Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UAS

BANK & LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Dosen pengampu: EDRICK PURNAMA PUTRA, S.E., MA

DISUSUN OLEH

NAMA : GABRIEL MALAIKIANO


NIM : 223020303109
KELAS : B (AKUNTANSI)

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
SOAL :
1. Uraikan lima macam perbedaan antara bank umum dengan Bank Perkreditan Rakyat.
2. Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko kemacetan. Untuk mengurangi
risiko tersebut bank menentukan jaminan kepada setiap kredit yang diberikan. Jelaskan apa
saja yang dijadikan jaminan kredit!
3. Tn.Roy memperoleh fasilitas kredit dari BRI senilai Rp.18.000.000; untuk jangka waktu
12 bulan.besarnya bunga 21% serta biaya admnstrasi Rp.300.000; dan biaya provisi dan
komisi 1% dari nominal.
Pertanyaan : Coba saudara buat perhitungan berikut tabelnya yang berisi saldo pinjaman,
pokok pinjaman,bunga dan jumlah angsuran dengan menggunakan metode flate rate dan
sliding rate,kemudian berikan rekomendasi kepada Tn. ROY metode mana yang
menguntungkan?
4. Uraikan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan kartu plastic,
baik bagi perusahaan yang mengeluarkan kartu, pedagang maupun nasabah pemegang kartu
5. Tn.Ahmad memliki rekening giro wadiah di Bank Syariah Cilegon dengan saldo rata- rata
pada bulan mei 2003 adalah Rp.1.000.000;Bonus yang diberikan Bank Syariah Cilegon
kepada nasabah adalah 30% dengan saldo rata-rata minimal Rp.500.000; Diasumsikan total
dana giro wadiah di bank Syariah Cilegon adalah Rp.1.000.000.000; Pendapatan Bank
Syariah Cilegon dari penggunaan giro wadiah adalah Rp.100.000.000;
Pertanyaan : Berapa bonus yang di terima oleh Tn.Ahmad pada akhir bulan mei 2003
6. Uraikan secara lengkap pengertian Bank Syariah dan jelaskan pula dimana letak
perbedaannya dengan bank konvensional
7. Setiap kredit yang diusulkan haruslah memenuhi kriteria layak sehingga kemungkinan
risiko macet dapat di minimalkan. Jelaskan kriteria-kriteria apa saja untuk menentukan kredit
tersebut layak atau tidak.
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan bank dan bagaimana ciri-ciri bank yang
tidak sehat, kemudian bagaimana pula saran saudara terhadap bank yang sakit tersebut.

JAWABAN :
1.Perbedaan antara Bank Umum dengan Bank Perkreditan Rakyat yaitu :
Bank Umum Bank Perkreditan Rakyat
1. Bank umum cenderung memiliki 1. BPR lebih fokus pada skala operasi
skala operasi yang lebih besar dan yang lebih kecil, biasanya hanya
jangkauan nasional atau bahkan beroperasi di tingkat lokal atau
internasional. Mereka menangani regional. Mereka menyediakan
berbagai produk dan layanan layanan keuangan untuk masyarakat
keuangan untuk segmen pasar yang setempat dan sering kali memiliki
luas. fokus pada pemberdayaan ekonomi
2. Bank umum memiliki tujuan untuk di tingkat daerah.
mencapai profitabilitas dan 2. BPR lebih berorientasi pada
memberikan layanan keuangan yang memberikan dukungan keuangan
lengkap kepada berbagai segmen kepada masyarakat lokal, terutama
masyarakat dan bisnis. bagi mereka yang sulit dijangkau
3. Bank umum biasanya dimiliki oleh oleh bank umum. Tujuan utama
pemegang saham swasta atau publik, BPR adalah memajukan
dan manajemennya dipimpin oleh perekonomian daerah setempat.
profesional bisnis dan keuangan 3. BPR dapat dimiliki oleh individu
yang berpengalaman. atau kelompok masyarakat setempat.
4. Bank umum tunduk pada regulasi Manajemen BPR sering kali
dan pengawasan yang ketat oleh melibatkan orang-orang yang
otoritas keuangan nasional, yang memiliki akar kuat dalam komunitas
menerapkan standar keamanan dan setempat.
integritas tinggi untuk melindungi 4. BPR tunduk pada regulasi,
kepentingan nasabah dan stabilitas pengawasan mereka mungkin lebih
sistem keuangan. terkonsentrasi pada tingkat regional
5. Bank umum menyediakan berbagai atau lokal dan disesuaikan dengan
layanan, termasuk tabungan, skala operasional mereka yang lebih
pinjaman, investasi, dan layanan kecil.
perbankan elektronik. Mereka 5. BPR fokus pada layanan dasar
melayani berbagai segmen pasar, seperti tabungan dan pinjaman untuk
dari individu hingga perusahaan masyarakat setempat. Mereka
besar. mungkin lebih fleksibel dalam
menanggapi kebutuhan keuangan
individu atau usaha kecil di tingkat
lokal.

