Analisis Strategi Pemasaran Obat Hewan PT Univetama Dinamika Jakarta
Analisis Strategi Pemasaran Obat Hewan PT Univetama Dinamika Jakarta
Oleh
Nobel Rosulla
A14102078
FAKULTAS PERTANIAN
2006
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
Skripsi yang ditulis mengambil judul “Analisis Strategi Pemasaran Obat Hewan
perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Penulis menghaturkan mohon maaf, jika
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 8
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Unggas dan Obat Hewan ...................................... 10
2.2. Produk Obat Hewan ........................................................... 10
2.3. Penelitian Terdahulu .......................................................... 11
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikuran Teoritis ............................................. 14
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................... 25
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 27
4.2. Metode Pengumpulan Data ................................................ 27
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 28
4.4. Proses Wawancara dan Pengisian Kuisioner ..................... 35
BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah, Misi dan Tujuan Perusahaan ................................ 37
5.2. Produk Obat Perusahaan .................................................... 38
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... 40
5.4. Struktur Pasar Perusahaan .................................................. 42
BAB VI. STRATEGI PEMASARAN PT UNIVETAMA DINAMIKA
6.1. Strategi Produk ................................................................... 45
6.2. Strategi Harga ..................................................................... 47
6.3. Strategi Distribusi ............................................................... 49
6.4. Strategi Promosi .................................................................. 51
BAB VII. ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN
PT UNIVETAMA DINAMIKA
7.1. Analisis Faktor-Faktor Internal .......................................... 53
7.2. Analisis Faktor-Faktot Eksternal ........................................ 56
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
satu pembangunan di subsektor peternakan yang pada saat ini sedang digiatkan
adala h pemenuhan gizi masyarakat yang berasal dari protein hewani. Protein
tersebut dapat diperoleh dari daging. Daging merupakan produk peternakan yang
banyak disukai oleh masyarakat, karena daging banyak mengandung gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein hewani, air, mineral, energi dan vitamin.
tentunya harus memiliki kualitas gizi yang baik. Ternak yang baik memiliki ciri-
ciri, antara lain tidak pucat, warna merah segar, daging berisi dan tidak berbau.
kandungan gizinya atau aman tidaknya daging itu dikonsumsi oleh masyarakat.
ternyata jenis daging yang paling banyak mengalami peningkatan produksi adalah
daging ayam, karena daging ayam sudah menjadi makanan sehari- hari yang
mudah didapat, mudah diternakkan, banyak kandungan gizi dan harganya yang
kualitas produk seperti dengan memberi pakan yang cukup dan memperhatikan
ternak tersebut dapat menciptakan peluang bisnis untuk industri obat hewan.
Saat ini bisnis obat hewan di Indonesia telah memasuki persaingan yang ketat.
Oleh
Nobel Rosulla
A14102078
FAKULTAS PERTANIAN
2006
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
Skripsi yang ditulis mengambil judul “Analisis Strategi Pemasaran Obat Hewan
perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Penulis menghaturkan mohon maaf, jika
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 8
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Unggas dan Obat Hewan ...................................... 10
2.2. Produk Obat Hewan ........................................................... 10
2.3. Penelitian Terdahulu .......................................................... 11
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikuran Teoritis ............................................. 14
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................... 25
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 27
4.2. Metode Pengumpulan Data ................................................ 27
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 28
4.4. Proses Wawancara dan Pengisian Kuisioner ..................... 35
BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah, Misi dan Tujuan Perusahaan ................................ 37
5.2. Produk Obat Perusahaan .................................................... 38
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................... 40
5.4. Struktur Pasar Perusahaan .................................................. 42
BAB VI. STRATEGI PEMASARAN PT UNIVETAMA DINAMIKA
6.1. Strategi Produk ................................................................... 45
6.2. Strategi Harga ..................................................................... 47
6.3. Strategi Distribusi ............................................................... 49
6.4. Strategi Promosi .................................................................. 51
BAB VII. ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN
PT UNIVETAMA DINAMIKA
7.1. Analisis Faktor-Faktor Internal .......................................... 53
7.2. Analisis Faktor-Faktot Eksternal ........................................ 56
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
satu pembangunan di subsektor peternakan yang pada saat ini sedang digiatkan
adala h pemenuhan gizi masyarakat yang berasal dari protein hewani. Protein
tersebut dapat diperoleh dari daging. Daging merupakan produk peternakan yang
banyak disukai oleh masyarakat, karena daging banyak mengandung gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein hewani, air, mineral, energi dan vitamin.
tentunya harus memiliki kualitas gizi yang baik. Ternak yang baik memiliki ciri-
ciri, antara lain tidak pucat, warna merah segar, daging berisi dan tidak berbau.
kandungan gizinya atau aman tidaknya daging itu dikonsumsi oleh masyarakat.
ternyata jenis daging yang paling banyak mengalami peningkatan produksi adalah
daging ayam, karena daging ayam sudah menjadi makanan sehari- hari yang
mudah didapat, mudah diternakkan, banyak kandungan gizi dan harganya yang
kualitas produk seperti dengan memberi pakan yang cukup dan memperhatikan
ternak tersebut dapat menciptakan peluang bisnis untuk industri obat hewan.
Saat ini bisnis obat hewan di Indonesia telah memasuki persaingan yang ketat.
