19
Hubungan Paritas dan Karakteristik Individu terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi diantara
Wanita Usia Subur di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
Relationship of Parity and Individual Characteristics on the Contraception Use among
Childbearing Age Women in the East Java Province in 2017
Ratna Dwi Wulandari , Agung Dwi Laksono ........................................................................... 20 - 30
Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji Dan Hipertensi: Sebuah Penelitian Berskala
Nasional Di Indonesia
Correlation Of Fast-Food Consumption And Hypertension: A Nationwide Study In Indonesia
Zulfaa Rif'at Fauziyyah dan Solikhah Solikhah ...................................................................... 31 - 37
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Terhadap Konsumsi Tembakau di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat
The Association Of Smoking With Knowledge, Attitude, And Practice (KAP) With Tobacco Use
In The Working Area Of Primary Healthcare Center Of Sungai Durian, Sintang District, West
Kalimantan Province
Maretalinia, Elvi Juliansyah, Suyitno, Aris Yulianto, Dyah Suryani ...................................... 38 - 45
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Analisis Data Indonesia Family Life Survey)
Association Of Insomnia With Hypertension (Analysis Of Indonesia Family Life Survey Data)
Hendrik Edison, Olwin Nainggolan........................................................................................ 46 - 56
Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Cedera Disebabkan Kecelakaan Lalu Lintas Di
Indonesia Tahun 2018 (Analisis Data Riskesdas 2018)
Alcohol Consumption and Injury Caused by Traffic Accident in Indonesia in 2018 (Analysis of
2018 Riskesdas Data)
Khairun Nisa'il Hulwah, Wahyu Pudji Nugraheni, Andi Sari Bunga, Kurnia Sari, Pujiyanto,
Budi Hidayat ............................................................................................................................. 57 - 67
Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional Pada Penduduk Lanjut Usia Di
Indonesia(Berdasarkan Data Riskesdas 2018)
Utilization of Traditional Health Services for Elderly In Indonesia (Based on 2018 Riskesdas
Data)
Rukmini, Lusi Kristiani............................................................................................................. 68 - 78
HUBUNGAN INSOMNIA DENGAN HIPERTENSI
(ANALISIS DATA INDONESIA FAMILY LIFE SURVEY)

Association Of Insomnia With Hypertension


(Analysis Of Indonesia Family Life Survey Data)
Hendrik Edison, Olwin Nainggolan

Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat - Badan Litbangkes

Naskah masuk: 28 Juli 2020 Perbaikan: 31 Agustus 2020 Layak terbit: 1 Februari 2021
https://doi.org/10.22435/hsr.v24i1.3579

ABSTRAK
Insomnia dan hipertensi sangat umum dan sering kali berdampingan. Bukti menunjukkan bahwa peningkatan
prevalensi hipertensi dalam dekade terakhir kemungkinan terkait dengan peningkatan prevalensi insomnia dan
penurunan durasi tidur yang disebabkan oleh gaya hidup modern. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan dan besaran risiko insomnia terhadap hipertensi. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesia
Family Life Survey tahun 2014 (IFLS5) dengan responden berumur ≥19 tahun. Kerangka konsep dengan pendekatan
model faktor risiko. Gangguan insomnia merupakan variabel independen utama, dan hipertensi adalah variabel
dependent utama. Variabel perancu adalah umur, kelebihan berat badan (overweight) serta jenis kelamin. Untuk melihat
hubungan gangguan insomnia dengan hipertensi menggunakan analisis regresi logistik berganda dengan kemaknaan P
value < 0,05. Prevalensi penderita insomnia umur ≥19 tahun di Indonesia berdasarkan data IFLS5 adalah sebesar
43,7%. Analisis ini menunjukkan bahwa insomnia tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi P>0,05; OR: 0,937
(95% CI 0,873-1,006). Variabel yang berhubungan dengan risiko hipertensi adalah umur ≥ 40 tahun dengan OR: 5,246
(95% CI 4,885-5,598) serta overweight dengan OR: 2,112 (95% CI 1,985-2,269). Pada penelitian ini umur dan
overweight memberikan kontribusi terhadap kejadian hipertensi sebesar 18,9%.

Kata kunci: insomnia, hipertensi, IFLS5, Indonesia

ABSTRACT
Insomnia and hypertension are very common and often coexist. There is evidence to suggest that the increase in the
prevalence of hypertension in the past decade may be related to an increase of the prevalence of insomnia and with a
decrease in sleep duration caused by modern lifestyles. The purpose of this study was to look at the association and
magnitude of risk of insomnia with hypertension. This study used secondary data from the 2014 Indonesia Family Life
Survey (IFLS5) with respondents ≥19 years old. Conceptual framework with a risk factor model approach. Insomnia
disorders are the main independent variable, and hypertension is the main dependent variable. Confounding variables
are age, overweight and sex. Association of insomnia disorders to hypertension was analyzed using multiple logistic
regression analysis with the significance of P value <0.05. The prevalence of insomnia sufferers aged ≥19 years old in
Indonesia based on IFLS5 data was 43.7%. This analysis showed that insomnia was not associated with the incidence of
hypertension P>0.05; OR: 0.937 (95% CI 0.873-1.006). The variables associated with the risk of hypertension were age
≥ 40 years old with OR: 5,246 (95% CI 4,885-5,598) and overweight with OR: 2,112 (95% CI 1,985-2,269). In this study,
age and overweight contributed 18.9% to the incidence of hypertension.

Keywords: insomnia, hypertension, IFLS5, Indonesia

Korespondensi:
Hendrik Edison
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat - Badan Litbangkes
E - mail : hendriekedison3@gmail.com

46
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Hendrik Edison, dkk)

PENDAHULUAN Gangguan tidur termasuk insomnia telah


dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan
Prevalensi hipertensi di seluruh dunia terus
risiko hipertensi dalam beberapa penelitian
meningkat selama dekade terakhir dan diperkirakan
observasional epidemiologis (Kripke, Garfinkel and
akan terus meningkat. Sekitar 1,13 miliar orang di
Wingard, 2002; Morin et al., 2006; Phillips and
seluruh dunia menderita hipertensi dan sebagian
Mannino, 2007; Calhoun and Harding, 2010;
besar hidup di negara-negara berpenghasilan
Palagini et al., 2013; Calhoun, 2017; Alfi and
rendah dan menengah (WHO, 2019a). Hipertensi
Yuliwar, 2018). Banyak bukti menunjukkan bahwa
menyebabkan beban ekonomi yang signifikan
kurang tidur dikaitkan dengan sejumlah hasil
terhadap sistem pelayanan kesehatan (Wang,
kesehatan termasuk hipertensi (Phillips and
Grosse and Schooley, 2017). Selain itu hipertensi
Mannino, 2007; Javahari et al., 2008; Li et al.,
merupakan yang paling umum di antara penyakit-
2017). Dalam analisis longitudinal dari First
penyakit kardiovaskular dan berkontribusi besar
National Health and Nutrition (NHANES-I) di
terhadap tingkat morbiditas dan mortalitas (Kearney
Amerika Serikat, durasi tidur yang pendek (≤5
et al., 2005; Roger et al., 2011). Sebesar 4,5% dari
jam/malam) dikaitkan dengan risiko kejadian
beban penyakit global saat ini disebabkan oleh
hipertensi 60% lebih tinggi pada usia (32- 59 tahun)
hipertensi dan kejadian hipertensi semakin lazim
dibandingkan dengan orang tanpa gangguan tidur,
ditemukan di negara-negara berkembang maupun
lama follow up rata-rata 8-10 tahun (Gangwisch et
di negara-negara maju. Di seluruh dunia
al., 2006). Hasil analisis cross-sectional dari Sleep
diperkirakan menyebabkan 7,1 juta kematian dini
Heart Health Study dengan besar sampel ± 6.000
(Global Health Observatory Data, 2017). WHO
orang dewasa AS menunjukkan prevalensi
memiliki target mengurangi prevalensi global yaitu
hipertensi yang signifikan lebih tinggi di antara
sebesar 25% pada tahun 2025 (WHO, 2019b).
individu dengan durasi tidur biasa di atas atau di
Penyakit hipertensi sangat penting karena
bawah median 7 hingga kurang dari 8 jam per
prevalensinya yang tinggi dan merupakan faktor
malam (Gottlieb et al., 2006). Hubungan tersebut
risiko utama untuk penyakit kardiovaskular (Dogan,
lebih kuat yaitu risiko hipertensi 66% lebih tinggi
Toprak and Demir, 2012).
pada responden tidur dengan durasi pendek (<6
Insomnia adalah gangguan tidur yang paling
jam/malam) (Cappucci et al., 2007). Pemahaman
umum, berdampak substansial pada individu dan
tentang insomnia dan perkiraan prevalensi masih
masyarakat secara keseluruhan (Singareddy et al.,
sesungguhnya masih sangat bervariasi,
2012). Insomnia kronis merupakan bentuk
sehubungan dengan definisi yang tidak konsisten
gangguan terhadap kualitas tidur yang didefinisikan
serta perbedaan kriteria diagnostik (de Souza e
sebagai kesulitan untuk memulai atau
Silva, Franklin and Araújo, 2016).
mempertahankan tetap tidur atau disebut juga
Beberapa penelitian tentang hubungan antara
dengan tidur non-restoratif. Data menunjukkan
kualitas tidur dengan hipertensi di Indonesia juga
bahwa penduduk di negara-negara maju, tidur
sudah pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang
rata-rata hanya 6,8 jam per malam, lebih sedikit 1,5
pernah dilakukan antara lain: Kualitas tidur dengan
jam dibandingkan dengan durasi tidur dari seabad
tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas
sebelumnya (Palagini et al., 2013). Beberapa
Mojolangu Kota Malang (Alfi and Yuliwar, 2018),
konsekuensi yang timbul karena insomnia antara
Hubungan derajat insomnia dengan derajat
lain gangguan pada fungsi sosial serta penurunan
hipertensi pasien rawat jalan di puskesmas Gubug I
produktivitas pekerjaan, peningkatan risiko
Kabupaten Grobogan (Erytromisin C, 2012),
gangguan kejiwaan, pemanfaatan pelayanan
hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah
perawatan kesehatan yang lebih tinggi, serta
pada lansia di kelurahan Toglomas Malang (Moi,
tingginya risiko kecelakaan kendaraan (Léger et al.,
Widodo and Sutriningsih, 2017), Hubungan
2002). Studi juga menunjukkan bahwa insomnia
kualitas tidur dengan peningkatan tekanan darah
dengan durasi tidur pendek dikaitkan dengan
pada remaja di sekolah menengah atas (SMA)
tingkat morbiditas dan mortalitas yang signifikan
Negeri 2 Lhokseumawe (Sabiq and Fitriany, 2016),
(Singareddy et al., 2012).
Hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan

