Anda di halaman 1dari 27
PROPOSAL RANCANGAN RUANG BERMAIN RAMAH ANAK (RBRA) PROVINSI ACEH I. PENDAHULUAN Pasal 31 Konvensi Hak Anak (KHA) Tahun 1989, menegeskan bahwa “Negara mengakui hak anak untuk beristirahat dan bersantai, untuk bermain dan turut serta dalam kegiatan rekreasi yang sesvai dengan usia anak, dan untuk berpartipasi secara bebas dalam kehidupan budaya dan seni”. Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi KHA tersebut telah menuangkannya dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada pasal 11 yang menyatakan bahwa “Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berkrekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri" Untuk mewujudkan hak bermain anak ini, Pasal 22 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa “Negara dan Pemerintah berkewajiban dan bertanggungjawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak” Pemanfaatan waktu Iuang melalui bermain atau berekreasi, sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan anak, memberi kesempatan pada perkembangan kreativitas, imajinasi, dan kepercayaan diri anak, selain itu berpengaruh pada perkembangan kognitif, motorik, dan sosial emosional anak. Keterlibatan anak dalam kehidupan budaya memberi Kontribusi pada rangsangan dan keberlanjutan kehidupan budaya dan seni tradisional di lingkungan tempat anak berada. Terkait bermain, anak dengan rentang usia 7 (tujuh) tahun pertama dan kedua memang menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain. Orang dewasa memiliki peran besar untuk memastikan ruang bermain anak harus aman dan nyaman serta tidak diskriminatif. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia adalah dengan membuat pedoman guna membangun standarisasi ruang bermain yang ramah kepada anak, Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) adalah ruang yang dinyatakan sebagai tempat dan/atau wadah yang mengakomodasi kegiatan anak bermain dengan aman dan nyaman, terlindungi dari kekerasan, dan hal-hal lain yang membahayakan, tidak dalam situasi dan Kondisi diskriminatif, demi keberlangsungan tumbuh kembang anak secara optimal dan menyeluruh, baik fisik, spiritual, intelektual, sosial, moral, mental, cmosional, dan pengembangan bahasa. RBRA dapat dibangun dan dikembangkan di lingkungan alami dan lingkungan buatan, Penyelenggaraan RBRA adalah untuk meningkatkan kualitas anak dalam hal kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial budaya, kecerdasan Bahasa dan komunikasi serta keterampilan motorik dan fisik, Penyelenggaraan RBRA juga merupakan salah satu upaya percepatan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) untuk mewujudkan Indonesia Layak Anak (IDOLA) pada tahun 2030 yang diperkuat dengan disahkanya Peraturan Presiden (Perpres) ‘No 25 Tahun 2021 Tentang Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak. Pemerintah Aceh melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh berkolaborasi dengan Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Aceh ‘mengajak lintas sektor dan perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) untuk berpartisipasi dalam membangun RBRA percontohan provinsi Aceh dengan konsep “Laboratorium Bermain”. Upaya ini merupakan bagian dari tujuan mewujudkan komitmen Pemerintah