Isu global dan kondisi ekonomi dapat berdampak positif atau bahkan
Burung di awal tahun 2004 hingga booming di pertengahan tahun 2005 menjadi
ancaman serius bagi produsen obat hewan, karena banyak peternakan yang
kehilangan unggasnya sehingga tidak dapat berproduksi lagi. Hal tersebut dapat
penurunan dari tahun ke tahun terutama pada tahun 2004-2005 yang mengalami
penurunan yang cukup drastis karena adanya wabah flu burung. Kondisi tersebut
berusaha merebut pangsa pasar yang ada dengan berbagai strategi bersaing yang
Saat ini bisnis obat hewan di Indonesia telah memasuki persaingan yang
sangat ketat, sehingga tiap perusahaan obat hewan berpacu untuk mengungguli
yang bergerak di bidang obat ternak. Perusahaan lain yang menjadi kompetitor
5
perusahaan pesaingnya.
meraih pangsa pasar sebesar 2.60. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan
masuk kedalam posisi celuk pasar. Hal ini berarti bahwa perusahaan hanya
oleh perusahaan lain. Dalam posisi celung pasar, perusahaan harus menemukan
strategi pemasaran yang baik untuk masuk sebagai penantang pasar dan dapat
relatif kecil. Pelanggan obat hewan mudah terpengaruh oleh promosi produk,
6
potongan harga, dan pemberian sample gratis. Penjualan dengan personal selling
gap yang cukup besar. Skala selisihnya berkisar satu persen pada tiap perusahaan.
melakukan efisiensi dengan menekan biaya variabel dan penetapan mark up yang
hewan. Hal tersebut merugikan perusahaan karena stok produk tidak dapat
pada tahun 2004 akibat menyebarnya virus flu burung di berbagai daerah di
7
Indonesia. Akan tetapi omzet dapat kembali normal pada tahun 2005 karena
adanya regulasi dari pemerintah dan pembenahan manajemen dari sisi intern
Hal ini dibuktikan dengan upaya penanggulangan masalah flu burung oleh
kepada para peternak untuk meningkatkan kembali kepercayaan diri para peternak
peternak tersebut. Akan tetapi, adanya kebijakan baru (2006) untuk memusnahkan
menurun permintaannya.
virus flu burung. Sisa unggas tersebut menjadi pasar yang diperebutkan oleh
beberapa produsen obat hewan. Hal tersebut membuat tingkat persaingan semakin
ketat, sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang efektif agar perusahaan dapat
kuat membuat PT Univetama Dinamika dapat bertahan dan bangkit untuk kembali
perlu didukung dengan strategi perusahaan yang tepat. Berdasarkan uraian di atas,
PT Univetama Dinamika ?
3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh PT.
bertujuan untuk :
PT Univetama Dinamika.
dan ancaman serta strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan.
dan keuangan yang bersifat rahasia, dan tidak melibatkan data dari pihak
Dinamika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk diambil manfaatnya. Ayam merupakan salah satu jenis unggas yang
diternakkan kerena banyak manfaat yang bisa diambil seperti : daging, belut, bulu
pada unggas lain karena hidupnya yang berkelompok. Oleh karena itu, peternak
memberikan obat hewan jika unggas terkena penyakit dan pemberian vaksin
bahan penawar racun, sedangkan hewan adalah salah satu jenis makhluk hidup.
Dengan demikian, obat hewan dapat didefinisikan sebagai bahan penawar racun
yang diberikan pada hewan agar terhindar dari penyakit yang mematikan.
Umumnya obat hewan digunakan pada ternak sebagai langkah pengobatan dan
Obat hewan digolongkan kedalam tiga golongan, yaitu : obat keras, obat
bebas terbatas, dan obat bebas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah cq. Direktorat
11
Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan (2004), obat keras yang dijual harus
berdasarkan resep dokter hewan, sedangkan golongan lainnya dapat dijual bebas
ternak, juga digunakan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi usaha ternak.
Oleh karena itu, gugus pemasaran harus mampu memiliki pengetahuan yang
pada unggas, pencegahan penyakit dan mencegah timbulnya stress pada hewan.
E.Colli dan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan pada unggas. Vaksin dan
secara masal. Vaksin diberikan secara berkala untuk menjaga kesehatan ternak.
Nutrisi dan pelengkap pakan diberikan sebagai pemenuhan gizi pada ternak.
promosi penjualan terhadap besarnya penjualan yang telah ada dan menganalisis
promosi apa yang paling efektif untuk diterapkan perusahaan agar mampu
bersaing dipasar.
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa strategi promosi yang telah dan
ternak unggas lokal yang belum diberdayakan secara maksimal. Faktor Bioklimat
perbedaan pola pemeliharaan di tiga wilayah (p<0.05), dan ternak ayam berada
pada kuadran yang berbeda untuk tiap wilayahnya sehingga membutuhkan strategi
skripsinya yang berjudul “Peranan Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu
dilatar belakangi oleh merebaknya wabah flu burung yang telah menghancurkan
yang satu dengan yang lain dalam perekonomian. Berdasarkan hasil analisis tabel
1,32 persen. Dampak flu burung dapat menurunkan permintaan unggas sebesar 50
burung.
dalam penggunaan alat analisis yang berbasis pada manajemen strategis berupa
analisis SWOT dan analisis strategi promosi. Perbedaan ketiga penelitian tersebut
KERANGKA PEMIKIRAN
Kotler (2000), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
penyaluran gagasan yang berupa barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan
pemasaran adalah sebuah filosofi bisnis yang menegaskan bahwa kunci untuk
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat
didekati dengan konsep bauran pemasaran atau marketing mix ( McCarthy dalam
Kotler, 2000). Bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel yang terdiri dari
4-P yaitu : Produk (Product), Harga (Price), Saluran Distribusi (place) dan
Promosi (Promotion).
keinginan (Kotler, 2000). Kualitas produk yang baik dapat dilihat dari bentuk,
ukuran, kemasan, warna, label, tanggal kadaluarsa, aroma dan lain- lain. Produsen
yang baik akan terus meningkatkan kualitas produknya dan kemasan produknya
Price adalah satuan harga jual yang ditetapkan oleh produsen dengan
agar dapat menarik lebih banyak konsumen. Hal ini, dilakukan dengan menekan
biaya variabel dan melakukan efisiensi dalam produksi. Strategi harga dapat
luas dan bersifat continue dapat meningkatkan pangsa pasar, karena konsumen
lainnya. Strategi distribusi dapat didekati dengan cakupan saluran pemasaran yang
alat promosi, dapat berupa iklan di media cetak, iklan di media elektronik,
pangsa pasar karena iklan dapat menanamkan brand image merk produk di benak
konsumen.
yang terus berubah karena banyak perusahaan yang tidak peka melihat perubahan
sebagai peluang.
faktor tersebut dapat digunakan untuk menga nalisis kinerja perusahaan dan
perusahaan.
