Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATA KULIAH

AKUNTANSI HOTEL
“Pendapatan Usaha Hotel”

Kelompok 3

Cindy Valentina (2007531108/14)


Mutiara Diva Ramadhani (2007531153/20)
Tjok Gde Putra Baskara Diva (2007531213/26)

Dosen Pengampu:

Ni Gusti Putu Wirawati, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
1. Pendapatan Usaha Hotel
Bagi organisasi usaha yang berorientasi keuntungan, penjualan merupakan satu
aspek yang sangat penting dan menjadi urat nadi kehidupan usaha tersebut.
Eksistensi dan kesinambungan hidup organisasi usaha sangat tergantung dari
kemampuannya menghasilkan arus kas dari penjualan produk yang dihasilkan.
Usaha hotel mempunyai sumber pendapatan utama yang berasal dari penjualan
kamar (Rooms Revenue), penjualan makanan dan penjualan minuman (Food and
Beverage Revenue). Kegiatan usaha hotel menjual jasa dan menjual barang atau
produk.
Berbeda dengan usaha-usaha lainnya, penjualan pada usaha hotel mempunyai
keunikan tersendiri, yaitu:
1) Produk yang dijual merupakan kombinasi antara barang dan jasa.
2) Penjualan pada usaha hotel biasanya mempunyai volume yang tinggi dengan
harga individual yang relatif rendah, hampir sama dengan usaha retail.
3) Produk berbentuk barang yang dijual dihasilkan melalui proses produksi
seperti yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur.
4) Perusahaan harus mempunyai persediaan kapasitas (capacity stocks) untuk
dapat menjual produk berupa jasa.
5) Penjualan atas produk dan jasa dibebani pajak dan servis (Tax and service).
Pada siklus penjualan akan melibatkan akun piutang usaha (city ledger, guest
ledger, credit card), akun kas dan setara kas, akun penjualan, akun hutang pajak
PHR (Goverment Tax), dan akun hutang servis (service charge). Hutang jasa
pelayanan (service charge) timbul karena hotel memungut uang jasa pelayanan
kepada para konsumen atas nama karyawan.
Uang servis (service charge) pada usaha hotel, restoran dan usaha pariwisata
lainnya diperuntukkan bagi para pekerja. Pembagian uang servis belum ada
keseragaman di dalam pelaksanaan sehingga menimbulkan permasalahan dalam
bentuk berbagai tuntutan dan perselisihan dalam hubungan industrial. Untuk
mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia No.Per.02/MEN/1999 mengeluarkan aturan tentang
pembagian uang service pada usaha hotel, restoran, dan usaha pariwisata lainnya.

1
Sebelum pembagian uang servis ada beberapa definisi dari Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia No.Per02/MEN/1999 yang harus dipahami
sehinga mudah untuk pengaplikasian peraturan tersebut.
(a) Uang service adalah tambahan dari tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya
dalam rangka jasa pelayanan pada usaha hotel, restoran dan usaha pariwisata
lainya
(b) Resiko kehilangan dan kerusakan (loss and breakage) adalah bagian uang
servis yang disisihkan sebelum uang service dibagikan kepada para pekerja
dan diperuntukkan bagi pengusaha untuk menanggung kerugian atau
kerusakan alat perlengkapan hotel, restoran, dan usaha pariwisata lainnya yang
berhubungan dengan tamu.
Pengumpulan dan pengelolaan administrasi uang servis sebelum dibagikan
dilakukan oleh pengusaha yang terpisah dari operasional perusahaan. Setiap bulan
menjelang usang service dibagikan, pengusaha sebagai pengelola uang service
mengumumkan secara tertulis hasil perolehan uang servis. Hasil perolehan uang
servis selama 1 (satu) bulan kalender setelah dikurangi untuk resiko kehilangan
atau kerusakan dan pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia
wajib dibagi habis kepada pekerja yang berhak, paling lambat selama 30 hari bulan
berikutnya.
Berdasarkan pasal 8 peraturan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
No.Per.02/MEN/1999, uang servis yang dikumpulkan dapat dipotong oleh
pengusaha yang besarnya sebagai berikut:
1) Hotel berbintang 3 ke atas:
a. 5% untuk resiko kehilangan dan kerusakan (loss and breakage).
b. 2% untuk pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
c. 93% dibagi habis untuk para pekerja
2) Untuk hotel berbintang 2 kebawah, restoran dan usaha pariwisata lainnya:
a. 8% untuk resiko kelangan dan kerusakan (loss and breakage).
b. 2% untuk pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
c. 90% dibagi habis untuk para pekerja.
Cara pembagian uang servis yang tersedia untuk dibagikan kepada pekerja
diserahkan kepada pengusaha dengan mempertimbangkan azas pemerataaan dan
azas senioritas, yaitu separoh dibagi sama besar dan sisanya berdasarkan senioritas
atau point kerajinan dan absensi karyawan. Sedangkan, pemanfaatan uang servis