Aceh dan CSR di Aceh untuk mendukung Aceh Menjadi Layak Anak, guna menjamin terpenuhinya hak anak, agar anak dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta ‘mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. IL. TUJUAN Ruang Bermain Ramah Anak ini bertujuan untuk: 1, Menyediakan ruang terbuka untuk memenuhi hak anak agar anak dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. m1. Menyediakan prasarana dan sarana kemitraan antara pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam memenuhi hak anak; ‘Menyediakan prasarana dan sarana sebagai Kabupaten Layak Anak; » Menyediakan prasarana dan sarana untuk pelaksanaan kegiatan 10 (sepuluh) program pokok PKK; ‘Meningkatkan pencapaian ruang terbuka hijau dan tempat penyerapan aiar tanah; dan Meningkatkan prasarana dan sarana kegiatan sosial warga termasuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan kader PKK JADWAL PELAKSANAAN DAN TEMPAT Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) ini dibangun selama rentang waktu Februari s/d ‘Juni 2022, bertempat di Taman Sultanah Safiatuddin Banda Aceh, I Bulan Kegiatan Februari Maret ri Mei Juri fut tw ft fv Toy a pp to pe Rapat Koordinasi Gal bakal Forum RBRA Pembentukan Forum BRA Perancangan Kebutuhan Rapat Koordinasl Pemerintah dan Dunia Usaha Kesepakatan Dukungan dari Tist Penandatanganan MOU antara Pemerintah Aceh dengan Perusahaan untuk dufungan Pembangunan RERA ‘Pemnbangunan dan Penyediaan Fasiltas BRA Launching RBRA _| IV.ANGGARAN Kebutuhan Biaya untuk RBRA adalah berjumlah Rp1.267.508.134,- yang terbagi kedalam 2 tahap, sebagai berikut A. Tahap I NO. Pe tae TOTAL BIAYA (Rp.) Seay 1 PAKETA (PAGAR 1) 46.487.000,- CSR 2 PAKETB (PAGAR 2) 45.761.000,- SR 3 PAKETC (LANTAl) 190.256.000,- SR 4 PAKETD (GAPURA) 90.116.000,- SR 5 PAKETE (PANGGUNGDAN ATAP) 89.841.000,- CSR 6 _PAKET F (PENGADAAN WAHANA) 119.800.000,- CSR 7 PAKET G (PENGADAAN PELENGKAP) 39.066.500,- csr TOTAL 620.327.500,- MOBIL PUSTAKA KELILING : Arpus 9 PENGHIJAUAN DAN TANAMAN TOGA : Dinas DLHK B. Tahap II 4 PEKERJAAN PERSIAPAN 5.280.000,- 2 RK3K 45.118.700,- 3 PEKERJAAN TOILET 217.547.485,- 4 PEKERJAAN PELENGKAP AREA BERMAIN 289.443.000,- . oo ISALAN |AKSES TAMAN LUAR 30.01.449. 6 PEKERIAAN PELENGKAP LUAR ARENA 60.600.000,- TOTAL 647.180.634,- V. PENUTUP Demikianlah Proposal Rancangan RBRA ini kami sampaikan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan. KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ACEH DIO NEVI ARIYANI, SE Pembina Utama Muda NIP. 19621108 199203 2 002 Lampiran Detail Desain RBRA dan Kebutuhan Anggaran wlefejag Bf UJEULIAG, NIVINYAd ANIWOLVeAORVT ISWMIdILYaSYaL NIGGNLVIAVS HVNVLINS NVINVL EON AI/ACre rivets bel tohyps (Oi (Vd Wa 1d NOM ONVEYSD INTENTS) HOV ISNIAOYd VE 1vsny) NOL3E NONE eas ~ 2W006°T ! NVHVT SW ONILSISMS VNVYVSVYd NVG VNVYVS Bi AclaciU aerate aN) HAOV ISNIAOYd VEY NOISSG GNVYD Sa es H39V ISNIAOYd VAY NOISSG GNVYD 6unsisy3 wejoy Ueylequeg/ueueBueUdg iseqeBay Bory ureuieg Bay Jen] uewe) sasyy uejer uojeg ynpng yeduiay oqazeg dauleyuoy POHOL Buriey eyeysng [GOW YNQUN Jeary @ eGo, uewe) uep uenefiyBueg @ ueBuesauag UEP ALOOO (tseudsy3 BunBBueg) eynque, einy @ ueujeueg sual § yNquN uyewsag Buens 1eque7 @ { eindey uep uewebuag JeBeg o Se ee NVYNVSMV 14d