47
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Januari 2021: 46 - 56

darah pasien hipertensi di rumah sakit umum Indeks Massa Tubuh (IMT), tekanan darah sistolik
daerah Karanganyar (Asmarita, 2014) serta pola serta tekanan darah diastolik). Penelitian ini
tidur yang buruk meningkatkan risiko hipertensi di menggunakan pendekatan model faktor risiko di
poli umum Puskesmas Tanah Kalikedinding mana hipertensi sebagai variabel dependen utama,
Surabaya (Martini, Roshifanni and Marzela, 2018). dan insomnia sebagai variabel independen utama.
Bisa ditarik dari beberapa penelitian di Indonesia Variabel umur, overweight, dan jenis kelamin
adalah studi-studi yang dilakukan umumnya adalah diperlakukan sebagai variabel perancu. Analisis
pasien yang sedang dirawat di rumah sakit atau regresi logistik berganda digunakan untuk menilai
puskesmas dengan sampel kecil sehingga hubungan antara variabel independen utama dan
hasilnya tidak bisa diestimasi mewakili penduduk variabel dependen. Analisis regresi logistik yang
Indonesia secara keseluruhan. Analisis ini digunakan adalah regresi logistik mode complex
diharapkan mampu untuk mengestimasi prevalensi samples dengan mengikutsertakan variabel bobot
insomnia di Indonesia serta faktor risikonya. Selain yang sudah dirata-ratakan, Primary Sampling Unit
itu, analisis ini bertujuan untuk memberikan (PSU), serta Strata. Besar N yang dihasilkan
masukan tentang intervensi pada penderita menggunakan analisis complex samples disebut
gangguan tidur di Indonesia serta peningkatan dengan besar N tertimbang.
pelayanan kesehatan untuk hipertensi. Unit analisis penelitian ini adalah penduduk
Berdasar dari uraian di atas, artikel ini dewasa yang berumur ≥ 19 tahun. Instrumen
bertujuan menganalisis hubungan antara insomnia gangguan insomnia diadopsi dari PROMIS
dan pengaruhnya terhadap hipertensi. Hipotesis (Patient-Reported Outcomes Measurement
penelitian ini adalah kualitas tidur yang buruk dalam Information System), terdiri dari 10 (sepuluh)
hal ini insomnia mempunyai hubungan dengan pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas
risiko hipertensi. Kualitas tidur yang kurang, tidur, masing-masing dengan jawaban
berpengaruh terhadap rata-rata tekanan darah menggunakan skala likert untuk menilai gangguan
sistolik dan diastolik yang lebih tinggi jika tidur (kualitas) dan gangguan terkait tidur (sleep
dibandingkan dengan responden yang memiliki related impairment) selama tujuh hari terakhir
kualitas tidur yang lebih baik. (Strauss, Witoelar and Sikoki, 2016). Insomnia
diklasifikasikan menggunakan kriteria "Insomnia
Severity Index " (Morin et al., 2011). Insomnia
METODE
signifikan secara klinis memiliki cut off point
Indonesia Family Life Survey (IFLS) adalah menggunakan instrumen PROMIS ≥21-50
survei longitudinal yang mewakili 83% penduduk (Pengpid, Peltzer and Susilowati, 2019).
Indonesia dan berisi lebih dari 30.000 responden. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan sebanyak
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga kali sampai diperoleh rata-rata sistolik dan
data tahap kelima (IFLS-5) yang dilaksanakan pada diastolik. Setelah itu, dilakukan pengkategorian
2014-15 (Khalifany, 2017). Pelaksanaan hipertensi berdasarkan kategori JNC7 (US
pengumpulan data IFLS dilakukan di 13 provinsi Department of Health and Human Services, 2004).
yaitu empat provinsi di Sumatera (Sumatera Utara, Jika rata-rata sistolik ≥140 mmHg dan atau rata-
Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung), rata diastolik ≥ 90 mmHg masuk kelompok
lima provinsi di pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa responden hipertensi. Variabel overweight
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa diperoleh jika nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25.
Timur) dan empat provinsi lainnya (Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi
HASIL
Selatan)
Pada tahap awal dilakukan analisis univariat Hasil analisis univariat pada tabel 1
untuk melihat sebaran rata-rata, nilai min, nilai memperlihatkan jumlah responden perempuan
maks serta standar deviasi semua variabel yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
diikutsertakan dalam analisis (skor PROMIS responden laki-laki. Dengan nilai rata-rata skor
(Patient Recorded Outcomes Measurement), umur,

48
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Hendrik Edison, dkk)

PROMIS gangguan tidur sebesar 20, hampir tidak dengan nilai IMT laki-laki, walau rata-rata IMT
ada perbedaan gangguan tidur insomnia laki-laki kedua jenis kelamin masih dianggap normal karena
maupun pada perempuan. Memberikan gambaran memiliki nilai rata-rata IMT <25. Dari pengukuran
penduduk Indonesia hampir mengalami gangguan nilai sistolik, laki-laki mempunyai rata-rata sistolik
tidur karena nyaris menyentuh nilai cut off point yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
PROMIS yaitu 21. Dari sisi umur, proporsi jenis sistolik perempuan. Sedangkan untuk pengukuran
kelamin perempuan berumur lebih tua, lebih diastolik, nilai diastolik pada laki-laki dan
banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki- perempuan nilainya yang hampir sama.
laki. IMT perempuan lebih tinggi dibandingkan

Dari tabel 2 terlihat bahwa prevalensi insomnia usia rendah (43,7%) dibandingkan dengan yang tidak
≥ 19 tahun di Indonesia adalah 43,7%. Responden menderita insomnia (56,3%). Responden umur
yang berumur ≥ 40 tahun lebih besar dibandingkan ≥40 tahun yang menderita hipertensi memiliki
dengan responden umur < 40 tahun. Responden proporsi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan tubuh overweight sekitar 34,5% dan dengan kelompok umur < 40 Tahun. Juga terlihat
proporsi jenis kelamin perempuan sebanyak 52,8% bahwa penderita overweight yang menderita
dibandingkan dengan laki-laki 47,2%. Dari hasil uji hipertensi memiliki proporsi jauh lebih tinggi
tabulasi silang antara variabel insomnia dengan dibandingkan dengan responden tidak overweight.
hipertensi, terlihat bahwa penderita hipertensi yang Jenis kelamin perempuan menderita hipertensi
menderita insomnia memiliki proporsi yang lebih memiliki proporsi lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok jenis kelamin laki-laki.

49
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Januari 2021: 46 - 56

Tabel 3 dilakukan analisis model multivariat hipertensi setelah dikendalikan oleh variabel
awal, satu persatu dilakukan uji regresi logistik perancu. Dari variabel perancu jenis kelamin harus
sederhana, memperlihatkan variabel dependent dikeluarkan dari model sebab memiliki P value
utama yaitu insomnia mempunyai hubungan yang >0,05. Kemudian dilakukan analisis ulang kembali,
sangat signifikan dengan kejadian hipertensi. dengan variabel jenis kelamin tidak diikutsertakan,
Demikian juga dengan seluruh variabel perancu gangguan tidur insomnia tetap tidak memiliki
dalam hal ini adalah umur, overweight serta jenis hubungan yang bermakna dengan kejadian
kelamin, memiliki hubungan yang sangat bermakna hipertensi dengan kemaknaan P value > 0,05.
dengan variabel dependen yaitu kejadian hipertensi Output SPSS tabel Pseudo R Square Nagelkerke
dengan P value < 0,05. Selanjutnya ketika semua sebesar 0,189 yang artinya kontribusi umur serta
variabel dimasukkan secara bersama-sama, terlihat overweight terhadap hipertensi pada penelitian ini
bahwa variabel independent utama gangguan tidur sebesar 18,9%, sisanya sebesar 81,1% merupakan
(insomnia) memiliki kemaknaan P value >0,05 kontribusi variabel lain yang tidak diteliti dalam
artinya tidak ada hubungan yang bermakna dengan penelitian ini.

