Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Perumusan isu-isu strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan sebagai OPD,
dilakukan berdasarkan tugas dan fungsi sesuai dengan pelayanan yang diberikan menurut
peraturan perundang-undangan. Dinas Kesehatan merupakan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang memiliki fungsi operasional (Dinas Kesehatan) dan penunjang (Lembaga Teknis
Daerah). Dalam perumusan isu-isu tersebut akan dimulai dari tahapan identifikasi
permasalahan pelayanan tupoksi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan, selanjutnya
dilakukan telaahan terhadap visi, misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih dalam RPJMD Kabupaten Aceh Selatan periode 2018-2023 sebagai dasar pelaksanaan
tugas Dinas Kesehatan kedepan, serta Telaahan terhadap instansi vertikal dalam hal ini
Kementeriaan Kesehatan RI yang memiliki tugas dan kewenangan yang sama sesuai sasaran
strategis Renstranya, yang selanjutnya akan menjadi dasar penetapan isu-isu strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan periode 2024-2026. Adapun penjelasan tahapan
perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi adalah sebagai berikut :

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas


Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan

Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi adalah sebagai berikut:
1. Status Kesehatan Masyarakat masih rendah ditandai dengan masih tingginya
jumlah kematian bayi dan jumlah kematian ibu;
2. Masih tingginya kasus stunting pada balita di Kabupaten Aceh Selatan;
3. Adanya disparitas kondisi status kesehatan, sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan, Sumberdaya Manusia ( SDM ) Kesehatan yang masih timpang antar
puskesmas dalam Kabupaten Aceh Selatan;
4. Angka kejadian kesakitan akibat infeksi penyakit menular langsung maupun melalui
binatang masih cukup tinggi, sementara pada saat bersamaan kejadian penyakit
degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes melitus, dll) masih terjadi peningkatan;
5. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat yang ditandai diantaranya masih
rendahnya perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat, perilaku memberikan
ASI ekslusif, serta persalinan di fasilitas Kesehatan;
6. Belum optimalnya pelayanan kesehatan sesuai standar di fasilitas kesehatan
dasar maupun rujukan baik dari segi SDM, sarana dan prasarana, peralatan medik,
dan sistem rujukan.

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

25
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Pelayanan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

No Aspek Permasalahan
1. Masih belum optimalnya pengendalian dampak lingkungan dan
manajemen faktor resiko lingkungan;
2. Belum optimalnya pengelolaan limbah medis (padat dan cair)
3. Belum optimalnya pengawasan tempat pengelolaan pestisida,
fasilitas makanan dan minuman;
4. Belum optimalnya pembinaan hygiene dan sanitasi terhadap
tempat-tempat umum;
5. Belum optimalnya pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat;
6. Belum optimalnya pembinaan upaya kesehatan olahraga;
Kesehatan 7. Belum optimalnya pembinaan upaya kesehatan kerja;
Masyarakat 8. Kurang optimalnya partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan
ibu dan anak, gizi dan lansia;
11. Masih rendahnya penjaringan kesehatan ibu, anak usia sekolah
dan lansia;
1
12. Belum optimalnya sistem rujukan kasus kebidanan dan neonatal;
13. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pelayanan KIA dan
Gizi;
14. Masih tingginya kasus kehamilan yang anemia, kurang energi
kronis, berat bayi lahir rendah;
15. Masih tingginya kasus stunting;
16. Belum optimalnya pembinaan upaya kesehatan berbasis
masyarakat;
17. Belum optimalnya pembinaan pada desa siaga aktif;
Kesehatan
18. Belum optimalnya penerapan kawasan tanpa rokok di lima tatanan
Masyarakat
(kawasan pendidikan, kesehatan, tempat umum, tempat kerja,
tempat ibadah, tempat bermain anak, fasilitas kesehatan);
19. Belum optimalnya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat;
1. Masih kurangnya regulasi yang mengatur penanganan Orang
Dengan Gangguan Jiwa;
2. Belum optimalnya sistem rujukan;
3. Kurangnya kualitas pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit;
4. Masih belum optimalnya kualitas penanggulangan Orang Dengan
Gangguan Jiwa;
5. Belum optimalnya penjaringan kesehatan jiwa di masyarakat;
6. Belum optimalnya penjaringan faktor resiko penyakit tidak menular
di masyarakat usia 15 tahun ke ata;
Pencegahan dan 7. Belum optimalnya sarana pendukung sistem pencatatan dan
2 Pengendalian pelaporan program penyakit tidak menular dari klinik swasta;
Penyakit
8. Belum optimalnya penjaringan penyakit tidak menular berbasis
masyarakat;
9. Belum optimalnya pembinaan penyakit tidak menular berbasis
masyarakat;
10. Masih tingginya insiden rate DBD;
11. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana/KLB;
12. Tingginya potensi angka kecacingan (stunting-anemia);
13. Masih rendahnya angka kesembuhan atau cure rate penderita TB;
20. Masih rendahnya case notification rate (CNR TB);