17
Lingkungan internal adalah segala hal yang yang dimiliki oleh perusahaan
semua potensi yang dimilik perusahan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan
keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki perusahaan dan harus terus diperbaiki
Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan
dan dipandang sebagai asett yang berharga bagi perusahaan. Untuk mendapatkan
Fungsi Produksi dan Operasi dari suatu perusahaan dilihat dari segala
dan operasi merupakan bagian terbesar dari asett dan modal (David, 2002). Dalam
3) Akunting
posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor (David,
perusahaan secara finansial yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, arus kas,
Litbang karena mereka yakin bahwa investasi seperti ini akan mengarahkan pada
dengan persyaratan ide akan produk dan jasa yang akan diproduksi.
menjadi dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem informasi
yang penting. Jantung dari sistem informasi adalah database yang berisi berbagai
19
jenis catatan dan data yang penting bagi para manejer. Sistem informasi komputer
menerima bahan mentah dari evaluasi eksternal dan internal suatu organisasi.
yang terkait dengan perusahaan yang berasal dari pengaruh luar perusahaan, dapat
daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang
Pearce dan Robinson dalam David (2002), secara lebih mendalam membagi
lingkungan usaha eksternal menjadi tiga, yaitu lingkungan terpisah atau jauh
luar kendali perusahaan, seperti faktor ekonomi, demografi, sosial budaya, politik
pasar yang mengisyaratkan adanya kemampuan daya beli. Daya beli yang ada
pendapatan, harga, tabungan, utang dan ketersediaan kredit saat ini. Pemasar
perusahaan.
Salah satu kekuatan makro yang dipantau oleh pemasar adalah populasi,
karena oranglah yang membentuk pasar. Pemasar sangat tertarik pada ukuran dan
manusia adalah teknologi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru dan
industri tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menganalisis persaingan yang akan
juga bergantung pada kekuatan lain yang disebut five competitive forces. Gambar
Pendatang Baru
Potensial
Produk
Pengganti
Gambar 1. Lima kekuatan yang menentukan daya tarik struktural segmen pasar
Sumber: Porter 1980
22
industri baru. Besar kecilnya ancaman pendatang baru ini tergantung pada dua hal,
yaitu rintangan masuk (bariers to entry) dan reaksi dari para anggota industri.
Produk pengganti adalah produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang
sama seperti produk dalam industri. Produk pengganti dapat menjadi ancaman
bagi industri apabila produknya memiliki kualitas yang baik dan harganya
bersaing.
kekuatan tawar menawar yang kuat, sehingga mereka dapat memaksa perusahaan
menuntut pelayanan ya ng lebih baik. Jumlah produsen yang terlalu banyak, dapat
memilih produsen mana yang memberikan harga lebih murah dengan kualitas
tawar menawar yang kuat berupa ancaman untuk menaikkan harga atau
tergantung dari kualitas dan biaya inputnya, maka pemasok dapat memanfaatkan
23
situasi tersebut untuk memperoleh keuntungan. Input yang dimaksud disini tidak
posisi dalam industri. Gerakan persaingan dari salah satu pesaing selain akan
mempengaruhi pesaing yang lain, juga akan menimbulkan perlawanan atau usaha
untuk menandingi gerakan tersebut. Hal tersebut terjadi karena terdapat saling
perusahaan dalam memperoleh sumber daya yang dib utuhkan. Lingkungan yang
a. Analisis Pesaing
b. Analisis Konsumen
c. Analisis Pemasok
perumusan strategi perusahaan karena sumber daya bahan mentah jarang tersedia
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengident ifikasi keempat faktor
tersebut (Pearce dan Robinson dalam David, 2002). Dengan demikian, perencanan
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini.
menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang laya. Teknik ini secara
Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi dapat diperiksa secara
berurutan, bersamaan, dan tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat
dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Sifat positif lainnya adalah mengharuskan ahli
strategi untuk me madukan faktor- faktor eksternal dan internal yang terkait ke
dalam proses keputusan. Melalui pengembangan QSPM, faktor- faktor kunci lebih
kecil kemungkinannya untuk terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai.
informasi objektif.
25
Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan
internal dan eksternal untuk merumuskan alternatif strategi yang paling efektif
saat ini.
26
PT Univetama Dinamika
Strategi Perusahaan
Pengambilan Keputusan
METODE PENELITIAN
satu perusahaan obat hewan yang unik, karena mengalami perkembangan yang
cukup cepat dari sebuah perusahaan yang awalnya hanya bergerak dibidang
April 2006.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder yang bersifat
kualitatif. Data primer diperoleh dari pencatatan dan wawancara langsung dengan
beserta dua orang stafnya yang memiliki kompetensi untuk memenuhi informasi
kepada tiga orang dengan jabatan, sebagai berikut : Direktur Marketing dan
sebelumnya. Tabel 7 menunjukkan jenis data dan sumber data yang digunakan
Internal
4. Gambaran Umum Perusahaan : Laporan berkala
• Lokasi perusahaan.
• Manajemen Wawancara dengan
• Organisasi dewan direksi dan
5. Sumber Daya Perusahaan stafnya.
6. Strategi yang dijalankan perusahaan saat ini Kuisioner yang ditujukan
7. Informasi faktor Internal dan Eksternal pada dewan direksi.
faktor- faktor internal dan eksternal. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel. Berikut ini merupakan analisis data yang dipergunakan dalam
penelitian.