PEMBAHASAN bermakna. Variabel umur adalah faktor yang paling


besar pengaruhnya terhadap kejadian hipertensi
Hasil analisis univariat memperlihatkan bahwa
dengan OR 5,539 (95%CI 5,168-5,938). Banyak
bahwa penderita hipertensi yang menderita
hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan
insomnia memiliki proporsi yang lebih rendah
adanya hubungan antara insomnia dengan
(43,7%) dibandingkan dengan yang tidak menderita
kejadian hipertensi, namun beberapa studi yang
insomnia (56,3%). Selanjutnya hasil analisis
lain menyatakan tidak terdapat hubungan.
multivariat akhir menggunakan uji regresi logistik
Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa
berganda tidak terdapat bukti yang meyakinkan
studi yang telah dilakukan sebelumnya. Banyak
adanya hubungan insomnia dengan kejadian
penelitian menetapkan bahwa insomnia sangat
hipertensi (signifikansi 0,070). Insomnia bukan
tidak sehat dan merupakan faktor risiko untuk
merupakan salah satu faktor yang berhubungan
berkembangnya masalah kesehatan yang lain
dengan terjadinya peningkatan hipertensi pada
seperti gejala depresi, kecemasan, hingga bunuh
responden dengan P value >0,05. Terlihat juga dari
diri (NIH, 2005; Basta et al., 2007). Berbeda
ketiga variabel perancu yaitu, umur responden,
dengan gangguan tidur paling umum lainnya
overweight dan jenis kelamin, hanya variabel jenis
seperti sleep disordered breathing (SDB), insomnia
kelamin yang mempunyai hubungan yang tidak
kronis belum dikaitkan dengan morbiditas medis

50
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Hendrik Edison, dkk)

yang signifikan, misalnya, gangguan menunjukkan tidak ada perbedaan status hipertensi
kardiovaskular. Beberapa penelitian yang telah dan tidak ada hubungan yang signifikan dengan
melakukan mencari hubungan antara insomnia tekanan darah (Matthews et al., 2015). Penelitian
kronis dengan hipertensi, memang hanya yang dilakukan oleh Calhoun, dan Harding (2010)
melaporkan sedikit efek dan terkadang tidak menyatakan bahwa adanya korelasi yang kuat
konsisten dari yang sedikit pengaruh atau sama antara keparahan insomnia dengan keparahan
sekali tidak memiliki dampak klinis yang signifikan hipertensi (Calhoun and Harding, 2010). Studi lain
(Vgontzas et al., 2009). yang dilakukan oleh Gotlieb et al. (2011),
Pada sebuah studi prospektif berbasis menyatakan bahwa subjek yang tidur < 5 jam
populasi yang melibatkan 8.757 responden di setiap malam memiliki OR 1,66; (95% CI, 1,35-
Pennsylvania Amerika Serikat, prediksi risiko 2,04) dibandingkan dengan dengan responden
insomnia terhadap hipertensi relatif kecil dengan yang tidur > 7 jam, setelah dikontrol oleh beberapa
OR = 1,2 setelah dikendalikan variabel usia, jenis variabel perancu (Gottlieb et al., 2006). Sudi
kelamin, perilaku merokok, diabetes, kondisi Whitehall II yang dilakukan di London Inggris yang
depresi, dan komorbiditas lainnya. Studi meneliti hubungan prospektif antara durasi tidur
menunjukkan durasi tidur singkat, terutama dalam dengan kejadian hipertensi dalam kohort 10.308
bentuk ekstremnya ≤ 5 jam dikaitkan dengan risiko pegawai negeri Inggris, berusia 35 hingga 55
sederhana yang serupa (Phillips and Mannino, tahun, risiko kejadian hipertensi dengan OR, 1,42
2007). Gangwisch et al. (2006) melaporkan bahwa (95% CI 0,94-2,15) (Cappucci et al., 2007).
durasi tidur ≤5 jam per malam, terkait dengan Tidur mengubah fungsi sistem saraf otonom
peningkatan risiko hipertensi secara signifikan pada dan peristiwa fisiologis lainnya yang dapat
responden usia 32 hingga 59 tahun, tetapi tidak mempengaruhi tekanan darah. Gangguan tidur
pada responden berusia> 60 tahun setelah mengubah respons tekanan darah dan
dikontrol variabel perancu (Gangwisch et al., 2006). meningkatkan risiko hipertensi (Calhoun and
Penelitian pada 238 remaja usia 13 hingga 16 Harding, 2010). Kebiasaan tidur dengan durasi
tahun di Cleveland Amerika Serikat, peluang yang singkat dapat menyebabkan perkembangan
prehipertensi meningkat 2,5 kali lipat pada ke arah hipertensi melalui paparan yang
responden yang memiliki perilaku tidur pendek berkepanjangan terhadap peningkatan tekanan
(<6,5 jam) setelah dikontrol oleh variabel jenis darah dan detak jantung selama 24 jam,
kelamin, IMT, dan status sosial ekonomi(Javahari et peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik,
al., 2008). Namun, 3 (tiga) penelitian lain stressor fisik dan psikososial, dan peningkatan
melaporkan tidak ada hubungan antara durasi tidur retensi garam (Gangwisch et al., 2006). Penelitian
dengan tekanan darah pada kelompok umur yang Javaheri et al. (2008) menyatakan bahwa data
berbeda (3–10 tahun, 10–12 tahun, dan 16–19 mengenai hubungan antara peningkatan tekanan
tahun) (Wells et al., 2008; Bayer, Neuhauser and darah karena kualitas tidur pada orang dewasa
Von Kries, 2009; Shaikh, Patel and Singh, 2010) sudah banyak. Kualitas tidur adalah salah satu
yang mendasari hubungan antara durasi tidur dan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
hipertensi belum sepenuhnya dipahami. Sebuah kesehatan selain lifestyle, efisiensi tidur yang
penjelasan antara kurang tidur dan perubahan rendah diketahui berisiko terjadinya hipertensi,
metabolisme, seperti berkurangnya toleransi optimalisasi jam tidur dapat membantu untuk
glukosa, dipertimbangkan berperan penting dalam mencegah terjadinya hipertensi. Memantau kualitas
mekanisme rumit sehingga memunculkan dan kuantitas tidur sebagai upaya meningkatkan
hipertensi (Spiegel, Leproult and Van Cauter, 1999; kesehatan masyarakat sangat penting dilakukan
Scheer et al., 2004). Durasi tidur hanya dikaitkan (Javahari et al., 2008).
dengan risiko hipertensi yang lebih tinggi pada Menurut laporan Komisi Nasional Penelitian
kelompok anak laki-laki. Sebelumnya, durasi tidur Gangguan Tidur (National Commision on Sleep
pendek terkait dengan risiko hipertensi lebih tinggi Disorder Research) di Amerika Serikat, 30 juta
pada perempuan dewasa (Guo et al., 2011). orang dewasa dan remaja kurang tidur secara
Demikian juga dengan penelitian Mathews et al kronis (US Department of Health and Human
(2015) yang melakukan penelitian terhadap wanita Services, 1994). Penelitian lanjutan selama 9 tahun
paruh baya di beberapa negara dari berbagai ras. menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 6
Tim berhipotesis bahwa durasi tidur terkait dengan jam setiap malam mengalami pemburukan
peningkatan risiko hipertensi dan peningkatan kesehatan dan memiliki tingkat kematian 70% lebih
tekanan darah. Hasilnya analisis multivariat tinggi daripada mereka yang tidur sekitar 7 sampai

51
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Januari 2021: 46 - 56

8 jam setiap hari. Asosiasi ini tetap signifikan stres psikososial mengarah pada naiknya tekanan
setelah dikontrol oleh umur, jenis kelamin, ras, darah yang lebih tinggi(Young et al., 2005; Steffen
kesehatan fisik, riwayat merokok, aktivitas fisik, et al., 2006).
konsumsi alkohol, dan dukungan sosial (Lusardi et Peningkatan tekanan darah dianggap sebagai
al., 1999). konsekuensi penuaan yang tak terhindarkan di
Insomnia adalah keluhan tidur umum yang populasi, yang menyebabkan hipertensi pada
terjadi ketika seseorang memiliki satu atau lebih sebagian besar subjek lanjut usia. Dari data yang
masalah. Gejalanya dimulai dari kesulitan untuk diperoleh Framingham Heart Study, dengan
memulai tidur, kesulitan mempertahankan tetap mengikuti riwayat responden selama 30 tahun,
dalam kondisi tidur, sering terbangun di malam hari, menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik
cenderung bangun terlalu pagi dan tidak dapat meningkat secara kontinyu yang dimulai dari usia
kembali tidur serta tidur tidak restoratif. Gejala- 30 tahun hingga usia 84 tahun atau bahkan
gejala insomnia ini dapat disebabkan oleh berbagai lebih(Pinto, 2007). Peningkatan tekanan darah
macam faktor biologis, psikologis serta faktor seiring bertambahnya usia, sebagian besar terkait
sosial. Perilaku insomnia paling sering dengan terjadinya perubahan struktural di arteri dan
menghasilkan durasi tidur yang tidak memadai, terutama dengan kekakuan pada dinding arteri.
meskipun penderita memiliki kesempatan untuk Pada usia lanjut, prediktor risiko yang paling kuat
tidur malam sebelumnya. Insomnia berbeda dari adalah peningkatan tekanan darah sistolik
kurang tidur, yang terjadi ketika seseorang tidak (Chaudhry, Krumholz and Foody, 2010). Dalam
memiliki kesempatan untuk mendapatkan tidur beberapa kasus, tidak ada penyebab spesifik yang
malam yang cukup (American Academy of Sleep diketahui sebagai penyebab hipertensi dan faktor
Medicine, 2008). Insomnia dapat disebabkan oleh genetik disebutkan sebagai faktor utama
penyebab psikososial, gangguan medis komorbid, hipertensi, terutama jika terjadi pada orang usia di
penyalahgunaan alkohol atau zat lain. Hubungan bawah usia 40 tahun (WHO, 2013).
antara insomnia dan kondisi psikososial dan medis Proporsi responden yang terkena hipertensi
diyakini bersifat timbal balik, setiap kondisi dapat pada kelompok overweight (35,0%), jauh lebih
menyebabkan atau bahkan memperburuk kondisi tinggi dibandingkan dengan kelompok tidak
lainnya (Souza Lopes, Rodrigues and Rotenberg, overweight yang hanya 19,2%. Hasil analisis
2012). menunjukkan bahwa kelebihan berat badan
Hasil analisis ini juga memperlihatkan proporsi sebagai faktor risiko tekanan darah lebih tinggi.
responden terkena hipertensi pada kelompok umur Banyak studi menyatakan bahwa peningkatan
≥40 Tahun sebesar 41,8%, lebih tinggi proporsi hipertensi ditemukan seiring dengan
dibandingkan dengan kelompok umur <40 tahun terjadinya peningkatan Indeks Masa Tubuh (IMT)
sebesar 11,6%. Analisis multivariat memperlihatkan (Raina and Jamwal, 2009). Meta Analisis yang
umur ≥40 Tahun sebagai faktor risiko terhadap dilakukan oleh Babu et al (2018) menunjukkan
kejadian hipertensi. Hasil ini sesuai dengan banyak bahwa obesitas secara signifikan dikaitkan dengan
penelitian sebelumnya antara lain yang dilakukan hipertensi setelah dikontrol variabel kovariat.
oleh Raina dan Jamwal (2019) di negara bagian Temuan ini juga sejalan dengan penelitian lain yang
Jammu India, prevalensi hipertensi meningkat menyatakan IMT sebagai faktor risiko yang sangat
seiring bertambahnya usia(Raina and Jamwal, penting untuk terjadinya hipertensi (Kannel, 2000).
2009). Peningkatan tekanan darah yang terkait Hal ini sesuai dengan hasil dari studi prevalensi
usia, dipandang sebagai fitur universal penuaan hipertensi di India yang dilakukan pada berbagai
pada manusia(O'Rourke and Nichols, 2005; Baksi kelompok risiko obesitas (Ghosh and
et al., 2009). Pada usia di atas 40 tahun, tekanan Bandyopadhyay, 2007; James, 2008; Gupta and
darah sistolik seseorang akan meningkat ≈7 mmHg Gupta, 2009; Basu and Millett, 2013). Studi meta-
per dekade(Wolf-Maier et al., 2003). Tekanan darah analisis yang dilakukan oleh Basu dan Millet (2013)
diastolik juga meningkat seiring bertambahnya pada enam negara berpenghasilan menengah
usia, tetapi pada tingkat yang lebih rendah (China, Ghana, India, Meksiko, Rusia dan Afrika
dibandingkan dengan tekanan darah sistolik. Selatan) dengan perkiraan Odds Ratio (OR: 3,7;
Tekanan darah diastolik bahkan bisa turun pada 95% CI: 2,1-6,8) obesitas terhadap hipertensi.
usia lanjut(Pinto, 2007). Meskipun demikian, hasil Kesamaan pada masing-masing negara adalah
dari banyak studi menunjukkan bahwa proses adanya peningkatan korelasi prevalensi obesitas
modernisasi menyebabkan perubahan gaya hidup dengan terjadinya hipertensi meskipun dengan
meliputi perilaku diet, adipositas, aktivitas, dan budaya yang dianggap memiliki banyak perbedaan