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

26
No Aspek Permasalahan
21. Masih rendahnya persentase skrinning orang dengan resiko HIV;
22. Masih rendahnya persentase kasus HIV yang diobati;
23. Masih rendahnya persentase deteksi dini hepatitis B pada Bumil;
24. Masih rendahnya pengobatan diare dan pnemonia sesuai standar;
25. Masih tingginya proporsi penemuan kusta cacat tingkat 2;

1. Ada puskesmas belum memiliki izin operasional;


2. Belum optimalnya integrasi program indonesia sehat melalui
pendekatan keluarga dengan intervensi perawatan kesehatan
masyarakat;
3. Belum optimalnya pembinaan terhadap pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar pemerintah, swasta, dan
kesehatan tradisional,
Pelayanan 4. Masih kurangnya kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas
Kesehatan kesehatan dasar pemerintah, swasta, dan kesehatan tradisional;
5. Sebagian besar penyehat tradisional masih belum memiliki surat
3 terdaftar penyehat tradisional, termasuk tukang gigi;
6. Belum adanya regulasi daerah untuk PIS-PK, penyehat tradisional
dan kasus insidentil, sistem penanggulangan gawat darurat
terpadu, serta sistem rujukan terpadu;
7. Persentase puskesmas yang terakreditasi belum mencapai target;
8. Belum adanya klinik pratama yang terakreditasi;
9. Belum adanya praktek dokter dan dokter gigi yang terakreditasi;
10. Masih rendahnya nilai dari survei kepuasan masyarakat;
Pelayanan
11. belum optimalnya sistem rujukan berjenjang yang berbasis
Kesehatan
kompetensi;
12. Belum optimalnya sistem penanggulangan gawat darurat terpadu;
1. Belum optimalnya penyediaan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai;

2. Belum optimalnya penyediaan alat kesehatan untuk UPT


Puskesmas dan Lab Kesehatan Daerah;

3. Belum optimalnya upaya peningkatan kualitas alat kesehatan;

4. Belum optimalnya pembinaan pengelolaan pelayanan kefarmasian


di UPT Pemerintah dan Swasta;

5. Belum terlaksana pembinaan usaha mikro obat tradisional;


Sumberdaya
4
Kesehatan
6. Belum terlaksananya pembinaan toko alat kesehatan;

7. Belum optimalnya pengembangan sumber daya manusia


kesehatan;

8. Belum optimalnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang


berkualitas;

9. Belum optimalnya pembinaan terhadap Fasilitas kesehatan


pertama pemerintah maupun swasta yang berkerja sama dengan
BPJS dalam program JKN Nasional;

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

27
No Aspek Permasalahan
10. Masih kurangnya penyebaran informasi pelaksanaan JKN;

11. Belum optimalnya kinerja pelayanan FKTP berbasis kapitasi;

12. Masih belum optimalnya pembayaran premi JKN PBI ABPD;

13. Masih belum optimalnya jaminan pelayanan kesehatan masyarakat


miskin;

14. Belum optimalnya pelaksanaan PPK BLUD Puskesmas dan Lab


kesehatan daerah;

15. Masih kurangya regulasi yang mengatur pelaksanaan PPK BLUD


Puskesmas dan Lab kesehatan daerah;

16. Masih lemahnya akurasi data masyarakat miskin yang mendapat


jaminan pelayanan;