1) Memasukkan lima faktor sukses kritis yang termasuk kekuatan dan lima
2) Memberikan penilaian bobot pada setiap faktor sukses kritis sesuai denga n
kepentingan relatif dari faktor itu untuk sukses dalam industri yang ditekuni
perusahaan.
kecil, kekuatan kecil, dan kekuatan utama sesuai dengan perhitungan rating
4) Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
5) Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk menentukan total nilai yang dibobot
untuk organisasi.
kedalam matriks IFE, jumlah nilai yang dibobot berkisar 1.0 yang rendah sampai
4.0 yang tinggi, dengan rata-rata 2.5. Total nilai yang jauh dibawah 2.5
merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal, sedangkan total nilai diatas
2.5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Jumlah faktor tidak memberi pengaruh
pada rentang jumlah nilai yang dibobot, karena bobot selalu berjumlah 1.0.
30
menimbulkan ancaman. Matriks EFE membuat ahli strategi dapat meringkas dan
1) Memasukkan lima faktor sukses kritis yang termasuk peluang dan lima faktor
dari analisis lingkungan perusahaan yang dapat dilihat dari bab pembahasan.
2) Memberikan penilaian bobot pada setiap faktor sukses kritis sesuai denga n
kepentingan relatif dari faktor itu untuk sukses dalam industri yang ditekuni
perusahaan.
ancaman kecil, dan ancaman besar sesuai dengan perhitungan rating rata-rata
pada Lampiran 7.
4) Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang
5) Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk menentukan total nilai yang dibobot
untuk organisasi.
kedalam matriks EFE, jumlah nilai yang dibobot berkisar 1.0 yang rendah sampai
31
4.0 yang tinggi, dengan rata-rata 2.5. total nilai yang jauh dibawah 2.5 merupakan
ciri organisasi yang lemah memanfaatkan peluang. Sedangkan total nilai diatas
2.5 menunjukkan posisi eksternal yang kuat karena dapat memanfaatkan peluang
dan menghadapi ancaman yang berasal dari lingkungan luar perusahaan. Jumlah
faktor tidak memberi pengaruh pada rentang jumlah nilai yang dibobot, karena
Kelemahan / Ancaman
1.
2.
secara skematis. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai
IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada
sumbu-y. Pada sumbu-x matriks IE, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1.0
sampai 1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah ; nilai dari 2.00 sampai 2.99
dianggap sedang ; dan nilai 3.0 sampai 4.0 dianggap kuat. Demikian pula pada
dampak strategi yang berbeda. Pertama, divisi yang masuk kedalam sel I, II atau
IV dapat disebut kondisi yang tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat
kebelakang, kedepan atau horizontal). Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V,
VII termasuk pada kondisi kedewasaan. Strategi yang dapat diterapkan pada
kondisi ini adalah strategi pertahanan dan pemeliharaan (penetrasi pasar dan
pengembangan produk). Ketiga, divisi yang masuk dalam sel VI, VIII atau IX
Kuat
3.0-4.0 I II III
3.0
Sedang
3.0-2.0 IV V VI
2.0
Gambar 3. Matriks IE
Sumber : Kotler, 2000
menejer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu : strategi SO, strategi WO,
strategi ST dan strategi WT. Mencocokkan faktor- faktor internal dan eksternal
kunci merupakan bagian yang sulit dan memerlukan penilaian yang baik (David,
2002).
33
eksternal. Salah satu kemungkinan strategi ini adalah membeli teknologi dengan
taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan dampak
ancaman eksternal.
matriks IFE.
matriks IFE.
matriks EFE.
matriks EFE.
Peluang-O
- STRATEGI STRATEGI
- SO WO
Ancaman-T
- STRATEGI STRATEGI
- ST WT
hanya ada satu teknik analisa dalam literatur yang dirancang untuk menetapkan
daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak. Teknik ini adalah analisa
matriks QSPM atau matriks perencanaan strategis kuantitatif. QSPM adalah alat
objektif berdasarkan pada faktor- faktor kritis internal dan eksternal yang telah
sebagai berikut :
matriks SWOT yaitu : strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, dan strategi
3) Memasukkan nilai bobot skor untuk setiap faktor sukses kritis internal dan
4) Menetapkan Nilai Daya Tarik (AS). Nilai ini diperoleh dari keterkaitan
hubungan antara tiap faktor sukses kritis dengan alternatif strategi yang
5) Menghitung Total Nilai Daya Tarik (TAS). TAS merupakan hasil perkalian
strategi mana yang paling menarik. Strategi yang memiliki total nilai TAS
personal kepada masing- masing orang agar terkumpul informasi dengan lengkap.
baik berupa persaingan secara sehat maupun promosi negatif yang dilancarkan
memberikan data statistik tentang peternakan secara nasional dan data perusahaan
berupa data omzet, data pangsa pasar, data produk, data promosi, daftar harga jual
produk beserta harga jual produk kompetitornya, dan gambaran jalur distribusi
batasan penalaran yang jelas, walaupun keputusan pemberian nilai bobot atau
Kuisioner yang diberikan terdiri dari dua macam, yaitu : kuisioner “rating”
kuisioner tetap menjadi data pendukung untuk analisis data yang dilakukan secara
kualitatif.
BAB V
dibidang obat hewan. Perusahaan ini berdiri di Jakarta pada 17 Februari 1989.
Pabrik pembuatan obat berlokasi di kawasan industri Pulo Gadung – Jakarta. Pada
menjadi industri maju yang dapat memproduksi produknya sendiri bahkan telah
Jam kerja perusahaan dimulai dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.