52
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Hendrik Edison, dkk)

(Basu and Millett, 2013). Bukti lain menunjukkan bertambahnya usia (Butlin and Avolio, 2015).
bahwa di antara penderita obesitas, perubahan Perubahan ini menyebabkan penurunan elastisitas
status gizi, mikrobiota usus, dan peningkatan aorta dan arteri besar serta peningkatan pada
aktivitas fisik, memiliki peran penting ada atau tekanan darah diastolik (Magder, 2018).
tidaknya hipertensi (Kotsis et al., 2015; Babu et al., Kemungkinan penyebab tidak adanya
2018). hubungan antara gangguan insomnia terhadap
Terkait adanya hubungan obesitas sebagai kejadian hipertensi bisa disebabkan oleh berbagai
faktor risiko hipertensi dalam penelitian ini faktor. Harus diakui bahwa analisis perilaku
diperlakukan sebagai variabel perancu, hasilnya gangguan insomnia terhadap kejadian hipertensi
sesuai dengan studi-studi yang telah dilakukan menggunakan data IFLS memiliki sejumlah
sebelumnya. Obesitas sering dianggap sebagai keterbatasan antara lain variabel insomnia berasal
akibat dari asupan makanan yang berlebihan atau dari instrumen PROMIS dengan 10 pertanyaannya
aktivitas fisik yang tidak mencukupi (Hill, Wyatt and dengan lima item jawaban berbentuk skala likert
Peters, 2013). Studi yang dilakukan di Kalimantan selama seminggu terakhir. Perilaku insomnia
Barat menyatakan bahwa responden dengan harusnya diukur dari durasi tidur untuk melihat
riwayat obesitas memiliki risiko hipertensi sebesar pola tidur. Berdasarkan temuan studi-studi
2,16 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur selalu berkaitan dengan
responden dengan berat badan normal (Natalia, hipertensi. Data tekanan darah responden IFLS
Hasibuan and Hendro, 2014). Pada penderita tidak diukur pada malam hari saat responden tidur,
obesitas terjadi peningkatan kerja jantung untuk akan tetapi diukur pada saat wawancara. Studi-
memompa darah. Semakin besar massa tubuh, studi menunjukkan bahwa durasi tidur pendek,
maka semakin banyak pula suplai darah yang terkait dengan peningkatan tekanan darah pada
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke malam hari (Matthews et al., 2015). Akhirnya,
jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan volume responden IFLS terdiri dari banyak kelompok etnis
darah yang beredar melalui pembuluh darah akan serta perilaku yang bermacam macam yang
meningkat, sehingga tekanan pada dinding arteri diketahui memiliki pola tidur yang berbeda yang
menjadi lebih besar (Ulumuddin and Yhuwono, berkontribusi terhadap hasil akhir penelitian ini
2018). (Rigaud and Forette, 2001).
Demikian juga dengan variabel perancu lain
yaitu umur, sangat berhubungan dengan kejadian
KESIMPULAN DAN SARAN
hipertensi. Penuaan adalah proses yang terus-
menerus dan progresif yang mengakibatkan
penurunan fungsi fisiologis di semua sistem organ Kesimpulan
(Franceschi et al., 2010). Penurunan fisiologis ini Hasil analisis regresi logistik menunjukkan
menghasilkan peningkatan kerentanan terhadap insomnia tidak mempunyai hubungan yang
penyakit yang secara dramatis meningkatkan risiko bermakna terhadap kejadian hipertensi. Variabel
kematian (Buford, 2017). Peningkatan tekanan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
darah seiring bertambahnya usia sebagian besar adalah umur dan overweight. Kelompok umur ≥ 40
terkait dengan perubahan struktural pada arteri dan tahun dan berat badan dengan status overweight
terutama dengan kekakuan arteri yang besar. Baik adalah faktor yang berhubungan dengan risiko
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik hipertensi. Ketiga variabel memberikan kontribusi
meningkat seiring bertambahnya usia (Pinto, 2007). terhadap kejadian hipertensi sebesar 18,9%,
Perubahan ini menyebabkan terjadinya sedangkan variabel lainnya ada di luar variabel
pengerasan pada pembuluh darah dan penurunan yang tidak ikut diteliti.
elastisitas dinding arteri yang menyebabkan
peningkatan besar tekanan pada nadi (Avolio, Saran
2013). Tekanan nadi telah terbukti sebagai Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait
prediktor perubahan struktural pada dinding arteri pengaruh durasi dan kualitas tidur terhadap
(Nyhan et al., 2011). Efek utama dari penuaan hipertensi dengan pengukuran pada saat
normal pada sistem kardiovaskular melibatkan responden sebelum tidur. Kebijakan kesehatan
perubahan pada aorta dan pembuluh darah masyarakat yang menargetkan kalangan usia ≥40
sistemik (Webb and Inscho, 2007). Ketebalan tahun melalui kegiatan-kegiatan yang dapat
dinding aorta dan arteri besar meningkat dan mengurangi kelebihan berat badan dan obesitas.
elastisitas pembuluh darah menurun seiring Namun, karena usia adalah faktor yang tidak dapat

53
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Januari 2021: 46 - 56

dimodifikasi, IMT sebagai faktor yang dapat https://doi.org/10.1016/j.jsmc.2007.04.002.