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

28
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kabupaten Aceh Selatan
3.2.1 Visi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2018-2023
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan telah menetapkan visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah tahun 2018-2023 yang merupakan
penjabaran dari Visi Bupati Aceh Selatan yaitu: “Terwujudnya Aceh Selatan yang
berkeadilan secara sosial dan ekonomi”
Dalam visi tersebut mengandung dua kata kunci sebagai berikut :
(1)... berkeadilan secara sosial; dimana bermakna Pemerintah Kabupaten Aceh
Selatan menjamin terpenuhinya hak-hak dasar rakyat Aceh Selatan dalam
berbagai sendi kehidupan. Jaminan kesejahteraan diwujudkan dalam
kebijakan anggaran yang pro rakyat.
(2)… berkeadilan secara ekonomi; bermakna rakyat aceh selatan memiliki
akses yang sangat mudah terhadap pengembangan sumber-sumber
produksi masyarakat dalam rangka menjadikan rakyat Aceh Selatan
berdaya secara ekonomi.

3.2.2 Misi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2018-2023


Secara umum, Misi Kabupaten Aceh Selatan dapat diartikan sebagai
suatu hal yang harus dilaksanakan agar visi Kabupaten Aceh Selatan dapat
direalisasikan dengan baik. Misi juga menjadi alasan utama mengapa suatu
organisasi harus ada dan bagaimana komitmen terus dijaga oleh segenap
pemangku kepentingan dalam pembangunan. Penjabaran Misi RPJMD
Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2018-2023 dilakukan dengan menyelaraskan Misi
Bupati terpilih dengan misi RPJPD Kabupaten Aceh Selatan tahun 2005-2025.
Berdasarkan pada rumusan visi Kabupaten Aceh Selatan tahun 2018-2023
tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan nilai-nilai syariat islam dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat;
2. Membangun generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat
nasional;
3. Memastikan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas serta
santunan sosial secara terintegrasi;
4. Penguatan sistem perencanaan daerah yang lebih efektif dan efisien;
5. Penyederhanaan sistem pelayanan birokrasi pemerintahan;
6. Penyediaan infrastruktur dasar dan penunjang secara merata dan
berkeadilan;

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

29
7. Peningkatan ekonomi kerakyatan, perluasan lapangan kerja dari sektor
produksi dan jasa;
8. Penguatan basis produksi masyarakat dalam sektor pertanian, perkebunan
dan perikanan;
9. Mewujudkan terbangunnya sentra-sentra produksi, industri dan industri kreatif
yang kompetitif;
10. Pembangunan kawasan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Visi dan Misi Bupati Kabupaten Aceh Selatan 2018-2023 selanjutnya
menjadi pedoman Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan dalam menyusun
tujuan dan sasaran Renstra Dinas Kesehatan periode 2018-2023 agar arah
kebijakan dan program pembangunan daerah dalam Renstra Dinas Kesehatan
periode 2018-2023 sinkron dan terintegrasi dengan RPJMD Kabupaten Aceh
Selatan 2018-2023. Adapun dalam misi tersebut, Dinas Kesehatan mengemban
misi nomor 3 (tiga) yakni Memastikan kemudahan akses pelayanan kesehatan
yang berkualitas serta santunan sosial secara terintegrasi; serta misi nomor 5
(lima) yakni : Penyederhanaan sistem pelayanan birokrasi pemerintahan.

3.3 Telaah Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Aceh
3.3.1. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan

Priode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode
pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. Sasaran
pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Tatanan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, khususnya
dalam bidang kesehatan ditandai dengan :

1). Terjaminnya keamanan kesehatan negara melalui kemampuan dalam melakukan


pencegahan, deteksi, dan respon terhadap ancaman kesehatan global;

2) Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat yang ditunjukkan dengan


jangkauan bagi setiap warga negara terhadap lembaga jaminan sosial yang lebih
menyeluruh;

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

30
3) Status kesehatan dan gizi masyarakat yang semakin meningkat serta proses
tumbuh kembang yang optimal, yang ditandai dengan meningkatnya Umur harapan
Hidup (UHH) dan Healthy Adjusted Life Expectancy (HALE).

