Struktur Di Arsitektur Nusantara
Struktur Di Arsitektur Nusantara
Jurusan A rsitektur, F akultas Teknik S ipil dan P erencanaan, Institut Teknologi S epuluh N ov ember S urabay a.
Abstrak
Arsitektur Nusantara berbeda dengan arsitektur Eropa. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur
pernaungan. Arsitektur Eropa merupakan arsitektur perlindungan. Sebagai arsitektur pernaungan,
Arsitektur Nusantara memiliki ciri-khas pada struktur landasan, struktur badan dan struktur atap.
Artikel ini membahas ciri-khas struktur landasan Nias Utara, Nias Selatan, Tongkonan Toraja, Lobo
Ngata Toro, dan Adat Bolon Pematang Purba, serta struktur badan Toraja, Nias Utara dan Batak Karo.
Pada Arsitekur Nusantara dit emukan ciri-khas struktur landasan, struktur badan, dan struktur atap
terpisah dengan selungkupnya. Selungkup hanyalah tirai non-struktural yang dapat ditempatkan dan
diganti dengan mudah.
Kata-kunci : arsitektur nusantara, struktur landasan, struktur badan, struktur atap, selungkup
Adalah suatu kenyataan bahwa bumi yang kita 1. Arsitektur Nusantara dua musim, sedang
pijak saat ini, tema yang sedang akan kita bicara- arsitektur Eropa itu arsitektur 4 musim.
kan “Arsitektur Nusantara” terletak di daerah
khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari dan 2. Arsitektur Nusantara melibatkan lautan dan
mempunyai 2 (dua) musim yang berbeda dengan daratan sedang arsitektur Eropa hanya melibat -
belahan bumi yang lain. Arsitektur Nusantara kan daratan saja.
adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang
di daerah tropis lembab tersebar di Kepulauan 3. Arsitektur Nusantara tidak mematikan karya
Nusantara (sekitar 17000 pulau); terletak di anak bangsanya sedang arsitektur Eropa
daerah cincin api ( Ring of Fire ) dunia; mem- mematikan arsitektur anak benua.
punyai kekayaan hutan basah yang mampu
4. Arsitektur Nusantara menggunakan bahan
menyumbangkan oksigen bagi dunia secara
bangunan yang organik sedang arsitektur Eropa
signifikan dan sejarah menyatakan bahwa
adalah arsitektur batu/anorganik.
Nusan-tara ditengarai telah dihuni oleh
peradaban manusia sejak 70.000 tahun yang 5. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur
silam. pernaungan dan arsitektur Eropa adalah arsi-
tektur Perlindungan.
Di sisi lain, Josef Prijotomo (2012) menyatakan
bahwa Arsitektur Nusantara hendaklah dilihat, 6. Arsitektur Nusantara bersolek di (tampang)
dipelajari, dan dipahami sebagai arsitektur yang luar dan arsitektur Eropa bersolek di (tampang)
berbeda dengan arsitektur di Eropa. Josef Prijo- dalam.
tomo menyampaikan perbedaan arsitektur
Nusantara dari arsitektur Eropa, khususnya untuk 7. Arsitektur Nusantara berkonstruksi tanggap
arsitektur Eropa hingga masa Neo-Klasik. gempa sedang arsitektur Eropa berkonstruksi
tanpa gempa.
Beberapa perbedaan itu adalah :
8. Arsitektur mengonsepkan pelestarian dengan Oleh karena itu dalam memahami suatu struktur
ketergantian sedang arsitektur Eropa mengon- ada 3 (tiga) faktor yang harus diperhatikan yaitu
sepkannya sebagai menjaga dan merawat. unsur-unsur pokok yang saling bekerja sama;
tata letak antar unsur-unsur tersebut dan
9. Arsitektur Nusantara menjadikan perapian bagaimana unsur-unsur tersebut dikonstruksikan
utamanya untuk mengawetkan bahan bangunan sehingga secara keseluruhan bekerjasama
organiknya, sedang arsitektur Eropa untuk melayani fungsi aktifitas di dalamnya.