dimodifikasi, dapat digunakan untuk promosi Basu, S. and Millett, C. (2013) 'Social epidemiology of
kesehatan di semua kalangan untuk mencegah dan hypertension in middle-income countries:
Determinants of prevalence, diagnosis, treatment,
mengelola hipertensi secara efektif. Demikian pula
and control in the WHO SAGE study', Hypertension,
kesadaran akan bahaya hipertensi perlu lebih
62(1), pp. 18–26. https://doi.org/10.1161/
dipromosikan terutama di kalangan usia lanjut, HYPERTENSIONAHA.113.01374.
Bayer, O., Neuhauser, H. and Von Kries, R. (2009) 'Sleep
duration and blood pressure in children: a cross-
UCAPAN TERIMA KASIH
sectional study', Journal of Hypertension.
Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak- https://doi.org/10.1097/HJH.0b013e32832e49ef.
pihak yang sudah banyak membantu dalam Buford, T. W. (2017) 'Hypertension and Aging', Ageing
penyusunan artikel ini khususnya kepada ibu Dyah Res Rev, 176(10), pp. 139–148. https://doi.org/
10.1016/j.arr.2016.01.007.Hypertension.
Mustikawati, Direktorat Penyakit PTM Ditjen P2P
Butlin, M. and Avolio, A. P. (2015) Mechanical Properties
yang memberi fasilitasi untuk pelatihan data IFLS, of Aging Soft Tissues, Springer International
serta kepada rekan-rekan kelompok Kerja (Pokja) Publishing Switzerland. https://doi.org/10.1007/978-3-
PTM atas kerjasamanya. Penulis pertama dan 319-03970-1.
kedua merupakan kontributor utama dalam Calhoun, D. A. (2017) 'Sleep disorders and hypertension
penyusunan artikel ini. risk', Journal of Human Hypertension. Nature
Publishing Group, 31(6), pp. 371–372. https://doi.org/
10.1038/jhh.2017.2.
KONTRIBUSI PENULIS Calhoun, D. A. and Harding, S. M. (2010) 'Sleep and
hypertension', Chest, 138(2), pp. 434–443.
Pernyataan tentang kontribusi penulis: HE https://doi.org/10.1378/chest.09-2954.
merancang dan menyusun penelitian. ON Cappucci, F. P. et al. (2007) 'Gender-specific associations
melakukan analisis data serta memberikan of short sleep duration with prevalent and incident
masukan pada naskah. Kedua penulis merupakan hypertension: the Whitehall II Study', National
kontributor utama penelitian ini dan menyetujui Institute of Health, 50(4), pp. 639–700.
versi akhir naskah. https://doi.org/10.1038/jid.2014.371.
Chaudhry, S. I., Krumholz, H. M. and Foody, J. M. (2010)
'CLINICIAN ' S CORNER Systolic Hypertension in
DAFTAR PUSTAKA Older Persons', Jama, 292(9), pp. 1074–1080.
https://doi.org/10.1001/jama.292.9.1074.
Alfi, W. N. and Yuliwar, R. (2018) 'The Relationship
Dogan, N., Toprak, D. and Demir, S. (2012) 'Hypertension
between Sleep Quality and Blood Pressure in
prevalence and risk factors among adult population in
Patients with Hypertension', Jurnal Berkala
Afyonkarahisar region: a cross-sectional research',
Epidemiologi, 6(1), p. 18. https://doi.org/10.20473/
Anadolu Kardiyoloji Dergisi/The Anatolian Journal of
jbe.v6i12018.18-26.
Cardiology, (November 2007), pp. 15–18. https://doi.
American Academy of Sleep Medicine (2008) 'Insomnia',
org/10.5152/akd.2012.009.
www.aasmnet.org.: https://doi.org/10.1016/j.pop
Erytromisin C (2012) Hubungan derajat insomnia dengan
.2005.02.011.
derajat hipertensi pasien rawat jalan di puskesmas
Asmarita, I. (2014) Correlation Between Sleep Quality
Gubug I Kabupaten Grobogan, Universitas
and Blood Pressure of Patients with Hypertension of
Muhammadiyah Surakarta.
Karanganyar General Hospital, FK Universitas
Franceschi, C. et al. (2010) 'The extreme longevity : The
Muhammadiyah Surakarta. https://doi.org/10.1016/
state of the art in italy', in HAL-archives-outvertes, pp.
j.gaitpost.2018.03.005.
1–21. https://doi.org/10.1016/j.exger.2007.06.006.
Avolio, A. (2013) 'Arterial stiffness', Pulse, 1, pp. 14–28.
Gangwisch, J. E. et al. (2006) 'Short sleep duration as a
https://doi.org/10.1007/s11906-004-0047-z.
risk factor for hypertension: Analyses of the first
Babu, G. R. et al. (2018) 'Association of obesity with
National Health and Nutrition Examination Survey',
hypertension and type 2 diabetes mellitus in India: A
Hypertension, 47(5), pp. 833–839. https://doi.org/
meta-analysis of observational studies', World
10.1161/01.HYP.0000217362.34748.e0.
Journal of Diabetes, 9(1), pp. 40–52.
Ghosh, J. R. and Bandyopadhyay, A. R. (2007)
https://doi.org/10.4239/wjd.v9.i1.40.
'Comparative evaluation of obesity measures:
Baksi, A. J. et al. (2009) 'A Meta-Analysis of the
Relationship with blood pressures and hypertension',
Mechanism of Blood Pressure Change With Aging',
Singapore Medical Journal, 48(3), pp. 232–235.
Journal of the American College of Cardiology.
Global Health Observatory Data (2017) Raised blood
Elsevier Inc., 54(22), pp. 2087–2092. https://doi.
pressure, WHO. Available at: http://www.who.int/
org/10.1016/j.jacc.2009.06.049.
gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text
Basta, M. et al. (2007) 'Chronic Insomnia and the Stress
/en/ (Accessed: 9 February 2018).
System', Sleep Medicine Clinics, 2(2), pp. 279–291.

54
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Hendrik Edison, dkk)

Gottlieb, D. J. et al. (2006) 'Association of usual sleep 1186/s13054-018-2171-1.


duration with hypertension: The Sleep Heart Health Martini, S., Roshifanni, S. and Marzela, F. (2018) 'Pola
Study', Sleep, 29(8), pp. 1009–1014. https://doi.org/ Tidur yang Buruk Meningkatkan Risiko Hipertensi',
10.1093/sleep/29.8.1009. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(3), p.
Guo, X. et al. (2011) 'Association between sleep duration 297. https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i3.4181.
and hypertension among Chinese children and Matthews, K. A. et al. (2015) 'Sleep and risk for high
adolescents', Clinical Cardiology, 34(12), pp. blood pressure and hypertension in midlife women:
774–781. https://doi.org/10.1002/clc.20976. the SWAN (Study of Women's Health across the
Gupta, R. and Gupta, V. P. (2009) 'Hypertension Nation) Sleep Study', Elsevier, 15(2), pp. 203–208.
epidemiology in India: Lessons from Jaipur heart https://doi.org/10.1016/j.sleep.2013.11.002.Sleep.
watch', Current Science, 97(3), pp. 349–355. Moi, M. A., Widodo, D. and Sutriningsih, A. (2017)
Hill, J. O., Wyatt, H. R. and Peters, J. C. (2013) 'Energy 'Hubungan Gangguan Tidur Dengan Tekanan Darah
Balance and Obesity', Nutrition TodayPMC, 126(1), Pada Lansia', Nursing News : Jurnal Ilmiah
pp. 126–132. https://doi.org/10.1097/00017285- Mahasiswa Keperawatan, 2(2), pp. 124–131.
197509000-00009. Morin, C. M. et al. (2006) 'Epidemiology of insomnia:
James, W. P. T. (2008) 'The epidemiology of obesity: The Prevalence, self-help treatments, consultations, and
size of the problem', Journal of Internal Medicine, determinants of help-seeking behaviors', Sleep
263(4), pp. 336–352. https://doi.org/10.1111/j.1365- Medicine, 7(2), pp. 123–130. https://doi.org/10.1016/
2796.2008.01922.x. j.sleep.2005.08.008.
Javahari, S. et al. (2008) 'Sleep Quality and Elevated Morin, C. M. et al. (2011) 'The insomnia severity index:
Blood Pressure in Adolescents', Circulation, 118, pp. Psychometric indicators to detect insomnia cases
1034–1040. doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.110. and evaluate treatment response', Sleep, 34(5), pp.
956839. 601–608. https://doi.org/10.1093/sleep/34.5.601.
Jiang, S. Z. et al. (2016) 'Obesity and hypertension', Natalia, D., Hasibuan, P. and Hendro (2014) 'Hubungan
Experimental and Therapeutic Medicine. Obesitas dengan Hipertensi pada Penduduk
https://doi.org/10.3892/etm.2016.3667. Kecamatan', eJKI, 2(3), pp. 156–158.
Kannel, W. B. (2000) 'Risk stratification in hypertension: NIH (2005) 'National Institutes of Health state of the
New insights from the Framingham Study', American science conference statement: Manifestations and
Journal of Hypertension, 13(1 II SUPPL.), pp. 3–10. management of chronic insomnia in adults June 13-
https://doi.org/10.1016/s0895-7061(99)00252-6. 15, 2005', Sleep. https://doi.org/10.1093/sleep/
Kearney, P. M. et al. (2005) 'Global burden of 28.9.1049.
hypertension: Analysis of worldwide data', Lancet, Nyhan, D. et al. (2011) 'Vascular stiffness and increased
365(9455), pp. 217–223. https://doi.org/10.1016/ pulse pressure in the aging cardiovascular system',
S0140-6736(05)70151-3. Cardiology Research and Practice, 1(1).
Khalifany, U. (2017) IFLS-5: Indonesia Family Life Survey https://doi.org/10.4061/2011/263585.
2014. Available at: http://khalifany.staff.umy.ac.id/ O'Rourke, M. F. and Nichols, W. W. (2005) 'Aortic
2017/12/20/what-is-indonesian-family-life-survey/ diameter, aortic stiffness, and wave reflection
(Accessed: 11 July 2018). increase with age and isolated systolic hypertension',
Kotsis, V. et al. (2015) 'New developments in the Hypertension, 45(4 SUPPL.), pp. 652–658. https://
pathogenesis of obesity-induced hypertension.', doi.org/10.1161/01.HYP.0000153793.84859.b8.
Journal of hypertension. England, 33(8), pp. Palagini, L. et al. (2013) 'Sleep Loss and Hypertension: A
1499–1508. https://doi.org/10.1097/ Systematic Review', Current Pharmaceutical Design,
HJH.0000000000000645. 19(13), pp. 2409–2419. https://doi.org/10.2174/
Kripke, D. F., Garfinkel, L. and Wingard, D. L. (2002) 1381612811319130009.
'Mortality associated with sleep duration and Pengpid, S., Peltzer, K. and Susilowati, I. H. (2019)
insomnia', Primary Care Companion to the Journal of 'Cognitive Functioning and Associated Factors in
Clinical Psychiatry, 4(1), p. 34. Older Adults: Results from the Indonesian Family Life
Léger, D. et al. (2002) 'Medical and Socio-Professional Survey-5 (IFLS-5) in 2014-2015', Current
Impact of Insomnia', Sleep, 25(6), pp. 621–625. Gerontology and Geriatrics Research. Hindawi, 2019,
https://doi.org/10.1093/sleep/25.6.621. pp. 23–25. https://doi.org/10.1155/2019/4527647.
Li, Y. et al. (2017) 'The impact of the improvement of Phillips, B. and Mannino, D. M. (2007) 'Do insomnia
insomnia on blood pressure in hypertensive patients', complaints cause hypertension or cardiovascular
Journal of Sleep Research, 26(1), pp. 105–114. disease?', Journal of Clinical Sleep Medicine, 3(5),
https://doi.org/10.1111/jsr.12411. pp. 489–494. https://doi.org/10.5664/jcsm.26913.
Lusardi, P. et al. (1999) 'Effects of insufficient sleep on Pinto, E. (2007) 'Blood pressure and ageing',
blood pressure in hypertensive patients: A 24-h Postgraduate Medical Journal, 83(976), pp. 109–114.
study', American Journal of Hypertension, 12(1 I), pp. https://doi.org/10.1136/pgmj.2006.048371.
63–68. https://doi.org/10.1016/S0895-7061(98) Raina, D. J. and Jamwal, D. S. (2009) 'Prevelance study
00200-3. of overweight/obesity and hypertension among rural
Magder, S. (2018) 'The meaning of blood pressure', adults', JK Science, 11(1), pp. 20–23.
BMC. Critical Care, 22, pp. 22–57. https://doi.org/10.