Perusahaan mengalami perkembangan yang cukup besar pada tahun 1992 hingga
tahun 1998. Saat ini perusahaan telah dapat memenuhi kebutuhan obat hewan
dalam negeri bahkan telah mampu mengekspor produknya ke negara lain, yaitu :
masyarakat.
menengah keatas, karena dapat menjual produk dalam jumlah besar. Dengan
visi perusahaan adalah menciptakan image sebagai produsen obat hewan dengan
hewan dengan kualitas yang baik selain mengedepankan benefit atas profit. Hal
dipasarkan.
besar yaitu : (1) Parmaceutik, yaitu kelompok sediaan vitamin dan antibiotik. (2)
Kelompok Biologi, yaitu sediaan yang dihasilkan melalui proses biologi pada
hewan atau jaringan hewan untuk menimbulkan kekebalan, seperti vaksin dan
serum. (3) Kelompok Premix, yaitu sediaan tambahan dan pelengkap yang
dicampurkan pada pakan ternak, seperti nutrisi pemacu pertumbuhan dan anti
39
oksidan. Berikut ini adalah merek produk obat hewan yang diproduksi oleh
A. Multivitamins
1. Dinastrong Effervescent Tablet – Multivitamin Tablet
2. Dinastrong – Multivitamin WSP
3. Methiodin L – Egg Production and Quality Improver
4. Dinabro – Broiler Growth Promotor
5. Boster – Poultry Heat Beaster WSP
6. Hidrostress – Vitamin – Elektrolit
7. Vetrovit – Multivitamin High Concentrate
8. Dina Egg – Poultry Growth and Egg Promotor
9. Dinachick – Antistress
D. Disinfectan
1. Disvektor – Disinfectan Antivirus dan Antibakteri
2. Dinalon – Disinvektan Antibakteri
Perusahaan memproduksi obat dalam beberapa bentuk, yaitu : tablet, bubuk obat,
dan larutan. Produknya tersebut dijual dalam berbagai kemasan, yaitu : kemasan
40
botol, tube, sachet, karton, jerigen, dan drum untuk jumlah besar. Untuk produk
obat yang berbentuk bubuk, kemasannya berupa sachet, plastik, karton, dan drum.
Sedangkan untuk obat yang berupa cairan atau larutan, perusahaan mengemasnya
dalam botol, jerigen, dan drum. Nama obat dan daftar harga dapat dilihat pada
Lampiran 1.
pimpinan dan bawahan dapat mengetahui tugas serta tanggung jawab masing-
keberhasilan suatu perusahaan sehingga tercipta suatu kerjasama yang baik antara
Bentuk fungsionalnya dapat dilihat dari penggunaan tenaga ahli di bidang masing-
masing. Bentuk wewenang dari masing- masing lini dan staf bersifat sentralisasi,
Presiden Direktur
Wakil Direktur
Direktur
Marketing dan
Operasional
sebagai berikut :
setiap lini perusahaan. Presiden Direktur dibantu oleh seorang wakil yang
waktu produksi.
industrinya. Struktur pasar terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu : pasar
43
persaingan sempurna, pasar monopoli, dan pasar persaingan tidak sempurna yang
terbagi atas pasar monopolistik dan oligopoli. Ketiga struktur pasar tersebut
pasar persaingan tidak sempurna, yaitu pasar oligopoli. Hal tersebut dapat dilihat
2. Hambatan masuk dalam industri obat hewan cukup besar besar. Hambatan
dapat dibuat dengan mengembangkan merek- merek yang bersaing, iklan citra
merek yang gencar dan menetapkan harga predator jika pendatang baru
masuk. Pendatang baru yang potensial dapat masuk dan bertahan dengan
3. Kondisi persaingan yang ketat dalam pasar obat hewan dengan kondisi
berproduksi selama 17 tahun dan berhasil meraih pangsa pasar di atas dua
produk dengan baik, sehingga dapat terjalin kerjasama dalam jangka waktu
yang lama.
Kondisi perusahaan saat ini telah dinilai cukup baik oleh dewan direksi.
Perusahaan berharap dapat bertahan (survive) dalam waktu yang lama dalam
pemasaran obat hewan ke wilayah lain dengan banyak mendirikan anak cabang
STRATEGI PEMASARAN
PT UNIVETAMA DINAMIKA
pasar yang tidak stabil. Dalam situasi persaingan, perusahaan harus menerapkan
strategi pemasaran yang dinamis dan disesuaikan dengan kondisi pasar yang ada.
promosi.
keputusan atribut produk, kemasan dan pelabelan produk. Strategi ini lebih
produk yang bersangkutan berada dipasar. Strategi brand image untuk merek
produk digunakan oleh perusahaan untuk memberi ingatan pada konsumen bahwa
obat-obat tersebut berasal dari perusahaan dengan memberi nama depan produk
“dina..” yang diambil dari nama perusahaan yaitu “dinamika”. Beberapa merek
obat tersebut diantaranya adalah : dinastrong, dinabro, dinazol, dina egg, dinatrim,
1) Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan adalah zat kimia obat.
sesuai dengan manfaat yang dinginkan. Kualitas bahan baku selalu menjadi
perhatian perusahaan, karena produk yang baik dapat terbentuk dari kualitas
bahan baku yang baik. Mayoritas bahan baku harus diimpor untuk menjaga
produk bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi obat hewan.