NVdVHVL iY. =z MHTa seulg = VOOLNVINYNVLNVONVNVPIHONSd = 6 sndiy - ONMITAN VVLSNd WOW 8 ~‘00S°2z€"0z9 WLOL 4ysO ~‘00S'990°6¢ (dvON31Sd NVVOVONAd) 9 LaMvd = L uso ~‘000'008'6 LL (WNVHVM NVVQVON3d) 4 15yvd = 9 uso ~000' L868 (dVLV NVQ ONNDONVd) a Layvd = ¢ uso ~‘000°9L 1-06 (vundvo) Glad => uso ~000°9Sz'06L (IVLNVI) O1ayMvVd = ¢ uso ~‘000°L92"Sh (Zuvovd) alaMvd =z uso ~000'28r'9r (Luvovd) VLayVd =F VNva 43agwns (CE) AZT mah anol y Nvvryayad NVIVen I dVHVL VAVIE NVYVOONV VNVONAY uso: vNVG 4aEWns | 00'000°L8r'Zy “dy WLOL Sr'eLaLio'zy dy uvOVd NVVruanad € (MEY) WWELNOM NVLVH3S3 00‘00r'6z0'E ‘dy 8 NVLWWV13S3 VNVONSY z 00‘000'088 ‘dy NvdVISYSd NVVPuayad L = (Vv L3MVd) b YVOVd — 1 dVHVL 4YSO: VNVG uaewns | 00‘000'L92"Sp “da WLOL 86'PLL zse'Ly dy uVOVd NVWPYayad € (Eu) HVELNOW NVLVH3S3Y 00‘00r'6z0'e “dy 8 NVLVINV13S3y WNVONAY z 00‘000'088 ‘du NVdVISY3d NVVPeayad is BEE YE raps hv 2ahe leitch eh Ae eso viva zing | 00'000'9Sz'06L ‘dy TWLOL Sbes¢OLp'zgt ‘dy IWLNVT NVVPYaMad v 00‘086'ZzL'6L ‘dy ISVONOd NVGHYNVLNVWruaMad = (44) HVLNOW NVLWHASAy 00'000'es"b “dy BNVIWWYISSIN VNVONEY =z 00‘00"08¢'9 ‘dy Wd) (9 LAMVd) IVLNV1-1 dVHVL _¥SO: VNVG Y3EMNNS | 00°000'9-1'06 dy WIL 00'000'S20'98 “dy VundvoNvvryaMad = & (4€4y) HVALNOM NVLVH3S3 oo‘0r' Fore ‘dy BNVLVINVISSIN VNVONSY 00‘000'008 “dy NVdVIS¥ad NVVPuayad Lt mak 00‘000'008"8t 1 dy 00‘000°000°21 ‘dy 00‘000°000"96 ‘dy WLOL dVYONST SONNYNGN3d NIVINN3SS VNVHYM NVONVSVIWWAd NVG NVVGVONad dVMONAT VINV.LA NIV YNVHYM NVONVSVWad NVG NVVOVON3d 4¥SO: VNVG yawns | 00‘00S'990°6E “dy WLOL ONVSWduSL SINOSASHV Pome Z | 00'000°000'22 ‘du +HOLINOW+ALOONVVaVONad 9 i ~ | 00‘00s'9¥9'e “dy HV 1d € Y3ald HVdINVS Ld 7 =e | 00"000'0zE'21 ‘du WV1V NLVE YOOGLNO Ta4VISVM us = | 00'000"0s¢ “dy NVINNWNONAd NVdvd 9% b 00‘000'0SS ‘dy VuaY ISVMISILYSS NVdvd ed) a \'Aa _ SNduv: vNVG ZENS | Ss “‘veo'oat'279 WLOL eS Nivwaaa CCI VNAYV NVM dVNONSTad Nvvruanad =? rane Nivwuag vauv ore UVAINVWL SASH NVIVeNVUrdanad «6S ~000'ehy'68z Nivea Vad dvMONATad NVWPeaNad => “ser Lys'Liz ASOLNVWPYaNad = € ~“00L'8LL'Sr MEMN_Z ~‘000'082's NvdVISUSd NVWruayad =| Il dVHVL VAVIE NVUVOONV VNVONSY SE'VES LHS LZ “dy 06'6S2°E02'2S ‘du o0‘000'esr'r “du Zb‘092'ez0'2€ “dy oo‘ops'ege'st “dy 00‘000°69S"61 “dy S2‘eve'ebl'sz ‘du vLezs'eLe'oe “du S6‘c0r'z66'ez “du WLOL YIVLINYS NVVPeanad WHIdLW3 14 NVWPeayad SONIGNIG NVG IWLNV1 dA.LNNad NVWPdayad wisa0Nnar NVG N.INId ‘NASNy NVWrdaMad NVLVOSONAd NVO NVYSLS3 1d ‘ONIGNIG NVONVSVd NVVPeayad 8 ie 9 GNOAV1d NVG dVLVNVVPYaNad = v & NOL3S YNLINYLS NVVrdayad WNVLNVVCHSMAd = ob ISVONOd NVQ H' AE fen ONVINLUAS mul An hab 00‘000'erb'68z “du WLOL 00‘000'8z6'r8 ‘dy MILSVId UvOVd «9 MOINSLNI eens ISVYOMSG + dVMONSTSd «= S 00‘000'009"91 du N3IN313 NVVOVONAd - me UVEINVD IVNS3S JILOW 00‘000'0b2"L6 “dy VO + NVIOV IVLNV7 ONIHSINI eres (Quun Z) dvON31 00'000°000'0S1 ‘ty | gyy11JIGOW VAVIE + NANIVINOY 00'000'008'8 “du ONVSVd4aL dvMONTT SYN 00‘000'S2¢'2 “du (Quun 6) No1ag yNGNG Wawa | DAUR ERS Aero Aare hype FON ME rel IN MAU Mt=F bye Cale ire dahvAl | | (EY) HVELNOW NVIVH3S3 00‘000'rz8'2 ‘dy 8 NVIWAV13S4 VNVONSY z 00‘000'008 ‘dy NvdVISYAd NVVPyayad arenes er ___ aso? vnva wSewns eye (00°000"rva'6e “dy WwioL se NVYSNaW dvy : . 00'000'008"98 “dy NVG ONNOONVd NvWruayad = €

Anda mungkin juga menyukai