Kementerian Kesehatan menetapkan 5 (lima) tujuan strategis dalam rangka


mewujudkan Misi Presiden dalam Bidang Kesehatan tahun 2020-2024, , yakni :

1. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup.

2. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

3. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan


kesehatan masyarakat.

4. Peningkatan sumber daya kesehatan.

5. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1)


meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap
(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di
bidang kesehatan.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau
outcome). Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan
dicapai adalah:
a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010),
346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
c. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
d. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,
maka ukuran yang akan dicapai adalah:
a. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%;
b. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80
menjadi 8,00.

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

31
A. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya kesehatan masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar
40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
tertentu sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

3. Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, dengan sasaran


yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi
sebanyak 5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak
481 kab/kota.
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang diproduksi
di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi
syarat sebesar 83%.
5. Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak
5.600 Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3
dokter spesialis penunjang sebesar 60%.

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

32
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910
orang.
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan
kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam
pelaksanaan SPM sebesar 80%.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran yang
akan dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan
sebesar 20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya
untuk mendukung kesehatan sebanyak 15.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang
diimplementasikan sebanyak 40.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauanevaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun
b. dan anggaran kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34
provinsi.
c. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100
rekomendasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan
kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau
pemangku kepentingan sebanyak 120 rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan
gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian
negara ≤1% sebesar 100%.
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

33
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai
kinerja minimal baik sebesar 94%.
12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas
secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan untuk
akses pelayanan e-health sebesar 50%.
B. Strategi
Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:
1) Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut
usia yang berkualitas;
2) Mempercepat perbaikan gizi masyarakat;
3) Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
4) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas;
5) Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas;
6) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi
dan alat kesehatan;
7) Meningkatkan pengawasan obat dan makanan;
8) Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu SDM kesehatan;
9) Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
10) Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi;
11) Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang
kesehatan;
12) Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan.

C. Arah Kebijakan
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada tiga hal penting yakni:
1) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care);
2) Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care);
3) Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan perlu memperhatikan Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah Bidang Kesehatan (RPJP-K) Tahun 2005-2025.
Visi pembangunan jangka panjang daerah bidang kesehatan yaitu: “INDONESIA SEHAT
2025”

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

34
Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi pembangunan jangka panjang
bidang kesehatan sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan;
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau;
4. Meningkatkan dan mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukkan oleh indikator dampak
yaitu:
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi
73,7 tahun pada tahun 2025;

2. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005
menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025;

3. Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2005 menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025;

4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 26% pada tahun 2005 menjadi
9,5% pada tahun 2025.

3.3.2. Telaah Renstra Dinas Kesehatan Aceh

Tujuan dan sasaran jangka menengah yang ingin diwujudkan Dinas Kesehatan
Aceh merujuk kepada tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Aceh (RPA) 2023-
2026 adalah Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Derajat Kesehatan
dengan Indikator tujuan adalah Indeks Pembangunan Manusia. Untuk tercapainya tujuan
tersebut, maka sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Aceh di akhir RPA adalah :
1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat; dengan indikator kinerja :
a. Usia Harapan Hidup meningkat dari 69,69 tahun menjadi 70,1 tahun
b. Persentase balita stunting menurun dari 33,2 % menjadi 25 %
c. Angka Kematian Bayi menurun dari 11 menjadi 7 per 1000 kelahiran hidup
d. Angka Kematian Ibu menurun dari 223 menjadi 175 per 1000 kelahiran hidup
per 100.000 kelahiran hidup

2. Meningkatnya Akses Masyarakat Terhadap Layanan Kesehatan, dengan indikator


kinerja yaitu persentase RS regional yang fungsional dari 20,6 % menjadi 100 %.