2
2% untuk pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia diserahkan
kepada Lembaga Kerjasama Bipartit usaha hotel yang bersangkutan.
Pekerja yang berhak mendapat pembagian uang servis adalah
1) pekerja yang telah melewati masa percobaan
2) Pekerja yang terikat pada kerja kesepakatan waktu terntentu
3) pekerja yang sedang menjalani cuti tahunan, cuti melahirkan, atau gugur
kandungan
4) pekerja yang sedang ijin pengusaha sedang menjalankan tugas negara, seperti
kepramukaan, organisasi pekerja dan atau ibadah keagamaan
5) pekerja yang putus hubungan kerjanya sebelum saat pembagian uang servis
berhak mendapat uang servis terakhir secara prorata
6) pekerja lainnya sesuai kesepakatan antara pengusaha dan pekerja.
Pajak penghasilan atas uang servis yang diterima masing-masing pekerja
ditanggung sepenuhnya oleh pekerja yang bersangkutan. Pemotongan pajak
penghasilan atas uang servis dilakukan bersamaan pada saat pembagian uang
service oleh pengusaha dan bukti setoran pembayaran pajak ke Kas Negara
disampaikan kepada pekerja sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Hutang PHR (Goverment Tax) timbul karena usaha hotel diberikan kewajiban
oleh pemerintah daerah untuk memungut PHR kepada konsumen hotel sebagai
pembeli dan penikmati barang dan jasa dijual oleh perusahaan. Dalam hal ini,
manajemen hotel berfungsi sebagai withholder, yaitu pemungut pajak yang
mempunyai kewajiban untuk menyetorkan pungutannya kepada kas daerah.
Penyetoran ini dilakukan secara berkala mengikuti ketentuan yang diatur oleh
pemerintah daerah. Pungutan PHR ini diperkuat oleh peraturan menteri keuangan
nomor 43/PMK.010/2015 tentang kriteria dan / atau rincian jasa perhotelan yang
tidak dikenai pajak pertambahan nilai. Kelompok jasa perhotelan yang tidak
dikenai PPN meliputi:
1. Jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan,
motel, losmen, dan hostel (room service, air conditioning, laundry and dry
cleaning, extrabed, furniture & fixture, telepon, safety box, internet, TV
kabel/satelit, dan minibar) serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan
perhotelan untuk tamu yang menginap (fasilitas olah raga & hiburan, fotocopy,
teleks, faksimile, dan transportasi hotel/antar jemput).

3
2. Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, dan hostel.
Jasa perhotelan yang tidak termasuk kelompok tidak dikenai PPN (kena PPN)
antara lain:
1. Penyewaan ruangan untuk anjungan tunai mandiri (ATM), Kantor, restoran,
tempat hiburan, karaoke, apotek, toko retail, dan klinik.
2. Jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, termasuk tambahanya, di apartemen,
kondominium, dan sejenisnya serta fasilitas penunjang terkait lainnya.
3. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh
pengelola jasa perhotelan.
Pengecualian jasa penyewaan unit dan/atau ruangan termasuk tambahannya, di
apartemen, kondominium, dan sejenisnya, serta fasilitas penunjang terkait lainnya
dari kelompok jasa perhotelan yang tidak dikenai PPN didasarkan atas izin
usahanya. Secara sederhana, kaitan antara akun-akun dalam siklus penjualan hotel
digambarkan dalam bagan T-account pada gambar dibawah ini.