Tabel 10. Beberapa Bahan Baku dan Asal Perusahaan Pembuatan Obat
Hewan
No. Nama Bahan Baku Perusahaan
1. Oxyterracyclin Importir
2. Trimetroprim Importir
3. Sulfadiazin Importir
4. Envoflaxazyn Importir
5. Cyproflotasin Importir
6. Neomycin Importir
7. Niclosamid Importir
8. Lactose Importir
9. Albendazol Importir
10. Diperazin Importir
11. Amoxycilin Lokal
12. Doksisiklina Hiklat Lokal
13. Vitamin A, B1, B6, B12, C, D, E Lokal
14. Calsium D. Panthotenat Lokal
15. dll
Sumber : PT Univetama Dinamika, 2006
memiliki produk yang memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut sesuai dengan
sedang melakukan pemesanan obat hewan. Hal tersebut dapat dilihat pada reaksi
obat yang cepat dalam mengobati unggas. Untuk pemeliharaan, obat dicampurkan
47
dengan pakan unggas agar unggas mendapatkan masukan gizi dan vitamin yang
berguna untuk pertumbuhannya. Kualitas obat dapat tetap terjaga karena obat
dibuat dari bahan impor yang memenuhi standar kesehatan obat hewan
internasional.
2) Kemasan
Produk dipasarkan dalam beberapa kemasan, yaitu : tube, botol, sachet,
karton, kantong, dan drum. Pelabelan pada kemasan terlihat dengan jelas. Nama
produk dan nama perusahaan tertulis dominan pada tampilan depan kemasan
dapat dilihat bahwa PT Univetama Dinamika memiliki kemasan yang cukup baik.
Hal tersebut dapat dilihat pada bungkus kemasan dengan warna, gambar, dan
tulisan yang menarik. Produk dikemas secara steril dan harus segera digunakan
ketika kemasan dibuka untuk menjaga obat agar tidak kontak langsung dengan
udara bebas. Komposisi dan kandungan obat dapat terlihat jelas pada label
kemasan. Cara pemakaian dan tanggal kadaluarsa obat secara berkala dikontrol
ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari
perusahaan lain. Harga yang dijual relatif sama dengan produsen lain, tapi
memberikan potongan harga, jika pelanggan membeli dengan cara tunai atau
Univetama dijual jauh lebih murah dib andingkan dengan produk sejenis dengan
nama yang berbeda dari kompetitornya. Akan tetapi, walaupun nama produk
berbeda, namun fungsi obat tersebut sama. Produk Dnamycin merupakan obat
infeksi anti CRD dan SNOT dijual dengan harga lebih murah dengan harga yang
ditetapkan oleh kompetitornya. Obat anti kolera dan coli dengan merek Dinazol
dijual perusahaan dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan obat
lebih mahal sebagai transfer profit karena produk tersebut tingkat permintaannya
tidak terlalu tinggi atau bahkan obat dijual dengan harga lebih mahal karena
49
memiliki kualitas yang sangat baik, seperti multivitamin dengan merek Boster
yang dijual sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan produk sejenis.
jual produk yang cukup baik. Harga jual beberapa produk cukup kompetitif,
sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan produk sejenis yang diproduksi oleh
perusahaan lain.
produsen. Hal tersebut disadari karena jumlah produsen obat hewan yang banyak
jika dibandingkan dengan jumlah peternak sebagai konsumen relatif tetap dari
tahun ke tahun.
produknya.
keunggulan bagi perusahaan. Hal tersebut direspon secara positif oleh konsumen,
obat hewan. Sales sudah cukup menguasai materi tentang produk dan mengetahui
keterlambatan waktu pengiriman (time lag). Hal tersebut dapat dilihat dari waktu
konsumen, karena mereka seringkali harus menunggu barang pesanannya. Hal itu
sudah disadari oleh pihak perusahaan sebagai suatu kelalaian karena proses
transportasi yang sering bermasalah, baik dalam hal penyediaan stok gudang
cabang yang terlalu sedikit maupun waktu pesan yang terkadang bersamaan
dengan peternak. Pola kedua dan ketiga melalui pelantara, namun perusahaan
Peternak mandiri
Breeding Farm
1. Peternak Binaan
Distributor Kelompok Peternak
2. Peternak Bebas
pemeriksaan gratis, pemberian produk-produk aksesoris berupa kaos, topi dan tas
konsumen. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan beberapa pelanggan ketika
sebagai pembeli produk, tapi sebagai asset perusahaan yang harus dipelihara
52
terjangkit penyakit dan lain sebagainya. Melihat respon yang diberikan oleh
konsumen membeli dalam jumlah besar dan jika konsumen membeli secara tunai.
orang karyawan di pabrik yang berada di kawasan Pulo Gadung, dan 21 orang
Sulteng dan Sulut. Tingkat pendidikan karyawan disesuaikan dengan posisi dan
jabatannya. Sebagian besar dewan direksi dan staf jajarannya memiliki disiplin
ilmu dokter hewan, namun karyawan pabrik mayoritas hanya lulusan SMU atau
dari pimpinan perusahaan sampai karyawan, buruh, dan sales. Tingkat pendidikan
untuk karyawan dan buruh relatif rendah karena masih didominasi oleh lulusan
dengan latar belakang pendidikan minimal D1. Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan agar karyawan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap tugas dan tanggung
54
jawabnya, sehingga tidak terlalu lama dalam melakukan pelatihan dan training.
dalam beberapa tahapan proses. Tahap pertama dari proses ini adalah pembelian
bahan baku yaitu zat kimia larutan obat yang masih impor. Tahap kedua adalah
tahap peramuan, pembuatan dan pembentukan tablet obat yang selanjutnya akan
sedangkan untuk serum dan vaksin dipasok dari perusahaan lain. Tahap
lain- lain. Perusahaan dimiliki oleh tiga orang pemegang saham yang semuanya
Selain itu, sumber daya keuangan juga diperoleh dari pinjaman bank. Pencatatan
laporan keuangan dilakukan setiap hari untuk menghitung masuk dan keluarnya
barang dari gudang, serta menghitung pendapatan yang diperoleh dari setiap anak
cabang yang akan dilaporkan oleh manajer keuangan dalam periode bulanan.