menghangatkan ruangan dan menjadikannya
galih ( core ) dari huniannya. Mempelajari struktur di Arsitektur Tradisional
dengan pengetahuan ke-arsitektur-an yang akan
10. Arsitektur Nusantara mengonsepkan kese- disampaikan memang hanya dilakukan dengan
mentaraan sedang arsitektur Eropa mengon- metode pendekatan logika gejala gaya yang
sepkan keabadian. diduga. Unsur bangunan dan/atau perencanaan
komponen struktur yang ada diamati bentuk dan
11. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur konstruksinya. Berikut ini akan disampaikan
“kami/kita” sedang arsitektur Eropa adalah beberapa temuan pada Arsitektur Nusantara
arsitektur “aku” bagaimana organisasi struktur bangunan ber-
prilaku dalam menanggapi beban lateral (gempa).
Begitu panjang perbedaan yang ditemui di
Arsitektur Nusantara bila dipersandingkan Dalam menghadapi gempa, sebuah bangunan
dengan arsitektur yang lain, begitu luas kemung- akan berperilaku plastis (daktail terhadap ge mpa)
kinan yang dapat digunakan untuk menggali dan disebabkan oleh perencanaan bangunan yang
menemukan serta mengungkapkan apa saja berkaitan dengan konfigurasi atau tata letak
yang ada di Arsitektur Nusantara. unsur-unsur struktur bangunan dan konstruksi
pada komponen strukturnya. Sistem struktur
Mempelajari Arsitektur Nusantara dengan tepat
pada akhirnya harus dengan aman menyalurkan
harus ditegaskan lebih dahulu ruang dan waktu
semua beban bagian struktur ke tanah. Pada
dari kegiatan yang dilakukan. Penjelajahan
intinya, sistem struktur sebuah bangunan,
pengetahuan Arsitektur Nusantara tentu saja
dibangun berdasarkan pemecahan statika gaya
menggunakan data arsitektur tradisional untuk
sistem strukturnya agar tetap dalam kondisi
dianalisis dan diinterpretasikan secara arsitek-
seimbang.
tural. Mari kita coba untuk menemukan apa yang
terselip di antara lipatan-lipatan kekayaan
Pada arsitektur tradisional di Nusantara banyak
keragaman arsitektur tradisional di Nusantara dijumpai rumah-rumah panggung yang berdiri di
karena pasti ada sesuatu yang perlu diungkapkan
atas struktur tiang-tiang kayu sebagai landasan,
sebagai pengetahuan yang dapat dipelajari dan bagian di atasnya terdapat lantai bangunan yang
akan memperkaya kita dalam memahami arsi- dinaungi oleh atap dan biasanya dengan
tektur anak bangsa di Nusantara ke depan. kemiringan yang curam.
mempunyai tiang tinggi. Tiang-tiang ini lateral akibat gempa (yang relatif lebih besar dari
dipersatukan dengan balok kayu datar dengan tempat lain) dan kesadaran akan karakter bahan
konstruksi fleksibel dengan konstruksi ikat dan bangunan ditanggapi dengan perencanaan
atau balok kayu mendatar bertugas sebagai struktur di mana gaya reaksi yang dialami satu
pendukung rusuk penahan papan lantai. Sedang bagian struktur (goyangan pada tiang/balok
rumah tradisional Sunda, Bali, Bugis adalah utama) menjadi gaya aksi bagi bagian struktur
contoh rumah dengan tiang-tiang pendek, di lainnya melalui gaya reaksi balok-balok bracing
mana tidak ditemui bracing . pada arah sejajar dan secara kesatuan saling
bergoyang sebagai aksi dan reaksi. Dengan
Bila kita perhatikan rumah-rumah tradisional demikian momen torsi yang terjadi pada tiang-
yang terletak di daerah level kegempaan tinggi di tiang tegak dikunci oleh balok mendatar yang
Nusantara, sistem struktur pasak rumah tra- mengikuti alur dan menusuk tiang-tiang lan-
disional Nias Utara dan Nias Selatan menanggapi dasan.
gaya lateralnya secara khas yaitu dengan memilih
bahan dari gelondong kayu sebagai tiang tegak
dan tiang bracing miring dengan perletakan yang
rapat. Sedang di rumah Batak Simalungun
landasan tidak ditemui adanya bracing , tetapi
demensi gelondong kayu sangat besar.