2.Jaminan Kredit :
1. Properti
Produk tersebut meliputi rumah, sawah, kebun, tanah, ruko, gedung dan gudang.
Namun, tidak semuanya bisa diambil sebagai jaminan. Pihak bank akan melakukan
survey dan menilai apakah jaminan tersebut masih layak dan bernilai uang.Jaminan-
jaminan tersebut harus memiliki surat-surat lengkap berlaku seperti sertifikat tanah,
surat Izin Mendirikan Bangunan, bukti pembayaran PBB dan lainnya.
2. Kendaraan Bermotor
Jaminan selanjutnya adalah surat-surat kepemilikan kendaraan bermotor seperti
BPKB asli dan STNK. Besarnya pinjaman ini disesuaikan dengan jenis kendaraan,
kondisi kendaraan hingga tahun pertama kali kendaraan tersebut keluar.
3. Produk Investasi
Produk investasi seperti saham, surat berharga dan deposito bisa dijadikan jaminan
dalam kredit. Saham yang dapat dijadikan jaminan adalah saham yang masih aktif dan
masih bisa diperdagangkan di bursa saham. Begitu juga dengan surat berharga yang
diwajibkan punya nilai investasi yang tinggi.
4. Logam Mulia
Logam mulia berupa emas bisa juga dijadikan jaminan dalam kredit dengan agunan.
Biasanya yang menerima emas sebagai jaminan adalah PT Pegadaian milik
pemerintah.
5. Hasil Kebun dan Ternak
Jaminan yang satu ini hanya berlaku untuk para petani dan peternak saja. Tapi tidak
semua jenis hasil kebun dan ternak yang bisa dijadikan jaminan dalam kredit dengan
agunan. Biasanya pemberi kredit akan memilih hasil kebun apa yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi seperti kopi misalnya. Untuk ternak sendiri yang bernilai seperti
sapi hamil atau sapi yang sudah siap hamil.

3.A.Metode Flate Rate


Dik :
M =18.000.000
n =12 Bulan
i =21%
Dit :
Saldo pinjaman, pokok pinjaman,bunga dan jumlah angsuran ?
Jawab :
Pembebanan bunga dengan metode flate rate
Menghitung Pokok Pinjaman (PJ) :
PJ = (jumlah pinjaman)/(jangka waktu)
= Rp18.000.000/12 bulan
= Rp1.500.000
Menghitung Bunga (BG) :
BG = (Bunga x Nominal) /(12 Bulan) x 1
= (21% x Rp18.000.000)/12 Bulan x 1
= Rp 315.000
Jadi jumlah angsuran setiap bulan adalah Rp1.815.000
Tabel Perhitungan Kredit
Metode Flare Rate
Bulan Sisa Pinjaman Pokok Pinjaman Bunga Angsuran
1 16.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
2 15.000.000 1.500.000 315.000 1.815.000
3 13.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
4 12.000.000 1.500.000 315.000 1.815.000
5 10.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
6 9.000.000 1.500.000 315.000 1.815.000
7 7.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
8 6.000.000 1.500.000 315.000 1.815.000
9 4.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
10 3.000.000 1.500.000 315.000 1.815.000
11 1.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
12 0 1.500.000 315.000 1.815.000
Jumlah 18.000.000 3.780.000 21.780.000

B.Metode Sliding Rate


Dik :
M = Rp18.000.000
n = 12 Bulan
i = 21%/12 = 0,0175
Ditanya :
Saldo pinjaman, pokok pinjaman,bunga dan jumlah angsuran ?
Jawab :
Pembebanan bunga dengan metode sliding rate.
Pokok Pinjaman setiap bulan adalah sama yaitu :
PJ = Rp18.000.000/12 Bulan = Rp1.500.000/Bulan
Bunga = Nominal x bunga
=Rp18.000.000 x 0,0175
=Rp315.000
Tabel Perhitungan Kredit
Metode Sliding Rate
Bulan Sisa Pinjaman Pokok Pinjaman Bunga Angsuran
1 16.500.000 1.500.000 315.000 1.815.000
2 15.000.000 1.500.000 288.750 1.788.750
3 13.500.000 1.500.000 262.500 1.762.500
4 12.000.000 1.500.000 236.250 1.736.250
5 10.500.000 1.500.000 210.000 1.710.000
6 9.000.000 1.500.000 183.750 1.683.750
7 7.500.000 1.500.000 157.500 1.657.500
8 6.000.000 1.500.000 131.250 1.631.250
9 4.500.000 1.500.000 105.000 1.605.000
10 3.000.000 1.500.000 78.750 1.578.750
11 1.500.000 1.500.000 52.500 1.552.500
12 0 1.500.000 26.250 1.526.250
Jumlah 2.047.500 20.047.500
Jumlah total pembayaran bunga kedua metode diatas adalah sebagai berikut :
a. Dengan Metode Flare Rate adalah 3.780.000
b. Dengan Metode Sliding Rate adalah 2.047.500
Jadi,Metode yang paling menguntungkan adalah dengan metode sliding rate

4. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan kartu plastik :


1.Keuntungan bagi Perusahaan yang Mengeluarkan Kartu
a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu. Semakin banyak
pemegang kartu, maka semakin banyak pula iuran yang akan diperolehnya.
b. Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja. Semakin besar yang menunggak
berarti semakin besar perolehan bunganya.
c. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu
yang akan menarik uang tunai di ATM.
d. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran di samping bunga.
2.Keuntungan Bagi Pemegang Kartu
a. Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu membawa
uang tunai untuk melakukan transaksi.
b. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam
seminggu di berbagai tempat-tempat strategis sehingga memudahkan untuk
memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.
c. Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur.
d. Program merchandising yaitu kesempatan membeli barang-barang dengan
mengangsur tanpa bunga.
3.Keuntungan Bagi Pedagang
a. Keamanan lebih terjamin karena pedagang (merchant) tidak
menerima/menyimpan uang tunai dari hasil penjualan.
b. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan.
c. Sebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggan .

5. Rp1.000.000/Rp1.000.000.000 x Rp100.000.000 x 30% = Rp30.000,00


Bonus yang diterima tuan Ahmad pada pada akhir bulan mei 2003 : Rp. 30.000;
6.Pengertian Bank Syariah :
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah atau prinsip agama
Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan,
maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar
kesetaraan dan keadilan. Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank
konvensional, antara lain:
1. Perbedaan Falsafah
Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak
padalandasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga
dalam seluruh aktivitasnya, sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal
inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang
dikembangkan oleh bank syariah, di mana untuk menghindari sistem bunga maka
sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam
bentuk bagi hasil. Pada dasarnya, semua jenis transaksi perniagaan melalui bank
syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba). Riba secara
sederhana berarti sistem bunga-berbunga atau compound interest yang dalam semua
prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban.
2. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan ataupun
investasi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan deposito pada bank konvensional
di mana deposito merupakan upaya membungakan uang. Konsep dana titipan berarti
kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya.
Akibatnya, dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat
dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan
pengendapan dana. Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary, yaitu lembaga
keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah
yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau
disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah.
Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha
itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Jika hasil usaha semakin tinggi maka
semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Namun, jika
keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank
kepada nasabahnya.
3. Kewajiban Mengelola Zakat
Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat, yaitu dalam arti wajib membayar
zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini
merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi
dana-dana sosial (zakat, infak, sedekah).
4. Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan Pengawas
Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktivitas bank agar selalu sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh Dewan Syariah Nasional
(DSN). Berdasarkan pada laporan dari DPS pada masing-masing lembaga keuangan
syariah, DSN dapat memberikan teguran jika lembaga yang bersangkutan
menyimpang. DSN juga dapat mengajukan rekomendasi kepada lembaga yang
memiliki otoritas, seperti Bank Indonesia dan Departemen Keuangan untuk
memberikan sanksi.
7. Kriteria-kriteria untuk menentukan kredit tersebut layak atau tidak yaitu :
1. Character
Terkait karakter calon penerima kredit (debitur), umumnya yang diharapkan adalah
penerima kredit yang pernah menerima kredit dan terbukti telah mampu
menyelesaikan cicilan dengan lancar. Pengetahuan tentang ini utamanya bisa