ada dan tidak memfokuskan pada produk baru. Hal ini terjadi karena produk obat
menggunakan internet sebagai salah satu media komunikasi dengan dunia luar dan
menjadi faktor sukses kritis untuk dievaluasi dalam matriks IFE. seperti terlihat
Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2003
sebesar 4.2 persen. Kondisi tersebut semakin baik dan meningkat sebesar 5.6
persen pada tahun 2005. Menurut data Mark Plus & Co (2005), nilai GDP
Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah laju inflasi. Angka ini
Indonesia naik tajam hingga 16.8 persen pada akhir tahun 2005 jika sebelumnya
hanya berkisar 6.1 persen. Hal tersebut terjadi karena naiknya harga bahan bakar
57
adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (kurs). Hal tersebut
pembuatan obat hewan harus diimpor dari luar negeri. Perusahaan pernah
mengalami kegoncangan produksi pada saat terjadi krisis ekonomi beberapa tahun
lalu. Hal tersebut terjadi karena nilai kurs rupiah tidak stabil dan perusahaan
besar yaitu 215.3 juta jiwa (BPS, 2004). 59 persen dari jumlah penduduknya
semakin besarnya jumlah angkatan kerja yang tersedia di pulau Jawa. Maka dari
perubahan gaya hidup. Saat ini, penduduk lebih memperhatikan kesehatan yang
dalam hal ini pemenuhan gizi dengan makanan yang mengandung gizi.
hari. Arus globalisasi dapat merubah gaya hidup sebagian kalangan untuk lebih
memperhatikan asal mula daging dan lebih peduli terhadap perkembangan hewan,
baik untuk hewan ternak ataupun hewan peliharaannya. Pergeseran gaya hidup ini
industri. Saat ini industri obat hewan kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Namun setelah merebaknya virus flu burung pada pertengahan tahun 2005,
terinfeksi virus flu burung dengan penggant ian uang senilai Rp. 10 000 tiap ekor
negatif bagi perusahaan, karena permintaan akan obat hewan menurun. Hal ini
disebabkan oleh penurunan jumlah unggas sebagai pengguna obat hewan karena
kesehatan dan kontrol yeng tinggi untuk menjaga strerilisasi dan kualitas obat,
yang hanya dapat dilakukan oleh alat-alat dan mesin- mesin berteknologi tanggi
perusahaan yang bergerak di bidang obat hewan untuk berkembang. Hal ini juga
dapat dimanfaatkan oleh perusahaan lain yang belum terjun di bidang obat hewan
turut ambil bagian. Indusri obat hewan merupakan industri berat yang
membutuhkan teknologi tinggi. Hal ini yang membuat hambatan masuk industri
obat hewan tinggi. Hanya produsen yang mempunyai modal yang cukup dan
dapat mengadopsi teknologi tinggi yang dapat masuk kedalam industri ini.
Melihat hambatan masuk industri yang cukup besar, maka perusahaan yang
Ancaman produk pengganti untuk industri obat hewan yaitu obat sejenis
dengan merek lain dengan harga yang lebih murah dan obat tradisional berupa
jamu-jamuan yang pengolaha nnya jauh lebih sederhana. Oleh karena itu, setiap
perkembangannya.
Kekuatan tawar menawar pembeli pada industri obat hewan cukup kuat
karena konsumen bisa memilih produk mana saja yang mereka inginkan. Hal
pangsa pasar yang ada, sehingga terjadi perang harga antar produsen. Konsumen
seringkali terpengaruh dengan harga yang lebih murah dan melihat produsen
secara objektif, sehingga konsumen dapat memilih produsen mana saja yang
mereka sukai.
lain.
vaksin dan serum yang berasal dari perusahaan lain. Perusahaan membutuhkan
pemasok bahan kimia sebagai bahan baku dan ini harus impor dari luar, yaitu :
dengan pemasok lain sebagai tindakan antisipasi jika terjadi permasalahan dalam
beberapa tahun dengan perusahaan pemasok vaksin dan serum yang berasal dari
dalam negeri.
61
kerjasama (kolusi), dan mempengaruhi peternak bahwa produk dari produsen lain
1) Analisis Pesaing
semakin lama mengarah kepada persaingan yang tidak sehat seperti telah dibahas
kepada para peternak dengan menjaga kualitas produk dan memberikan berbagai
2) Analisis Konsumen
atau 021-4610505 dan fax 021-4603774 untuk kantor pusat yang berada di
3) Analisis Pemasok
yang menjadi faktor sukses kritis untuk dieva luasi dalam matriks EFE, seperti
dalam lingkungan internal yang dilihat dari matriks IFE (Internal Factor
Evaluation) dan lingkungan eksternal yang dilihat dari matriks EFE (Eksternal
bereaksi terhadap faktor sukses kritis penentu kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman perusahaan. Hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE akan
perusahaan pada saat ini. Tahapan berik utnya adalah menentukan alternatif
kekuatan dan kelemahan yang diestimasi dengan bobot hitung dan rating
berdasarkan kuisioner dari tiga orang responden yang berasal dari dewan direksi
IFE yang menganalisis sepuluh faktor sukses kritis yang terdiri dari lima faktor
Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 14 menunjukkan bahwa faktor yang
menjadi kekuatan utama perusahaan adalah penjualan dengan personal selling dan
kualitas produk dengan bobot skor 0.372 serta sasaran pemasaran yang difokuskan
pada peternak besar dengan bobot skor 0.464. Adapun kelemahan utama yang
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 14, dapat diperoleh total bobot
memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan
peluang dan ancaman. Langkah penyusunan matriks EFE hampir sama dengan
matriks IFE. Matriks EFE dianalisis dengan 10 faktor sukses kritis yang terdiri
65
dari lima peluang dan lima ancaman. Hasil perhitungan matriks EFE dapat dilihat
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa faktor
pembeli yang cukup kuat dengan bobot skor 0.408. Hal ini terjadi karena pembeli
bebas memilih produk mana saja yang mereka sukai dan mereka inginkan. Oleh
karena itu, setiap produsen obat hewan harus menggunakan strategi pemasaran
yang tepat untuk menarik simpati konsumen. Adapun faktor yang tidak
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15, diperoleh total bobot skor
peluang serta dapat menghadapi ancaman dari lingkungan luar. Hal tersebut
dipetakan dengan grafik vertikal berupa satuan total bobot skor matriks EFE dan
menggambarkan posisi perusahaan pada saat ini. Matriks IE dapat dibagi menjadi
tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi berbeda. Bagian pertama
adalah perpaduan total bobot skor IFE-EFE yang masuk ke dalam sel I, II atau IV
termasuk dalam kondisi tumbuh dan bina, cocok jika menerapkan strategi intensif
dan integratif. Bagian kedua adalah bagian sel III, V atau VII yang berada pada
kondisi mempertahanan dan melihara. Sedangkan bagian ketiga adalah sel VI,
masing bobot skor 2.811 dan 2.936 yang jika dipetakakan dapat terlihat pada
Gambar 6.