55
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Januari 2021: 46 - 56

Rigaud, A.-S. and Forette, B. (2001) 'Hypertension in Ulumuddin, I. ' and Yhuwono, Y. (2018) 'Hubungan
older adults', Journal of Gerontology Medical Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada
Science, 56A(4), pp. M219–M225. https://doi.org/ Lansia Di Desa Pesucen, Banyuwangi', J. Kesehat.
10.1016/S1889-1837(18)30072-2. Masy. Indones, 13(1), p. 2018.
Roger, V. L. et al. (2011) 'Heart Disease and Stroke US Department of Health and Human Services (1994)
Statistics—2011 Update: A Report From the Report of the National Commission on Sleep
American Heart Association RD on behalf of the Disorders Research. Washington.
American Heart Association Statistics Committee and US Department of Health and Human Services (2004)
Stroke Statistics Subcommittee', Circulation, 123(4), The Seventh Report of the Joint National on:
pp. 18–209. https://doi.org/10.1161/CIR. Prevention , Detection , Evaluation , and Treatment of
0b013e3182009701. High Blood Pressure, National High Blood Pressure
Sabiq, A. and Fitriany, J. (2016) 'Hubungan Kualitas Tidur Education Program. https://doi.org/10.1161/01.
dengan Peningkatan Tekanan Darah Pada Remaja di HYP.0000107251.49515.c2.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Vgontzas, A. N. et al. (2009) 'Insomnia with objective
Lhokseumawe', pp. 1–15. short sleep duration is associated with a high risk for
Scheer, F. A. J. L. et al. (2004) 'Daily Nighttime Melatonin hypertension', Sleep, 32(4), pp. 491–497.
Reduces Blood Pressure in Male Patients with https://doi.org/10.1093/sleep/32.4.491.
Essential Hypertension', Hypertension, 43(2 I), pp. Wang, G., Grosse, S. D. and Schooley, M. W. (2017)
192–197. h t t p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 11 6 1 / 0 1 . 'Conducting research on the economics of
HYP.0000113293.15186.3b. hypertension to improve cardiovascular health:
Shaikh, W. A., Patel, M. and Singh, S. K. (2010) defining and quantifying economic costs of
'Association of sleep duration with arterial blood hypertension', Am J Prev Med, 53(6), pp. S115–S117.
pressure profile of Gujarati Indian adolescents', https://doi.org/10.1016/j.amepre.2017.08.005.
Indian Journal of Community Medicine, 35(1), pp. Webb, R. C. and Inscho, E. W. (2007) 'Age-Related
125–129. https://doi.org/10.4103/0970-0218.62571. Changes in the Cardiovascular System',
Singareddy, R. et al. (2012) 'Risk factors for incident Hypertension in the Elderly, pp. 11–21.
chronic insomnia: A general population prospective https://doi.org/10.1007/978-1-59259-911-0_2.
study', Sleep Medicine. Elsevier B.V., 13(4), pp. Wells, J. C. K. et al. (2008) 'Sleep patterns and television
346–353. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2011.10.033. viewing in relation to obesity and blood pressure:
de Souza e Silva, C., Franklin, B. and Araújo, C. (2016) Evidence from an adolescent Brazilian birth cohort',
'Influence of central obesity in estimating maximal International Journal of Obesity, 32(7), pp.
oxygen uptake', Clinical Science, 71(11), pp. 1042–1049. https://doi.org/10.1038/ijo.2008.37.
629–634. https://doi.org/10.6061/clinics/2016(11)02. WHO (2013) A global brief on hypertension:silent killer,
Souza Lopes, C. de, Rodrigues, J. and Rotenberg, L. global public health crisis. https://doi.org/10.
(2012) 'Epidemiology of Insomnia: Prevalence and 1136/bmj.1.4815.882-a.
Risk Factors', Intech open. https://doi.org/ WHO (2019a) Key Fact : Hypertension. Available at:
10.5772/32991. h t t p s : / / w w w. w h o . i n t / n e w s - r o o m / f a c t -
Spiegel, K., Leproult, R. and Van Cauter, E. (1999) sheets/detail/hypertension (Accessed: 27 May 2020).
'Impact of sleep debt on metabolic and endocrine WHO (2019b) World Hypertension Day 2019. Available
function', Lancet, 354(9188), pp. 1435–1439. at: https://www.who.int/cardiovascular_diseases/
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(99)01376-8. world-hypertension-day-2019/en/ (Accessed: 27 May
Steffen, P. R. et al. (2006) 'Acculturation to western 2020).
society as a risk factor for high blood pressure: A Wolf-Maier, K. et al. (2003) 'Hypertension Prevalence and
meta-analytic review', Psychosomatic Medicine, pp. Blood Pressure Levels in 6 European Countries,
386–397. h t t p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 1 0 9 7 / 0 1 . p s y. Canada, and the United States', Journal of the
0000221255.48190.32. American Medical Association, 289(18), pp.
Strauss, J., Witoelar, F. and Sikoki, B. (2016) 'The Fifth 2363–2369. https://doi.org/10.1001/jama.
Wave of the Indonesia Family Life Survey: Overview 289.18.2363.
and Field Report: Volume 1', The Fifth Wave of the Young, J. H. et al. (2005) 'Differential susceptibility to
Indonesia Family Life Survey: Overview and Field hypertension is due to selection during the out-of-
Report: Volume 1, 1(March). https://doi.org/ Africa expansion', PLoS Genetics, 1(6), pp.
10.7249/wr1143.1. 0730–0738. https://doi.org/10.1371/journal.
pgen.0010082.

56
KATA PENGANTAR
Salam sehat!

Alhamdulillah edisi pertama tahun 2021 telah dapat hadir dihadapan pembaca yang budiman. Edisi
kali ini sekaligus menandai kepenguruan redaksi yang baru dari Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
ini. Formasi lama masih banyak yang bertahan, dengan tambahan beberapa mitra bestari baru. Hal
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan kepakaran yang diperlukan untuk mendapatkan artikel
yang berkualitas dalam jurnal ini.
Dalam volume 24 nomor 1 ini beberapa artikel ilmiah menarik disajikan setelah melalui proses
penyuntingan yang ketat. Setidaknya ada empat artikel yang memanfaatkan data besar dari survei
berskala nasional, kemudian beberapa artikel dalam skala regional (provinsi), dan beberapa lainnya
merupakan studi kualitatif dan riset operasional.
Menarik sekali menyimak artikel yang menganalisis lanjut hasil survei dengan data besar skala
nasional. Setidaknya ada tiga data survei besar yang dijadikan bahan analisis lanjut dalam edisi kali ini.
Tercatat ada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Indonesia Family and Life Survey (IFLS)
tahun 2014, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017.
Dari Riskesdas 2018 ada dua artikel yang menarik. Pertama, artikel yang berjudul “Hubungan
konsumsi alkohol dengan cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas di Indonesia tahun 2018”. Hasil uji
secara multivariat menemukan bahwa konsumsi alkohol berkaitan erat dengan cedera yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Kesimpulan ini didapatkan setelah dilakukan analisis dengan
kontrol beberap karakteristik demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, wilayh tempat
tinggal, dan pulau domisili.
Kedua, artikel yang berjudul “Gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional pada
penduduk lanjut usia di Indonesia (berdasarkan data Riskesdas 2018)”. Fakta yang disajikan dalam
artikel ini cukup menarik, karena ternyata konsumen pelayanan kesehatan tradisional justru adalah
para lansia. Lebih lanjut, peneliti dalam studi ini merekomendasikan untuk memperbanyak layanan
kesehatan tradisional hingga ke Puskesmas. Hal ini diperlukan untuk dapat memperluas jangkauan
pelayanan untuk para lansia.
Survei besar lain yang dianalisis dalam artikel di edisi kali ini adalah IFLS. Artikel berjudul
“Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Analisis Data Indonesia Family Life Survey)” ini ditujukan
untuk melihat hubungan dan besaran risiko insomnia terhadap hipertensi. Hasil analisis secara
multivariat menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara insomnia dan hipertensi.
Sementara di sisi lain, umur dan overweight ditemukan memberi kontribusi terhadap kejadian
hipertensi.
SDKI adalah data survei besar ketiga yang dimanfaatkan sebagai bahan analisis dalam artikel edisi
kali ini. Artikel yang berjudul “ Hubungan paritas dan karakteristik individu terhadap pemakaian alat
kontrasepsi diantara wanita usia subur di Provinsi Jawa Timur tahun 2017” ini ditujukan untuk
menganalisis hubungan paritas terhadap pemakaian alat kontrasepsi pada wanita usia subur. Hasilnya,
disimpulkan bahwa paritas berkaitan dengan pemakaian alat kontrasepsi. Selain itu, beberapa variabel
lain yang diikutkan dalam analisis multivariat juga ditemukan turut berkontribusi dalam pemakaian alat
kontrasepsi.
Pemanfaatan data sekunder dari survei besar sangat menarik. Karena selain kita bisa melakukan
estimasi sampai dengan tingkat nasional, analisis lanjut dengan mengolah data besar dapat
memangkas cukup banyak waktu untuk dapat melahirkan sebuah artikel ilmiah. Semoga review singkat
beberapa artikel yang memanfaatkan data besar kali ini dapat menginpirasi peneliti lain untuk
menganalisis dengan pola yang sama.
      