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

35
Sedangkan strategi dan arah kebijakan yang dirumuskan Dinas Kesehatan Aceh
dalam upaya mencapaian tujuan dan sasaran di akhir RPA 2023-2026, yaitu :
1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, dengan strategi ;
a. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat;
b. Pemantapan pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Percepatan penurunan stuntung dan perbaikan gizi masyarakat

2. Meningkatnya Akses Masyarakat Terhadap Layanan Kesehatan, dengan strategi :


a. Penyelesaian pembangunan dan fungsional rumah sakit regional
b. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS)
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan selaku satuan kerja perangkat
daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Semua kegiatan
perencanaan pembangunan yang diusulkan oleh Dinas/Instansi harus sesuai dengan
rencana pola ruang dan struktur ruang yang sudah ditetapkan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Selatan menunjukkan bahwa
pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mendukung pengembangan kawasan
strategis terutama Kawasan peruntukan Permukiman, yang rencana pengembangannya
dilakukan untuk menyediakan tempat bermukim yang sehat dan aman dari bencana alam
serta dapat memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan. Distribusi dan kepadatan penduduk di kecamatan-kecamatan juga
menjadi pertimbangan dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Aceh Selatan.
Sesuai dengan amanat Pasal 47 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017, bahwa penyusunan rancangan awal RPJMD mencakup dokumen
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang merupakan rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Dinas Kesehatan Aceh Selatan selaku
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan fungsi menyusun dokumen RPJMD telah
menyelesaikan dokumen kajian KLHS dimaksud sebagai bahan penyusunan rancangan
awal RPJMD tahun 2018-2023.

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

36
Isu strategis adalah permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
permasalahan yang belum dapat diselesaikan pada periode RPJMD sebelumnya dan
berdampak pada pelaksanaan pembangunan dalam jangka panjang, sehingga perlu
diatasi secara bertahap. Dari hasil analisis kinerja pelayanan 5 (lima) tahun yang lalu serta
telahaan visi dan misi Kepala daerah, Renstra Kementerian Kesehatan RI, Renstra Dinas
Kesehatan Aceh, RTRW dan kajian KLHS dapat diidentifikasi permasalahan dan isu-isu
strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan,
yang akan menjadi rumusan kebijakan serta penyusunan program prioritas Dinas
Kesehatan. Isu-isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten
Aceh Selatan adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan


masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan
prevalensi balita stunting. Hal ini antara lain disebabkan oleh masih kurangnya
sinergi antar OPD dan swasta dalam pencegahan dan penanganan stunting,
kurang sinergisnya layanan KIA dari hulu sampai ke hilir (FKTP, rujukan dan FKTL),
masih rendahnya kepatuhan petugas kesehatan terhadap SOP, serta belum
optimalnya kualitas data dan pemanfaatan data-data kesehatan ibu dan anak
2. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular yang diakibatkan oleh masih rendahnya kualitas lingkungan (kualitas air
bersih dan sanitasi dasar). Penyakit-penyakit menular/ infeksi masih menjadi
masalah di masyarakat, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa
penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes mellitus (DM),
kardiovaskuler, hipertensi dan kanker (keganasan) cenderung meningkat. Salah
satu penanganan dalam pencegahan penyakit tidak menular dan degeneratif
adalah menggerakan masyarakat untuk hidup sehat (GERMAS) yang dalam
pelaksanaannya melalui pemberdayaan masyarakat.
3. Pengembangan, Pemberdayaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan
masih belum optimal
Kabupaten Aceh Selatan memiliki permasalahan terkait jumlah, kualitas maupun
sebaran fasilitas pelayanan Kesehatan dan tenaga kesehatan.Masih kurangnya
kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan yang profesional dan berstandar
kompetensi yang ditandai dengan belum optimalnya sertifikasi dan perizinan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
4. Kualitas dan Kuantitas Sarana, Prasarana dan Peralatan untuk pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di unit pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

37
masih perlu ditingkatkan sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK), pemeliharaan dan Kalibrasi.
5. Alokasi Anggaran bidang kesehatan Kab/Kota masih belum sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disamping anggaran
tersebut lebih cenderung untuk upaya kuratif.
6. Masyarakat masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunan kesehatan,
promosi kesehatan belum banyak merubah perilaku masyarakat menjadi Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu dan Poskesdes masih
rendah. Upaya kesehatan juga belum sepenuhnya mendorong peningkatan atau
perubahan pada perilaku hidup bersih dan sehat, yang mengakibatkan tingginya
angka kesakitan yang diderita oleh masyarakat.

Renstra Dinas Kesehatan Kab. Aceh Selatan 2024 -2026

38

Anda mungkin juga menyukai