Kelompok 5 - Mitigasi Bencana - TUGAS PAR
Kelompok 5 - Mitigasi Bencana - TUGAS PAR
Artinya, bahwa besar kecilnya Risiko Bencana dipengaruhi oleh tingkat bahaya dan
kerentanan yang ada. Sehingga model PAR sangat berkaitan erat dengan Risiko Bencana
yang merupakan suatu bentuk estimasi kerugian yang terjadi akibat adanya bencana baik
itu kerugian nyawa, kesehatan, aset, mata pencaharian, dan kerugian material fisik
maupun nonfisik lainnya.
2. Root Causes
Root Causes atau Akar masalah meliputi permasalahan mendasar yang
menjadi penyebab kerentanan yaitu ekonomi, demografi dan politik. Ketiga aspek
ini akan mempengaruhi alokasi dan distribusi sumber daya pada kelompok
masyarakat. Akar masalah ini juga merefleksikan distribusi kekuasaan dalam
masyarakat (Wisner et.al., 2003). Dari sisi pemerintah pada tahun 2006
Pangandaran sendiri masih mengikut ke Kabupaten Ciamis hingga akhirnya
memisahkan diri pada Tahun 2012. Pada saat itu memang daerah Pangandaran
cukup jauh dari Ibukotanya, yaitu Ciamis karena hal ini membuat statement antara
pemerintah dan juga masyarakat pada terjadinya bencana gempa dan tsunami
memiliki perbedaan pendapat. Dari sisi sosial, masyarakat Pangandaran
cenderung homogen karena memaksimalkan potensi alamnya, yaitu menjadi
nelayan sedangkan sisi alam nya Pangandaran ini berada di selatan Pulau Jawa
sehingga berbatasan langsung dengan samudera hindia sehingga dapat memicu
adanya aktivitas patahan dalam lempeng Indo-Australia.
3. Dynamic Pressures
Dynamic Pressure atau tekanan dinamis adalah proses dan aktivitas yang
mengimplementasikan dampak dari akar masalah berdasarkan waktu (temporal)
dan tempat (spasial) ke dalam kondisi yang tidak aman (Wisner et.al., 2003).
Dalam hal ini pertumbuhan penduduk yang tinggi dan juga urbanisasi yang cepat
dikarenakan Pangandaran sendiri merupakan daerah kawasan wisata serta dengan
berdirinya menjadi Kabupaten pada Tahun 2012 menyebabkan penduduk
meningkat sedangkan mata pencaharian yang terbatas dan juga institusi lokal hal
ini disebabkan pada saat berdirinya Kabupaten Pangandaran Tahun 2012
menjadikan nelayan sebagai prioritas pekerjaan masyarakat sekitar sehingga peran
dari pemerintah lokal belum dapat memaksimalkan potensi lainnya seperti
pekerjaan di bidang pertanian dan peternakan seperti dilakukan pada saat masih
bergabung dengan Kabupaten Ciamis.
4. Unsafe Condition
Kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition) yang berkaitan dengan
kerentanan bencana di daerah pangandaran dilihat melalui 4 (empat) aspek
meliputi lingkungan fisik yang rentan, kondisi ekonomi lokal, masyarakat yang
rentan, serta aksi publik. Lingkungan fisik yang rentan pada daerah pangandaran
pada waktu itu dilihat pada bangunan yang berdiri di wilayah yang dekat dengan
aktivitas tektonik yaitu pada Lempeng Sunda. Lempeng sunda menjadi lempeng
dengan aktivitas tektonik yang cukup tinggi karena merupakan bagian dari
Lempeng Eurasia dan terkonsentrasi sebagian besar di di wilayah selatan (Alfaris
et. al. 2020). Sebagai contoh pada salah satu wilayah terdampak Tsunami
pangandaran yaitu pada kecamatan Parigi khususnya pada pesisir pantai Batuhiu,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nissa et al., (2019) Hampir semua
bangunan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi.
Selanjutnya Kondisi Ekonomi Lokal mengacu pada mata pencaharian
yang cukup berisiko adalah pelaku ekonomi kreatif khususnya pada sektor wisata
bahari. Kerentanan ini mengacu pada kondisi Pantai Pangandaran sebagai daerah
dengan sektor pariwisata yang paling produktif namun menjadi wilayah paling
terdampak oleh tsunami pada tahun 2006.
Kemudian apabila dilihat dari aspek Aksi Publik yang dimiliki pada waktu
itu masih sangatlah lemah. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih kurangnya
sistem peringatan dini yang berdampak pada kesadaran evakuasi pada wilayah
terdampak. peneliti Muhari et al., (2007) menyimpulkan bahwa rata-rata 40
persen masyarakat di Cilacap, Sukaresik, Wonoharjo, dan Pangandaran tidak
merasakan adanya gempa sebelum tsunami datang, sebanyak 40 persen lainnya
merasakan gempa yang sangat lemah dan kurang dari 20 persen lainnya yang
merasakan gempa cukup kuat. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana masih
rendahnya kesadaran masyarakat akan siaga bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Allawiyah, M. (2019, July 17). 13 TAHUN TSUNAMI PANGANDARAN. Retrieved Maret 26,
2023, from siagabencana.com:
https://www.siagabencana.com/11/post/13-tahun-tsunami-pangandaran
Kompas. (2021, July 17). Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Pangandaran, 668
Tewas. Retrieved Maret 26, 2023, from kompas.com:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/085500365/hari-ini-dalam-sejarah--gempa-dan-ts
unami-pangandaran-668-tewas?page=all
Nurmasari, R., & Rosyida, A. (2017). Mengukur Ketangguhan Sosial Ekonomi Provinsi
Sumatera Selatan Dalam Menghadapi Bencana Dengan Menggunakan Prevalent Vulnerability
Index (PVI): Dengan Menggunakan Prevalent Vulnerability Index (PVI). Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana, 8(1), 1-12
Windupranata et all. (2020). IOP Conference Ser.: Earth Environment Science. Analysis of
Tsunami Hazard in the Southern Coast of West Java Province - Indonesia. 618012026