Wakil Ketua Dewan Redaksi

Agung Dwi Laksono


Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
ISSN : 1410-2935 Vol. 24, No. 1, Januari 2021
e-ISSN : 2354-8738

DDC : 392.1 DDC : 362.12


Sri Handayani, Suharmiati, Karlina, Yurika Fauzia Eka Fitria Sari, Faihatul Mukhbitin, Ernawaty (Fakultas
Wardhani (Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga;Rumah
Kesehatan Balitbangkes; Kementerian Kesehatan) Sakit Umum Daerah dr. Mohamad Soewandhie;
Relevansi, Efektivitas dan Sustainabilitas Model Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan,
Pemberdayaan Paraji dan Kokolot dalam Upaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ;
Meningkatkan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga)
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Kemampuan Klinik Pratama Dalam Menangani 195
Januari 2021 : 1 - 10 Diagnosis Di Kota Surabaya: Sebuah Kajian Kebijakan
Pada tahun 2017 dan 2018 Puslitbang Humaniora Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1
dan Manajemen Kesehatan melaksanakan riset Januari 2021 : 11 - 19
intervensi kesehatan di Desa Tugu dan Desa SK Kadinkes Kota Surabaya No.440/19547/
Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten 436.3/2016 didasari oleh Kepmenkes RI
Pandeglang. Riset ini dilatarbelakangi oleh masalah No.HK.02.02/MENKES/514/2015. Peraturan yang
kesehatan ibu dan anak yang masih dialami oleh menjelaskan tentang kebutuhan penatalaksanaan
Kabupaten Pandeglang. Riset intervensi dilakukan penanganan 195 diagnosis klinis di FKTP karena
dengan metode pemberdayaan masyarakat di berkaitan dengan kemampuan FKTP melakukan
mana paraji dan kokolot sebagai agen perubahan penanganan. Tabel pencapaian RRNS bulan
untuk meningkatkan persalinan di fasilitas Januari-Mei 2017 menunjukkan klinik pratama
kesehatan. Riset ini menggunakan pendekatan merupakan jenis FKTP yang paling banyak
kualitatif dengan metode participatory action menempati zona tidak aman (RRNS>5%) yakni
research (PAR). Metode pengumpulan data yang 16,68% di Surabaya. Penelitian bertujuan
digunakan adalah wawancara mendalam, diskusi menganalisis kemampuan klinik pratama di Kota
kelompok terarah dan observasi. Model Surabaya dalam menangani 195 diagnosis klinis.
pemberdayaan paraji dan kokolot dalam upaya Penelitian menggunakan desain crosssectional
meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan deskriptif di empat klinik pratama dengan sampel 20
cukup relevan diimplementasikan karena sesuai orang. Hasil menunjukkan semua klinik yang diteliti
dengan permasalahan masih adanya ibu hamil belum mampu menyediakan pelayanan secara
yang melahirkan di rumah. Dari segi efektivitas lengkap. Dokter klinik memiliki kemampuan yang
model ini lebih efektif dilaksanakan di Desa Tugu baik sesuai SK Kadinkes Kota Surabaya
dibandingkan di Desa Rancapinang karena No.440/19547/436.3/2016 tetapi tidak didukung
karakteristik wilayah dan masyarakat kedua desa dengan kelengkapan supply yang dibutuhkan
berbeda. Sustainabilitas model ini dipertanyakan sesuai Kepmenkes RI No.HK.02.02/MENKES
karena belum terintegrasi dengan sistem pelayanan /514/2015. Kesimpulannya, diagnosis klinis yang
kesehatan setempat. Sebagai saran, perlu adanya dapat ditangani dengan baik hanya sebanyak 65
modifikasi dalam model intervensi ini yang (≤33%) dengan hambatan ketidakseimbangan
disesuaikan dengan karakteristik sosial dan budaya antara kemampuan dokter dan kelengkapan supply.
masyarakat setempat. Untuk meningkatkan Penelitian ini menyarankan pembuat kebijakan juga
efektivitas model ini memerlukan kemitraan yang meninjau kemampuan klinik dalam menyediakan
kuat antara paraji dan kokolot sebagai agen supply dan klinik dapat menentukan strategi cost
perubahan dengan bidan desa dan pendamping containment yang tepat untuk menangani 195
lokal. Model ini juga harus terintegrasi dengan diagnosis klinis.
sistem kesehatan lokal sehingga sustainabilitas
Kata kunci: kemampuan; diagnosis klinis;
dapat tercapai.
kelengkapan supply
Kata Kunci: Persalinan, fasilitas kesehatan,
pemberdayaan
DDC : 613.9
Ratna Dwi Wulandari dan Agung Dwi Laksono (Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga;
Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Indonesia
Badan Litbang Kesehatan) Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1
Hubungan Paritas dan Karakteristik Individu erhadap Januari 2021 : 31 - 37
Pemakaian Alat Kontrasepsi diantara Wanita Usia Subur Hipertensi merupakan silent killer yang hingga kini
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 dunia termasuk di Indonesia. Konsumsi makanan
Januari 2021 : 20 - 30 cepat saji yang mengandung tinggi natrium, tinggi
Provinsi Jawa Timur didominasi oleh suku Jawa lemak, tinggi sodium, tinggi gula dan MSG menjadi
dan Madura. Kedua suku memiliki karakter penyebab kejadian hipertensi. Oleh karena itu,
pandangan budaya tentang jumlah anak yang penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi
banyak, yaitu banyak anak, banyak rejeki. hubungan pola konsumsi makanan cepat saji
Penelitian ditujukan untuk menganalisis hubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk dewasa
paritas terhadap pemakaian alat kontrasepsi pada di Indonesia. Rancangan yang digunakan dalam
wanita usia subur di Jawa Timur. Penelitian penelitian ini, yaitu cross sectional. Penelitian ini
menggunakan data Survei Demografi dan menggunakan data sekunder dari The Indonesia
Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Populasi adalah Family Live Survey gelombang 5 (IFLS-5). Skema
wanita usia subur (15-49 tahun) di Jawa Timur. pengambilan sampel dalam survei ini didasarkan
Dengan menggunakan stratification and multistage pada skema pengambilan survei IFLS gelombang 1,
random sampling didapatkan 5.593 responden. yang dilakukan secara bertingkat berdasarkan
Selain pemakaian alat kontrasepsi dan paritas, propinsi dan wilayah perkotaan dan pedesaan.
variabel lain yang adalah tipe tempat tinggal, Sampel diambil secara acak pada skala rumah
kelompok umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tangga. Terpilih 13 propinsi sebagai sampel yang
status perkawinan, status sosioekonomi, dan merepresentasikan 83% dari total populasi serta
kepemilikan asuransi kesehatan. Penentuan mencerminkan keanekaragaman budaya serta
pengaruh menggunakan regresi logistik biner. Hasil sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Analisis data
penelitian menunjukkan bahwa paritas merupakan menggunakan multivariate regresi logistik. Dari
salah satu determinan pemakaian alat kontrasepsi 12.105 responden, mayoritas responden sering
di Jawa Timur. Wanita multipara kemungkinan 4,114 mengkonsumsi makanan cepat saji (73%). Analisis
kali lebih tinggi dibanding wanita primipara untuk multivariat menunjukan bahwa orang yang sering
memakai alat kontrasepsi. Wanita pada kelompok mengkonsumsi makanan cepat saji tidak
umur 15-19 tahun memiliki kemungkinan 8,413 kali berhubungan secara signifikan terhadap kejadian
dibanding kelompok umur 45-49 tahun untuk hipertensi (AdjOR = 1,02; CI 95% = 0,65-1,61;
memakai alat kontrasepsi. Sementara wanita pada p>0,05). Namun responden berjenis kelamin laki-
kelompok umur 40-44 tahun memiliki kemungkinan laki dan yang bekerja secara signifikan
2,209 kali. Wanita berpendidikan SD-SLTP berhubungan dengan hipertensi. Pola konsumsi
kemungkinan 3,931 kali dibanding yang tidak makanan cepat saji tidak berhubungan terhadap
sekolah untuk memakai alat kontrasepsi. Sedang kejadian hipertensi pada penduduk dewasa di
yang berpendidikan perguruan tinggi kemungkinan Indonesia. Meskipun begitu konsumsi makanan
4,957 kalidibanding yang tidak sekolah.Wanita cepat saji berlebih perlu menjadi perhatian bagi
miskin kemungkinan 1,525 kali dibanding yang masyarakat agar terhindar dari hipertensi.
paling miskin untuk memakai alat kontrasepsi.Dapat Diharapkan ada pembuktian hubungan antara
disimpulkan bahwa paritas merupakan salah satu makanan cepat saji dengan hipertensi dengan
determinan pemakaian alat kontrasepsi pada wanita metode lain seperti case control dengan
usia subur di Provinsi Jawa Timur. menambahkan berbagai variabel-variabel lain yang
kemungkinkan merupakan faktor risiko terhadap
Kata kunci: paritas, pemakaian alat kontrasepsi,
kejadian hipertensi.
wanita usia subur, keluarga berencana.
Kata kunci: Hipertensi, Fastfood, , Indonesian
family life survey.
DDC : 641.563
Zulfaa Rif'at Fauziyyah dan Solikhah Solikhah(Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, DDC : 362.296
Yogyakarta) Maretalinia, Elvi Juliansyah, Suyitno, Aris Yulianto, Dyah
Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji Dan Suryani (Institute for Population and Social Research,