Kuat
3.0-4.0 I II III
3.0
Sedang
3.0-2.0 IV V VI
2.0
Lemah
2.0-10 VII VIII IX
1.0
Maintain Strategy). Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi penetrasi pasar
konkrit dari strategi penetrasi pasar dapat berupa penambahan sales penjualan,
dengan kondisi pasar. Beberapa alternatif strategi dapat dirumuskan dalam Tabel
16.
68
1. Strategi S-O
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat digunakan
yang ditunjang dengan kualitas produk yang baik. Dengan memperbanyak sales
dan training.
2. Strategi W-O
memperbaiki time lag dan membuat kontrak eksklusif dengan pelanggan agar
kerjasama dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Perbaikan terhadap
pengiriman (time lag) dengan sistem pengantaran ekstra cepat, dengan pesawat
3. Strategi S-T
perusahaan untuk mengatasi ancaman yang ada. Strategi yang dapat digunakan
secara subjektif. Penilaian secara subjektif diperoleh dari hubungan yang erat
perluasan usaha ke wilayah lain dengan mencari peternakan baru untuk didekati
secara personal.
4. Strategi W-T
untuk menghindari ancaman yang ada. Strategi yang dapat digunakan adalah
usahanya.
empat alternatif strategi yang didapat dari analisis SWOT pada Tabel 16, yaitu
strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T yang akan diestimasi
dengan bobot skor dan Nilai Daya Tarik (TAS). Tabel QSPM terlihat pada Tabel
17.
71
Berdasarkan Tabel 17, dapat dilihat bahwa strategi S-T merupakan strategi
terpilih karena memiliki nilai terbesar yaitu 5.806. Oleh karena itu, perusahaan
strategi tersebut diharapkan perusahaan dapat meraih pangsa pasar yang lebih
9.1 Kesimpulan
berikut :
harga (berupa potongan harga), strategi distribusi (berupa tiga pola distribusi),
bahwa PT Univetama Dinamika memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini
ancaman yang masuk berupa : kekuatan tawar- menawar pemasok dan pembeli
cukup kuat, meningkatnya laju inflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah, dan
diantaranya : strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T.
Staretegi S-T terpilih sebagai strategi terbaik dengan total bobot skot tertinggi.
fasilitas lainnya.
9.2 Saran
dalam perkembangan industri obat hewan. Maka peneliti ingin memberikan saran
dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimasa yang akan
sebagai strategi penguat dari strategi promosi iklan yang selama ini diterapkan
jumlah besar pada seluruh anak cabang perusahaan dan memberikan garansi
peternakan yang dilengkapi dengan pemasangan atribut dan merek obat untuk
riset secara berkala mengenai perilaku konsumen obat hewan agar strategi
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Benil. 2005. Peran Sektor Peternakan Unggas dan Dampak Flu Burung
Terhadap Kinerja Sektor Ekonomi di Indonesia. Skripsi Sarjana.
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Lanjutan.
No. Nama Produk Kemasan HargaSatuan
(dlm Rp)
Lanjutan.
No. Jenis Promosi Implementasi Strategi
11. Service / Pelayanan - Dilakukan untuk semua segmen peternak.
- Pelayanan tidak hanya untuk memecahkan
masalah peternakan saja, tetapi juga membantu
memecahkan masalah lainnya.
- Target kunjungan ke pelanggan minimal lima
peternak setiap hari.
- Untuk peternak mandiri (Direct Selling)
dimanfaatkan untuk negosiasi sesuai dengan
produk yang dibutuhkan.
Sumber : PT Univetama Dinamika, 2006
81
KUISIONER
KEKUATAN DAN KELEMAHAN INTERNAL PERUSAHAAN
No Responden :
Nama Responden :
Jabatan :
7. Keterbatasan modal
KUISIONER
PELUANG DAN ANCAMAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
No Responden :
Nama Responden :
Jabatan :
1. Harga terjangkau.
2. Kualitas produk terjaga.
3. Tenaga kerja terspesialisasi
4. Penjualan dengan personal
selling.
5. Sasaran pemasaran pada
peternak besar.
6. Pengaruh pimpinan yang
kuat.
7. Keterbatasan modal
8. Keterlambatan waktu
pengiriman (time lag).
9. Tidak ada kontrak eksklusif
dengan pelanggan.
10. Tidak adanya kegiatan
Litbang.
11. Peningkatan konsumsi
daging nasional.
12. Cukup tersedia angkatan
kerja.
13. Kemajuan teknologi alat
pencetak obat.
14. Perilaku animal care.
15. Hambatan masuk industri
tinggi.
16. Kekuatan tawar menawar
pemasok cukup kuat.
17. Meningkatnya laju inflasi.
18. Fluktuasi nilai tukar rupiah.
19. Tingginya tingkat
persaingan.
20. Kekuatan tawar menawar
pembeli cukup kuat.
84