Jurnal Penjualanya yaitu:


Piutang Usaha (City ledger/Guest ledger) xxxxx
Penjualan Kamar (Rooms revenue) xxxxx
Hutang Jasa Pelayanan (Service charge) xxxxx
Hutang PHR (Government Tax) xxxxx

4
2. Bagian Terkait Prosedur Penjualan Hotel
Fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur penjualan pada sebuah hotel adalah
sebagai berikut:
a. Penjualan Kamar
1) Reservation, bertugas menerima reservasi dari tamu dan memberikan
informasi pada front office, Roomboy dan Housekeeping serta bagian
kredit.
2) Front Office, bertugas menerima tamu dan menyiapkan guest bill.
3) Bellboy, bertugas membantu mengantar tamu ke kamar.
4) Roomboy, bertugas membersihkan dan menyiapkan kamar.
5) Housekeeping, bertugas menyiapkan perlengkapan kamar.
6) Night Audit, bertugas membuat laporan penjualan harian pada malam hari
dan mencocokkan penjualan pada hari tersebut.
7) Income Auditor, bertugas melakukan pengecekan ulang dan pencatatan
atas penjualan yang terjadi.
8) Bagian kredit, bertugas memberikan persetujuan kredit baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
9) Account Receivable, bertugas mencatat penjualan kredit dan menyiapkan
faktur tagihan.
b. Penjualan Makanan dan Minuman
1) Waiter/Waitress, bertugas memberikan pelayanan kepada tamu, dari
menerima order, meneruskan order ke dapur Akuntansi Perhotelan dan
menyajikan order serta memberikan informasi pada kasir.
2) Kasir, bertugas menyiapkan bill dan menerima pembayaran dari tamu.
3) Kitchen, bertugas menyiapkan order.
4) Income Auditor, bertugas mengecek penjualan dan mencatat penjualan.
5) Bagian kredit, bertugas memberikan persetujuan kredit.
6) Account Receivable, bertugas mencatat penjualan kredit dan menyiapkan
faktur tagihan.
3. Dokumen Terkait Prosedur Penjualan Hotel
Setiap transaksi yang terjadi, tentunya harus didokumentasikan ke formulir
transaksi. Penggunaan dokumen ini adalah salah satu cara untuk membuat suatu

5
bukti transaksi yang kemudian bisa digunakan sebagai bukti audit (audit trail) dari
pihak independen. Berikut merupakan dokumen yang digunakan, antara lain:
a. Penjualan Kamar
1) Guest Bill, digunakan untuk mencatat transaksi penjualan yang dilakukan
oleh tamu selama menginap di hotel serta sebagai bukti tagihan kepada
tamu, yang terdiri dari:
- Master Bill, yakni untuk mencatat transaksi penjualan kamar.
- Extra Bill, yakni untuk mencatat transaksi penjualan yang lain selain
kamar, seperti penjualan makanan dan minuman, penjualan extra bed
dan lain-lain.
2) Form A, digunakan untuk mencatat data pribadi tamu yang menginap dan
sebagai laporan pada pihak kepolisian, formulir ini biasanya juga
digunakan sebagai registration form.
3) Reservation Form, digunakan untuk mencatat reservasi tamu sebelum
kedatangan tamu.
4) Room Count Sheet, digunakan untuk mengecek jumlah kamar yang terisi
pada hari itu.
5) Room Sales Recapitulation, digunakan untuk mencatat penjualan kamar
pada hari itu.
6) Remittance of Fund, merupakan sebuah amplop yang digunakan untuk
melaporkan dan menyetorkan hasil penjualan pada hari itu.
b. Penjualan Makanan dan Minuman
1) Restaurant and Bar Order, digunakan untuk mencatat pesanan tamu.
2) Restaurant and Bar Check/Bill, digunakan sebagai faktur penjualan.
3) Restaurant and Bar Summary of Sales, digunakan untuk mencatat
penjualan baik tunai maupun kredit, pada masing-masing shift.
4) Remittance of Fund, merupakan amplop yang digunakan untuk
melaporkan dan menyetorkan hasil penjualan pada masing-masing shift.
4. Prosedur Penjualan Pada Hotel
a. Prosedur Penjualan Kamar
Prosedur Penjualan Kamar menarasikan alur dokumen dan bagian yang
terlibat dalam transaksi penjualan kamar. Berikut merupakan prosedur
penjualan kamar dan bagian yang terlibat dalam transaksi tersebut.