Hipertensi: Sebuah Penelitian Berskala Nasional Di Mahidol University, Thailand; STIKes Kapuas Raya
Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia; Master of Primary Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1
Health Care Management, AIHD, Mahidol University, Januari 2021 : 46 - 56
Thailand; National Institute of Health Research Insomnia dan hipertensi sangat umum dan sering
Development, Ministry of Health Indonesia; Faculty of kali berdampingan. Bukti menunjukkan bahwa
Public Health, Ahmad Dahlan University Yogyakarta, peningkatan prevalensi hipertensi dalam dekade
Indonesia) terakhir kemungkinan terkait dengan peningkatan
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Terhadap prevalensi insomnia dan penurunan durasi tidur
Konsumsi Tembakau di Wilayah Kerja Puskesmas yang disebabkan oleh gaya hidup modern. Tujuan
Sungai Durian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan
Barat dan besaran risiko insomnia terhadap hipertensi.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1 Penelitian ini menggunakan data sekunder
Januari 2021 : 38 - 45 Indonesia Family Life Survey tahun 2014 (IFLS5)
Penggunaan tembakau merupakan salah satu dengan responden berumur ≥19 tahun. Kerangka
faktor risiko penyakit tidak menular. Pada tahun konsep dengan pendekatan model faktor risiko.
2003, konsumsi rokok merupakan penyebab utama Gangguan insomnia merupakan variabel
kematian 4.9 juta penduduk di negara berkembang. independen utama, dan hipertensi adalah variabel
31.5% penduduk Indonesia adalah pengguna dependent utama. Variabel perancu adalah umur,
tembakau berdasarkan data tahun 2000. Secara kelebihan berat badan (overweight) serta jenis
khusus di Provinsi Kalimantan Barat, lebih dari satu kelamin. Untuk melihat hubungan gangguan
per empat laki-lakinya adalah perokok, dan secara insomnia dengan hipertensi menggunakan analisis
lebih khusus lagi, tiga per empat laki-laki usia 20-30 regresi logistik berganda dengan kemaknaan P
tahun di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian value < 0,05. Prevalensi penderita insomnia umur
adalah perokok. Studi ini dilakukan untuk menguji ≥19 tahun di Indonesia berdasarkan data IFLS5
hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah sebesar 43,7%. Analisis ini menunjukkan
terhadap penggunaan tembakau. studi cross- bahwa insomnia tidak berhubungan dengan
sectional ini melibatkan 180 perokok di antara 4.321 kejadian hipertensi P>0,05; OR: 0,937 (95% CI
total populasi laki-laki. Faktor prediksi pada studi ini 0,873-1,006). Variabel yang berhubungan dengan
yaitu: pengetahuan, sikap, dan praktik. Uji statistik risiko hipertensi adalah umur ≥ 40 tahun dengan
telah dilakukan yaitu uji tunggal, ganda (Chi- OR: 5,246 (95% CI 4,885-5,598) serta overweight
Square), dan mulvariabel (binary logistic dengan OR: 2,112 (95% CI 1,985-2,269). Pada
regression). Uji ganda menemukan bahwa penelitian ini umur dan overweight memberikan
pengetahuan dan perilaku secara signifikan kontribusi terhadap kejadian hipertensi sebesar
berhubungan dengan penggunaan tembakau. Lebih 18,9%.
jauh, berdasarkan hasil multivariabel, perilaku
Kata kunci: insomnia, hipertensi, IFLS5, Indonesia
merupakan pengaruh terbesar (AOR= 4.25, CI 95%
(1.93 – 9.36)) dan diikuti dengan pengetahuan
(AOR= 2.46, CI 95% (1.00 – 6.04)). Penggunaan DDC : 362.292
tembakau di wilayah kerja Puskesmas Sungai Khairun Nisa'il Hulwah, Wahyu Pudji Nugraheni, Andi
Durian sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku. Sari Bunga, Kurnia Sari, Pujiyanto, Budi Hidayat
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan terdekat (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia;
butuh menyelenggarakan pendidikan kesehatan Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan,
untuk menurunkan konsumsi tembakau. Badan Litbang Kesehatan; Direktorat Promosi
Pengendalian tembakau yang diimplementasikan Kesehatan, Kementerian Kesehatan)
dengan larangan merokok di dalam ruangan sangat Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Cedera
penting untuk mengurangi kebiasaan merokok. Disebabkan Kecelakaan Lalu Lintas Di Indonesia Tahun
2018 (Analisis Data Riskesdas 2018)
Kata kunci: Konsumsi Tembakau, Pepngetahuan,
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1
Perilaku, Praktik
Januari 2021 : 57 - 67
Kejadian cedera meningkat dari 7,5% menjadi 9,2%
DDC : 616.84 (2007-2018). Proporsi cedera akibat kecelakaan
Hendrik Edison, Olwin Nainggolan (Puslitbang Upaya lalu lintas di Indonesia sebesar 2,2% dan paling
Kesehatan Masyarakat - Badan Litbangkes) tinggi pada usia 15-24 tahun sebesar 4,9%. Total
Hubungan Insomnia Dengan Hipertensi (Analisis Data konsumsi alkohol per kapita diperkirakan meningkat
Indonesia Family Life Survey) di Indonesia tahun 2025. Perilaku mengonsumsi
minuman beralkohol meningkatkan risiko Januari 2021 : 68 - 78
kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk Salah satu upaya kesehatan yang berpeluang
mengetahui hubungan dan besaran risiko perilaku meningkatkan status kesehatan lansia adalah
konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian pelayanan kesehatan tradisional (Yankestrad).
cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas pada Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
penduduk usia >10 tahun di Indonesia. Penelitian ini pemanfaatan Yankestrad pada penduduk lansia di
merupakan penelitian kuantitatif dengan Indonesia. Sumber data dalam analisis ini adalah
menggunakan analisis univariat, bivariat, dan Riskesdas 2018. Riset yang dilakukan oleh
multivariat. Hasil multivariat penelitian menunjukkan Kementerian Kesehatan dengan unit analisis lansia
hubungan yang signifikan antara konsumsi (≥60 tahun). Analisis data secara deskriptif. Hasil
minuman beralkohol dengan cedera disebabkan menunjukkan, pemanfaatan Yankestrad pada lansia
kecelakaan lalu lintas dengan OR 2,436 (95% CI: 37,0% dan upaya sendiri dengan obat tradisional
1,233 – 4,811) setelah dikontrol oleh variabel lain 17,3%. Lansia muda terbanyak memanfaatkan
yaitu variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, Yankestrad (37,9%), sedangkan upaya sendiri
pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan pulau dengan obat tradisonal didominasi lansia
domisili. Kelompok laki-laki berhubungan bermakna perempuan (18,3%) di perdesaan (19,5%).
dengan OR 1,204 (95% CI:1,131 – 1,282), Pemanfaatan Toga pada lansia di Indonesia
pendidikan tinggi berhubungan bermakna dengan (31,9%), terbanyak perempuan (33,3%) di
OR 1,953 (95% CI: 1,783 – 2,138), bekerja perdesaan (36,3%). Jenis Yankestrad terbanyak
berhubungan bermakna dengan OR 1,230 (95% CI: dimanfaatkan lansia adalah keterampilan manual,
1,138 – 1,329), tinggal di perkotaan berhubungan ramuan jadi dan ramuan buatan sendiri. Lansia laki-
bermakna dengan OR 1,176 (95% CI: 1,104 – laki (55,5%) di perkotaan (56,5%) lebih banyak
1,253) dan domisili di Pulau Sulawesi berhubungan memanfaatkan ramuan jadi, sedangkan lansia
bermakna dengan OR 1,811 (95% CI: 1,580 – perempuan (43,6%) di perdesaan (46,5%) lebih
2,077). Variabel umur tidak signifikan. Variabel menyukai ramuan buatan sendiri. Lansia dengan
konsumsi alkohol adalah variabel yang paling besar tingkat pengeluaran rendah cenderung
pengaruhnya terhadap cedera disebabkan memanfaatkan ramuan jadi atau ramuan buatan
kecelakaan lalu lintas. Perlu fokus intervensi sendiri, sedangkan pengeluaran tinggi cenderung
terhadap kelompok penduduk yang lebih berisiko memanfaatkan ketrampilan manual. Penyehat
dalam merumuskan kebijakan dan program tradisional (98,2%) adalah jenis tenaga terbanyak
kesehatan untuk menurunkan kejadian cedera dimanfaatkan lansia. Kesimpulan, Yankestrad di
disebabkan kecelakaan lalu lintas. Indonesia lebih banyak dimanfaatkan oleh lansia,
oleh karena itu berpotensi untuk dikembangkan
Kata Kunci: Cedera; kecelakaan lalu lintas;
sebagai alternatif model pelayanan kesehatan bagi
konsumsi alkohol
lansia. Rekomendasi, mengingat tingginya minat
para lansia dengan Yankestrad dan pemanfaatan
DDC : 362.12 penyehat tradisional, maka diperlukan penyediaan
Rukmini dan Lusi Kristiani (UPF Inovasi Teknologi fasilitas Yankestrad khususnya di Puskesmas
Kesehatan, Puslitbang Humaniora dan Manajemen dengan tenaga kesehatan tradisional yang mampu
Kesehatan) memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan
Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan berkualitas bagi para lansia.
Tradisional Pada Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia
Kata Kunci : Yankestrad, lansia, Toga, ramuan
(Berdasarkan Data Riskesdas 2018)
buatan sendiri, penyehat tradisional
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 24 No. 1

Anda mungkin juga menyukai