Makalah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
Makalah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
Di susun Oleh:
Octavian No Caesar ( 231710025 )
) االميان
C. PEMBAHASAN
1. Hadits Abi Bakar al-Shiddiq tentang penurunan azab menimpa
semua masyarakat
d. Timbulnya perpecahan
Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang
paling berat dan dan paling keji dapat menjauhkan syari’at
Allah dari realitas kehidupan dan ditinggalkannya hukum-
hukumNya dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini terjadi
dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak
mencegahnya, maka Allah akan menanamkan perpecahan dan
permusuhan di kalangan mereka sehingga mereka saling
melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah.
e. Pemusnahan mental
Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad SAW,
Allah tidak memusnahkan umat beliau secara fisik
sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu seperti
kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu’aib yang telah
mendustakan para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi
bisa saja Allah membinasakan umat Muhammad secara mental.
Maksudnya umat ini tidak dimusnahkan fisiknya, tetap dalam
keadaan hidup, sekalipun melakukan dosa dan maksiat yang
menyebabkan. kehancuran dan kebinasaan, namun walaupun
jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah ruah, di sisi Allah
tidak ada nilainya sama sekali, musuh-musuhnya tidak merasa
takut, serta kawan-kawannya tidak merasa hormat. Inilah yang
diberitakan Rasulullah SAW. ketika umat ini takut mengatakan
yang hak dan tidak mencegah orang yang berbuat zalim.2
2 Imam Ghazali. Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin. (Surabaya: Terbit
Terang. 1990). Hlm. 86
melarang dalam kemungkaran. Dari hasil pengamatan sehari-hari
dapat kita jika jiwa manusia terbiasa dengan keburukan, maka
keburukan tersebut akan menjadi wataknya. Itulah kerja amar
ma’ruf nahi mungkar.3
3 Abu Bakr Al-jazairi. Minhajjul Muslim. ( Beirut: Darul Fikr, t.th). hlm. 88
4 Juwariyah. Hadis Tarbawi. (Yogyakarta: Sukses Offset. 2010). Hlm. 62-63
5 Mustafa Dieb Al-Bugha dan Muhyidin, Al wafi fi Syarah Arba’in Nawawi, (Beirut:
Muassasah Ulumil Qur’an, t.th), hlm. 316-317
Hadits ini adalah hadits yang jami’ (mencakup banyak
persoalan) dan sangat penting untuk menjadi separuh dari agama
(syari’at), karena amalan – amalan syari’at terbagi menjadi dua: ma’ruf
(kebaikan) yang wajib diperintahkan dan dilaksanakan atau mungkar
(kemungkaran) yang wajib diingkari, maka dari sisi ini, hadits tersebut
adalah separuh dari syari’at. Hadits ini juga menjelaskan bahwa amar
ma’ruf nahi munkar merupakan karakter seorang yang beriman. Dalam
mengingkari kemunkaran tersebut ada tiga tingkatan :
6 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqey, Al-Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
2001). Hlm. 348
a. Memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang munkar, atau
dinamakan karakter orang mukmin.
b. Memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma’ruf, atau
dinamakan karakter orang munafik.
c. Memerintahkan sebagian yang ma’ruf dan mungkar, dan melarang
sebagian yang ma’ruf dan mungkar. Ini adalah karakter orang yang
suka berbuat dosa dan maksiat.
D. KESIMPULAN
Kemungkaran jika dibiarkan saja maka akan menjadi hal yang wajar,
dan jika itu terjadi maka semuanya akan mendapat siksa atau adzab dari
Allah apapun bentuk kemungkaran harus kita cegah, semampu kita. Baik
dengan perbuatan atau kekuasaan (tangan), dengan lisan (ucapan), ataupun
hanya sekedar dengan hati yaitu mengingkari perbuatan munkar tersebut.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah menyuruh apa yang diperintahkan oleh
syara’ dan dinilai baik oleh akal, dan mencegah apa yang dilarang syara’
dan dinilai buruk oleh akal. Namun apabila perbuatan itu dianggap baik
oleh akal sedangkan dianggap buruk oleh syara’ maka kita harus
meningalkannya.
Dalam menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Munkar harus dengan
ilmu, kesabaran dan kelembutan. Kesesatan akan tersingkir jika setiap
umat dapat menjaga diri dengan petunjuk dari Allah.
7 Ahmad Abdurraziq al-Bakri. Ringkasan Ihya ‘ulumuddin Imam Ghazali cetakan ke VI.
(Jakarta: Sahara Publishers. 2010). Hlm 246
DAFTAR PUSTAKA