6
1. Sebelum kedatangan, tamu akan melakukan reservasi baik secara individu
ataupun melalui agen perjalanan ke bagian reservation. Selanjutnya bagian
reservation akan membuat Reservation Form (RSF), mencatatnya dalam
daftar kedatangan tamu, dan kemudian mendistribusikan form tersebut ke
pihak FO, roomboy, housekeeping, dan kredit sebagai informasi.
2. Untuk tamu yang melakukan reservasi melalui agent akan membawa
Voucher Agent (VA). Agent membuatkan VA setelah melakukan konfirmasi
ke pihak hotel dan mendapatkan Reservation Form. Agent juga
mencantumkan harga kamar sesuai Contract Rate (CR) dengan pihak hotel.
3. Saat tamu datang menunjukan bukti reservasi, FO akan mencocokannya
dengan salinan Reservation Form, kemudian meminta tamu untuk mengisi
dan menandatangani Form A. Selanjutnya, tamu akan diberikan kunci
kamar dan diantar oleh bellboy menuju lokasi kamar.
4. Setelah tamu menuju ke kamar, FO akan membuatkan guestbill untuk tamu
tersebut, kemudian memasukannya pada rak untuk masing-masing kamar
yang ada di FO.
5. FO mengisi Room Count Sheet (RCS), melakukan posting untuk setiap
pemakaian kamar pada guestbill, dan membuat Room Sales Recapitulation
(RSR).
6. Pada akhir hari, FO memasukkan hasil penjualan dan RSR ke dalam
Remittance of Fund (ROF).
7. FO mengirim Form A asli sebagai laporan ke pihak kepolisian, dan
mengarsip salinannya.
8. Pada tengah malam night audit akan mengecek kembali hasil kerja FO
pada hari tersebut.
9. Keesokan harinya ROF akan dikirim ke back office dan diterima oleh
income audit, yang selanjutnya akan mencocokkan kembali dan
memilahnya, untuk hasil penjualan tunai akan diserahkan ke general
cashier, dan untuk sisanya diserahkan ke account receivable.
10. Income audit berdasarkan informasi yang diberikan oleh night audit akan
membuat daily of sales sebagai informasi kepada pihak manajemen tentang
tingkat penjualan kamar, makanan dan minuman, dan pendapatan lain, serta
informasi tingkat hunian dan informasi lain dalam hari kemarin. Income
audit juga melakukan pencatatan penjualan harian.

7
11. Account receivable akan melakukan penyesuaian atas piutang usaha dan
mereklasifikasi piutang guest ledger ke city ledger, kemudian melakukan
pencatatan dan menyiapkan invoice ke pihak agen perjalanan.
12. General Cashier akan mencatat penerimaan kas dari hasil penjualan dan
pembayaran piutang guest ledger.
b. Prosedur Penjualan Makanan dan Minuman
Prosedur penjualan makanan dan minuman menjelaskan alur dokumen
dan bagian yang terlibat dalam transaksi penjualan makanan dan/atau
minuman. Berikut merupakan prosedur penjualan makanan dan minuman serta
bagian yang terlibat dalam transaksi tersebut.
1. Tamu datang ke restoran disambut dan dipersilahkan duduk oleh waiter,
yang selanjutnya menyodorkan menu dan menyiapkan Restaurant and Bar
Order (RBO), serta mencatat setiap order tamu pada RBO.
2. RBO diserahkan ke kitchen untuk menyiapkan menu yang diminta, dan ke
kasi outlet untuk menyiapkan Restaurant and Bar Bill (RBB).
3. Setelah selesai, tamu akan menyelesaikan pembayaran di kasir, jika tamu
tidak membayar tunai maka tamu akan diminta untuk menandatangani RBB
untuk nantinya dikirim ke FO agar diposting ke bill tamu.
4. Pada akhir shift, kasir membuat Restaurant and Bar Summary of Sales
(RBSS) dan memasukkan hasil penjualan ke dalam ROF, kemudian
menitipkannya pada safe deposit box yang ada di FO, untuk dikirim ke back
office pada keesokan harinya.

5. Laporan dari Prosedur Penjualan Hotel

Hasil akhir dari suatu prosedur adalah informasi. Adapun informasi yang
dihasilkan dari prosedur penjualan kamar, makanan dan minuman adalah:

1. Berdasarkan transaksi penjualan kamar, laporan yang dihasilkan adalah


Rooms Sales Recapitulation.
2. Berdasarkan penjualan makanan dan minuman, laporan yang dihasilkan
berupa Restaurant and Bar Summary of Sales.
3. Income auditor akan menyiapkan Daily of Sales yang berisi laporan
penjualan hotel secara keseluruhan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dodik Ariyanto, Maria M Ratna Sari, AAGP Widanaputra. 2018. Akuntansi


Perhotelan: Pendekatan Sistem Informasi Berbasis USALI

Anda mungkin juga menyukai