Berbeda lagi dengan rumah Tongkonan di Toraja Kalau diperhatikan pada contoh bangunan
yang memecahkan masalah beban dan gaya arsitektur tradisional di atas, maka semua lan-
lateral dengan menggunakan balok kayu men- dasan yang berupa tiang tegak atau balok
datar. Mekanisme distribusi beban terutama gaya mendatar di daerah tersebut diletakkan di atas
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | 21
Struktur di Arsitektur Nusantara
sebagai penahan beban atap. Contoh tiang 40 cm) yang diatur secara alur. Bila terjadi
tunjuk langit di Bolon Adat berdiri di atas struktur kerusakan di satu lidah akan mudah diganti.
lantai. Bentuk bangunan mengikuti tinggi Demikian pula yang ditemui pada uma Sebua,
rendahnya tiang-tiang pemegang bagian atas Nias Selatan, dinding sisi depan (towa) terdiri
lempeng penutup atap. Momen torsi yang terjadi kerangka dari bilah-bilah papan (Ina Lago dan
pada masing-masing kerangka atap di Ono Lago) yang berdiri vertikal. Lempeng dinding
kunci/dikat oleh balok-balok mendatar me- sisi depan Uma ini terdiri dari 2 bagian.
ngelilingi ruang seturut alur. Sehingga masing-
masing balok merupakan gaya reaksi terhadap Dinding bagian atas menumpang balok kayu
beban yang disalurkan dari bagian struktur Lago-lago. Dinding bagian bawah menumpu
lainnya secara fleksibel tetapi tetap dalam pada balok skholi. Pemakaian bilah papan yang
kestabilan bangunan. diletakkan tanpa sambungan yang rumit,
memudahkan dalam mengganti, mencopot
Pada rumah Limas dari Palembang; rumah Dalem karena alasan kerusakan. Pada Siwaluh Jabu
dari Jawa Tengah bila diperlukan, lempengan Batak Karo, penutup badan bangunan diletakkan
penutup badan bangunan ini bisa dilepas. miring. Penutup ini juga terdiri dari bilah bilah
Dengan demikian ruang menjadi lebih luas papan yang diukir di bagian luar. Bilah bilah ini di
terbuka. Dapat kita temui bahwa penutup badan jepit oleh balok kayu mendatar dan yang didirikan
bangunan (gebyok) di Dalem Jawa Tengah dapat terlepas dari tiang-tiang tegak penahan struktur
dilepas, hal ini juga ditemui di rumah Limas atap.
Palembang. Hanya yang lebih menarik pada
rumah Limas Palembang ditemui bahwa penutup Beberapa temuan di atas menunjukkan bahwa
badan bangunan ini (di sisi depan yang ber- struktur atap disalurkan melalui tiang tiang tegak
batasan dengan teras) berfungsi juga sebagai di badan bangunan dan kemudian oleh struktur
daun pintu yang hanya bisa di buka ke atas, landasan/dasar bangunan beban mati dan beban
Seluruh penutup badan di sisi ini dikaitkan pada dinamis lainnya diteruskan ke dalam tanah
balok/gording, sehingga tidak perlu dipindahkan melalui tiang-tiang landasan. Kestabilan badan
dan dapat menjadi plafond sekaligus. bangunan diperoleh dari bagaimana balok-balok
kayu pengikat/pengunci bergerak menanggapi
Dinding pada tongkonan Toraja (oma Sebua) aksi torsi tiang tegaknya secara kesatuan
dibentuk oleh papan-papan kayu yang diletakkan
melintang dan diisi oleh lidah papan kayu Aru Dengan memahami bahwa bagian demi bagian
atau kayu Kelapi yang dipenuhi ukiran di sisi luar. struktur atap dan landasan yang saling bergerak
Lidah papan pengisi yang berukuran sama (25 x sebagai sebuah gaya aksi-reaksi hal ini juga
menunjukkan bahwa sistem st ruktur bangunan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | 23
Struktur di Arsitektur Nusantara