diketahui oleh bank dari BI Checking; yaitu proses dimana bank mengakses Sistem
Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia. Dalam SID tersimpan riwayat kredit
individual dari hampir semua orang yang pernah mengambil kredit di bank/lembaga
keuangan, baik itu kredit yang sudah diselesaikan maupun kredit yang masih
berlangsung. Karakter calon penerima kredit (debitur) merupakan salah satu
pertimbangan utama bank, sehingga apabila dari BI checking diketahui calon debitur
ternyata masih memiliki tanggungan kredit bermasalah maka bank akan ragu untuk
memberikan pinjaman. Di sisi lain, orang yang belum pernah mengambil kredit maka
karakternya lebih sulit ditebak, dan karena itu bank mungkin berpikir dua kali.
2. Capacity
Meskipun karakter seseorang terkait kredit di masa lalunya bagus, tetapi
kemampuannya untuk mengembalikan pinjaman di masa kini ditentukan oleh situasi
finansialnya saat ini. Oleh karena itu, kriteria capacity ditujukan untuk mengukur
kemampuan calon debitur dalam membayar cicilan bulanan secara tepat waktu.
3. Capital
Capital Disamping kemampuan membayar cicilan dilihat dari pendapatan rutin, bank
juga akan menilik kondisi finansial calon debitur terkait dengan aset yang dimiliki.
Seperti memiliki aset-aset berupa tanah warisan, saham, atau deposito dalam jumlah
besar di bank yang sama.
4. Collateral
Collateral, atau barang jaminan, atau yang dikenal juga dengan istilah 'agunan',
merupakan aset yang digunakan sebagai jaminan suatu pinjaman. Barang jaminan ini
bisa berupa tanah, bangunan, kendaraan bermotor, emas , maupun deposito. Jika kelak
gagal melunasi pinjaman, maka agunan akan dilelang oleh bank untuk memenuhi
tanggungan. Karenanya, semakin tinggi nilai agunan dibanding pinjaman yang
diminta, maka akan semakin besar peluang aplikasi kredit diterima. Bank juga
biasanya memiliki kriteria mengenai berapa besar pinjaman maksimum yang bisa
diberikan sesuai dengan nilai agunan. Misalnya dalam pinjaman dengan jaminan
deposito dimana pihak bank menetapkan pinjaman maksimum 80% dari deposito,
maka seseorang yang memiliki deposito sebesar 100 juta Rupiah hanya akan bisa
meminta kredit 80 juta Rupiah saja.
5. Conditions
Persyaratan terakhir berhubungan dengan kondisi ekonomi secara umum.
Berdasarkan kondisi ekonomi terkini dan proyeksi kondisi ekonomi kedepan, maka
bank akan menentukan penilaian mengenai jenis kredit apa dan bagi kalangan mana
yang akan mendapatkan prioritas penyaluran. Dalam kondisi ekonomi tertentu, suatu
bank mungkin menginginkan lebih banyak pengguna kartu kredit sehingga
mempermudah persyaratannya, sedangkan di kondisi berbeda mungkin bank yang
sama akan mempersulit aplikasi kartu kredit dan mempermudah kredit kendaraan
bermotor atau kredit rumah.
8.Pengertian Kesehatan Bank :
Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku.Pengertian tentang kesehatan bank di atas merupakan suatu batasan yang sangat luas
karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh
kegiatan usaha perbankannya.
Ciri-ciri Bank yang tidak Sehat :
1. Adanya kesulitan nasabah dalam melakukan penarikan dana.
2. Suku bunga deposito terlalu tinggi.
3. Banyak kredit macet.
4. Mengalami kerugian terus menerus.
Selain itu, bank yang bermasalah terbagi menjadi dua jenis yakni bermasalah secara
struktural dan nonstruktural.
Adapun bank yang secara struktural mengalami masalah dapat terancam kapan saja
keberlangsungannya. Kategori ini meliputi aktiva kualitas produk yang tidak sehat,
mengalami kerugian yang sangat besar, dan buruknya likuiditas.Kerugian ini umumnya
terjadi karena banyaknya campur tangan pengelolaan manajemen. Hal ini terlihat dari jumlah
kredit yang diberikan bank kepada kelompok pemilik.
Sementara, bank yang memiliki permasalahan non-struktural terjadi karena pemilik tidak
terlalu banyak ikut campur dalam pengelolaan manajemen meski menyadari kesehatan.
Selain itu, ketidaksehatan bank terlihat dari kondisinya yang terus memburuk walau berada
dalam masa rehabilitasi.
Saran Terhadap Bank yang Sakit :
Bank yang sakit sebaiknya segera disuntik modal untuk mencegah dampak buruk secara
nasional pada sektor keuangan.Selanjutnya, Bank yang membutuhkan pengawasan khusus
harus mendapatkan tambahan modal, dan bila perlu merger, harus diiringi dengan
penambahan modal dan juga pihak perbankan disarankan untuk terus memperhatikan tingkat
kesehatan bank secara hati-hati terhadap semua aspek tingkat kesehatan bank, dan membuat
inovasi terbaru untuk menarik minat masyarakat untuk menyimpan dananya kepada lembaga
keuangan terutama perbankan.

Anda mungkin juga menyukai